Anda di halaman 1dari 27

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

SIKLUS PRODUKSI PT UNILEVER INDONESIA TBK

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi dan
Pengendalian Internal yang Diampu oleh :

Dr. Galuh Tresna Murti, S.E., M.Si., Ak., CA.,ACPA., CGRCPA.

Disusun Oleh:

Veronica Friany (1402210074)

Shafa Ananta Sabila (1402210347)

Hadiah Intan Mutiara (1402213128)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TELKOM UNIVERSITY

2023
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi sistem informasi akuntansi pada
siklus produksi PT Unilever Indonesia Tbk. Sistem informasi akuntansi yang efektif dan
efisien menjadi sangat penting dalam menjalankan siklus produksi perusahaan, terutama
bagi perusahaan manufaktur seperti PT Unilever Indonesia Tbk. Siklus produksi adalah
sekumpulan kegiatan bisnis dan komputasi yang berkaitan dengan proses produksi suatu
produk dan terjadi secara terus menerus. Dalam perencanaan produksi pada Sistem
Informasi Akuntansi digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data tentang
permintaan pasar, proyeksi penjualan, dan persediaan bahan baku yang diperlukan.
Informasi ini kemudian digunakan untuk mengatur jadwal produksi dan memastikan
ketersediaan bahan baku yang memadai sehingga proses produksi pada PT Unilever
Indonesia Tbk direncanakan dan dijadwalkan dengan baik untuk menghasilkan suatu
produk atau jasa.

Kata kunci: sistem informasi akuntansi, akuntansi, dan siklus pendapatan.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia
dan rahmatnya sehingga bisa menyelesaikan tugas ini guna memenuhi mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal dengan judul “Implementasi Sistem
Informasi Akuntansi pada Siklus Produksi PT Unilever Indonesia Tbk”

kami juga ingin mengucapkan banyak terimakasih yang sebanyak – banyaknya


kepada dosen pengajar mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian
Internal, Ibu Dr. Galuh Tresna Murti, S.E., M.Si., Ak., CA.,ACPA., CGRCPA. yang
senantiasa membimbing mahasiswa/i yang beliau. Dan kami juga berterima kasih kepada
semua anggota kelompok yang telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
tugas ini. Kami menyadari apabila tugas yang kami buat ini kurang dan bahkan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kami meminta maaf yang sebesar-besarnya dan meminta
kritik dan saran yang memotivasi kami semua untuk lebih baik lagi. Akhir kata, kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat kedepannya.

ii
DAFTAR ISI

BAB 1 ............................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II .............................................................................................................................. 4

2.1 Sistem Informasi Akuntansi ................................................................................... 4

2.2 Siklus Produksi ....................................................................................................... 4

2.3 Aktivitas Siklus Produksi ....................................................................................... 4

2.4 Kontrol Siklus Produksi ......................................................................................... 7

BAB III ............................................................................................................................. 8

BAB IV ............................................................................................................................. 9

4.1 Struktur Organisasi PT Unilever Indonesia Tbk .................................................. 10

4.2 Kebijakan PT Unilever Unilever Indonesia Tbk .................................................. 11

4.3 Penerapan Sistem Siklus Produksi pada PT Unilever Indonesia Tbk. ................. 11

4.4 Context Diagram PT Unilever Indonesia Tbk. ..................................................... 13

4.5 Data Flow Diagram PT Unilever Indonesia Tbk. ................................................. 14

4.6 Ancaman dan Pengendalian.................................................................................. 17

BAB V ............................................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 23

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak didirikan pada tanggal 5 Desember 1933, Unilever Indonesia telah menjadi
salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia,
beroperasi dalam industri barang konsumen, dengan fokus pada produk-produk makanan,
minuman, perawatan pribadi, dan produk rumah tangga. Unilever Indonesia telah menjadi
bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Pada tahun
1981, perusahaan ini pertama kali menawarkan sahamnya kepada publik dan resmi
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Januari 1982. Dengan kantor pusat yang
berlokasi di Tangerang, Unilever Indonesia memiliki lebih dari 40 merek dan 9 pabrik
yang tersebar di Jababeka, Cikarang, dan Rungkut, Surabaya. Unilever adalah perusahaan
yang dibangun atas dasar purpose (tujuan mulia).
Dalam dunia bisnis, kunci sukses dan terjaminnya kelangsungan hidup suatu
perusahaan terletak pada kemampuan membentuk kekuatan dan peluang yang ada melalui
strategi bisnis yang tepat dan tepat. Tujuannya adalah untuk memberikan keuntungan bagi
perusahaan agar dapat melanjutkan usahanya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pasar saat ini. Siklus kelangsungan hidup perusahaan ditentukan menurut siklus hidup
produk, dan siklus hidup produk ditentukan oleh sejauh mana kekuatan pasar bereaksi
terhadap produk kita. Kekuatan pasar dipengaruhi oleh berbagai faktor di tingkat mikro
dan makro. Oleh karena itu, kemampuan menganalisis dan mengambil keputusan
strategis sebelum perusahaan sangat dibutuhkan kondisi pasar saat ini dan masa depan.
Setiap proses produksi membutuhkan barang yang berbeda untuk penggunaannya.
Barang-barang tersebut bisa buatan sendiri atau harus didatangkan dari pemasok (lokal
dan impor). Produk yang diproduksi oleh PT Unilever Indonesia sangat beragam dan
permasalahan yang muncul dari sisi suplai sangat kompleks. Untuk memenuhi
permintaan konsumen, perusahaan menerapkan sistem make to stock dengan target nilai
inventory yang telah ditetapkan dan tidak melebihi target maksimal perusahaan. Namun
dilihat dari data, nilai penyimpanan melebihi nilai target maksimum sedangkan jumlah
persediaan bahan baku impor di gudang tidak diperlukan sehingga sering menumpuk

1
sehingga menimbulkan biaya penyimpanan yang tinggi. Selain itu, beberapa komoditas
impor memiliki tingkat stok kritis. Situasi ini sangat tidak efisien dan merugikan
perusahaan. Oleh karena itu perlu dibuat perencanaan pemesanan dan pengendalian bahan
baku impor sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena nilai stok yang tinggi
merupakan kerugian bagi perusahaan. Jika perusahaan tidak memiliki persediaan yang
cukup, kemungkinan juga akan terjadi hilangnya peluang keuntungan karena kekurangan
bahan baku. Nilai-nilai Unilever mendorong cara Unilever berbisnis yaitu menjalankan
bisnis dengan integritas. Unilever berharap semua karyawan menjadi duta standar etika
tinggi kita. Unilever ingin menciptakan lingkungan kerja di mana karyawan tidak hanya
menghayati nilai-nilai yang kami terapkan dalam pekerjaan mereka seperti nilai
menghargai kejujuran, rasa hormat, tanggung jawab, dan karya inovatif, tetapi kami
mendorong kolega kami untuk waspada dalam mengidentifikasi potensi masalah dan
berbicara serta bertindak dengan percaya diri dan jujur terlepas dari situasinya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara
lain:
1. Bagaimana gambaran umum PT Unilever Indonesia Tbk?
2. Bagaimana penerapan aktivitas siklus produksi pada PT Unilever Indonesia Tbk?
3. Bagaimana context diagram dan data flow diagram PT Unilever Indonesia Tbk?
4. Apa saja ancaman dan pengendalian (kontrol) ancaman yang muncul selama
proses produksi?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:
1. Untuk mengetahui gambaran umum PT Unilever PT Unilever Indonesia Tbk.
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan aktivitas siklus produksi pada PT
Unilever Indonesia Tbk.
3. Untuk mengetahui context diagram dan data flow diagram PT Unilever Indonesia
Tbk.

2
4. Untuk mengetahui ancaman dan cara mengendalikan (kontrol) ancaman yang
muncul selama proses produksi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Akuntansi


Sistem Informasi Akuntansi dianggap sebagai komponen penting dari kantor
keuangan di seluruh dunia. Sistem ini sebagian besar berbasis perangkat lunak dan dapat
diterapkan sebagai bagian dari solusi teknologi informasi perusahaan. Hasil laporan-
laporan keuangan dapat digunakan secara internal oleh manajemen atau secara eksternal
dengan pihak lain yang berkepentingan seperti investor, kreditur dan otoritas pajak.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem yang mengumpulkan,
menyimpan dan mengolah data keuangan dan akuntansi yang digunakan oleh pengambil
keputusan, sistem umumnya berbasis komputer dan metode untuk melacak kegiatan
akuntansi dalam hubungannya dengan sumber daya teknologi informasi.

2.2 Siklus Produksi


Siklus Produksi (production cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus menerus berhubungan dengan pembuatan
produk. Keberadaan sistem informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi,
dengan sistem informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat
dan waktu kerja yang jelas untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam
perencanaan produk atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, dan
bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang
sangat penting adalah bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya produksi serta
evaluasi kinerja terhadap produktivitas yang dihasilkan.

2.3 Aktivitas Siklus Produksi


Berdasarkan Romney dan Steinbart (2016: 510), ada empat aktivitas dasar dalam siklus
produksi diantaranya adalah:
● Desain produk (1.0), langkah pertama dalam siklus produksi melibatkan proses
desain produk. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan produk yang
memenuhi persyaratan kualitas, daya tahan, dan fungsionalitas, sambil

4
meminimalkan biaya produksi. Dalam proses desain produk, dua dokumen utama
dibuat. Dokumen pertama adalah daftar bahan baku yang mencantumkan jumlah,
deskripsi, dan jumlah setiap komponen bahan baku yang digunakan dalam satu
unit produk jadi. Dokumen kedua adalah daftar periksa operasi yang mencatat
kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang diperlukan untuk menjalankan operasi
produksi produk tersebut.
● Perencanaan dan penjadwalan (2.0), Langkah kedua dalam siklus produksi
melibatkan perencanaan dan penjadwalan, yang bertujuan untuk membuat
rencana produksi yang efisien guna memenuhi pesanan yang ada dan meramalkan
permintaan jangka pendek. Dalam perencanaan produksi, terdapat dua metode
umum yang digunakan, yaitu Manufacturing Resource Planning (MRP-II) dan
Just-In-Time (JIT). MRP-II merupakan pengembangan dari Program Sumber
Daya Bahan Baku yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara kapasitas
yang tersedia dan permintaan bahan baku, serta memenuhi perkiraan permintaan
penjualan. Sistem MRP-II sering disebut sebagai "push manufacturing" karena
barang diproduksi berdasarkan antisipasi permintaan pelanggan. Sementara itu,
Just-in-Time (JIT) memperluas prinsip-prinsip sistem kontrol persediaan selama
proses produksi. Tujuan utama produksi JIT adalah meminimalkan atau
menghilangkan persediaan bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi.
Just-in-Time (JIT) sering disebut sebagai "pull manufacturing" karena barang
diproduksi sebagai respons terhadap permintaan pelanggan.
● Operasi produksi (3.0), langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi
aktual produk.q Tingkat pencapaian dalam hal ini dapat bervariasi antara
perusahaan yang berbeda dan dipengaruhi oleh jenis produk yang dihasilkan serta
tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi. Teknologi informasi
dalam berbagai bentuknya, seperti mesin yang dikendalikan oleh komputer, yang
dikenal sebagai Computer Integrated Manufacturing (CIM), digunakan untuk
mengurangi biaya produksi. Penting bagi akuntan untuk memahami bagaimana
CIM mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi (SIA), meskipun mereka tidak
perlu menjadi ahli dalam setiap aspek CIM. Salah satu dampak dari penerapan

5
CIM adalah peralihan dari produksi massal menjadi produksi berdasarkan
pesanan.
● Akuntansi biaya (4.0), analisis biaya merupakan langkah terakhir dalam siklus
produksi. Dalam sistem akuntansi biaya, ada tiga tujuan utama, yaitu:
1. Memberikan Informasi yang berkaitan dengan perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja operasi produksi. Sistem informasi
akuntansi dirancang untuk mengumpulkan data dalam waktu nyata tentang
kinerja operasi produksi sehingga manajemen dapat membuat keputusan
dengan cepat.
2. Memberi data biaya product yang akurat untuk digunakan dalam
menetapkan harga dan membuat keputusan tentang bauran produk. SIA
mengumpulkan biaya dari berbagai kategori dan kemudian
mendistribusikan biaya tersebut ke berbagai product dan unit organisasi.
3. Mengumpulkan dan memproses data yang digunakan untuk menampilkan
persediaan dan harga pokok penjualan dalam laporan keuangan
perusahaan.

Gambar 1. Level 0 Data Flow Diagram of


the production cycles
Arus informasi yang yang masuk ke siklus produksi dari siklus lain, yaitu:

6
● Siklus pendapatan menyediakan informasi mengenai order customer dan
perkiraan penjualan untuk digunakan dalam perencanaan produksi dan
persediaan.
● Siklus pengeluaran menyediakan informasi untuk memperoleh bahan mentah dan
mengontrol pengeluaran lain yang termasuk overhead pabrik.
● Siklus penggajian menyediakan informasi tentang biaya karyawan dan
ketersediaannya, Arus informasi yang datang dari siklus pengeluaran adalah
Siklus pendapatan menerima informasi dari siklus produksi tentang barang jadi
yang tersedia untuk dijual.
● Siklus pengeluaran menerima informasi tentang kebutuhan akan bahan mentah.
Siklus
penggajian menerima informasi tentang tersedianya tenaga kerja.
● Buku besar dan sistem pelaporan menerima informasi tentang harga pokok
produksi.

2.4 Kontrol Siklus Produksi


Kontrol Siklus Produksi Fungsi SIA dirancang dengan baik untuk memberikan kontrol
yang cukup untuk memastikan bahwa tujuan tercapai:
1. Semua produksi dan pembelian aktiva tetap diotorisasi dengan baik.
2. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.
3. Semua transaksi yang valid dan sah dalam siklus produksi akan dicatat.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini ada disalah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa
manufaktur, pemasaran dan distribusi barang konsumsi di Indonesia. Penelitian ini
berfokus pada sistem informasi akuntansi atas siklus produksi PT Unilever Indonesia
Tbk.
Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut Djamal (2007) kualitatif
adalah sebuah penelitian yang menekankan sebuah proses dalam memperoleh data
melalui kontak yang insentif dan membutuhkan waktu lama dalam berinteraksi di
lapangan. Dengan demikian, peneliti dalam studi kualitatif ini harus mengikuti prosedur,
metode, dan teknik yang benar dalam mengumpulkan data, menganalisis data, dan
menginterpretasikan nya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif, yaitu penelitian untuk mengumpulkan data, klasifikasi, dan analisis data yang
telah dikumpulkan.
Data yang sudah dikumpulkan terbagi menjadi dua data, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dengan cara survei
dan wawancara. Data sekunder merupakan data yang didapat langsung dari internal atau
eksternal yang secara tidak langsung berupa bacaan. Pengumpulan data dari penelitian ini
didapat dengan mewawancarai pihak gudang dan produksi PT Unilever Indonesia Tbk,
dengan menganalisis data-data yang diberikan oleh pihak internal dan eksternal PT
Unilever Indonesia Tbk.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

PT Unilever Indonesia Tbk adalah perusahaan barang konsumsi multinasional


yang berfokus pada produk makanan, minuman, perawatan pribadi dan rumah tangga.
Proses bisnis PT Unilever Indonesia Tbk mencakup serangkaian aktivitas yang
diperlukan untuk memproduksi, mengelola, dan memasarkan produknya. Salah satu
proses bisnis utama pada PT Unilever Indonesia Tbk adalah desain produk. Mereka
melakukan riset pasar dan mengembangkan produk baru sesuai dengan konsumen dan
preferensi. Desain produk ini menentukan kualitas, fungsi dan sifat yang diinginkan
konsumen serta pemilihan bahan baku yang tepat.

Setelah selesainya desain produk, kemudian PT Unilever Indonesia Tbk akan


melakukan proses produksi fisik. Mereka memiliki pabrik-pabrik produksi yang
dilengkapi dengan teknologi modern dan mesin-mesin yang canggih untuk menghasilkan
produk dengan efisiensi tinggi. Pabrik-pabrik ini menggunakan teknologi informasi,
seperti sistem CIM, untuk mengontrol dan mengendalikan proses produksi. Selain itu, PT
Unilever Indonesia Tbk juga memiliki proses bisnis supply chain management. Mereka
mengelola rantai pasokan yang kompleks mulai dari mencari bahan baku hingga
mendistribusikan produk yang sudah jadi ke pelanggan. Proses ini meliputi perencanaan
dan penjadwalan produksi, pengadaan bahan baku, pencatatan persediaan dan koordinasi
dengan mitra bisnis dan pemasok.

Selanjutnya PT Unilever Indonesia Tbk juga memiliki bisnis proses pemasaran


dan penjualan. Mereka terlibat dalam pemasaran untuk mempromosikan produk mereka,
menjalankan kampanye iklan, dan bekerja dengan mitra saluran untuk memasarkan dan
menjual produk mereka ke konsumen. Proses bisnis ini juga mencakup manajemen
merek, riset pasar, dan strategi pemasaran untuk mencapai penjualan. Sehingga seluruh
proses bisnis PT Unilever Indonesia Tbk didukung oleh sistem informasi akuntansi yang
terintegrasi. Sistem ini membantu dalam pelacakan keuangan, pelaporan, pengelolaan
persediaan, dan menganalisis kinerja bisnis secara keseluruhan. Dengan

9
menyederhanakan proses bisnisnya, PT Unilever Indonesia Tbk berupaya untuk
menghasilkan produk berkualitas tinggi, dan memenuhi kebutuhan konsumen serta
mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar.

4.1 Struktur Organisasi PT Unilever Indonesia Tbk

Gambar 2. Struktur Organisasi


PT Unilever Indonesia Tbk

10
Pada gambar diatas yang terkait pada siklus produksi struktur organisasi PT Unilever tbk
menunjukkan bahwa siklus produksi yang terdapat pada supply chain. Supply chain
adalah serangkaian jaringan proses produksi hingga penyaluran suatu produk agar dapat
diterima konsumen terakhir. Termasuk di dalamnya proses pengolahan bahan baku, serta
pengangkutan produk ke tangan konsumen. Direktur dari supply chain sendiri yaitu “
Rizki Nugraha/ Alper kulak”.

4.2 Kebijakan PT Unilever Unilever Indonesia Tbk


Kebijakan perusahaan terkait tata Kelola wajib dimiliki oleh Unilever Indonesia,
salah satu kebijakannya yaitu perusahaan wajib memastikan transparansi dengan
secara tepat waktu dan akurat mengungkapkannya kepada instansi pemerintah yang
tepat sebagaimana yang disyaratkan oleh undang-undang dan peraturan (Nugraha,
2021). Kemudian kebijakan perusahaan selanjutnya adalah terkait penunjukan pihak
luar secara bertanggung jawab, salah satunya ialah menjalankan bisnis dengan
integritas dan mematuhi hukum.
Kebijakan perusahaan yang ketiga yaitu berkaitan dengan komunikasi dengan
pemegang saham salah satunya adalah manajemen wajib mempertahankan
komunikasi yang terbuka dengan pemegang saham dan komunitas investasi dan
melakukan reviu atas kebijakan ini seiring dengan terdapatnya perubahan pada
lingkungan bisnis perseroan. Kebijakan perusahaan selanjutnya adalah terkait dengan
rekanan usaha yang bertanggung jawab salah satu kebijakannya adalah kerahasiaan
dan informasi mengenai pesaing. Dan kebijakan perusahaan yang terakhir adalah
berkaitan dengan transaksi pihak yang terkait salah satu kebijakannya adalah seluruh
transaksi pihak terkait wajib mensyaratkan untuk mengikuti persetujuan dan proses
sebagaimana yang disyaratkan berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

4.3 Penerapan Sistem Siklus Produksi pada PT Unilever Indonesia Tbk.


Pabrik personal care PT Unilever Indonesia Tbk selalu berusaha meningkatkan proses
produksi dengan mengurangi pemborosan pada proses produksi pasta gigi sebagai bentuk
perbaikan berkelanjutan. Dalam hal pengurangan limbah dari proses produksi, ada

11
keterbatasan karena ketersediaan bahan baku dalam proses produksi. Dapat dilihat pada
alur proses pembuatan pasta gigi berikut.

Gambar 3. Alur Siklus Produksi Pasta Gigi PT Unilever


Berdasarkan hasil identifikasi persediaan bahan baku dan bagian proses, terdapat indikasi
kegiatan pemborosan yang menyebabkan operasi produksi tidak efisien. Adanya aktivitas
pemborosan tersebut menyebabkan bertambahnya waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya, yang berujung pada bertambahnya lead time proses produksi dan
berkurangnya produksi pasta gigi yang dihasilkan. Proses informasi dan fisik produksi
pasta gigi dijelaskan bahwa pemetaan aliran nilai dapat menghilangkan pemborosan ini
melalui pendekatan lean manufacturing. Lean didefinisikan sebagai sebuah pendekatan
sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas yang tidak memiliki nilai
tambah melalui peningkatan terus menerus (Gaspersz, 2007). Pendekatan Lean
mengungkapkan non-nilai dan nilai tambah akan memastikan bahwa penciptaan nilai
mengalir lancar ke dalam proses aliran nilai. Pemborosan yang berhasil diidentifikasi
selama proses produksi dipilih sebagai pemborosan yang paling kritis. Pemasok
Pengiriman Penerimaan Bahan Baku Proses Penyimpanan Pengisian dan Pengemasan
Gudang Produk Jadi Pelanggan Perusahaan Pembeli Layanan Pelanggan 4 Bagan Pareto
yang digunakan untuk menelusuri akar penyebab masalah, menyebabkan pemborosan
kritis ketika analisis akar penyebab digunakan. Akar permasalahan pemborosan tersebut

12
selanjutnya dianalisa dengan Fault Mode and Effect Analysis untuk mendapat tingkat
resiko terjadinya pemborosan maksimal, dan selanjutnya dibentuk solusi alternatif untuk
mengatasi akar permasalahan tersebut. Metode manajemen nilai yang dihitung
berdasarkan kinerja alternatif dan biaya yang dikeluarkan untuk digunakan memilih
solusi alternatif terbaik. Dengan demikian alternatif solusi terpilih diharapkan dapat
mempersingkat waktu throughput proses produksi dan meningkatkan kapasitas produksi,
sehingga pendapatan dari penjualan pasta gigi dapat meningkat.

Ancaman dan Pengendalian


Seperti yang ditunjukan pada gambar aktivitas siklus produksi terjadi aktivitas process
yang dilakukan secara berulang atau aktivitas pemborosan oleh karna itu, ancaman
pertama yaitu operasi produksi tidak efisien. Adanya aktivitas pemborosan tersebut
menyebabkan bertambahnya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya, yang
berujung pada bertambahnya lead time proses produksi dan berkurangnya produksi yang
dihasilkan. Adapun pengendalian yang bisa dilakukan yaitu dengan menjalankan satu
proses saja dalam aktivitas siklus produksi dan diharapkan dapat mempersingkat waktu
throughput proses produksi dan meningkatkan kapasitas produksi, sehingga pendapatan
dari penjualan dapat meningkat.

4.4 Context Diagram PT Unilever Indonesia Tbk.

Gambar 4. Context Diagram

13
Sumber: http://betajati.blogspot.com/2018/12/siklus-produksi.html

Figur ini menunjukan bagaimana siklus produksi PT Unilever Indonesia Tbk


dihubungkan dengan subsistem lain dalam sistem informasi PT Unilever Indonesia Tbk.
● Sistem informasi siklus pendapatan menyediakan informasi (pesanan pelanggan
dan perkiraan penjualan) yang digunakan untuk merencanakan tingkat produksi
dan persediaan.
● Sebagai balasannya, sistem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke
siklus pendapatan mengenai barang jadi yang telah diproduksi dan tersedia untuk
dijual.
● Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus
pengeluaran dalam bentuk permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem siklus
pengeluaran menyediakan informasi mengenai perolehan bahan baku dan juga
mengenai pengeluaran lain yang dimasukkan ke dalam overhead pabrik.
● Informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja dikirim ke siklus sumber daya
manusia, yang sebagai balasannya menyediakan data mengenai biaya dan
ketersediaan tenaga kerja.
● Terakhir, informasi mengenai harga pokok produksi akan dikirim ke sistem buku
besar dan pelaporan informasi.

4.5 Data Flow Diagram PT Unilever Indonesia Tbk.

Gambar 5. Data Flow Diagram

14
Figur ini menggambarkan empat aktivitas dasar dalam siklus produksi, yaitu: desain
produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produksi, dan akuntansi biaya.
Menjelaskan bagaimana sistem informasi sebuah organisasi mendukung setiap aktivitas
siklus produksi dan dimulai dengan menjelaskan desain sistem informasi dan
pengendalian dasar yang diperlukan untuk memastikan bahwa organisasi menyediakan
manajemen dengan informasi yang andal untuk menilai efisiensi dan efektivitas aktivitas
siklus produksi.
1. Desain Produk (1.0): Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain
produk. Pada tahap ini, PT Unilever Indonesia Tbk tujuannya adalah untuk
menciptakan sebuah produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dari segi
kualitas, daya tahan, dan fungsionalitas sementara secara simultan meminimalkan
biaya produksi.
Proses
Aktivitas desain produk menghasilkan dua output, yaitu:
● Daftar bahan baku (bill of materials-BOM) adalah sebuah dokumen yang
menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, dan kuantitas dari tiap-tiap
komponen yang digunakan dalam sebuah produk.
● Daftar operasi (operation list) adalah sebuah dokumen yang
menspesifikasikan urutan langkah-langkah dalam membuat produk,
peralatan apa yang digunakan, dan seberapa lama setiap langkah yang
diambil.
2. Perencanaan dan Penjadwalan (2.0): Setelah desain produk selesai, perusahaan
melakukan perencanaan dan penjadwalan produksi. Tujuannya untuk
mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan
yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek sekaligus meminimalkan
persediaan bahan baku dan barang jadi.
Proses
Aktivitas perencanaan dan penjadwalan menghasilkan tiga dokumen lain, yaitu:
pesanan produksi, permintaan bahan baku, dan kartu pemindahan.
● Pesanan produksi (production order) mengotorisasi pembuatan dalam
kuantitas yang telah ditentukan pada sebuah produk tertentu dan

15
mencantumkan operasi yang perlu dijalankan, kuantitas yang akan
diproduksi, dan dimana lokasi produk jadi harus dikirimkan.
● Permintaan bahan baku (materials requisition) mengotorisasi
penghapusan kuantitas yang diperlukan bahan baku dari ruang
penyimpanan ke lokasi pabrik dimana bahan baku tersebut akan
digunakan. Dokumen ini berisi nomor pesanan produksi, tanggal
penerbitan, berdasarkan daftar bahan baku, dan nomer bagian dan
kuantitas dari semua bahan baku yang diperlukan. Transfer bahan baku
selanjutnya di seluruh pabrik didokumentasikan dalam kartu
pemindahan (move ticket), yang mengidentifikasi bagian yang ditransfer,
lokasi dimana bagian tersebut ditransfer, dan waktu transfer. Pada
akhirnya, perencanaan produksi yang akurat perlu mengintegrasikan
informasi mengenai pesanan pelanggan (dari siklus pendapatan) dengan
informasi mengenai pembelian dari pemasok (dari siklus pengeluaran),
bersamaan dengan informasi mengenai ketersediaan tenaga kerja (dari
siklus SDM/Penggajian).
3. Operasi Produksi (3.0): langkah ketiga dalam siklus produksi adalah pembuatan
produk yang sebenarnya. Menggunakan berbagai bentuk teknologi informasi (TI)
dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan, disebut
sebagai computer-integrated manufacturing (CIM) yang dapat mengurangi biaya
produksi secara signifikan.
Proses
Dalam hubungan ini, kartu jam kerja membantu dalam mencatat dan mengelola
waktu kerja pekerja, move tickets membantu dalam melacak dan mengatur
perpindahan barang dalam proses produksi, sedangkan permintaan bahan baku
membantu dalam mengelola persediaan dan memastikan ketersediaan bahan baku
yang memadai. Ketiga elemen ini saling terkait dalam menjalankan operasi
produksi secara efisien dan efektif.
4. Biaya Akuntansi (4.0): pada tahap terakhir tujuan PT Unilever Indonesia Tbk
Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian

16
kinerja operasi produksi juga menyediakan data biaya yang akurat mengenai
produk untuk digunakan dalam penetapan harga dan keputusan bauran produk.
Proses
● Sistem akuntansi biaya harus mengklasifikasikan biaya berdasarkan
berbagai kategori dan kemudian menentukan biaya-biaya tersebut ke
produk tertentu dan unit organisasi.
● Memeriksa bagaimana data mengenai bahan baku yang digunakan, jam
kerja yang dikeluarkan, operasi mesin yang dijalankan, dan overhead
pabrik yang dikumpulkan.
● Seluruh informasi yang dihasilkan dari semua aktivitas akan dibuat
laporan yang akan diserahkan kepada bagian manajemen dan akan
memasukan informasi yang sudah diperoleh ke dalam sistem buku besar
dan pelaporan tentang harga pokok produksi dari siklus produksi.
● Pada aktivitas ini akan menyerahkan barang jadi kepada bagian revenue
cycle untuk dijual kepada pelanggan.

4.6 Ancaman dan Pengendalian


Ancaman dan Prosedur Pengendalian yang dilakukan dalam setiap aktivitas produksi

Aktivitas Ancaman Pengendalian

Isu - isu umum di seluruh 1. Data induk yang tidak - Pengendalian integritas
siklus produksi akurat atau tidak valid pengolahan data.

2. Pengungkapan yang - Pembatasan akses


tidak diotorisasi oleh terhadap data induk
informasi sensitif
- Tinjauan pada semua
3. Kehilangan atau perubahan terhadap
penghancuran data data induk
- Pengendalian akses

17
- Enkripsi
- Backup dan prosedur
pemulihan bencana

Desain Produk 1. Desain produk yang - Analisis akuntansi


buruk mengakibatkan biaya yang timbul dari
kelebihan biaya pilihan desain produk

- Analisis garansi dan


biaya perbaikan

Perencanaan dan Penjadwalan 1. Kelebihan dan - Sistem perencanaan


dibawah target produksi
- Tinjauan dan
persetujuan jadwal dan
pesanan produksi
- Pembatasan akses
terhadap pesanan
produksi dan jadwal
produksi

Operasi Produksi 1. Pencurian persediaan - Pengendalian akses


fisik
- Dokumentasi dari
semua pergerakan
persediaan
- Pemisahan tugas s/d
penyimpanan aset dari
pencatatan dan otorisasi
penghapusan

18
- Pembatasan akses
terhadap data induk
persediaan
- Perhitungan persediaan
fisik secara periodik
dan rekonsiliasi dari
perhitungan tersebut
terhadap kuantitas yang
dicatat

- Persediaan fisik dari


2. Pencurian aktiva tetap semua aktiva tetap
- Membatasi akses fisik
terhadap aktiva tetap
- Memelihara catatan
detail dari aktiva tetap,
termasuk pelepasannya

- Pelatihan
- Laporan kinerja
3. Kinerja yang buruk
- Persetujuan yang tepat
dari perolehan aktiva
4. Investasi suboptimal tetap, termasuk
dalam aktiva tetap penggunaan permintaan
proposal untuk
menjaring berbagai
penawaran kompetitif

- Pengamanan fisik

19
(misalnya, alat
penyiram api)
5. Kehilangan persediaan - Asuransi
atau aktiva tetap
dikarenakan
kebakaran atau - Backup atau rencana
bencana lainnya pemulihan bencana

6. Gangguan operasi

Akuntansi Biaya 1. Data biaya yang tidak - Otomatisasi data


akurat sumber
- Pengendalian integritas
pengolahan data

- Perhitungan biaya
2. Alokasi yang tidak berbasis aktivitas yang
tepat dari biaya didorong waktu
overhead

3. Laporan yang - Matrix kinerja inovatif (


menyesatkan misalnya, throughput)

Tabel 1. Ancaman dan Pengendalian Siklus Produksi

20
BAB V
SIMPULAN

1. Penerapan siklus produksi pada PT unilever Tbk senantiasa berusaha meningkatkan


proses produksi dengan mengurangi pemborosan dalam proses produksi sebagai bentuk
perbaikan berkelanjutan, yang dimana dalam mengurangi limbah yang dihasilkan dari
proses produksi, dilakukan pembatasan melalui ketersediaan bahan baku dalam proses
produksi.

2. Selain itu, Unilever telah mengimplementasikan agenda kegiatan berkelanjutan


(sustainable) secara keseluruhan dengan cukup baik. Dimulai dengan pemilihan sumber
bahan baku hingga proses manufaktur dan pengiriman produk ke toko, dapat disimpulkan
bahwa perusahaan telah berhasil memanfaatkan sistem informasi akuntansi untuk
meningkatkan efisiensi operasional dan pengendalian biaya produksi.

3. Sistem yang terintegrasi dan menggunakan teknologi terbaru, seperti ERP, telah
membantu perusahaan dalam mengotomatiskan proses-produksi dan mengintegrasikan
data akuntansi dengan sistem operasional. Hal ini telah memberikan manfaat yang
signifikan, termasuk pengambilan keputusan yang lebih akurat dan pemantauan kinerja
keuangan secara real-time.

4. Ancaman yang terjadi pada siklus produksi PT Unilever tbk yaitu terjadinya
pemborosan proses pada tahap sebelumnya yang mengakibatkan terancamnya produksi
yang mengakibatkan stock produksi tidak efesien atau tidak sesuai target sehingga
menyebabkan lambatnya proses produksi.

5. Pengendalian dari ancaman tersebut yaitu dengan melakukan pemotongan proses yang
bertujuan untuk mengindari pemborosan proses agar produksi PT Unilever tersebut
lebih efesien lagi.

SARAN

21
Saran yang dapat diberikan untuk PT Unilever Indonesia Tbk dalam siklus produksi
adalah sebagai berikut:

- Terus menerapkan inovasi dalam desain produk untuk memenuhi kebutuhan


pelanggan yang terus berkembang. Dengan memahami tren pasar dan preferensi
konsumen, perusahaan dapat menghasilkan produk yang kompetitif dan
memenuhi harapan pelanggan.
- Perkuat integrasi sistem informasi dalam proses produksi, seperti implementasi
teknologi CIM, untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan, dan
mempercepat waktu produksi.
- Tingkatkan kolaborasi dan komunikasi antara departemen terkait, termasuk
desain produk, perencanaan, operasi produksi, dan akuntansi biaya. Hal ini akan
membantu memastikan keselarasan dalam tujuan, jadwal, dan pengambilan
keputusan dalam siklus produksi.
- Lakukan analisis biaya secara rutin dan teliti untuk mengidentifikasi potensi
penghematan dan efisiensi dalam operasi produksi. Identifikasi area yang
memerlukan perbaikan dan lakukan tindakan yang diperlukan untuk
meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi.
- Terus tingkatkan pemantauan dan evaluasi kinerja operasi produksi dengan
menggunakan indikator kunci kinerja yang relevan. Dengan melakukan
pemantauan yang baik, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu
ditingkatkan dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang sesuai.

Dengan menerapkan saran-saran tersebut, PT Unilever Indonesia Tbk dapat


meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya produksi, dan menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Romney, M., et al. (2021). Accounting Information Systems, 15th Edition. London: Pearson
Education.

Rifani, Nurkholifah & Pashya, Siti & Putri, Rakasiwi & Putra, Yananto. (2022). ANALISIS
SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI DAN SISTEM INFORMASI
SIKLUS PENGUPAHAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT.
UNILEVER INDONESIA TBK.

Laporan Keberlanjutan PT Unilever Indonesia Tbk, TRANSFORMASI UNTUK MASA


DEPAN BERKELANJUTAN. (2018).

Laporan Tahunan/Annual Report PT. Unilever Tbk. Tahun 2022, diakses tanggal 26 Mei
2023, pukul 21:17 WIB.

Putra, Y. M., (2018). Aplikasi Konsep Basis Data Relasional Pada Sistem Siklus
Produksi. Modul Kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : FEB-Universitas
Mercu Buana.

Nurfitriyani, S. J. (2021). Siti Julianingsih Nurfitriyani. Retrieved April 8, 2023, from


https://sis.binus.ac.id/2021/02/17/proses-bisnis-siklus-produksi/

Afianti, H. F., & Azwir, H. H. (2017). Pengendalian Persediaan Dan Penjadwalan


Pasokan Bahan Baku Import Dengan Metode Abc Analysis Di Pt Unilever
Indonesia, Cikarang, Jawa Barat. Jurnal Iptek, 21(2), 77-90.

23

Anda mungkin juga menyukai