Anda di halaman 1dari 32

MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX

PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

LAPORAN KAJIAN KHUSUS

SISTEM INFORMASI PENJADWALAN, PROGRESS PEKERJAAN, DAN


PENGENDALIAN BIAYA PADA KEBUN TS PG REJO AGUNG BARU

SUSANTI INDAH SARI

AKUNTANSI

MANAGEMENT TRAINEE XIX

PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

2018

1
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Profil PT PG Rajawali I


PT PG Rajawali I merupakan penggabungan Pabrik Gula Krebet Baru dan Pabrik
Gula Rejo Agung Baru yang merupakan anak perusahaan PT Rajawali Nusantara
Indonesia. Penggabunagn kedua PG tersebut dilakukan di tahun 1995. Dalam
menjalankan usahanya, PT PG Rajawali I sebagai kantor pusat berkedudukan di Jalan
Undaan Kulon no 57-59 Surabaya – Jawa Timur, sedangkan unit-unit dan anak
perusahaan tersebar di wilayah Jawa Timur, yaitu Malang dan Madiun.
Sebagai perusahaan yang dinamis PT PG Rajawali I senantiasa memproyeksikan
adanya pertumbuhan. Agar dapat mencapai angka pertumbuhan yang memadai
produk-produk yang dihasilkan harus memiliki daya saing. Untuk itu semua unit usaha
telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dengan
tetap mengutamakan keunggulan kualitas produk yang dihasilkan serta peningkatan
kualitas pelayanan menuju kepada pelayanan yang menggembirakan pelanggan.
Upaya pemberdayaan unit-unit di lingkungan PT PG Rajawali I diwujudkan dalam jangka
pendek dan jangka panjang (5 tahun), yang meliputi :
 Pemantapan core business
 Optimalisasi pemanfaatan asset dan pemanfaatan kapasitas idle
 Peningkatan produktivitas dan efisiensi
 Peningkatan kualitas produk
 Implementasi / inovasi teknologi baru
Komisaris
Komisaris Utama :Agung Primanto Murdanoto
Komisaris :Ruspen Saragih
Komisaris :Dwi Purnomo Putranto

Direksi
Direktur Utama :Gede Meivera
Direktur Keuangan :Sagita Hariadin

2
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

1.2 Visi dan Misi PT PG Rajawali I


Visi
Menjadi industri berbasis tebu yang unggul dalam persaingan global dan berwawasan
lingkungan dengan berlandaskan tata kelola perusahaan yang baik

Misi

1. Peningkatan kinerja terbaik melalui pencapaian produktivitas dan efisiensi dengan


orientasi kualitas produk dan pelayanan pelanggan yang prima serta menjadi
perusahaan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan.
2. Melakukan langkah langkah inovasi, diversifikasi dan ekspansi untuk tumbuh dan
berkembang yang berkelanjutan.
1.3 Struktur Organisasi PT PG Rajawali I

1.4 Profil PG Rejo Agung Baru

PG Rejo Agung Baru didirikan pada tahun 1894 sebagai salah satu anak perusahaan
NV Handel MT Kian Gwan yang kemudian berubah menjadi Oei Tiong Ham Concern
sebagai induk perusahaan dengan status kepemilikan 100% swasta.

Tahun 1961, seluruh perusahaan Oei Tiong Ham Concern dinasionalisasi oleh
pemerintah RI untuk selanjutnya operasional perusahaan tetap berjalan dibawah
pengawasan menteri/jaksa agung RI.

3
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

Tahun 1963, pengelolaan seluruh asset perusahaan eks OTHC diserah terimakan
dari menteri/jaksa agung RI kepada menteri urusan pendapatan pembiayaan dan
pengawasan (P3) sekarang Departemen Keuangan RI.

Tahun 1964, Departemen Keuangan membentuk perusahaan dengan nama PT


Perusahaan Perkembangan Ekonomi Naional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia
dengan status Badan Usaha Milik Negara dengan tugas melanjutkan aktivitas usaha milik
OTHC. Sehubungan hak tersebut Badan Hukum PG Rejo Agung Baru berubah menjadi NV
PG Rejo Agung Baru.

Tahun 1974, PT PPEN Rajawali Nusantara Indonesia disesuaikan Badan Hukumnya


menjadi perusahaan perseroan dengan nama PT Rajawali Nusantara Indonesia dan
ditetapkan bahwa seluruh saham PG Rejo Agung Baru menjadi milik PT RNI , sedang nama
PG Rejo Agung Baru berubah menjadi PT PG Rejo Agung Baru.

Tahun 1996, seiring dengan perkembangan globalisasi dan AFTA yang akan masuk
dalam industri / bisnis pergulaan, maka untuk mengantisipasi perihal tersebut pihak
manajemen PT RNI telah mengadakan serangkaian kebijakan, sehingga pada tahun 1996
PG Rejo Agung Baru telah mengalami penyempurnaan Badan Hukum menjadi PT PG
Rajawali I-Unit PG Rejo Agung Baru sesuai Akta Notaris No 93 Tgl 28 Agustus 1996 yang
dibuat oleh Achmad Abid, SH notaris pengganti di kantor notaris Sutjipto, SH.

Pada awal pendirian kapasitas pabrik 2000 TCD dengan sistem karbonatasi rangkap
de hand. Pada tahun 1927, kapasitas pabrik ditingkatkan menjadi 3000 TCD dengan
menambah 1 seri baterei gilingan dan peralatan lainnya.Saat ini PG Rejo Agung Baru
memiliki kapasitas giling 6.000 TCD.

 Visi dan Misi Organisasi

Visi

Sebagai perusahaan terbaik dalam bidang agro industry, siap menghadapi tantangan dan
unggul dalam kompetisi global, bertumpu pada kemampuan sendiri (own capabilities).

Misi

Menjadi perusahaan dengan kinerja terbaik dalam bidang agro industry, yang dikelola
secara professional dan inovatif dengan orientasi kualitas produk pelayanan pelanggan
yang prima sebagai karya sumber daya manusia yang handal, mampu tumbuh dan
berkembang memenuhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan terkait (stake holders).

4
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

 Nilai Inti
 Integrity (jujur, tulus, dan loyal)
 Professionalism (inovatif, produktif, dan bermanfaat)
 Team work (kerja sama dan solidaritas)
 Respect (tanggap dan peduli)
 Excellent (bermutu dan berdaya saing)
 Tujuan Organisasi
 Turut melaksanakan & menunjang program pembangunan ekonomi nasional
yang berorientasi global, khususnya di sector agro industri
 Memiliki pertumbuhan revenue di atas rata-rata agro industry dengan kinerja
sangat sehat secara berkesinambungan
 Menjadi 5 besar perusahaan terbaik yang bergerak di bidang agro industry
 Memiliki pelayanan pelanggan yang prima (excellent customer service)
 Unggul dalam menghadapi kompetisi pasar bebas dalam globalisasi
 Menjadi tempat berkarya yang aman dan nyaman bagi professional yang
berdedikasi tinggi.
1.5 Struktur Organisasi PG Rejo Agung Baru

1.6 Profil Bagian Akuntansi & Keuangan PG Rejo Agung Baru Madiun
Bagian Akuntansi & Keuangan PG.Rejo Agung Baru Madiun memiliki tugas sebagai
berikut :

1. Melaksanakan pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan


bagi pihak yang memerlukan.

5
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

2. Melakukan verifikasi terhadap dokumen – dokumen pendukung yang dipakai sebagai


dasar pengeluaran dana perusahaan.
3. Melaksanakan kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh Direksi dan
ketentuan – ketentuan yang ditetapkan oleh General Manager.
4. Membuat rancangan anggaran seksinya untuk diajukan kepada Kepala Bagiannya.
5. Membantu Kepala Bagian Akuntansi & Keuangan dalam melaksanakan
pengumpulan data untuk kepentingan penyusunan anggaran baik yang berasal dari
sumber diluar perusahaan maupun didalam perusahaan.

Selain itu, Bagian Akuntansi & Keuangan juga mempunyai wewenang dan tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Kewajaran angka atau informasi lain yang disajikan dalam informasi keuangan
2. Pengumpulan data akuntansi dan data non akuntansi yang akan diolah menjadi
informasi keuangan
3. Ketelitian jumlah penerimaan dan pengeluaran barang – barang / material milik
perusahaan
4. Ketepatan waktu penyajian rancangan anggaran perusahaan
5. Ketelitian verifikasi yang dilakukan atas dokumen-dokumen yang dipakai sebagai
dasar pengeluaran dana perusahaan
6. Penyimpanan dan keamanan arsip dokumen – dokumen yang dipakai sebagai
dasar pencatatan dalam catatan akuntansi
7. Kedisiplinan kerja karyawan dalam seksinya
8. Terkoordinasikannya semua karyawan yang ada dalam seksinya.
9. Terciptanya suasana kerja yang baik dalam seksinya
Dari fungsi-fungsi yang disebutkan di atas maka struktur organisasi Bagian
Akuntansi dan Keuangan di Unit PG Rejo Agung Baru Madiun dapat digambarkan
sebagai berikut :

6
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

Adapun output laporan yang dihasilkan Bagian Akuntansi & Keuangan adalah sebagai
berikut :
1) Sie Akuntansi & Keuangan
1. Laporan Keuangan Bulanan &Tahunan
2. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahunan
3. Laporan Realisasi L/R dengan Proyeksi & Tahun Lalu Bulanan
4. Pengendalian Biaya Produksi Bulanan
5. Laporan Laba (Rugi) Kebun Tahunan
6. Laporan Biaya Pemeliharaan Bulanan

2) Sie Keuangan
1. Laporan Realisasi Cash Flow Bulanan
2. Permintaan Modal Kerja Bulanan
3. Laporan Kas Harian Harian
4. Laporan Posisi Kas dan Bank Harian
5. Laporan PPN Masukan & Keluaran Bulanan
6. Stok Opname Kas Mingguan

3) Sie Administrasi Persediaan Kantor (APK)


1. Laporan Investasi Bulanan
2. Laporan Manajemen Bulanan
3. Laporan Persediaan Bulanan
4. Laporan Eksploitasi Barang Bulanan
5. Rincian Hutang Leveransir Bulanan
6. Laporan Pengeluaran Ampas Harian

4) Sie Administrasi Tebu Rakyat

7
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

1. Nota Bagi Hasil Gula & Tetes Mingguan


2. Sisa Pinjaman untuk Petani Mingguan
3. Kontribusi Margin Mingguan
4. Stok Ekonomis Gula & Tetes Mingguan
5. Statistik Persediaan Gula Bulanan
6. Rincian Pengeluaran Tetes Harian
7. Stok Opname Gula & Tetes Bulanan
5) Gudang Hasil
1. Laporan Stok Gula Harian
2. Laporan Stok Tetes Harian

6) Gudang Material
1. Laporan Mutasi Penerimaan & Pengeluaran Barang Harian
2. Laporan Stok Barang Bulanan
3. Kartu Persediaan Barang Tahunan

7) Timbangan
1. Laporan Hasil Penimbangan (tebu, gula, tetes dan Harian
material lainnya)

8
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

BAB II
RUMUSAN MASALAH
2.1 Latar Belakang Masalah

Dua tantangan besar yang dihadapi pada sektor industri gula adalah isu persaingan
dan efisiensi. Menurut data Kementerian Pertanian, pada tahun 2017 sebanyak 25
perusahaan gula swasta berkomitmen untuk membangun pabriknya di Indonesia dengan
kapasitas 7.000 – 10.000 TCD dan beroperasi melalui sistem modern. Bahkan hingga 2019
ditargetkan ada 11 pabrik yang telah beroperasi. Dari ke 25 pabrik gula tersebut, 3 (tiga)
diantaranya beroperasi di daerah Jawa Timur, yaitu PT Dharmapala Usaha Semesta asal
Singapura (berencana akan berlokasi di Blitar), PT Sugar Labinta / PT Kegun Tebu Mas asal
Indonesia (berencana akan berlokasi di Lamongan/Tuban/Gresik/Blitar) serta PT Berkah
Manis Makmur / PT Rejoso Manis Indonesia asal Indonesia (berencana akan berlokasi di
Blitar).

Selain persaingan, tantangan besar lain yang dihadapi industri gula adalah
permasalahan inefisiensi yang membentang dari sisi budi daya (on farm) hingga pengolahan
di pabrik gula (off farm). Inefisiensi yang terjadi pada kedua sisi tersebut tentu akan
mempengaruhi biaya produksi perusahaan. Sedangkan di sisi lain, gula merupakan barang
komoditas yang harganya ditentukan berdasarkan kebijakan pemerintah. Sehingga mau
tidak mau menekan HPP serendah mungkin adalah upaya yang harus dilakukan agar
perusahaan dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan tersebut. Hanya perusahaan
yang mampu beroperasi secara efisien yang dapat bertahan dari gempuran persaingan
tersebut.

Sebagai unit usaha yang bergerak di bidang pengolahan tebu, PG Rejo Agung Baru
Madiun juga tidak terlepas dari kedua isu tentangan besar tersebut. Secara geografis, letak
PG Rejo Agung Baru berdekatan dengan lima PG lainnya dengan jarak kurang dari 40 km,
yaitu PG Kanigoro, PG Pagotan, PG Purwodadi, PG Rejosari, dan PG Sudono. Hal ini
menyebabkan tingkat persaingan dalam memperoleh bahan baku tebu untuk memenuhi
kapasitas giling menjadi sangat ketat. Perusahaan memperoleh bahan baku tebu untuk
memenuhi kapasitas giling melalui pengadaan Kebun TS dan Kebun Tebu Rakyat
Kemitraan (TRK). Kebun TS adalah areal perkebunan tebu baik tebu giling maupun tebu
bibit yang dikelola oleh PG dengan memberikan uang Jaminan Pendapatan Minimal Petani
kepada pemilik lahan sebagai pengganti lahan yang diserahkan ke PG untuk ditanami tebu.
Tebu Rakyat Kemitraan adalah bentuk kerjasama antara PG dan Petani Tebu melalui

9
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

pemberian kredit dengan cara petani mendaftarkan areal kebun tebu milik petani ke PG
dan PG berlaku sebagai avalis.

Selain persaingan dalam perolehan bahan baku, masalah lain yang juga dihadapi
PG Rejo Agung Baru adalah tantangan dalam mengefisienkan HPP. Tahun 2017 menjadi
tahun yang berat diibanding tahun-tahun sebelumnya karena HPP mencapai angka Rp
9374, yang merupakan HPP tertinggi selama lima tahun terakhir, bahkan tertinggi sepanjang
tahun beroperasinya PG Rejo Agung Baru.

Biaya tanaman merupakan komponen biaya produksi tertinggi selama tiga tahun
terakhir. Salah satu pembentuk biaya tersebut adalah karena adanya pengadaan Kebun TS.
Nilai investasi Kebun TS cukup besar karena keseluruhan biaya yang dikeluarkan berasal
dari PG sehingga PG menanggung segala risiko dari investasi tersebut. Biaya Garap Kebun
yang dikeluarkan seluruhnya dari mulai pembukaan lahan hingga pengangkutan tebu ke
pabrik seluruhnya ditanggung oleh PG. Namun di sisi lain pengendalian / kontrol masih
kurang, terutama dari segi biaya dan efektivitas pekerjaan.

Kondisi yang ada saat ini menunjukkan bahwa pola pengendalian terhadap biaya
garap kebun TS masih kurang. Kepatuhan terhadap anggaran masih kurang karena
ketentuan yang berlaku selama ini penguncian anggaran biaya garap kebun dilakukan pada
total anggaran, bukan per pos anggaran sehingga kecenderungan pemakaian suatu
anggaran untuk anggaran lainnya sangat besar. Tidak jarang hal tersebut menyebabkan
suatu pos kegiatan kehabisan anggarannya karena realokasi pada pos kegiatan
sebelumnya. Namun di sisi lain, memo pembukaan anggaran tidak terdatabase sehingga
tidak dapat dianalisis kecenderungan biaya tersebut dari waktu ke waktu. SKW juga tidak
dapat memperoleh informasi secara real time melalui akses informasi penyerapan biaya
kapan saja dan dimana saja dengan mudah yang memungkinkan mereka untuk mencari
alternatif lain selain penambahan anggaran.

Selain kepatuhan anggaran yang masih dirasa kurang, infromasi kepatuhan


perencanaan penjadwalan kegiatan (kalender kebun) dan efektivitas pekerjaan di lapangan
juga tidak tersedia. Padahal, lemahnya perencanaan dan keterpaduan jadwal tanam yang
optimal dapat mempengaruhi produktivitas, rendemen, dan efisiensi (Wayan R. Susila).
Ketidakoptimalan tersebut menyebabkan manajemen tidak memiliki ketersediaan informasi
yang cukup untuk evaluasi maupun pemberian feedback yang cepat. Hal tersebut dapat
menyebabkan kemungkinan untuk berulangnya kesalahan atas pengambilan keputusan
menjadi cukup besar. Berdasarkan beberapa hal tersebut, dirasa perlu sebuah upaya
pengendalian sebagai salah satu upaya yang dapat ditempuh perusahaan dalam

10
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

meningkatkan efektivitas dan efisiensinya karena sepanjang daur hidup pekerjaan hanya
sekitar 20% kegiatan manajemen berupa perencanaan, selebihnya adalah kegiatan
pengendalian agar tercapai efektivitas dan efisiensi. Dalam hal ini, pengendalian tidak hanya
menekankan kepada efisiensi biaya tetapi juga efektivitas waktu karena hal yang
mempengaruhi efisiensi dari sisi on farm diantaranya adalah waktu dan biaya. Waktu dan
biaya merupakan dua hal penting dalam pelaksanaan pekerjaan karena biaya yang akan
dikeluarkan pada saat pelaksanaan sangat erat kaitannya dengan waktu pelaksanaan
pekerjaan. Waktu berkaitan erat dengan penjadwalan dan efektivitas pelaksanaan pekerjaan
sedangkan biaya berkaitan erat dengan kepatuhan anggaran. Tantangan pada pelaksanaan
pekerjaan adalah bagaimana merencanakan jadwal waktu yang efektif dan perencanaan
biaya yang efisien tanpa mengurangi mutu (Sudarsana, 2008).

Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan mendasarkan pengambilan


keputusan pada infrormasi yang berkualitas. Informasi dapat dikatakan berkualitas bila
menyajikan atau menyatakan data yang sebenarnya / seharusnya secara cepat, akurat,
tepat waktu, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan/kebijakan perusahaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan
yang lebih besar, serta memiliki nilai prediksi yang dapat digunakan sebagai dasar
meramalkan masa depan. Salah satu fungsi penyedia informasi tersebut adalah bagian
akuntansi. Hal ini sejalan dengan perkembangan bisnis di era digital, dimana fungsi
akuntansi tidak lagi hanya terbatas pada pembukuan namun juga mencakup pengendalian
internal, penasihat pengambil keputusan bisnis, pengguna sistem digital, dan pengawal
proses dan orang (AFM, 2016).

Akuntansi yang merupakan salah satu supporting management dalam sebuah


perusahaan memiliki kewajiban ikut serta dalam upaya pengendalian biaya dengan
menyajikan informasi dan referensi keputusan yang cepat, tepat, dan akurat.. Informasi
tersebut dapat diperoleh dengan memanfaaatkan kemajuan teknologi informasi yang dapat
membantu manajemen dalam penyediaan informasi yang cepat, akurat, dan tepat waktu.
Salah satu pengembangan sistem informasi yang dapat diimplementasikan di PG Rejo
Agung Baru yaitu “Sistem Informasi Penjadwalan, Kemajuan Pekerjaan, dan Pengendalian
Biaya” yang membantu memberikan informasi dan memonitoring jadwal pekerjaan, waktu
pekerjaan, dan penyerapan biaya dalam pelaksanaa pekerjaan. Sistem ini berfungsi untuk
pemantauan kemajuan suatu pekerjaan disertai dengan realisasi penyerapan biayanya yang
dapat berfungsi sebagai alat informasi dan pengendalian bagi tim pelaksana di lapangan
sekaligus memungkinkan top management dan bagian akuntansi keuangan untuk
memberikan feedback secara cepat. Penjadwalan, pelaksanaan pekerjaan, dan

11
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

pengendalian biaya yang baik sangat diperlukan agar tingkat inefektivitas pekerjaan dan
inefisiensi biaya dapat diminimalisasi atau bahkan dihindari.

2.2 Rumusan Masalah


Bagaimana cara memberikan informasi efektivitas pekerjaan dan efisiensi biaya
sebagai alat evaluasi, dasar pengambilan keputusan, dan alat pengendalian pada Kebun
TS Unit PG Rejo Agung Baru melalui sistem yang real time?

2.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1.1.1 Tujuan Penulisan
1. Membantu penyediaan informasi yang cepat sebagai dasar evaluasi dan
pengambilan keputusan sehingga dapat mencapai kinerja yang terbaik
(performance excellence) bagi PT PG Rajawali I, khususnya Unit PG Rejo Agung
Baru Madiun.
2. Sebagai alat bantu pengendalian waktu dan biaya pada Bagian Tanaman PT PG
Rajawali I Unit PG Rejo Agung Baru. Melalui sistem ini Bagian Tanaman dan
pihak manajemen perusahaan dapat memperoleh informasi mengenai ketepatan
jadwal dan waktu pelaksanaan kegiatan kebun serta informasi realisasi biaya dan
anggaran yang telah ditetapkan secara cepat sehingga dapat segera dilakukan
feedback/respon baik dari top management maupun dari bagian akuntansi-
keuangan atau pihak terkait lainnya.
2.1.1 Manfaat Penulisan

Sistem informasi membantu manajeman dalam memberikan informasi berupa


output penyajian data yang cepat sehingga dapat memonitoring aktivitas agar lebih
efisien dan efektif. Sistem infromasi juga berguna dalam proses monitoring sehingga
apabila ditemukan penyimpangan yang tidak sesuai standar, manajemen bisa
mendeteksi secara dini sehingga penyimpangan yang terlalu jauh dapat dicegah
dengan cara memberikan respon / solusi secara cepat.
Dengan sistem penjadwalan, progress pekerjaan, dan pengendalian biaya ini
diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan kontrol pelaksanaan pekerjaan di
lapangan sekaligus sebagai penyedia informasi yang akurat dan dan cepat sehingga
dapat menjadi alat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Informasi
tersebut juga dapat dijadikan bahan evaluasi dan pertimbangan dalam perencanaan
pekerjaan dan anggaran untuk tahun berikutnya.

12
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

BAB III
ANALISIS MASALAH DAN RENCANA TINDAK LANJUT

3.1 ANALISIS MASALAH


3.1.1 Gambaran Umum dan Kunci Temuan Unit PG Rejo Agung Baru
a. Kondisi Geografis PG Rejo Agung Baru Madiun

Letak PG Rejo Agung Baru berdekatan dengan beberapa PG sekitar, yaitu


PG Kanigoro, PG Pagotan, PG Purwodadi, PG Rejosari dan PG Soedhono
yang menyebabkan tingkat persaingan perolehan bahan baku menjadi sangat
besar.
b. Jumlah Tebu digiling Lima Tahun Terakhir

Selama lima tahun terakhir jumlah tebu digiling terus mengalami penurunan.
Salah satu faktor penyebab penurunan jumlah tebu digiling tersebut adalah
karena tingginya tingkat persaingan dalam perolehan bahan baku dengan PG
sekitar. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan
baku guna memenuhi kapasitas produksi adalah melalui pengadaan Kebun
TS.
4.1.1 Financial Performance PG Rejo Agung Baru 2015 – 2017
Financial performance pada PG Rejo Agung Baru selama kurun waktu 2015 –
2017 disajikan sebagai berikut :

13
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

Menurunnya laba / rugi perusahaan pada tahun 2017 yang sangat signifikan
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya penurunan pendapatan pada sektor
penjualan gula dan tetes, kenaikan biaya lain-lain, serta menurunnya pendapatan
lain-lain. Meskipun selama kurun waktu 2015 – 2017 besarnya HPP mengalami
penurunan, namun biaya produksi tidak menunjukkan penurunan.
Adapun pergerakan HPP selama tahun 2013 – 2017 (lima tahun terakhir) tersaji
pada tabel di bawah ini :
Tahun HPP (Rp/kg)
2015 6,922
2016 8,514
2017 9,374

Tahun 2017 tercatat sebagai tahun dengan HPP tertinggi selama masa
operasional PG Rejo Agung Baru. Kenaikan HPP pada tahun 2017 dibanding
dengan tahun sebelumnya mencapai 10%.

Berikut adalah analisis horizontal untuk laba / rugi perusahaan, penjualan, serta
biaya produksi perusahaan. Sedangkan rincian biaya produksi akan disajikan
dengan analisis vertikal.
LABA RUGI UNIT PG REJO AGUNG BARU TAHUN 2015-2017

Tahun Laba / Rugi AP % Kenaikan / Penurunan


2015 70,118,451,383.09 8,314,944,983
2016 51,663,058,959.32 40,999,763,974 -26.32
2017 3,089,214,136.78 23,639,011,191 -94.02
Tabel Laba Rugi PG Rejo Agung Baru 2015 – 2017

14
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

Selama periode 2015 – 2017 laba perusahaan terus mengalami penurunan. Pada
tahun 2016 perusahaan mengalami penurunan laba sebesar 26.32% atau menurun dari Rp
70,118,451,383.09 menjadi Rp 51,663,058,959.32. Penurunan laba yang sangat signifikan
terjadi pada tahun 2017. Laba perusahaan minus sebesar 94.02 % dari Rp
51,663,058,959.32 menjadi Rp 3,089,214,136.78.

PENJUALAN UNIT PG REJO AGUNG BARU TAHUN 2015-2017

Tahun Penjualan % Kenaikan / Penurunan


2015 411,551,704,048.00
2016 262,408,943,103.00 -36.24
2017 183,863,542,708.00 -29.93
Tabel Penjualan PG Rejo Agung Baru 2015 – 2017

Adapun dari sisi penjualan, perusahaan juga mengalami penurunan yang cukup
signifikan selama periode 2015 – 2017. Pada tahun 2016 penjualan perusahaan menurun
sebesar -36.24 % dari Rp 411,551,704,048.00 menjadi Rp 262,408,943,103.00. Sedangkan
penjualan pada tahun 2017 menunjukkan penurunan sebesar -29.93 % yaitu dari Rp
262,408,943,103.00 menjadi Rp 183,863,542,708.00.

BIAYA PRODUKSI UNIT PG REJO AGUNG BARU TAHUN 2015-2017

Tahun Biaya Produksi % Kenaikan / Penurunan


2015 184,342,845,972.81
2016 175,533,711,331.07 -4.78
2017 185,596,890,911.54 5.73
Tabel Biaya Produksi PG Rejo Agung Baru 2015 – 2017

Perbandingan Biaya Produksi Tahun 2015-2017

Biaya Produksi 2015 % Biaya 2016 % Biaya 2017 % Biaya


Pengelolaan 20,500,706,423.82 11.12 19,229,282,330.68 10.95 18,226,534,162.33 9.82
Tanaman 71,341,046,727.52 38.70 46,691,494,648.86 26.60 72,825,434,972.39 39.24
Tebang dan Angkut 23,152,168,605.33 12.56 28,312,185,234.17 16.13 14,813,736,052.15 7.98
Pembikinan Gula Pasir 19,237,716,316.39 10.44 24,843,781,998.32 14.15 25,087,233,770.91 13.52
Pembungkusan dan Pengangkutan 1,698,483,657.70 0.92 1,921,852,908.67 1.09 1,720,580,787.02 0.93
Pemeliharaan 22,798,345,473.80 12.37 23,537,830,530.62 13.41 22,676,318,329.13 12.22
Penyusutan 25,614,378,768.25 13.89 25,137,822,410.00 14.32 30,315,480,213.61 16.33
Pengolahan Raw Sugar 0.00 0.00 5,859,461,269.74 3.34 (68,427,376.00) -0.04
Total Biaya Produksi 184,342,845,972.81 100.00 175,533,711,331.07 100.00 185,596,890,911.54 100.00

Tabel Komposisi Biaya / HPP PG Rejo Agung Baru 2015 – 2017


Berdasarkan analsisi biaya vertikal dapat dilihat bahwa tanaman merupakan
komponen biaya tertinggi selama kurun waktu 2015 – 2017. Pada tahun 2015
biaya tanaman sebesar Rp 71,341,046,727.52 atau 38.70 % dari keseluruhan
biaya produksi. Pada tahun 2016 biaya tanaman sebesar Rp 46,691,494,648.86

15
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

atau sebesar 26.60% dari total biaya produksi keseluruhan. Sedangkan pada
tahun 2017 biaya tanaman sebesar Rp 72,825,434,972.39 atau sebesar 39.24 %
dari keseluruhan biaya produksi.
5.1.1 BIAYA DAN PRODUKTIVITAS KEBUN TS
BIAYA TANAMAN UNIT PG REJO AGUNG BARU 2015-2017

Tahun Biaya Tanaman % Kenaikan / Penurunan


2015 71,341,046,727.52
2016 46,691,494,648.86 -34.55
2017 72,825,434,972.39 55.97

Tabel Biaya Tanaman PG Rejo Agung Baru 2015 – 2017


LUAS AREA TS TAHUN 2015-2017

Tahun Luas Area (Ha) % Kenaikan / Penurunan


2015 2082.467
2016 1146.167 -44.96
2017 926.97 -19.12

Tabel Luas Area TS PG Rejo Agung Baru 2015 – 2017

Tabel Biaya Garap TS PG Rejo Agung Baru 2015 – 2017


Adapun rincian aktivitas dan penyerapan biaya garap disajikan pada tabel di
bawah ini :

Tabel Rincian Perkiraan Biaya Garap TS Tahun 2015 – 2017

16
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

PRODUKTIVITAS TEBU PG REJO AGUNG BARU

Tahun RAK Realisasi % Kenaikan / Penurunan


2015 1,752,285.00 1,379,788.00
2016 926,561.00 1,016,320.00 -26.34
2017 776,848.00 676,545.00 -33.43

Tabel Produktivitas Tebu TS PG Rejo Agung Baru 2015 – 2017

Berdasarkan perbandingan data-data di atas dapat digambarkan bahwa pada tahun


2016 terjadi penurunan pada luas area TS sebesar -44.96% yang disertai dengan
penuruanan pada biaya garap Kebun TS sebesar 28.25% dan penurunan produktivitas
sebesar -26.34%. Namun pada tahun 2017, penurunan luas area sebesar -19.12%, namun
biaya garap hanya menurun sebesar 4.07% dan di sisi lain penurunan produktivitas
mencapai -33.43%. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa masih terdapat inefisensi yang
terjadi pada bagian tanaman, terutama pada biaya garap kebun TS.

Adapun rencana pengelolaan TS pada PG Rejo Agung Baru Madiun untuk MT 2017 /
2018 adalah sebagai berikut :

Data di atas menunjukkan besaran nilai investasi dan pengembalian yang diharapkan.
Sehingga untuk mengamankan investasi tersebut diperlukan suatu pengendalian agar pada
akhirnya sasaran pengendalian biaya atau penurunan HPP dapat tercapai.

Menurunkan HPP mau tidak mau harus dilakukan karena sesuai arahan Kemenko
Perekonomian Darmin Nasution pada Rapat Restrukturisasi PG BUMN 17 Januari 2018
menyatakan bahwa PG dengan HPP tinggi dianggap jelek atau tidak efisien. Penyebab HPP
tinggi tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui peluang untuk dibenahi. Setiap
tahunnya, 2-3 PG berkinerja paling jelek ditutup atau dialihfungsikan sehingga akan
menyisakan PG-PG berkinerja baik saja.

Mau tidak mau, membenahi kinerja terutama efisiensi HPP menjadi sebuah
keharusan bagi perusahaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pembenahan
kinerja dan efisiensi di PG Rejo Agung Baru adalah dengan lebih mengefisienkan biaya
tanaman, terutama biaya garap yang nilai investasinya cukup besar serta memaksimalkan
kontrol pada efektivitas pekerjaan sebagai upaya mencapai produktivitas terbaik.

17
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

6.1.1 Gambaran Umum Kebun TS PG Rejo Agung Baru

Kebun TS merupakan areal perkebunan tebu baik tebu giling maupun tebu bibit yang
dikelola oleh PG dengan memberikan uang Jaminan Pendapatan Minimal Petani kepada
pemilik lahan sebagai pengganti lahan yang diserahkan ke PG untuk ditanami tebu. Nilai
investasi keseluruhan ditanggung melalui pendanaan perusahaan sehingga segala risiko
atas investasi tersebut menjadi tanggungan perusahaan.

Kalender kebun yang digunakan sebagai pedoman dan rencana kerja tim SKW belum
berfungsi secara optimal. Kalender kebun yang ada sekarang hanya digunakan sebagai alat
bantu pelaksanaan kegiatan tanpa digunakan sebagai alat evaluasi untuk mengetahui
apakah pelaksanaan standar baku teknis kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan. SKW juga tidak memiliki reminder untuk setiap kegiatan yang telah terjadwal.

Pengendalian anggaran yang berlaku pada Kebun TS saat ini adalah melalui
penguncian pada total anggaran, sehingga seringkali terjadi realokasi satu anggaran
kegiatan terhadap kegiatan lain yang menyebabkan kepatuhan terhadap anggaran kurang
dijalankan. Selain itu, pembukaan kunci anggaran juga dilakukan dengan pengajuan memo
kepada GM. Namun disisi lain, perubahan memo tersebut tidak tercatat secara sistem
sehingga tidak dapat dilakukan evaluasi atau tindak lanjut dari history keputusan
penambahan anggaran tersebuit.

SKW belum dapat mengakses informasi penyerapan anggaran secara real time
dimanapun dan kapanpun karena realisasi anggaran tercantum sebagai lampiran pada
kasbon dan melalui buku manual cadongan.

3.2 RENCANA TINDAK LANJUT

Waktu dan biaya merupakan dua hal penting dalam pelaksanaan pekerjaan karena
biaya yang akan dikeluarkan pada saat pelaksanaan sangat erat kaitannya dengan waktu
pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian yang utama agar
suatu aktivitas dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat, dan disertai dengan biaya yang
kompetitif.

Beberapa faktor yang mempengaruhi biaya adalah perencanaan, koordinasi,


pengendalian, dan estimasi anggaran biaya yang ditetapkan pada tahap perencanaan. Pada
pelaksanaan pekerjaan banyak terjadi pembengkakan biaya (overruns cost) maupun
keterlambatan (delay). Untuk mengantisipasi terjadinya pembengkakan biaya, salah satu
usaha yang dilaksanakan adalah melakukan pengendalian (controlling) selama tahap

18
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

pelaksanaan pekerjaan, baik dari sisi waktu maupun biaya. Tanpa adanya mekanisme
pengendalian yang baik, maka perusahaan tidak akan sehat dalam menjalankan proses
bisnisnya.

Guna mencapai efisiensi penyelenggaraan pekerjaan yaitu tepat biaya dan waktu,
diperlukan suatu alat kontrol dalam mekanisme pengendalian yaitu antara lain berupa jadwal
pelaksanaan proyek dan pengendalian biaya pekerjaan di lapangan. Pengendalian tersebut
dapat dilakukan dengan memanfaatkan informasi yang tersedia. ketersediaan informasi
sangat menunjang pembuatan keputusan yang akan mempengaruhi jalannya sebuah
perusahaan.

Sistem pengendalian juga harus dilengkapi dengan teknik dan metode yang dapat
segera mengungkap tanda-tanda terjadinya penyimpangan biaya dan jadwal. Kecepatan,
keakuratan, dan kemudahan akses untuk mendapatkan informasi merupakan suatu hal yang
penting karena dapat digunakan untuk melakukan prediksi dan estimasi terhadap
kecenderungan perilaku peristiwa dan biaya di lapangan, sehingga bisa dilakukan suatu
tindakan pencegahan atau preventif serta tindakan perbaikan yang cepat agar
penyimpangan yang lebih besar dapat dihindarkan. Sistem informasi yang kurang tepat,
tidak akurat, dan tidak lengkap dari gambaran tentang aktivitas suatu perusahaan akan
berakibat pada kesalahan dan keterlambatan dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan latar belakang masalah dan analisis masalah yang terjadi di PG Rejo
Agung Baru Madiun, maka diperlukan sebuah rencana tindak lanjut untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi perusahaan terutama di tengah kondisi perusahaan yang kurang
baik seperti saat ini. Diperlukan sistem yang dapat memberikan informasi dan memonitor
secara real time tingkat keefektifan aktivitas dan efisiensi biaya, terutama pada bagian
tanaman yang memiliki potensi besar pada inefektivitas kegiatan dan inefisiensi biaya.

3.3 Gambaran Garis Besar Sistem

Sistem anggaran real time tersebut setidaknya memberikan fungsi sebagai berikut :

 Planning and Allocating


Sistem ini menyajikan jenis pekerjaan atau kegiatan beserta dengan rencana waktu
pelaksanaan dan alokasi anggaran untuk setiap pekerjaan atau kegiatan.
 Monitoring
Sistem ini memungkinkan setiap SKW memantau ketepatan jadwal kegiatan atau
pekerjaan serta pergerakan kinerja biaya mereka secara mudah dimana saja dan kapan
saja. Sistem menyajikan jadwal/rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan serta anggaran

19
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

dan realisasi berjalan yang disertai dengan early warning untuk setiap pekerjaan atau
kegiatan yang mendekati batasan anggaran sehingga overbudget / over time dapat
dikendalikan. Early warning ini juga dapat dijadikan persiapan dini untuk pengajuan
memo apabila dibutuhkan tambahan anggaran sehingga dapat dicari alternative lain yang
memungkinkan selain tambahan anggaran atau waktu pelaksanaan pekerjaan.
 Analyzing Cost
Untuk setiap kegiatan atau pekerjaan yang melebihi target anggaran, maka setiap
SKW wajib untuk membuat penjelasan atas hal tersebut. Penjelasan tersebut akan
tersimpan di dalam sistem sebagai database yang dapat dianalisis dan digunakan
sebagai alat evaluasi sehingga di masa mendatang dapat dilakukan pencegahan
overbudget / over timetersebut karena berdasarkan dokumentasi / database tersebut
dapat digambarkan kecenderungan pola dari tahun ke tahun.
 Reward Tool
Selain sebagai alat kontrol/monitoring, sistem ini juga diaplikasikan sebagai dasar
untuk memberikan apresiasi kepada SKW yang didasarkan kepada kemampuan mereka
untuk mengefektifkan kegiatan dan efisiensi biaya serta produktivitas yang dicapai.
Sistem ini juga dapat memacu kreativitas SKW untuk mencari cara atau alternatif yang
lebih efisien sehingga ketiga komponen reward tersebut dapat dicapai. Besaran dan
bentuk reward akan ditentukan oleh manajemen atas sesuai dengan kebijakan yang
disepakati.

3.4 Tujuan Sistem


Secara garis besar, sistem ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah sebagai
berikut :
a. Percepatan Informasi dengan menyajikan secara komprehensif informasi mengenai
ketepatan penjadwalan, progres pekerjaan, penyerapan biaya dan juga penyebab
penyimpangan yang terjadi.
b. Deteksi dini dengan memberikan peringatan dini (early warning) terhadap setiap
kemungkinan terjadinya penyimpangan atau inefisensi biaya dan inefektivias
pelaksanaan pekerjaan sehingga proses pemberian umpan balik secara cepat dapat
dilaksanakan agar penyimpangan yang terjadi dapat diminimalisir.
c. Memberikan data nilai varian yang terjadi selama proyek berlangsung yang dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi dan pedoman pada pelaksanaan pekerjaan di
periode selanjutnya.
d. Multiakses, memungkinkan top management dan pihak terkait (SKW) dapat
mengakses sistem dengan mudah.

20
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

e. Penyimpanan data sehingga dapat dijadikan bahan untuk menilai kecenderungan /


trend dari tahun ke tahun.
f. Kontrol anggaran sehingga kepatuhan terhadap masing-masing biaya yang sudah
dianggarkan dapat tercapai.
3.5 Data dan Proses Sistem
Data yang dibutuhkan sebagai database sebelum kemudian diproses lebih lanjut
menjadi output berupa sistem berbasis data yang dapat memonitor ketepatan
penjadwalan, progres pekerjaan, dan pengendalian biaya adalah sebagai berikut :
a) Rencana Pelaksanaan Pekerjaan / Kalender Kebun setiap kegiatan
b) Rencana Durasi setiap pekerjaan
Selain sebagai alat untuk mengetahui efektivitas kegiatan, rencana durasi
pekerjaan ini juga membantu untuk menyajikan informasi bahwa pekerjaan
benar-benar dilaksanakan.
c) Rencana Anggaran Kebun setiap kegiatan
Data berasal dari Rencana Anggaran Kebun (RAK) yang telah disusun
masing-masing SKW.

3.6 Kontrol Sistem


o Penguncian anggaran dilakukan per pos biaya, bukan penguncian pada total pos
biaya seperti yang selama ini berjalan. Hal ini untuk meningkatkan kepatuhan
SKW terhadap anggaran yang telah disusun serta untuk mencegah terjadinya
penyimpangan melalui penggunaan anggaran untuk pekerjaan lain yang tidak
sesuai anggaran. Pengajuan tambahan anggaran hanya diperbolehkan untuk
peristiwa luar biasa (force majeure) serta ketika umur tebu belum melebihi 5
bulan dengan pertimbangan bahwa setelah melewati umur 5 bulan tebu
memasuki fase generatif sehingga produktivitasnya tidak meningkat.
o Penguncian juga dilakukan untuk jadwal perencanaan. Untuk setiap jadwal
perencanaan yang tidak dipatuhi maka SKW tidak dapat melakukan
pekerjaannya.
o Penguncian juga dilakukan untuk jadwal perencanaan. Untuk setiap jadwal
perencanaan yang tidak dipatuhi SKW maka secara otomatis sistem akan
memberikan tanda merah yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pada
pemberian reward and punishment.
o Adanya warning / pengingat jadwal kegiatan kebun dan penggunaan biaya
dengan cara: warning akan muncul secara otomatis di tampilan utama program.
Warning meliputi peringatan dini jadwal pelaksanaan kegiatan, peringatan

21
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

progres pekerjaan, dan peringatan penyerapan anggaran. Warning jadwal


pelaksanaan pekerjaan memberikan informasi mengenai pekerjaan terdekat
yang akan dilaksanakan. Sedangkan warning progres pekerjaan dan penyerapan
biaya dinyatakan dalam peringatan warna. Untuk setiap pekerjaan dan
penyerapan biaya yang telah mencapai 75% dari anggaran akan ,menunjukkan
warna kuning. Untuk setiap pekerjaan dan penyerapan biaya yang melebihi
anggaran akan menunjukkan warna merah.

- Rencana Pelaksanaan Kegiatan


- Rencana Durasi Kegiatan
- Anggaran Biaya

Program Penjadwalan Program Pemantauan Program Pengendalian


Kegiatan Progres Kegiatan Biaya

- Nama Pekerjaan / - Rencana Durasi Kegiatan - Nama Pekerjaan


Kegiatan - Realisasi Durasi Kegiatan - Anggaran dan Realisasi
- Rencana Tanggal - Warning Durasi Kegiatan - Warning penyerapan biaya
Pelaksanaan - Uraian Penyimpangan - Uraian Memo untuk
- Reminder Kegiatan Rencana Penyimpangan Anggaran
- Uraian Ketepatan /
Penyimpangan Rencana

- Laporan Rekap Perencanaan dan Realisasi


Penjadwalan
- Laporan Rekap Durasi Kegiatan
- Rekap Anggaran Realisasi Penyerapan Biaya
- Perkiraan dan Realisasi Laba Rugi Kebun

22
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

Adapun gambaran singkat alur proses sistem dapat dijelaskan sebagai berikut :

REALISASI JPMP

Bagian Tanaman mengentry Program Kerja Kebun TS yang


meliputi : Perencanaan Kalender Kebun, Rencana Durasi
Pekerjaan, dan Anggaran Biaya

Sistem secara otomatis memberikan


reminder untuk setiap jadwal dan
pekerjaan terdekat.

Warna merah
SKW mengentry realisasi jadwal untuk
pekerjaan / mengentry penyimpangan penyimpangan
terhadap jadwal disertai dengan alasan / dan warna hijau
penjelasan. untuk realisasi

Warna merah SKW melaksanakan pekerjaan dan mengupload bukti


untuk pekerjaan di kebun setiap hari (foto disertai geotagging)
penyimpangan serta melaporkan pekerjaan yang telah selesai melalui
dan warna hijau program
untuk realisasi

Bagian Tanaman mengentry realisasi biaya serta mencetak bukti


untuk mengajukan realisasi biaya ke bagian keuangan

Output sistem :
- Rekap Perencanaan Jadwal dan Realisasi
- Rekap Durasi Pekerjaan
- Rekap Anggaran dan Realisasi
- Perkiraan dan Realisasi Laba Rugi Kebun
23
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

ADMINISTRASI TANAMAN SKW

mulai

Mengentry realisasi
Menginput kalender
/ penyimpangan
kebun, rencana durasi
jadwal beserta
pekerjaan, dan RAK ke
dalam sistem alasan

Melaksanakan
Program akan secara Pekerjaan dan
otomatis melakukan mengupload bukti
warning atas kegiatan (foto geotagging)
kalender kebun

Menyerahkan
buku cadong &
bukti pendukung
Menginput Biaya
cadong ke dalam
program

Menandatangani
BKK
BKK &
Pendukung

selesai

24
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

SKK KABAG AKUNTANSI &


TANAMAN KEUANGAN

BKK &
Pendukung BKK &
BKK &
Pendukung Pendukung

Memverifikasi
& paraf BKK Memverifikasi Verivikasi
& paraf BKK sampai dengan
pencairan dana

Selesai
Selesai Analisa Realisasi
Biaya Garap &
Perkiraan Laba
Rugi

Tindak lanjut

25
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

INPUT PROSES OUTPUT

Rencana Rekap Rencana


Kalender dan Realisasi
Kebun
- Nama Kebun
-Luas Jadwal
-Kategori
-No Register
-rencana pelaksanaan

Rencana Rekap Durasi


Durasi - Nama Kebun Pekerjaan
Pekerjaan -Luas
-Kategori
-No Register
-durasi pelaksanaan

Rekap Anggaran dan


Realisasi Biaya

-Data Kebun
Rencana
Anggaran -Perkiraan Produksi Gula &
- Laporan Perkiraan
Kebun Tetes
Laba Rugi Harian
-Anggaran Biaya Kebun
-Anggaran Biaya Tebang
Angkut
-Anggaran Biaya Variabel &
Tetap - Laporan Realisasi
Laba Rugi

26
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

Gambaran Tampilan Menu

USERNAME :

PASSWORD :

LOG IN CANCEL

SELAMAT DATANG,

SISTEM INFORMASI PENJADWALAN, PROGRES PEKERJAAN, DAN


PENGENDALIAN BIAYA KEBUN TS REJO AGUNG MT XXXX / XXXX

PENJADWALAN PROGRES PENGENDALIAN


KEGIATAN BIAYA

REPORT

Tampilan Menu Penjadwalan

27
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

3.7 Rencana Tahapan Pelaksanaan Program


3.7.1 Tahapan Sosialisasi

Tujuan dari tahapan sosialisasi tersebut adalah untuk memberikan pemahaman yang
lebih mandalam mengenai tujuan diterapkannya sistem, pentingnya pengendalian biaya,
dan pengetahuan mengenai dasar penyusunan Rencana Anggaran Kebun (RAK).

3.7.2 Tahapan Pelaksanaan

Setelah melalui tahapan sosialisasi tahapan selanjutnya yaitu tahapan implementasi


atau pelaksanaan sistem.

3.7.3 Tahapan Evaluasi

Tahapan evaluasi berjalan sejak program dilaksanakan hingga periode pelaksanaan


program berakhir.Evaluasi dilaksanakan secara kontinu atau terus-menerus agar setiap
terjadi penyimpangan segera dapat ditindaklanjuti/direspon sehingga upaya perbaikan dapat
segera dilaksanakan.

3.8 Gambaran Singkat Sistem dan Prosedur

3.9 Studi Kelayakan Program

Sebelum Tersedia Program Setelah Tersedia Program


Belum ada sistem perencanaan Tersedia sistem perencanaan keuangan
keuangan yang optimal, terutama untuk yang optimal.
biaya tanaman.
Belum ada sistem yang memberikan Terdapat sistem penjadwalan yang
infromasi mengenai schedule & timing terencana sesuai dengan standar baku
pekerjaan di kebun. teknis kegiatan pada bagian tanaman
yang disertai dengan informasi /
reminder yang memberikan peringatan
terhadap SKW mengenai perencanaan
kegiatan yang telah disusun sehingga
SKW dapat lebih mengefektifkan
kegiatannya.
Penggunaan / penyerapan biaya belum Penggunaan / penyerapan biaya
disajikan secara real time dan up to date disajikan secara real time dan up to
date sehingga SKW dan manajemen

28
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

dapat memantau kinerja biayanya


dimana saja dan kapan saja.
Memo perubahan anggaran belum Memo perubahan anggaran
terdatabase secara sistem sehingga tidak terdatabase secara sistem dari waktu
dapat dilakukan kajian dari waktu ke ke waktu sehingga dapat dijadikan
waktu yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan bahan
data / bahan evaluasi. pertimbangan untuk penyusunan
anggaran selanjutnya.
Belum ada warning system yang dapat Adanya warning system terhadap biaya
menjadi alat pengingat / alat dan waktu pelaksanaan pekerjaan yang
pengendalian biaya dan waktu dapat membantu SKW untuk lebih
pelaksanaan kegiatan. mengefisienkan biaya atas
pekerjaannya serta mencari
alternatiflain jika terjadi indikasi
kemungkinan penyimpangan biaya dan
waktu pelaksanaan.
Belum ada sistem yang memberikan Adanya sistem yang memungkinkan
informasi real time terhadap manajemen manajemen atas untuk mengetahui
atas terhadap pekerjaan / aktivitas di setiap informasi dan kegiatan secara
lapangan. cepat sehingga dapat dilakukan
feedback dan perbaikan yang cepat
untuk setiap ketidaktepatan /
penyimpangan kegiatan di lapangan.

3.10 Sasaran Program

Kegiatan Manual Program


1. Penyimpanan Data, Kurang tersimpan Tersimpan di server
terutama data dengan baik
pekerjaan / aktivitas di
lapangan.
2. Akses pencapaian Menunggu laporan Bebas akses
biaya print out / terbatas
melalui komputer
3. Database Kegiatan / Kurang tersimpan Tersimpan dengan

29
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

Aktivitas dengan baik dan baik disertai dengan


infromasi terbatas detail Infromasi yang
dapat digunakan
sebagai bahan
evaluasi.

3.11 Media Output System


Sistem Anggaran Real Time ini dapat dilaksanakan dengan beberapa metode,
diantaranya :
o Berbentuk aplikasi yang dapat diakses oleh masing-masing SKW kapan saja dan
dimana saja melalui smartphone. Aplikasi ini juga menyajikan infromasi secara
cepat sehingga keputusan dapat diambil secara cepat sehingga diharapkan
mampu meningkatkan value dan cycle effectiveness. Fasilitas teknologi informasi
juga memungkinkan dalam peningkatan kualitas pengambilan keputusan
sehingga tercapai peningkatan cost effectiveness. Melalui aplikasi ini setiap SKW
dapat mengakses akunnya dimana saja dan kapan saja untuk mengetahui menu
penjadwalan, kemajuan pekerjaan, dan penyerapan biaya masing-masing
pekerjaan. Pada aplikasi ini nantinya terdapat menu log in serta tampilan menu
yang berisi reminder kegiatan, warning terhadap potensi penyimpangan, data
rencana dan anggaran untuk setiap pekerjaan dan biaya. Dengan aplikasi ini
pula SKW dapat secara cepat melaporkan realisasi pekerjaannya.
o Melalui komputer perusahaan yang dapat diakses oleh bagian tanaman dan
bidang keuangan yang memiliki otoritas sehingga dapat segera dilakukan
evaluasi terhadap early warning yang terjadi. Tampilan pada komputer ini
menyajikan secara lengkap menu penjadwalan, progress pekerjaan, dan
penyerapan biaya.
o Melalui dashboard yang dipajang di ruang kerja SKW dan General Manager yang
menyajikan secara up to date ketepatan penjadwalan kegiatan, kemajuan kerja,
dan penyerapan biaya setiap kebun TS. Dashboard ini juga dapat menjadi
pemicu untuk meningkatkan kinerja dan kompetisi yang sehat antarSKW.
Dashboard menyajikan secara up to date kegiatan kebun yang sedang
berlangsung hari itu disertai dengan tampilan rencana pelaksanaan dan rencana
durasi pekerjaan sehingga dapat dibandingkan anatara realisasi dengan
realisasinya. Secara berkala, dashboard juga menyajikan ringkasan data
penyerapan biaya pekerjaan setiap kebun

30
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN PENGEMBANGAN

Kesimpulan

Sistem Informasi Penjadwlan, Kemajuan Pekerjaan, dan Pengendalian Biaya ini


dirancang dengan tujuan untuk memberikan infromasi mengenai ketepatan jadwal aktivitas,
kemajuan pekerjaan, dan penyerapan biaya pada bagian tanaman sehingga dapat
dilakukan pengendalian agar aktivitas dan biaya menjadi lebih efektif dan efisien. Sistem ini
memberikan informasi secara real time / up date sehingga informasi yang disajikan adalah
informasi yang cepat dan tepat waktu sesuai dengan keadaan di lapangan sehingga
diharapkan kesadaran akan pengendalian biaya dan kreativitas atau kualitas pemilihan
alternatif keputusan yang dilakukan oleh pelaksana lapangan (SKW) semakin meningkat.
Sistem ini juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada manajemen atas terhadap
infromasi kegiatan dan penyerapan biaya sehingga dapat dilakukan feedback perbaikan
terhadap manajemen bawah secara cepat.

Saran

Sukses tidaknya pelaksanaan program dipengaruhi banyak faktor yaitu faktor internal
dan eksternal.Salah satu faktor internal yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan atau
kegagalan implementasi program dainataranya yaitu dukungan dan komitmen seluruh pihak,
terutama manajemen atas.

Sistem informasi digunakan pada perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif


sehinggga diperlukan dukungan dan komitmen yang kuat dari semua pihak dalam
rancangan dan implementasi sistem ini agar sistem dapat berjalan secara efektif untuk
proses perbaikan kinerja perusahaan di tengah persaingan bisnis dan regulasi pemerintah
yang ketat.

31
MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM XIX
PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

REFERENSI

Chandra, Herry P. dan Agustinus Susanto dkk.Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi


Berdasarkan Konsep Nilai Hasil Pada Pembangunan Pabrik X di Gresik. Jurnal
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas Kristen Petra.
Ekananta.Teknologi Informasi dalam Sistem Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jurusan
Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara Jakarta.
Handayani, Fajar Sridan Sugiyarto dkk.Analisis Pengendalian Biaya Proyek Pada
Kontraktor Sedang (Grade 4 dan 5) di Yogyakarta.E- jurnal Matriks Teknik Sipil Edisi
Juni 2016.
Jogiyanto. 2003. Sistem Teknologi Informasi Pendekatan Terintegrasi : Konsep Dasar,
Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. Yogyakarta :ANDI.
O’Brien, JA. Marakas, George. 2009. Management Infromation System. Ninth Edition.Mc
Graw Hill.Inc Boston.
Pelatihan Pelaksana Bendungan. Pengendalian Biaya, Mutu, dan Waktu.
Susila, R. Wayan. Model Keterpaduan Jadwal Tanam dan Tebang Tebu : Pendekatan
Kompromi. Ahli Peneliti Utama pada Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
Tamba, Parluhutan.Kinerja Biaya Pelaksanaan Konstruksi (Study Kasus : Rumah Tempat
Tinggal). Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi V, Juli – Desember
2008.Jakarta.
Tanubrata, Maksum, dan Marco Dirgahadi Lukman. Sistem Informasi Penjadwalan dan
Pengendalian Biaya Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil Volume 7 Nomor 2,
Oktober 2011 : 98 – 192.

32

Anda mungkin juga menyukai