Anda di halaman 1dari 26

5.

1 Matriks TOWS atau SWOT

5.1.1 Pengertian

Matriks TOWS atau SWOT ini digunakan untuk mengidentifikasi berbagai


faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Matriks ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
strategis, yaitu :
1. Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih


peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.
2. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal


perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
3. Strategi ST (Strength-Threat)

Pada strategi ini, perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi


dampak dari ancaman-ancaman eksternal.
4. Strategi WT (Weakness-Threat)

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi


kelemahan internal serta menghindari ancaman.
5.1.2 Pembahasan

Setelah mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal pada PT. Nestle,


maka perlu dicari strategi-strategi yang berhubungan dengan faktor-faktor
tersebut. Berikut merupakan matriks SWOT pada PT. Nestle :
TOWS/SWOT Matrix pada PT. Nestle
Strength (S) Weakness (W)
IFAS 1. Persaingan harga dengan kompetitor 1. Isu negatif dari brand image
2. Membangun brand image ke seluruh dunia 2. Lemahnya storage dan transportasi
3. Promosi yang gencar dan kuat 3. Supply chain management yang kompleks
4. Diversifikasi produk yang tinggi 4. Modal kerja yang lemah
5. Joint ventures
6. Pengalaman bisnis yang luas
7. Teknologi yang canggih pada proses manufaktur
EFAS 8. Tim kerja yang profesional
9. Fasilitas yang lengkap
10. Produk yang berkualitas
Opportunity (O) S-O Strategy W-O Strategy
1. Ekstensifikasi penjualan produk
2. Peningkatan kebutuhan terhadap produk susu 1. Menawarkan harga yg kompetitif untuk konsumen (S1,O3,O7) 1. Meningkatkan produksi (W 2,O2)
2. Meluncurkan produk baru yang belum ada di pasaran (S2,O5) 2. Memperkenalkan produk dan jasa ke
3. Adanya kemajuan teknologi yang selalu berkembang (inovasi)
wilayah baru (W 3,O5)
3. Meningkatkan joint ventures dengan perusahaan yang sejenis
4. Gaji pegawai yang rendah di negara berkembang
(S5,O3)
5. Besarnya pasar domestik yang belum tergarap 4. Peningkatan kualitas produk dan jasa (S10,O3)
6. Semakin banyaknya kelas menengah
7. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat
Threat (T) S-T Strategy W-T Strategy
1. Harga bahan baku yang mahal
1. Penghematan biaya dan asset perusahaan (W
1. Memberikan harga yang kompetitif pada pelanggan (S1,T2)
2. Kompetitor yang menawarkan harga bersaing 4,T1)

3. Kompetisi global (pesaing baru) yang memasuki pasar domestik 2. Membentuk kerjasama dengan perusahaan 2. Meningkatkan pelayanan dan kecepatan pengiriman
produk
lain yang sejenis (S5,W 3)
4. Gangguan keamanan dalam usaha kepada konsumen (W 2,T2,T3)

5. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia 3. Meningkatkan market share (S2,W 1)


Posisi perusahaan pada TOWS atau SWOT matrix
O

W S
-3 -2 -1 1 2 3

-1

-2

-3

Berdasarkan EFE dan IFE matrix, posisi perusahaan berada tepat di kuadran I atau
kuadran SO. Oleh karena itu, PT Nestle Dancow berada pada posisi Aggressive
Strategy, sehingga strategi-strategi yang harus dilakukan adalah:
1. Menawarkan harga yang kompetitif untuk konsumen (market
penetration)
2. Meluncurkan produk baru yang belum ada di pasaran (product
development)
3. Meningkatkan joint ventures dengan perusahaan yang sejenis

4. Peningkatan kualitas dari produk maupun jasa (market development)


5.2 Matriks SPACE

5.2.1 Pengertian

Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix digunakan untuk


memetakan kondisi perusahaan dengan suatu diagran cartesius yang terdiri atas
empat kuadran dengan skala ukuran yang sama. Kerangka kerja ke empat kuadran
menunjukkan apakah hasil analisisnya mengindikasikan pemakaian strategi
agresive, conservative, defensive, atau competitive bagi perusahaan. Masing-
masing sumbu dari matriks SPACE menyatakan dua dimensi, yakni :
Dimensi internal yang terdiri atas:

1. Financial Strength (FS) , dan

2. Competitive Advantage (CA)

Dimensi eksternal yang terdiri atas:

1. Environmental stability (ES), dan

2. Industry strength (IS)

Berikut contoh faktor-faktor yang digunakan pada keempat dimensi dalam


SPACE Matrix :

Posisi Strategis Internal Posisi Strategis Eksternal


Financia l Strength (FS) Environmenta l stability (ES)
 Return on investment  Technological change
 Leverage  Rate of inflation
 Liquidity  Demand variability
 Working capital  Price range of competing product
 Cash flow  Barriers to entry into market
 Ease of exit from market  Competitive pressure
 Risk involved in bussiness  Price elastisity of demand
Competitive Advantage (CA) Industry strength (IS)
 Market share  Growth potential
 Product quality  Profit potential
 Product life cycle  Financial stability
 Customer loyality  Technological know-how
 Competition’s capacity utilization  Resource utilization
 Technological know-how  Ease of entry into market
 Control over supplier & utilization  Producivity, capacity
distributor
Keempat faktor di atas adalah faktor paling penting menentukan posisi
strategis perusahaan dengan tujuan dapat mengambil alternatif strategi yang
tepat. Berikut diagram cartesius posisi perusahaan pada SPACE Matrix:

F
S
+
6

Convervative Aggresive

CA IS
-6 0 +6

Defensive Competitive

-6
ES

Keterangan:

 Kuadran Aggresive

Alternatif strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah:

1. Market Penetration

2. Market Development
3. Product Development

4. Backward Integration

5. Forward Integration

6. Horizontal Integration

7. Conglomerate Diversification

8. Concentric Diversification

9. Horizontal Diversification

10. Combination

 Kuadran Conservative

Alternatif strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah:

1. Market Penetration

2. Market Development

3. Product Development

4. Concentric Diversification

 Kuadran Defensive

Alternatif strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah:

1. Retrenchment

2. Divesture

3. Liquidation

4. Concentric Diversification

 Kuadran Competitive

Alternatif strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah:

1. Market Penetration

2. Market Development
3. Product Development

4. Backward Integration

5. Forward Integration

6. Horizontal Integration

7. Joint Venture
5.2.2 Pembahasan

Untuk SPACE Matrix pada PT.Nestle Dancow Indosat adalah sebagai


berikut:
SPACE Matrix pada PT. Nestle Dancow

Posisi Strategis Internal Rating Posisi Strategis Eksternal Rating


Financia l Strength (FS) Environmenta l stability (ES)
1. Return on investment 4 1. Technological change -2
2. Cash flow 4 2. Rate of inflation -2
3. Liquidity 5 3. Demand variability -3
4. Profitability Ratio 5 4. Price elastisity of demand -2
5. Growth Ratio 4 5. Competitive pressure -1

22 -10
Total FS / 5 4,4 Total ES / 5 -2
Competitive Advantage (CA) Industry strength (IS)
1. Market share -3 1. Growth potential 5
2. Product quality -2 2. Profit potential 5
3. Customer loyality -1 3. Financial stability 4
4. Competition’s capacity utilization -3 4. Resource utilization
5

-9 19
Total CA / 4 -2,25 Total IS / 4 4,75

Dari tabel matriks SPACE di atas diperoleh :

 Vektor arah Y : FS + ES = 4,4 + (-2) = 2,4

 Vektor arah X : CA + IS = (-2,25) + 4,75 = 2,5


Sehingga koordinat PT. Nestle Dancow adalah
(2,5;2,4)

Posisi perusahaan pada SPACE Matrix :


F
S
6

5
Convervative 4 Aggresive

CA IS
-6-5-4-3-2-1 0 12345 6
-1

-2

-3
Defensive -4 Competitive

-5

-6

E
S

Berdasarkan matriks SPACE di atas dapat dilihat bahwa strategi yang


digunakan adalah strategi agresif, dimana perusahaan dapat menggunakan
kekuatan internalnya untuk mengambil keuntungan dari dari peluang eksternal,
mengatasi kelemahan internal, dan menghindar dari ancaman eksternal.
Selain itu juga terlihat dengan jelas garis vektor bersifat positif, artinya
dapat dikatakan bahwa PT.Nestle Dancow secara keuangan cukup kuat sehingga
dapat mendayagunakan secara optimal keuntungan kompetitifnya dengan cara
melaksanakan tindakan yang cukup agresif untuk merebut pasar.
Berbagai strategi yang dapat dipilih berkenaan dengan strategi agresif ini adalah:
 Pertumbuhan intensif

 Pertumbuhan integratif

 Diversifikasi, atau
 Kombinasi ketiganya

5.3 Matriks IE (Internal-External)

5.3.1 Pengertian

Matriks IE bermanfaat untuk memetakan Strategi Bisnis Unit (SBU)


perusahaan ke dalam matriks yang terdiri atas 9 sel. IE matrix terdiri atas dua
dimensi yaitu total skor dari IFE matrix pada sumbu X dan total skor EFE matrix
pada sumbu Y. Pada sumbu X dari IE matrik skornya ada tiga, yaitu :
 Skor 1,0 - 1,99 menyatakan posisi internal adalah lemah

 Skor 2,0 - 2,99 menyatakan posisi internal adalah rata-rata

 Skor 3,0 - 4,0 menyatakan posisi internal adalah kuat.

Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE matriks,
skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang, dan skor 3,0-4,0 adalah
tinggi. Berikut penjelasannya :

INTER
NAL
4,0 k 3,0 2, lem 1,0
u sedang 0 ah
a
t

I II III

tinggi

E 3,0
K
IV V VI

T
E sedang
R
VII VIII IX
N

A
L 2,0

rendah
1,0

Hold and Maintain Harvest or Divest


IE matrik memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu:

1. Perusahaan yang berada pada sel I, II, dan IV dapat digambarkan sebagai
Grow dan build. Strategi-strategi yang cocok bagi perusahaan ini adalah
strategi intensif seperti market penetration, market development, dan product
development atau strategi terintegrasi seperti backward integration, forward
integration, dan horizontal integration.
2. Perusahaan yang berada pada sel-sel III, V, atau VII paling baik dikendalikan
dengan strategi Hold dan Maintain. Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu
strategi market penetration dan product development.
3. Perusahaan yang berada pada sel-sel VI, VIII, atau IX dapat menggunakan
strategi Harvest atau Divestiture.

5.1.2 Pembahasan

Berdasarkan matriks IFE dan EFE diperoleh nilai IFE = 3,021 dan EFE =
3,017, sehingga posisi perusahaan pada IE Matrix adalah:
IE (Internal-External) Matrix

INTER
NAL
4,0 kuat 3,0 2 lem 1,0
seda , ah
ng 0
I II III

tinggi GROWTH GROWTH RETRENCHMENT

E
K IV V VI
S
GROWTH
T
E STABI RETRENCHMENT
LITY STAB
sedang
R ILITY

N
A
L
VII VIII IX
rendah GROWTH GROWTH RETRENCHMENT

1,0
Berdasarkan nilai IFE dan EFE yang dipetakan pada IE Matrix, didapat
informasi bahwa PT.Nestle Dancow berada pada sel I dengan total skor faktor
strategi internal sebesar 3,021 yang termasuk dalam kategori ”kuat” dan total
skor faktor eksternal sebesar 3,017 yang termasuk dalam kategori ”tinggi”.
Perusahaan yang berada pada sel I ini dapat digambarkan sebagai Grow and
Build. Dalam kondisi seperti ini, strategi yang bisa diterapkan adalah:
1. Strategi intensif seperti:

 Market penetration, yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk
produk atau jasa yang sudah ada sekarang lewat usaha pemasaran yang
lebih gencar.
 Market Development, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah
ada ke wilayah geografi yang baru.
 Product Development, yaitu mencari kenaikan penjualan dengan
memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang
baru.
2. Strategi terintegrasi seperti:

 Backward Integration, yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan


kendali atas perusahaan pemasok.
 Forward Integration, yaitu memperoleh kepemilikan atau meningkatkan
kendali atas distributor.
 Horizontal
Integration
5.4 Matriks Boston Consulting Group (BCG)

5.4.1 Pengertian

Boston Consulting Group (BCG) Matrix, secara grafis menggambarkan


secara jelas perbedaan diantara Strategi Bisnis Unit (SBU) melalui dua variabel,
yaitu posisi pangsa pasar dan rata-rata pertumbuhan industrinya. BCG matrix
menghendaki agar perusahaan yang memiliki beberapa SBU menangani
portofolio bisnis yang ada, melalui posisi pangsa pasar relatif dan tingkat
pertumbuhan industri dari masing-masing SBU terhadap seluruh SBU yang ada
dalam perusahaan. Tujuan BCG adalah sebagai berikut:
 Mengembangkan strategi pangsa pasar untuk portofolio produk berdasarkan
karakteristik cash flow-nya
 Mengembangkan portofolio produk perusahaan sehingga jelas kekuatan dan
kelemahannya
 Memutuskan apakah perlu meneruskan investasi untuk produk yang tidak
menguntungkan
 Mengalokasikan anggaran pemasaran produk guna memaksimalkan cash flow
jangka panjang
 Mengukur kinerja mamajemen berdasarkan kinerja produk di pasaran
Berikut diagram BCG Matrix :

STAR QUESTION MARK


Tin
Market Growth Rate
(%)

CASH COW DOG

Tinggi Rendah
Matriks pertumbuhan pangsa pasar dibagi menjadi empat sel, masing-masing
menunjukkan jenis bisnis yang berbeda :
1. Tanda Tanya (Question mark). SBU-SBU yang berada pada kuadran I ini
merupakan unit bisnis yang beroperasi di pasar dengan pertumbuhan yang
tinggi, namun pangsa pasar relatifnya rendah. Sebagian besar bisnis dimulai
dengan tanda tanya, karena perusahaan baru memasuki pasar yang
pertumbuhannya tinggi dimana telah terdapat pemimpin pasar.
2. Bintang (star). Jika bisnis tanda tanya berhasil, bisnis tersebut akan masuk ke
kategori bintang. Bintang adalah pemimpin pasar yang berada di pasar yang
tumbuh dengan cepat. Bisnis yang berada padakuadran II ini memperlihatkan
bahwa perusahaan memiliki long-run Opportunities terbaik dalam hal
pertumbuhan dan laba. Perusahaan harus mengeluarkan banyak uang supaya
tumbuh secepat pertumbuhan pasar dan mampu mengalahkan pesaingnya.
3. Sapi perah (Cash cow). SBU-SBU yang terletak pada kuadran III memiliki
posisi pangsa pasar yang relatif tinggi, tetapi mereka bersaing dalam
pertumbuhan pasar industri yang lambat. SBU yang kini berada di posisi Cash
Cow biasanya berada pada posisi Star terlebih dahulu. Diibaratkan sebagai
Cash Cow karena SBU ini menghasilkan cash yang melebihi kebutuhannya.
Perusahaan tidak perlu lagi membiayai pengembangan kapasitas bisnis karena
pertumbuhan pasar telah melambat.
4. Anjing (dog). Anjing menggambarkan bisnis yang memiliki pangsa pasar yang
rendah di pasar yang tumbuh dengan lambat. Umumnya SBU anjing
menghasilkan laba yang rendah, atau bahkan menderita rugi, walaupun
kadang-kadang juga menghasilkan kas. Oleh karena berada pada posisi lemah
baik internak maupun eksternal, maka bisnis ini sering dilikuidasi atau
didivestasi melalui strategi retrenchment.
5.4.2 Pembahasan

Analisis dengan matriks BCG berkaitan dengan posisi perusahaan pada


tingkat pertumbuhan pangsa pasar dan pangsa pasar relatif dalam industri
(Czepiel, 1992).
Data yang dibutuhkan BCG Matrix adalah data pendapatan PT.Nestle Dancow
tahun 2007 dan 2008, serta data pendapatan kompetitor (Ultrajaya dan RealGood)
 PT. Nestle Dancow

Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan pasar)

MGR2
penerimaan2008 -
007 penerimaan200
7 x100%
penerimaan200
6

MGR20 16488M -

07
12239
M

x100%
12239
M
MGR2007 = 35%

Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2007 dan 2008

Relative Market Share (pangsa pasar relatif)

Pangsa pasar Dancow mencapai 27 % dengan jumlah


pelanggan 26,42 juta.
 RealGood

Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan pasar)

penerimaan2008 -
MGR2
penerimaan200
007 7
penerimaan200
6

MGR 36670M -
20 29145
07 M

x100%
29145
M
MGR2007 = 26%

Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2007 dan 2008

Relative Market Share (pangsa pasar relatif)

Pangsa pasar (market share) RealGood sebesar 51% dengan jumlah


pelanggan 51,3 juta.
 Ultrajaya
Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan pasar)
penerimaan2008 -penerimaan2007
MGR2007
penerimaan2006

MGR2007
8365M - 6466M 6466M
x100%
MGR2007 = 29%
Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi 31 Desember 2007 dan 2008

Relative Market Share (pangsa pasar relatif)


Pangsa pasar (market share) Ultrajaya sebesar 23% dengan jumlah pelanggan 22,42juta.

Berdasarkan data di atas, diperoleh pertumbuhan pasar rata- rata (Market Growth Rate) adalah
sebesar 30%, sedangkan pangsa pasar rata-rata industri (Relative Market Share) adalah 100% : 3 = 33,3
%
Dari kedua data dari masing-masing perusahaan tersebut di plot ke dalam matriks BCG, sebagai berikut:
Matriks BCG
high medium low
high

STAR QUESTION MARK

35

Market
Growing
Rate % 30
29
CASH COW DOG
26

low
51
33,3 27 23

Relatif Market Share (%)


Berdasarkan matriks BCG, terlihat bahwa PT. Nestle Dancow berada pada
posisi Question Mark. Oleh karena itu, perusahaan harus memutuskan untuk
memperkuat dirinya dengan menempuh strategi pertumbuhan intensif yang antara
lain:
 Market Penetration

 Market Development, dan

 Product Development

5.5 Matriks General Electric - McKinsey (GE-McKinsey)

5.5.1 Pengertian

Matriks GE (General Electric) atau biasa disebut dengan Matriks Posisi


Usaha - Daya Tarik Pasar merupakan matriks yang menganalisis kinerja
perusahaan dengan menilai dua faktor utama yaitu Daya Tarik Industri dan
Kekuatan Bisnis.
Matriks ini digunakan untuk mengetahui secara rinci kekuatan dan
kelemahan perusahan dengan menggunakan lebih banyak variabel untuk
menentukan kekuatan usaha dan daya tarik industri. Berikut adalah gambar
Matriks General Electric:
Implikasi dari matriks GE adalah:

1. Bila posisi perusahaan dan daya tarik pasar bernilai positif, yang ditunjukkan
dalam kotak-kotak yang bernilai 1, maka perusahaan disarankan untuk
investasi dan terus tumbuh.
2. Saat penilaian bernilai negatif, seperti yang ditunjukkan dalam kotak-kotak
bernilai 3, rekomendasi minimal adalah menuai hasil yang ada selama ini atau
melepas investasi di bidang usaha itu.
3. Untuk tiga kotak bernilai 2, keputusan investasi dilakukan dengan selektif, bila
cukup alasan bahwa investasi yang dilakukan akan menguntungkan.
Berikut adalah contoh dimensi Dimensi Daya Tarik Industri dan
Kekuatan Bisnis menurut Kotler :
Daya Tarik Industri Kekuatan Bisnis
Ukuran pasar keseluruhan Bagian pasar
Laju pertumbuhan pasar tahunan Kualitas produk
Marjin laba historis Reputasi merek
Intensitas persaingan Jaringan distribusi
Persyaratan teknologi Efektivitas promosi
Kerentanan terhadap inflasi Kapasitas layanan
Kebutuhan energi Efisiensi kinerja operasional
Dampak lingkungan Kinerja R&D
Stabilitas Sosial & Politik Personil manajerial
Sumber : Philip Kotler, Marketing Management (1984)
5.5.2 Pembahasan

Untuk mendapatkan posisi perusahaan pada matriks GE, kita harus


menentukan faktor-faktor pada dimensi Market Attractiveness (MA) / Industry
Attractiveness (IA) dan Business Position (BP). Setelah itu, menghitung bobot
dan ratingnya. Rating ini diperoleh dengan ketentuan nilai = 1 bila IA/BP
tinggi/high, nilai = 2 bila IA/BP sedang/medium, dan nilai = 3 bila IA/BP
rendah/low. Berikut hasil perhitungan skor Industry Attractiveness (IA) dan
Business Position (BP) pada PT. Nestle Dancow :
No Dimensi Faktor Bobot Rating Skor Keterangan
1 Industry a. Penetapan harga 0,180 1 0,180
Attractiveness
b. Teknologi produksi 0,223 2 0,445
c. Profitabilitas 0,265 1 0,265 High
d. Regulasi 0,156 2 0,312
e. Pertumbuhan pasar 0,177 1 0,177
Total Skor Industry Attractiveness 1,379
2 Business Position a. Kualitas produk 0,200 2 0,400
b. Brand image 0,400 1 0,400
High
c. Pangsa pasar 0,400 2 0,800
Total Skor Business Position 1,600

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai Industry Attractiveness =


1,379 dan Business Position = 1,600. Dengan memasukkan klasifikasi nilai MA
dan BP pada bangunan Industry Attractiveness-Business Position Matrix, akan
diperoleh posisi PT. Nestle Dancow pada matriks GE sebagai berikut:
Matriks GE-Mc Kinsey
Faktor Daya Tarik Industri
(Industry Attractiveness)

1 High
1 1,67 Medium 2,33 Low 3

1 1 2
Selective
High Invest / grow Invest / grow investment

h
sa)o
Ua i n 1,67
n st
aat oP 1 2 3
u
k s Selective Harvest / divest
eK ne Medium Invest / grow investment
oris
u
tk B
(
Fa 2,33
2 3 3
Low Selective
investment Harvest / divest Harvest / divest

Berdasarkan hasil pemetaan posisi PT. Nestle Dancow pada Matriks GE dapat diketahui bahwa
Industry Attractiveness PT. Nestle Dancow termasuk dalam level high dengan nilai 1,379, sedangkan
Business Position PT. Nestle Dancow termasuk ke dalam kategori medium dengan nilai 1,600.
Kombinasi dari letak kedua dimensi pada industry attractiveness – business position matrix
menempatkan strategi investasi/tumbuh (invest/grow) sebagai pilihan strategi. Untuk itu, perusahaan
disarankan untuk investasi dan terus tumbuh.
Ada tiga alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu:

a. Investasi untuk mempertahankan posisi

Usaha ini bertujuan untuk menghentikan erosi posisi akibat tekanan kompetisi dan lingkungan dengan
melakukan investasi dalam jumlah yang cukup.
b. Investasi untuk penetrasi

Usaha ini bertujuan untuk meningkatkan posisi walaupun dengan mengorbankan pendapatan.
c. Investasi untuk membangun kembali

Tujuannya adalah untuk meraih kembali posisi yang hilang akibat salah
alokasi investasi.

5.6 Matriks Grand Strategy

5.6.1 Pengertian

Grand Strategy Matrix, yaitu matriks yang menempatkan perusahaan yang


diteliti pada salah satu dari empat kuadran yang ada. Bentuk umum Grand
Strategy Matrix terdiri atas dua dimensi, pertama adalah dimensi posisi
persaingan, dan kedua dimensi pertumbuhan pasar.
Grand Strategy Matrix terdiri atas empat kuadran yang masing- masing kuadran
memiliki alternatif strategi. Berikut bentuk umumnya:

Penjelasan:

 Kuadran I berarti perusahaan berada pada posisi strategi excellent


 Kuadran II berarti perusahaan perlu mengevaluasi pendekatan yang mereka
lakukan ke pasar secara serius
 Kuadran III berarti perusahaan bersaing dalam pertumbuhan industri yang
lambat dan memiliki posisi persaingan yang lemah. Perusahaanharus mampu
membuat beberapa perubahan yang cukup drastis dan cepat untuk
menghindari kebangkrutan
 Kuadran IV berarti perusahaan memiliki posisi persaingan yang kuat tetapi
berada dalam pertumbuhan industri yang lambat. Perusahaan-perusahaan ini
memiliki kekuatan untuk meluncurkan program-program diversivikasi ke
dalam area-area bisnis yang tumbuh dan menjajikan.

5.6.2 Pembahasan

Dari analisis Competitive Profle Matrix (CPM) diperoleh total skor pada
PT. Nestle Dancow sebesar 3,345 yang menunjukkan bahwa posisi persaingannya
sangat baik, dalam arti memiliki Strong Competitive Position. Lalu dari tabel
BCG juga bisa dilihat bahwa Market Growth yang dihadapi juga tinggi yaitu di
atas 20%.
Berdasarkan hasil dari Competitive Position yang kuat (3,345) dan Market
Growth yang tinggi (> 20%), maka akan diperoleh hasil posisi kuadran I pada
Grand Strategy Matrix, sebagai berikut:
The Grand Strategy Matrix

W S
ea t
k r
C o
o n
m g
pe
tit
io C
n o
Posit m
ion p
e
t
i
t
io n
Position

Slo
w

M
a
r
k
e
t

G
r
o
w
t
h
Berdasarkan matriks grand strategy, perusahaan yang berada pada kuadran I
memiliki strategi unggul dan dianjurkan untuk memilih strategi-strategi alternatif
yaitu :
 Intensive Growth Strategy yang terdiri atas strategi: Market Penetration,
Market Development, dan Product Development.
 Integrative Growth Strategy yang terdiri atas strategi: Backward Integration,
Forward Integration dan Horizontal Integration.
 Concentric Diversification

5.7 Analisis Strategy Matrix

Analisis Strategy Matrix digunakan untuk menyeleksi strategi- strategi


mana saja yang dapat digunakan untuk selanjutnya diseleksi lagi menggunakan
The Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Berdasarkan matriks-matriks
yang telah dijabarkan, dapat dilakukan analisis strategi sebagai berikut:
No Alternative Strategy TOWS SPACE IE BCG TGS
1 Market Penetration + + + + +
2 Market Development + + + + +
3 Product Development + + + + +
4 Forward Integration - + + - -
5 Backward Integration - + + - +
6 Horizontal Integration - + + - +
7 Related Diversification - + - - -
8 Concentric Diversification + + - - +
9 Horizontal Diversification - + - - -
10 Conglomerate Diversification - + - - -
11 Combination Strategy - + - - -
12 Retrenchment - - - - -
13 Joint Venture - - - - -
14 Divestiture - - - - -
15 Liquidation - - - - -

Dari tabel di atas menunjukkan ada 3 strategi yang dapat digunakan oleh
PT. Nestle Dancow yaitu market penetration, market development, dan product
development.

Anda mungkin juga menyukai