Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Didalam menghadapi era globalisasi yang sangat berdampak terhadap

perkembangan perekonomian dan perdagangan di seluruh dunia tak terkecuali

Indonesia. Hal ini memilik pengaruh positif dan negatif bagi Indonesia. Hal

positif ini dapat membuka peluang bagi Indonesia masuk pada pasar internasional

( Ekspor ), dan dari segi permodalan juga semakin mudah di peroleh. Tetapi

dampak negatifnya adalah, membuka peluang masuknya produk – produk global

kedalam pasar domestik yang dapat mengancam produk domestik ( Impor ). Salah

satu contoh dampak ketergantungan import yaitu pada perusahaan farmasi

Indonesia, yang hingga saat ini masih mengadakan bahan baku dari negara Cina &

India. Bahan baku yang volumenya besar dan harganya murah di impor dari Cina

sedangkan bahan baku dengan volumenya kecil dan harga mahal di import dari

India(“www.pikiran-rakyat.com,” n.d.).

Hal ini menuntut perusahaan Farmasi untuk dapat berlomba – lomba

dalam memperbaiki bahkan meningkatkan kinerja perusahaan agar mampu

bertahan ditengah tengah persaingan yang luar biasa ketat. Perusahaan Farmasi

akan melakukan berbagai strategi yang tepat untuk dapat mencapai tujuan. Tujuan

suatu perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan keuntungan atau laba

dengan maksimal. Bagaimana cara perusahaan dapat mengefesienkan modal dan

memaksimalkan laba. Sangat penting bagi perusahaan besar untuk memperhatikan

1
manajemen perusahaan, terutama dalam manajemen keuangan. Secara umum

manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,

pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang

dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Sedangkan fungsi secara umum

dari manajemen keuangan yaitu perencanaan keuangan, penganggaran keuangan,

pengelolaan keuangan, pencarian keuangan, penyimpanan keuangan,

pengendalian keuangan, pemeriksaan keuangan, dan pada akhirnya di tuangkan

pada pelaporan keuangan.

Menurut (Munawir S. , 2010)pada mulanya laporan keuangan bagi suatu

perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi

juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan

perusahaan tersebut, di mana dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang

berkepentingan mengambil suatu keputusan.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau

aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

atau aktivitas perusahaan tersebut.Untuk mengetahui kinerja perusahaan dapat di

katakan baik atau buruk adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Untuk

menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan dapat menggunakan rasio rasio

keuangan seperti rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas.

Perhitungan rasio sangat dibutuhkan bagi perusahaan. Karakteristik laporan

keuangan yang berbeda tetapi dengan perusahaan yang sejenis akan dapat di

tetapkan baik buruknya kinerja keuangan berdasarkan rasio yang akan digunakan.

2
Apabila hasil perhitungan dari rasio tersebut menunjukan hasil yang baik maka

bisa dikatakan kinerja perusahaan tersebut juga baik.

Perusahaan Farmasi di Indonesia terbagi menjadi 2 kelompok yaitu,

perusahaan farmasi milik pemerintah ( BUMN ) dan perusahaan milik swasta.

Dua diantaranya adalah PT. Kimia Farma Tbk milik Pemerintah ( BUMN ) dan

PT Kalbe Farma Tbkmilik Swasta.

PT. Kimia Farma Tbk. adalah perusahaan farmasi pertama yang di miliki

oleh Pemerintah ( BUMN) yang berdiri sejak tahun 1817, didirikan oleh

Pemerintah Hindia Belanda. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV

Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi

atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958,

Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan

farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma.

Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah

menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT

Kimia Farma (Persero).Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero)

kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma

(Persero) Tbk. PT. Kimia Farma Tbk terus meningkatkan kinerja perusahaan

meskipun mengalami turun naik omset perusahaan. Kimia Farma memiliki bidang

usaha utama yaitu, Manufaktur Farmasi, Distribusi dan Perdagangan, Pemasaran,

Ritel Farmasi, Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan.

PT. Kalbe Farma Tbk berdiri pada tahun 1966, Kalbe telah jauh

berkembang dari usaha sederhana di sebuah garasi menjadi perusahaan farmasi

3
terdepan di Indonesia.Melalui proses pertumbuhan organik dan penggabungan

usaha & akuisisi, Kalbe telah tumbuh dan bertransformasi menjadi penyedia

solusi kesehatan terintegrasi melalui 4 kelompok divisi usahanya: Divisi Obat

Resep (kontribusi 23%), Divisi Produk Kesehatan (kontribusi 17%), Divisi Nutrisi

(kontribusi 30%), serta Divisi Distribusi and Logistik (kontribusi 30%).

Keempat divisi usaha ini mengelola portofolio obat resep dan obat bebas

yang komprehensif, produk-produk minuman energi dan nutrisi, serta usaha

distribusi yang menjangkau lebih dari satu juta outlet di seluruh kepulauan

Indonesia.Di pasar internasional, Perseroan telah hadir di negara-negara ASEAN,

Nigeria, dan Afrika Selatan, dan menjadi perusahaan produk kesehatan nasional

yang dapat bersaing di pasar ekspor.

Sejak pendiriannya, Perseroan menyadari pentingnya inovasi untuk

mendukung pertumbuhan usaha. Kalbe telah membangun kekuatan riset dan

pengembangan dalam bidang formulasi obat generik dan mendukung peluncuran

produk konsumen dan nutrisi yang inovatif. Melalui aliansi strategis dengan

mitra-mitra internasional, Kalbe telah merintis beberapa inisiatif riset dan

pengembangan yang banyak terlibat dalam kegiatan riset mutakhir di bidang

sistem penghantaran obat, obat kanker, sel punca dan bioteknologi.

Didukung lebih dari 17.000 karyawan, kini Kalbe telah tumbuh menjadi

penyedia layanan kesehatan terbesar di Indonesia, dengan keunggulan keahlian di

bidang pemasaran, branding, distribusi, keuangan serta riset dan pengembangan.

Kalbe Farma juga merupakan perusahaan produk kesehatan publik terbesar di

4
Asia Tenggara, dengan nilai kapitalisasi pasar Rp79,2 triliun dan nilai penjualan

Rp20,2 triliun di akhir 2017.

Industri farmasi dituntut harus hi-tech. Produk obat -obatan harus benar –

benar memenuhi persyaratan safety,efficacy, dan quality. eIni berarti industri

farmasi dalam negeri perlu menata diri agar penerapan teknologi modern yang

memiliki standar internasional dapat diwujudkan. Namun pada kenyataannya

perusahaan farmasi di Indonesia di kuasai BUMS, ini terlihat dari ikhtisar beban

perusahaan farmasi di Indonesia yang mana perusahaan Kalbe Farma yang

notabane sebagai perusahaan swasta mengungguli perusahaan farmasi milik

pemerintah yaitu Kimia Farma dan Indofarma.(www.pikiran-rakyat.com”n.d.)

Laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk. dan PT. Kalbe Farma Tbk

merupakan cerminan dari kinerja perusahaan yang telah dilakukan selama periode

tertentu. Laporan keuangan kedua perusahaan tersebut dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 1.1 Ikthisar laporan keuangan PT Kalbe Farma Tbk tahun 2015-2017
PT Kalbe Farma Tbk.
Keterangan (dalam rupiah)
2015 2016 2017
Total asset 13.696.417.381.439 15.226.009.210.657 16.616.239.416.335
Penjualan 17.887.464.223.321 19.374.230.957.505 20.182.120.166.616
Laba bersih 2.057.694.281.873 2.350.884.933.551 2.453.251.410.604

Tabel 1.2 Ikthisar laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk tahun 2015-2017
PT Kimia Farma Tbk.
Keterangan (dalam rupiah)
2015 2016 2017
Total asset 3.236.224.076.311 4.612.562.541.064 6.096.148.972.533
Penjualan 4.860.371.483.524 5.811.502.656.431 6.127.479.369.403
Laba bersih 252.932.506.074 271.597.947.663 331.707.917.461

5
Tabel diatas menunjukan bahwa, perusahaan dalam aktivitasnya

menghasilkan laba. Total aset pada PT. Kimia Farma Tbk. selama periode 2014 –

2017 lebih besar dari pada PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk., hasil penjualan PT.

Kimia Farma Tbk. juga lebih besar dari PT. Darya-Varia Laboratorium Tbk. dari

tabel di atas terlihat bahwa jika penjualan rendah maka pendapatan atau laba juga

rendah.

Pada beberapa penelitian yang terdahulu, juga telah melakukan penelitian

dengan membandingkan perusahaan milik pemerintah dan perusahaan milik

swasta dengan jumlah objek yang berbeda – beda dan tentunya memiliki hasil

yang berbeda – beda berdasarkan kemampuan perusahaan dalam menjalankan

perusahaan mereka untuk mencapai keuntungan atau laba pada periode tersebut.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kinerja keuangan milik swasta

lebih unggul dari pada perusahaan milik pemerintah ( BUMN ). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Perbandingan kinerja keuangan perusahaan farmasi milik

BUMN dan Swasta berdasarkan ROE terdapat perbedaan yang signifikan karena

ROE milik swasta ada di posisi aman dengan persentase diatas 15%, sementara

persentase ROE perusahaan farmasi BUMN masih dibawah posisi aman. Apabila

dilihat berdasarkan EPS terdapat perbedaan signifikan antara EPS perusahaan

farmasi milik BUMN dan swasta karena laba per lembar saham milik perusahaan

farmasi Swasta rata-ratanya jauh lebih tinggi dari perusahaan BUMN. Namun

untuk nilai EVA perusahaan farmasi BUMN dan swasta tidak terdapat perbedaan

yang signifikan karena kedua jenis perusahaan ini sama-sama memiliki nilai EVA

negatif(Mardiyani, 2017)

6
Berdasarkan uraian di atas, sangat perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

untuk menganalisis perbandingan kinerja keuangan antara perusahaan milik

pemerintah ( BUMN ) dan Perusahaan milik swasta dengan objek sampel PT.

Kimia Farma Tbk dan PT. Kalbe Farma Tbk, untuk melihat kinerja keuangan

pada 2 perusahaan ini berdasarkan rasio keuangan. Rasio keuangan yang

digunakan adalah rasio profitabilitas. Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang

menghitung seberapa besar laba yang dihasilkan dalam periode tertentu. Rasio ini

mengukur kinerja perusahaan dalam pengelolaan aktiva, kewajiban dan

kekayaan.Dipilihnya rasio profitabilitas dalam penelitian ini menurut(Sutrisno,

2009) adalah karena untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang

dapat diperoleh oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat keuntungan

menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan.

Pada penelitian ini akan membahas kajian tentang “Analisis

Perbandingan Rasio Profitabilitas Keuangan Perusahaan Farmasi Pada PT.

Kimia Farma Tbk. dan PT. Kalbe Farma Tbk. Periode 2015 – 2017

Penelitian ini akan menggunakan rasio profitabilasdengan menggunakan

Return On Assets ( ROA ), Return On Equity ( ROE ), Net Profit Marginuntuk

mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat

rumuskan sebagai berikut :

7
1. Bagaimana perkembangan kinerja keuangan pada PT. Kimia Farma Tbk.

dan PT. Kalbe Farma Tbk.?

2. Bagaimana analisis perbandingan kinerja PT. Kimia Farma Tbk. dan PT.

Kalbe Farma Tbk. ?

1.3.Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Bagaimana perkembangan kinerja keuangan pada PT. Kimia Farma Tbk.

dan PT. Kalbe Farma Tbk.?

2. Bagaimana analisis perbandingan kinerja PT. Kimia Farma Tbk. Dan PT.

Kalbe Farma Tbk. ?

1.4.Manfaat Penelitian

Untuk memfokuskan permasalahan yang akan dibahas tentang kinerja

keuangan agar lebih terarah, maka penulis memberikan batasan

masalah mengenai analisis rasio profitabilitas yang terdiri dari Return

on asset, return on equity, dan net profit margin berdasarkan laporan

keuangan periode 2015-2017.

1.5.Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan dalam mengembangkan

wawasan bagi penulis dan menjadi literatur pada penelitian berikutnya,

8
terkhususnya pengetahuan analisis laporan keuangan terutama dalam

analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan.

1.5.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat di gunakan bagi perusahaan itu sendiri dalam

melihat kinerja keuangan perusahaan sehingga diharapkan dapat

memperbaiki atau mengembangkan kinerja keuangan perusahaan. Dan

para investor dan calon investor dapat dijadikan masukan dalam

pengambilan keputusan pada sektor perusahaan farmasi.

Anda mungkin juga menyukai