Anda di halaman 1dari 5

MENERAPKAN HUBUNGAN KEMANUSIAN DI ATAS KAPAL

A. Aspek umum hubungan antar manusia


Dimulai dengan membentuk kelompok dengan alasan untu melindungi diri dari serangan
binatang atau makhluk lainnya, tetapi karena suatu keinginan untuk alasan sosial seperti
pengumpulan makanan , berkawan dan lain-lain.
Bentuk kelompok tersebut maju dan berkembang ke arah suatu suasana masyarakat yang
lebih baik dimana anggota-anggota hidup lebih akrab karena sikap budaya yang umum,
kepercayaan sosial, keagamaan, aspek politik dan keingin untuk hidup serta bekerja saama
dalam suatu kerangka “peraturan hukum” (Rute of Law).

1. HUBUNGAN SOSIAL DI KAPAL


1.1 Manajemen perkapalan
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penyerahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk
menentukan, menginterprestasi dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian.
Manajemen dibutuhkan untuk semua organisasi baik manajemen di darat maupun
di atas kapal karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian
tujuan akan lebih sulit.
Ada 3 alasan utama diperlukan suatu manajemen dalam sebuah organisasi:
a. Untuk mencapai tujuan
b. Untuk menjaga keseimbangan antar tujuan-tujuan yang saling bertentangan
c. Untuk mecapai efisiensi dan efektifitas.
Manajemen perkapalan berbeda dengan manajemen industri di darat. Diantaranya
adalah :
a. Perusahaan perkapalan terdiri dari sejumlah unit-unit industri kecil yang
bergerak (mobile) yaitu kapal dimana pada waktu tertentu menyebar mengikuti
keberadaan dimana kapal sandar. Dibandingkan dengan industri di darat yang
beroperasi di tempat yang tetap.
b. Perubahan cuaca yang drastis dapat mempengaruhi kinerja kapal dan
muatannya. Perubahan cuaca pada industri tidak begitu berpengaruh karena
mereka bekerja di dalam kantor.
c. Kegiatan operasional kapal berada pada lingkungan yang tidak dapat diprediksi
dan tetap harus menyelesaikan dengan baik walaupun keadaan tidak
mendukung. Sedangkan industri di darat beroperasi pada kondisi relatif tetap.
d. Selama di atas kapal Crew kapal dihadapkan dengan resiko bahaya baik saat
bekerja maupun sedang libur kerja. Sebagai contoh, saat adanya kebakaran,
kapal tenggelam, maupun kandas.
Kapal beroperasi selama 24 jam setiap harinya. Awak kapal (Crew) disusun dengan
sistem pergantian (shiff) jaga. Mereka harus diatur untuk mengoperasikan kapal
dengan efektif dan aman. Terutama:
a. Jaga laut dan jaga pelabuhan
b. Penanganan muatan
c. Perawatan kapal dan perlengkapan
d. Tugas-tugas pada saat tiba dan berangkat
e. Tugas-tugas pada saat berlabuh
f. Tugas-tugas safety : fire patrol, fire fighting, penyelamatan.

1.2 Tujuan, Fungsi dan Hambatan


a. Tujuan utama setiap perusahaan adalah berkembang dan mendapatkan
keuntungan dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara efektif dan
efisien.
b. Fungsi manajemen antara lain:
a) Planning (perencanaan)
b) Organizing (pengorganisasian)
c) Actuating (pelaksanaan/pengarahan)
d) Controling (pengawasan)
c. Hambatan
a) Aspek hukum
b) Etika dalam praktek
c) Faktor ekonomi
d) Faktor sosial dan budaya
e) Pembatasan-pembatasan akibat dari peralatan dan kebijakan
f) Rasa tanggung jawab.

2. ORGANISASI MANAJEMEN PERKAPALAN


Di dalam organisasi modern seagai hasil dari berbagai studi mengenai organisasi kapal
dan perusahaan pelayaran lebih menekankan efisiensi dengan mengurangi rantai
birokrasi. Namun, tetap dengan pengawasan ketat dan memberi wewenang serta
tanggung jawab besar pada seseorang atau beberapa kepala depertemen. Seperti,
kepala kamar mesin bertanggung jawab atas semua pemeliharaan kapal, Mualim 1
memesan cat dan meterial kebersihan untuk semua departemen.
Secara umum bagian pokok organisasi manajemen perkapalan meliputi:
a. Aspek komunikasi
b. Informasi
c. Keputusan-keputusan
d. Saran-saran
Arus komunikasi tergantung dari tipe organisasi seperti di bawah ini:
a. Organisasi fungsional adalah hubungan dimana perintah dan instruksi langsung
kepada personil yang dimaksud. kebaikan Pendekatan fungsional ini adalah
menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama, meciptakan edisiensi
melalui spesialisasi memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan
pengawasan manajemen puncak lebih ketap terhadap fungsi-fungsi. Kelamahan
organisasi fungsional ini adalah dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi,
mennyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksana tugas yang berurutan, memberi
tanggapan lebih lambat terhadap perusahaan, hanya memusatkan pada
kepentingan tugas-tugasnya dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih
sempit dan kurang inovatif.
b. Organisasi matrik adalah hubungan dimana bawahan dapat melapor kepada satu
pengawas atau lebih mengenai lebih dari satu malam tugas organisasi memilih
sering digunakan bila memerlukan konsentrasi atas sebuah proyek khusus.
Kebaikan organisasi matrik adalah memaksimumkan efesiensi penggunaan
pimpinan-pimpinann departemen (fungsional). Memberikan fleksibilitas kepada
organisasi dan membantu perkembangan kreativitas serta melipat gandakan
sumber-sumber yang beraneka ragam, membebaskan manajemen
puncak/perencanaan. Kelemahan organisasi tesebut adalah pertanggung jawaban
ganda dapat menciptakan hubungan dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
kontradiktif. Memerlukan lebih banyak keterampilan-keterampilan antar pribadi,
mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah pendekatan dari pada
kegiatan.
c. Organisasi sentralisasi atau desentralisasi
Konsep organisasi sentralisasi adalah berhubungan dengan tingkat dimana
wewenang dipusatkan atau disebarkan. Hal ini sangat erat sehubung pelaksanaan
pekerjaan dengan instruksi.
Konsep organisasi desentralisasi lebih luas yaitu berhubungan dengan seberapa
jauh manajemen puncak (Nahkoda) mendelegasikan wewenang ke bawah
lainnya. Dimana perintah dan instruksi langsung kepada personil yang dimaksud.
Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkat suatu
organisasi sedangkan desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan
wewenang secara meluas dan pembuatan keputusan ke tingkat-tingkat organisasi
yang lebih rendah.

3. SISTEM KERJA DI ATAS KAPAL


Sistem kerja d atas kapal terdiri dari 3 jenis, yaitu:
3.1.Sistem kerja tradisional
Ada garis-garis pemisah yang tegas antara departemen-departemen dengan
setiap departemen hanya memperhatikan tugasnya sendiri dan hanya terlibat
dengan departemen lainnnya bila keluar/masuk pelabuhan dan dalam keadaan
darurat.
3.2.Sistem serbaguna
Peranan yang lebih luas lagi, bawahan harus dididik untuk menangani
pekerjaan, baik di geladak ataupun di kamar mesin, sampai tingkat-tingkat
tertentu. Fleksebilitas dari tenaga kerja seperti ini mempunyai keuntungan
positif dibandingkan dengan sistem ABK tradisional dengan garis batas yang
tegas.
3.3.Sistem fleksibilitas
Memperbolehkan bawahan dari ABK tradisional untuk kerja di departemen lain
pada pekerjaan yang dapat digabungkan dengan pekerjaan biasa di departemen
untuk jam yang disesuaikan setiap bulannya.
4. SOSIAL DAN LINGKUNGAN KERJA
4.1.Aspek-aspek sosial
Orang-orang bekerja sebagai pelaut dengan bermacam-macam alasan. Seagian
karena ini adalah kesempatan mereka dalam memperoleh gaji yang relatif
tinggi. Yang lain karena masih adanya petualangan dan romantis di dalam karir.
Sebagian tinggal di laut sepanjang hidupnya, sementara yang lain meninggalkan
laut lebih awal atau separuh jalan dalam karir kerjanya karena adanya kejenuhan
dan lain sebagainya.
4.2.Keharmonisan dan motivasi
Telah ditentukan suatu manajemen handal yang tangguh baik di darat maupun
diatas kapal dengan sistem pengawasan yang ketat untuk keselamatan,kinerja,
pmeliharaan dan anggaranm dapat memberikan hasil yang diinginkan. Tetapi,
kadangkala di dalam lingkup kerja akan terdapat ketidakstabilan ABK. Maka
dari itu hal yang diperlukan adalah memotivasi pelaut sehingga mereka mau
bekerja dengan baik dan maksimal meskipun ketidakstabilan tersebut menimpa
mereka.

5. TUGAS AWAK KAPAL

Awak dek :
a. Nakhoda/Master adalah pimpinan dan penanggung jawab pelayaran
b. Mualim I/Chief Officer/Chief Mate bertugas pengatur muatan, persediaan air
tawar dan sebagai pengatur arah navigasi
c. Mualim 2/Second Officer/Second Mate bertugas membuat jalur/route peta
pelayaran yang akan dilakukan dan pengatur arah navigasi.
d. Mualim 3/Third Officer/Third Mate bertugas sebagai pengatur, memeriksa,
memelihara semua alat alat keselamatan kapal dan juga bertugas sebagai pengatur
arah navigasi.
e. Markonis/Radio Officer/Spark bertugas sebagai operator radio/komunikasi serta
bertanggung jawab menjaga keselamatan kapal dari marabahaya baik itu yang
ditimbulkan dari alam seperti badai, ada kapal tenggelam, dan lain lain.
f. Serang, bosun atau boatswain (Kepala kerja bawahan)
g. Able Bodied Seaman (AB) atau Jurumudi
h. Ordinary Seaman (OS) atau Kelasi atau Sailor
i. Pumpman atau Juru Pompa, khusus kapal-kapal tanker (kapal pengangkut cairan)
Kamar Mesin :
a. KKM (Kepala Kamar Mesin)/Chief Engineer, pimpinan dan penanggung jawab
atas semua mesin yang ada di kapal baik itu mesin induk, mesin bantu, mesin
pompa, mesin crane, mesin sekoci, mesin kemudi, mesin freezer, dll.
b. Masinis 1/ Second Engineer bertanggung jawab atas mesin induk
c. Masinis 2/ Third Engineer bertanggung jawab atas semua mesin bantu.
d. Masinis 3/ Fourth Engineer bertanggung jawab atas semua mesin pompa.
e. Juru Listrik/Electrician bertanggung jawab atas semua mesin yang menggunakan
tenaga listrik dan seluruh tenaga cadangan.
f. Mandor (Kepala Kerja Oiler dan Wiper)
g. Fitter atau Juru Las
h. Oiler atau Juru Minyak

Anda mungkin juga menyukai