Anda di halaman 1dari 47

MODUL AJAR

TEKNIK GEOLOGI PERTAMBANGAN

Bidang Keahlian : Energi dan Pertambangan


Mata pelajaran : Dasar-Dasar Teknik Geologi Pertambangan
Fase/ kelas/ smester :E/X/1
Penyusun : Soemarno, ST
Instansi : SMKN 3 MANDAU
Alokasi waktu : 12 JP
IDENTITAS MODUL

Nama Penyusun : Soemarno, ST


Satuan Pendidikan : SMKN 3 Mandau
Tahun disusun 2022
Program Keahlian : Teknik Geologi Pertambangan
Kelas/Semester :X/1
Alokasi Waktu : 12 JP
Jumlah Pertemuan 4

A. Tujuan Pembelajaran

a. Tabel Asesmen
Tujuan Pembelajaran Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
6.1. Memahami pengertian 6.1.1. Menjelaskan pengertian geologi dan
dan ruang lingkup geologi pertambangan.
pertambangan 6.1.2. Memahami Sejarah terbentuknya
bumibeserta komposisi bagian-bagian
penyusun bumi,
6.1.3. menjelaskan teori pembentukan mineral
dan batuan dan mampu
mendeskripsikan batuan dan mineral

Elemen Profil Pelajar Pancasila 1. Bernalar Kritis


2. Kreatif dan Inovatif
3. Mandiri
B. Assesmen

ASESMEN KETERANGAN
Kompetensi yang dikuasai pada TP sebelumnya (berdasarkan data
sumatif) pada TP yang sesuai.

Asesmen Kompetensi Tindak lanjut:


Prasyarat Apabila >70% peserta didik memenuhi kualifikasi dilanjutkan
pembelajaran, apabila 70% tidak memenuhi kualifikasi maka dilakukan
pembelajaran pendahuluan

- Peserta didik mempunyai pengetahuan awal dasar tentang prospek


pekerjaan geologi dan pertambangan.
- Peserta didik mempunyai pengetahuan awal dasar tentang proses
terbentuknya bumi dan penyusunnya/ komposisi bumi.
Asesmen awal Dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara tes lisan
(Kompetensi awal) kepada peserta didik terkait materi tentang ruang lingkup geologi
pertambangan

Tindak lanjut:
Hasil asesmen dipergunakan untuk membagi kelompok menjadi
bimbingan, pendampingan dan mahir. Kelompok bimbingan diberikan
pembelajaran oleh guru, kelompok pendampingan diberikan
pembelajaran dengan tutor teman sebaya dan didampingi guru dan
kelompok mahir penugasan mandiri dan penugasan.
Asesmen Proses Dilakukan dengan observasi, tanya jawab atau tes lisan pada saat
peserta didik mengerjakan tugas.

Tindak lanjut:
Dilakukan dengan cara pendampingan oleh guru dan/tutor teman sebaya
bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria materi pengertian dan
ruang lingkup geologi pertambangan.
Asesmen akhir Dilakukan dengan memberikan penugasan dengan kriteria dan rubrik
yang sudah ditentukan.

Tindak lanjut :
Pembelajaran dilanjutkan apabila sebagian besar peserta didik telah
menguasai > 75% indikator asesmen. Bagi peserta didik yang belum
menguasai diberikan penugasan sesuai materi yang belum dikuasai.
Apabila sebagian besar peserta didik belum mencapai > 75% indikator
asesmen, maka dilakukan pembelajaran ulang dengan perbaikan
strategi. Peserta didik yang telah menguasai indikator asesmen dapat
dijadikan tutor teman sebaya.
C. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Langkah Kegiatan Pembelajaran 1 Alokasi


Waktu

Pendahuluan 1. Salah satu peserta didik diminta untuk memimpin doa. 15


2. Peserta didik mengecek kondisi atribut masing Menit
masing, seperti ID Card, Tali pinggang, Bareth,
dsb
3. Pengkondisian kelas mengecek kehadiran.
4. Memeriksa sampah disekeliling peserta didik
5. Menjelaskan tujuan Pembelajaran yang harus dicapai
oleh peserta didik baik berbentuk kemampuan proses
maupun kemampuan produk..
6. Guru memberikan Reword kepada peserta didik yang
datang tepat waktu, dapat menjawab pertanyaan
guru.
7. Guru memotivasi peserta didik dengan menggali
potensi peserta didik, tentang materi ajar kompetensi
yang ingin dicapai.
8. Pengelompokan peserta didik berdasarkan asesmen,
apabila peserta didik dalam kategori mahir,
pendampingan, dan bimbingan.
Kegiatan Langkah Kegiatan Pembelajaran 1 Alokasi
Waktu

Inti A. Guru memulai kegiatan pembelajaran dikelas memberikan 145


materi dan memutar video pembelajaran Menit
Mengamati (Observing)
 Peserta didik menjelaskan tentang proses
pekerjaan geologi pertambangan yang sudah
djelaskan
 Peserta didik mengamati video-video (link
vidoe dan narasi video, lampiran dibahan
ajar)
 Peserta didik mengamati lingkungan sekitar
prospek apa saja yang bisa dilakukan proses
penambangan atau bahan galian yang dapat
dieksplorasi.
Menanya (Questioning)
 Peserta didik menanyakan hal- hal yang
masih diragukan terkait ruang lingkup
geologi yang sudah dijelaskan,
Mencoba (Experimenting)
 Peserta didik mencoba untuk mendeskripsikan
mineral felsik dan mafik (format terlampir) dan
mendeskripsikan batuan.
Menalar (Associating)
 Guru memberikan stimulus atau ransangan
terhadap peserta didik, unutk menalar proses
kegiatan yang dilakukan.
 Peserta didik menalar secara logika masing-masing
Mengkomunikasikan (Communicating)
 peserta didik menyampaikan hasil kegiatan
didepan guru untuk hasil yang sudah d kerjakan,
dan
 Peserta didik menyampaikan hasil percobaannya
dihadapan teman lain/ presentasi didepan kelas
unutk proses kegiatan yang sudah dilakukan dalam
pendeskripsian batuan tersebut
Kegiatan Langkah Kegiatan Pembelajaran 1 Alokasi
Waktu

Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan yang sudah 30


dilakukan dengan bimbingan guru. Menit
2. Guru memberikan reword kepada peserta didik 3
orang/ lebih yang dapat memahami materi/ kegiatan
dengan baik
3. Guru memberikan materi atau kegiatan yang akan
dipelajari untuk pertemuan selanjutnya
4. Guru menutup pertemuan dengan salam.
Refleksi Guru

 Hal apa yang membuat kamu happy saat mengajar dilapangan.?


 Kesulitan apa yang kamu alami disaat menjelaskan atau mengaplikasikan alat peraga.?
 Apakah seluruh peserta didik dapat memahami proses pembelajaran hari ini.?
 Mampukan peserta didik menerapakan ilmu Profil Pelajar Pancasila didalam kehidupan
sehari-hari?

Refleksi Peserta Didik

 Hal apa yang kamu gemari dari pertemuan hari ini.?


 Kesulitan apa yang kamu alami di pertemuan ini.?
 Hal apa yang akan kamu lakukan, apabila memiliki nilai yang belum memenuhi
KKTP?
 Kepada siapa kamu ingin bertanya apabila kamu menemukan hal yang sulit disaat
kamu mengerjakan soal/ peraga yang berikan oleh guru.

D. Media Pembelajaran
A. Media Pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan ini adalah :

1. Alat dan Bahan Pendukung pembelajaran


2. Video Pembelajaran https://www.youtube.com/watch?v=DkMzQCveoc4
Proses Terbentuknya Bumi.

Bumi, adalah planet ketiga dari Matahari, dan satu-satunya tempat yang sejauh ini kita
ketahui dihuni oleh makhluk hidup. Meski Bumi hanya planet terbesar kelima di tata
surya, Namun Bumi cukup spesial karena menjadi satu-satunya dunia di tata surya kita
dengan air cair di permukaannya.
Hanya sedikit lebih besar dari Venus di dekatnya, Bumi adalah yang terbesar dari empat
planet yang paling dekat dengan Matahari, yang semuanya terbuat dari batu dan logam.
Bumi, tempat kita hidup adalah planet yang luar biasa. Begitu pun dengan proses
terbentuknya bumi, yang pastinya melewati banyak proses panjang. Proses terbentuknya
bumi dimulai sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu melalui akresi dari nebula matahari.
Pelepasan gas vulkanik diduga menciptakan atmosfer tua yang nyaris tidak beroksigen dan
beracun bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup masa kini. Proses
terbentuknya bumi memang selalu membuat orang penasaran. Bagaimana akhirnya bumi
bisa menjadi planet yang layak ditinggali manusia dan makhluk hidup lainnya merupakan
hal yang menarik untuk dibahas. Karena pada awal proses terbentuknya bumi, planet biru
ini bukanlah planet yang aman untuk makhluk hidup.

B. Referensi
1. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
2. Tirosanjaya, F. 2006. Batubara. Diambil dari http://www.ilmubatubara.
wordpress.com/2006/09/23/batubara. Tirosanjaya, F. 2006. Sumber Daya dan
Cadangan. Diambil dari https://ilmubatubara.wordpress.com/2006/09/23/sumber-
daya-dancadangan/.
3. Wentworth, C.K. 1922. A Scale of Grade and Class Terms for Clastic Sediments.
Iowa: State University of Iowa.
4. Buku Gutu Geologi dasar jilid 2, Soetoto. 2013

Lampiran 1a
Materi Ajar PERTEMUAN I

 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOLOGI

Secara etimologis, Geologi berasal dari bahasa Yunani γη- atau ge- yang berarti bumi
dan λογος atau logos yang berarti kata atau alasan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia [KBBI], geologi adalah ilmu tentang komposisi,
struktur dan sejarah bumi.
Pengertian ini kemudian dipecah dalam beberapa bidang yang belum bisa disebut sebagai
cabang, diantaranya:
1. Geologi bulan yang merupakan disiplin ilmu yang secara khusus mempelajari
komposisi, struktur dan sejarah bulan
2. Geologi kuarter yang merupakan disiplin ilmu kebumian yang mempelajari proses
geologi yang telah, sedang dan akan berlangsung selama kurun waktu kuarter [zaman
geologi terakhir keempat yang meliputi dua hingga tiga juta tahun terakhir dari
sejarah bumi] dengan objek penelitian utama ada pada bagian terluar bumI
3. Geologi lingkungan adalah bidang geologi terapan yang fokus pada upaya
pemanfaatan sumber daya yang ada di alam termasuk didalamnya energi untuk
memenuhi segala kebutuhan manusia kini dan nanti
4. Geologi minyak adalah bidang ilmu geologi yang dalam praktiknya melibatkan ilmu
ekonomi dengan fokus utama untuk mempelajari segala hal tentang minyak dan gas
bumi entah itu asalnya, kapan kejadian pembentukannya, dan aspek-aspek lain
5. Geologi planet yang adalah cabang geologi yang khusus mempelajari komposisi,
struktur dan sejarah terbentuknya benda-benda ruang angkasa dalam sistem tata
surya
6. Geologi rekayasa yang adalah ilmu geologi terapan yang dipakai dalam praktik
rekayasa untuk tujuan menjamin agar faktor-faktor geologi yang mempengaruhi
lokasi, desain, konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa dapat dikenali
dan diperhitungkan dengan matang. Bidang ini terkadang disebut juga dengan
geologi teknik
7. Geologi sejarah yang merupakan ilmu geologi terapan yang digunakan untuk
merekonstruksi dan memahami sejarah bumi, berfokus pada proses geologi yang
mengubah permukaan bumi dan bawah permukaan bumi yang menjelaskan urutan
perubahan tersebut dan pada proses evolusi tumbuhan dan binatang selama periode
waktu yang berbeda dalam skala waktu geologi
8. Geologi struktur yang merupakan bidang geologi yang mempelajari tentang bentuk
[arsitektur] batuan sebagai hasil dari proses deformasi

Istilah geologi sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Jean-André Deluc pada 1778
sebelum akhirnya jadi sistilah standar untuk ilmu bumi yang diperkenalkan oleh Horace-
Benedict De Saussure tahun berikutnya.
Dalam arti luas, Geologi merupakan studi tentang bumi termasuk didalamnya studi tentang
interior atau permukaan luar bumi dan bebatuan atau material lain.
Selain mempelajari, Geologi juga berupaya memahami proses dan kronologis
pembentukan bumi dan material-materialnya.
Singkatnya, Geologi adalah suatu ilmu yang membutuhkan penalaran deduktif dan
metode ilmiah untuk memahami masalah-masalah geologis.
Geologi dapat disebut juga sebagai suatu ilmu yang terintegrasi dengan beberapa induk
ilmu pengetahuan lain. Seperti fisika, kimia, biologi, matematika, astronomi dan lain
sebagainya. Namun tidak seperti ilmu umumnya, Geologi punya pertimbangan
berdasarkan dimensi ekstra yang merupakan perhitungan di masa lampau sejak bumi
terbentuk.
Dengan kata lain, para ahli geologi akan mencari dan mempelajari bukti atas sesuatu
termasuk sejarah pembentukannya sebelum akhirnya mengamati proses selama puluhan,
ribuan, jutaan atau bahkan miliaran tahun silam.
Proses pengamatan ini memang cenderung lambat. Karena perkembangan materialnya
yang mungkin hanya meningkat satu milimeter per tahun. Namun karena jumlah waktu
yang tersedia sifatnya tak terbatas maka ia bisa menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat,
dipegang dan diamati. Geologi juga berusaha mempelajari objek dalam skala besar seperti
gunung-gunung, danau, ngarai dan juga udara.
Sebagai contoh, jika yang diamati dan diteliti adalah gunung maka akan dipelajari proses
pembentukkannya. Misalnya, gunung yang diamati itu adalah gunung Krakatau maka
proses penelitian melibatkan berbagai aspek dan ilmu lain.
Atau mungkin gunung-gunung lain di luar Indonesia seperti Gunung Rocky di Kanada.
Sehingga ahli geolog bisa menyimpulkan mengapa gunung tersebut bisa berbentuk gunung
sampai akhirnya disebut gunung. Sebagai informasi, batuan yang terdapat dari
pengunungan Rocky terbentuk dari air laut selama lebih dari 500 juta tahun. Beberapa
ratus juta tahun kemudian, lapisan-lapisan yang membentuk gunung tersebut akan
terdorong ke arah timur beberapa ratus kilometer akibat konvergensi lempeng tektonik.
Dengan kata lain, Gunung Rocky di Kanada akan terus tumbuh dan bertambah tinggi
seiring waktu berjalan.

Gambar 1. Gunung Rock di kanada


(Sumber Buku geologi jilid II, Ir. Soetoto. S.U. 2012)

Disisi lain, dua juta tahun berikutnya, daerah di sekitar Pegunungan Rocky akan
mengalami degradasi dan erosi akibat gletser yang ada diatasnya. Semua ini hanyalah
contoh bagaimana proses geologi berlangsung. Dari sini dapat disimpulkan kalau para ahli
geologi atau geolog punya tugas untuk mempelajari, menganalisa lalu mengambil
kesimpulan.

Ruang lingkup geologi


Dalam konteks mempelajari, maka ada ruang lingkup pembelajaran Geologi. Ruang
lingkup ini dapat dipahami sebagai objek studi geologi.
Mulai itu bebatuan, air, udara dan lain sebagainya. Alasannya karena semua unsur itu
saling berinteraksi satu dengan yang lain dan saling berpengaruh.
Secara umum, ada empat objek studi atau ruang lingkup geologi, diantaranya:

1. Hidrosfer
Sebagian besar permukaan bumi tertutup dengan air atau sekira 71% dengan rata-rata
kedalaman mencapai 3,8 km. 97% air yang ada di bumi berada di permukaan tanah dan
selalu bergerak dinamis menuju ke kumpulan air yang lebih besar. Artinya, sebagian besar
air yang mengalir atau keluar akan menuju ke batang sungai sebelum akhirnya mencapai
laut. Dalam KBBI, hidrosfer adalah bagian permukaan bumi yang tertutup air. Konteks
ilmunya mempelajari uap air di atmosfer. Dalam hal ruang lingkup Geologi maka hidrosfer
dapat diartikan sebagai massa air yang selalu bergerak dinamis guna membentuk siklus.

Gambar 2. Siklus Hodrosfer


(Sumber Buku geologi jilid II, Ir. Soetoto. S.U. 2012)

Siklus inilah yang disebut dengan hidrologi. Siklus hidrologi ini terdiri dari dua bagian,
seperti:
 Evaporasi air yang merupakan proses yang terjadi apabila jumlah molekul yang keluar dari
permukaan lebih besar daripada jumlah yang kembali ke permukaan atau proses perubahan
molekul zat cair menjadi gas atau uap [penguapan]
 Presipitasi air yang merupakan proses pengedapan baik dari dalam larutan maupun dari
udara permukaan bumi atau suatu kandungan kelembapan udara yang berbentuk cairan
atau bahan padat seperti hujan, embun dan salju
Ruang lingkup ini juga mempelajari hal-hal lain yang berkaitan dengan air entah itu air
tawar yang ada di sungai, danau, gletser atau air yang ada didalam tanah.
2. Atmosfer
Atmosfer adalah Lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km dan
terdiri dari campuran berbagai gas seperti nitrogen, oksigen, argon dan gas lain dalam
jumlah kecil atau suatu tekanan yang besarnya sama dengan tekanan udara pada
permukaan laut [sekira 1,033 kg setiap cm²]. Ketebalan atmosfer hanya 5,6 km diatas
permukaan bumi yang berbeda jauh dengan tingkat ketebalan kerak bumi yang mencapai
6.400 km.
Gambar 3. Atmosfer
(Sumber Buku geologi jilid II, Ir. Soetoto. S.U. 2012)

Meski cukup sederhana, fungsi atmosfer sangat penting bagi bumi, terutama mahluk hidup
yang tinggal didalamnya. Dengan atmosfer, orang-orang bisa bernafas, tidak terpapar
radiasi yang berlebihan dari matahari dan lain sebagainya. Karena alasan inilah maka
Geologi juga berusaha mempelajari atmosfer dan hal-hal lain yang berkaitan dengannya
entah itu cuaca, iklim, oksigen, energi dan lain sebagainya.

3. Geosfer
Geosfer adalah bagian terpadat bumi yang sebagian besar kandungannya merupakan
bebatuan dan regolit. Regolit sendiri adalah bahan tanah lepas yang terdapat di atas batuan
padat yang mendasarinya atau yang disebut lapukan batuan. Secara awam, geosfer
dipahami sebagai lapisan kerak bumi dan membentang sejauh 6.400 km dari permukaan.
Ruang lingkup inilah yang paling banyak dan paling besar dipelajari oleh geolog
dibanding hirosfer atau atmosfer.
Penelitian tentang biosfer lebih fokus pada aspek-aspek yang tampak dipermukaan serta
bisa di akses ilmuwan.
Kenampakan itu secara tidak langsung memperlihatkan kondisi permukaan bumi yang
sifatnya dinamis dan terus berubah. Dengan kata lain, ruang lingkup geologi dari sisi
geosfer adalah untuk mempelajari permukaan bumi sekaligus untuk mengetahui proses
geologi yang sedang terjadi.
4. Biosfer
Ruang lingkup geologi yang terakhir adalah biosfer. Berbicara tentang biosfer sebenarnya
berbicara tentang tiga poin yang sudah saya jelaskan diatas. Biosfer adalah bagian
atmosfer yang paling bawah di dekat permukaan bumi dan menjadi tempat tinggal manusia
atau lingkungan yang berupa segala sesuatu yang hidup entah itu manusia, hewan dan
tumbuhan.

Cabang-cabang Geologi
Seperti yang disebut dibagian atas, ada banyak sekali varietas geologi. Hal ini disebabkan
karena ada begitu banyak hal yang perlu diketahui oleh manusia tentang tempat tinggalnya
yakni bumi.
Sehingga, kebanyakan ahli geologi harus fokus pada satu bidang saja. Spesialisasi ini
kemudian dikenal sebagai cabang geologi. Sebagai contoh, seorang ahli mineral akan
mempelajari tenang mineral sementara seismolog akan memonitor gempa bumi untuk
memberi tahu kepada orang lain guna menyelamatkan diri sekaligus melindungi harta
bendanya. Misalnya juga, seorang vulkanologis harus berani mendekat ke lava untuk
mempelajari gunung berapi. Sementara, ahli geologi lain akan berusaha membandingkan
geologi planet lain dengan bumi. Profesi ini dikenal sebagai geologi planet. Beberapa ahli
geologi juga mempelajari bulan. Yang lain berusaha mencari minyak bumi atau
mempelajari tanah dan botani serta umur batuan untuk menentukan berapa lama batuan
tersebut terbentuk. Ahli geologi juga akan mempelajari sungai dan danau, air bawah tanah
yang ditemukan diantara partikel tanah dan batu atau bahkan air yang membeku di gletser.
Untuk mendukung kinerja tersebut, ahli geologi biasanya membutuhkan bantuan dari
seorang ahli geograf untuk mengeksplorasi fitur permukaan bumi dengan kartografer atau
untuk membuat peta. Dan dengan demikian, mereka juga bisa mempelajari lapisan-lapisan
batu dibawah permukaan yang membantu manusia memahami sejarah planet bumi. Karena
semua cabang itu saling terhubung, biasanya ahli atau spesialisasi akan bekerja sama untuk
menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan rumit tersebut. Lalu apa saja cabang-cabang
dalam ilmu geologi? Ada beberapa cabang. Berikut beberapa diantaranya:
1. Geokimia
Geokimia adalah studi tentang proses kimia yang membentuk bumi. Studi ini juga
mempelajari siklus materi dan energi yang mengangkut komponen kimia bumi dan
interaksi siklus dengan hidrosfer dan atmosfer. Ilmu ini termasuk dalam subbidang kimia
anorganik, yang berkaitan dengan sifat-sifat semua elemen dalam tabel periodik dan
senyawanya.
Kimia anorganik pada dasarnya berusaha menyelidiki karakteristik zat yang tidak organik
seperti benda mati dan mineral yang ditemukan pada kerak bumi.
2. Ilmu Samudera
Ilmu samudera atau yang lazim disebut oseanografi adalah studi tentang komposisi dan
gerakan air serta gaya yang menciptakan gerakan tersebut. Proses-proses oseanografi
utama yang mempengaruhi perairan landas kontinen termasuk gelombang pasang surut,
angin serta arus laut lainnya. Memahami oseanografi, perairan rak dan pengaruhnya
terhadap dinamika dasar laut, punya beberapa kontribusi pada bidang geologi seperti:
 Pemahaman infrastruktur produksi minyak lepas pantai
 Pemetaan dan karakterisasi dasar laut untuk pengelolaan lingkungan
 Penelitian surrogacy biodiversitas laut
 Penelitian tentang potensi energi terbarukan
 Dan lain sebagainya
3. Paleontologi
Ahli paleontologi lebih tertarik untuk mempelajari fosil dan bagaimana organisme purba
itu hidup. Paleontologi adalah sebuah studi dalam geologi yang fokus pada fosil, yang
secara tidak langsung berusaha mempelajari sejarah planet bumi.
Dalam lingkungan laut, mikrofosil yang terkumpul di dalam lapisan inti sedimen juga
menjadi sumber informasi yang kaya tentang sejarah dan lingkungan suatu wilayah di
masa lampau.
4. Sedimentologi
Sedimentologi adalah studi tentang butiran sedimen laut dan deposit lainnya namun fokus
pada sifat fisik dan proses yang membentuk deposit.
Endapan adalah proses geologis dimana bahan geologis ditambahkan ke bentuk lahan.
Sifat-sifat ini termasuk:
 Ukuran dan bentuk butiran sedimen
 Tingkat pemilahan
 Komposisi butir dalam deposit
 Struktur sedimen
Properti ini secara bersamaan akan memberikan informasi tentang mekanisme yang aktif
selama pengangkutan dan pengendapan sedimen yang memungkinkan penafsiran kondisi
lingkungan sehingga menghasilkan endapan baik dalam pengaturan modern atau dalam
catatan geologis.

Cabang tambahan ilmu geologi


Selain cabang-cabang diatas, ada beberapa cabang tambahan dalam dunia geologi.
Cabang-cabang ini termasuk dalam ilmu terapan geologi, seperti:
a. Ekologi bentik
Ekologi bentik adalah studi geologi yang fokus mempelajari makhluk hidup di dasar laut
dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
b. Biostratigrafi
Biostratigrafi adalah ilmu yang khusus mempelajari fosil untuk menentukan usia relatif
tempat fosil ditemukan.
Disini ahli stratigrafi akan menghubungkan suksesi batuan sedimen didalam atau diantara
cekungan pengendapan dimana fosil ditemukan.
c. Geokronologi
Geokronologi adalah dispilin ilmu geosains yang berusaha mengukur usia bumi sekaligus
menyiapkan data geosains untuk digunakan dalam penjelasan sejarah bumi.
d. Geofisika
Ahli geofisika akan menyiapkan informasi yang berkaitan dengan teknik geologi mulai
dari elektromagnetik udara, gravitasi, magnet, magnetotulerik, radiometrik, sifat batuan
dan gelombang seismik.
e. Geokimia laut
Geokimia laut adalah ilmu yang secara khusus mempelajari komposisi air dan sedimen
yang terdapat di pesisir laut.
f. Geofisika kelautan
Geofisika kelautan adalah disiplin ilmu dengan pendekatan kuantitatif untuk mempelajari
sifat fisik laut untuk digunakan sebagai bagian dari penelitian geologi dasar laut.
g. Survey kelautan
Lingkungan survei bervariasi dari studi oseanografi di kolom air hingga investigasi proses
sedimen dan geokimia dasar laut termasuk didalamnya pencitraan batuan sub-dasar laut
sangat dibutuhkan.
Survei kelautan dilakukan diseluruh yuridiksi laut, termasuk di muara pantai dan teluk,
melintasi landas kontinen dan lereng hingga dataran abyssal yang dalam.
h. Geologi Spektral
Geologi spektral adalah bidang geologi yang fokus untuk mengukur atau menganalisis
bagian-bagian dari spektrum elektromagnetik.
Tujuannya untuk mengidentifikasi fitur yang berbeda secara spektral baik dari segi fisik
batuan atau bahan permukaan tanah, mineralogi dan proses pembentukannya.
Lampiran 1b
Materi Ajar Pertemuan II

Gambar 1. Bagian-bagian Bumi


(Sumber Buku geologi jilid II, Ir. Soetoto. S.U. 2012)

1. Crust (Kerak Bumi)


Crust merupakan bagian terluar dari lapisan Bumi yang lebih tipis dibandingkan dengan
lapisan lainnya. Pada lapisan ini, terdapat unsur-unsur kimia seperti oksigen, silikon,
aluminium, besi, kalsium, natrium, kalium, dan magnesium. Lapisan Bumi paling luar ini
juga terdiri dari dua jenis, yaitu lapisan kerak benua di daratan dan samudra di dasar laut.
Ketebalan pada kerak benua adalah 30 hingga 70 km, sementara kerak samudra memiliki
ketebalan 6 sampai 11 km.
Pada bagian terluar Bumi, terjadi juga sebuah proses endogen yang membuat permukaan
Bumi tidak rata akibat energi di dalamnya. Proses ini yang menyebabkan terbentuknya
pegunungan dan bukit-bukit. Proses ini juga terdiri dari tiga macam, yaitu tektonisme yang
terjadi akibat pergerakan lapisan Bumi yang dapat menyebabkan retak, vulkanisme yang
disebabkan oleh keluarnya magma dari perut ke permukaan, dan seisme pergerakan
lempeng tektonik yang membuat permukaan bergetar atau gempa.
2. Mantle (Mantel Bumi)
Lapisan Bumi kedua adalah mantel yang merupakan lapisan paling tebal dengan ketebalan
mencapai 2.900 km. lapisan ini juga disebut lapisan astenosfer karena fungsinya yaitu
untuk melindungi inti Bumi. Pada lapisan ini, terdapat dua jenis mantel, yaitu mantel luar
dan mantel dalam. Mantel luar memiliki ketebalan 10 sampai 300 km di bawah permukaan
Bumi dengan suhu 1.400 hingga 3.000 derajat Kelvin yang membuat logam-logam di
dalamnya sudah mengeras. Pada bagian mantel dalam, ketebalannya 300 sampai 2890 km
di bawah permukaan Bumi dengan suhu yang dapat mencapai 3.000 derajat Kelvin. Pada
lapisan Bumi ini, sudah mulai berisikan logam cair.
3. Outer Core (Inti Luar)
Lapisan Bumi ini merupakan lapisan cair dengan ketebalan sekitar 2266 km yang terdiri
dari besi dan nikel di atas inti dalam dan di bawah mantel. Suhu inti luar berkisar dari
4.300 derajat Kelvin di bagian luar hingga 5.000 derajat Kelvin di dekat inti dalam. Dari
suhunya yang tinggi, sudah dapat dipastikan bahwa lapisan ini berupa fluida dengan
tingkat viskositas yang rendah. Arus Eddy yang terdapat pada inti luar juga telah
mempengaruhi medan magnet Bumi.
4. Inner Core / Inti Dalam
Sesuai dengan namanya, inti dalam merupakan lapisan Bumi paling dalam yang berbentuk
bola padat berjari-jari sekitar 1.220 km. Lapisan ini merupakan lapisan terpanas dari Bumi
dengan kedalaman 5.150 sampai 6.370 km dengan suhu 5.500 derajat Kelvin. Lapisan ini
dipercaya tersusun atas besi dan nikel, disertai juga belerang, karbon, oksigen, silikon, dan
kalium dalam persentase kecil.

 TEORI PEMBENTUKAN BUMI

Beberapa ahli menjabarkan tentang proses pembentukan bumi pertama kali dengan
pendapat atau teorinya masing-masing. Lantas, apa saja teori tersebut dan pengertiannya?

1. Teori Big Bang (Ledakan Besar)


Pada 1956, Fred Hoyle menerangkan bahwa seluruh benda yang kini ada di tata
surya terbentuk dari peristiwa tabrakan dua bintang kembar yang akhirnya
meledak. Teori ini juga sering disebut “teori bintang kembar”. Ledakan tersebut
menyebabkan seluruh unsur bintang pecah menjadi debu-debu angkasa. Satu unsur
terkuat saat itu adalah matahari dengan gaya gravitasinya. Debu yang berserakan
mulai bersatu menjadi planet dan asteroid. Salah satu planet yang terbentuk adalah
bumi.
2. Teori Pasang Surut
Hipotesa ini diungkapkan dua orang astronom, yakni James Hoowod dan Harold
Jeffreys. Matahari disebutkan sebagai satu-satunya unsur yang ada dalam tata
surya. Seluruh planet yang kini ada, salah satunya bumi, tercipta karena adanya
serpihan matahari yang lepas. Gravitasi bintang lain dan matahari (juga bintang)
saling tarik menarik hingga menghempaskan serpihan. Bentuk awalnya menyerupai
susunan cerutu panjang yang secara konsisten mengelilingi matahari hingga
akhirnya mendingin dan menjadi planet.
3. Teori Planetisial
Pendapat ini dikemukakan oleh Forest Ray Moulton dan Thomas Crowder
Chamberlin. Mereka menyatakan tata surya ada karena benda padat berukuran
kecil (planetisial) yang secara konsisten mengelilingi inti bersuhu tinggu. Planet
kecil tersebut akhirnya ada yang menyatu dan menjadi planet-planet yang
ukurannya lebih besar, salah satunya bumi. Sedangkan, inti dengan suhu tinggi tadi
menjadi matahari.
4. Teori Awan Debu
Alam semesta dahulu terdiri dari kumpulan awan besar yang unsurnya terbentuk
dari debu dan gas. Carl Friedrich von Weizsacker dan Gerard Peter Kuiper sebagai
pelopor teori ini mengungkapkan, ada ketidakteraturan gaya tarik menarik di awan
tersebut. Gaya tersebut lama-kelamaan kosisten bergerak cepat dan teratur hingga
membentuk matahari sebagai inti piringan. Di bagian luar inti, terdapat beberapa
planet yang juga terbentuk dari proses pergerakan awan besar.
5. Teori Nebula
Filsuf Jerman, Imanuel Kant, mengungkapkan proses pembentukan tata surya
diawali dari nebula (gas bersuhu tinggi dan berputar secara lambat). Pergerakan
tersebut menyebabkan munculnya inti energy yang disebut sebagai inti massa di
tempat berbeda. Inti paling besar terdapat di tengah tata surya menjadi matahari
dan inti-inti kecil di sekitarnya mulai membentuk jadi planet. Bumi adalah salah
satu yang tercipta dari inti kecil tersebut dengan komposisi sesuai. Sedangkan,
matahari bersuhu paling tinggi dibanding inti lainnya.

 TEORI PEMBENTUKAN BATUAN


Apa itu batuan? Dalam Ilmu Geologi, pengertian batuan adalah semua bahan
penyusun kerak bumi dan merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang telah
mengkristal.
Bahan lepas lain yang terbentuk dari hasil pelapukan kimia maupun pelapukan
mekanis, serta proses erosi batuan, juga tidak termasuk kategori batuan.
Berdasarkan asal-usulnya, batuan terpilah dalam 3 jenis, yakni batuan beku; batuan
sedimen; dan batuan metamorf. Batuan beku merupakan kumpulan mineral silikat
hasil dari pendinginan magma. Adapun batuan sedimen adalah hasil rombakan dari
bantuan beku, batuan metamorf, atau batuan sedimen yang telah ada sebelumnya.
Sementara batuan metamorf terbentuk dari batuan induk yang mengalami
perubahan tekstur dan komposisi mineral di fase padat, usai ada perubahan fisika
(tekanan, temperatur, atau keduanya). Ketiga jenis batuan itu dapat mengalami
siklus batuan (jentera batuan) sehingga berubah bentuk atau tipe. Lantas,
bagaimana siklus batuan terjadi? Proses Siklus Batuan Secara umum, siklus batuan
berawal dari magma, yakni batuan cair yang terbentuk jauh di bawah permukaan
bumi. Seiring berjalannya waktu, magma mendingin dan membeku. Ini disebut
sebagai proses kristalisasi. Proses kristalisasi magma dapat terjadi pada dua jenis
situasi: di bawah permukaan bumi, atau di atas permukaan bumi setelah letusan
gunung berapi. Dari dua situasi tersebut, proses kristalisasi bisa menghasilkan
batuan beku, demikian penjelasan buku Modul Geologi Dasar (2019), terbitan
BPSDM, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Di proses berikutnya, batuan beku yang terpapar di permukaan bumi akan
mengalami pelapukan. Dalam proses pelapukan, batuan beku secara perlahan
hancur dan terurai karena pengaruh sehari-hari dan cuaca dari atmosfer, hidrosfer,
dan biosfer. Material hasil pelapukan batuan beku yang berada di permukaan
lereng sering kali bergerak sebab pengaruh gaya gravitasi, sebelum "diangkut" oleh
"agen" erosi, seperti air mengalir, gletser, angin, atau gelombang. Kemudian,
partikel-partikel hasil pelapukan batuan beku serta zat terlarut yang disebut
sedimen, akan mengendap. Meski sebagian besar endapan itu umumnya bergerak
dengan tujuan akhir lautan, ada juga bagian yang mengendap di dataran sekitar
aliran sungai, cekungan gurun, rawa, bukit pasir, dan lain sebagainya. Sedimen
yang menumpuk di berbagai lokasi pengendapan itu lantas mengalami proses
lithifikasi, yakni konversi menjadi batuan. Endapan biasanya berubah menjadi
batuan sedimen jika dipadatkan oleh beban berat lapisan atasnya atau ketika
direkatkan air tanah yang meresap mengisi pori-pori dengan bahan mineral. Pada
tahap siklus berikutnya, jika batuan sedimen terkubur jauh di bawah permukaan
Bumi, serta terlibat dalam proses pembentukan pegunungan, atau diterobos oleh
massa magma, sehingga terkena tekanan atau panas yang tinggi, akan terjadi
perubahan lagi. Batuan sedimen akan bereaksi pada lingkungan baru dan berubah
menjadi jenis ketiga, yakni batuan metamorf. Nah, jika batuan metamorf terpapar
tekanan atau suhu panas yang lebih tinggi lagi, bebatuan itu akan meleleh, dan
kembali menjadi magma. Berikutnya, siklus akan kembali terjadi dari awal jika
magma mengkristal menjadi batuan beku.
Pada batuan beku, sedimen maupun metamorf, ada halnya dengan istilah
siklus batuan. Pada sikuls batuan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. siklus batuan


(Sumber Buku geologi jilid II, Ir. Soetoto. S.U. 2012)

A. BATUAN BEKU
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") yaitu
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa bagian kristalisasi, baik di bawah permukaan sbg
batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sbg batuan ekstrusif
(vulkanik). Magma ini mampu berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
yang sudah hadir, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, bagian
pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut:
kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Semakin
dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian mulia
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para berbakat seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun
(1947), Takeda (1970), magma dirumuskan sbg cairan silikat kental yang pijar
terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi selang 1.500–2.5000C dan
bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah.
Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile
(air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang adalah penyebab
mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang adalah pembentuk mineral
yang lazim dijumpai dalam batuan beku. Pada masa magma merasakan
penurunan suhu akhir suatu peristiwa perjalanan ke permukaan bumi, maka
mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa
penghabluran. Berlandaskan penghabluran mineral-mineral silikat (magma),
oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction
Series. Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui
karakteristik batuan beku yang mencakup sifat fisik dan komposisi mineral
batuan beku.

Gambar 3. Batuan beku


(Sumber Buku geologi jilid II, Ir. Soetoto. S.U. 2012)

B. BATUAN SEDIMEN

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada kondisi
temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang lebih
dahulu terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya
diangkut oleh air, udara, atau es, yang selanjutnya diendapkan dan
berakumulasi di dalam cekungan pengendapan, membentuk sedimen. Material-
material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras, mengalami litifikasi,
dan terbentuklah batuan sedimen. Batuan sedimen meliputi 75% dari
permukaan bumi. Diperkirakan batuan sedimen mencakup 8% dari total
volume kerak bumi. Studi tentang urutan strata batuan sedimen adalah sumber
utama untuk pengetahuan ilmiah tentang sejarah bumi, termasuk Paleogeografi,
paleoklimatologi dan sejarah kehidupan. Disiplin ilmu yang mempelajari sifat-
sifat dan asal batuan sedimen disebut sedimentologi. Sedimentologi adalah
bagian dari baik geologi maupun geografi fisik dan tumpang tindih sebagian
dengan disiplin lain dalam ilmu bumi, seperti pedologi, geomorfologi,
geokimia dan geologi struktur.

Batuan sedimen terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Materi hasil
erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan
ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti
terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltation), terbawa
dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (solution).

Gambar 4. Batuan sedimen


(Sumber Buku geologi jilid II, Ir. Soetoto. S.U. 2012)

C. BATUAN METAMORF
Proses metamorf atau metamorfosis adalah proses yang mengubah mineral suatu
batuan pada fase padat yang dipengaruhi kondisi fisik dan kimia di dalam kerak
bumi. Kondisi fisik dan kimia tersebut berbeda dengan kondisi sebelumnya.
Proses-proses tersebut tentu saja tidak termasuk proses pelapukan dan
perubahan batuan sedimen.
Proses pembentukan batuan ini berasal dari batuan yang sudah ada
sebelumnya, yaitu protolith. Protolith atau batuan asal akan terkena panas lebih dari
150 derajat celcius. Sehingga menghasilkan jenis batuan metamorf yang beragam.
Selain itu, proses metamorf dapat berlangsung hingga jutaan tahun. Semakin lama
prosesnya, maka semakin sempurna tingkat metamorfosisnya. Selain faktor waktu,
suhu dan tekanan sangat menentukan sempurnanya metamorfosis.

Gambar 5. Batuan metamorf


(Sumber Buku geologi jilid II, Ir. Soetoto. S.U. 2012)

Suatu batuan tidak lepas dari yang namnya mineral. Karenana batuan tersusun dari
beberapa mineral, pengertian mineral dapat dilihat pada materidibawah ini.

Mineralogi atau ilmu pengetahuan pelican merupakan ilmu bumi yang berfokus
pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini
juga mencakup proses awal pembentukan dan juga perubahan mineral. Pada
awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem klasifikasi mineral
pembentuk batuan. International Mineralogical Association merupakan suatu
organisasi yang beranggotakan organisasi-organisasi yang mewakili para ahli
mineralogi dari masing-masing negara. Aktivitasnya mencakup mengelolaan
penamaan mineral (melalui Komisi Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral
yang telah diketahui, dsb. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies
mineral yang diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan “umum”,
50 lainnya “kadang-kadang”, dan sisanya “jarang” sampai “sangat jarang”
Belakangan ini, dangan disebabkan oleh perkembangan teknik eksperimental
(seperti defraksi neutron) dan kemampuan komputasi yang ada, telah memungkinkan
simulasi prilaku kristal berskala atom dengan sangat akurat, ilmu ini telah
berkembang luas hingga mencakup permasalahan yang lebih umum dalam
bidang kimia anorganik dan fisika padat. Meskipun demikan, bidang ini tetap
berfokus pada struktur kristal yang umumnya dijumpai pada mineral pembentuk
batuan (seperti pada perovskites, mineral lempung dan kerangka silikat). Secara
khusus, bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan struktur mineral
dan kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa akurasi perhitungan dan
perkiraan sifat elastic mineral, yang telah membuka pengetahuan yang mendalam
mengenai prilaku seismik batuan dan ketidakselarasan yang berhubungan dengan
kedalaman pada seismiogram dari mantel bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan
hubungan antara fenomena berskala atom dan sifat-sifat makro, ilmu
mineral (seperti yang umumnya diketahui saat ini) kemungkinan lebih berhubungan
dengan ilmu material daripada ilmu lainnya.

Mineral terbagi menjadi 2, yakni mineral felsic dan mineral mafic.

1. Mineral felsic Dalam geologi, felsik mengacu batuan beku yang relatif kaya akan
unsur yang membentuk feldspar dan kuarsa.[1]Hal ini kontras dengan batuan mafik,
yang relatif lebih kaya akan magnesium dan besi (ferik). Felsik mengacu pada
batuan yang kaya akan mineral silikat, magma, dan batuan lainnya yang diperkaya
dengan unsur-unsur yang lebih terang seperti silikon, oksigen, aluminium, Natrium,
dan kalium. Batuan - batuan tersebut biasanya berwarna terang dan memiliki berat
jenis yang kurang dari 3. Batuan felsik paling umum adalah granit. Mineral felsik
umum adalah termasuk kuarsa, muskovit, ortoklas, dan feldspar plagioklas kaya
natrium. Dalam hal kimia, mineral dan batuan felsik berada di ujung lain dari
spektrum unsur mineral dan batuan mafik.

Gambar 6. Mineral felsic (Quartz)


(Sumber Buku geologi jilid II, Ir. Soetoto. S.U. 2012)
2. Mafik adalah kata sifat yang menggambarkan batuan atau mineral silikat yang kaya
akan magnesium dan besi, dan karenanya merupakan lakuran dari "magnesium"
dan "ferik".[1] Kebanyakan mineral mafik berwarna gelap, dan mineral- mineral
mafik pembentuk batuan yang paling umum yakni olivin, piroksen, amfibol,
dan biotit. Batuan mafik yang umum adalah basal, dolerit dan gabro. Secara kimia,
batuan mafik berada di sisi lain dari spektrum batuan felsik. Istilah mafik sesuai
dengan kelas batuan basa yang lebih tua. Lava mafik, sebelum pendinginan,
memiliki viskositas rendah dibandingkan dengan lava felsik, karena kandungan
silika pada mafik magma lebih rendah. Air dan volatil lainnya dapat lebih mudah
dan secara bertahap melepaskan diri dari lava mafik, sehingga
letusan gunungapi yang terbuat dari lava mafik kurang eksplosif dibandingkan
dengan letusan lava felsik. Kebanyakan gunungapi lava mafik merupakan gunung
berapi perisai, seperti di Hawaii.

Gambar 7. Mineral Mafic (Biotit)


(Sumber Buku geologi jilid II, Ir. Soetoto. S.U. 2012)
Lampiran 1c

Materi Ajar Pertemuan III

 JENIS-JENIS BATUAN
Jenis batuan alam di Indonesia sangat beragam. Sejak duduk di bangku sekolah dasar,
kemungkinan besar masyarakat sudah diajarkan mengenai jenis batuan yang bisa
ditemukan di alam. Batu sendiri merupakan benda alam yang tersusun atas kumpulan
mineral penyusun kerak bumi yang menyatu secara padat maupun yang berserakan.
Pembentukan batu merupakan hasil proses alam. Di dalam batu dapat terkandung satu atau
beberapa jenis mineral. Batu dapat terbentuk melalui proses kristalisasi magma,
sedimentasi, maupun metamorfisme. Dari proses pembentukan tersebut, jenis batuan
dibedakan menjadi batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Lebih lanjut
membahas jenis batuan akan dipaparkan dalam artikel kali ini.
Mengenal Aneka Jenis Batuan
1. Jenis Batuan Beku
1. Batuan Beku Plutonik
2. Batuan Beku Gang
3. Batuan Beku Vulkanis
2. Jenis Batuan Sedimen
1. Batuan Sedimen dari Medium Pengendapannya
2. Batuan Sedimen dari Tempat Pengendapannya
3. Batuan Sedimen dari Cara Pengendapannya
3. Jenis Batuan Metamorf
1. Batuan Metamorf Dinamo
2. Batuan Metamorf Kontak
3. Batuan Metamorf Pneumatalitis
Gambar 1. Macam dan jenis Batuan
Sumber: https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com

Mengutip Modul Geologi dan Geoteknik milik Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kerak dan selubung atas
bumi terdiri atas batuan yang bermacam-macam usia dan asal usulnya. Menurut asal-
usulnya, batuan dapat dibagi menjadi tiga kelompok atau jenis batuan utama, diantaranya:
1. Batuan beku (igneous)
2. Batuan sedimen/batuan endap, dan
3. Batuan metamorf

Dari ketiga kelompok batuan tersebut (beku, sedimen, dan metamorf), bagian terbesar dari
batuan yang terbuka di permukaan tanah adalah batuan sedimen yang mencapai 75%. Dan
dari bagian tersebut yang menonjol adalah batuan serpih (serpih empung, batu lanau, batu
lumpur dan batu lempung) yang meliputi 50% lebih dari batuan sedimen terbuka.
Informasi distribusi jenis batuan di Indonesia dapat diperoleh dari peta geologi yang
dikeluarkan oleh Direktorat Geologi. Jenis batuan, sebagian besar berada di perut bumi
dan hanya sedikit yang nampak di permukaan bumi. Batuan yang ada di perut bumi
berukuran besar dan terhubung dengan perut bumi. Sementara batuan yang ada di
permukaan bumi memiliki ukuran yang beragam dan dapat diamati secara langsung.

Ada banyak jenis batuan yang ternyata masing-masing punya karakteristik tersendiri dan
kegunaannya bagi sebuah bangunan, meski sama-sama punya sifat yang kokoh dan kuat.
Mau punya rumah dengan pondasi yang menggunakan batuan yang kokoh? Cek pilihan
rumahnya di kawasan Bintaro dengan harga di bawah Rp1 miliar di sini!
1. Jenis Batuan Beku

Gambar 2. Batuan Beku


Sumber: https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com

Jenis batuan beku diidentifikasi dan diklasifikasi berdasarkan warna, kepadatan dan
komposisi mineralnya. Batuan beku terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras,
yang sebagian besar terdiri atas silika (SiO2). Namun tergantung pada komposisi
magmanya, batuan beku dapat berbeda-beda dari sisi warnanya, kepadatan, komposisi
mineral dan teksturnya. Jenis batuan beku kemudian diidentifikasi dan diklasifikasi
berdasar ciri-ciri tersebut.
Perbedaan warna terutama disebabkan oleh adanya mineral. Batuan yang
mengandung banyak mineral warna disebut ultramafik, contohnya batuan peridotit yang
membentuk selubung bumi. Batuan biasa yang berwarna gelap disebut mafik, misalnya
batuan basalt dan gabro. Selanjutnya batuan yang berwarna muda disebut felsik, contohnya
granit.
Perbedaan tekstur terjadi karena perbedaan laju pendinginan magma. Laju
pendingan magma, tergantung pada letak magma nya yang dapat terjadi di dapur magma,
di dalam saluran magma (korok) dan dipermukaan bumi. Umumnya semakin dalam letak
magma, semakin lambat mendinginnya sehingga kristal mineralnya cukup waktu untuk
tumbuh sebelum magma mengeras, dan batuannya akan bertekstur kasar. Berikut tiga jenis
batuan yang masuk kategori batuan beku.

1. Batuan Beku Plutonik


Batuan beku plutonik adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku jauh di
dalam bumi dan hanya terdiri dari kristal saja. Proses pendinginan batuan beku dalam ini
sangat lambat sekali, maka dari itu terjadi pengkristalan yang sempurna. Kristal batuan
beku dalam ini berukuran besar dan kasar. Kelompok batuan beku plutonik meliputi batu
granit, batu gabro, batu diorit, dan batu syenit.
2. Batuan Beku Gang
Sedangkan batuan beku gang terbentuk dari magma yang membeku di dalam korok atau
gang, sehingga secara letak lebih dekat dengan permukaan bumi. Proses pendinginan
magma untuk membentuk batuan beku gang terjadi lebih cepat, dengan pengkristalan yang
tidak terlalu sempurna. Akibatnya, batuan ini ada yang memiliki kristal besar, kristal kecil,
dan bahkan tidak mengkristal. Kelmpok batuan beku gang mencakup batu batu profir
granit, batu profir gabro, batu profir syenit, dan batu granit fosfir.
3. Batuan Beku Vulkanis
Disebut juga batuan beku luar, leleran, atau ekstrusi, jenis batuan beku ini tercipta dari
magma yang keluar ke permukaan bumi (lava). Jika di luar pemukaan bumi, maka proses
pendinginan lava akan berlangsung sangat cepat dan kecil kemungkinan proses kristalisasi
terjadi. Kelompok batuan beku vulkanis contohnya batu rhyolit, batu andesit, batu trachit,
batu basalt, batu obsidian, dan batu apung.

2. Jenis Batuan Sedimen

Gambar 3. Batuan sedimen


Sumber: https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com

Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terjadi karena proses pengendapan materi hasil
erosi atau pelarutan. Dengan kata lain, batuan sedimen merupakan batuan yang berasal dari
batuan yang sudah pernah ada sebelumnya. Batuan sedimen hanya menyusun sekitar 5%
dari total volume kerak bumi dan menutupi sekitar 75% dari permukaan bumi. Selain itu,
sekitar 80% permukaan benua memang tertutup oleh batuan sedimen.
Pada umumnya, batuan sedimen memiliki warna yang terang atau cerah, putih, kuning
maupun abu-abu terang. Soal warna, hal ini sangat tergantung dari komposisi bahan yang
membentuknya. Merujuk laman Museum Gunungapi Merapi Kabupaten Sleman, berikut
jenis batuan sedimen menurut cara pembentukannya.

1. Batuan Sedimen dari Medium Pengendapannya


Menurut medium pengendapannya, batuan sedimem diklasifikasi menjadi;batuan sedimen
aeris, glasial, aquatic, dan marine. Batuan sedimen aeris ialah batuan sedimen yang
berasal dari pengendapan angin, contohnya tanah loss, tanah tuf, dan tanah pasir di gurun.
Sedangkan batuan sedimen glasial berasal dari pengendapan es/gletser, misalnya moraine.
Batuan sedimen aquatic merupakan batuan sedimen yang berasal dari pengendapan air.
Contohnya yang banyak dikenal masyarakat mencakup breksi, konglomerat, batu pasir.
Terakhir batuan sedimen marine, adalah batuan sedimen yang berasal dari pengendapan air
laut misalnya batu gamping dan batu garam.

2. Batuan Sedimen dari Tempat Pengendapannya


Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen terbagi menjadi batuan
sedimen teristis, limnis, continental, fluvial, dan glacial. Jenis batuan
sedimen teristis adalah batuan yang tempat pengendapannya ada di darat. Sementara
batuan sedimen limnis berasal dari hasil pengendapan di danau. Contohnya, tuff danau dan
tanah liat danau.
Jenis batuan sedimen continental yang diendapkan di laut, contohnya meliputi tanah loss,
tanah merah, dan tanah gurun pasir. Jika sudah di darat, danau dan laut, maka batuan
sedimen fluvial berasal dari hasil pengendapan di sungai. Kemudian batuan
sedimen glacial adalah batuan sedimen yang diendapakan di tempat yang terdapat es atau
salju.

3. Batuan Sedimen dari Cara Pengendapannya


Selain klasifikasi berdasarkan medium dan tempat pengendapannya, batuan sedimen juga
terbentuk dari cara pengendapan. Pertama ada batuan sedimen klastis, yakni batuan
sedimen yang terbentuk dari pelapukan dan erosi dai jenis batuan lain yang kemudian
molekulnya mengendap, bergabung dan mengeras menjadi satu. Contoh jenis batuan
sedimen klastis adalah breksi dan batuan pasir.
Adapula batuan sedimen kimia yang terbentuk dari proses pelapukan kimiawi yang
kemudian mengalami pemisahan molekul zat. Molkul zat yang terpisah kemudian bersatu
dengan molekul zat lainnya, dan akhirnya membentuk batuan. Kendati ada juga yang
mengatakan bahwa batuan sedimen kimia adalah larutan di dalam air dan langsung
diendapkan.
Terakhir ada jenis batuan sedimen organis yang terbentuk karena kumpulan jasad renik
yang kemudian menjadi batuan. Beberapa peneliti menyebut bahwa batuan sedimen
organis adalah larutan di dalam air yang kemudian diambil oleh organisme, dan melalui
organisme itu membentuk batuan endapan organis.

1. Jenis Batuan Metamorf

Gambar 4. batuan metamorf


Sumber: https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com

Jenis batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses metamorfisme pada
batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan asalnya dapat berupa batuan beku, sedimen
maupun metamorf. Proses metamorfosisme adalah proses yang menyebabkan perubahan
komposisi mineral, tekstur dan struktur pada batuan karena panas dan tekanan tinggi, serta
larutan kimia yang aktif.
Ketika gerakan lempeng mendorong batuan beku atau batuan sedimen jauh ke dalam bumi,
tekanan dan suhu tinggi memampatkan dan meremukkannya menjadi batuan metamorf.
Perubahan dapat terjadi karena suhu yang tinggi, tekanan yang berat atau gabungan
keduanya yang berlangsung berabad-abad.
Kegunaan batuan metamorf ini adalah untuk mengetahui suhu dan juga tekanan yang
terjadi jauh di dalam permukaan bumi. Kelompok jenis batuan metamorf, seperti dilansir
dari Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, adalah
sebagai berikut.

1. Batuan Metamorf Dinamo


Jenis batuan metamorf dinamo terjadi lantaran perubahan mineral satu ke mineral lainnya,
dimana batuan yang disebabkan karena tekanan tinggi yang dihasilkan oleh gerak
diatropisme. Metamosfosa ini banyak dijumpai di daerah patahan dan lipatan. Misalnya
batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate), batu bara menjadi antrasit, sabak, gneis
dan serpih.

2. Batuan Metamorf Kontak


Batuan metamorf kontak terjadi karena pengaruh intrusi magma yang panas dan jauh,
sehingga menyebabkan makin berkurangnya derajat metamorfosa karena temperatur
semakin rendah. Pada zona metamorfosa tersebut banyak dijumpai mineral-mineral bahan
galian yang letaknya relatif teratur menurut jauhnya dari batuan intrusi. Contoh batuan
metamorf kontak adalah marmer dari batu gamping (limestone) dan antrasit dari batubara.

3. Batuan Metamorf Pneumatalitis


Batuan metamorf pneumatolitis terbentuk karena pengaruh gas-gas dari magma. Pengaruh
gas panas pada mineral batuan menyebabkan perubahan komposisi kimiawi mineral
tersebut. Contoh batuan metamorf pneumatolitis kontak adalah kuarsa dengan gas borium
berubah menjadi turmalin.
Lampiran 2a
Lembar kerja Peserta Didik Pembelajaran 1

Nama :
Nisn :
Jurusan :
Kelas :

No Pertanyaan Hasil
1 2 3 4
1 APD atau Alat pelindung diri apa saja
yang sering digunakan bagi seorang
geologi sebelum kelapanagn.?

Jawaban :

2 Coba ananda sebutkan komposisi


pembentukan kerak bumi.

Jawaban :

3 Ruang lingkup bagi seorang


pertambangan.?

Jawaban :

4 Apabila ananda menemukan hal atau


batuan dilapangan, apa yang akan
ananda lakukan nagi seorang
geologi’s.?

Jawaban :

Petunjuk Rubik Penilaian aktivitas peserta didik :


1. = Belum menguasai materi
2. = kurang menguasai materi
3. = cukup menguasai mandiri
4. = sudah menguasai materi

Nilai skor peserta didik : 16

<5 = Kelompok Bimbingan


6 – 10 = Kelompok pendampingan
>12 = Kelompok mahir

Pengayaan dan remedial Pertemuan 1


 Pengayaan ini dilakukan kepada peserta didik yang sudah dinyatakan Kompeten
atau lulus pada materi ini. Dan sudah dapat memahami, mengaplikasikan secara
baik. Namun pengayaan ini juga dapat dilakukan pada peserta didik yang apabila
pencapaian hasil belajar peserta didik sudah mencapai dan melebihi KKTP,
tetapi peserta didik belum puas dengan hasil belajar yang dicapai dan atau
peserta didik dengan daya nalar yang tinggi diberikan lemabar kerja mandiri
untuk tugas yang tersetruktur. sedangkan
 Remedial dilaksanakan apabila pencapaian hasil belajar peserta didik belum
mencapai KKTP, dan belum bisa memahami dan mengaplikasikan kegitatan
pada materi ini. Dimana pada kegiatan remedial ini diajar kembali oleh guru
ataupun tutor sekelas yang ditunjuk oleh guru.

Lampiran 2b
Lembar kerja Peserta Didik Pembelajaran 2
Nama :
Nisn :
Jurusan :
Kelas :

Hasil
No Pertanyaan
1 2 3 4

1 Sebutkan bagian-bagian dari bumi,


dan gambarkan secara 3d, agar
gambar terlihat nyata.?

Jawab :
2 Apa sajakah komposisi dari
magma/ silikat pijar.?

Jawab :
3 Coba ananda jelaskan teoti
terbentuknya bumi menurut teori
bintang kembar.?

Jawab :
4 Coba sebutkan 3 contoh nama dari
batuan beku, sedimen, dan
metamorf.?

Jawab :
5 Apa yang ananda ketahui tentang
batuan beku, sedimen dan
metamorf.

Jawab :
Petunjuk Rubik Penilaian aktivitas peserta didik :
1. = Belum menguasai materi
2. = kurang menguasai materi
3. = cukup menguasai mandiri
4. = sudah menguasai materi

Nilai skor peserta didik : 16

<5 = Kelompok Bimbingan


6 – 10 = Kelompok pendampingan
>12 = Kelompok mahir

Format Deskripsi Batuan Sedimen.

Petunjuk :
1. Silahkan ananda mengambil sampel yang sudah disedikan, dan
menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mendeskripsi
batuan sedimen. Seperti :
a. Komperator ukuran butir
b. HCl 0.1 N
c. Scrabel pen
d. Loupe
2. Silahkan ananda mengisi format diskripsi batuan sedimen yang sudah
disediakan dengan sampel batuan yang sudah diberi nomor sampel
batuan.
3. Gunakan buku bahan ajar untuk peserta didik dalam tahapan
pendeskripsian batuan.

Pengayaan dan remedial Pertemuan 2

 Pengayaan ini dilakukan kepada peserta didik yang sudah dinyatakan Kompeten
atau lulus pada materi ini. Dan sudah dapat memahami, mengaplikasikan secara
baik. Namun pengayaan ini juga dapat dilakukan pada peserta didik yang apabila
pencapaian hasil belajar peserta didik sudah mencapai dan melebihi KKTP,tetapi
peserta didik belum puas dengan hasil belajar yang dicapai dan atau peserta
didik dengan daya nalar yang tinggi diberikan lemabar kerja mandiri untuk tugas
yang tersetruktur. sedangkan
 Remedial dilaksanakan apabila pencapaian hasil belajar peserta didik belum
mencapai KKTP, dan belum bisa memahami dan mengaplikasikan kegitatan
pada materi ini. Dimana pada kegiatan remedial ini diajar kembali oleh guru
ataupun tutor sekelas yang ditunjuk oleh guru.
Lampiran 2c,
Lembar kerja Peserta Didik Pertemuan 3

Nama :
Nisn :
Jurusan :
Kelas :

Hasil
No Pertanyaan
1 2 3 4

1 Jenis batuan beku dibagi menjadi berapa


macam.?
2 Apa perbedaan dari batu beku dalam dan
batuan beku luar.?
3 Apa yang membedakan mineral felsic dan
mefic.?
4 Sebutkan contoh dari mineral felsic dan
mefic.?
5 Batuan beku terbentuk akibat dari.?
6 Berapa macam batuan sedimen dapat
digolongkan.?
7 Apa yang ananda ketahui tentang sedimen
klastik.?
8 Apa yang ananda ketahui tentang sedimen non
klastik.?
9 Batu bara/ coal terbentuk akibat.?
10 Coba ananda ceritakan tempat terbentuknya
batuan beku, sedimen dan metamorf.?

Petunjuk Rubik Penilaian aktivitas peserta didik :


1. = Belum menguasai materi
2. = kurang menguasai materi
3. = cukup menguasai mandiri
4. = sudah menguasai materi

Nilai skor peserta didik : 16

<10 = Kelompok Bimbingan


10 – 25 = Kelompok pendampingan
> 25 = Kelompok mahir
No Nomor Jenis Mineral Warna Sketsa
Sampel Mineral
1

Pengayaan dan remedial Pertemuan 3

 Pengayaan ini dilakukan kepada peserta didik yang sudah dinyatakan Kompeten
atau lulus pada materi ini. Dan sudah dapat memahami, mengaplikasikan secara
baik. Namun pengayaan ini juga dapat dilakukan pada peserta didik yang apabila
pencapaian hasil belajar peserta didik sudah mencapai dan melebihi KKTP,
tetapi peserta didik belum puas dengan hasil belajar yang dicapai dan atau
peserta didik dengan daya nalar yang tinggi diberikan lemabar kerja mandiri
untuk tugas yang tersetruktur.
 Remedial dilaksanakan apabila pencapaian hasil belajar peserta didik belum
mencapai KKTP, dan belum bisa memahami dan mengaplikasikan kegitatan
pada materi ini. Dimana pada kegiatan remedial ini diajar kembali oleh guru
ataupun tutor sekelas yang ditunjuk oleh guru.
Lampiran 4 a
RUBRIK TES LISAN

No. Pernyataan Hasil


Pertemuan 1 1 2 3 4
1 Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan
antara tambang, pertambangan dan
penambangan!
2 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian
Prospeksi dan tujuan Prospeksi
3 Peserta didik dapat menjelaskan teori
pemebentukan bumi dan komposisi utama
bumi.
4 Peserta didik dapat menyebutkan jenis-
jenis mineral.
5 Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan
dari:
a. Petrologi
b. Paleontologi

c. Geomorfologi

d. Geologi struktur

Catatan:
Nilai 1 : jawaban peserta negatif atau tidak sesuai yang diharapkan.
Nilai 2 : jawaban peserta kurang sesuai yang diharapkan.
Nilai 3 : peserta sudah sesuai tetapi belum sempurna.
Nilai 4 : jawaban peserta sudah sesuai yang diharapkan guru.

Berdasarkan hasil asesmen awal pembagian kelompok ditentukan sebagai berikut :


Kelompok bimbingan nilai 0-12 point,
Kelompok pendampingan 12-20 point
Kelompok Mahir >21 point
Lampiran 4b.
Rubrik Asesmen Awal
Nilai
Aspek
1 2 3 4
Peserta didik kurang Peserta didik cukup Peserta didik sudah
1. Peserta didik dapat Peserta didik Belum
mampu dalam mampu menjelaskan mampu dalam
menjelaskan mampu menjelaskan
menjelaskan perbedaan antara menjelaskan
perbedaan antara perbedaan antara
perbedaan antara tambang, perbedaan antara
tambang, tambang,
tambang, pertambangan dan tambang,
pertambangan dan pertambangan dan
pertambangan dan penambangan! pertambangan dan
penambangan! penambangan!
penambangan! penambangan!
Peserta didik Belum Peserta didik masih Peserta didik cukup Peserta didik sudah
2. Peserta didik dapat
mampu menjelaskan kurang mampu mampu menjelaskan mampu menjelaskan
menjelaskan
pengertian Prospeksi menjelaskan pengertian Prospeksi pengertian Prospeksi
pengertian Prospeksi
dan tujuan Prospeksi pengertian Prospeksi dan tujuan Prospeksi dan tujuan Prospeksi
dan tujuan Prospeksi
dan tujuan Prospeksi
Peserta didik Belum peserta didik masih Peserta didik cukup Peserta didik sudah
3. Peserta didik dapat
mampu menjelaskan kurang mampu mampu menjelaskan mampu menjelaskan
menjelaskan teori
teori pemebentukan dalam menjelaskan teori pemebentukan teori pemebentukan
pemebentukan bumi
bumi dan komposisi teori pemebentukan bumi dan komposisi bumi dan komposisi
dan komposisi utama
utama bumi. bumi dan komposisi utama bumi. utama bumi.
bumi.
utama bumi.
Peserta didik Belum peserta didik masih Peserta didik cukup Peserta didik sudah
4. Peserta didik dapat
mampu kurang mampu mampu menyebutkan mampu
menyebutkan jenis-
menyebutkan jenis- dalam menyebutkan jenis-jenis mineral. menyebutkan jenis-
jenis mineral.
jenis mineral. jenis-jenis mineral. jenis mineral.
Peserta didik Belum peserta didik masih Peserta didik cukup Peserta didik sudah
5. Peserta didik dapat
mampu menjelaskan kurang mampu mampu menjelaskan mampu menjelaskan
menjelaskan
perbedaan dari : dalam menjelaskan perbedaan dari : menjelaskan
perbedaan dari :
- Petrologi perbedaan dari : - Petrologi perbedaan dari :
a. Petrologi
- Paleontolog - Petrologi - Paleontolog - Petrologi
b. Paleontologi
- Geomorfologi - Paleontolog - Geomorfolog - Paleontolog
c. Geomorfologi
- Geologi struktur - Geomorfologi - Geologi struktur - Geomorfologi
d. Geologi struktur
- Geologi struktur mineral - Geologi struktur
Rubrik Asesmen Proses

Nilai
Aspek
1 2 3 4
6.1.1. Menjelaskan Peserta didik Belum Peserta didik kurang Peserta didik Peserta didik sudah
pengertian mampu menjelaskan mampu dalam cukup mampu mampu dalam
geologi dan geologi dan menganalisa Menjelaskan menganalisa
pertambangan. pertambangan secara pengertian geologi dan pengertian pengertian geologi dan
baik pertambangan. geologi dan pertambangan.menggu
pertambangan nakan kalimat sendiri
secara atau bahasa sendiri
menyeluruh. secara baik dan
sempurna.
6.1.2. Memahami Peserta didik Belum Peserta didik masih Peserta didik Peserta didik sudah
Sejarah mampu Memahami kurang mampu cukup mampu mampu Memahami
terbentuknya Sejarah terbentuknya Memahami Sejarah Memahami Sejarah terbentuknya
bumi beserta bumi beserta terbentuknya bumi Sejarah bumi beserta
komposisi bagian- komposisi bagian- beserta komposisi terbentuknya komposisi bagian-
bagian penyusun bagian penyusun bagian-bagian bumi beserta bagian penyusun
bumi, bumi,secara baik penyusun bumi. komposisi bagian- bumi.menggunakan
bagian penyusun pemaparan bahasa
bumi. sendiri.
6.1.3. menjelaskan teori Peserta didik Belum peserta didik masih Peserta didik Peserta didik sudah
pembentukan mampu menjelaskan kurang mampu dalam cukup mampu mampu menjelaskan
mineral dan teori pembentukan menjelaskan teori menjelaskan teori teori pembentukan
batuan dan mineral dan batuan pembentukan mineral pembentukan mineral dan batuan
mampu dan belum mampu dan batuan dan kurang mineral dan dan mampu
mendeskripsikan mendeskripsikan mampu batuan namun mendeskripsikan
batuan dan batuan dan mineral mendeskripsikan belum mampu batuan dan mineral
mineral secara baik batuan dan mineral mendeskripsikan secara baik
batuan dan menggunakan kalimat
mineral sendiri.

Lampiran 4c.
RUBRIK OBSERVASI
Evidence Tujuan Belum Kompeten Kompeten
Pembelajaran (0-74) (75-100)
6.1.1. Menjelaskan Belum mampu menjelaskan Dapat fasih menjelaskan bagian-bagian
pengertian pengertian geologi dan bumi, beserta komposisi bumi, dan dapat
geologi dan pertambangan secara baik mengetahui batuan penyususn dari bumi.
pertambangan
6.1.2. Memahami ▪ Belum mampu ▪ Dapat mengetahui sejarah
Sejarah memahami sejarah terbentuknya bumi dari beberapa
terbentuknya terbentuknya bumi penemu teori terbentuknya bumi.
bumi beserta ▪ Belum mampu mengetahui
komposisi komposisi dan penyusun
bagian-bagian bumi
penyusun
bumi,
6.1.3. menjelaskan ▪ Belum mampu Dapat mengetahui genesa batuan / proses
teori menjelaskan teori terbentuknya batuan, menguasai sistem
pembentukan pembentukan mineral dan kristal.
mineral dan batuan
batuan dan ▪ Belum mampu
mampu membedakan jenis batuan
mendeskripsika beku, sedimen, metamorf
n batuan dan ▪ Belum mampua
mineral mengetahui jenis mineral
dari batuan/ penyusun
batuan.
Lampiran 4d
REKAPITULASI ASESMEN AWAL DAN PROSES
Konsentrasi Keahlian : Geologi Pertambangan
Tujuan Pembelajaran : Memahami pengertian dan ruang lingkup geologi pertambangan
Kelas : X fase E

Ketercapaian Indikator
Kompe
No. Nama Siswa tensi Tujuan Pembelajaran
Awal Tindak Lanjut
KP -1 6.1.1 6.1.2 6.1.3

1 Di isi tindak lanjut hasil asesmen


2 awal kompetensi prasyarat

3 Disi isi tindak lanjut hasil asesmen


4 awal kompetensi KKTP
5
Lampiran 5
REKAPITULASI ASESMEN AKHIR
Konsentrasi Keahlian : Geologi Pertambangan
Tujuan Pembelajaran : Memahami penerapan peralatan geologi dilapangan
Kelas : X Fase E

Ketercapaian KKTP
No.
Nama KKTP Deskripsi Rata-rata
Siswa
6.1.1 6.1.2 6.1.3
Peserta didik sudah
menguasai (sebutkan semua
atau Sebagian yang sudah
dikuasai) namun perlu
bantuan dalam penguasaan
(sebutkan sebagian yang
sudah dikuasai)

Catatan:

Nilai KKTP diambil dari Nilai Akhir Proses


Deskripsi dirumuskan dari KKTP yang tercapai dan KKTP yang tidak Tercapai
Nilai Rata-Rata dari penjumlahan Seluruh nilai KKTP dibagi Dengan Jumlah KKTP

Anda mungkin juga menyukai