Disusun Oleh :
Aji Wiratama
S411408003
TINJAUAN PUSTAKA
1. PT KALBE FARMA, TBK. (Induk Perusahaan)
1.1 DESKRIPSI VISI DAN MISI
Visi:
Menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala internasional yang
didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang prima.
Misi:
Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik
1.2 DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT. Kalbe Farma Tbk didirikan pada tahun 1966, oleh 6 bersaudara: Khouw Lip
Tjoen, Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Boenjamin Setiawan, Maria Karmila, F. Bing
Aryanto. PT Kalbe Farma telah jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi
yang dikelola di garasi rumah pendirinya di wilayah Tanjung Priok Jakarta Utara.
Grup Kalbe telah menangani portofolio merek yang handal dan beragam untuk
produk obat resep, obat bebas, minuman energi dan nutrisi, yang dilengkapi dengan kekuatan
bisnis usaha kemasan dan distribusi yang menjangkau lebih dari 1 juta outlet. Perseroan telah
berhasil memposisikan merek-mereknya sebagai pemimpin di dalam masing-masing kategori
terapi dan segmen industri tidak hanya di Indonesia namun juga di berbagai pasar
internasional, dengan produk-produk kesehatan dan obat-obatan yang telah senantiasa
menjadi andalan keluarga seperti Promag, Mixagrip, Woods, Komix, Prenagen dan Extra
Joss.
Pada tahun 1977, KLBF mengakuisisi PT Dankos Laboratotories, tahun 1981
melakukan spin off PT Enseval sebagai distributor, tahun 1985 mengakuisisi PT Bintang
Todjoe dan Hexpharm Jaya. Langkah strategis ini dilanjutkan dengan mengakuisisi PT
Sanghiang Perkasa. Disamping itu KLBF juga melakukan akusisi merk Woods dan akusisi
PT Saka Farma. Pada 2007, KLBF mendirikan anak perusahaan yaitu Kalbe International
Pte. Ltd yang berkonsentrasi pada perdagangan di luar negeri. Saham KLBF yang dikuasai
publik saat ini mencapai 46,38% dengan komposisi investor lokal sebesar 61,62% dan asing
menguasai 33,38%.
Saat ini, Kalbe adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang
sahamnya telah dicatat di bursa efek dengan nilai kapitalisasi pasar di atas US$ 1 miliar dan
penjualan melebihi Rp 7 triliun. Kalbe memiliki 10 cabang di luar negeri yaitu Singapura,
Filipina, Malaysia, Thailand, Kambodia, Vietnam, Myanmar, Sri Lanka, Nigeria dan Afrika
Selatan.
perusahaan ini direkstrukturisasi oleh Kalbe Farma Group menjadi PT. Sanghiang Perkasa
dengan produk yang dihasilkan berupa hospital diet (Entramil, Entrasol, Peptisol),
makanan penurun berat badan dalam bentuk drinkdan pudding.
3.3
Dalam
menjalankan
kegiatan
produksi
PT.Hexpharm
Jaya
Laboratories selalu berusaha meningkatkan kualitas untuk menghasilkan
produk-produk kesehatan yang aman dan berkualitas sesuai dengan
standar CPOB. Komitmen HJ terhadap mutu produk tercermin pada
produk-produk kesehatan yang dihasilkannya. PT Hexpharm Jaya juga
membina hubungan dengan perusahaan farmasi lain dalam pembuatan
obat dari perusahaan farmasi lain. Maraknya persaingan di bisnis "Obat
Generik" yang semakin ketat serta mengantisipasi permintaan pelanggan
yang terus berubah maka team Product Development PT Hexpharm Jaya
Laboratories melakukan pengembangan produk yang bertujuan untuk
melengkapi jenis item produk dan meningkatkan kualitas produk yang
dihasilkan. Untuk memastikan produk baru yang akan dijual ke pelanggan
memenuhi standard yang berlaku dari Badan POM maka divisi
Pengembangan Produk melakukan tahap-tahap perencanaan desain
pengembangan, dan review terhadap masukan antara lain spesifikasi dan
persyaratan/peraturan perundangan yang berlaku, verifikasi dan validasi
terhadap tahap-tahap desain serta pengendalian terhadap perubahan
desain.
Sejak November 2001 PT. Hexpharm Jaya Laboratories telah
memperoleh sertifikat ISO:9001:2000 dari LLOYODS REGISTER QUALITY
ASSURANCE (LRQA). Dan di tahun 2004 renewal terhadap sertifikasi ISO
juga telah dilakukan. Pengakuan yang bersifat internasional ini tentu saja
memberi kekuatan dan keyakinan tersendiri bagi PT. Hexpharm Jaya
Laboratories untuk terus bergerak maju. Untuk tetap memacu
pemeliharaan sistem mutu yang ada, disamping memanfaatkan
survilance audit dari LRQA Indonesia, audit internal juga terus dilakukan
secara berkala oleh pihak management PT. Hexpharm Jaya Laboratories.
Dengan demikian diharapkan dapat selalu meningkatkan mutu produk
yang dihasilkan pada akhirnya dapat memberikan kepuasan.
4. PT. BINTANG TOEDJOE
4.1 DESKRIPSI VISI DAN MISI
Visi:
Menjadi perusahaan yang dominan dalam bidang kesehatan di Indonesia
dan memiliki eksistensi di pasar global dengan merek dagang yang kuat,
didasarkan oleh manajemen, ilmu dan teknologi yang unggul.
Misi:
Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.
4.2 DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT. Bintang Toedjoe didirikan di Garut, Jawa Barat, pada tanggal 29
April 1946 oleh Tan Jun She (seorang sinshe), Tjia Pu Tjien, dan Hioe On
Tjan. Dipilihnya nama Bintang Toedjoe adalah sesuai dengan jumlah anak
perempuan yang dimiliki oleh Tan Jun She yaitu 7 orang. Pada waktu itu,
dengan alat-alat yang sederhana dan mempekerjakan beberapa orang
karyawan, PT. Bintang Toedjoe berhasil memproduksi obat-obatan yang
dijual bebas guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat. Salah
satu obat yang diproduksi sejak berdirinya adalah Puyer No.16 (Obat Sakit
Kepala No.16) yang sampai saat ini masih banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia dan diekspor ke beberapa negara. Empat tahun
sejak didirikan, PT. Bintang Toedjoe pindah dari Garut ke kawasan Krekot,
Jakarta, dan pada tahun 1974 PT. Bintang Toedjoe kembali pindah ke
kawasan Cempaka Putih, Jakarta. Pada tahun 1970-an ini PT. Bintang
Toedjoe mulai memproduksi obat resep dokter. Pada tahun 1985, PT.
Bintang Toedjoe dibeli oleh Kalbe Group dan berkembang dengan pesat.
Tahun 1990 produk-produk PT. Bintang Toedjoe mulai diekspor ke
mancanegara. Sejalan dengan peningkatan produksinya, lokasi di
kawasan Cempaka Putih sudah tidak memadai lagi, sehingga pada tahun
1993 PT. Bintang Toedjoe pindah ke Kawasan Industri Pulogadung,
menempati area seluas 12.000 meter persegi. Lalu September 2002, head
office pindah ke Pulomas, pabrik tetap di Pulogadung. Di area yang
ditempati sampai sekarang ini, selain pabrik juga terletak kantor pusat PT.
Bintang Toedjoe. Saat ini, dengan memperkerjakan lebih dari 1000 orang
karyawan, PT. Bintang Toedjoe merupakan salah satu perusahaan farmasi
terbesar di Indonesia yang tidak hanya memproduksi obatobatan,
melainkan juga memproduksi suplemen makanan dan fitofarmaka.
3.3
PT Bintang Toedjoe memiliki pesaing yang begitu banyak dan kuat. Dengan adanya hal
tesebut, PT. Bintang Toedjoe sudah mempersiapkan dengan menggunakan teknologi yang
canggih dan bermutu, serta dari sumber dan bahan alami dalam meracik obat obatanya
sebagai kekuatan dalam menghasilkan produk. Salah satu produk unggulannya dari
berdirinya PT. Bnitang Toedjoe sampai sekarang adalah Puyer 16 yaitu obat sakit kepala yang
menjadi obat andalan karena sudah terpecaya dan terbukti khasiatnya serta sudah sangat
melekat di hati konsumen bahkan sampai diekspor ke mancanegara. Selain itu juga adalan
produk lainya adalah minuman extra joss, irex dll, yang dikenal luas oleh masyarakat
menjadikan perusahaan ini bisa meminimalisirkan ancaman baik dari eksternal maupun
internal perusahaan. Dengan kata lain, perusahhan ini telah memprioritaskan kekuatannya
untuk menghindarkan ancaman competitornya. Perusahaan telah menyiapkan
tenaga pemasaran yang handal dan tersebar di hampir seluruh kota
besar di Indonesia. Di bidang riset, dalam mengembangkan produk
baru maupun reformulasi dan pengembangan teknologi farmasi,
perusahaan didukung oleh tenaga-tenaga profesional di bidang farmasi
(apoteker) yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka.
PEMBAHASAN
1. Analisa Induk Perusahaan Menyinergikan Anak Perusahaan
PT. Kalbe Farma Tbk. adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia
yang sudah berdiri sejak tahun 1966. Visi Kalbe adalah menjadi perusahaan produk kesehatan
Indonesia terbaik dengan skala internasional yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat,
dan manajemen yang prima. Misi Kalbe adalah meningkatkan kesehatan untuk kehidupan
yang lebih baik. Nilai utama dari Kalbe adalah integritas, kerjasama yang kuat, inovasi,
agility dan memberikan yang terbaik untuk konsumen. Kalbe merupakan market leader untuk
produk kesehatan masyarakat dan market leader untuk produk ethical. Produk-produknya
merupakan leading brand dengan berbagai segmentasi pasar yang spesifik.
Kekuatan
Kalbe Farma Grup merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan
market leader untuk produk ethical. Produk-produknya merupakan leading brand dengan
berbagai segmentasi pasar yang spesifik. Selain itu produknya merupakan inovator, dengan
mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri
ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Serta banyak menghasilkan
produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi. Manajemen Kalbe memiliki personel
yang berpengalaman, termasuk di dalamnya mantan dirjen BPOM dalam mengembangkan,
memproduksi, pemasaran dan menjual produk-produk kesehataan dan farmasi. Dilengkapi
dengan tim yang solid dan kerja sama yang baik antardepartemen internal dan hubungan yang
erat dengan mitra, PT. Kalbe Farma Tbk. semakin mengukuhkan diri dalam jajaran
perusahaan besar di Indonesia.
Kalbe Farma Grup memiliki kekuatan sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar
di Asia Tenggara dan terakbar di kawasan ASEAN sejak tahun 2006 yang memiliki brand
yang kuat di Indonesia, yang mana dalam proses produksi telah memenuhi standar sertifikasi
internasional. Selain itu, Kalbe juga aktif dalam berbagai kegiatan riset dan pengembangan
untuk menciptakan produk-produk farmasi baru dengan penggunaan teknologi yang
mutakhir, yang didukung juga oleh SDM yang memiliki dorongan untuk selalu berkreasi dan
menciptakan inovasi dalam proses produksi dengan fokus utama kepada pelanggan dan tren
masalah kesehatan yang dihadapi saat ini.
Pada bagian produksi, Kalbe memiliki 7 GMP (Good Manufacturing Practice) yang
telah berstandar international dengan 2 GMP tambahan yang masih dibangun. Komitmen
Kalbe dalam hal ini telah diakui melalui serangkaian hasil pengujian badan sertifikasi. Pada
bagian distribusi, Kalbe memiliki tenaga pemasaran sebanyak 6000 personil dengan 1 juta
outlet di seluruh Indonesia. Ditopang struktur bisnis yang cukup lengkap, yakni memiliki
perusahaan distribusi dan jaringan rumah sakit yang mengusung merek Mitra Keluarga dan
Mitra International, termasuk sekolah perawat, Menerapkan prinsip-prinsip bisnis modern
dan terbuka,dan Produk dan jaringan distribusinya tersedia secara meluas.
Kesempatan
1. Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita
menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan. Peluang untuk masuk ke 6 pasar
utama di Asia Tenggara dengan populasi mencapai 500 juta atau kira-kira 8% dari
populasi dunia. Total pasar ini lebih dari $890 milyar pada GDP dan kemungkinan akan
tumbuh 5% per tahun selama 5 tahun ke depan. Konsumsi produk farmasi termasuk
resep dan OTC diperkirakan 7 milyar dan berkembang menjadi 13% dari 2005 sampai
2010. Serta terbukanya peluang ekspor sebagai akibat dari penurunan nilai rupiah dan
pelaksanaan Good Manufacturing Practice yang baik di Indonesia.
2. Kecenderungan berkembangnya Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar yang dapat
menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.
3. Implementasi semua persiapan sudah tersusun dengan baik. Setiap individu
dalam perusahaan harus mampu mengaplikasikan semua tujuan dan target tersebut,
menyetir dirinya sendiri dan memanage laporan yang harus diberikan pada perusahaan
atau pada atasan. Tidak ada gunanya tujuan yang hebat, target yang tinggi, jika semuanya
itu tidak dapat diterapkan di dunia nyata saat pelaksanannya. Baik divisi maupun
individu yang in charge harus juga mampu mengarahkan dirinya untuk dapat
melaksanakan tugas sebaik mungkin hingga dapat mencapai tujuan atau target. Jangan
lupa juga selalu sempatkan untuk membuat laporan mengenai proses itu baik diminta
ataupun tidak.
4. Kebutuhan Staf. Kalbe Farma saat ini memproduksi obat-obatan , baik yang dijual
secara bebas (over-the-counter), maupun yang harus dengan menggunakan resep
dokter, makanan kesehatan dan produk produk kesahatan untuk hewan. Kebutuhan staf
yang dibutuhkan perusahaan maka perusahaan telah mempekerjakan lebih dari 12000
orang karyawan di 62 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Agar usahanya tercapai
sesuai yang diharapkan maka, dibutuhkan staf yang memiliki skill dan kegigihan atau
keuletan dalam bekerja dan mengikuti strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan
Kalbe Farma.
5. Kultur. Adapun kultur perusahaan ini yaitu Manajemen Kalbe memiliki personel yang
berpengalaman, termasuk di dalamnya mantan dirjen BPOM dalam mengembangkan,
memproduksi, pemasaran dan menjual produk-produk kesehataan dan farmasi.
Dilengkapi dengan tim yang solid dan kerja sama yang baik antardepartemen internal
6.
dan hubungan yang erat dengan mitra , PT. Kalbe Farma Tbk. semakin mengukuhkan
diri dalam jajaran perusahaan besar di Indonesia.
Dengan berbagai peluang yang ada seperti: meningkatnya jumlah pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat seiring dengan tumbuhnya tingkat perekonomian Indonesia,
banyaknya perjanjian kerja sama yang dilakukan oleh Kalbe dengan perusahaanperusahaan farmasi dari negara lain, akan diberlakukannya implementasi Sistem Jaminan
Sosial Nasional oleh pemerintah pada tahun 2014, dan rencana akuisisi yang akan
dilakukan oleh Kalbe terhadap sejumlah perusahaan farmasi dari dalam dan luar negeri,
akan memberikan keuntungan tersendiri bagi Kalbe. Dengan peluang tersebut, maka
Kalbe dapat meningkatkan kapasitas produksinya dan memperluas jaringan distribusi
produk perusahaan yang secara tidak langsung dapat memberikan pendapatan bagi
Kalbe.
Hambatan / Ancaman
Selain itu, Kalbe juga memiliki hambatan/ancaman seperti: ketatnya persaingan dalam
industri farmasi, tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing mengingat bahwa
hampir/sekitar 80% bahan baku Kalbe diimpor dari luar negeri, dan maraknya perdagangan
obat palsu di Indonesia yang mengakibatkan harga obat sulit dikontrol. Selain itu, juga
terdapat peraturan pemerintah yang menetapkan tambahan biaya distribusi sebesar 5%-20%
terhadap obat generik tergantung dari area penjualan, yang akan membuat harga obat menjadi
lebih mahal.
Kekurangan
Kalbe juga memiliki kekurangan seperti: bahan baku Kalbe yang hampir/sekitar 80%
diimpor dari luar negeri yang berpengaruh pada harga bahan baku obat akibat adanya
fluktuasi harga dan mutu. Total penjualan dari divisi produk kesehatan Kalbe yang
mengalami penurunan pada tahun 2010 yang disebabkan karena tingkat penjualan minuman
energi yang belum stabil, dan meningkatnya beban usaha serta penurunan pada arus kas dari
aktivitas operasi yang disebabkan oleh kenaikan pada biaya penjualan, pembayaran untuk
pemasok, karyawan, dan beban operasional perusahaan pada tahun 2010.
Analisa Porter
Berdasarkan analisis Porter, dapat disimpulkan bahwa intensitas persaingan dalam
industri farmasi cukup tinggi, yang dapat dilihat sebagai berikut:
Tingkat Kekuatan
Kekuatan
Low
Persaingan antar perusahaan yang
ada dalam industri
Medium
High
Cara Menanggulangi /
Mengantisipasi
Melakukan inovasi dan
memproduksi produk farmasi
yang disesuaikan dengan tren
masalah kesehatan saat ini agar
produk perusahaan terlihat lebih
unik daripada produk
kompetitor.
Analisa PESTLE
Berdasarkan analisis PESTLE, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan industri farmasi secara keseluruhan, baik
bagi PT. Kalbe Farma, Tbk maupun anak perusahaannya ( PT. Sanghiang Perkasa, PT.
Hexapharm Jaya Laboratories dan PT. Bintang Toedjoe) yang diantaranya adalah:
A. Faktor-faktor politik seperti: peraturan dari menteri tenaga kerja tentang Upah Minimum
Regional (UMR) yang bertujuan untuk melindungi hak pekerja, yang juga berpengaruh
terhadap tingkat produktivitas yang akan dihasilkan bagi perusahaan. Selain itu, dengan
adanya peraturan dari menteri keuangan mengenai penurunan tarif pajak sebesar 5% dari
tarif tertinggi Pajak Penghasilan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, juga
membuat terjadinya peningkatan pada jumlah laba bersih Kalbe. Dan adanya peraturan
dari menteri kesehatan yang menetapkan harga obat standar untuk menciptakan
pemerataan/keseragaman harga obat di seluruh Indonesia.
B. Faktor-faktor ekonomi seperti: tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010
yang meningkat sebesar 1,8% bila dibandingkan dengan tahun 2009, yang berdampak
pada meningkatnya jumlah/volume penjualan Kalbe. Selain itu, nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS yang stabil dan cenderung menguat juga membuat harga bahan baku
obat lebih stabil yang berdampak pada meningkatnya marjin laba kotor Kalbe.
C. Faktor-faktor sosial berkaitan dengan kegiatan sosial yang telah dilakukan oleh Kalbe
terhadap masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya seperti: menyalurkan
bantuan posko kesehatan dan memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat yang
kurang mampu, pembagian paket sembako, dan memberikan bantuan kepada para korban
bencana alam. Kegiatan sosial ini akan memberikan value added tersendiri bagi Kalbe.
D. Faktor-faktor teknologi seperti: kegiatan riset dan pengembangan yang dilakukan oleh
Kalbe dalam rangka menciptakan produk farmasi baru untuk memberikan value added
bagi para konsumen yang dilakukan dengan cara mendirikan SCI (Stem Cell and Cancer
Institute) dan Innogene Kalbiotech Pte. Ltd sejak tahun 2006 yang telah diakui secara
nasional maupun internasional.
E. Faktor-faktor hukum seperti: adanya peraturan dari menteri kesehatan yang mewajibkan
industri farmasi untuk memiliki izin usaha dalam kegiatan pembuatan obat dan izin dari
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) sebelum produk dijual ke pasaran untuk
menjamin bahwa produk telah layak untuk dikonsumsi.
F. Faktor-faktor lingkungan berkaitan dengan kegiatan yang telah dilakukan oleh Kalbe
terhadap lingkungan selama proses produksi seperti: pendirian Kalbe Green Data Center
yang berdampak pada berkurangnya listrik Data Center Kalbe sebanyak 20%. Adanya
program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), program Teknologi Near Infrared, dan Zero
Emission yang bertujuan untuk mencegah pencemaran terhadap air, udara, limbah, dan
bahan-bahan berbahaya serta beracun. Kegiatan ini akan memberikan value added
tersendiri bagi Kalbe.
Analisa Mendelow Matrix
Berdasarkan Mendelow Matrix Analysis, dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 kategori
stakeholders yang memiliki tingkat kepentingan dan kekuatan yang berbeda dalam
proses/pengembangan produk Kalbe. Keempat stakeholders tersebut adalah:
A. Konsumen, pemasok bahan baku perusahaan, SDM/tenaga kerja, dan
penyalur/distributor produk sebagai key player stakeholders, karena tanpa peran mereka,
usaha/bisnis Kalbe tidak akan berlangsung dengan lancar.
B. Pemerintah sebagai keep satisfied stakeholders, yang memiliki wewenang untuk
membuat dan merevisi aturan-aturan baru bagi industri farmasi, yang dapat berdampak
secara positif maupun negatif bagi perusahaan.
C. Penduduk lokal, kelompok lingkungan, dan media masa/cetak sebagai keep informed
stakeholders, yang berkewajiban untuk memberikan informasi-informasi baru dan
penting yang berhubungan dengan perusahaan termasuk informasi mengenai produkproduk baru perusahaan kepada masyarakat/publik, yang akan berpengaruh secara secara
tidak langsung terhadap image perusahaan.
D. Pemegang saham minoritas dan para analis termasuk dalam kategori minimal effort
stakeholders, yang memiliki tingkat kepentingan dan kekuatan yang rendah terhadap
perusahaan
Analisa CSF
Berdasarkan Critical Success Factor (CSF) Analysis, dapat disimpulkan bahwa
terdapat berbagai faktor yang menjadi pendukung keberhasilan Kalbe hingga saat ini, yang
salah satunya adalah adanya visi dan misi yang jelas, spesifik dan terstruktur yang
diimplementasikan ke dalam bentuk strategi-strategi bisnis agar kegiatan usaha Kalbe
berjalan secara efisien dan efektif. Selain itu, Kalbe juga aktif dalam berbagai kegiatan riset
dan pengembangan yang dilakukan dengan menjalin kerja sama antara mitra-mitra lokal dan
internasional untuk menciptakan produk-produk kesehatan farmasi baru yang disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat. Kalbe juga memiliki jaringan distribusi yang luas dan banyak
melakukan akuisisi pada berbagai jenis perusahaan besar farmasi Indonesia seperti: Bintang
Toedjoe, Saka Farma, Sanghiang Perkasa, Kalbe Morinaga, Innogene Kalbiotech, dan Kaego
Igar Jaya yang semakin memantapkan posisi Kalbe di industri farmasi di Indonesia.
Analisa GCG
Berdasarkan Good Corporate Governance (GCG) Analysis, dapat disimpulkan bahwa
Kalbe telah menerapkan prinsip Good Corporate Governance dengan baik, yang terlihat dari:
A. Tanggung jawab Kalbe yang telah menerbitkan laporan tahunan setiap tahun, yang mana
pada tahun 2009 Kalbe telah memperoleh penghargaan peringkat kedua dari Annual
Report yang telah diaudit oleh seorang akuntan publik untuk kategori Perusahaan Swasta
Terbuka Non-Keuangan dari Bapepam-LK, BEI, BI, Ditjen Pajak, BUMN, IAI, dan
KNKG.
B. Dalam Annual Report-nya, Kalbe juga menyajikan informasi-informasi penting
perusahaan secara akurat, tepat waktu, jelas, dan konsisten yang dapat digunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan bisnis.
C. Kalbe juga membagikan dividen secara wajar dan adil kepada para pemangku
kepentingan dan mempertanggung-jawabkan kinerjanya secara transparan, wajar, dan
benar.
Penerapan ERP (Enterprise Resources Planning)
Pada tahun 2000 PT. Kalbe Farma, Tbk mulai menerapkan ERP untuk
mendukung bisnis proses yang ada di perusahaannya. PT. Kalbe Farma,
Tbk pertama kali menerapkan modul keuangan, manufaktur, dilanjutkan
modul distribusi, penjualan dan pemasaran, kemudian penerapan modul
manufaktur. Terdapat beberapa alasan mengapa PT. Kalbe Farma, Tbk
menerapkan ERP yaitu sesuai dengan cetak biru Teknologi Informasi PT.
Kalbe Farma, Tbk hingga 2012:
1.
7. Grup usaha ini didukung oleh sekitar 12 ribu karyawan, termasuk 2 ribu
salesman dan 105 orang staf TI.
8. Sistem integrasi penuh Supply Chain Management.
Salah satu proyek yang sudah berjalan adalah integrasi kantorkantor cabang dengan kantor pusat. Sekarang sudah hampir 100 kantor
cabang terintegrasi ke kantor pusat. Cepatnya pengerjaan integrasi
jaringan antarkantor dikarenakan PT. Kalbe Farma, Tbk sudah
menggunakan solusi akses infrastruktur dari Citrix System. Solusi ini mulai
diterapkan pada tahun 2000 untuk mendukung penerapan aplikasi
keuangan di kantor pemasaran dan pabrik-pabriknya.
Selain itu, ada banyak faktor yang mendukung, menstimulasi dan mempercepat
kemajuan Kalbe. Pada dasarnya ada 4 kunci sukses yang membuat Kalbe mampu berprestasi,
yaitu:
(1) produk inovator yang bervariasi
(2) strategi marketing yang solid
(3) komitmen yang tinggi pada Research and Development dan
(4) sumber daya manusia yang reliabel.
Kultur perusahaan ini merupakan faktor yang mendukung untuk digunakan dalam mencapai
strategi yang telah dirumuskan oleh perusahaan PT. Kalbe Farma.
adalah teknologi yang canggih dan SDM yang terlatih dan siap untuk berkompetisi serta
kepercayaan yang dimiliki konsumen atas produk yang dihasilkan.
Strategi Strength-Threat diimplementasikan oleh perusahaan dalam proses ini
dimana strategi dan kebijakan dilaksanakan melalui kompetisi yang dibutuhkan pasar
dan pemasaran produk. Dalam proses ini sangat memungkinkan akan berkaitan
dengan budaya perusahaan, struktur, dan sistem menejemen perusahaan secara keseluruhan.
Dengan melihat apa yang dihasilkan PT. Bintang Toedjoe contohnya dalam
produk kesehatan sangatlah beragam. Dengan adanya keberagaman ini, Extra jos sebagai
produk unggulan yang di milki perusahaan. Saat ini, PT Bintang Toedjoe telah ekspor Extra
Joss ke Philipina, Malaysia dan Vietnam. Extra Joss menguasai 80% pasar minuman energi di
Philipina, sedangkan merek lainnya seperti Red Bull, Lippovitan, Revicon Ion, Enerva,
Baccus, dan lain-lain hanya menguasai pasar di bawah 10%, Demikian pula di Malaysia.
Meskipun pemain baru karena masuk ke negara itu pada September 2007, penjualannya telah
mencapai US$100 ribu/bulan, dan di Vietnam penjualannya mencapai Rp2miliar/tahun.
Berdasarkan survei AC Nielsen, Extra Joss memimpin pasar minuman berenergi dengan total
penjualan selama tiga tahun terakhir di atas Rp550 miliar dan tumbuh 10-20%, katanya.
Pada tahun 1985, PT Bintang Toedjoe dibeli oleh Kalbe Group dan berkembang
dengan pesat. Tahun 1990 produk-produk PT Bintang Toedjoe mulai diekspor ke
mancanegara. Sejalan dengan peningkatan produksinya, lokasi di kawasan Cempaka Putih
sudah tidak memadai lagi, sehingga pada tahun 1993 PT Bintang Toedjoe pindah ke Kawasan
Industri Pulogadung, menempati area seluas 12.000 meter persegi. Lalu September 2002,
Head Office pindah ke Pulomas, pabrik tetap di Pulogadung. Di area yang ditempati sampai
sekarang ini, selain pabrik juga terletak kantor pusat PT Bintang Toedjoe. Kebutuhan staf
yang dibutuhkan guna mendukung pencapaian stragtegi perusahaan adalah dalam
meningkatkan produknya PT. Bintang Toedjoe harus memiliki SDM yang terampil dan
handal dalam meracik obat dari bahan bahan alami. Sampai saat ini PT. Bintang Toedjoe
sudah memiliki 1000 karyawan tetap di perusahaannya dan PT Bintang Toedjoe adalah salah
satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia untuk itu dalam meningkatkan produksi selain
memiliki SDM yang terampil dan handal serta profesional dalam berkerja sehingga
menghasilkan produk unggulan. Maka PT. Bintang Toedjoe juga mediakan faslitas yang
terbaik bagi staf atau karyawan perusahaannya seperti fasilitas rumah, jamsostek ( asuransi ),
kendaraan serta Fee akhir tahun.
Perumusan budaya (kultur) dari anak perusahaan Kalbe Farma Grup
adalah tidak terlepas dari adanya kepercayaan, sifat dan perubahan gaya hidup. Dengan
adanya hal tersebut, ini akan menjadi pertimbangan perusahaan untuk melakukan inovasi
inovasi baru dalam memperbaiki produknya. Dengan meningkatkan mutu dan kualitas yang
dihasilkan, kepercayaan konsumen atas apa yang mereka dapatkan semakin tinggi. kualitas
lebih dari sekedar apa yang dirasakan, dilihat, diukur atau dikelola. Kualitas menjadi sebuah
keutamaan dalam setiap tindakannya.
Strategi yang dirumuskan untuk mencapai tujuan korporat atau
bisnis secara keseluruhan dalam hal ini Kalbe Farma Grup mencakup
bagaimana mengintegrasikan dan mengelola semua bisnis. Kalbe Farma
Grup telah membangun value dalam semua lini bisnisnya. Kalbe Farma
Grup bertanggung jawab pada portofolio bisnis, memastikan bahwa bisnis
akan beroprasi dalam jangka panjang, dan memastikan setiap bisnis yang
dimilikinya kompatibel satu sama lain. Strategi Kalbe Farma Grup
merupakan game plan keseluruhan dari anak perusahaan dalam hal ini
yaitu : PT. Kalbe Nutritional, PT. Hexapharm Jaya Laboratories dan PT. Bintang Toedjoe.
Strategi ini menjadi payung atau pedoman strategi bagi seluruh unit
DAFTAR PUSTAKA
Sri W, Agustinus., 1987, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir
Strategis, BinarupaAksara