Anda di halaman 1dari 90

Budi Irawan, S.Si., M.

Si
Laboratorium Taksonomi
Departemen Biologi FMIPA UNPAD

PENTINGNYA TAKSONOMI
TUMBUHAN
Disampaikan pada Kuliah Umum,
“Menjelajah Lebih Jauh Pentingnya Taksonomi Tumbuhan”
Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN SGD Bandung,
12 November 2018
OUTLINE
• Pendahuluan
• Megabiodiversitas di
Indonesia
• Prinsip-Prinsip
Taksonomi
• Mengapa Taksonomi
Ixora Javanica Penting?
• Relung dan Peluang
dalam Taksonomi

2
( Irawan 2008)
Irawan (2017)
“ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malikat, “Aku
hendak menjadikan Khalifah di Bumi”. Mereka berkata, “Apakah
engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-
Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Dan dia ajarkan kepada
Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian ia perlihatkan
kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku
nama semua benda ini, jika kamu yang benar” (QS – Al Baqarah 2:
30,31)

Al Qur’an menjelaskan bahwa manusia sebagai khalifah Allah di muka


bumi telah diajarkanNya memberi nama pada benda-benda yang
berada disekitarnya. Ini berarti manusia telah diberi kemampuan
melakukan klasifikasi agar dapat memanfaatkan semua benda yang
beranekaragam di sekelilingnya bagi kepentingan segala umat
untuk kemakmuran bumi secara bertanggung jawab “
PERANAN
TUMBUHAN/HEWAN
BAGI MANUSIA
 Sandang, Pangan, papan
 Bahan Bangunan
 Pewarna, Penyamak, Lateks
dll
 Obat dan Kosmetika
KEANEKARAGAMAN 
memudahkan untuk mengenal
 TAKSONOMI
 Pencirian (Characterizing)  Indentifikasi
 Penamaan (naming)
 Penggolongan (Classyfing)
Taksonomi

 Memata-matai jalannya evolusi

BIOSISTEMATIKA

PRINSIP-PRINSIP TAKSONOMI
Apakah tumbuhan ini merupakan
species yang sama???
Benarkah Indonesia adalah negara

Megabiodiversitas??
Indonesia Negara
Megabiodiversity
1. 515 spesies mamalia, 36% endemik
2. 122 spesies kupu-kupu, 44%
endemik,urutan ke-1 dunia
3. > 600 spesies reptil, urutan ke-3 dunia
4. 1531 spesies burung, 28% endemik
5. 270 spesies amfibi, urutan ke-5 dunia
6. 28000 tumbuhan berbunga, urutan ke-7
dunia
(Sastrapradja dkk. 1989)
ATRIBUT DUNIA FLORA DI
INDONESIA
(LUAS WILAYAH 1,3% DARI LUAS BUMI)
10% DARI SPESIES TUMBUHAN BERBUNGA DI
DUNIA (30.000 SPESIES, 40% BERUPA TUMBUHAN
ENDEMIK).
 Dipterocarpaceae: 400 spesies
 Myrtaceae dan Moraceae: 500 spesies.
 Anggrek: 4000 spesies.
 Palem: 447 spesies, 225 spesies diantaranya endemik.
 Paku-pakuan: 4000 spesies
 Rotan: 332 spesies
 Bambu: 1200 spesies
 Tanaman obat 1260 spesies (44 spesies langka)

(Hikmat dan Kusmana 2009)


BIOGEOGRAFI FLORA DI
INDONESIA

Kekayaan Persentase spesies


No. Wilayah
spesies endemik
1. Sumatera 820 11
2. Jawa 630 5
3. Kalimantan 900 33
4. Sulawesi 520 7
5. Sunda Kecil 150 3
6. Maluku 380 6
7. Irian Jaya (Papua) 1030 55

(Hikmat dan Kusmana 2009)


Indonesia merupakan pusat Vavilov yaitu
pusat penyebaran keanekaragaman
genetik tumbuhan budidaya/pertanian
 PISANG
 CENGKEH
 DURIAN
 RAMBUTAN
 KELAPA
Status Kelangkaan
Flora
240 spesies tanaman dinyatakan langka( banyak yang merupakan
spesies budidaya) diantaranya :
 Anggrek : 52 spesies
 Rotan : 11 spesies
 Pakis : 2 spesies (Pakis haji dan Pakis hias)
 Bambu : 9 spesies
 Pinang : 9 spesies
 Durian : 6 spesies
 Pala : 4 spesies
 Mangga : 3 spesies
 Tumbuhan obat :44 spesies
 Kayu : 36 spesies
 Kayu Ulin di KalSel
 Kayu Sawo Kecik di Jatim, Bali Barat, dan Sumbawa
 Kayu hitam di Sulawesi
 Kayu Pandak di Jawa

(Hikmat dan Kusmana 2009)


IRONI YANG TERJADI
(Sutarno dan Setyawan 2015)

 Indonesia masih belum “merdeka”


(mandiri) dalam pengadaan pangan
 Indonesia terkenal sebagai negara yang
subur, namun gagal mewujudkan
swasembada pangan
 pengelolaan yang kurang tepat
menyebabkan Indonesia gagal dalam
swasembaga pangan
IRONI YANG TERJADI
(Sutarno dan Setyawan 2015)

Indonesia mengimpor 29 jenis bahan


pangan utama . Ironisnya, beberapa jenis
bahan pangan impor tersebut sebenarnya
sangat melimpah di dalam negeri seperti
kelapa sawit, kelapa, minyak goreng,
cengkeh, singkong, gula (tebu, pasir),
garam, dan kakao.
Keanekaragaman Hayati:
(Tidak) Asing di Negeri
Sendiri

Samolo/bisbul (Diospyros
blancoi)
 buah-buahan
Keanekaragaman Hayati:
(Tidak) Asing di Negeri
Sendiri

Gayam (Inocarpus edule)


 Sumber karbohidrat
Keanekaragaman Hayati:
(Tidak) Asing di Negeri
Sendiri

Huni (Antidesma bunius)


 Buah-buahan
Keanekaragaman Hayati:
(Tidak) Asing di Negeri
Sendiri

Berenuk (Crescentia
cujete)  Pestisida nabati
Keanekaragaman Hayati:
(Tidak) Asing di Negeri
Sendiri

Galinggeum (Bixa olerana)


 Pewarna Alami
Keanekaragaman Hayati:
(Tidak) Asing di Negeri
Sendiri

Jengkol (Archidendron
pauciflorum)  sayuran
Keanekaragaman Hayati:
(Tidak) Asing di Negeri
Sendiri

Ki acret (Spathodea campanulata)


 bahan bangunan
Keanekaragaman Hayati:
(Tidak) Asing di Negeri
Sendiri

Patrakomala (Caesalpinia
pulcherrima)  Tanaman
www.wikipe
hias dia.com
Keanekaragaman Hayati:
(Tidak) Asing di Negeri
Sendiri

Gandaria (Bouea
macrophylla)  buah-
buahan
Tanaman Multi Manfaat
Daun, untuk atap,
rokok
Nira, untuk gula

Buah, Kolang
kaling

Batang, bangunan
dan aci kawung

Kawung/aren ijuk, sapu, jok


mobil
(Arenga pinnata)
(Irawan dan Rahmawati 2009)
PRINSIP-PRINSIP
TAKSONOMI
(Naming, Characterizing,Classifying)
Secara tidak sadar sudah
menjadi pembawaan
manusia untuk selalu
menamakan, mencirikan dan
menggolongkan (Naming,
Characterizing,Classifying)
setiap objek di sekitarnya,
bahkan sejak kita dilahirkan
PENCIRIAN
 Ciri Taksonomi : Setiap atribut yang
dimiliki oleh mahluk hidup, seperti:
bentuk, struktur yang dianggap terpisah
dari mahluk hidup secara keseluruhan
 Ciri adalah sesuatu yang lekat diri
 Sifat ciri taksonomi (character state):
kondisi atau ekspresi dari ciri taksonomi
Daun atau Batang?
Akar atau Batang?
Umbi atau buah?
Buah atau Bunga?
Buah atau Biji?
MACAM CIRI TAKSONOMI
• Morfologi
• Anatomi
• Palinologi
• Sitologi
• Genetika
• Embriologi
• Fisiologi
• Kimia
• Ekologi
• Molekular / Sekuen DNA
KARAKTER UMBI LAPIS
KARAKTER DAUN
KARAKTER BUAH

OTONG DAUN HEPI KANI


PJ

SUNAN
SUKUN
PETRUK
ASEUPAN
KARAKTER INTERNODUS

a. b. c. d.

Karakter Buku : (a) Berakar udara pada


G.pseudoarundinacea; (b) Bercincin putih pada
G.atroviolacea; (c) Menonjol dan bercincin putih
padaP.bambusoides;
(d) Buku polos pada B.vulgaris var.vittata
KARAKTER WARNA TULANG
DAUN

Warna ibu tulang daun (a) Hijau (C. phaeocaulis)


(b) Terdapat warna merah keunguan (C. Zedoaria)
KARAKTER WARNA RIMPANG

Warna rimpang bagian dalam jenis-jenis Curcuma


(a) putih (C. zedoaria) (b) kuning (C. purpurascens)
(c) oranye (C. domestica)
KARAKTER BENTUK STOMATA
DAN BENTUK EPIDERMIS
a b

10 10
µm µm

Sayatan paradermal daun C. domestica : (a) adaksial (b) abaksial

a b

Sayatan paradermal daun C. purpurascens : (a) adaksial (b) abaksial


KARAKTER EPIDERMIS UMBI
LAPIS

VARIASI
EPIDERMIS UMBI
LAPIS PADA
BERBAGAI
KULTIVAR
BAWANG MERAH

(Irawan et.al. 2005)


Keragaman Senyawa Minyak Atsiri Kultivar Bawang Merah

Kultivar
Golongan
Bombay Bima K. Maja Sumenep Batu Menteng Kuning
Senyawa Kimia
Gombong

Monosulfida - + - - - - + -
Disulfida + + + + + + + +
Trisulfida + + + + + + + +
Tiopen + + + + + + + +
Sulfon - + - - + - + -
Tiosulfinat - - - - - + - -
Tiol/merkaptan - - - + + - - -

Furan - + + + + + + +
Asam sulfur - - - - + - - -
Hidrokarbon + + + + + + - -
Keragaman 4 7 5 6 8 6 6 4
golongan
senyawa M.A
Keterangan:
M. A = Minyak Atsiri + = memiliki kandungan minyak atsiri
- = tidak memiliki kandungan minyak atsiri
B.parviflora
B.cylindrica B.gymnorrhiza B.sexangula

C.decandra R.apiculata R.mucrunata

(Irawan , 2011)

KARAKTER POLEN
PERTELAAN JENIS
Durio zibethinus Murr.
Durio zibethinus Murr., Steenis, Flora (1949) 286; Tjitrosoepomo, Dur. Mal. (1952) 36; Kostermans,
Genus Dur. Adans (1958) 127, Backer & Bakhuizen van den Brink, Fl. Jav. I (1963) 420.

Pohon tinggi sampai 40 m. Daun : panjang tangkai daun 1,4-2,3 cm, diameter 0,1-0,2 cm,
jarak antar tangkai daun 1,3-2,9 cm; bentuk daun melonjong sampai melanset, panjang 9,7-19,6
cm, lebar 3-6,1 cm, warna permukaan atas hijau sampai hijau tua, warna permukaan bawah
kuning emas; pangkal menumpul atau membundar, ujung melancip, panjang ujung daun 0,5-2,3
cm, tepi rata atau bergelombang; permukaan atas rata atau berbingkul, tonjolan urat daun pada
permukaan atas jelas atau tidak jelas; lipatan daun incurve, recurve atau rata. Bunga : bunga
dalam rangkaian payung, menggantung, jumlahnya 3-47; panjang tangkai 2,3-5,1 cm, diameter
0,3-0,5 cm, warna keemasan; panjang kelopak tambahan 1,7-2,7 cm, warna bagian luar kelopak
tambahan hijau, bagian dalam krem atau kehijauan, permukaan luar bersisik, permukaan dalam
berbulu halus; kelopak berbentuk lonceng, tinggi 1,8-2,7 cm, bagian luar berwarna kuning
keemasan, bagian dalam oranye, ujung runcing, permukaan luar bersisik, permukaan dalam
berbulu halus; mahkota berbentuk menyudip, panjang 3,3-5,3, lebar 1,2-3,2 cm, warna bagian
luar dan dalam krem, ujung membundar, permukaan luar dan dalam berbulu halus; benang sari
dalam 5 berkas berbentuk kipas, jumlah 28-77, jumlah benang sari dalam tiap berkas 5-16,
panjang tangkai sari 1,7-4,6 cm, warna tangkai sari krem; warna putik krem-oranye, panjang
tangkai putik 2,4-3,6 cm. Buah : buah membulat sampai ellipsoides, panjang 18-26 cm, lebar 12-
24,5 cm, alur ruang buah rata atau berlekuk, tonjolan bekas tangkai putik menonjol atau rata,
jumlah duri dalam luas 5X5 cm 10-31; tebal kulit buah 0,5-1,2 cm; jumlah ruang buah 4-6; warna
salut biji putih sampai kuning cerah, tebal 0,4-1,5 cm. Trikomata : Trikomata berbentuk sisik
bersel banyak, ukuran trikomata 400µm sampai 650 µm.
Nama lokal : Durian, Ind., Duren, J, Ind, S, Md, Ambetan, J, Kadu, S.
Manfaat : Salut bijinya dapat dimakan; akarnya sebagai obat penurun panas; daun durian dicampur
dengan jaringau (Acorus sp), untuk mengobati cantengan (infeksi dalam kuku); lumatan kulit
durian dapat dilumaskan ke perut untuk memudahkan buang air besar; air abu kulit buah durian
dapat digunakan sebagai obat pelancar haid dan juga penggugur kandungan (abortivum).
PERTELAAN KULTIVAR
DENGAN CIRI FITOKIMIA
Kultivar ‘Bima’
Putrasamedja & Suwandi, Monograf no 5 (1996) : 7; Irawan dkk.,
Biotika 3 (2) (2004) : 40

Kultivar bima memiliki senyawa minyak atsiri golongan


monosulfida: heksil sulfida (1,90%); metil propil sulfida (0,14%).
Golongan disulfida: metil propil disulfida (0,45%); etil isopropil
disulfida (0,08%); etil propil disulfida (0,09%); dipropil disulfida
(0,66%). Golongan trisulfida: dipropil trisulfida (0,6%); triolana
(0,31%). Golongan tiopen: dimetil tiopen (0,48%). Golongan
sulfon: etil isopropil sulfon (0,2%). Golongan furan: heksil furanon
(2,06%); metil furanon (0,25%). Golongan hidrokarbon: propana
(0,43%).

(Irawan dkk., 2005)


PERTELAAN JENIS DENGAN
CIRI PALINOLOGI
Acanthus ilicifolius L.
Acanthus ilicifolius L., Backer & Bakhuizen f. , Fl. Jav. II (1965) 555;
Giezen. Zieren. Wulffraat. Schoelten., Fld. Gd. Ind. Mangr. (1949);
Tomlinson., Bot. of Mangr. (1986) 178.

Butir polen berbentuk prolate atau oval. Ukuran Butir 45X44 –


70X47 μm. Apertur bertipe dikolpus, kolpus lebih lebar jika
dibandingkan dengan A. ebracteatus. Ketebalan neksin sama
dengan seksin. Ornamentasi eksin granular.
Specimen Studi: Sulawesi, Pulau Pasokan, Uedikan, Luwuk Timur,
LUWUK-BANGGAI, SULAWESI TENGAH (BI 1091). Papua: Miei,
Wasior, WONDAMA, IRIAN JAYA BARAT (BI 1138)

(Ulfia, 2006)
Pertelaan Jenis Dengan Ciri
Anatomi
Thyrsostachys siamensis Gamble

Sel epidermis terdiri atas sel panjang dan sel pendek yang tersusun
berselang seling. Bentuk sel panjang, heksagonal dengan pinggiran
sel yang rata, ukuran sel panjang 4-7x10-40 μm. Banyaknya sel
pendek diantara tiap-tiap sel panjang satu sampai dua buah,
umumnya satu buah, bentuk bulat dengan diameter 2 μm, atau
kotak dengan panjang sisi 2-3μm. Stomata bentuk halter, 4-5x8-10
μm, kerapatan stomata 1,7%.
Nama lokal : Bambu Jepang (Indonesia)
Persebaran : Jatinangor
Kegunaan : Tanaman hias
Habitat : Pekarangan rumah

(Irawan dkk., 2006)


DNA
PENAMAAN
 Nama adalah sesuatu yang mutlak perlu
untuk menyebut apa yang dimaksud
 Tatanama Tumbuhan = nomenclatur 
sesuai dengan Kode International
Tatanama Tumbuhan (KITT-ICBN)
 Satu tumbuhan memiliki nama yang
benar dan tepat dalam sistem klasifikasi
The Binomial System
Each name has two components:
Genus + specific epithet = species
Prunus persica (peach)
 belongs to the Genus Prunus
 species name is Prunus persica

Conventions that apply to this system:


 written in italics (or underlined)
 first letter of the Genus is capitalized
PENGGOLONGAN
Mengapa tumbuhan harus diklasifikasi??
- Kemudahan dan keteraturan
- Economy of memory
- Pusat penyimpan informasi
- Bermanfaat dalam identifikasi
- Menggambarkan jauh dekatnya hubungan
kekerabatan
- Alat Prediksi
Economy of memory
Ingatlah sesedikit mungkin,
tetapi dalam ingatan yang
sedikit bisa menyimpan
informasi sebanyak-banyaknya-
--Prinsip Spot charater dan
diagnostic character
 Lingkaran Berwarna merah ada
berapa?
 Berapa Jumlah Bujur sangkar?
 Persegi panjang paling besar
berwarna apa?
Family Apocynaceae
• Getah putih atau
kuning
• Permukaan bawah
daun dengan
rambut/hairy
• Kuncup bunga
terpuntir
(Contortae)
Family Compositae (Asteraceae)
• Bunga tepi dan bunga
pita
• pseudanthium
Mengapa
Taksonomi
Penting ????
King of Biological Science
Mor
Phyl folo An
ogen gi ato
i mi
Evol Palin
usi ologi

Gen Sitol
etika Takso ogi
nomi
Biog Emb
eogr riolo
afi gi

Ekol Gen
ogi etika
Fisio Kimi
logi a
King of Biological Science
Kemampuan dalam menghimpun data
dan informasi dalam suatu sintesis,
mengordinasi, mengatur dan
menyusun seluruhnya dalam suatu
sistem penyimpulan, generalisasi dan
penyimpanan berbagai peran yang
efektif serta mempunyai nilai prediksi
yang sangat tinggi (Rifai 1995)
 LANDASAN UNTUK MEMAHAMI
KEANEKARAGAMAN
 PENYEDIA SISTEM INFORMASI
 RINGKASAN POLA
KEANEKARAGAMAN DAN POLA
EVOLUSI  Hirarki taksonomi
 LANDASAN UNTUK MEMPREDIKSI
Indonesia Surganya
Taxonom dunia
 Explorasi: Biodiversitas
Hewan/Tumbuhan
 Floristik Studi/Inventarisasi
Hewan/Tumbuhan
 Penelaahan Takson: Revisi dan
Monograf
 Penemuan Takson Baru
Flora dan Monograph
(Fl.Mal. 1(13), 1997)
Melindungi, Memulihkan, dan Meningkatkan
Pemanfaatan secara Berkelanjutan terhadap
Ekosistem Darat, Mengelola Hutan secara
Berkelanjutan, Memerangi Desertifikasi, dan
Menghentikan dan Memulihkan Degradasi Lahan
dan Menghentikan Hilangnya Keanekaragaman
Hayati
Hilangnya Tutupan Hutan
Kalimantan

(Ahlenius 2007)
Aplikasi Taksonomi
 Seluruh cabang Biologi induk dari cabang
biologi
 Farmasi dan Farmakologi
 Kimia bahan alam (chemotaxonomy)
 Bioteknologi (Molecular Taxonomy,
Phyllogenetic)
 Informasi (database biodiversity, Bioinformatic)
 Pertambangan dan Energi
 Ekonomi dll
PELUANG / Relung
 Elisabet Anita Widjaja : BAMBU
 Uway Warsita Mahyar: Anggrek
 Kartini Kramadibrata: Jamur dan Mikorhiza
 M. Mansur : Nephentaceae
 Yuzami: Araceae
 Priyanti: Annonaceae, Durio kutejensis
 Dian Akbarini: Annonaceae (Polyalthia)
 Budi Irawan : Annonaceae (Fissistigma), Mangrove,
Seagrass, Bambu
 Dewi: Jamur
 Agung Kurniawan: Araceae (Alocasia)
 Arifin Surya Dwipa Irsyam (Rutaceae)
Ahli Taksonomi Indonesia
bisa dihitung dengan Jari
Swedish botanist
Developed binomial classification scheme for plants.
Uses two Latin words to indicate the genus and the species.
Changed his name to the Latin name of Carolus Linnaeus.

Carl von Linne; 1707-1778, (Bapak Taksonomi Dunia)


Prof. Dr. Mien A. Rifai
(Bapak Taksonomi Indonesia)
Prof. Dr. Aseng Ramlan
(Bapak Taksonomi Unpad)
Budi Irawan

 Fissistigma magnisepala Irawan


is an accepted name
 This name is the accepted name of
a species in the genus Fissistigma
(family Annonaceae).
 The record derives from WCSP (in
review) which reports it as an
accepted name with original
publication details: Floribunda 2: 184
2005.
 Full publication details for this name
can be found in IPNI:
urn:lsid:ipni.org:names:77073585-1.
Fissistigma magnisepala Irawan,
sp.nov.
Frutex scandens circiter 15 m. Ramunculus tawny tomentosa.
Folia sub coriacea, oblonga, 10 - 14 cm longa, 4 - 5 cm lata;
apice caudatis; basi rotundatis; sup erne glabrescent, subtus
tawny tomentose, glaucous; nervis 10 jugis, subtus prominulis.
Inflorencentia solitary, ramulifloris. Pedicele brevis,
subsessillis 0.4 cm longa. Bracteola 1, ovata, 0.5 cm longa,
media. Sepala magni, ovata lata, 1.2 cm longa, 0.9 cm lata,
coriacea, sparsim tomentose; venatio prominulis. Carpidia
juventa ovoid, 0.5 cm longa, 0.4 cm diametro, velutinous,
glaucous. -- Typus: Borneo, East kalimantan, Maruwai, block
Lampunut, Long Iram Sub District, 19 March 1999, PK 2621
(holo BO!, iso BO!)

(Irawan, 2005)
 Climber c. 15 m tall, young twigs tawny tomentose, afterward
glabrous, black coloured. Leaves: petiole 0.6 cm long, 2 mm
diameter; lamina subcoriaceous, oblong 10 - 14 cm long, 4 - 5 cm
wide; base rounded; apex caudate; glabrescent above; tawny
tomentose, glaucous beneath; lateral nerve 10 pairs, not
anastomosing. Inflorescence solitary, ramuliflorus. Flowers bud not
seen. Flower: pedicels very short, subsessille 0.4 cm long with a
median bracteole, ovate,3 mm long; sepal large, broadly ovate, 1.2
cm long, 0.9 cm wide, sparsely tomentose, venation prominent,
persistent when fruiting; petal not seen; stamen not seen; carpel
elongated, 2 mm long, tawny tomentose; stigma axe-shape, hairy.
Young carpidia ovoid, 0,5 cm long, covered velutinous hair,
glaucous. Distribution: Borneo.
 Habitat & Ecology: This species is found in primary dipterocarp
forest with patches of Kerangas (Perengat) forest, sometimes in
water logged, at 310 malt. Field note: Leave is glaucous below.
Sepal is large. Young Fruit is greenish glaucous.
 Specimen Examined: BORNEO: East Kalimantan, Maruwai, Block
Lampunut, Long Iram Sub District, PK 2621.
(Irawan, 2005)
Figure Fissistigma
magnisepala Irawan,
sp.nov. – a.branch, b.
sepal, c.carpel,
d.young carpidia,
1.outside view, 2.
inside view [a – d: PK
2621]

(Irawan, 2005)
(Irawan, 2005)
(www.ipni.org)
(www.ipni.org)
(www.ipni.org)
Dimana Taksonom
Bekerja
• Peneliti (Pemerintahan atau
swasta) – relung sedikitnya
Taksonom
• Konsultan Lingkungan
• LSM/NGO’s Biodiversity
• Pengajar/Dosen—relung
sedikitnya Taksonom
• Bagian Perencana/HRD
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai