Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI DAN MANAJEMEN KINERJA ORGANISASI

The Strategy Analysis and Choice Process at PT Pyridam Farma


Tbk.

DOSEN : Rini Yulius S.E., M.Ak.

Disusun Oleh:

Ayrin Nashfati - 1706105201


Gerry Neka Kantaki - 1706105315
Kevin AB Sebayang - 1706105366
Kemas Aldiandra F - 1706105353
M. Aditya - 1706105435

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Indonesia
Salemba
2019

SWOT MATRIX
The Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matrix adalah alat pencocokan
penting yang membantu manajer mengembangkan empat jenis strategi: SO (strengths
opportunities) strategies, WO (weaknesses-opportunities) strategies, ST (strengths-threats)
strategies, and WT (weaknessesthreats) strategies
Berikut ini merupakan SWOT MATRIX pada PT Pirydam Farma Tbk. :

PT. PIRYDAM FARMA OPPORTUNITIES THREATS


Tbk. (EXTERNAL, POSITIVE) (EXTERNAL,
a. Meningkatnya adopsi NEGATIVE)
layanan online a. Mengubah demografi
b. Meningkatnya peraturan karena babyboomers pensiun
pemerintah mempersulit dan generasi baru
pemain yang tidak menemukan kesulitan untuk
terorganisasi untuk mengganti daya beli mereka.
beroperasi di industri b. Pesaing mengejar
Bioteknologi & Obat-obatan. pengembangan produk.
c. pelanggan saat ini lebih c. Kekurangan sumber
bersedia untuk daya manusia yang terampil
bereksperimen atau mencoba mengingat pergantian
produk baru di pasar. karyawan yang tinggi dan
d. Tren pelanggan yang meningkatnya
bermigrasi ke produk akhir ketergantungan pada solusi
yang lebih tinggi. inovatif,
e. Ekspansi Ekonomi yang d. Keahlian teknologi
cepat karena ekonomi AS yang berkembang dari
membaik lebih cepat pemain lokal di pasar ekspor
daripada ekonomi maju menjadi salah satu ancaman
lainnya, terbesar dari ikatan dengan
f. Ikatan dengan pemain pemain lokal di pasar ekspor
lokal juga dapat memberikan untuk PT Pyridam Farma,
peluang pertumbuhan bagi Tbk. dalam hal kehilangan
PT Pyridam Farma, Tbk. di HKI.
pasar internasional. e. Hubungan Perdagangan
antara AS dan Tiongkok
dapat memengaruhi rencana
pertumbuhan PT Pyridam
Farma, Tbk.

STRENGTHS Strength - Opportunity Strengths - Threats


(INTERNAL, POSITIVE) Strategies Stategies
a. Track record (Attacking Strategy) (Defensive Strategy)
b. Kekuatan brand 1. Pengembangan 1. Memberikan
c. High margin Produk terhadap tunjangan dan bonus
pasar luar negeri (Se, yang besar sesuai
d. Market leader position
e. Penjualan produk ke Oe, Of) indikator target yang
beberapa negara 2. Memperluas potensi dapat dicapai (Tc,
f. Diverse revenue models pangsa pasar (Sd, Sa)
Ob) 2.
3. Menambah jenis 3. Fundamental
produk yang dijual Perusahaan dalam hal
(Sf, Oc) supplier bahan baku
4. Perbaikan sistem harus mulai mencari
pemesanan online opsi lain selain
dengan efektif (Sb, China. (Te, Sd)
Oa)

WEAKNESSES Weaknesses - Opportunity Weaknesses - Threats


(INTERNAL, Strategies Strategies
NEGATIVE) (Building strengths for (Building strength for
a. Low investments into PT attacking strategy) defensive strategy)
Pyridam Farma, Tbk.'s 1. Ekspansi terhadap 1. Membuat kegiatan
customer oriented services. pasar Internasional Internal rutin dalam
harus ditangani serius rangka membuat rasa
b. Gross Margin dan
untuk meningkatkan kekeluargaan dalam
operating margin yang dapat daya tarik terhadap karyawan PT
ditingkatkan dan maju dapat investor (Wa, Of) Pirydam terjaga dan
memberikan tekanan pada meminimalisir
laporan keuangan PT Turnover tenaga ahli.
Pyridam Farma, Tbk. (Wc,Wd, Td)
c. Pergantian karyawan yang 2. Dibuatkan Pelatihan
Khusus bagi
tinggi di tingkat bawah juga
karyawan untuk
menjadi perhatian bagi PT meningkatkan Skills
Pyridam Farma, Tbk. mereka (Wc, Wd,
d. Biaya tinggi untuk Td)
mengganti para ahli yang
ada dalam PT Pyridam
Farma, Tbk.
e. Loyalitas di antara
pemasok rendah mengingat
sejarah PT Pyridam Farma,
Tbk. muncul dengan inovasi
baru untuk menurunkan
harga dalam rantai pasokan.
f. Model Bisnis PT Pyridam
Farma, Tbk. dapat dengan
mudah ditiru oleh para
pesaing di industri.

SPACE MATRIX
SPACE Matrix merupakan Matriks yang terdiri dari kerangka 4 kuadran yang
mengindikasikan apakah agresif, konservatif, defensif, atau strategi kompetitif yang paling
sesuai untuk Pyridam Farma

No Financial Position (FP) Rating

1 Total Debt to equity sebesar 25,13% lebih tinggi 6


daripada industri sejenis yang hanya sebesar 12.89%

2 Laba bersih perusahaan hanya 7,127 milliar Rupiah 1

3 Dividen yield sebesar 1,52 lebih besar dari industri 5


sebesar 1,43

4 Current ratio perusahaan sebesar 2,39 yang hampir 4


menyamai dengan ratio industri 2,87

Total 4

No Industry Position (IP) Rating

1 Pasar farmasi Indonesia tumbuh rata-rata per tahun 5


11%

2 Struktur permodalan sebagian besar didanai saham 4

3 Pangsa pasar perusahaan yang luas dengan jaminan 5


kesehatan nasional yang mencakup 60 persen
penduduk Indonesia

4 SDM kesehatan indonesia berbanding 1:1000 2

Total 4

No Competitive Position (CP) Rating

1 Terdapat distributor berskala nasional dan -2


beberapa distribusi lokal yang berdomisili di
ibukota provinsi

2 Perusahaan melakukan ekspor ke Filipina dan -2


beberapa negara lain

3 Terdapat diversifikasi produk sehingga -3


mendapatkan profit penjualan dari tablet, kapsul,
krim, sirup, sirup kering
4 Direksi sudah mengantisipasi perubahan- -1
perubahan ini dengan melakukan komunikasi yang
lebih ketat kepada pemasok bahan baku Sehingga
jika terjadi perubahan harga atau hambatan
memasok maka segera dapat diambil tindakan

Total -1.75

No Stability Position (SP) Rating

1 Stabilitas politik terjaga meski akan memasuki -2


masa pemilu

2 Pasar bebas MEA dengan potensi pasar mencapai -2


500 juta jiwa

3 Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% -3


merupakan salah satu yang tertinggi di dunia

4 Perkembangan teknologi farmasi yang pesat -2


ditandai dengan dibangunnya pabrik berteknologi
canggih di Indonesia seperti milik PT Industri
jamu sido muncul

Total -2.25

Dari matriks diatas dapat diketahui sumbu X dan Y nya sebagai berikut:

Sumbu X = Rata- rata score keungguluan kompetitif + rata-rata score kekukatan industri
adalah 2.25

Sumbu Y = Rata-rata score keunggulan finansial + rata-rata score stabilitas lingkungan


adalah 1.75
Ketika vektor arah perusahaan berlokasi di kuadran agresif (kuadran kanan atas) dari Matriks
SPACE, organisasi berada pada posisi yang baik untuk menggunakan kekuatan internalnya
guna:
(1) memanfaatkan peluang eksternal

(2) mengatasi kelemahan internal

(3) menghindari ancaman eksternal.


Dengan demikian, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi
ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat,
diversifikasi konsentrik, diversifikasi horizontal, atau strategi kombinasi semuanya bisa
layak digunakan, tergantung pada kondisi spesifik yang dihadapi perusahaan.

The Boston Consulting Group (BCG) Matrix


Diperkenalkan oleh Boston Consulting Group, BCG Matrix dirancang khusus untuk
meningkatkan upaya perusahaan multidivisional dalam perumusan strategi terpisah untuk
setiap segmen atau divisi bisnisnya. Syarat terpenting dalam menggunakan BCG Matrix
adalah perusahaan yang akan dianalisis harus mengungkapkan informasi keuangan
berdasarkan segmen atau divisinya dalam laporan keuangan atau laporan tahunan, jika
tidak diungkap maka BCG Matrix mungkin tidak dapat dilakukan oleh orang-orang di luar
perusahaan karena keterbatasan informasi.
Matriks BCG secara grafis menggambarkan perbedaan di antara divisi berdasarkan dua
dimensi yaitu posisi pangsa pasar relatif pada sumbu x dan tingkat pertumbuhan industri
pada sumbu y. Koordinat masing-masing akan menentukan peletakan segmen tersebut ke
dalam empat kuadran, yaitu:
1) Question Mark (kuadran I dengan posisi kanan atas), memiliki posisi pangsa pasar
relatif rendah, namun mereka bersaing dalam industri dengan pertumbuhan tinggi.
2) Stars (kuadran II dengan posisi kiri atas), mewakili divisi dengan pangsa pasar relatif
tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi.
3) Cash Cows (kuadran III dengan posisi kiri bawah), memiliki posisi pangsa pasar relatif
tinggi tetapi bersaing dalam industri dengan pertumbuhan rendah.
4) Dogs (kuadran IV dengan posisi kanan bawah), memiliki posisi pangsa pasar relatif
rendah dan bersaing dalam industri yang tumbuh lambat atau bahkan tidak ada pasar.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan, PT.
Pyridam Farma Tbk membagi bisnisnya ke dalam dua segmen usaha yaitu segmen industri
farmasi dan jasa maklon serta segmen perdagangan alat kesehatan. Berikut ini adalah
informasi keuangan masing-masing segmen:
Farmasi & Jasa Alat Kesehatan
Maklon

Penjualan bersih 215.639.267.658 7.363.222.620

Beban pokok penjualan (84.733.881.865) (3.292.814.078)

Laba kotor 130.905.385.793 4.070.408.542

Beban penjualan dan pemasaran 88.003.706.822) (1.659.845.709)


Beban umum dan administrasi (33.383.444.249) (113.380.812)

Laba Usaha 9.518.234.722 2.297.182.021

Data untuk BCG Matrix:

Persentase penjualan 97% 3%

Persentase laba usaha 81% 19%

Selanjutnya adalah menentukan Relative Market Share Position (RMSP) atau posisi pangsa
pasar relatif masing-masing segmen terhadap pangsa pasar (atau pendapatan) yang
dipegang oleh perusahaan saingan terbesar dalam industri itu. Dalam hal ini, berdasarkan
data IMS Health pemegang pasar terbesar industri farmasi adalah PT. Kalbe Farma Tbk
dan untuk perdagangan alat kesehatan dipegang oleh PT. Enseval Putra Mega Trading Tbk
(diambil dari berbagai sumber).
Penjualan Farmasi & Jasa Alat Kesehatan
Maklon

Pyridam Farma 215.639.267.658 7.363.222.620

Kompetitor Dominan:

- Kalbe Farma 4.263.666.822.710 -

- Enseval Putra Mega Trading - 1.322.980.636.117

RMSP 0,051 0,006

Langkah berikutnya adalah menentukan Industry Sales Growth Rate (ISGR) atau tingkat
pertumbuhan penjualan industri yang terkait dengan masing-masing segmen produksi.
Berdasarkan data dari Reuters, ISGR untuk industri farmasi dan perdagangan alat
kesehatan adalah sebagai berikut:
Jenis Industri ISGR

Industri Farmasi 10,48


Perdagangan Alat Kesehatan 7,31

Berdasarkan data-data di atas, berikut ini adalah BCG Matrix untuk memposisikan masing-
masing segmen usaha yang dimiliki oleh PT. Pyridam Farma Tbk:

Dari BCG Matrix yang telah dibuat, terlihat bahwa kedua segmen usaha yang dimiliki oleh
PT. Pyridam Farma Tbk berada pada kuadran I atau kategori Question Mark yang artinya
berada pada industri yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi namun masih memiliki
pangsa pasar yang rendah. Strategi yang dapat ditempuh oleh manajemen PT. Pyridam
Farma Tbk adalah dengan memperkuat kedua segmen produksi tersebut melalui penetrasi
pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk.

Grand Strategy Matrix


Grand Strategy Matrix merupakan suatu alat yang digunakan dalam memformulasikan
strategi. Matrix ini menggunakan Market Growth atau pertumbuhan pasar sebagai sumbu Y
dan Competitive Position atau posisi daya saing dalam pasar industri yang serupa sebagai
sumbu X. Berikut ini merupakan Grand Strategy Matrix dari PT Pyridam Farma
PT Pyridam Farma Tbk berada pada posisi Quadrant I, karena selain memiliki posisi
kompetitif yang kuat, perusahaan juga berada pada pertumbuhan pasar yang cepat/tinggi.

1. Strong Competitive Position


Persaingan yang semakin ketat pada usaha farmasi di Indonesia, menjadikan PT Pyridam
Farma terus melakukan inovasi dan dengan investasi yang terukur agar tingkat efisiensi
Perseroan terus terjaga menjadikan Perseroan mampu bersaing dalam iklim kompetisi
pasar global.

Memasarkan produk baru adalah salah satu strategi Perseroan untuk dapat terus
mengembangkan bisnisnya. Tahun 2017, Perseroan meluncurkan 8 produk baru yakni
Betaris Krim, Phenitin Injeksi, RZ-20 Sirup, Pyrabal Kapsul, Strovac Kapsul, Asam
Fusidat Krim, Azithromycin Kaplet dan Loratadine Kaplet. Untuk peningkatan kualitas
dan kuantitas sumber daya manusianya, Perseroan melakukan pendidikan dan pelatihan
secara berkala dan berkesinambungan kepada para tenaga Penjualan serta karyawan
lainnya sesuai bidang tugasnya.

Dilihat dari sisi rasio, PT Pyridam Farma memiliki debt to equity ratio yang menurun dari
tahun 2016 ke 2017 terakhir yakni dari 58.34% menjadi 46.58%. Hal ini menandakan
artinya kegiatan perusahaan tidak dibiayai oleh kreditor (pemberi hutang) dan berasal
sumber keuangannya sendiri. Selain itu, debt to asset ratio menunjukan bahwa perusahaan
mengalami penurunan yakni dari 36.84% menjadi 31.78%. Hal ini menunjukan bahwa
31.78% asetnya dibiayai oleh hutang dan sisanya dibiayai oleh modal.

Sejak tahun 2006, T Pyridam Farma, Tbk. juga telah mengembangkan penjualan ekspor.
Filipina yang menjadi sasaran ekspor pertama dikarenakan pasarnya yang belum jenuh.
Perjanjian dengan perseroan distributor utama di Filipina kemudian ditandatangani dan PT
Pyridam Farma Tbk. kemudian meningkatkan investasi untuk menambah kapasitas guna
memproduksi minuman berenergi M-150 dalam bentuk bubuk dan produk-produk lain
dimasa mendatang, dibawah kerja sama dengan PT Osotspa ABC Indonesia. Selain itu
Sejak tahun 2011 perusahaan juga telah memiliki pabrik sendiri di kabupaten Cianjur.

2. High Market Growth


Angka pertumbuhan industri farmasi di Indonesia yang cukup tinggi adalah kesempatan
yang harus dapat dimanfaatkan oleh PT Pyridam Farma Tbk untuk mengembangkan
usahanya. Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan pasar farmasi
tercepat di dunia. Menurut GM Quintilies IMS Indonesia, Wiwy Sasongko, pasar farmasi
Indonesia rata-rata tumbuh 20,6% per tahun terhitung sejak 2011-2016 dan kini terdapat
sekitar 239 per-usahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia.
Selain itu, berdasarkan data realisasi investasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) dalam penanaman modal dalam negeri (PMDN), sektor itu didominasi industri
kimia dasar, barang kimia, dan farmasi senilai Rp12,9 triliun. Untuk realisasi penanaman
modal asing (PMA), industri tersebut termasuk dalam lima besar investasi dengan nilai
sebesar US$700 juta.

Meskipun, pertumbuhan industri farmasi pada tahun lalu hanya mencapai 7%. Namun, pada
tahun ini industri farmasi diprediksi mampu mencapai pertumbuhan paling tidak 10%. Hal
ini disebabkan mulai membaiknya situasi perekonomian, ditambah dengan proyeksi bahwa
industri kesehatan akan gemilang di tahun ini dan seterusnya.

Dari posisi diatas maka strategi yang dapat diambil PT Pyridam Farma Tbk diantaranya
dapat berupa:
a) Market Development
b) Market Penetration
c) Product Development
d) Forward Integration
e) Backward Integration
f) Horizontal Integration
g) Related Diversification

Langkah kongkrit yang dapat diambil PT Pyridam Farma dalam rangka menjalankan strategi-
strategi diatas diantaranya: mengakuisisi salah satu perusahaan herbal di Indonesia,
melakukan penelitian terhadap bahan baku hayati dalam negeri untuk menghasilkan produk
baru baik obat resep/bebas maupun obat herbal, mengakuisisi vendor penyedia bahan baku
lokal untuk mengembangkan industri kimia hulu dalam negeri sekaligus mengurangi impor
bahan baku, meluncurkan produk inovator baru berkualitas ekspor yang belum dimiliki oleh
produsen lain khususnya di bidang obat resep dan produk nutrisi dan membuat legal system
yang ketat dan melakukan ekspansi bisnis ke wilayah Asia dan Afrika melalui kolaborasi
berbentuk joint venture dengan perusahaan asing bertaraf internasional.

Anda mungkin juga menyukai