Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


1. PT. BUMI JASA UTAMA
a. Sejarah Singkat dan Lokasi Perusahaan
Kalla Group merupakan satu kelompok usaha yang terbesar di
kawasan timur Indonesia, kendali usaha berpusat di Makassar
Sulawesi Selatan yang beralamat di Jln. Dr. Sam Ratulangi No. 8-10
Wisma Kalla. Adapun bidang usaha inti meliputi otomotif, konstruksi,
properti,

energi,

transportasi

dan

dukungan
hutan

pendanaan

karbon.

otomotif

Sejalan

dan

dengan

logistik,
pesatnya

perkembangan di Kawasan Timur Indonesia serta sebagai wujud


kepedulian dalam mendukung pembangunan di wilayah ini, Kalla
Group berkomitmen menciptakan terobosan baru guna memberikan
manfaat lebih kepada masyarakat luas di negara tercinta, Indonesia.
Dalam Kalla Group mempunyai beberapa perusahaan yang antara
lain :
PT. Hadji Kalla(Kalla Toyota)

PT. Kalla Inti Karsa

PT. Bumi Jasa Utama

PT. Kars Inti Amanah

PT. Baruga Asrinusa Development

PT. Bumi Sarana Beton

PT. Bumi Sarana Utama

PT. Poso Energy

PT. Bumi Lintas Tama

PT. Kalla Electrical System

Amanah Syariah Finance

Sekolah Islam Athirah

Salah satu anak perusahaan dari Kalla Group ini yaitu PT. Bumi
Jasa Utama-Kallatransport yang Merupakan usaha jasa penyewaan
kendaraan dari PT. Bumi Jasa Utama yang lahir dari jaringan bisnis
Kalla Group yang telah memiliki pengalaman di dunia usaha selama
lebih dari 62 tahun, dengan jaringan kantor cabang pelayanan yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kallatransport saat ini telah
memiliki kendaraan dari berbagai jenis dan tipe. Melalui dedikasi yang
kuat, Kallatransport mampu memberikan keuntungan dan kepuasan
bagi para pelanggannya. Kallatransport mempunyai komitmen yang
tinggi

terhadap

kenyamanan,

kepercayaan,

ketepatan

dan

keselamatan melalui pengalaman perusahaan.


Dengan melihat peluang bisnis logistik di tanah air kini terbuka
lebar dan kian hari semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan
semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan jasa pihak ketiga
untuk menangani aktifitas logistik. Pertimbangan dalam hal efisiensi
dan produktifitas yang lebih tinggi menjadi alasan utama perusahaan
memanfaatkan jasa perusahaan logistik.
Maka

PT.

Bumi

Jasa

Utama

di

tahun

2013

pun

mengembangkan sayap untuk merambah bisnis logistik dan travel.


Sebelumnya perusahaan yang didirikan 11 tahun silam ini fokus
dalam bidang jasa penyewaan kendaraan roda empat yang lebih di
kenal dengan nama Kallarent. Ada beberapa unit segmen usaha pada
PT. Bumi Jasa Utama-Kallatransport yaitu :
`

LOGISTIC SERVICE

Shipping
Melayani pengangkutan kendaraan dari port Jakarta ke port
Makassar atau ke Port wilayah lainnya.

Car Carrier & Self Drive


Melayani pengangkutan kendaraan dengan car carrier dan self
drive.

PDC & Spec Up


Melayani jasa penyewaan dan pengelolaan stock yard dan
pemasangan aksesoris kendaraan.

Transportation Services
Melayani jasa transporter dari warehouse ke outlet - outlet dengan
mekanisme retasi/tonase.
TRAVEL CAHAYA BONE

Layanan bus pariwisata, travel angkutan darat dan jasa

pengiriman barang
Jasa penyewaan mobil angkutan pariwisata.
CARGO SERVICE CENTER

Pusat layanan cargo dan outlet penjualan. CSC melayani


pengiriman barang dari city to door dan city to city dimana cargo
service center berfungsi sebagai Drop and Pick Up Point

2. VISI DAN MISI PT. BUMI JASA UTAMA


Adapun Visi dan Misi dari PT.Bumi Jasa utama-Kallatransport yaitu :
a. Visi
Menjadi Perusahaan terkemuka dalam jasa usaha transportasi

b. Misi
Seluruh Karyawan PT. Bumi Jasa Utama Kallatransport bekerja
sama untuk melayani pelanggan perorangan maupun korporasi
yang membutuhkan jasa transportasi. Perusahaan kami berupaya
selalu memuaskan keinginan pelanggan dengan standar pelayanan
yang aman, nyaman, handal dan tepat waktu.
Selain Visi dan Misi yang dimiliki perusahaaan, PT. Bumi Jasa
Utama-Kallatransport juga mempunyai nilai-nilai dan budaya yang
dimiliki Perusahaan yaitu :
1. Nilai Nilai Perusahaan
a) Komitmen kami terhadap misi Kallatransport PT. Bumi Jasa
Utama senantiasa di landasi oleh nilai nilai yang menjadi
filosofi insan Kalla dalam Kalla Way.
b) Integritas - Kami menjalankan usaha dengan kejujuran
terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain, melakukan apa
yang telah di sepakati secara professional. Safety Issue
adalah

prioritas

utama

kami.

Senantiasa

menjaga

keselamatan, keamanan dan kesehatan karyawan serta


lingkungan dengan cara meminimalisir pencemaran yang
terjadi.
c) Kualitas - Kami berusaha melakukan yang terbaik dalam
segala hal untuk mencapai hasil yang memuaskan pelanggan.
Senantiasa terus menerus mengembangkan keterampilan dan
teknologi

sebagai

komitmen

kami

dalam

menjadikan

pelanggan sebagai mitra usaha yang loyal. Siap menghadapi


segala bentuk tantangan dan berupaya mengatasi masalah

dengan

komunikasi

dan

kerjasama

yang

baik.

Kami

berkomitmen untuk senantiasa melakukan inovasi secara


terus

menerus

dan

mencari

peluang

baru

dalam

pengembangan usaha.
d) Akuntabilitas - Kami bertanggung jawab terhadap setiap
pekerjaan yang kami lakukan baik secara individu maupun
sebagai bagian dari tim. Kami akan selalu menerapkan
budaya perusahaan sehingga budaya kerja yang menjunjung
tinggi profesionalisme dengan semangat kebersamaan.
2. Budaya Perusahaan
a) Kami merekrut, melatih dan mempromosikan orang orang
terbaik.
b) Terpercaya, Selalu memberikan motivasi kepada setiap
karyawan untuk mengembangkan kinerja dan produktifitas
mereka, kami berusaha mendapatkan kepercayaan dari
rekanan.
c) Komitmen, Taat melaksanakan setiap peraturan dan kebijakan
yang

telah

di

tetapkan. Kami

selalu

berusaha

untuk

mewujudkan visi dan misi perusahaan serta melaksanakan


apa yang menjadi tanggung jawab kami.
d) Kerjasama, Selalu membangun tim kerja professional dengan
fokus kepada produktifitas, kolaborasi, kepercayaan, dan
hubungan yang saling menguntungkan dengan rekanan,
pelanggan dan pemasok.
e) Hormat, Menghargai kebudayaan dan keunikan dari berbagai
individu dengan cara pandang yang berbeda beda.
f) Keterbukaan, Menerapkan sistem manajemen terbuka dengan
menetapkan kebijakan dan prosedur yang jelas.

3. STRUKTUR ORGANISASI PT. BUMI JASA UTAMA


Dalam suatu organisasi, struktur organisasi merupakan hal yang
sangat penting. Struktur organisasi dapat menunjukkan adanya tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang jelas serta merupakan tata
hubungan yang satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan suatu
kerja sama demi tercapainya tujuan organisasi.
Adapun fungsi dan tugas pokok dari setiap unsur-unsur yang ada
dalam bagan struktur organisasi tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1. General Manager
Pimpinan utama dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab
atas tercapainya tujuan perusahaan serta sebagai pengendali
seluruh tugas dan fungsi-fungsi dalam perusahaan. Tugas dan
wewenang General Manager meliputi :
a.
Menetapkan kebijakan perusahaan dengan menentukan
rencana dan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
b.
Mengkoordinir dan mengawasi seluruh aktivitas yang
dilaksanakan dalam perusahaan.
c.
Membuat peraturan intern pada perusahaan yang tidak
bertentangan dengan kebijakan perusahaan.
d.
Memperbaiki dan menyempurnakan segeneap segi
penataan agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif
dan efisien.
e.
Membimbing bawahan dan mendelegasikan tugas-tugas
yang dapat dikerjakan oleh bawahan secara jelas.
f. Menandatangi semua bukti pengeluaran yang ingin di bayar oleh
perusahaan.
2. Bagian Legal

10

Bagian legal ini merupakan bagian yang berhubungan langsung


dengan general manajer dimana tugas dan fungsi dari bagian legal
meliputi :
a.

Membuat dan menganalisa perjanjian (legal drafting)

dan mengawal business devolepment.


b.
Membuat pendapat hukum (legal opinion) dan legal
review.
c.
d.

Pengurusan dokumen dan aset milik perusahaan.


Mengawal ketentuan atau peraturan baru (UU baru

terkait bisnis perusahaan dan peraturan perusahaan).


e.
Adovaksi/pendampingan kasus perusahaan

dalam

bentuk litigasi maupun non litigasi.


3. Direktur Operasional
Direktur Operasional pada perusahaan merupakan pimpinan dalam
divisi operasi yang bertugas untuk mengatur, mengendalikan dan
melaksanakan tugas operasional. Tugas dan wewenang Direktur
Operasional meliputi :
a.
Mengawasi kegiatan operasional perusahaan dan
merencanakan, mengendalikan, dan mengawasi seluruh kegiatan
operasi dalam pengembangan perusahaan sampai tuntas.
b.
Mengadakan pembinaan, pelaksanaan kegiatan
perusahaan di bidang pengembangan.
Direktur Operasional membawahi beberapa devisi yaitu Kepala
Cabang, National Support, Rental, dan Operation. Yang dimana tugas
dan fungsi dari masing-masing divisi ini adalah :
1) Kepala Cabang. berfungsi untuk menyusun strategi penyewaan
kendaraan,

mengintegrasikan

seluruh

kegiatan

Penyewaan

Kendaraan dalam tingkat yang paling ekonomis / menguntungkan

11

dan menjaga hubungan baik dengan Costumer, guna menjamin


tercapainya target penyewaan kendaraan secara efisien, efektif
dan sesuai dengan policy Perusahaan.
2) National Support. berfungsi untuk mengkoordinir cabang-cabang
untuk prospekting dan dealing customer yang berskala nasional
dan memastikan semua informasi dan data di Update ke cabangcabang.
3) Rental. berfungsi melakukan prospekting ataupun mengawal
proses tender company rent dan memaksimalkan utilisasi unit
dengan bentuk sport order rent.
4) Operation. berfungsi untuk membantu kepala cabang dalam
Mengelola pengemudi dan armada sewa Milik PT Bumi Jasa
Utama-kallarent, bertanggung jawab untuk keselamatan Asset
yang ada di lingkungan Operational, melaporkan aktivitas
Operational

kepada

kepala

cabang

secara

berkala,

dan

Mengevaluasi setiap kejadian kecelakaan yang melibatkan


pengemudi dan kendaraan milik PT.Bumi Jasa Utama.
4. Bagian Logistik
Bagian logistik mempunyai tugas untuk memimpin kegiatan yang
berkaitan dengan fungsi manajemen penjual yang meliputi aktifitas
ordering, logistik, supply, administrasi kendaraan, sertifikasi dan
fasilitas outlet, serta pengembangan salesforce. Pada bagian ini
membawahi devisi Vehicle dan General Cargo.
a. Pada bagian Vehicle betugas untuk mengontrol dan mencatat unit
masuk, membuat surat perintah pengiriman unit, mengontrol
kualitas produksi dan memastikan semua item terpasang, dan

12

Berkoordinasi dengan vendor terkait evaluasi dan perencanaan


produksi.
b. Pada bagian General Cargo bertugas untuk mengatur pengiriman
dan memastikan barang diterima sesuai leadtime, melakukan
teknik packing yang aman, efisien dan mudah terkontrol, memilih
alternatif transportasi pengiriman dengan memperhatikan leadtime
dan kualitas, dan melakukan teknik packing yang aman, efisien
dan mudah terkontrol.
5. Bagian Marketing
Bagian marketing berfungsi untuk bertanggung jawab terhadap semua
aspek dibagian pemasaran dalam

upaya meraih target penjualan

dalam hal pencapaian revenue dan profit

perusahaan, atasan

langsung ke dir.operasional. tugas utama dari bagian marketing


meliputi :
a.

Mengkoordinir seluruh Cabang terhadap pencapaian

target sales cabang.


b.
Membuat dan menyusun konsep strategi penjualan,
untuk membantu cabang dalam mencapai target yang ditentukan.
c.
Membuat perencanaan tahunan marketing (annual
plan) untuk pencapaian target nasional.
d.
Bertanggung
jawab/mengikuti

proses

tender

penyewaan kendaraan mulai tahap pendaftaran sampai tahap


penawaran harga.
6. Bagian Finance, Accounting and GA
Pada Bagian Finance, Accounting and GA pada perusahaan berfungsi
untuk mengatur aktivitas keuangan perusahaan melalui mekanisme
kegiatan rutin penyewaan kendaraan, menyangkut pengadaan,
pembiayaan baik melalui lembaga keuangan bukan Bank (leasing)

13

atau lembaga keuangan Bank serta mendukung aspek finansial bagi


kelancaran kinerja dengan departemen lain, dan seperti :
a. Menjamin tersedianya dana untuk operational, investasi,dan
ekspansi perusahaan.
b. Membuat perencanaan

anggaran, perpajakan dan pencatatan

aset perusahaan.
c. Memonitoring dan menganalisa lead time pembayaran AR Cabang
cabang.
d. Mempresentasikan
berkala.
e. Memperhatikan

laporan keuangan dan analisanya secara

Cost

Efesiensi

dan

cost

efektivitas

dan

Bertanggung jawab terhadap Perencanaan Pajak ( Tax Planning ).


Bagian ini juga membawahi devisi-devisi yang antara lain Cahaya Bone,
Accounting & Finance, dan HRD GA. Yang memiliki masing-masing
tugas yang meliputi :
1) Cahaya Bone merupakan anak perusahaan dari PT. Bumi Jasa
Utama

yang

memberikan

pelayanan

dan

penyewaan

bus

pariwisata, travel angkutan darat dan pengiriman paket Jasa


penyewaan mobil travel.
2) Accounting & Finance mempunyai fungsi dan tugas Penyusunan
anggaran serta pelaporan keuangan secara berkala, Mendata Aset
serta perpajakan, Bertanggung jawab atas laporan keuangan dan
analisis atas laporan keuangan setiap akhir bulan, melakukan
pencatatan dan pendataan secara rinci mengenai aset milik
PT.Bumi Jasa Utama, Bertanggung jawab atas verifikasi serta
kecukupan bukti dan prasarat atas setiap proses paying voucher

14

dengan referensi Budget yang telah disepakati, dan bertanggung


jawab terhadap perencanaan dan laporan realisasi Cash Flow.
3) HRD GA merupakan divisi yang menangani tentang pengelolaan
data-data menyangkut kepegawaian, kesejahteraan pegawai dan
tertib administrasi perkantoran serta emelihara aset perusahaan
sehingga pemamfaatannya dapat lebih efisien dan efektif.

B. LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN


Pengertian Piutang Usaha
Mulyadi (2014 : 87), Piutang merupakan klaim kepada pihak lain
atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu
tahun atau dalam siklus kegiatan perusahaan.
Klasifikasi Piutang
a. Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan
barang atau jasa dalam kegiatan normal peusahaan.
b. Piutang non usaha dalah piutang yang timbul dari transaksi selain
penjualan barang dan jasa kepada pihak luar seperti :
1. Piutang kepada karyawan
2. Piutang penjualan saham
3. Piutang klaim asuransi
4. Piutang pengembalian pajak
5. Piutang deviden dan bunga
Penilaian Piutang
Penentuan nilai piutang yang harus disajikan di dalam laporan keuangan,
meliputi :
a. Pengakuan piutang mula-mula yaitu ada 3 cara melakukan
pengakuan penjualan yang berpengaruh terhadap pengakuan
jumlah piutang mula-mula, yaitu metode kotor ialah mengakui

15

jumlah piutang sebesar penjualan tanpa dipengaruhi oleh potongan


yang akan diberikan, apabila debitur ternyata mengambil potongan
maka aka diakui sebagai pengurang jumlah penjualan. Metode
bersih yaitu mengakui jumlah piutang setelah dikurangi potongan
penjualan. Apabila ternyata debitur tidak memanfaatkan potongan
maka akan mengakibatkan timbulnya kelebihan pembayaran atas
piutang, kelebihan ini diakui sebagai penghasilan lain-lain/diluar
operasi. dan metode cadangan yaitu mengakui jumlah piutang
sebesar jumlah sebelum dikurangi potongan, selisihnya dicatat
sebagai cadangan potongan penjualan.
b. Taksiran jumlah kerugian piutang. Jumlah piutang yang disajikan
dalam neraca hendaknya menunjukkan jumlah bersih yang
diperkirakan dapat direalisasi (Net realizable value) untuk itu harus
dilakukan prediksi terhadap jumlah piutang yang mungkin tidak
akan tertagih. Piutang yang tidak tertagih diakui sebagai kerugian
piutang. Untuk menentukan besarnya piutang yang wajar perlu
dibentuk cadangan penghapusan piutang (Allowance for Bad Debt).
Ada 3 cara menaksir besarnya cadangan penghapusan piutang
yaitu :
1. Menggunakan analisis umur piutang (aging schedule)
2. Taksiran dari saldo akhir piutang dineraca
3. Taksiran dari jumlah penjualan kredit selama satu periode
c. Piutang yang tidak sepenuhnya dikuasai perusahaan atau piutang
yang digunakan untuk mencari dana.
Apabila perusahaan ingin mendapatkan dana segar dengan cara
mengkonversi piutang menjadi kas maka ada 2 cara yang dapat
dilakukan yaitu :

16

1. Menjaminkan piutang (assignment). Pada keadaan ini


perusahaan akan memperoleh jumlah kas tertentu dari
penjamin (assignor), misalnya bank. Apabila piutang sudah
tertagih

maka

perusahaan

harus

membayar

secara

berangsur meliputi pokok penjamin, biaya pinjaman dan


biaya bunga. Piutang yang dijaminkan mengurangi jumlah
asset lancer di dalam neraca dan harus disajikan secara
jelas

untuk

menunjukkan

terbatsnya

penguasaan

perusahaan atas piutang tersebut.


2. Menjual piutang (factoring). Jika dana diperoleh dengan
menjual piutang, maka secara otomatis hak pembayaran
piutang dan risiko kredit macet berada di tangan pembeli
piutang. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 43 tentang anjak piutang. Terbagi menjadi dua yaitu
anjak piutang tanpa recourse ialah perusahaan menjual
piutangnya

kepadapembeli

piutang

(factor)

tanpa

menanggung risiko jika piutang tersebut tidak tertagih. Jika


piutang yang terjual itu benar-benar tidak tertagih, maka
factor menjadi pihak yang menerima risikonya. Dan anjak
piutang dengan recourse yaitu perusahaan penjual piutang
masih menanggung risiko jika piutang tersebut tidak tertagih.
Jika piutang yang sudah terjual itu tidak dapat tertagih, maka
pihak yang menerima risikonya adalah penjual piutang.

Penyajian Piutang Usaha

17

Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang dineraca


yaitu:
1. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang
diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang
usaha disajikan di neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan
taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang
usaha, harus dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo
piutang usaha tersebut adalah jumlah bersih (neto).
3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus
disajikan rinciannya di neraca.
4. Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat dalam kartu piutang)
pada tanggal neraca harus disajikan rinciannya di neraca.
5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah
dari piutang usaha.
Dilihat dari karakteristik dan kondisi Piutang usaha customer dapat
digolongkan menjadi 3 yaitu :
1. Piutang lancar dimana pembayarannya tepat waktu sesuai jatuh
tempo pembayaran atau batas waktu yang ditentukan.
2. Piutang tidak lancar, dimana pembayarannya melewati jatuh tempo
yang telah ditentukan antara 7 s/d 30 hari, dengan penagihan yang
sangat aktif.
3. Piutang macet, dimana pembayarannya melewati batas waktu yang
telah ditentukan lebih dari 30 hari setelah jatuh tempo.

Pembahasan Temuan Masalah

18

PT. Bumi Jasa Utama

sebagai perusahaan yang melakukan

penjualan jasa secara kredit mengakibatkan muncul transaksi piutang


usaha, hal ini sering terjadi baik dikantor pusat maupun kantor cabangcabangnya yang tersebar yaitu Makassar, Jakarta, Surabaya Yogyakarta
dan Balikpapan. Berdasarkan data yang diperoleh banyak terdapat
piutang yang melebihi batas jatuh tempo tetapi belum diterima oleh
perusahaan. (Account Receivable) AR staff pada kantor pusat berfungsi
melakukan monitoring ke cabang-cabang terhadap piutang yang akan
jatuh tempo dengan melakukan analisa umur piutang (aging schedule)
dengan membuat klasifikasi umur piutang jatuh tempo 1-30 hari, 31-45
hari, 46-60 hari, 61-90 hari dan >90 hari. Pada prosedurnya piutang usaha
yang melebihi >30 hari digolongkan piutang macet, tetapi pihak
Manajemen dengan prinsip kekeluargaan memberikan toleransi kepada
customer hingga 90 hari setelah jatuh tempo, yang mengharuskan
Kolektor cabang melakukan penagihan langsung ke customer dan jika
piutang tersebut tidak dapat tertagih, dengan persetujuan Finance Head,
Dewan direksi maupun Komisaris maka piutang tersebut dihapuskan
apabila juga telah memenuhi syarat /kriteria yaitu :
1. Perusahaan telah pailit berdasarkan putusan pengadilan, bagi yang
berbentuk badan usaha
2. Piutang telah dinyatakan oleh pengadilan tidak dapat ditagih
3. Dokumen pendukung tagihan kepada pelanggan hilang dan tidak
diperoleh dokumen pengganti yang sah
Pada praktiknya masih banyak customer yang melakukan pembayaran
melebihi >90 hari setelah jatuh tempo. Ini terlihat pada data yang

19

diperoleh dari AR Staff Kantor Pusat Pada Periode November 2014,


sebagai berikut::

Tabel 1. Rekapan Analisa Umur Piutang setelah jatuh tempo Pada PT.
Bumi Jasa Utama seluruh cabang Periode November 2014
No

Umur Piutang

Jumlah
Perusahaan

Nilai

1
1 30 hari
17
Rp. 2.258.524.354
2
31 45 hari
7
Rp. 895.287.013
3
46 60 hari
10
Rp. 1.129.320.871
4
61 90 hari
7
Rp. 797.356.050
5
>90 hari
49
Rp. 5.258.644.513
*Data AR PT. Bumi Jasa Utama diolah Penulis (2015)
Berdasarkan tabel diatas sebanyak 49 perusahaan (customer) yang
melakukan pembayaran piutangnya setelah melewati >90 hari sejak jatuh
tempo dengan nilai yang sangat besar yaitu Rp. 5.258.644.513.
Manajemen tidak membentuk penyisihan piutang tak tertagih
dikarenakan pihak manajmen melakukan penelaahan secara mendalam
terhadap debitur dan berpendapat bahwa seluruh piutang dapat tertagih.
Jadi piutang yang disajikan tersebut merupakan jumlah bersih yang dapat
direalisasi.
Besarnya nilai piutang yang melebihi batas jatuh tempo dapat
mengakibatkan

tidak optimalnya

arus kas (cashflow) perusahaan

dikarenakan distribusi pendapatan yang tidak akan merata. Bisa jadi


jumlah uang yang diterima pada suatu saat akan lebih kecil, dan disaat
lainnya akan lebih besar. Ini memungkinkan kesulitan arus cash
(cashflow)

jika piutang belum dibayarkan dan pada saat bersamaan

perusahaan memerlukan dana untuk pembiayaan aktifitas operasionalnya.

20

Dan akan timbul biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh/menagih


piutang tersebut.
C. SOLUSI
Piutang usaha harus dikontrol secara berlapis oleh bagian yang
terkait antara lain Bagian keuangan & Akunting, bagian operasional,
bagian pemasaran, dan sampai level yang paling tinggi baik dicabangcabang maupun kantor pusat. Perusahaan mengharapkan piutang
usahanya dapat diterima pada saat jatuh tempo. Untuk mengatasi maslah
yang dihadapi yaitu banyaknya piutang jatuh tempo yang pembayarannya
melebihi >90 hari yang dapat mengakibatkan kesulitan arus kas (cashflow)
diperlukan penanganan yang konfrehensif piutang usaha dimulai dari
perencanaan,

pengelolaan,

pengendalian

dan

pengawasan.

Agar

perusahaan dapat menerima piutangnya sesuai dengan jatuh tempo dapat


terlaksana apabila ada kesungguhan dalam penagihan dan control yang
baik dari masing-masing bagian baik dari Bagian Keuangan, AR, Kepala
Cabang maupun Kolektor.
Dalam Menindaklanjuti Piutang usaha jatuh tempo yang melebihi
batas waktu >90 hari. Hal-hal yang perlu diperhatikan maupun
ditingkatkan adalah

fungsi penagihan oleh Kolektor dan pengendalian

maupun pengawasan oleh AR staff yaitu :


Kontrol pada di kantor cabang.
1. AR Staff

mendata tagihan per customer secara lengkap dan

terperinci, antara lain file tagihan, tanda terima, dan dokumen


pendukung lainnya.

21

2. Mengupdate Kartu piutang secara berkala


3. Melakukan penagihan baik melalui telepon, kunjungan atau
penagihan lainnya.
4. Mengirim

surat

penagihan

sebelum

jatuh

tempo

untuk

mengingatkan bahwa tagihan akan segera jatuh tempo.


5. Mengirim surat peringatan tagihan pertama jika tagihan telah jatuh
tempo lewat 7 s/d 14 hari tetapi belum ada pembayaran
6. Mengirim Surat peringatan tagihan kedua apabila tagihan telah
jatuh tempo lewat 14 s/d 21 hari tetapi belum ada pembayaran
7. Membuat surat peringatan tagihan ketiga apabila tagihan telah
jatuh tempo lewat 21 s/d 30 hari tetapi tagihan belum dibayarkan, &
diserahkan ke kantor pusat untuk pelaksanaannya.
8. Bila surat peringatan tagihan satu, dua dan tiga telah dikirimkan
tetapi tetap tidak ada pembayaran, maka dilakukan kunjungan ke
customer dengan bagian operasional, marketing, Finance dan legal
dimintakan surat pengakuan hutang yang berisikan perjanjian
kesanggupan membayar serta skedul pembayaran.
9. Bila customer tetap mengabaikan atas surat perjanjian tersebut,
dilakukan kunjungan oleh team Kolektor untuk dimintakan jaminan
atas hutang tersebut bila belum ada jaminan
10. Bila ada jaminan maka mencairkan jaminan tersebut dengan
persetujuan customer
11. Bila jaminan yang diserahkan tidak ada maka tindakan selanjutnya
diserahkan kepada yang berwajib untuk proses hukum.

22

12. Membuat laporan tersebut baik yang lancar maupun yang


bermasalah kekantor pusat secara periodik
13. Meminta saran dan masukan dan koordinasi ke kantor pusat untuk
menjalankan tugas-tugas penagihan terutama yang bermasalah
Kontrol di kantor pusat :
1. Menerima laporan aktivitas Piutang cabang secara periodik,
mingguan laporan Piutang tidak lancar dan piutang bermasalah
2. Meminta berkas invoice atas piutang bermasalah secara lengkap
dari cabang-lokasi
3. Memonitor dan meminta penjelasan atas piutang yang bermasalah
dan macet tersebut
4. Mengirimkan surat peringatan tagihan ketiga bila telah tewat jatuh
tempo 21 s/d 30 hari piutang tersebut belum dibayarkan.
5. Bila surat peringatan tagihan satu, dua dan tiga telah dikirimkan
tetapi tetap tidak ada pembayaran, maka dilakukan kunjungan ke
customer dengan team cabang bagian operasional, marketing
Finance dan legal untuk dimintakan surat pengakuan hutang yang
berisikan

perjanjian

kesanggupan

membayar

serta

skedul

pembayaran.
6. Bila customer tetap lalai atas surat perjanjian tersebut, dilakukan
kunjungan oleh team kolektor pusat & cabang untuk dimintakan
jaminan atas hutang tersebut.
7. Bekerjasama dengan team cabang melakukan pencairan atas
jaminan yang ada.

23

8. Bila jaminan yang diserahkan tidak ada maka tindakan selanjutnya


diserahkan kepada yang berwajib untuk jalur hukum
9. Membuat laporan tersebut

baik yang lancar maupun yang

bermasalah ke Dewan direksi secara periodik


10. Meminta saran dan masukan dan koordinasi dengan Dewan Direksi
untuk

menjalankan

tugas-tugas

penagihan

terutama

yang

bermasalah
11. Bila tetap tidak bisa ditagih maka team Kolektor mengajukan write
off ke Direksi & Komisaris
12. Mendata seluruh dokumen-dokumen yang didapat dari cabang dan
dokumen piutang lainnya.
Dan Jika perusahaan membutuhkan dana disaat arus kas tidak
optimal dikarenakan piutang jatuh tempo yang belum tertagihkan maka
perusahaan dapat mencari dana dengan cara :
1. Menjaminkan piutang (assignment)
2. Menjual piutang (factoring)

24

Anda mungkin juga menyukai