Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi dan
Pengendalian Internal yang Diampu oleh :
Disusun Oleh:
TELKOM UNIVERSITY
2023
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi sistem informasi akuntansi pada
siklus produksi PT Unilever Indonesia Tbk. Sistem informasi akuntansi yang efektif dan
efisien menjadi sangat penting dalam menjalankan siklus produksi perusahaan, terutama
bagi perusahaan manufaktur seperti PT Unilever Indonesia Tbk. Siklus produksi adalah
sekumpulan kegiatan bisnis dan komputasi yang berkaitan dengan proses produksi suatu
produk dan terjadi secara terus menerus. Dalam perencanaan produksi pada Sistem
Informasi Akuntansi digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data tentang
permintaan pasar, proyeksi penjualan, dan persediaan bahan baku yang diperlukan.
Informasi ini kemudian digunakan untuk mengatur jadwal produksi dan memastikan
ketersediaan bahan baku yang memadai sehingga proses produksi pada PT Unilever
Indonesia Tbk direncanakan dan dijadwalkan dengan baik untuk menghasilkan suatu
produk atau jasa.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia
dan rahmatnya sehingga bisa menyelesaikan tugas ini guna memenuhi mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal dengan judul “Implementasi Sistem
Informasi Akuntansi pada Siklus Produksi PT Unilever Indonesia Tbk”
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 ............................................................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................................. 4
BAB IV ............................................................................................................................. 9
4.3 Penerapan Sistem Siklus Produksi pada PT Unilever Indonesia Tbk. ................. 11
BAB V ............................................................................................................................ 21
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
sehingga menimbulkan biaya penyimpanan yang tinggi. Selain itu, beberapa komoditas
impor memiliki tingkat stok kritis. Situasi ini sangat tidak efisien dan merugikan
perusahaan. Oleh karena itu perlu dibuat perencanaan pemesanan dan pengendalian bahan
baku impor sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena nilai stok yang tinggi
merupakan kerugian bagi perusahaan. Jika perusahaan tidak memiliki persediaan yang
cukup, kemungkinan juga akan terjadi hilangnya peluang keuntungan karena kekurangan
bahan baku. Nilai-nilai Unilever mendorong cara Unilever berbisnis yaitu menjalankan
bisnis dengan integritas. Unilever berharap semua karyawan menjadi duta standar etika
tinggi kita. Unilever ingin menciptakan lingkungan kerja di mana karyawan tidak hanya
menghayati nilai-nilai yang kami terapkan dalam pekerjaan mereka seperti nilai
menghargai kejujuran, rasa hormat, tanggung jawab, dan karya inovatif, tetapi kami
mendorong kolega kami untuk waspada dalam mengidentifikasi potensi masalah dan
berbicara serta bertindak dengan percaya diri dan jujur terlepas dari situasinya.
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:
1. Untuk mengetahui gambaran umum PT Unilever PT Unilever Indonesia Tbk.
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan aktivitas siklus produksi pada PT
Unilever Indonesia Tbk.
3. Untuk mengetahui context diagram dan data flow diagram PT Unilever Indonesia
Tbk.
2
4. Untuk mengetahui ancaman dan cara mengendalikan (kontrol) ancaman yang
muncul selama proses produksi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
meminimalkan biaya produksi. Dalam proses desain produk, dua dokumen utama
dibuat. Dokumen pertama adalah daftar bahan baku yang mencantumkan jumlah,
deskripsi, dan jumlah setiap komponen bahan baku yang digunakan dalam satu
unit produk jadi. Dokumen kedua adalah daftar periksa operasi yang mencatat
kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang diperlukan untuk menjalankan operasi
produksi produk tersebut.
● Perencanaan dan penjadwalan (2.0), Langkah kedua dalam siklus produksi
melibatkan perencanaan dan penjadwalan, yang bertujuan untuk membuat
rencana produksi yang efisien guna memenuhi pesanan yang ada dan meramalkan
permintaan jangka pendek. Dalam perencanaan produksi, terdapat dua metode
umum yang digunakan, yaitu Manufacturing Resource Planning (MRP-II) dan
Just-In-Time (JIT). MRP-II merupakan pengembangan dari Program Sumber
Daya Bahan Baku yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara kapasitas
yang tersedia dan permintaan bahan baku, serta memenuhi perkiraan permintaan
penjualan. Sistem MRP-II sering disebut sebagai "push manufacturing" karena
barang diproduksi berdasarkan antisipasi permintaan pelanggan. Sementara itu,
Just-in-Time (JIT) memperluas prinsip-prinsip sistem kontrol persediaan selama
proses produksi. Tujuan utama produksi JIT adalah meminimalkan atau
menghilangkan persediaan bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi.
Just-in-Time (JIT) sering disebut sebagai "pull manufacturing" karena barang
diproduksi sebagai respons terhadap permintaan pelanggan.
● Operasi produksi (3.0), langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi
aktual produk.q Tingkat pencapaian dalam hal ini dapat bervariasi antara
perusahaan yang berbeda dan dipengaruhi oleh jenis produk yang dihasilkan serta
tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi. Teknologi informasi
dalam berbagai bentuknya, seperti mesin yang dikendalikan oleh komputer, yang
dikenal sebagai Computer Integrated Manufacturing (CIM), digunakan untuk
mengurangi biaya produksi. Penting bagi akuntan untuk memahami bagaimana
CIM mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi (SIA), meskipun mereka tidak
perlu menjadi ahli dalam setiap aspek CIM. Salah satu dampak dari penerapan
5
CIM adalah peralihan dari produksi massal menjadi produksi berdasarkan
pesanan.
● Akuntansi biaya (4.0), analisis biaya merupakan langkah terakhir dalam siklus
produksi. Dalam sistem akuntansi biaya, ada tiga tujuan utama, yaitu:
1. Memberikan Informasi yang berkaitan dengan perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja operasi produksi. Sistem informasi
akuntansi dirancang untuk mengumpulkan data dalam waktu nyata tentang
kinerja operasi produksi sehingga manajemen dapat membuat keputusan
dengan cepat.
2. Memberi data biaya product yang akurat untuk digunakan dalam
menetapkan harga dan membuat keputusan tentang bauran produk. SIA
mengumpulkan biaya dari berbagai kategori dan kemudian
mendistribusikan biaya tersebut ke berbagai product dan unit organisasi.
3. Mengumpulkan dan memproses data yang digunakan untuk menampilkan
persediaan dan harga pokok penjualan dalam laporan keuangan
perusahaan.
6
● Siklus pendapatan menyediakan informasi mengenai order customer dan
perkiraan penjualan untuk digunakan dalam perencanaan produksi dan
persediaan.
● Siklus pengeluaran menyediakan informasi untuk memperoleh bahan mentah dan
mengontrol pengeluaran lain yang termasuk overhead pabrik.
● Siklus penggajian menyediakan informasi tentang biaya karyawan dan
ketersediaannya, Arus informasi yang datang dari siklus pengeluaran adalah
Siklus pendapatan menerima informasi dari siklus produksi tentang barang jadi
yang tersedia untuk dijual.
● Siklus pengeluaran menerima informasi tentang kebutuhan akan bahan mentah.
Siklus
penggajian menerima informasi tentang tersedianya tenaga kerja.
● Buku besar dan sistem pelaporan menerima informasi tentang harga pokok
produksi.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini ada disalah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa
manufaktur, pemasaran dan distribusi barang konsumsi di Indonesia. Penelitian ini
berfokus pada sistem informasi akuntansi atas siklus produksi PT Unilever Indonesia
Tbk.
Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut Djamal (2007) kualitatif
adalah sebuah penelitian yang menekankan sebuah proses dalam memperoleh data
melalui kontak yang insentif dan membutuhkan waktu lama dalam berinteraksi di
lapangan. Dengan demikian, peneliti dalam studi kualitatif ini harus mengikuti prosedur,
metode, dan teknik yang benar dalam mengumpulkan data, menganalisis data, dan
menginterpretasikan nya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif, yaitu penelitian untuk mengumpulkan data, klasifikasi, dan analisis data yang
telah dikumpulkan.
Data yang sudah dikumpulkan terbagi menjadi dua data, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dengan cara survei
dan wawancara. Data sekunder merupakan data yang didapat langsung dari internal atau
eksternal yang secara tidak langsung berupa bacaan. Pengumpulan data dari penelitian ini
didapat dengan mewawancarai pihak gudang dan produksi PT Unilever Indonesia Tbk,
dengan menganalisis data-data yang diberikan oleh pihak internal dan eksternal PT
Unilever Indonesia Tbk.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
menyederhanakan proses bisnisnya, PT Unilever Indonesia Tbk berupaya untuk
menghasilkan produk berkualitas tinggi, dan memenuhi kebutuhan konsumen serta
mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar.
10
Pada gambar diatas yang terkait pada siklus produksi struktur organisasi PT Unilever tbk
menunjukkan bahwa siklus produksi yang terdapat pada supply chain. Supply chain
adalah serangkaian jaringan proses produksi hingga penyaluran suatu produk agar dapat
diterima konsumen terakhir. Termasuk di dalamnya proses pengolahan bahan baku, serta
pengangkutan produk ke tangan konsumen. Direktur dari supply chain sendiri yaitu “
Rizki Nugraha/ Alper kulak”.
11
keterbatasan karena ketersediaan bahan baku dalam proses produksi. Dapat dilihat pada
alur proses pembuatan pasta gigi berikut.
12
selanjutnya dianalisa dengan Fault Mode and Effect Analysis untuk mendapat tingkat
resiko terjadinya pemborosan maksimal, dan selanjutnya dibentuk solusi alternatif untuk
mengatasi akar permasalahan tersebut. Metode manajemen nilai yang dihitung
berdasarkan kinerja alternatif dan biaya yang dikeluarkan untuk digunakan memilih
solusi alternatif terbaik. Dengan demikian alternatif solusi terpilih diharapkan dapat
mempersingkat waktu throughput proses produksi dan meningkatkan kapasitas produksi,
sehingga pendapatan dari penjualan pasta gigi dapat meningkat.
13
Sumber: http://betajati.blogspot.com/2018/12/siklus-produksi.html
14
Figur ini menggambarkan empat aktivitas dasar dalam siklus produksi, yaitu: desain
produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produksi, dan akuntansi biaya.
Menjelaskan bagaimana sistem informasi sebuah organisasi mendukung setiap aktivitas
siklus produksi dan dimulai dengan menjelaskan desain sistem informasi dan
pengendalian dasar yang diperlukan untuk memastikan bahwa organisasi menyediakan
manajemen dengan informasi yang andal untuk menilai efisiensi dan efektivitas aktivitas
siklus produksi.
1. Desain Produk (1.0): Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain
produk. Pada tahap ini, PT Unilever Indonesia Tbk tujuannya adalah untuk
menciptakan sebuah produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dari segi
kualitas, daya tahan, dan fungsionalitas sementara secara simultan meminimalkan
biaya produksi.
Proses
Aktivitas desain produk menghasilkan dua output, yaitu:
● Daftar bahan baku (bill of materials-BOM) adalah sebuah dokumen yang
menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, dan kuantitas dari tiap-tiap
komponen yang digunakan dalam sebuah produk.
● Daftar operasi (operation list) adalah sebuah dokumen yang
menspesifikasikan urutan langkah-langkah dalam membuat produk,
peralatan apa yang digunakan, dan seberapa lama setiap langkah yang
diambil.
2. Perencanaan dan Penjadwalan (2.0): Setelah desain produk selesai, perusahaan
melakukan perencanaan dan penjadwalan produksi. Tujuannya untuk
mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan
yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek sekaligus meminimalkan
persediaan bahan baku dan barang jadi.
Proses
Aktivitas perencanaan dan penjadwalan menghasilkan tiga dokumen lain, yaitu:
pesanan produksi, permintaan bahan baku, dan kartu pemindahan.
● Pesanan produksi (production order) mengotorisasi pembuatan dalam
kuantitas yang telah ditentukan pada sebuah produk tertentu dan
15
mencantumkan operasi yang perlu dijalankan, kuantitas yang akan
diproduksi, dan dimana lokasi produk jadi harus dikirimkan.
● Permintaan bahan baku (materials requisition) mengotorisasi
penghapusan kuantitas yang diperlukan bahan baku dari ruang
penyimpanan ke lokasi pabrik dimana bahan baku tersebut akan
digunakan. Dokumen ini berisi nomor pesanan produksi, tanggal
penerbitan, berdasarkan daftar bahan baku, dan nomer bagian dan
kuantitas dari semua bahan baku yang diperlukan. Transfer bahan baku
selanjutnya di seluruh pabrik didokumentasikan dalam kartu
pemindahan (move ticket), yang mengidentifikasi bagian yang ditransfer,
lokasi dimana bagian tersebut ditransfer, dan waktu transfer. Pada
akhirnya, perencanaan produksi yang akurat perlu mengintegrasikan
informasi mengenai pesanan pelanggan (dari siklus pendapatan) dengan
informasi mengenai pembelian dari pemasok (dari siklus pengeluaran),
bersamaan dengan informasi mengenai ketersediaan tenaga kerja (dari
siklus SDM/Penggajian).
3. Operasi Produksi (3.0): langkah ketiga dalam siklus produksi adalah pembuatan
produk yang sebenarnya. Menggunakan berbagai bentuk teknologi informasi (TI)
dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan, disebut
sebagai computer-integrated manufacturing (CIM) yang dapat mengurangi biaya
produksi secara signifikan.
Proses
Dalam hubungan ini, kartu jam kerja membantu dalam mencatat dan mengelola
waktu kerja pekerja, move tickets membantu dalam melacak dan mengatur
perpindahan barang dalam proses produksi, sedangkan permintaan bahan baku
membantu dalam mengelola persediaan dan memastikan ketersediaan bahan baku
yang memadai. Ketiga elemen ini saling terkait dalam menjalankan operasi
produksi secara efisien dan efektif.
4. Biaya Akuntansi (4.0): pada tahap terakhir tujuan PT Unilever Indonesia Tbk
Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian
16
kinerja operasi produksi juga menyediakan data biaya yang akurat mengenai
produk untuk digunakan dalam penetapan harga dan keputusan bauran produk.
Proses
● Sistem akuntansi biaya harus mengklasifikasikan biaya berdasarkan
berbagai kategori dan kemudian menentukan biaya-biaya tersebut ke
produk tertentu dan unit organisasi.
● Memeriksa bagaimana data mengenai bahan baku yang digunakan, jam
kerja yang dikeluarkan, operasi mesin yang dijalankan, dan overhead
pabrik yang dikumpulkan.
● Seluruh informasi yang dihasilkan dari semua aktivitas akan dibuat
laporan yang akan diserahkan kepada bagian manajemen dan akan
memasukan informasi yang sudah diperoleh ke dalam sistem buku besar
dan pelaporan tentang harga pokok produksi dari siklus produksi.
● Pada aktivitas ini akan menyerahkan barang jadi kepada bagian revenue
cycle untuk dijual kepada pelanggan.
Isu - isu umum di seluruh 1. Data induk yang tidak - Pengendalian integritas
siklus produksi akurat atau tidak valid pengolahan data.
17
- Enkripsi
- Backup dan prosedur
pemulihan bencana
18
- Pembatasan akses
terhadap data induk
persediaan
- Perhitungan persediaan
fisik secara periodik
dan rekonsiliasi dari
perhitungan tersebut
terhadap kuantitas yang
dicatat
- Pelatihan
- Laporan kinerja
3. Kinerja yang buruk
- Persetujuan yang tepat
dari perolehan aktiva
4. Investasi suboptimal tetap, termasuk
dalam aktiva tetap penggunaan permintaan
proposal untuk
menjaring berbagai
penawaran kompetitif
- Pengamanan fisik
19
(misalnya, alat
penyiram api)
5. Kehilangan persediaan - Asuransi
atau aktiva tetap
dikarenakan
kebakaran atau - Backup atau rencana
bencana lainnya pemulihan bencana
6. Gangguan operasi
- Perhitungan biaya
2. Alokasi yang tidak berbasis aktivitas yang
tepat dari biaya didorong waktu
overhead
20
BAB V
SIMPULAN
3. Sistem yang terintegrasi dan menggunakan teknologi terbaru, seperti ERP, telah
membantu perusahaan dalam mengotomatiskan proses-produksi dan mengintegrasikan
data akuntansi dengan sistem operasional. Hal ini telah memberikan manfaat yang
signifikan, termasuk pengambilan keputusan yang lebih akurat dan pemantauan kinerja
keuangan secara real-time.
4. Ancaman yang terjadi pada siklus produksi PT Unilever tbk yaitu terjadinya
pemborosan proses pada tahap sebelumnya yang mengakibatkan terancamnya produksi
yang mengakibatkan stock produksi tidak efesien atau tidak sesuai target sehingga
menyebabkan lambatnya proses produksi.
5. Pengendalian dari ancaman tersebut yaitu dengan melakukan pemotongan proses yang
bertujuan untuk mengindari pemborosan proses agar produksi PT Unilever tersebut
lebih efesien lagi.
SARAN
21
Saran yang dapat diberikan untuk PT Unilever Indonesia Tbk dalam siklus produksi
adalah sebagai berikut:
22
DAFTAR PUSTAKA
Romney, M., et al. (2021). Accounting Information Systems, 15th Edition. London: Pearson
Education.
Rifani, Nurkholifah & Pashya, Siti & Putri, Rakasiwi & Putra, Yananto. (2022). ANALISIS
SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI DAN SISTEM INFORMASI
SIKLUS PENGUPAHAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT.
UNILEVER INDONESIA TBK.
Laporan Tahunan/Annual Report PT. Unilever Tbk. Tahun 2022, diakses tanggal 26 Mei
2023, pukul 21:17 WIB.
Putra, Y. M., (2018). Aplikasi Konsep Basis Data Relasional Pada Sistem Siklus
Produksi. Modul Kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : FEB-Universitas
Mercu Buana.
23