1.
A. Apakah Akuntansi sebuah profesi jelaskan jawaban dengan 7 kriteria umum profesi
Akuntansi adalah salah satu contoh profesi dalam suatu pekerjaan karena mencakup kriteria
umum sebuah profesi diantaranya :
- Profesi harus mengandung keahlian.
Artinya, suatu profesi itu mesti ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk profesi itu.
keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi lain. keahlian itu diperoleh dengan cara mempelajarinya
secara khusus; profesi bukan diwarisi.
Profesi Akuntansi Dibutuhkan keahlian khusus dalam bidang akuntansi dan pengetahuan yang
cukup untuk bisa menjalankan akuntansi ini dengan baik. Tanpa pengetahuan yang cukup dan
keahlian yang khusus, akuntansi tidak akan bisa berjalan dan tidak akan terasa manfaatnya.
Karena akuntansi ini adalah sebuah profesi yang mencatat, mengaudit, dan melakukan segala
sesuatu yang berhubungan langsung dengan transaksi dalam perusahaan maupun
berhubungan langsung dengan yang namanya uang.
- Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu.
Artinya, profesi dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban; sepenuh waktu maksudnya
dijalani dalam jangka yang panjang bahkan seumur hidup; bukan part-time, melainkan full-
time; bukan dilakukan sebagai pekerjaan sambilan atau pekerjaan sementara yang akan
ditinggalkan bila ditemukan pekerjaan lain yang dirasakan lebih menguntungkan
- Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.
Artinya, profesi itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya terbuka. secara
universal pegangannya itu diakui.
Profesi akuntansi memiliki atura/standar dalam menjalankan tugasnya yaitu IFRS dan GAAP
yang berlaku secara universal sedangkan Indonesia SAK yang diadopsi dari IFRS
- Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri.
Maksudnya ialah profesi itu merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada masyarakat,
bukan untuk kepentingan diri sendiri seperti untuk mengumpulkan uang atau mengejar
kedudukan.
Pemegang profesi boleh menerima uang, kedudukan, tetapi hal itu hanyalah sebagai
penghargaan masyarakat atau negara terhadap profesi. penghargaan itu layak diterimanya,
dan masyarakat memang wajar memberinya.
Tanggung jawab sosial di sini sangat tinggi bagi seorang akuntan, karena mereka dituntut
untuk bersikap jujur dan bersih dalam pekerjaannya ini agar semua pihak dapat merasakan
manfaat dari pekerjaannya tersebut.
- Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikasi.
Kompetensi dan kecakapan itu diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu terhadap
kliennya. Kecakapan diagnostik sudah jelas kelihatan pada profesi kedokteran. akan tetapi,
kadang kala ada profesi yang kurang jelas kecakapan diagnostiknya; ini tentu disebabkan oleh
belum berkembangnya teori dalam profesi itu. Kompetensi aplikatif adalah kewenangan
menggunakan teori-teori yang ada dalam keahliannya. Penggunaan itu harus didahului oleh
diagnosis. seseorang yang tidak mampu mendiagnosis tentu tidak berwenang melakukan apa-
apa terhadap kliennya.
- Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya.
Otonomi ini hanya dapat dan boleh diuji atau dinilai oleh rekan-rekan seprofesinya. Tidak
boleh semua orang berbicara dalam semua bidang yang bukan keahliannya.
- Profesi mempunyai kode etik, disebut kode etik profesi.
Gunanya ialah untuk dijadikan pedoman dalam melakukan tugas profesi. kode etik itu tidak
akan bermanfaat bila tidak diakui oleh pemegang profesi dan juga oleh masyarakat.
- Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan layanan.
Klien disini maksudnya ialah pemakai jasa profesi.
- Profesi memerlukan organisasi profesi yang kuat.
Gunanya adalah untuk keperluan meningkatkan mutu dan memperkuat profesi itu sendiri.
- Profesi harus mengenali dengan jelas hubungannya dengan profesi lain.
Pengenalan ini terutama diperlukan karena ada kalanya suatu garapan melibatkan lebih dari
satu profesi dan bahkan sebenarnya tidak ada asfek kehidupan yang hanya
ditangani oleh satu profesi saja.
B. Ciri Profesi Altruisme, Kompetensi, dan otonomi jelaskan dikaitin dengan profesi akuntan
- Altruisme - adalah tindakan yang dilakukan untuk orang lain tanpa memandang keuntungan
untuk dirinya sediri. Sikap altruisme bagi profesi mutlak harus dimiliki, sikap empati kepada
pihak lain, rela berkorban, perlakuan yang sama kepada setiap orang yang membutuhkan
jasanya yang tidak memandang suku, agama, ras, dan warna kulit. Dengan sifat altruis seorang
profesional siap memberi pelayanan nilai-nilai kemanusiaan,
Ciri Altruisme adalah mendahulukan kepentingan orang di atas kepentingan pribadi. Seorang
akuntan memberikan jasa profesionalnya dengan mendapatkan fee audit dari manajer, tidak
berarti dia bekerja untuk kepentingan manajemen, tetapi dia harus menyadari bahwa dia
bekerja untuk kepentingan publik, masyarakat yang membutuhkan informasi laporan
keuangan yang jujur dan andal.
Bekerja dengan sikap profesionalisme yang tinggi, menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam setiap kegiatannya. Seorang akuntan tidak akan mengejar keuntungan (Fee
Audit) dengan cara bekerja di bawah standar. Bekerja dengan mengedapankan moral
judgment lebih diutamakan, karena betapa banyak kasus yang terjadi dalam profesi akuntan
bukan karena mereka tidak memiliki skill yang cukup untuk melakukan audit, tetapi karena
mereka melakukan pelanggaran terhadap kode etik,
- Kompetensi ->Seorang profesional harus memiliki kompetensi yang tinggi di bidangnya, dan
senantiasa mengasah kompetensinya terus menerus.
Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk menjamin
pemberi kerja (klien menerima layanan yang profesional dan kompeten.
- Otonomi -> artinya tindakan dan keputusannya bukan hasil intervensi pihak lain melainkan
berasal dari niat dirinya sendiri
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4640204/kronologi-laporan-keuangan-garuda-dari-
untung-jadi-buntung
https://kumparan.com/@kumparanbisnis/fakta-fakta-skandal-laporan-keuangan-garuda-
1rMwNVMNWKZ
https://investasi.kontan.co.id/news/bei-selidiki-skandal-insider-trading-saham-danamon
https://id.wikipedia.org/wiki/Kasus_suap_daging_sapi_impor
B.
1. Integritas
Seorang akuntan professional harus tegas dan jujur dalam semua keterlibatannya dalam hubungan
profesional dan bisnis
2. Objektivitas
Seorang akuntan professional seharusnya tidak membiarkan bias, konflik kepentingan, atau pengaruh yang
berlebihan dari orang lain untuk mengesampingkan penilaian professional atau bisnis
4. Kerahasiaan
Seorang akuntan professional harus menghormati kerahasian informasi yang diperoleh sebagai hasil dari
hubungan bisnis professional dan bisnis tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak
ketiga, tanpa otoritas yang tepat dan spesifik kecuali ada hak hukum atau professional atau kewajiban untuk
mengungkapkan. Informasi rahasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional
seharusnya tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi para akuntan professional atau pihak ketiga.
5. Perilaku Profesional
Seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan peraturan-peraturan terkait dan seharusnya
menghindari tindakan yang bisa mendeskreditkan profesi.
AICPA
1. Tanggung Jawab, Anggota harus menjalankan pertimbangan moral dan profesional secara sensitif.
2. Kepentingan Publik, Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak sedemikian rupa demi
melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
3. Integritas, Anggota harus melaksanakan semua tanggung jawab profesional dengan ras integritas tertingi.
4. Objektivitas dan Independensi, Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan bebas dari konflik
kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab profesional dan dalam praktik publik seharusnya menjaga
independensi dalam fakta dan penampilan saat memberikan jasa auditing dan atestasi lainnya.
5. Kehati-hatian (due care), Seorang anggota harus selalu mengikuti standar-standar etika dan teknis profesi
terdorong untuk secara terus menerus mengembangkan kompetensi dan kualitas jasa.
6. Ruang Lingkup dan Sifat Jasa, Seorang anggota dalam praktik publik harus mengikuti prinsip-prinsip kode
perilaku profesional dalam menetapkan ruang lingkup dan sifat jasa yang diberikan
1. Tanggung Jawab Profesi, bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
2. Kepentingan Publik, akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
3. Integritas, akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik,
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.
4. Obyektifitas, dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus
menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional, akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya
dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan untuk mempertahankan pengetahuan dan
keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan.
6. Kerahasiaan, akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali
bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku Profesional, akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.
8. Standar Teknis, akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar
teknis dan standar profesional yang relevan.
Sikap kejujuran sendiri biasanya dikaitkan dengan harga barang yang telah ditwarkan.Dalam berbisnis secara
modern, kepercayaan konsumen merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu pelaku bisnis dihimbau untuk
memberikan informasi yang sebenarnya terhadap para konsumen
Prinsip otonomi pada etika bisnis adalah kemampuan dan sikap seseorang saat mengambil tindakan dan keputusan
yang berdasarkan kesadarannya sendiri mengenai apa yang dianggapnya baik yang bisa dilakukan.
Jika orang sadar dalam melakukan kewajibannya dalam berbisnis maka dikatan orang tersebut sudah memiliki
prinsip otonomi dalam beretika bisnis. Sebagai contoh dia paham mengenai bidang pekerjaannya dengan situasi dan
tuntutan yang akan dihadapinya dan mengetahui aturan apa saja didalam bidang pekerjaannya.
Selain, itu seseorang yang sudah memiliki fungsi otonomi akan sadar tentang risiko dan akibat yang akan muncul
terhadap dirinya dan orang lain yang sebagai pelaku bisnis. Pada umumnya seseorang yang memiliki prinsip otonomi
akan lebih menyukai diberikan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan hal yang dianggapnya baik.
Pelaku bisnis harus menjalankan bisnisnya dengan sebaik mungkin agar masing-masing pihak yang terkait
mendapatkan keuntungan. Sama seperti prinsip keadilan, prinsip memberi keuntungan juga memiliki tujuan untuk
menghindarkan salah satu pihak saja yang untung.
Misalnya saja, pengusaha harus memberikan harga sebenarnya suatu barang terhadap konsumen serta memberikan
pelayanan sebaik mungkin untuk memberikan kepuasan konsumen. Oleh karena itu prinsip saling memberikan
keuntungan harus dipegang erat.
Prinsip yang satu ini mengharuskan pelaku bisnis diperlakukan secara adil dan disesuaikan dengan kriteria rasional.
selain itu pun mengharuskan seseorang agar dalam menjalankan suatu bisnis harus memperlakukan relasi internal
dan eksternal secara sama dan memberikan hak mereka masing-masing. Hal ini bertujuan untuk menjauhkan
kerugian terhadap salah satu pihak pelaku bisnis
Dalam menjalankan tugasnya para pelaku bisnis harus mempertahankan nama baik perusahaannya. Pelaku bisnis
harus mengelola dan menjalankan bisnis dengan sebaik mungkin agar kepercayaan konsumen atau pihak lain
terhadap perusahaan tetap ada.