PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepatuhan anak buah kapal ( ABK ) terhadap peraturan yang
berlaku sesuai muster list di kapal , merupakan syarat mutlak untuk
terciptanya pengoperasian kapal yang lancar secara menyeluruh baik di
dek maupun di kamar mesin . Banyak manfaat yang di peroleh jika ABK
disiplin dalam bekerja , dimana semua pekerjaan dapat di selesaikan
dengan efektif dan efisien.Disiplinnya ABK memakai alat alat
keselamatan dalam bekerja dapat menghindari / memperkecil resiko
terjadinya kecelakaan terkait dengan pekerjaan diatas kapal .
Akan tetapi pengalaman penulis selama bekerja di atas kapal MV.
Jennifer menunjukkan bahwa dalam pengoperasian kapal sering
mengalami hambatan / kendala yang disebabkan oleh beberapa faktor ,
seperti peralatan kapal yang tidak siap pakai , kedisiplinan ABK yang
rendah , serta Sumber Daya Manusia yang kurang berpengalaman
dalam mengoperasikan kapal tersebut sehingga berpengaruh terhadap
keselamatan kerja di atas kapal.Hal ini tidak dapat diabaikan , untuk itu
keahlian , kecakapan , profesionalisme dan kedisiplinan dari awak kapal
sangat dituntut dalam mengoperasikan kapal dengan baik .
Semua kecelakaan kerja dapat dihindari dan keselamatan kerja
dapat di tingkatkan apabila para pekerja atau team kerja mau mengikuti
prosedur keselamatan kerja atau check list keselamatan kerja dengan
benar sesuai kebijakan Safety Management Manual dari perusahaan
sebagai wujud dari pelaksanaan International safety Management ( ISM)
Code,
apalagi
di
dukung
oleh
Sumber
Daya
Manusia
yang
yang
diantaranya
karena
kurangnya
pengalaman
kerja
dan
pengawasan
dalam
pelaksanaan
prosedur
penulis
beri
judul
Meningkatkan
Disiplin
Kerja
Untuk
2. Manfaat penulisan
a. Manfaat bagi dunia akademik
1) Memperkaya pengetahuan bagi penulis sendiri khususnya
maupun bagi para pelaut pada umumnya untuk mengetahui
bagaimana meningkatkan manajemen keselamatan di atas
kapal untuk Menghindari Kecelakaan Kerja .
2) Sumbangsih kepada perpustakaan BP3IP untuk menambah
perbendaharaan buku bacaan .
keselamatan
kerja
yang
pernah
penulis
C. Ruang lingkup
Mengingat
pelaksanaan
luasnya
manajemen
permasalahan
keselamatan
dalam
untuk
memaksimalkan
mengurangi
resiko
D. Metode penyajian
1. Metode pengumpulan data
a. Studi lapangan
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis selama
bekerja di kapal MV. JENNIFER dalam kurun waktu Agustus
2013 sampai Agustus 2014 dengan jabatan sebagai Chief Officer
ketika penulis melakukan penelitian di kapal semen curah.
b. Studi kepustakaan
Dalam metode kepustakaan ini ,penulis mengambil data
data dari berbagai sumber bacaan yaitu buku yang berkaitan
dengan penulisan makalah ini serta buku yang ada di
perpustakaan
yaitu
BAB II
FAKTA DAN PERMASALAHAN
A. Fakta
1. Objek pengamatan
MV. JENNIFER adalah kapal jenis muatan semen curah yang
dimiliki oleh PT. ANDALAS BAHTERA BARUNA
mengadakan
penelitian
terhadap
ABK
dimana penulis
dalam
jaga di
melaksanakan
atas
kapal.
dengan
bongkar
03 maret
di
2014
2. Fakta kondisi
Adapun fakta kondisi yang terjadi diatas kapal MV.JENNIFER
adalah sebagai berikut :
a. ABK yang tidak mengikuti manajemen keselamatan kerja
Kecelakaan kerja tidak dapat dielakkan secara menyeluruh,
namun demikian setiap perencanaan keputusan dari organisasi
harus mengutamakan aspek keselamatan
( SAFETY FIRST ) .
ISM Code merupakan kumpulan manajemen kerja yang
menjamin keselamatan kerja apabila diikuti secar benar.Namun
dalam kenyataan sehari hari penulis sering melihat dalam
mengerjakan
suatu
arahan
dari
perwira,
ABK
sering
pada
saat
mengerjakan
suatu
pekerjaan
di
yang
melaksanakan
namanya
sifat
manusia
ada
yang
mau
B. Permasalahan
1. Identifikasi masalah
Seperti yang telah penulis paparkan pada fakta yang terjadi di
atas dimana telah teridentifikasi permasalahan yang ada selama
penulis bekerja pada MV. JENNIFER, dan berdasarkan fakta
tersebut penulis akan memaparkan permasalahan yang dialami
sebagai berikut :
memahami
tugas
dan
tanggung
jawabnya
sesuai
jabatannya.
Mereka hanya berfikir bekerja sampai batas kontrak bekerja
habis dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dengan
adanya rutinitas kerja yang tetap para ABK hanya berpikir
menjaga kapal bongkar muat berdasarkan kebiasaan, bahkan
terkadang tidak memantau informasi setiap terjadi perubahan
dalam
penggantian
suku
cadang
mesin
yang
sudah
tualrusak agar kondisi kapal tetap terjaga dengan baik dan dapat
beroperasi setiap saat.
c. Kurangnya
pengawasan
pelaksanaan
manajemen
Buah
Kapal
jaga
telah
disusun
dan
disesuaikan
dan
Petunjuk
Pelaksanaan
Kerja
yang
dibuat
tugas
dan
tanggung
jawab
masing-
masing
f.
2. Masalah utama
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis mencari
dua permasalahan utama yaitu :
a. Kurangnya
pengawasan
pelaksanaan
manajemen
keselamatan kerja
Kurangnya pengawasan dalam pelaksanaan manajemen
keselamatan kerja dapat menimbulkan adanya resiko bahaya
10
b. Kurangnya sosialisasi
11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Landasan teori
1. Pengertian pengawasan
Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis
oleh manajemen untuk membandingkan kinerja standar, rencana,
atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan
apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut
dan untuk
apa
yang
telah
dilaksanakan,
maksudnya
menerapkan
itu
adalah
proses
melaui
manajer
berusaha
tetapi
juga
mengandung
arti
memperbaiki
dan
yang
terjadi
sebelum
kerja
dilakukan.
kerja
yang
penyimpangan
mencakup
diinginkan
tersebut
semua
terjadi.
upaya
yang
dihasilkan
Pengawasan
manajerial
guna
sebelum
Pendahuluan
memperbesar
13
Dengan
ini,
kebijaksanaan,
manajemen
menciptakan
prosedur-prosedur
dan
kebijaksanaan-
aturan-aturan
yang
demikian,
maka
kebijaksanaan--kebijaksanaan
pendahuluan
meliputi;
Pengawasan
tindakan-tindakan
para
supervisor
yang
mengarahkan
merupakan
suatu
usaha
sistematik
untuk
14
merancang
system
informasi
umpan
balik,
sebelumnya,
menentukan
dan
mengukur
2.
Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti
mengerti
benar,
sedangkan
pemahaman
merupakan
proses
perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008
: 607-608)
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya :
a. pengertian; pengetahuan yang banyak.
b. pendapat, pikiran.
c. aliran; pandangan.
d. mengerti benar (akan); tahu benar (akan).
e. pandai dan mengerti benar.
Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti:
a. mengerti benar (akan); mengetahui benar.
b. memaklumi.
Dan jika mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman, artinya:
a. proses,
b. perbuatan,
c. cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik
supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74).
Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu
proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham
dan pengetahuan banyak.
15
hidup,
kegiatan
melakukan
pengalaman
pikiran),
behaviors,
or
responses
which
represent
an
16
kedua
adalah
pemahaman
penafsiran
yaitu
yang
17
Menurut
Suharsimi
Arikunto
(1995:
115)
pemahaman
kedua
adalah
pemahaman
penafsiran,
yaitu
atau
menghubungkan
dengan
kejadian,
pengetahuan
pengawas
terhadap
prosedur
keselamatan kerja
Dengan masih kurang memadainya bimbingan yang biasa
perusahaan lakukan terhadap calon pimpinan dan ABK yang
18
sistem
perencanaan
perawatan
kapal
planned
sebagai bahan
petunjuk
dari
perusahaan
tersebut,
bahkan
telah
19
berpengalaman
dibidangnya,
akan
tetapi
mereka
kegiatan
saja.
Sebab
pekerjaan
yang
akan
keselamatannya
sehingga
dapat
mengakibatkan
kecelakaan.
2. Kurangnya sosialisasi
pekerjaan
pentingnya
keselamatan
kerja
sehingga
ABK
pengetahuan
prosedur
anak
manajemen
buah
kapal
keselamatan
dalam
safety
21
sosialisasi
kepada
pengawas
mengenal
dengan
pensosialisasian
dan
pembinaan
awal
22
dan
manfaatnya,
menjelaskan
bagaiman
cara
23
memberikan sanksi
apalagi
dampaknya
berhubungan
dengan
keselamatan
dapat
24
a. Pelaksanaan
sosialisasi
manajemen
keselamatan
kerja
untuk
menggantikan
mendampingi
ABK
pekerjaannya.
yang
ABK
yang
baru
yang
lama
akan
memberi
ABK
lama
yang
masih
mengikuti
pelayaran
tersebut
berupa
sosialisasi
manajemen
25
kerja.
Program tersebut
diantaranya
berupa
terhadap
pengarahan
dari
ABK
diatas
ABK
kapal
lama
dan
dengan
memberikan
bimbingan
prosedur
manajemen
kerja
dan
keselamatan
kerja,
26
untuk
meningkatkan
pemahaman
tentang
kapal
terhadap
semua
awak
kapal
khusus
disetiap
ada
pelatihan
dimaksudkan
untuk
memperbaiki
harus
memberikan
pelatihan
tentang
27
walaupun
Officer.
dipahami
oleh
chief
Officer.
Kemudian
nakhoda
chief Officer
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam Bab III , maka penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kurangnya pengawasan pelaksanaan manajemen keselamatan kerja
disebabkan karena kurangnya pengetahuan pengawas terhadap
prosedur keselamatan kerja dan kurang tegasnya pengawas
terhadap manajemen keselamatan kerja pada saat melaksanakan
tugasnya sehingga terjadi kecelakaan kerja dan menyebabkan
banyak ABK yang bekerja tidak sesuai prosedur kerja dan
mengabaikan manajemen keselamatan kerja yang berakibat dapat
menimbulkan resiko kecelakaan kerja saat melaksanakan pekerjaan
diatas kapal.
2. Kurangnya sosialisasi manajemen keselamatan kerja kepada ABK
di kapal menyebabkan banyak ABK yang kurang paham tentang
tugas dan tanggung jawabnya dan kurangnya pengetahuan semua
ABK tentang pelaksanaan prosedur keselamatan kerja .
B. Saran
di
atas
kapal
dilaksanakan
sesuai
manajemen
kerja
dengan
melakukan
pengarahan
dan
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Emile Durkheim, website : http //mbegedut.blogspot.com/2011/06/faktorfaktor pendorong perilaku.html Faktor Pendorong Disiplin
Sumamur
(1981).
Keselamatan
kerja
kecelakaan. Gunung agung, jakarta.
dan
pencegahan
31