Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS VEGETASI MANGROVE DI HUTAN PANTAI BAMA

BALURAN

Intan Febriyanti 1 , Lailia Eky Larasati 2 , Choirotun Nisaa3 , Ulfatul Hasanah 4 , Titis
Kusumaningrum5 , Wildatus Shalihah6 .

1 202101100024.

² 202101100036
3 204101100015
4 202101100023
5 204101100005
6 202101100025

Abstrak
Mangrove merupakan jenis pohon atau belukar yang tumbuh di Antara batas pasang surut air
laut dan terdiri atas jenis-jenis pohon Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops,
Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceras (Kitamuraet al, 1997). Mangrove juga menjaga
keseimbangan biologis dengan menyediakan tempat yang aman bagi banyak jenis organisme, seperti
ikan dan penyu. Ekosistem ini juga berperan dalam membuat sumber daya alam untuk masyarakat
lokal. Penelitian ini dilakukan di hutan mangrove pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo,
Jawa Timur. Dari hasil pengambilan sampel di hutan mangrove Baluran, dapat disimpulkan bahwa
hutan mangrove Baluran memiliki beberapa jenis organisme laut yang dapat dijumpai, seperti ikan,
udang, kerang, dan sebagainya.

Kata Kunci: Analisis vegetasi, Ekosistem, Mangrove, Pantai Bama

Abstract
Mangrove is a type of tree or shrub that grows between tidal boundaries and consists of tree
species Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus,
Aegiceras (Kitamura et al, 1997). Mangroves also maintain biological balance by providing a safe
haven for many types of organisms, such as fish and turtles. These ecosystems also play a role in
creating natural resources for local communities. This research was conducted in the coastal
mangrove forest of Bama, Baluran National Park, Situbondo, East Java. From the results of sampling
in the Baluran mangrove forest, it can be concluded that the Baluran mangrove forest has several
types of marine organisms that can be found, such as fish, shrimp, shellfish, and so on.

Keynote : Bama beach, Ecosystem, Mangroves, Vegetation Analysis

PENDAHULUAN luas (Noor et al,2006). Mangrove


merupakan jenis pohon atau belukar
Indonesia merupakan Negara yang
yang tumbuh di Antara batas pasang
memiliki hamparan Mangrove yang

1
surut air laut dan terdiri atas jenis-jenis dan penyu. Ekosistem ini juga berperan
pohon Avicennia, Sonneratia, dalam membuat sumber daya alam
Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, untuk masyarakat lokal.
Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, METODE
Aegiceras (Kitamuraet al, 1997).
Mangrove memiliki berbagai fungsi Penelitian ini menggunakan
baik secara Ekologi maupun sosial metode Observasi. Metode observasi ini
ekonomi, secarafungsi ekologi merupakan suatu metode dengan
mangrove sebagai tempat Mencari mengumpulkan data yang dilakukan
makan (feeding ground) tempat asuhan dengan cara mengamati dan meninjau
dan pembesaran (nursery ground)Dan secara cermat yang dilakukan secara
tempat pemijahan (Spauning ground) langsung pada lokasi penelitiannya.
bagi biota perairan(Printrakoan et al, Penelitian ini dilakukan di hutan
2008).Fungsi ekologi Hutan Mangrove mangrove pantai Bama, Taman
yang ditinjau dari aspek fisika maupun Nasional Baluran, Situbondo, Jawa
kimia Membentuk suatu mekanisme Timur. dilakukan pada hari Selasa
hubungan timbal balik antara tanggal 6 juli 2023 untuk pengambilan
komponen-komponen Dalam ekosistem sampelnya. Hutan Mangrove pantai
mangrove. Ekosistem Hutan Mangrove bama ini dipilih untuk pengambilan
ada hubungan timbal balik Secara biotik sampel karna Mangrove merupakan
terdapat organisme lain yang ekosistem air tawar yang memiliki
memanfaatkan Hutan Mangrove habitat beragam, seperti mangrove,
sebagai Asosiasi habitatnya, salah hutan tropis, danau, dan sawah. Selain
satunya dari Filum Moluska kelas itu, lokasi ini juga menyediakan
Bivalvia (Nonji, 2007). kesempatan untuk mengamati dan
Mangrove adalah salah satu menginventarisasi jenis-jenis tumbuhan,
ekosistem pesisir yang dibentuk oleh hewan, dan fungi yang spesifik,
gugusan pohon mangrove. Di dalam termasuk endemik ataupun langka.
ekosistem ini terdapat interaksi yang Hutang Baluran juga merupakan distrik
kompleks antara tanaman, hewan, dan konservasi yang diakui secara global
lingkungan fisik, seperti pasang surut, oleh UNESCO dan juga memiliki
suhu, dan salinitas. Di ekosistem potensi bagi praktik penangkapan ikan
mangrove, pohon-pohon akar yang kuat berkelanjutan dan industri pariwisata.
menahan arus air laut dan mencegah Dengan demikian, mengembalikan
erosi pantai. Pohon-pohon ini juga sample di Mangrove Baluran dapat
berfungsi sebagai penghasil oksigen membantu dalam upaya konservasi dan
dan mencegah limbah berbahaya yang pemantauan lingkungan.
berasal dari rawa-rawa menyebar ke Alat yang digunakan dalam
perairan lain. Mangrove juga menjaga pengambilan adalah Meteran (untuk
keseimbangan biologis dengan Pengukuran plot satu ke plot yang
menyediakan tempat yang aman bagi lain ), talirafia (untuk mengukur jarak
banyak jenis organisme, seperti ikan stasiun keStasiun lainnya),Pasak (untuk

2
jadi pengikat tali rafia) alat tulis (untuk Ke : Keliling
mencatat hasil yang di dapatkan dan
Tabel 2. Hasil perhitungan
data yang lainnya), kamera (alat untuk Basal
Spesies Jml KR FR DR INP
dokumentasi) pH tanah (untuk Area
Rhizopora
mengukur kadar pH tanah) Apiculata
1 1.9 6.25 50 23.72035 79.97035
Rhizopora
1 1.56 6.25 50 19.47566 75.72566
HASIL DAN PEMBAHASAN Apiculata
Rhizopora
1 1.21 6.25 50 15.10612 71.35612
Berdasarkan hasil penelitian Apiculata
Rhizopora
analisis vegetasi mangrove di Taman Apiculata
1 1.68 6.25 50 20.97378 77.22378
Rhizopora
Baluran Situbondo, pada tabel 1 dan Apiculata
1 1.66 6.25 50 20.72409 76.97409

tabel 2 diperoleh hasil bahwa terdapat 1 Rhizopora


1 0.56 6.25 50 6.991261 63.24126
Apiculata
spesies mangrove yang teridentifikasi Rhizopora
1 0.78 6.25 50 9.737828 65.98783
dari 4 titik poin center yaitu mangrove Apiculata
Rhizopora
1 1.21 6.25 50 15.10612 71.35612
jenis Rizhopora Apiculata. Apiculata
Rhizopora
1 0.56 6.25 50 6.991261 63.24126
Apiculata
Tabel 1. Hasil analisis vegetasi mangrove Rhizopora
1 0.52 6.25 50 6.491885 62.74189
Analisis Vegetasi Mangrove Apiculata
Rhizopora
PC Ku Jenis Jml Ke Diameter L 1 0.69 6.25 50 8.614232 64.86423
Apiculata
basal Rhizopora
area 1 0.64 6.25 50 7.990012 64.24001
Apiculata
1 I Rhizopora 1 0.59 0.375455 0.59 Rhizopora
Apiculata 1 8.97 6.25 50 111.985 168.235
Apiculata
II Rhizopora 1 1.21 0.77 1.21 Rhizopora
Apiculata 1 0.31 6.25 50 3.870162 60.12016
Apiculata
III Rhizopora 1 0.8 0.509091 0.8 Rhizopora
Apiculata 1 0.32 6.25 50 3.995006 60.24501
Apiculata
IV Rhizopora 1 0.88 0.56 0.88 Rhizopora
Apiculata 1 0.23 6.25 50 2.871411 59.12141
Apiculata
2 I Rhizopora 1 1.31 0.833636 1.31
Apiculata 16 8.01
II Rhizopora 1 0.35 0.222727 0.35
Apiculata
III Rhizopora 1 0.41 0.260909 0.41 Keterangan:
Apiculata KR : Kerapatan Relatif
IV Rhizopora 1 0.8 0.509091 0.8
FR : Frekuensi Relatif
Apiculata
3 I Rhizopora 1 0.35 0.222727 0.35 DR : Dominasi Relatif
Apiculata INP : Indeks Nilai Penting
II Rhizopora 1 0.21 0.133636 0.21
Apiculata
III Rhizopora 1 0.37 0.235455 0.37 Berdasarkan tabel 2, didapatkan
Apiculata
IV Rhizopora 1 0.41 0.260909 0.41 hasil pengukuran jarak pada point
Apiculata center terhadap sub point di setiap
4 I Rhizopora 1 0.21 0.133636 0.21
Apiculata mangrove yang menjadi titik pusat
II Rhizopora 1 0.31 0.197273 0.31
Apiculata
(point). Hal tersebut menunjukkan
III Rhizopora 1 0.32 0.203636 0.32 adanya nilai kerapatan pada setiap
Apiculata
IV Rhizopora 1 0.23 0.146364 0.23 point. Tinggi rendahnya kerapatan
Apiculata
8.76
mangrove ditentukan oleh adanya
cahaya yang masuk yang tidak dapat
menyinari lahan pada hutan mangrove
Keterangan:
PC : Poin center sehingga membuat mangrove tidak
Ku : Kuadran tumbuh baik. Rendahnya tingkat
3
kerapatan juga disebabkan oleh mencapai 50 cm. Memiliki perakaran
matahari yang dibutuhkan oleh yang khas hingga mencapai ketinggian
mangrove terhalang oleh adanya pohon 5 m dan kadang-kadang memiliki akar
sehingga proses fotosintesis menjadi udara yang keluar dari cabang Kulit
terhalang. Menurut Keputusan Menteri kayu berwarna abu-abu tua dan
Negara Lingkungan Hidup No. 201 berubah-ubah.
Tahun 2017 bahwa terdapat kriteria Daun pohon mangrove Rizhopora
baku mutu kerapatan mangrove antara Apiculata Berwarna hijau tua dengan
lain : kerapatan padat > 1.500 ind/Ha, hijau muda pada bagian tengah dan
sedang >1.000 - 1500 ind/Ha, dan jarang kemerahan di bagian bawah. Gagang
<1.000 ind/Ha (Usman dkk, 2018). daun panjangnya 17-35 mm dan
Tingginya kerapatan mangrove warnanya kemerahan. Bentuknya elips
menunjukkan banyak tegakan pohon menyempit dan ujungnya meruncing.
yang ada pada wilayah tersebut. Ukuran daun mangrove berkisar 7-19 x
Nilai basal area yang diperoleh 3,5-8 cm.
yaitu sebesar 8,76 dimana Bunga pohon mangrove
menggambarkan luas area yang Rizhopora Apiculata biseksual, kepala
didominasi oleh mangrove Rizhopora bunga kekuningan dan terletak pada
Apiculata. Hal ini menunjukkan bahwa gagang berukuran <14 mm. Letak bunga
spesies ini memiliki penyebaran yang biasanya di ketiak daun serta tak
cukup luas di area mangrove yang bertangkai. Buahnya kasar berbentuk
diamati. Kerapatan Relatif 6,25 bulat memanjang hingga seperti buah
menggambarkan jumlah individu pir, warna coklat, panjangnya 2-3,5 cm,
Rizhopora Apiculata per unit area. berisi satu biji fertil. Hipokotil silindris,
Kerapatan relatif 100% menunjukkan berbintil, berwarna hijau jingga. Leher
bahwa spesies ini adalah yang dominan kotilodon berwarna merah jika sudah
di komunitas mangrove yang diamati. matang. Ukuran: Hipokotil panjang 18-
Hal ini dapat disebabkan oleh faktor- 38 cm dan diameter 1-2 cm.
faktor ekologis seperti toleransi Mangrove jenis Rizhopora Apiculata
terhadap salinitas air, substrat, atau tumbuh pada tanah berlumpur, halus,
kondisi lingkungan lainnya. Rata- dalam dan tergenang pada saat pasang
diameter pohon Rizhopora Apiculata normal. Tidak menyukai substrat yang
sebesar 11,50 cm. Hasil tersebut lebih keras yang bercampur dengan
memberikan informasi gambaran pasir. Tingkat dominasi dapat mencapai
tentang ukuran pohon yang ditemukan 90% dari vegetasi yang tumbuh di suatu
dalam populasi mangrove. Ukuran ini lokasi. Menyukai perairan pasang surut
dapat memberikan indikasi tentang yang memiliki pengaruh masukan air
usia, pertumbuhan, dan kesehatan tawar yang kuat secara permanen.
populasi mangrove yang diamati. Percabangan akarnya dapat tumbuh
Pohon mangrove jenis tersebut secara abnormal karena gangguan
biasanya memiliki ketinggian mencapai kumbang yang menyerang ujung akar.
30 m dengan diameter batang yang Kepiting dapat juga menghambat

4
pertumbuhan mereka karena berbagai spesies organisme lain seperti
mengganggu kulit akar anakan. reptil, burung, dan mamalia. Hasil ini
Tumbuh lambat, tetapi perbungaan menunjukkan bahwa hutan mangrove
terdapat sepanjang tahun. Baluran adalah tempat yang cocok
Kayunya dimanfaatkan untuk untuk berbagai jenis habitat biologi.
bahan bangunan, kayu bakar dan arang. DAFTAR PUSTAKA
Kulit kayu berisi hingga 30% tanin (per
sen berat kering). Cabang akar dapat
digunakan sebagai jangkar dengan Hasibuan, Efendi Syahril, Trifeta Sri
diberati batu. Di Jawa acapkali ditanam Hudiyah Diah, dan Hartanto.
di pinggiran tambak untuk melindungi “Dinamika Penutupan Hutan
pematang. Sering digunakan sebagai Mangrove di Taman Nasional
tanaman penghijauan. Baluran, Banyuwangi.” jurnal
SIMPULAN Sistem Manajemen 12, no. 1 (2015):
76-82
Dari hasil pengambilan sampel di
hutan mangrove Baluran, dapat Lasso, C., Ribot, J., 2005. Conservation
disimpulkan bahwa hutan mangrove status of mangroves in Latin
Baluran memiliki beberapa jenis America. Environmental
organisme laut yang dapat dijumpai, Conservation 32, 394–404.
seperti ikan, udang, kerang, dan
sebagainya. Selain itu, hutan mangrove
juga menjadi tempat habitat bagi

5
6

Anda mungkin juga menyukai