Pendahuluan
Salah satu misi IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA ("IKPI") adalah untuk
menjadikan IKPI konsultan pajak kelas dunia. Untuk mencapai MISI tersebut, IKPI
bertujuan:
a. Mempersatukan seluruh Konsultan Pajak di Indonesia;
b. Meningkatkan peranan Konsultan Pajak dengan melaksanakan program
pemerintah dalam bidang perpajakan;
c. Meningkatkan mutu pengetahuan Konsultan Pajak;
d. Memperjuangkan kepentingan anggota dalam menjalankan profesinya;
e. Membina anggota dalam melaksanakan kewajiban dan menjalankan haknya
terhadap negara dan bangsa;
f. Membantu Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban dan menjalankan hak
perpajakan sesuai undang-undang perpajakan yang berlaku.
Sehubungan dengan hal tersebut, IKPI telah memberikan tanggung jawab kepada
Departemen Litbang dan Standar Profesi IKPI untuk mengembangkan dan
menetapkan suatu standar profesi dan kode etik konsultan pajak yang berkualitas
yang berlaku bagi seluruh anggota IKPI.
Kode Etik Konsultan Pajak Indonesia ("Kode Etik") ini terdiri dari tiga bagian, yaitu
Bagian Pertama, Bagian Kedua dan Bagian Ketiga. Bagian Pertama dari Kode Etik
ini menetapkan prinsip dasar etika profesi dan memberikan kerangka konseptual
untuk penerapan prinsip tersebut. Bagian Kedua dari Kode Etik ini memberikan
ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu.
Bagian Ketiga berkenaan dengan Larangan, Pengawasan, Tata Cara Pelaksanaan
Sanksi, Pengaduan, dan Saksi terhadap pelanggaran Kode Etik.
Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan moral dan etika profesi yang
harus diterapkan oleh setiap individu Konsultan Pajak angota IKPI dalam
menjalankan profesinya memberikan jasa perpajakan kepada klien jasa seperti yang
tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi.
Untuk tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya disebut “praktisi".
Anggota IKPI yang tidak berada dalam KKP, dan tidak memberikan jasa profesional
perpajakan seperti tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan Bagian
Pertama dari Kode Etik ini. Suatu KKP tidak boleh menetapkan kode etik profesi
dengan ketentuan yang lebih ringan daripada ketentuan yang diatur dalam Kode
Etik ini.
Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan
etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan
etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau
peraturan lainnya yang berlaku ternyata berbeda dari Kode Etik ini.
Kode Etik IKPI 50
Dalam kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur
dalam perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku
tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi
lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini.
1. Merupakan kaidah moral yang menjadi pedoman dalam berfikir, bersikap dan
bertindak bagi setiap anggota IKPI dalam melaksanakan tugas profesi secara
profesional, objektif, independen, dan berdedikasi tinggi serta penuh
tangungjawab.
2. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
BAGIAN KEDUA
BAGIAN KETIGA
II. Pengawasan
5. Perkara pelanggaran Kode Etik yang belum diperiksa dan belum diputus
sebelum Kode Etik ini berlaku, akan diproses dan diputus berdasarkan Kode
Etik yang berlaku pada saat pelanggaran terjadi.
IV. Pengaduan
V. Sanksi
Kode Etik IKPI juga mengatur sanksi terhadap tidak dipenuhinya kewajiban atau
dilanggarnya larangan oleh anggota IKPI.