PENDAHULUAN
sumber daya perusahaan yang sangat produktif dalam melaksanakan aktifitas dan rutinitas
dari sebuah perusahaan pelayaran. Maka dari itu perusahaan melakukan berbagai cara untuk
menarik supaya karyawanya dapat nyaman untuk bekerja dan terus inovatif serta royal
terhadap perusahaan. Karena dengan adanya produktifitas karyawan yang tinggi diharapkan
perusahaan akan lebih produktif sehingga dapat bersaing dalam pasar global.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar – benar selalu memperhatikan
dan menjamin keselamatan karyawannya dari kecelakaan kerja dan juga penyakit yang
ditimbulkan dari lingkungan kerjanya. Maka dari itu perusahaan membuat peraturan tentang
keselamatan kerja yang harus di patuhi dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan
pimpinan perusahaan.
Kapal merupakan salah satu contoh sebuah organisasi yang di pimpin oleh Nahkoda.
Memiliki anak buah yang produktif sudah tentu menjadi keinginan Nahkoda. Sayangnya,
sering kali tak banyak yang biasa melakukanya. Mungkin sering banyak halangan, baik dari
dalam diri maupun dari luar yang menghambat kerja anda. Sehingga apa yang anda lakukan
menjadi tidak efektif. Tidak efektif menyebabkan anda tidak produktif. padahal, kita semua
tahu kalau produktifitas berhubungan dengan kesuksesan anda sebagai seorang Nahkoda di
kapal.
memainkan peranan yang amat penting. Dapat dikatakan sangat menentukan, dalam usaha
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Nahkoda, baik secara individual
maupun sebagai bagian dari kelompok, tidak mungkin dapat bekerja sendirian. Nahkoda
membutuhkan sekelompok orang lain, yang dengan istilah populer dikenal sebagai anak
buah, yang digerakkan sedemikian rupa sehingga para anak buah itu memberikan
loyalitasnya kepada organisasi, terutama dalam cara bekerja yang efisien, efektif,
dalam pemeriksaan kecelakaan kapal sangat di tentukan oleh tingkat profesionalisme dan
Pelayaran adalah tenaga ahli dari berbagai bidang ilmu pengetahuan dan berpengalaman,
dimana tenaga ahli ini relatif sangat terbatas. Sementara itu untuk tetap menjamin kualitas
yang harus di perhatikan dan dipenuhi. Namun demikian, mengingat tugas dan tangung jawab
yang bersangkutan untuk mampu melakukan pemeriksaan kecelakaan kapal, serta untuk
pembinaan karir dan meningkatkan kesejahteraan Anggota Makamah Pelayaran, maka perlu
mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang
Dalam ISM Code ( International Safety Management Code ) standar nasional untuk
Code, Code manajemen international untuk pengoperasian kapal yang aman dan pencegahan
pencemaran yang di adopsi oleh IMO berdasarkan resolusi A.741 (18) yang kemudian
mungkin akan di amandemen oleh IMO. Ditetapkan wajib memahami ISM Code, siapapun
yang sedang atau akan bekerja pada bidang pengoperasian kapal, baik personil di darat
Sejarah lahirnya ISM Code berawal dari kecelakaan di laut,di lepas pelabuhan
Zeebruge,Belgium pada tanggal 1987 pukul 19.05 Waktu setempat,sebuah kapal Roro Ferry “
The Herrald Of Free Enterprise ” tenggelam setelah 4 menit meningalkan dermaga melaju
keluar pelabuhan dengan kecepatan 14 knot tujuan DOVER ( di selatan Inggris ), dimana
Bow Door tidak tertutup rapat. Kapal yang di awaki 18 personil, mengangkut 81 kendaraan
roda empat ( mobil ), 47 Freight Vehicles,dan kurang lebih 460 penumpang telah mengalami
musibah dan berakhir dengan korban 150 jiwa penumpang 38 crew. Dari hasil
berpangkal pada faktor kelalaian manusia ( Human error ), Apakah pada waktu itu ada
petugas di darat / dermaga yang menjamin bahwa “Bow Door”atau “Ram Door”setelah
Sasaran ISM Code untuk mencapai bahwa dalam hal menjamin keselamatan di laut :
Dari kenyataan tersebut di atas nahkoda tidak dapat melakukan pekerjaan sendiri.
Keberhasilan organisasi ditentukan oleh hasil kerja yang dilakukan orang lain ( bawahan ).
tugas dan pekerjaan tersebut kepada seluruh pagawai yang ada dalam unit kerjanya
sesuai hierarkhi. Nahkoda harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, memberikan
perhatian, penghargaan terhadap prestasi kerja dan menjalin komunikasi yang baik dengan
ABK.
meningkatkan kualitas dan kepuasan kerja bagi setiap ABK. Ini dimungkinkan bila
dan kepuasan kerja ABK. Dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya tugas Nahkoda adalah untuk memberdayakan semua sumber-sumber yang ada
didalam organisasi, terutama sumber daya manusianya terutama di atas kapal yang
dipimpinya. Namun yang menjadi permasalahan pada PT. Meratus Line Surabaya saat ini,
yaitu wewenang nahkoda yang belum begitu dominan terhadap masalah - masalah sumber
daya manusia, keuangan serta pengembangan lainnya. Karena Nahkoda dalam membagi-
bagi tugas terkadang masih didasari atas rasa pilih kasih, hanya terhadap orang - orang
tertentu, bukan berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang ada. Hal ini akan menimbulkan
sikap apatis, tidak bersemangat, ragu-ragu dan takut salah, kecewa, masa bodoh, putus asa,
menjadikan kegiatan yang ada tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan
terjadinya penurunan produktifitas kerja. Dari uraian diatas maka penulis memilih judul :
BUAH KAPAL) KM. MARINA STAR 3 PADA PT. MERATUS LINE SURABAYA”
1. Identifikasi Masalah
Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan waktu yang dimiliki sangat terbatas, maka
2. Pembatasan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah di atas maka pada penelitian ini penulis membatasi
diri pada hal-hal yang berkaitan dengan analisis pengaruh keselamatan terhadap produktifitas
kerja ABK
3. Pokok Permasalahan
a. Bagaimana penerapan keselamatan pada ABK (Anak Buah Kapal) KM. Marina Star 3 pada
b. Bagaimana produktifitas kerja ABK (Anak Buah Kapal) KM. Marina Star 3 pada PT.
c. Sejauh mana pengaruh keselamatan terhadap produktifitas kerja ABK (Anak Buah Kapal)
ABK (Anak Buah Kapal) KM. Marina Star 3 pada PT. Meratus Line Surabaya.
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan keselamatan pada ABK (Anak Buah Kapal) KM.
b. Untuk mengetahui bagaimana produktifitas kerja ABK (Anak Buah Kapal) KM. Marina Star
c. Untuk menganalisis sejauh mana pengaruh keselamatan terhadap produktifitas kerja ABK
(Anak Buah Kapal) KM. Marina Star 3 pada PT. Meratus Line Surabaya.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna sebagai masukan dan menambah pengetahuan tentang hubungan
keselamatan dengan produktifitas kerja awak kapal KM. Marina Star 3 yang diterapkan pada
pentingnya keselamatan terhadap produktifitas kerja awak kapal KM. Marina Star 3 maupun
instansi yang terkait serta rekan-rekan Mahasiswa / Mahasiswi STMT Trisakti khususnya
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah dengan
kemudian diangkakan. Dimana dalam penelitian ini meliputi variabel bebas ( variabel
independen ) dan variabel tidak bebas ( variable dependen ). Yang menjadi variabel bebasnya
dalam penelitian ini adalah keselamatan dan yang menjadi variabel tidak bebasnya adalah
Dalam mengumpulkan data untuk memecahkan masalah pada penyusunan skripsi ini
Yaitu Penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian langsung pada lokasi
yang dilaksanakan di KM. Marina Star 3, waktu dan objek penelitian untuk memperoleh data
Yaitu Tehnik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dilapangan terhadap anak
Yaitu tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan pertanyaan kepada para
responden, dimana penulis membuat dan menyiapkan daftar pertanyaan untuk dijawab,
penulis mengutamakan metode quesioner ini yang akan digunakan dalam pembahasan.
Data utama penelitian akan dihimpun melalui quisioner yang ditujukan kepada 40 orang
responden, jawaban responden yang bersifat kualitatif selanjutnya akan diolah menjadi
kuantitatif melalui proses pembobotan menurut skala Likert dengan rincian sebagai berikut :
a) Keselamatan
Setuju (S) =4
Ragu-ragu (RG) =3
Setuju (S) =4
Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen sejenis yang biasa dibedakan
Sampel adalah sebagian dari populasi, dalam penelitian ini pengambilan sample
menggunakan tehnik purposive sampling atau sampling secara sengaja karena penulis adalah
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung pada pihak-pihak yang
Yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara membaca, mencatat dan mengumpulkan bahan-
bahan tertulis yang berhubungan dengan penelitian baik berupa buku, artikel, peraturan-
peraturan, dokumen-dokumen dan karya ilmiah lainnya termasuk majalah dan buletin.
Untuk mengetahui pengaruh variabel keselamatan (X) dengan variabel produktifitas kerja
anak buah kapal (Y) akan dilakukan analisis regresi linear sederhana dengan rumus
Y = a + bX
Dimana :
X = Variabel independen dalam hal ini kepuasan kerja anak buah kapal
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
n = Jumlah sample observasi
dan
Koefisien korelasi merupakan alat untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh variabel X
dan variabel Y. Koefisien korelasi pearson dapat dicari dengan rumus ( Suharsimi Arikunto :
Dimana :
r = Koefisien korelasi
Y = Variabel independen dalam hal ini kepuasan kerja anak buah kapal
Dari perhitungan koefisien korelasi di atas maka akan didapat hasil sebagai berikut :
1) Jika r = 0 atau mendekati 0 berarti pengaruh variabel X dan Y sangat lemah atau tidak ada
2) Jika r = + 1 atau mendekati +1 berarti pengaruh variabel X dan Y sangat kuat dan positif.
3) Jika r = -1 atau mendekati -1 berarti pengaruh variabel X dan Y sangat kuat, namun negatif.
Tabel I.1
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variabel X terhadap naik
turunnya variable Y. Koefisien penentu dicari dengan rumus ( J. Supranto : 2001 ; 150 )
sebagai berikut :
Kp = r2 x 100 %
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan harga t hitung dengan t table
2) Untuk mengetahui nilai t hitung digunakan rumus ( J.Supranto : 2001 : 182 ) sebagai berikut:
thitung=
3) Bandingkan hasil observasi dengan table, dimana t = t table pada α = 0,05 atau 5% dan df =
n-2
4)
Ho ditolak
Dalam skripsi ini uji hipotesis yang penulis lakukan adalah menggunakan uji satu arah ( One
tail )
Ho diterima
5) Kesimpul
5) Kesimpulan
a) Bila t hitung < t table maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh keselamatan
terhadap produktifitas kerja ABK (Anak Buah Kapal) KM. Marina Star 3 pada PT. Meratus
Line Surabaya.
b) Bila t hitung > t table maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh keselamatan
terhadap produktifitas kerja ABK (Anak Buah Kapal) KM. Marina Star 3 pada PT. Meratus
Line Surabaya.
E. Hipotesis
Adapun hipotesis yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Buah Kapal) KM. Marina Star 3 Pada PT. Meratus Line Surabaya“.
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, ruang lingkup dan pembatasan masalah,
Dalam bab ini penulis menguraikan landasan teori yang berisikan tentang pengertian-
pengertian dari manajemen, keselamatan dan produktifitas kerja anak buah kapal. Juga
Dalam bab ini membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi sejarah
singkat, susunan organisasi dan ruang lingkupnya beserta tugas dan tanggung jawab
perusahaan dan juga penjelasan mengenai kegiatan yang berhubungan dengan motivasi dan
motivasi terhadap kepuasan kerja ABK dengan menggunakan rumus statistik yang tertera
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dari hasil pembahasan yang telah diuraikan pada