DIBUAT OLEH :
Jawaban :
a. Fungsi Perencanaan
b. Fungsi Pengorganisasian
d. Fungsi Pengawasan
2. Menurut saya ciri-ciri yang membedakan antara seorang manajer dan non
manajer adalah Secara umum ciri-ciri yang membedakan manajer dan non
manajer adalah seorang manajer adalah orang yang memiliki kewenangan
mengatur dan memimpin karyawan / stafnya sesuai dengan peraturan yang
berlaku dalam sebuah oraganisasi / perusahaan, seorang manajer juga harus
memiliki keahlian dan keterampilan serta berkompeten dalam berbagai bidang
terutama bidang organisasi yang dipimpinnya dan seorang manajer memiliki
tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan yang non manajer.
3.Menurut saya, manajemen itu muncul sejak zaman Mesir Kuno, seperti
yang kita ketahui pada Zaman Mesir Kuno sudah dapat membangun piramid
dengan spinx-nya yang megah, kemudian dapat kita bayangkan bagaimana orang
pada zaman itu mengorganisir suatu proyek besar itu sehingga perlu adanya
pembagian pekerjaan dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan seperti syara-
syarat manajemen yang kita ketahui bila terjadi masalah, sampai proyek
pembangunan piramid itu selesai. Juga pada masa Romawi berkuasa, banyak
terdapat karya monumental yang sampai saat ini masih dapat kita lihat,
meskipun tidak secara tertulis, semua itu dapat menjadi bukti bahwa manajemen
sudah digunakan sejak zaman dahulunya.
Akan tetapi, manajemen sebagai ilmu baru mulai dikenal pada tahun 1776,
ketika Adam Smith mempublikasikan bukunya yang berjudul “ The Wealth of
Nations”. Dalam bukunya Adam Smith mengatakan bahwa keuntungan ekonomi
suatu organisasi diperoleh dari Devision of Labor ( pemecahan tugas menjadi
pekerjaan yang lingkupnya lebih kecil dan dapat diulang-ulang ). Kesimpulannya
berdasarkan pada pengamatannya di sebuah pabrik pin menyatakan bahwa
pemecahan tugas meningkatkan produktivitas dan keahlian serta keterampilan
dalam bekerja.
Sumber :
2. b. Bagaimana pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah, apakah sudah efektif atau
justru banyak menimbulkan perilaku negatif (sertakan dengan data-data).
Pengadaan Barang dan jasa Pemerintah Saat in sudah efektif karena di patau oleh KPK secara berkala
m,elalui aplikasi jaga/ Monitoring Center Prevention (MPC). Untuk melakukan kecurangan agak sulit.
Pengadaan barang dan jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD
yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima
hasil pekerjaan.Setiap instansi pemerintah pasti membutuhkan barang
dan jasa yang diperoleh melaluimekanisme pengadaan barang dan jasa.
Pengadaan barang/jasa Pemerintah yang efisiendan efektif merupakan
salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaankeuangan
negara. Salah satu perwujudannya adalah dengan pelaksanaan proses
pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik, yaitu pengadaan
barang/jasa yangdilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi
dan transaksi elektronik sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.Katalog elektronik muncul sebagai jawaban atas permintaan
barang dan jasayang relatif sama di semua satuan kerja. Dengan katalog
elektronik yang pengadaannyamelalui mekanisme e-purchasing, ada
jaminan bahwa barang/ jasa yang dibutuhkan dapatdisediakan dengan
cepat, murah, efektif dan memenuhi prinsip-prinsip pengadaan barangdan
jasa. Menurut Adrian Sutedi dalam bukunya Aspek Hukum Pengadaan
Barang danJasa dan Berbagai Permasalahnnya, dengan e-procurement,
pengadan barang dapat berlangsung secara transparasn karena tidak ada
pertemuan fisik antara pengguna barangdan penyedia barang.Dengan
kondisi tesebut memang menjadi wajar jika katalog elektronik menjadi
primadona bagi para pejabat pengadaan atau PPK untuk dapat
dilaksanakan dalam rangkamemenuhi kebutuhan barang dan jasa. Disisi
lain masih ada keterbatasan di katalogelektronik tersebut. Beberapa
satuan kerja melakukan pengadaan melalui pengadaanlangsung maupun
pelelangan ketika tidak menemukan barang/ jasa yang
dibutuhkan.Contohnya BPPK yang memiliki kegiatan utama yaitu
pendidikandanpelatihan. Untuk tujuan tersebut, BPPK membutuhkan
perlengkapan peserta. Salah satu perlengkapan peserta diklat adalah tas.
Menurut pejabat pengadaandi BPPK, tas tidak ditemukan dalam katalog
elektronik padahal kebutuhan akan tassangat besar. Dengan total peseta
diklatyang dibutuhkan setiap tahun yang mencapatlebih dari 1000 peserta,
maka dapat dihitung kebutuhan tas dan angarannya sangat besar. Karena
tidak ditemukan dalam katalog elektronik maka satker BPPK
tersebutmelakukan proses pelelangan untuk memenuhi kebutuhan tas dan
perlengkapan pesertadiklat yang lain. Di sisi lain,ada kesulitan untuk
menyusun spesifikasi teknis pada perlengkapan peserta, misalnyaberupa
pulpen. Jika tersedia barang berbentuk pulpendengan spesifikasi teknis
dan harga dalam katalog elektronik, hal itu akan memudahkandalam
proses pengadaannya. Satker DJKN membutuhkan roll o pack dan
kebutuhantersebut tidak tersedia di katalog elektronik sehingga
membelinya diluar katalogelektronik. Kebutuhan akan sewa kendaraan
dinas yang terbatas penyedianya di katalogelektronik membuat pejabat
pengadaan satker KPPBC tidak memiliki pilihanlain.Demikian juga dengan
satker DJP yang tidak menemukan scanner sesuai denganspesifikasi yang
telah ditetapkan.Mengenai harga yang lebih murah dibandingkan dengan
penyedia konvensional,ternyata ditemukan tidak semua barang yang ada
di katalog elektronik harganya lebihrendah dibandingkan dengan di
pasaran. Misalnya, ada satuan kerja yang membutuhkankamera. Pada
saat melihat katalog elektronik, harga yang tercantum untuk merk sony
danspesifikasi tertentu adalah Rp. 8 juta. Harga tersebut dibandingkan
harga di pasaranmemang lebih murah. Akan tetapi pada saatitu terdapat
acara pameran elektronik dimanasalah satu barang yang dipamerkan
adalah kamera. Pejabat pengadaan melihat barang- barang di pameran
tersebut dan ditemukan harga kamera untuk merk dan spesifikasi
yangsama (Sony) adalah Rp. 6 juta-an. Sehingga pejabat pengadaan
membelinya melalui pameran elektronik tersebut.Peristiwa yang lain
adalah kebutuhan akan barang berupa genset yang berkapasitas diatas
100 KVA. Pada katalog elektronik disebutkan harga dansepesifikasinya
dimana harga tersebut tidak termasuk biaya instalasi. Untuk jenis
gensettersebut memerlukan keahlian khusus untuk memasangnya. Jika
menggunakan tenagalain (teknisi lokal misalnya) untuk memasangnya
dikhawatirkan genset malah akan rusak.Jika terjadi kerusakan, tidak jelas
siapa yang akan bertanggung jawab ataskerusakan tersebut.Kondisi lain
terjadi saat satuan kerja memerlukan kursi. Barang dikirim dariJakartake
lokasi kantor dalam kondisi terpisah-pisah antar bagiannya. Begitu
kursisampai dikantor, kursi harus dirakit untuk bisa digunakan. Penyedia
awalnya tidak bersedia untuk
merakit kursi tersebu, namun dengan negosiasi dan ungkapan bahwa
ataspembelian kursitidak akan dibayar, maka penyedia bersedia untuk
merakitnya.Untuk kondisi dimana satuan kerja harus menambahkan biaya
pemasangan atau biaya- biaya lain yang berhubungan dengan barang/jasa
sampai siap untuk digunakan,halini akan menimbulkan ketidakjelasan
anggaran yang dibutuhkan. Padahal prosespenganggaran memerlukan
waktu jika harus pada kesimpulan untuk merevisidokumenanggaran.
Termasuk juga besaran biaya yang dibutuhkan untuk proses
distribusidanpemasangan. Hal ini mengakibatkan harga total atas barang
tersebut menjadilebihmahal. Peristiwa tersebut dialami oleh beberapa
satuan kerja yang diteliti. Sesuaidengankonsep pola perolehan produk e-
commerse khususnya yang berwujud barangharusmelalui perantara yaitu
jasa layanan distribusi barang. Kejadian ini menambahrisikokerusakan
atau kehilangan dalam jalur yang tidak dapat dikontrol oleh
penyediamaupunkonsumen. Inilah konsekuensi perubahan perdagangan
dari konsep tradisionalmenjadielektronik.Pada salah satu satuan kerja
yang diteliti, jika dibandingkan antara pengadaanmelalui katalog elektronik
dan pelelangan secara kontraktual, maka didapatkan data bahwa
pengadaan melalui pelelangan memiliki nilai yang lebih tinggi
dibandingkandengan melalui katalog elektronik. Sepanjang tahun 2022
sampai dengan akhir September 2022, jumlah paket dan nilai
pengadaannya ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 1. Data Paket Pengadaan Melalui Katalog Elektronik Tahun 2022 (s.d.
September 2022) Sumber : Bagian Pembangunan Setda Kota Suka Maju
Tabel 2. Data Paket Pengadaan Melalui Pelelangan Tahun 2022 (s.d. September 2022) Melalui
Monitoring Kontrak Sumber : Bagian Pembagunan Setda Kota Suka
Maju
3. Apa manfaat mapping aset daerah?
Untuk tercapainya tujuan mapping aset daerah ini, kita melihat maksud dari
mapping itu sendiri dan melihat kedudukan dari aset itu sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi pengguna aset/BMD tersebut, yaitu kepala satuan kerja
perangkat daerah, ini dapt dilihat dari kode lokasi barang.
2. Dilihat dari segi pengelola aset/BMD itu sendiri sebagai pusat informasi (PIB),
yaitu sekretaris daerah.
Beerdasarkan dua hal diatas, kita memerlukan mapping aset untuk tingkat
pengguna aset dan untuk tingkat pengelola aset yang merupakan rekapitulasi
dari semua laporan rekap aset dari semua dinas/instansi/kontor dan lain-lain
Jawaban :
Aset fisik sebagai objek yang harus diaudit antara lain adalah :
a. Tanah
b. Gedung dan ruangan
c. Peralatan dan perlengkapan
d. Infrastruktur dan fasilitas umum seperti terminal, pelabuhan, pasar,
objek wisata.
2. b. Bagaimana pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah, apakah sudah efektif
atau justru banyak menimbulkan perilaku negatif (sertakan dengan data-data).
Pengadaan Barang dan jasa Pemerintah Saat in sudah efektif karena di patau oleh KPK secara berkala
m,elalui aplikasi jaga/ Monitoring Center Prevention (MPC). Untuk melakukan kecurangan agak sulit.
Pengadaan barang dan jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD
yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima
hasil pekerjaan.Setiap instansi pemerintah pasti membutuhkan barang
dan jasa yang diperoleh melaluimekanisme pengadaan barang dan jasa.
Pengadaan barang/jasa Pemerintah yang efisiendan efektif merupakan
salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaankeuangan
negara. Salah satu perwujudannya adalah dengan pelaksanaan proses
pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik, yaitu pengadaan
barang/jasa yangdilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi
dan transaksi elektronik sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.Katalog elektronik muncul sebagai jawaban atas permintaan
barang dan jasayang relatif sama di semua satuan kerja. Dengan katalog
elektronik yang pengadaannyamelalui mekanisme e-purchasing, ada
jaminan bahwa barang/ jasa yang dibutuhkan dapatdisediakan dengan
cepat, murah, efektif dan memenuhi prinsip-prinsip pengadaan barangdan
jasa. Menurut Adrian Sutedi dalam bukunya Aspek Hukum Pengadaan
Barang danJasa dan Berbagai Permasalahnnya, dengan e-procurement,
pengadan barang dapat berlangsung secara transparasn karena tidak ada
pertemuan fisik antara pengguna barangdan penyedia barang.Dengan
kondisi tesebut memang menjadi wajar jika katalog elektronik menjadi
primadona bagi para pejabat pengadaan atau PPK untuk dapat
dilaksanakan dalam rangkamemenuhi kebutuhan barang dan jasa. Disisi
lain masih ada keterbatasan di katalogelektronik tersebut. Beberapa
satuan kerja melakukan pengadaan melalui pengadaanlangsung maupun
pelelangan ketika tidak menemukan barang/ jasa yang
dibutuhkan.Contohnya BPPK yang memiliki kegiatan utama yaitu
pendidikandanpelatihan. Untuk tujuan tersebut, BPPK membutuhkan
perlengkapan peserta. Salah satu perlengkapan peserta diklat adalah tas.
Menurut pejabat pengadaandi BPPK, tas tidak ditemukan dalam katalog
elektronik padahal kebutuhan akan tassangat besar. Dengan total peseta
diklatyang dibutuhkan setiap tahun yang mencapatlebih dari 1000 peserta,
maka dapat dihitung kebutuhan tas dan angarannya sangat besar. Karena
tidak ditemukan dalam katalog elektronik maka satker BPPK
tersebutmelakukan proses pelelangan untuk memenuhi kebutuhan tas dan
perlengkapan pesertadiklat yang lain. Di sisi lain,ada kesulitan untuk
menyusun spesifikasi teknis pada perlengkapan peserta, misalnyaberupa
pulpen. Jika tersedia barang berbentuk pulpendengan spesifikasi teknis
dan harga dalam katalog elektronik, hal itu akan memudahkandalam
proses pengadaannya. Satker DJKN membutuhkan roll o pack dan
kebutuhantersebut tidak tersedia di katalog elektronik sehingga
membelinya diluar katalogelektronik. Kebutuhan akan sewa kendaraan
dinas yang terbatas penyedianya di katalogelektronik membuat pejabat
pengadaan satker KPPBC tidak memiliki pilihanlain.Demikian juga dengan
satker DJP yang tidak menemukan scanner sesuai denganspesifikasi yang
telah ditetapkan.Mengenai harga yang lebih murah dibandingkan dengan
penyedia konvensional,ternyata ditemukan tidak semua barang yang ada
di katalog elektronik harganya lebihrendah dibandingkan dengan di
pasaran. Misalnya, ada satuan kerja yang membutuhkankamera. Pada
saat melihat katalog elektronik, harga yang tercantum untuk merk sony
danspesifikasi tertentu adalah Rp. 8 juta. Harga tersebut dibandingkan
harga di pasaranmemang lebih murah. Akan tetapi pada saatitu terdapat
acara pameran elektronik dimanasalah satu barang yang dipamerkan
adalah kamera. Pejabat pengadaan melihat barang- barang di pameran
tersebut dan ditemukan harga kamera untuk merk dan spesifikasi
yangsama (Sony) adalah Rp. 6 juta-an. Sehingga pejabat pengadaan
membelinya melalui pameran elektronik tersebut.Peristiwa yang lain
adalah kebutuhan akan barang berupa genset yang berkapasitas diatas
100 KVA. Pada katalog elektronik disebutkan harga dansepesifikasinya
dimana harga tersebut tidak termasuk biaya instalasi. Untuk jenis
gensettersebut memerlukan keahlian khusus untuk memasangnya. Jika
menggunakan tenagalain (teknisi lokal misalnya) untuk memasangnya
dikhawatirkan genset malah akan rusak.Jika terjadi kerusakan, tidak jelas
siapa yang akan bertanggung jawab ataskerusakan tersebut.Kondisi lain
terjadi saat satuan kerja memerlukan kursi. Barang dikirim dariJakartake
lokasi kantor dalam kondisi terpisah-pisah antar bagiannya. Begitu
kursisampai dikantor, kursi harus dirakit untuk bisa digunakan. Penyedia
awalnya tidak bersedia untuk
merakit kursi tersebu, namun dengan negosiasi dan ungkapan bahwa
ataspembelian kursitidak akan dibayar, maka penyedia bersedia untuk
merakitnya.Untuk kondisi dimana satuan kerja harus menambahkan biaya
pemasangan atau biaya- biaya lain yang berhubungan dengan barang/jasa
sampai siap untuk digunakan,halini akan menimbulkan ketidakjelasan
anggaran yang dibutuhkan. Padahal prosespenganggaran memerlukan
waktu jika harus pada kesimpulan untuk merevisidokumenanggaran.
Termasuk juga besaran biaya yang dibutuhkan untuk proses
distribusidanpemasangan. Hal ini mengakibatkan harga total atas barang
tersebut menjadilebihmahal. Peristiwa tersebut dialami oleh beberapa
satuan kerja yang diteliti. Sesuaidengankonsep pola perolehan produk e-
commerse khususnya yang berwujud barangharusmelalui perantara yaitu
jasa layanan distribusi barang. Kejadian ini menambahrisikokerusakan
atau kehilangan dalam jalur yang tidak dapat dikontrol oleh
penyediamaupunkonsumen. Inilah konsekuensi perubahan perdagangan
dari konsep tradisionalmenjadielektronik.Pada salah satu satuan kerja
yang diteliti, jika dibandingkan antara pengadaanmelalui katalog elektronik
dan pelelangan secara kontraktual, maka didapatkan data bahwa
pengadaan melalui pelelangan memiliki nilai yang lebih tinggi
dibandingkandengan melalui katalog elektronik. Sepanjang tahun 2022
sampai dengan akhir September 2022, jumlah paket dan nilai
pengadaannya ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 2. Data Paket Pengadaan Melalui Pelelangan Tahun 2022 (s.d. September 2022) Melalui
Monitoring Kontrak Sumber : Bagian Pembagunan Setda Kota Suka
Maju
Untuk tercapainya tujuan mapping aset daerah ini, kita melihat maksud
dari mapping itu sendiri dan melihat kedudukan dari aset itu sebagai
berikut :
1. Dilihat dari segi pengguna aset/BMD tersebut, yaitu kepala satuan kerja
perangkat daerah, ini dapt dilihat dari kode lokasi barang.
2. Dilihat dari segi pengelola aset/BMD itu sendiri sebagai pusat informasi
(PIB), yaitu sekretaris daerah.
Jawaban :
Aset fisik sebagai objek yang harus diaudit antara lain adalah :
e. Tanah
f. Gedung dan ruangan
g. Peralatan dan perlengkapan
h. Infrastruktur dan fasilitas umum seperti terminal, pelabuhan,
pasar, objek wisata.