PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Malik Afif Rojtica
(1708036014)
KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penjelasan tentang pemanfaatan tumbuhan dijelaskan dalam quran surah Ab
basa (ayat : 24-32)
ع
٢٥ صببا صب ل عبعنا ٱلل ع
ماعء ع أننا ع٢٤ مههۦۦ ى ط عععا ه س ن ع
ن إ هل ى فعللعينظ نره ٱللهإن ىع
ع شش ع ل ع
عن عببشا
وع ه٢٧ حببشا فعأننب ل عتعنشا هفيعهشا ع٢٦ قا شش ب ض ع قلقعنا ٱلألر ع م ع ثن ن
وعفىعك ههعشش ب٣٠ دائ هقع غ نللب بششا
ة وع ع٢٩ وععزلينتوبنا وعن علخبل٢٨ ضببا
حشش ع وعقع ل
ع
مت ىعبعا ل نك ن لم وعهل ل عنعىع ه
٣٢ مك ن لم ن٣١ وعأببا
"Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya
Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah
bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,
anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan
buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk
binatang-binatang ternakmu," (QS. Abasa 24-32).
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan dan manusia,
terutama mamalia. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun
berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. truktur mirip
rambut, yang disebut trikoma(Orbeeaja,2018). Rambut pada manusia dapat
tumbuh diseluruh bagian tubuh manusia namun lebih dominan di bagian bagian
seperti wajah, kepala, , ketiak, kemaluan, tangan dan kaki.
Rambut akan memutih seiring dengan bertambahnya usia atau dikenal dengan
beruban. Rambut beruban umum dialami pria dan wanita di atas usia 50 tahun.
1
Namun saat ini hal tersebut tidak hanya dialami oleh orang yang sudah lanjut
saja. Remaja berusia 15 tahun pun bisa juga beruban yang biasanya disebabkan
oleh faktor gen dan kurangnya natural treatment (Desi Afianty Lubis,2015: 3). Pada
penelitian terdahulu diketahui bahwa kandungan pada biji pepaya dapat
menghitamkan rambut. Kandungan tersebut adalah glucoside cacirin dan
karpain.Berbagai masalah yang sering muncul adalah adalah rambut rontok
pada kalangan remaja. Rambut rontok berlebihan (lebih dari 100 helai per hari)
bisa disebut sebagai telogen effluvium. Kerontokan ini terjadi secara
menyeluruh pada bagian kepala sehingga tidak menyebabkan kebotakan pada
satu area saja (pitak) (https://www.alodokter.com/inilah-penyebab-rambut-rontok-
berlebihan).
Hal yang dipaparkan diatas tadi sangat sinkron dengan kehidupan saat ini di
Indonesia. IPTEK yang semakin maju pada era milenial ini tidak hanya mampu
menghadirkan sejumlah kemudahan hidup bagi manusia modern, semua
produk bisa masuk(impor) dengan mudah yang kadang juga mengundang
sejumlah persoalan dan kekhawatiran tidak terkecuali produk sampo luar
negeri. Kemajuan zaman yang terjadi saat ini, yang semula dipandang akan
memudahkan kegiatan manusia,kenyataannya juga menimbulkan keresahan
dan ketakutan bagi masyarakat, yaitu karena ketidaktahuan akan kandungan
produk yang sering dipakai oleh manusia itu sendiri serta keamanan produk
sampo tersebut. Mungkin boleh jadi sampo produk luar tidak mendatangkan
kepuasan justru hanya mendatangkan bahaya bagi para penggunanya.
Proses pembuatan sampo kondisioner dari daun pepaya ini mampu untuk
sedikitnya menanggulangi berbagai permasalahan yang terjadi saat ini, selain
penggunaannya yang tidak menggunakan zat-zat yang berbahaya dan ramah
lingkungan sampo ini juga cukup mudah dalam proses pembuatannya sehingga
masyarakat dapat dengan mudah menerapkan metodenya dan ini dapat menjadi
sumber penghasilan masyarakat setempat, kalau dapat dikembangkan secara
signifikan oleh masyarakat tersebut, serta dapat ikut mengamalkan salah satu
Firman Allah Swt. dalam Al-quran.
B. Rumusan Masalah
2
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dicari rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kandungan pada daun pepaya sehingga mampu untuk membuat
rambut menjadi sehat secara alami ?
2. Bagaimana proses pembuatan sampo dari daun pepaya sehingga dapat
dikatakan sebagai produk yang ramah lingkungan ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan dan manfaat
daun pepaya sebagai alternatif sampo alami serta proses pembuatannya
sehingga dapat dikatakan sebagai sampo ramah ligkungan untuk kalangan
masyarakat.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi dunia pendidikan,sebagai media belajar masyarakat serta untuk
menambah wawasan bagi seluruh kalangan masyarakat tentang contoh
produk ramah lingkungan.
b. Bagi dunia penelitian, sebagai tambahan ilmu guna menerapkan salah
satu prinsip suistainable development friendly environment.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah bacaan dan
pengetahuan tentang manfaat daun buah pepaya serta sebagai acuan
penelitian bagi peneliti yang sejenis.
E. Pembatasan Masalah
Buah pepaya merupakan salah satu buah yang memliki manfaat cukup banyak.
Tidak hanya buahnya, biji serta daun pohon pepayanya pun tidak kalah
baiknya bagi kesehatan.
Penelitian ini menggunakan bahan daun pohon pepaya yang warnanya hijau.
Pada metodenya nanti yang peneliti gunakan adalah dengan cara sangrai,yang
mana nantinya bisa digunakan sebagai penghitam rambut serta mencegah
rambut rontok, erat kaitannya dengan kandungan senyawa Glucoside carcirin
dan karpain dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang fundamental
3
mengenai kandungan daun pepaya. Metode ini sangat mendukung konsep
green chemistry karena bahan yang digunakan adalah bahan bahan alam yaitu
daun pohon pepaya.
Adapun peneliti membatasi pembahasan yang ada agar penelitian ini lebih
terarah, terfokus, dan menghindari pembahasan menjadi terlalu luas.
BAB II
4
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teoritik
A. Pengertian pepaya
Pepaya (Carica papaya, L.) Tanaman pepaya merupakan herba
menahun dan tingginya mencapai 8 m. Batang tak berkayu, bulat,
berongga, bergetah dan terdapat bekas pangkal daun. Dapat hidup pada
ketinggian tempat 1m-1.000m dari permukaan laut dan pada suhu udara
22°C- 26°C. Pada umumnya semua bagian dari tanaman baik akar, batang,
daun, biji dan buah dapat dimanfaatkan (Dwi, 2009: 7-8).
5
Daun pepaya berkhasiat sebagai bahan obat malaria dan menambah nafsu
makan. Akar dan biji berkhasiat sebagai obat cacing, getah buah berkhasiat
sebagai obat memperbaiki pencernakan. Getah buah pepaya untuk kulit
melepuh karena panas, daun pepaya muda untuk pengobatan malaria,
demam dan susah buang air besar, akar jari pepaya untuk pengobatan
karena digigit ular berbisa, biji pepaya untuk pengobatan rambut beruban
sebelum waktunya dan obat cacing gelang, serta pengobatan lain misalnya
maag, sariawan dan merangsang nafsu makan (Muchlisah 2004).
B. Kandungan Aktif Daun Pepaya
Kandungan aktif daun pepaya menurut Trizelia (2001), yaitu enzim
papain. Papain merupakan suatu protese sulfihidril dari getah pepaya.
Enzim papain biasanya ditemukan di batang, daun, dan buah pepaya.
Selain enzim papain, terdapat beberapa senyawa-senyawa yang dapat
dibuktikan melalui uji fitokimia. Uji fitokimia dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya komponen - komponen bioaktif yang terdapat
pada sampel uji. Dari uji fitokimia yang dilakukan oleh Astuti (2009)
daun pepaya mengandung flavonoid, saponin, dan alkaloid. Namun
pada pengujian fitokimia yang dilakukan Julaily, dkk. (2013), ekstrak
daun pepaya mengandung berbagai golongan senyawa metabolit
sekunder seperti alkaloid, flavonoid, polifenol, kuinon, dan terpenoid.
Senyawa-senyawa ini yang dipercaya mampu membunuh serangga
hama.
C. Teknik Maserasi
Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya
merendam). Cara ini merupakan salah satu cara ekstraksi, dimana
sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati
yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar)
atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu
tertentu sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian
(Anonim, 2014). Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi
dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi
dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel tidak mengalami
pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan teknik
6
ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas
ataupun tahan panas (Hamdani, 2014). Maserasi merupakan cara
penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari (Afifah,2012). Jadi,
Maserasi merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana dengan
cara merendam serbuk simplisia menggunakan pelarut yang sesuai
dan tanpa pemanasan
D. Prinsip Maserasi
Prinsip maserasi adalah pengikatan/pelarutan zat aktif
berdasarkan sifat kelarutannya dalam suatu pelarut (like dissolved
like),penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada
temperatur kamar, terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk
ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti
oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ).
Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi
dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari.
Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama
beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
E. Pengertian Sampo
Shampoo adalah sabun cair yang digunakan untuk mencuci rambut
dan kulit kepala yang terbuat dari campuran bahan – bahan alami
( tumbuhan ) atau zat-zat kimia.
Pada Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Defy (2015) didapat hasil
bahwa biji pepaya mengandung glucoside cacirin dan karpain yang dapat
7
dimanfaatkan untuk menghitamkan rambut pada usia muda. Sehingga diharapkan
dengan memiliki rambut hitam dan kuat, akan menambah kepercayaan diri serta
Penelitian lain yang dilakukan oleh Elmitra (2016) dengan biji pepaya didapat
hasil yaitu ekstrak biji Pepaya (Carica Papaya L) dapat diformulasikan dalam bentuk
sediaan shampo. Variasi kadar ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L) mempengaruhi
sifat fisik dari sediaan shampo dari ekstrak biji pepaya yang meliputi organoleptis, pH
Hasil analisis fitokimia pada daun pepaya (Carica papaya L.) yang telah
dilakukan oleh A’yun(2015) menunjukkan bahwa daun pepaya (Carica papaya L.)
digunakan sebelumnya adalah biji buah pepaya, maka di sini penulis mencoba
mengganti bahan dengan bahan alternatif yang lain yaitu daun pepayal.