Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1 KELOMPOK 5

ANNISA OKTAVIA 2002116508


FADLAN RAFIF ABAEL 2002112111
KRISTINA PERMATASARI SITORUS 2002126116
MAHARANI 2002126090
WANDA RIZCHA PUTRI 2002126272

Analisa Five Forces Model PT Indofood


PROFIL PERUSAHAAN

Analisis Porter PT. Indofood


Indofood merupakan salah satu produsen produk konsumen bermerek yang mapan dan
terkemuka, dengan kegiatan usaha yang terdiversifikasi, antara lain mi instan, dairy, makanan
ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta minuman. Selain itu, Indofood
CBP juga menjalankan kegiatan usaha kemasan yang memproduksi baik kemasan fleksibel
maupun karton, untuk mendukung kegiatan usaha utamanya.
Didalam teori persaingan dikenal suatu teori dari Michael Proter untuk menganalisis persaingan
perusahaan yaitu Porter’s Five Forces Model. Dalam Porter’s Five Forces Model digambarkan
bahwa perusahaan bersaing dengan pesaing potensial, yaitu pemain eksisting, pemain baru,
pemasok (supplier), pembeli (buyer), dan produsen produk-produk pengganti. Dengan demikian,
kita harus mengetahui bahwa ada lima kekuatan yang menentukan karakteristik suatu industri.
Analisa terhadap kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri melalui Porter’s
Five Forces Model dipengaruhi oleh lima kekuatan dalam industri, yaitu hambatan bagi pemain
baru (barrier to entry), ancaman dari produk substitusi (threat of substitute), kekuatan daya tawar
konsumen (bargaining power of buyers), kekuatan daya tawar pemasok (bargaining power of
suppliers), dan tingkat persaingan diantara pemain yang ada (rivalry among existing competitor).
Porter’s Five Forces
1. Hambatan bagi pemain baru (barrier to entry)
Tidak cukup banyak perusahaan baru yang bisa masuk ke industri Indofood karena Indofood
telah membangun hambatan yang tinggi bagi para migranbaru dalam bisnis ini. Produk Indofood
sudah lama melekat sebagai produk unggulan di mata konsumen menjadi salah satu kendala bagi
pemain baru untuk bersaing di industri ini. Indofood memiliki skala ekonomi yang besar dan
inovasi yang hebat berkelanjutan, mampu menghasilkan diferensiasi produk yang cukup tinggi.
Selain itu, Jaringan distribusi yang luas membuat pasar Indofood sulit untuk disaingi. Hambatan
bagi pemain baru yang memasuki industri adalah pemain baru membutuhkan investasi yang
besar jika ingin memasuki industri yang sudah terpenuhi perusahaan yang sudah memiliki
produk yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia seperti produk Indofood. Selain itu, waktu
juga menjadi penghalang karena butuh waktu lama untuk masuk dan menjadi pemain besar
dalam industri makanan dan minuman di Indonesia dan pemain baru membutuhkan inovasi
produk terbaru yang mungkin lebih baik dari produk Indofood.
2. Ancaman dari produk substitusi (threat of substitute)
Semakin tinggi selera masyarakat maka semakin tinggi pula tantangan perusahaan untuk
meningkatkan hasil dan inovasi pada produknya. Namun ketika permintaan produk menurun, hal
itu terjadi ketika orang bosan dan tidak tertarik lagi untuk membelinya dan beralih ke produk
pengganti yang dianggap lebih menarik. Hal tersebut menjadi ancaman bagi Indofood.
Contohnya adalah produk mie instan Indomie, seiring waktu masyarakat yang awalnya antusias
ingin membeli karena rasanya enak namun lama kelamaan masyarakat merasa bosan karena
produk tersebut tidak diberikan inovasi baru untuk menarik konsumen kembali dan munculnya.
produk pengganti seperti mie instan sehat “Lemonilo” yang menawarkan produk yang serupa.
Hal berikutnya yang harus diperhatikan adalah kualitas produk, khususnya produk mie instan.
Munculnya isu mengenai kesehatan dari mengonsumsi mie instan, Indofood harus memastikan
bahwa mie yang mereka produksi merupakan makanan sehat.
3. Kekuatan daya tawar dari konsumen (bargaining power of buyers)
Indofood memproduksi produk-produk berkualitas dengan inovasi dan citra merek yang tinggi.
Dengan kualitas yang unggul tersebut membuat daya tawar konsumen tidak terlalu tinggi karena
biaya perpindahanproduk yang rendah. Banyak pesaing yang memiliki produk serupa dengan
kualitas yang ebrsaing. Namun Indofood tetap menekankan pada cita rasa Nusantara sehingga
citra produk dan keunggulannya tetap terjaga. Banyaknya pesaing yang bermunculan membuat
Indofood
harus mencari solusi yang tepat agar tidak ditinggalkan konsumen. Dengan menjaga kualitas
produk dan menjadikan harga lebih murah dari yang lain akan membuat konsumen merasa puas.
4. Kekuatan daya tawar dari pemasok (bargaining power of suppliers)
Kekuatan daya tawar pemasok pada produk Indofood cukup rendah mengingat perusahaan ini
memiliki kapitalisasi terbesar di Indonesia. Dalam hubungan dengan pemasok, Indofood
menerapkan integrasi vertical dengan PT. Bogasari sebagai pemasok produk bahan baku
produksi. Hal ini membuat perusahaan dapat memperoleh harga bahan baku lebih rendah dengan
margin yang lebih tinggi ketimbang pesaing. PT. Bogasari tentunya perlu menjaga hubungan
dengan Indofood mengingat eksistensi Indofood di dunia industri cunsumer goods.
5. Tingkat persaingan diantara pemain yang ada (rivalry among existing competitor) Persaingan
pada industry consumer goods sangatlah tinggi. PT. Indofood sebagai market leader memiliki
keuntungan tersediri mengingat para pesaing akan mengikuti segala inovasi yang dimiliki
Indofood seperti harga, desain produk dan cita rasa. Sebagai contoh pasar mie instan, Indofood
memimpin dengan merek andalannya, yaitu Indomie.
Kekuatan merek Indomie sudah sangat kuat di masyarakat dimana masyarakat terbiasa menyebut
semua jenis mie instan dengan “indomie”. Kompetitor utamanya adalah Mie Sedap yang
memiliki kesamaan mengejar ceruk pasar yang sama namun memiliki kekuatan merek yang lebih
lemah dibandingkan merek Indomie.

Anda mungkin juga menyukai