Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN STRATEGIS DAN GOVERNANCE

UJIAN TENGAH SEMESTER

ANALISA RENCANA STRATEGIS KORPORASI


PT. KALBE FARMA, TBK. DAN ANAK
PERUSAHAANNYA

Disusun Oleh :
Aji Wiratama

S411408003

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap perusahaan mempunyai tujuan dan alasan yang unik untuk keberadaannya.
Keunikan ini harus dicerminkan dalam visi dan misi. Pernyataan visi yang baik
mengungkapkan pelanggan, produk atau jasa, teknologi, pasar, pemikiran untuk bertahan
hidup (pertumbuhan dan keuntungan), pemikiran untuk karyawan, pemikiran untuk citra
publik/masyarakat, dan perusahaan. Visi yang disusun harus strategik. Visi
strategik adalah visi yang mudah diartikulasikan, mudah dipahami,
diterima semua pihak dalam organisasi. Mengapa visi harus strategik? Visi
yang dipahami dan diterima oleh semua pihak (karyawan) akan menjadi
magnet yang mengikat mereka pada organisasi.
Misi merupakan pernyataan cara mencapai visi. Misi menjawab
pertanyaan what we are doing? Misi perusahaan merupakan pernyataan
atau rumusan umum yang luas dan bersifat tahan lama tentang keinginan
atau maksud perusahaan. Misi harus fokus pada kebutuhan lingkungan
terutama pelanggan. Misi menguraikan bidang produk, pasar, serta
teknologi yang ditekankan perusahaan dan hal ini dilakukan sedemikian
rupa hingga mencerminkan nilai dan prioritas para pengambil keputusan
strategik perusahaan. Ringkasnya, misi harus mencerminkan keunikan
atau keunggulan perusahaan.
Menetapkan visi strategik, misi dan menentukan rencana strategi
merupakan proses merencanakan masa depan perusahaan. Perencanaan
tersebut meliputi kinerja perusahaan dalam jangka pendek maupun
jangka panjang, juga mengenai rencana aksi-aksi menghadapi pesaing.
Proses perencanaan strategi merupakan isu kritis mengenai bagaimana
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan finansial maupun
tujuan strategik.
Rencana strategi dapat bersifat hidden atau
tersembunyi, tidak mudah diketahui pihak luar, bahkan orang dalam
sekalipun, dapat pula bersifat open, terbuka, orang dapat dengan mudah
menentukan strategi yang dilakukan suatu perusahaan. Strategi itu
proaktif (intended and deliberate) tetapi sekaligus juga reaktif (adaptive).
PT Kalbe Farma Tbk adalah perusahaan grup yang bergerak dalam
bidang industri farmasi dan produk-produk yang berkaitan dengan
kesehatan. Semakin banyaknya perusahaan farmasi, menimbulkan iklim
persaingan yang lebih ketat. Saat ini jumlah perusahaan farmasi di
Indonesia berjumlah lebih dari 200 perusahaan. Hal ini membuat
perusahaan farmasi saling berlomba untuk tetap mempertahankan
posisinya. PT Kalbe Farma Tbk saat ini memiliki tiga lini bisnis anak
perusahaan, yakni farmasi, makanan/minuman kesehatan, serta kemasan
dan distribusi. Divisi Farmasi mencakup PT Finusol Prima; PT Bifarma
Adiluhung; Innogene Kalbiotech Pte. Ltd.; dan PT Dankos Laboratories.
Dankos, yang juga berstatus perusahaan publik, memiliki tiga anak usaha,
yakni: PT Hexpharm Jaya Laboratories; PT Bintang Toedjoe; dan PT Saka
Farma Laboratories. Divisi Makanan Kesehatan terdiri dari PT Helios Arya
Putra, PT Kalbe Morinaga Indonesia, PT Sanghiang Parkasa; sedangkan
Divisi Kemasan dan Distribusi terdiri dari PT Igar Jaya Tbk. (yang juga

memiliki dua anak usaha: PT Avesta Pack dan PT Indogravure), dan PT


Enseval Putera Megatrading.
Dalam tugas UTS mata kuliah MSG ini akan dianalisa rencana
strategis PT. Kalbe Farma Tbk. berdasarkan visi dan misi sebagai
perusahaan induk grup dengan rencana strategis serta visi dan misi anak
perusahaanya yang penulis tentukan yaitu : PT. Sanghiang Perkasa (Kalbe
Nutritional), PT. Hexpharm Jaya Laboratories dan PT. Bintang Toedjoe.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dalam tugas UTS mata kuliah MSG ini, akan dianalisa rencana strategis berdasarkan
visi dan misi masing-masing PT. Sanghiang Perkasa (Kalbe Nutritional), PT.
Hexpharm Jaya Laboratories dan PT. Bintang Toedjoe sebagai anak
perusahaan dalam mewujudkan visi misi perusahaan induk grup PT. Kalbe
Farma Tbk. dengan metode studi pustaka literatur. Berdasarkan hal
tersebut maka penulis akan merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa visi dan misi serta rencana strategis PT. Kalbe Farma Tbk.?
2. Apa visi dan misi serta rencana strategis PT. Sanghiang Perkasa
(Kalbe Nutritional), PT. Hexpharm Jaya Laboratories dan PT.
Bintang Toedjoe ?
3. Apakah visi dan misi serta rencana strategis PT. Sanghiang
Perkasa (Kalbe Nutritional), PT. Hexpharm Jaya Laboratories dan
PT. Bintang Toedjoe sebagai anak perusahaan dapat bersinergi
mewujudkan visi misi perusahaan induk grup PT. Kalbe Farma
Tbk.?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari tugas UTS mata kuliah MSG ini adalah:
1. Untuk menganalisa apakah visi dan misi serta rencana strategis
PT. Sanghiang Perkasa (Kalbe Nutritional), PT. Hexpharm Jaya
Laboratories dan PT. Bintang Toedjoe sebagai anak perusahaan
dapat bersinergi mewujudkan visi misi perusahaan induk grup PT.
Kalbe Farma Tbk.
2. Memberikan masukan terkait rencana strategis anak perusahaan
dalam bersinergi mewujudkan visi dan misi perusahaan induk
grup.

TINJAUAN PUSTAKA
1. PT KALBE FARMA, TBK. (Induk Perusahaan)
1.1 DESKRIPSI VISI DAN MISI
Visi:
Menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala internasional yang
didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang prima.
Misi:
Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik
1.2 DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT. Kalbe Farma Tbk didirikan pada tahun 1966, oleh 6 bersaudara: Khouw Lip
Tjoen, Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Boenjamin Setiawan, Maria Karmila, F. Bing
Aryanto. PT Kalbe Farma telah jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi
yang dikelola di garasi rumah pendirinya di wilayah Tanjung Priok Jakarta Utara.
Grup Kalbe telah menangani portofolio merek yang handal dan beragam untuk
produk obat resep, obat bebas, minuman energi dan nutrisi, yang dilengkapi dengan kekuatan
bisnis usaha kemasan dan distribusi yang menjangkau lebih dari 1 juta outlet. Perseroan telah
berhasil memposisikan merek-mereknya sebagai pemimpin di dalam masing-masing kategori
terapi dan segmen industri tidak hanya di Indonesia namun juga di berbagai pasar
internasional, dengan produk-produk kesehatan dan obat-obatan yang telah senantiasa
menjadi andalan keluarga seperti Promag, Mixagrip, Woods, Komix, Prenagen dan Extra
Joss.
Pada tahun 1977, KLBF mengakuisisi PT Dankos Laboratotories, tahun 1981
melakukan spin off PT Enseval sebagai distributor, tahun 1985 mengakuisisi PT Bintang
Todjoe dan Hexpharm Jaya. Langkah strategis ini dilanjutkan dengan mengakuisisi PT
Sanghiang Perkasa. Disamping itu KLBF juga melakukan akusisi merk Woods dan akusisi
PT Saka Farma. Pada 2007, KLBF mendirikan anak perusahaan yaitu Kalbe International
Pte. Ltd yang berkonsentrasi pada perdagangan di luar negeri. Saham KLBF yang dikuasai

publik saat ini mencapai 46,38% dengan komposisi investor lokal sebesar 61,62% dan asing
menguasai 33,38%.
Saat ini, Kalbe adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang
sahamnya telah dicatat di bursa efek dengan nilai kapitalisasi pasar di atas US$ 1 miliar dan
penjualan melebihi Rp 7 triliun. Kalbe memiliki 10 cabang di luar negeri yaitu Singapura,
Filipina, Malaysia, Thailand, Kambodia, Vietnam, Myanmar, Sri Lanka, Nigeria dan Afrika
Selatan.

Gambar 1. Struktur Grup Kalbe

1.3 RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN


PT Kalbe Farma, Tbk melakukan sejumlah langkah strategis. Mereka mendirikan PT.
Innogene Kabiotect Pte. Ltd., sebuah perusahaan riset dan pengembangan. KLBF juga
menjalin kerja sama strategis dengan Morinaga untuk mendirikan pabrik susu dengan
investasi sekitar Rp. 500 miliar. Resiko bisnis yang saat ini dihadapi KLBF adalah fluktuasi
mata uang karena sebagian besar bahan baku masih diimpor, daya beli konsumen yang
melemah pada krisis ekonomi ini, dan tingkat persaingan yang semakin ketat sehingga
menuntut efisiensi yang tinggi.
Ada banyak faktor yang mendukung, menstimulasi dan mempercepat kemajuan
Kalbe. Pada dasarnya ada 4 kunci sukses yang membuat Kalbe mampu berprestasi, yaitu (1)
produk inovator yang bervariasi, (2) strategi marketing yang solid, (3) komitmen yang tinggi
pada Research and Development dan (4) sumber daya manusia yang reliabel.
Kalbe merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan market
leader untuk produk ethical. Produk-produknya merupakan leading brand dengan berbagai
segmentasi pasar yang spesifik. Selain itu produknya merupakan inovator, dengan
mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri
ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Serta banyak menghasilkan
produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi.
Pada tanggal 16 Desember 2005, Manajemen Kalbe telah berhasil melakukan
penggabungan usaha dengan Dankos dan PT Enseval (Enseval) menjadi satu perusahaan
dalam rangka menciptakan satu perusahaan farmasi tercatat dan terbesar di kawasan Asia
Tenggara. Penggabungan usaha ini akan memberikan peluang bagi masa depan Kalbe dalam
meningkatkan efisiensi serta efektivitas. Secara horisontal, Kalbe baru menawarkan
rentang produk yang jauh lebih luas, mulai dari berbagai bentuk obat dan makanan kesehatan
sampai suplemen dan minuman berenergi. Secara vertikal, mereka melakukan kegiatan dari
pengadaan bahan baku, manufakturing produk jadi, pemasaran, sampai penjualan dan
distribusi. Kalbe memiliki pengalaman yang cukup panjang dan dari segi finansial,
pendapatan kalbe meningkat sekitar 18% per tahun.
2. PT. SANGHIANG PERKASA / KALBE NUTRITIONALS (Anak Perusahaan)
2.1 DESKRIPSI VISI DAN MISI
Visi:
Menjadi salah satu perusahaan makanan sehat di ASEAN dan memimpin di masing-masing
segmen pasar yang dimasuki secara berbeda-beda.
Misi:
Membantu masyarakat dengan menyediakan produk-produk makanan kesehatan beserta
layanan pendukungnya.
2.2 DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT. Sanghiang Perkasa berdiri pada tanggal 2 Desember 1982 dan mulai beroperasai
pada tahun 1985 dengan nama PT. Tatas Mulya. Perusahaan ini bergerak di bidang makanan
dan minuman kesehatan (Health Food) yang merupakan salah satu anak perusahaan Kalbe
Farma Group. Pada pertengahan tahun 1986 juga diproduksi makanan dalam bentuk tepung
yang membantu memberikan tambahan nutrisi bagi wanita hamil dan menyusui. Tahun 1992

perusahaan ini direkstrukturisasi oleh Kalbe Farma Group menjadi PT. Sanghiang Perkasa
dengan produk yang dihasilkan berupa hospital diet (Entramil, Entrasol, Peptisol),
makanan penurun berat badan dalam bentuk drinkdan pudding.

2.3 RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN


PT. Sanghiang Perkasa menerapkan sistem HACCP dan telah memperoleh sertifikat
untuk meningkatkan kualitasnya melalui jaminan kualitas sistem kerja dan produksinya. Pada
bulan Mei 2005 memperoleh sertifikat OHSAS 18001 yang berupa keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja; ISO 14001 mengenai lingkungan hidup, SMK3-L (Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan) dengan tingkat
keberhasilan 95% serta mendapat penghargaan Bendera Emas yang diserahkan oleh Presiden
pada hari K3 yaitu bulan Februari 2005, merupakan sertifikasi dari Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi. Ketiga jenis sertifikasi tersebut harus melalui audit internal dan eksternal.
Sertifikasi OHSAS 18001 dan ISO 14001 diberikan oleh Sucofindo International Certificate
Service. Selain itu juga memperoleh sertifikat GMP (Good Manufacturing Process) dengan
Grade A dari badan POM. Program-program yang dilaksanakan di PT. Sanghiang Perkasa
diantaranya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) yang diaudit secara internal, serta
SJH (Sistem Jaminan Halal) yang diaudit secara internal dan eksternal oleh badan POM, MUI
dan Departemen Agama.
3. PT. HEXAPHARM JAYA LABORATORIES (Anak Perusahaan)
3.1 DESKRIPSI VISI DAN MISI
Visi:
To be a Leading and Sustainable Company in Budgeted Therapy Segment enabled by Agility
and Innovation
Misi:
To build a healthier society through economical quality health products.
3.2 DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT. Hexpharm Jaya Laboratories,berdiri pada tahun 1971 di
Cipanas,Jawa Barat. Pemegang saham PT. Hexpharm Jaya adalah : PT.
Kalbe Farma Tbk ( 99,6 % ) dan PT Bintang Toedjoe (0.4 %). Sejak Oktober
2000, sesuai dengan strategi usaha dengan mengakomodir prospek
perusahaan farmasi serta "trend" dari pasar produk farmasi, perusahaan
mulai melakukan fokus pada produk farmasi " Generik". Dalam
menjalankan kegiatan usahanya PT. Hexpharm Jaya Laboratories juga
berpegang pada Visi & Misi perusahaan. Kegiatan penjualan PT.Hexpharm
Jaya Laboratories didukung oleh lebih dari 20 orang tenaga "Medical
Representatives" yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Selain itu
PT. Hexpharm Jaya Laboratories juga telah melakukan ekspor ke beberapa
negara di kawasan Asia Tenggara.

3.3

RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN

Dalam
menjalankan
kegiatan
produksi
PT.Hexpharm
Jaya
Laboratories selalu berusaha meningkatkan kualitas untuk menghasilkan
produk-produk kesehatan yang aman dan berkualitas sesuai dengan
standar CPOB. Komitmen HJ terhadap mutu produk tercermin pada
produk-produk kesehatan yang dihasilkannya. PT Hexpharm Jaya juga
membina hubungan dengan perusahaan farmasi lain dalam pembuatan
obat dari perusahaan farmasi lain. Maraknya persaingan di bisnis "Obat
Generik" yang semakin ketat serta mengantisipasi permintaan pelanggan
yang terus berubah maka team Product Development PT Hexpharm Jaya
Laboratories melakukan pengembangan produk yang bertujuan untuk
melengkapi jenis item produk dan meningkatkan kualitas produk yang
dihasilkan. Untuk memastikan produk baru yang akan dijual ke pelanggan
memenuhi standard yang berlaku dari Badan POM maka divisi
Pengembangan Produk melakukan tahap-tahap perencanaan desain
pengembangan, dan review terhadap masukan antara lain spesifikasi dan
persyaratan/peraturan perundangan yang berlaku, verifikasi dan validasi
terhadap tahap-tahap desain serta pengendalian terhadap perubahan
desain.
Sejak November 2001 PT. Hexpharm Jaya Laboratories telah
memperoleh sertifikat ISO:9001:2000 dari LLOYODS REGISTER QUALITY
ASSURANCE (LRQA). Dan di tahun 2004 renewal terhadap sertifikasi ISO
juga telah dilakukan. Pengakuan yang bersifat internasional ini tentu saja
memberi kekuatan dan keyakinan tersendiri bagi PT. Hexpharm Jaya
Laboratories untuk terus bergerak maju. Untuk tetap memacu
pemeliharaan sistem mutu yang ada, disamping memanfaatkan
survilance audit dari LRQA Indonesia, audit internal juga terus dilakukan
secara berkala oleh pihak management PT. Hexpharm Jaya Laboratories.
Dengan demikian diharapkan dapat selalu meningkatkan mutu produk
yang dihasilkan pada akhirnya dapat memberikan kepuasan.
4. PT. BINTANG TOEDJOE
4.1 DESKRIPSI VISI DAN MISI
Visi:
Menjadi perusahaan yang dominan dalam bidang kesehatan di Indonesia
dan memiliki eksistensi di pasar global dengan merek dagang yang kuat,
didasarkan oleh manajemen, ilmu dan teknologi yang unggul.
Misi:
Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.
4.2 DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT. Bintang Toedjoe didirikan di Garut, Jawa Barat, pada tanggal 29
April 1946 oleh Tan Jun She (seorang sinshe), Tjia Pu Tjien, dan Hioe On
Tjan. Dipilihnya nama Bintang Toedjoe adalah sesuai dengan jumlah anak

perempuan yang dimiliki oleh Tan Jun She yaitu 7 orang. Pada waktu itu,
dengan alat-alat yang sederhana dan mempekerjakan beberapa orang
karyawan, PT. Bintang Toedjoe berhasil memproduksi obat-obatan yang
dijual bebas guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat. Salah
satu obat yang diproduksi sejak berdirinya adalah Puyer No.16 (Obat Sakit
Kepala No.16) yang sampai saat ini masih banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia dan diekspor ke beberapa negara. Empat tahun
sejak didirikan, PT. Bintang Toedjoe pindah dari Garut ke kawasan Krekot,
Jakarta, dan pada tahun 1974 PT. Bintang Toedjoe kembali pindah ke
kawasan Cempaka Putih, Jakarta. Pada tahun 1970-an ini PT. Bintang
Toedjoe mulai memproduksi obat resep dokter. Pada tahun 1985, PT.
Bintang Toedjoe dibeli oleh Kalbe Group dan berkembang dengan pesat.
Tahun 1990 produk-produk PT. Bintang Toedjoe mulai diekspor ke
mancanegara. Sejalan dengan peningkatan produksinya, lokasi di
kawasan Cempaka Putih sudah tidak memadai lagi, sehingga pada tahun
1993 PT. Bintang Toedjoe pindah ke Kawasan Industri Pulogadung,
menempati area seluas 12.000 meter persegi. Lalu September 2002, head
office pindah ke Pulomas, pabrik tetap di Pulogadung. Di area yang
ditempati sampai sekarang ini, selain pabrik juga terletak kantor pusat PT.
Bintang Toedjoe. Saat ini, dengan memperkerjakan lebih dari 1000 orang
karyawan, PT. Bintang Toedjoe merupakan salah satu perusahaan farmasi
terbesar di Indonesia yang tidak hanya memproduksi obatobatan,
melainkan juga memproduksi suplemen makanan dan fitofarmaka.
3.3

RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN

PT Bintang Toedjoe memiliki pesaing yang begitu banyak dan kuat. Dengan adanya hal
tesebut, PT. Bintang Toedjoe sudah mempersiapkan dengan menggunakan teknologi yang
canggih dan bermutu, serta dari sumber dan bahan alami dalam meracik obat obatanya
sebagai kekuatan dalam menghasilkan produk. Salah satu produk unggulannya dari
berdirinya PT. Bnitang Toedjoe sampai sekarang adalah Puyer 16 yaitu obat sakit kepala yang
menjadi obat andalan karena sudah terpecaya dan terbukti khasiatnya serta sudah sangat
melekat di hati konsumen bahkan sampai diekspor ke mancanegara. Selain itu juga adalan
produk lainya adalah minuman extra joss, irex dll, yang dikenal luas oleh masyarakat
menjadikan perusahaan ini bisa meminimalisirkan ancaman baik dari eksternal maupun
internal perusahaan. Dengan kata lain, perusahhan ini telah memprioritaskan kekuatannya
untuk menghindarkan ancaman competitornya. Perusahaan telah menyiapkan
tenaga pemasaran yang handal dan tersebar di hampir seluruh kota
besar di Indonesia. Di bidang riset, dalam mengembangkan produk
baru maupun reformulasi dan pengembangan teknologi farmasi,
perusahaan didukung oleh tenaga-tenaga profesional di bidang farmasi
(apoteker) yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka.

PEMBAHASAN
1. Analisa Induk Perusahaan Menyinergikan Anak Perusahaan
PT. Kalbe Farma Tbk. adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia
yang sudah berdiri sejak tahun 1966. Visi Kalbe adalah menjadi perusahaan produk kesehatan
Indonesia terbaik dengan skala internasional yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat,
dan manajemen yang prima. Misi Kalbe adalah meningkatkan kesehatan untuk kehidupan
yang lebih baik. Nilai utama dari Kalbe adalah integritas, kerjasama yang kuat, inovasi,
agility dan memberikan yang terbaik untuk konsumen. Kalbe merupakan market leader untuk
produk kesehatan masyarakat dan market leader untuk produk ethical. Produk-produknya
merupakan leading brand dengan berbagai segmentasi pasar yang spesifik.
Kekuatan
Kalbe Farma Grup merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan
market leader untuk produk ethical. Produk-produknya merupakan leading brand dengan
berbagai segmentasi pasar yang spesifik. Selain itu produknya merupakan inovator, dengan
mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri
ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Serta banyak menghasilkan
produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi. Manajemen Kalbe memiliki personel
yang berpengalaman, termasuk di dalamnya mantan dirjen BPOM dalam mengembangkan,
memproduksi, pemasaran dan menjual produk-produk kesehataan dan farmasi. Dilengkapi
dengan tim yang solid dan kerja sama yang baik antardepartemen internal dan hubungan yang
erat dengan mitra, PT. Kalbe Farma Tbk. semakin mengukuhkan diri dalam jajaran
perusahaan besar di Indonesia.

Kalbe Farma Grup memiliki kekuatan sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar
di Asia Tenggara dan terakbar di kawasan ASEAN sejak tahun 2006 yang memiliki brand
yang kuat di Indonesia, yang mana dalam proses produksi telah memenuhi standar sertifikasi
internasional. Selain itu, Kalbe juga aktif dalam berbagai kegiatan riset dan pengembangan
untuk menciptakan produk-produk farmasi baru dengan penggunaan teknologi yang
mutakhir, yang didukung juga oleh SDM yang memiliki dorongan untuk selalu berkreasi dan
menciptakan inovasi dalam proses produksi dengan fokus utama kepada pelanggan dan tren
masalah kesehatan yang dihadapi saat ini.
Pada bagian produksi, Kalbe memiliki 7 GMP (Good Manufacturing Practice) yang
telah berstandar international dengan 2 GMP tambahan yang masih dibangun. Komitmen
Kalbe dalam hal ini telah diakui melalui serangkaian hasil pengujian badan sertifikasi. Pada
bagian distribusi, Kalbe memiliki tenaga pemasaran sebanyak 6000 personil dengan 1 juta
outlet di seluruh Indonesia. Ditopang struktur bisnis yang cukup lengkap, yakni memiliki
perusahaan distribusi dan jaringan rumah sakit yang mengusung merek Mitra Keluarga dan
Mitra International, termasuk sekolah perawat, Menerapkan prinsip-prinsip bisnis modern
dan terbuka,dan Produk dan jaringan distribusinya tersedia secara meluas.
Kesempatan
1. Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita
menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan. Peluang untuk masuk ke 6 pasar
utama di Asia Tenggara dengan populasi mencapai 500 juta atau kira-kira 8% dari
populasi dunia. Total pasar ini lebih dari $890 milyar pada GDP dan kemungkinan akan
tumbuh 5% per tahun selama 5 tahun ke depan. Konsumsi produk farmasi termasuk
resep dan OTC diperkirakan 7 milyar dan berkembang menjadi 13% dari 2005 sampai
2010. Serta terbukanya peluang ekspor sebagai akibat dari penurunan nilai rupiah dan
pelaksanaan Good Manufacturing Practice yang baik di Indonesia.
2. Kecenderungan berkembangnya Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar yang dapat
menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.
3. Implementasi semua persiapan sudah tersusun dengan baik. Setiap individu
dalam perusahaan harus mampu mengaplikasikan semua tujuan dan target tersebut,
menyetir dirinya sendiri dan memanage laporan yang harus diberikan pada perusahaan
atau pada atasan. Tidak ada gunanya tujuan yang hebat, target yang tinggi, jika semuanya
itu tidak dapat diterapkan di dunia nyata saat pelaksanannya. Baik divisi maupun
individu yang in charge harus juga mampu mengarahkan dirinya untuk dapat
melaksanakan tugas sebaik mungkin hingga dapat mencapai tujuan atau target. Jangan
lupa juga selalu sempatkan untuk membuat laporan mengenai proses itu baik diminta
ataupun tidak.
4. Kebutuhan Staf. Kalbe Farma saat ini memproduksi obat-obatan , baik yang dijual
secara bebas (over-the-counter), maupun yang harus dengan menggunakan resep
dokter, makanan kesehatan dan produk produk kesahatan untuk hewan. Kebutuhan staf
yang dibutuhkan perusahaan maka perusahaan telah mempekerjakan lebih dari 12000
orang karyawan di 62 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Agar usahanya tercapai
sesuai yang diharapkan maka, dibutuhkan staf yang memiliki skill dan kegigihan atau
keuletan dalam bekerja dan mengikuti strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan
Kalbe Farma.
5. Kultur. Adapun kultur perusahaan ini yaitu Manajemen Kalbe memiliki personel yang
berpengalaman, termasuk di dalamnya mantan dirjen BPOM dalam mengembangkan,
memproduksi, pemasaran dan menjual produk-produk kesehataan dan farmasi.
Dilengkapi dengan tim yang solid dan kerja sama yang baik antardepartemen internal

6.

dan hubungan yang erat dengan mitra , PT. Kalbe Farma Tbk. semakin mengukuhkan
diri dalam jajaran perusahaan besar di Indonesia.
Dengan berbagai peluang yang ada seperti: meningkatnya jumlah pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat seiring dengan tumbuhnya tingkat perekonomian Indonesia,
banyaknya perjanjian kerja sama yang dilakukan oleh Kalbe dengan perusahaanperusahaan farmasi dari negara lain, akan diberlakukannya implementasi Sistem Jaminan
Sosial Nasional oleh pemerintah pada tahun 2014, dan rencana akuisisi yang akan
dilakukan oleh Kalbe terhadap sejumlah perusahaan farmasi dari dalam dan luar negeri,
akan memberikan keuntungan tersendiri bagi Kalbe. Dengan peluang tersebut, maka
Kalbe dapat meningkatkan kapasitas produksinya dan memperluas jaringan distribusi
produk perusahaan yang secara tidak langsung dapat memberikan pendapatan bagi
Kalbe.

Hambatan / Ancaman
Selain itu, Kalbe juga memiliki hambatan/ancaman seperti: ketatnya persaingan dalam
industri farmasi, tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing mengingat bahwa
hampir/sekitar 80% bahan baku Kalbe diimpor dari luar negeri, dan maraknya perdagangan
obat palsu di Indonesia yang mengakibatkan harga obat sulit dikontrol. Selain itu, juga
terdapat peraturan pemerintah yang menetapkan tambahan biaya distribusi sebesar 5%-20%
terhadap obat generik tergantung dari area penjualan, yang akan membuat harga obat menjadi
lebih mahal.

Kekurangan
Kalbe juga memiliki kekurangan seperti: bahan baku Kalbe yang hampir/sekitar 80%
diimpor dari luar negeri yang berpengaruh pada harga bahan baku obat akibat adanya
fluktuasi harga dan mutu. Total penjualan dari divisi produk kesehatan Kalbe yang
mengalami penurunan pada tahun 2010 yang disebabkan karena tingkat penjualan minuman
energi yang belum stabil, dan meningkatnya beban usaha serta penurunan pada arus kas dari
aktivitas operasi yang disebabkan oleh kenaikan pada biaya penjualan, pembayaran untuk
pemasok, karyawan, dan beban operasional perusahaan pada tahun 2010.
Analisa Porter
Berdasarkan analisis Porter, dapat disimpulkan bahwa intensitas persaingan dalam
industri farmasi cukup tinggi, yang dapat dilihat sebagai berikut:
Tingkat Kekuatan

Kekuatan
Low
Persaingan antar perusahaan yang
ada dalam industri

Medium

High

Cara Menanggulangi /
Mengantisipasi
Melakukan inovasi dan
memproduksi produk farmasi
yang disesuaikan dengan tren
masalah kesehatan saat ini agar
produk perusahaan terlihat lebih
unik daripada produk
kompetitor.

Ancaman masuknya pemain baru

Meningkatkan pelayanan dan


menjaga kesetiaan/kepercayaan
yang diberikan oleh konsumen
terhadap perusahaan.

Ancaman adanya produk substitusi

Adanya peningkatan kekuatan


posisi tawar pembeli

Adanya peningkatan kekuatan


posisi tawar pemasok

Meningkatkan kualitas produk


dan memproduksi sesuai
dengan tren yang ada, serta
memberikan harga yang relatif
bersaing pada produk
perusahaan.
Menetapkan harga obat sesuai
dengan harga standar dari
pemerintah.

Melakukan negosiasi dengan


pemasok perusahaan.

Analisa PESTLE
Berdasarkan analisis PESTLE, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan industri farmasi secara keseluruhan, baik
bagi PT. Kalbe Farma, Tbk maupun anak perusahaannya ( PT. Sanghiang Perkasa, PT.
Hexapharm Jaya Laboratories dan PT. Bintang Toedjoe) yang diantaranya adalah:
A. Faktor-faktor politik seperti: peraturan dari menteri tenaga kerja tentang Upah Minimum
Regional (UMR) yang bertujuan untuk melindungi hak pekerja, yang juga berpengaruh
terhadap tingkat produktivitas yang akan dihasilkan bagi perusahaan. Selain itu, dengan
adanya peraturan dari menteri keuangan mengenai penurunan tarif pajak sebesar 5% dari
tarif tertinggi Pajak Penghasilan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, juga
membuat terjadinya peningkatan pada jumlah laba bersih Kalbe. Dan adanya peraturan
dari menteri kesehatan yang menetapkan harga obat standar untuk menciptakan
pemerataan/keseragaman harga obat di seluruh Indonesia.
B. Faktor-faktor ekonomi seperti: tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010
yang meningkat sebesar 1,8% bila dibandingkan dengan tahun 2009, yang berdampak
pada meningkatnya jumlah/volume penjualan Kalbe. Selain itu, nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS yang stabil dan cenderung menguat juga membuat harga bahan baku
obat lebih stabil yang berdampak pada meningkatnya marjin laba kotor Kalbe.

C. Faktor-faktor sosial berkaitan dengan kegiatan sosial yang telah dilakukan oleh Kalbe
terhadap masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya seperti: menyalurkan
bantuan posko kesehatan dan memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat yang
kurang mampu, pembagian paket sembako, dan memberikan bantuan kepada para korban
bencana alam. Kegiatan sosial ini akan memberikan value added tersendiri bagi Kalbe.
D. Faktor-faktor teknologi seperti: kegiatan riset dan pengembangan yang dilakukan oleh
Kalbe dalam rangka menciptakan produk farmasi baru untuk memberikan value added
bagi para konsumen yang dilakukan dengan cara mendirikan SCI (Stem Cell and Cancer
Institute) dan Innogene Kalbiotech Pte. Ltd sejak tahun 2006 yang telah diakui secara
nasional maupun internasional.
E. Faktor-faktor hukum seperti: adanya peraturan dari menteri kesehatan yang mewajibkan
industri farmasi untuk memiliki izin usaha dalam kegiatan pembuatan obat dan izin dari
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) sebelum produk dijual ke pasaran untuk
menjamin bahwa produk telah layak untuk dikonsumsi.
F. Faktor-faktor lingkungan berkaitan dengan kegiatan yang telah dilakukan oleh Kalbe
terhadap lingkungan selama proses produksi seperti: pendirian Kalbe Green Data Center
yang berdampak pada berkurangnya listrik Data Center Kalbe sebanyak 20%. Adanya
program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), program Teknologi Near Infrared, dan Zero
Emission yang bertujuan untuk mencegah pencemaran terhadap air, udara, limbah, dan
bahan-bahan berbahaya serta beracun. Kegiatan ini akan memberikan value added
tersendiri bagi Kalbe.
Analisa Mendelow Matrix
Berdasarkan Mendelow Matrix Analysis, dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 kategori
stakeholders yang memiliki tingkat kepentingan dan kekuatan yang berbeda dalam
proses/pengembangan produk Kalbe. Keempat stakeholders tersebut adalah:
A. Konsumen, pemasok bahan baku perusahaan, SDM/tenaga kerja, dan
penyalur/distributor produk sebagai key player stakeholders, karena tanpa peran mereka,
usaha/bisnis Kalbe tidak akan berlangsung dengan lancar.
B. Pemerintah sebagai keep satisfied stakeholders, yang memiliki wewenang untuk
membuat dan merevisi aturan-aturan baru bagi industri farmasi, yang dapat berdampak
secara positif maupun negatif bagi perusahaan.
C. Penduduk lokal, kelompok lingkungan, dan media masa/cetak sebagai keep informed
stakeholders, yang berkewajiban untuk memberikan informasi-informasi baru dan
penting yang berhubungan dengan perusahaan termasuk informasi mengenai produkproduk baru perusahaan kepada masyarakat/publik, yang akan berpengaruh secara secara
tidak langsung terhadap image perusahaan.
D. Pemegang saham minoritas dan para analis termasuk dalam kategori minimal effort
stakeholders, yang memiliki tingkat kepentingan dan kekuatan yang rendah terhadap
perusahaan
Analisa CSF
Berdasarkan Critical Success Factor (CSF) Analysis, dapat disimpulkan bahwa
terdapat berbagai faktor yang menjadi pendukung keberhasilan Kalbe hingga saat ini, yang
salah satunya adalah adanya visi dan misi yang jelas, spesifik dan terstruktur yang
diimplementasikan ke dalam bentuk strategi-strategi bisnis agar kegiatan usaha Kalbe
berjalan secara efisien dan efektif. Selain itu, Kalbe juga aktif dalam berbagai kegiatan riset

dan pengembangan yang dilakukan dengan menjalin kerja sama antara mitra-mitra lokal dan
internasional untuk menciptakan produk-produk kesehatan farmasi baru yang disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat. Kalbe juga memiliki jaringan distribusi yang luas dan banyak
melakukan akuisisi pada berbagai jenis perusahaan besar farmasi Indonesia seperti: Bintang
Toedjoe, Saka Farma, Sanghiang Perkasa, Kalbe Morinaga, Innogene Kalbiotech, dan Kaego
Igar Jaya yang semakin memantapkan posisi Kalbe di industri farmasi di Indonesia.
Analisa GCG
Berdasarkan Good Corporate Governance (GCG) Analysis, dapat disimpulkan bahwa
Kalbe telah menerapkan prinsip Good Corporate Governance dengan baik, yang terlihat dari:
A. Tanggung jawab Kalbe yang telah menerbitkan laporan tahunan setiap tahun, yang mana
pada tahun 2009 Kalbe telah memperoleh penghargaan peringkat kedua dari Annual
Report yang telah diaudit oleh seorang akuntan publik untuk kategori Perusahaan Swasta
Terbuka Non-Keuangan dari Bapepam-LK, BEI, BI, Ditjen Pajak, BUMN, IAI, dan
KNKG.
B. Dalam Annual Report-nya, Kalbe juga menyajikan informasi-informasi penting
perusahaan secara akurat, tepat waktu, jelas, dan konsisten yang dapat digunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan bisnis.
C. Kalbe juga membagikan dividen secara wajar dan adil kepada para pemangku
kepentingan dan mempertanggung-jawabkan kinerjanya secara transparan, wajar, dan
benar.
Penerapan ERP (Enterprise Resources Planning)
Pada tahun 2000 PT. Kalbe Farma, Tbk mulai menerapkan ERP untuk
mendukung bisnis proses yang ada di perusahaannya. PT. Kalbe Farma,
Tbk pertama kali menerapkan modul keuangan, manufaktur, dilanjutkan
modul distribusi, penjualan dan pemasaran, kemudian penerapan modul
manufaktur. Terdapat beberapa alasan mengapa PT. Kalbe Farma, Tbk
menerapkan ERP yaitu sesuai dengan cetak biru Teknologi Informasi PT.
Kalbe Farma, Tbk hingga 2012:
1.

Visi dan misi perusahaan adalah tumbuh bersama teknologi.


Keberadaan TI bukan sekadar enabler, tapi harus menjadi akselerator
pengembangan bisnis perusahaan.
2. Cetak biru TI yang disusun Grup Kalbe tersebut cukup komprehensif,
mulai dari sistem Supply Chain Management (SCM) terintegrasi hingga
Customer Relationship Management (CRM).
3. Kebutuhan akan Back Bone System yang kuat dan mampu memberikan
informasi yang tepat waktu dan real time.
4. Dankos sebagai anak perusahaan menggunakan teknologi yang dibuat
sendiri (in-house development).
5. Adanya kebutuhan untuk melakukan pengintegrasian sistem informasi
yang ada di grup Kalbe Farma untuk dapat merumuskan strategi
perusahaan dengan tepat.
6. Grup Kalbe berdiri tahun 1966, dimana saat ini mempunyai tiga divisi,
yakni farmasi, makanan kesehatan, serta kemasan dan distribusi.

7. Grup usaha ini didukung oleh sekitar 12 ribu karyawan, termasuk 2 ribu
salesman dan 105 orang staf TI.
8. Sistem integrasi penuh Supply Chain Management.
Salah satu proyek yang sudah berjalan adalah integrasi kantorkantor cabang dengan kantor pusat. Sekarang sudah hampir 100 kantor
cabang terintegrasi ke kantor pusat. Cepatnya pengerjaan integrasi
jaringan antarkantor dikarenakan PT. Kalbe Farma, Tbk sudah
menggunakan solusi akses infrastruktur dari Citrix System. Solusi ini mulai
diterapkan pada tahun 2000 untuk mendukung penerapan aplikasi
keuangan di kantor pemasaran dan pabrik-pabriknya.
Selain itu, ada banyak faktor yang mendukung, menstimulasi dan mempercepat
kemajuan Kalbe. Pada dasarnya ada 4 kunci sukses yang membuat Kalbe mampu berprestasi,
yaitu:
(1) produk inovator yang bervariasi
(2) strategi marketing yang solid
(3) komitmen yang tinggi pada Research and Development dan
(4) sumber daya manusia yang reliabel.
Kultur perusahaan ini merupakan faktor yang mendukung untuk digunakan dalam mencapai
strategi yang telah dirumuskan oleh perusahaan PT. Kalbe Farma.

2. Rencana Strategis Anak Perusahaan Mewujudkan Visi dan Misi Induk


Perusahaan
Semakin banyaknya kompetitor membuat persaingan usaha
menjadi semakin ketat. Kondisi tersebut menuntut Kalbe Farma Grup
untuk
selalu
mengembangkan
strategi
agar
mempertahankan
eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu strategi yang dapat
dilakukan yaitu melalui ekspansi. Ekspansi perusahaan dapat dilakukan
dengan ekspansi internal ataupun ekspansi eksternal. Ekspansi internal
dilakukan dengan memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada,
yaitu dengan menambah kapasitas pabrik, menambah produk, atau
mencari pasar yang baru. Sedangkan ekspansi eksternal dilakukan
dengan bergabung dengan perusahaan lain yang sudah ada. Dalam hal ini
perusahaan PT. Kalbe Nutritional, PT. Hexapharm Jaya Laboratories dan PT. Bintang
Toedjoe merupakan hasil merger dan akuisisi Kalbe Farma Grup. Dari waktu ke waktu
Kalbe Farma Grup lebih menyukai pertumbuhan eksternal daripada
pertumbuhan internal. Alasannya karena pertumbuhan eksternal dianggap

jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan dimana perusahaan


tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Merger dianggap sebagai
jalur cepat dalam mengakses pasar baru atau menjual produk baru tanpa
memulai dari nol. Merger juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu
nilai keseluruhan perusahaaan setelah merger dan akuisisi yang lebih
besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum
merger dan akuisisi. Selain itu keuntungan lebih banyak diberikan melalui
merger dan akuisisi kepada perusahaan antara lain peningkatan
kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi,
dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi.
Ada beberapa motif yang mendorong Kalbe Farma Grup untuk
melakukan merger dan akuisisi. Motif pertama adalah pertumbuhan.
Suatu perusahaan mungkin tidak mampu tumbuh dengan cepat melalui
ekspansi internal. Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang
cepat perlu melakukan ekspansi eksternal melalui merger maupun
akuisisi. Melalui penggabungan perusahaan, ukuran perusahaan dengan
sendirinya akan menjadi lebih besar karena seluruh aset dan kewajiban
perusahaan akan digabung.
Motif kedua adalah terciptanya sinergi. Sinergi dapat terjadi dalam
dua hal, yaitu sinergi operasional dan sinergi keuangan. Sinergi
operasional Kalbe Farma Grup terjadi karena perusahaan yang diakuisisi (PT.
Kalbe Nutritional, PT. Hexapharm Jaya Laboratories dan PT. Bintang Toedjoe)
mempunyai proses produksi yang hampir sama dan saling mendukung.
Dengan demikian hal utama yang menjadi sumber dari terjadinya sinergi
operasional ini adalah penurunan biaya yang terjadi sebagai akibat dari
kombinasi penggabungan perusahaan tersebut. Sinergi operasi dapat
dilihat dari adanya peningkatan pendapatan operasional dan penurunan
biaya.
Sedangkan sinergi finansial Kalbe Farma Grup dihasilkan ketika
perusahaan hasil merger memiliki struktur modal yang kuat dan mampu
mengakses sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah dan murah
sedemikian rupa sehingga biaya modal perusahaan semakin menurun.
Struktur permodalan yang kuat akan menjamin berlangsungnya aktivitas
operasi perusahaan PT. Kalbe Nutritional, PT. Hexapharm Jaya Laboratories dan PT.
Bintang Toedjoe tanpa menghadapi kesulitan likuiditas. Akses yang semakin
mudah terhadap sumber-sumber dana dimungkinkan ketika Kalbe Farma
Grup memiliki ukuran yang semakin besar. Kalbe Farma Grup memliki struktur
permodalan yang kuat dan size yang besar akan diberi kepercayaan dan
kepercayaan yang positif oleh publik. Kondisi seperti ini akan memberikan
dampak positif bagi Kalbe Farma Grup dan anak perusahaannya karena makin
meningkatnya kepercayaan pihak lain seperti lembaga-lembaga keuangan
sehingga mereka bersedia meminjamkan dana.
Perumusan strategi yang digunakan untuk perusahaan PT. Kalbe Nutritional, PT.
Hexapharm Jaya Laboratories dan PT. Bintang Toedjoe, dalam menghadapi persaingan pasar
adalah menggunakan strategi Strength-Threat. Anak perusahaan Kalbe Farma Grup ini
menggunakan strategi ini ditujukan untuk memprioritaskan menggunakan kekuatan dan
keunggulan yang dimiliki guna menghindar dari ancaman kompetitor lain. Ancaman
yang dimaksud adalah ancaman dari para pesiang yang memiliki kemampuan yang sama
dalam menghasilkan produk. Sedangkan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan

adalah teknologi yang canggih dan SDM yang terlatih dan siap untuk berkompetisi serta
kepercayaan yang dimiliki konsumen atas produk yang dihasilkan.
Strategi Strength-Threat diimplementasikan oleh perusahaan dalam proses ini
dimana strategi dan kebijakan dilaksanakan melalui kompetisi yang dibutuhkan pasar
dan pemasaran produk. Dalam proses ini sangat memungkinkan akan berkaitan
dengan budaya perusahaan, struktur, dan sistem menejemen perusahaan secara keseluruhan.
Dengan melihat apa yang dihasilkan PT. Bintang Toedjoe contohnya dalam
produk kesehatan sangatlah beragam. Dengan adanya keberagaman ini, Extra jos sebagai
produk unggulan yang di milki perusahaan. Saat ini, PT Bintang Toedjoe telah ekspor Extra
Joss ke Philipina, Malaysia dan Vietnam. Extra Joss menguasai 80% pasar minuman energi di
Philipina, sedangkan merek lainnya seperti Red Bull, Lippovitan, Revicon Ion, Enerva,
Baccus, dan lain-lain hanya menguasai pasar di bawah 10%, Demikian pula di Malaysia.
Meskipun pemain baru karena masuk ke negara itu pada September 2007, penjualannya telah
mencapai US$100 ribu/bulan, dan di Vietnam penjualannya mencapai Rp2miliar/tahun.
Berdasarkan survei AC Nielsen, Extra Joss memimpin pasar minuman berenergi dengan total
penjualan selama tiga tahun terakhir di atas Rp550 miliar dan tumbuh 10-20%, katanya.
Pada tahun 1985, PT Bintang Toedjoe dibeli oleh Kalbe Group dan berkembang
dengan pesat. Tahun 1990 produk-produk PT Bintang Toedjoe mulai diekspor ke
mancanegara. Sejalan dengan peningkatan produksinya, lokasi di kawasan Cempaka Putih
sudah tidak memadai lagi, sehingga pada tahun 1993 PT Bintang Toedjoe pindah ke Kawasan
Industri Pulogadung, menempati area seluas 12.000 meter persegi. Lalu September 2002,
Head Office pindah ke Pulomas, pabrik tetap di Pulogadung. Di area yang ditempati sampai
sekarang ini, selain pabrik juga terletak kantor pusat PT Bintang Toedjoe. Kebutuhan staf
yang dibutuhkan guna mendukung pencapaian stragtegi perusahaan adalah dalam
meningkatkan produknya PT. Bintang Toedjoe harus memiliki SDM yang terampil dan
handal dalam meracik obat dari bahan bahan alami. Sampai saat ini PT. Bintang Toedjoe
sudah memiliki 1000 karyawan tetap di perusahaannya dan PT Bintang Toedjoe adalah salah
satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia untuk itu dalam meningkatkan produksi selain
memiliki SDM yang terampil dan handal serta profesional dalam berkerja sehingga
menghasilkan produk unggulan. Maka PT. Bintang Toedjoe juga mediakan faslitas yang
terbaik bagi staf atau karyawan perusahaannya seperti fasilitas rumah, jamsostek ( asuransi ),
kendaraan serta Fee akhir tahun.
Perumusan budaya (kultur) dari anak perusahaan Kalbe Farma Grup
adalah tidak terlepas dari adanya kepercayaan, sifat dan perubahan gaya hidup. Dengan
adanya hal tersebut, ini akan menjadi pertimbangan perusahaan untuk melakukan inovasi
inovasi baru dalam memperbaiki produknya. Dengan meningkatkan mutu dan kualitas yang
dihasilkan, kepercayaan konsumen atas apa yang mereka dapatkan semakin tinggi. kualitas
lebih dari sekedar apa yang dirasakan, dilihat, diukur atau dikelola. Kualitas menjadi sebuah
keutamaan dalam setiap tindakannya.
Strategi yang dirumuskan untuk mencapai tujuan korporat atau
bisnis secara keseluruhan dalam hal ini Kalbe Farma Grup mencakup
bagaimana mengintegrasikan dan mengelola semua bisnis. Kalbe Farma
Grup telah membangun value dalam semua lini bisnisnya. Kalbe Farma
Grup bertanggung jawab pada portofolio bisnis, memastikan bahwa bisnis
akan beroprasi dalam jangka panjang, dan memastikan setiap bisnis yang
dimilikinya kompatibel satu sama lain. Strategi Kalbe Farma Grup
merupakan game plan keseluruhan dari anak perusahaan dalam hal ini
yaitu : PT. Kalbe Nutritional, PT. Hexapharm Jaya Laboratories dan PT. Bintang Toedjoe.
Strategi ini menjadi payung atau pedoman strategi bagi seluruh unit

bisnis yang dimiliki perusahaan diversifikasi. Penyusunan strategi korporat


telah mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:
1. Langkah-langkah untuk memantapkan posisi dan keunggulan masingmasing anak-anak perusahaan
2. Langkah-langkah mempercepat tercapainya kinerja bisnis
3. Penentuan langkah untuk mencapai kesesuaian strategik (strategic fits)
antarbisnis dengan korporat (Kalbe Farma Grup)
4. Penentuan prioritas investasi dan mendorong sumberdaya korporat
untuk berdaya guna di bisnis yang paling atraktif dan menguntungkan.
Pada perumusan strategi level bisnis Kalbe Farma Grup berupa
strategi di level anak perusahaan dengan memiliki otonomi pengelolaan
bisnisnya sendiri. Yang menjadi tantangan bagi strategi bisnis Kalbe Farma
Grup yaitu bagaimana mengkoordinasikan fungsi-fungsi bisnis/manajemen
untuk mencapai keunggulan kompetitif di masing- masing anak
perusahaan. Di level bisnis strategi yang diformulasikan akan berkaitan
dengan posisi bisnis terhadap pesaing, bagaimana mengakomodasi
perubahan tren pasar dan teknologi dan upaya-upaya mempengaruhi
persaingan melalui tindakan-tindakan strategis sepeti integrasi vertikal,
atau tindakan politis seperti lobi.
Apabila dicermati semua misi PT. Kalbe Nutritional, PT. Hexapharm Jaya
Laboratories dan PT. Bintang Toedjoe secara garis besar memberikan dukungan bagi
terciptanya masyarakat Indonesia yang memiliki kualitas hidup lebih tinggi, dengan cara
menyediakan produk-produk yang meningkatkan kesehatan serta kenyamanan hidup yang
sejalan dengan tujuan bisnis Kalbe Farma Grup. Selama lebih dari 40 tahun sejarah
Kalbe Farma Grup, pengembangan usaha telah gencar dilakukan melalui akuisisi strategis
terhadap perusahaan-perusahaan farmasi lainnya, membangun merek-merek produk yang
unggul dan menjangkau pasar internasional. Kalbe menjadi perusahaan produk kesehatan
serta nutrisi yang terintegrasi dengan daya inovasi, strategi pemasaran, pengembangan
merek, distribusi, kekuatan keuangan, keahlian riset dan pengembangan serta produksi yang
sulit ditandingi dalam mewujudkan misinya untuk meningkatkan kesehatan untuk kehidupan
yang lebih baik. Pada PT. Kalbe Nutritional, PT. Hexapharm Jaya Laboratories dan PT.
Bintang Toedjoe telah menangani portofolio merek yang handal dan beragam untuk produk
obat resep, obat bebas, minuman energi dan nutrisi, yang dilengkapi dengan kekuatan bisnis
usaha kemasan dan distribusi yang menjangkau lebih dari 1 juta outlet. Melalui korporasi
Kalbe Farma Grup telah berhasil memposisikan merek-mereknya sebagai pemimpin di
dalam masing-masing kategori terapi dan segmen industri tidak hanya di Indonesia namun
juga di berbagai pasar internasional, dengan produk-produk kesehatan dan obat-obatan yang
telah senantiasa menjadi andalan keluarga seperti Promag, Mixagrip, Woods, Komix,
Prenagen dan Extra Joss. Lebih jauh, pembinaan dan pengembangan aliansi dengan mitra
kerja internasional telah mendorong pengembangan usaha Kalbe di pasar internasional dan
partisipasi dalam proyek-proyek riset dan pengembangan yang canggih serta memberi
kontribusi dalam penemuan terbaru di dalam bidang kesehatan dan farmasi.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa PT. Kalbe Farma, Tbk memiliki strategi
bisnis yang baik dan layak untuk dijadikan sebagai pilihan yang tepat bagi para investor,
kreditor, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam mengambil keputusan untuk
berinvestasi terhadap perusahaan. Hal ini terlihat dari berbagai kekuatan yang dimiliki oleh
Kalbe, yang mana dalam berproduksi Kalbe telah memenuhi standar-standar nasional dan
internasional, serta memiliki strategi bisnis yang cukup baik seperti: aktif dalam berbagai
kegiatan riset dan pengembangan untuk menciptakan produk-produk farmasi baru dan terus
melakukan inovasi pada produknya agar tidak kalah saing dengan para kompetitor,
mengingat bahwa saat ini banyak terdapat produk obat-obat luar seperti: obat herbal dan
ramuan China yang masuk ke Indonesia. Selain itu, Kalbe juga banyak melakukan akuisisi
terhadap perusahaan farmasi dari dalam dan luar negeri, serta memiliki jaringan distribusi
yang luas yang semakin memantapkan posisi Kalbe dalam industri farmasi di Indonesia.
Saran
1. Meningkatkan strategi-strategi bisnis Kalbe dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang
yang dimiliki oleh perusahaan untuk meminimalisir berbagai kelemahan dan ancaman
yang ada, mengingat bahwa tingkat persaingan antar perusahaan dalam industri farmasi
cukup tinggi, diantaranya:
A. Aktif dalam berbagai kegiatan riset dan pengembangan dalam menciptakan produkproduk obat baru yang inovatif/unik bila dibandingkan dengan produk kompetitor,
yang disesuaikan juga dengan tren masalah kesehatan saat ini untuk menciptakan
layanan kesehatan terpadu, mengingat bahwa saat ini telah terdapat obat herbal dan
ramuan China yang masuk ke Indonesia.
B. Melakukan outsourching terhadap tenaga kerja yang kurang diperlukan dalam
perusahaan untuk menciptakan efisiensi.
C. Melakukan efisiensi terhadap biaya operasional dan biaya penjualan untuk
menghindari tingginya harga jual produk perusahaan bila dibandingkan dengan
harga produk dari kompetitor.
2. Mengingat bahwa hampir sekitar 80% bahan baku Kalbe diimpor dari luar negeri, maka
ada beberapa cara yang harus dilakukan oleh Kalbe untuk mengurangi resiko fluktuasi
dari harga bahan baku impor tersebut diantaranya:
A. Mencari pemasok luar yang dapat deal dengan perusahaan dalam memberikan bahan
baku yang berkualitas dengan harga yang menguntungkan.
B. Mengadakan kontrak jangka panjang dengan pemasok luar untuk pembelian bahan
baku tertentu yang harganya fluktuatif dengan menggunakan sistem hedging.
C. Mengurangi pembelian bahan baku yang berasal dari hanya 1 pemasok saja, yang
bertujuan untuk mengurangi resiko kekosongan bahan baku yang berdampak pada
terhentinya kegiatan produksi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Sri W, Agustinus., 1987, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir
Strategis, BinarupaAksara

Anda mungkin juga menyukai