Anda di halaman 1dari 12

Contoh Jurnal Skripsi Perbandingan Metode

Springate dengan Metode Fuzzy


June 7th, 2013 Related Filed Under
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE SPRINGATE
KONVENSIONAL DAN METODE FUZZY SPRINGATE PADA PERUSAHAAN
INDUSTRI FARMASI
Cahaya Santika Taqwa
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Cahayababel@yahoo.com
ABSTRAK
Semakin berkembangnya perekonomian menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi
semakin ketat. Unsur keuangan yang tidak sehat dapat mengakibatkan suatu perusahaan
mengalami kebangkrutan oleh karena itu prediksi kebangkrutan diharapkan dapat menjadi
peringatan dini bagi perusahaan agar tidak mengalami kegagalan keuangan. Metodologi yang
digunakan dalam penulisan ini adalah metode Springate Konvensional dan metode Fuzzy
Springatedengan variabel working capital to total assets ratio, earning before interest and taxes
to total assets ratio, sales to total assets ratio , earning before taxes to current. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa dalam perhitungan metodeSpringate Konvensional terdapat 2
perusahaan yang masuk dalam kategori bangkrut yaitu PT. Pryidam Farma Tbk pada tahun 2007
dan PT. Schering Plough Indonesia Tbk 2007 2008 and 2010 2011, sedangkan dalam
perhitungan metode Fuzzy Springate, terdapat 3 perusahaan yang dikategorikan
bangkrut yaitu, PT. Indofarma Tbk pada tahun 2007, PT. Pryidam Farma Tbk pada tahun 2007
dan PT. Schering Plough Indonesia tahun 2007 2008 and 2010 2011.
Kata Kunci : Fuzzy Springate, Pharmaceuticals
ABSTRACT
The continued growth of the economy led to competition betweencompanies are becoming
increasingly stringent. Financial Elements unhealthy can lead a company into bankruptcy, in
order that bankruptcy prediction is expected can be early warning for companies so that doesnt
get financial distress.Methodology used in this paper is Springate Conventional method
and FuzzySpringate method with variable working
capital to total assets ratio, earningsbefore interest and
taxes to total assets ratio, sales to total assets ratio, andearnings before taxes to current liabilities.
Results from the study show that thecalculation method for the prediction
of bankruptcy Conventional Springate ,there are 5 companies listed in the category
of bankruptcy that is PT. Pryidam FarmaTbk and PT in 2007. Schering Plough Indonesia Tbk to
2007 2008 and 2010 2011. Prediction of bankruptcy Fuzzy Springate, there
are 3 companies werecategorized bankruptcy, PT. Indofarma Tbk in
2007, PT. Pryidam Farma Tbk andPT in 2007. Schering Plough Indonesia Tbk to the years 2007
2008 and 2010 2011.
Keywords : Fuzzy Springate, Pharmaceuticals
PENDAHULUAN
Selama kurun waktu belakangan ini dunia ekonomi dan bisnis berkembang dengan pesat.
Perusahaaan-perusahaan telah berkembang menjadi semakin besar dan kompleks. Hal ini tidak
terlepas dari semakin tinggi dan canggihnya teknologi serta manajemen yang sehat di dalam
perusahaan itu sendiri.
Pada umumnya, perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau
lembaga dengan tujuan utama untuk memaksimalkan keuntungan,disamping itu ada pula tujuan
lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive) dalam persaingan, berkembang
(growth) serta dapat melaksanakan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat. Semakin
berkembangnya perekonomian menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin
ketat. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut perusahaan untuk selalu memperkuat
fundamental manajemen sehingga akan mampu bersaing dengan perusahaan lain.
Ketidakmampuan mengantisipasi perkembangan global akan mengakibatkan pengecilan dalam
volume usaha yang pada akhirnya mengakibatkan kebangkrutan perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas penulis mencoba untuk menerapkan analisis potensi kebangkrutan ini
pada salah satu industri yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yaitu Consumer Goods
Industry dengan konsentrasi Pharmaceuticals. Industri ini dipilih karena perusahaan-perusahaan
yang bergerak di industri farmasi sedang mengalami perkembangan yang signifikan, dimana
pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan menetapkan peraturan Nomor 104/2009 yang
membatasi alokasi dana iklan produk obat. Kebijakan ini mengharuskan industri farmasi untuk
membatasi pembelanjaan iklan, jika promosi berkurang, pasar menjadi sulit untuk berkembang
karena masyarakat tidak mengetahui adanya produk obat baru tersebut. Ditambah pengetatan
persyaratan registrasi obat, di mana obat yang didaftarkan harus diproduksi di dalam negeri.
Konsumsi obat per kapita di Indonesia pun jauh lebih rendah dibanding negara lain.
Untuk melengkapi keterbatasan dari analisis rasio dapat menggunakan beberapa metode alat
analisis untuk memprediksi kebangkrutan yang telah dikembangkan oleh para peneliti seperti
Fuzzy (1965),Beaver(1966), Altman(1968, 1973, 1982, 1993), Springate(1978), Zavgren (1983),
Zmijewski (1983). Dari beberapa metode analisis yang telah disebutkan diatas, peneliti merasa
tertarik untuk membandingkan dua jenis metode yaitu metode analisis Springate Konvensional,
metode Fuzzy Springate yang dikembangkan dalam penelitian dengan judul Analisis Prediksi
Kebangkrutan Dengan Metode Springate konvensional dan Metode Fuzzy Springate pada
Perusahaan Industri Farmasi.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa pengetatan kebijakan yang dilakukan
pemerintah pada industri farmasi akan mengakibatkan kemungkinan perusahaan perusahan di
sektor farmasi mengalami masalah keuangan sangat tinggi. Tidak sedikit perusahaan yang
mengalami permasalahan dalam bidang keuangan dikarenakan kurangnya pemahaman
mengenai prediksi kebangkrutan. Prediksi kebangkrutan berfungsi untuk memberikan panduan
bagi pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan atau
tidak dimasa yang akan datang. Banyak metode yang dapat digunakan untuk memprediksi
kebangkrutan salah satunya metode Springate, metode springatedipilih penulis dikarenakan
metode ini memiliki tingkat kebenaran yang tinggi ketika digunakan untuk memprediksi
perusahaan manufaktur, untuk lebih memberikan keakuratan dan ketajaman hasil penelitian
penulis juga akan membandingkannya dengan metode fuzzy springate. Berdasarkan uraian
tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. Pertama, Bagaimana prediksi
kebangkrutan perusahaan manufaktur kategori Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
menurut metode Springate konvensional?. Kedua Bagaimana prediksi kebangkrutan perusahaan
manufaktur kategori Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menurut metode Fuzzy
Springate?. Ketiga Bagaimana perbandingan tingkat keakuratan metode Springate
konvensional dan metodeFuzzy Springate dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan Industri
Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dalam penulisan ini, penulis membatasi permasalahan, yang menjadi objek penulisan
adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk memprediksi
kebangkrutan dengan menggunakan metodeSpringate Konvensional dan Fuzzy Springate.
Dengan menggunakan laporan keuangan 9 perusahaan Industri farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2007 2011
Adapun tujuan penulisan ini yang pertama, untuk mengetahui bagaimana prediksi kebangkrutan
perusahaan manufaktur kategori Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menurut
metode Springate konvensional. Kedua, untukmengetahui bagaimana prediksi kebangkrutan
perusahaan manufaktur kategori Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menurut
metode Fuzzy Springate,dan untuk Mengetahui perbandingan tingkat keakuratan
metodeSpringate konvensional dan metode Fuzzy Springate dalam memprediksi kebangkrutan
perusahaan manufaktur kategori Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari uraian
penulisan ini, diharapkan dapat bermanfaat, diantaranya: bagi pemilik perusahaan dapat
digunakan untuk memutuskan apakah ia akan tetap mempertahankan kepemilikannya di
perusahaan itu atau menjualnya dan kemudian menanamkan modalnya ditempat lain, sedangkan
investor dan kreditor sebagai pihak yang berada di luar perusahaan dituntut mengetahui
perkembangan yang ada dalam perusahaan demi keamanan investasi modalnya sebab
ketidakmampuan untuk membaca sinyal-sinyal dalam kesulitan usaha akan mengakibatkan
kerugian dalam investasi yang telah dilakukan.
METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2007 - 2011. Perusahaan farmasi digunakan sebagai populasi karena memiliki resiko
yang cukup tinggi terhadap potensi kebangkrutan yang disebabkan pengetatan kebijakan yang
dilakukan pemerintah. Perusahaan yang tercatat dalam BEI digunakan sebagai populasi karena
perusahaan tersebut memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada pihak
luar perusahaan sehingga memungkinkan laporan tahunan tersebut dapat diperoleh dalam
penelitian ini.
Data yang digunakan dalam penelitian ilmiah ini data sekunder, yaitu laporan keuangan berupa
neraca dan laporan laba-rugi yang disajikan dalam rupiah (Rp) 2007 2011 dari ke 9
perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang termuat di dalam
laporan keuangan perusahaan industri farmasi tahun 2007 2011 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan teknik pengumpulan data diperoleh melalui website www.idx.co.id dan studi
pustaka dari buku-buku literatur, majalah-majalah ekonomi dan jurnal yang berkaitan dalam
menunjang penelitian ini.
Model yang dikembangkan oleh Springate S = 1,03A + 3,07 B + 0,66C +0,4D Dimana : S
= nilai springate, A = working capital / total asset, B = net profit before interest and taxes /
total asset, C = net profit before taxes / current liabilities, D = sales / total asset. Springate
(1978) mengemukakan nilaicut-off yang berlaku untuk model ini adalah 0,862. Nilai S yang
lebih kecil dari 0,862 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut diprediksi akan mengalami
kebangkrutan. Model ini memiliki akurasi 92,5% dalam tes yang dilakukan Springate
Variable Potensi Kebangkrutan dibagi menjadi 3 katagori :
Tabel 3.1
Titik Cut-Off Perusahaan Manufaktur yang Telah Go Public
ANALI
SIS
DATA
DAN
PEMBA
HASAN
Populasi
penelitia
n ini
adalah
perusaha
an indust
ri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2011.
Perusahaan farmasi digunakan sebagai populasi karena memiliki resiko yang cukup tinggi
terhadap potensi kebangkrutan.
Sebelum menghitung metode Springate Konvensional dan Fuzzy Springatedari terlebih dahulu
dihitung besarnya variabel-variabel yang terdiri dari Working Capital to Total Assets Ratio,
Earning Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio, Sales to Total Assets Ratio , Earning
Before Taxes to Current Liabilities Ratio dan pendekatan himpunan Fuzzy serta membership of
function. Untuk melakukan perhitungan digunakan data berupa laporan keuangan. Laporan
keuangan yang diperlukan berupa laporan neraca periode 2007 2011 dan laporan laba rugi
periode 2007 - 2011. Berikut ini adalah analisis nilai springate 2007 2011.

Nilai Cut-Off Keterangan
S < 0,862
Menunjukkan indikasi perusahaan menghadapi ancaman
kebangkrutan yang serius, hal ini perlu ditindaklanjuti
oleh manajemen perusahaan agar tidak terjadi
kebangkrutan.
0,862 < S < 1,062
Menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi
rawan. Dalam kondisi ini manajemen harus hati-hati
dalam mengelola aset-aset perusahaan agar tidak terjadi
kebangkrutan.
S > 1,062
Menunjukkan perusahaan dalam kondisi keuangan yang
sehat dan tidak mempunyai permasalahan dengan
keuangan (non-bankrupt company).


Gambar 1
(Sumber: Data diolah)
Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa kenaikan paling tinggi terjadi pada PT. Schering Plough
Indonesia Tbk tahun 2011 dan penurunan paling tinggi terjadi pada PT. Kalbe Farma Tbk tahun
2008. Pada PT. Schering Plough Indonesia dimana WCTA naik cukup signifikan sebesar 0,727,
hal ini disebabkan karena perusahaan dapat mengurangi total hutang lancar dari Rp 210.043.249
pada 2010 turun signifikan menjadi Rp 68.090.278 pada 2011. Penurunan terjadi pada PT. Kalbe
Farma Tbk sebesar 0,071, hal ini disebabkan karena naiknya hutang lancar dari Rp 754.629.000
pada tahun 2010 menjadi Rp 1.250.372.000 pada tahun 2011.

Gambar 2
(Sumber: Data diolah)
Pada gambar 2 metode Fuzzy Springate tahun 2007 memprediksikan 3 perusahaan yang
memiliki potensi kebangkrutan yaitu PT Pryidam Farma Tbk, PT Schering Pharmaceutical
Indonesia Tbk, dan PT Indofarma Tbk. Metode FuzzySpringate secara akurat memprediksikan
bahwa PT Indofarma Tbk juga memiliki potensi kebangkrutan dengan persentase sebesar 83%.
Pada tahun 2008 metode Fuzzy Springate secara konsisten memprediksi bahwa hanya PT
Schering Pharmaceutical Indonesia Tbk yang memiliki potensi kebangkrutan dan secara akurat
metode Fuzzy Springate memprediksikan bahwa 87% PT Indofarma Tbk dinyatakan tidak
memiliki potensi kebangkrutan yang artinya masih ada kemungkinan sebesar 13% perusahaan
tersebut dinyatakan tidak memiliki potensi kebangkrutan, hal yang sama juga terjadi pada PT
Pryidam Farma Tbk yang diprediksikan bahwa 79% PT Pyridam Farma Tbk dinyatakan tidak
memiliki potensi kebangkrutan yang artinya masih ada kemungkinan sebesar 21% perusahaan
tersebut dinyatakan memiliki potensi kebangkrutan
Pada tahun 2009 metode Fuzzy Springate secara konsisten menyatakan bahwa tidak satupun
perusahaan diinyatakan bangkrut, akan tetapi metode FuzzySpringate secara akurat
memprediksikan bahwa 81% PT Schering Plough Indonesia Tbk dinyatakan tidak memiliki
potensi kebangkrutan yang artinya masih ada kemungkinan sebesar 19% perusahaan tersebut
dinyatakan memiliki potensi kebangkrutan.
Pada tahun 2010 Fuzzy Springate menyatakan bahwa hanya PT Schering Plough Indonesia Tbk
yang memiliki potensi kebangkrutan dan selebihnya perusahaan di industri farmasi tidak
memiliki potensi kebangkrutan
Pada tahun 2011 metode dan metode Fuzzy Springate secara konsisten memprediksi bahwa
hanya PT Schering Pharmaceutical Indonesia Tbk yang memiliki potensi kebangkrutan dan
secara akurat metode Fuzzy Springate memprediksikan bahwa 69% PT Indofarma Tbk
dinyatakan tidak memiliki potensi kebangkrutan yang artinya masih ada kemungkinan sebesar
31% perusahaan tersebut dinyatakan memiliki potensi kebangkrutan, hal yang sama juga terjadi
pada PT Darya Varia Laboratoria Tbk dimana secara akurat
metode Fuzzy Springate memprediksikan bahwa 76% PT Darya Varia Laboratoria Tbk
dinyatakan tidak memiliki potensi kebangkrutan yang artinya masih ada kemungkinan sebesar
24% perusahaan tersebut dinyatakan memiliki potensi kebangkrutan
Analisis Perbandingan Prediksi dan Aktual
Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk
menjalankan usahanya. Tujuan prediksi kebangkrutan adalah sebagai peringatan dini terhadap
kemungkinan terjadinya kegagalan manajemen dalam mengelola perusahaan. Saat ini banyak
perusahaan yang seharusnya dikatakan bangkrut dari sisi keuangan tetapi masih
bisa survive sampai sekarang dikarenakan perusahaan memiliki nilai lebih pada aspek non
keuangan yang lain. Pada perusahaan industri farmasi 2007 2011, terdapat 3 perusahaan yang
mengalami potensi kebangkrutan yaitu PT Indofarma Tbk tahun 2007, PT Pyridam Tbk tahun
2007, dan PT Schering Plough Indonesia Tbk tahun 2007 2008 dan 2010 2011,akan tetapi
potensi kebangkrutan yang seharusnya dialami 3 perusahaan tersebut dapat diatasi oleh masing
masing manajemen perusahaan yang melihat adanya banyak faktor non keuangan lainnya ,
seperti perspektifpelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan, dan sebagainya yang dapat meyelamatkan masing masing perusaahaan dari
kebangkrutan.
Pada PT Schering Plough Indonesia Tbk dapat terhindar dari kebangkrutan, karena pada tahun
2007 manajemen perusahaan melakukan kebijakan akuisisi terhadap Organon BioScience
(OBS), sehingga PT Schering Plough Indonesia Tbk dapat meningkatkan penjualan pada tahun
tahun selanjutnya dengan mulai menjual produk produk OBS diseluruh indonesia.
Kebijakan akuisisi kembali dilakukan PT Schering Plough Indonesia Tbk untuk menghindari
kebangkrutan pada tahun selanjutnya dimana pada 2009 Merck & Co., Inc dan PT Schering
Plough Indonesia Tbk bergabung, dalam penggabungan tersebut PT Schering Plough Indonesia
Tbk mengakuisisi seluruh saham Merck & Co., Inc yang seluruhnya menjadi anak perusahaan
dilakukan PT Schering Plough Indonesia dan diganti namanya menjadi Merck Sharp & Dohme
Corp, hal ini tentunya sangat menguntungkan perusahaan dimana dapat menaikan nilai assets
dan meningkatkan penjualan.
Tahun 2010 merupakah masa yang penuh tantangan bagi PT. Schering-Plough Indonesia Tbk
karena di tahun 2010 perusahaan sedang dalam upaya untuk menstabilkan dan membangun
kembali struktur bisnisnya. Bersamaan dengan restrukturisasi tersebut pasokan untuk beberapa
produk mendapat sedikit hambatan. Hal ini mengakibatkan penurunan dari penjualan dan
kenaikan biaya operasi Perusahaan di tahun 2010. Pada tahun 2011 meskipun PT. Schering-
Plough Indonesia Tbk masih terindikasi potensi kebangkrutan, akan tetapi manajemen mampu
menurunkan resiko kebangkrutan tersebut yang berakibat pada naiknya penjualan sebesar 4,8%
dan naiknya nilai Springate sebesar 0,706 pada 2011.
Pada PT Indofarma Tbk dapat terhindar dari kebangkrutan, karena adanya suntikan investasi
oleh investor dari tahun 2007 sebesar Rp 5.034.000.000 dan naik pada tahun 2008 dimana
investor menginvestasikan sebesar Rp 17.909.000.000. Untuk menghindari kebangkrutan
investasi juga dilakukan pada penambahan aset tetap sebesar Rp 17.884.000.000, mesin dan
peralatan produksi sebesar Rp 1.563.000.000, dan perlengkapan kantor sebesar Rp
1.362.000.000.kebijakan investasi tetap dilakukan oleh PT Indofarma Tbk pada tahun tahun
selanjutnya yang menyebabkan nilai Springate perusahaan tersebut bergerak naik dan menjauhi
titik cut off yaitu 1,049 pada 2008, 1,123 pada 2009 , 1,191 pada 2010 dan 0.993 pada 2011
Pada PT Pyridam Farma Tbk dapat terhidar dari kebangkrutan, karena PT Pyridam farma Tbk
memiliki nilai saham yang stabil tiap tahunnya. Meskipun pada tahun 2007 PT Pyradam Farma
Tbk diprediksikan bangkrut, akan tetapi pada Nilai pembukaan dan penutupan saham pada bulan
Januari 2008 berkisar di angka 60 hingga 84. Selisih 24 menunjukkan harga saham PT. Pyridam
Farma Tbk termasukstabil. Kemampuan manajemen dalam menstabilkan harga saham
mempengaruhi nilai Springate yang naik pada tahun 2008 sebesar 0,941, 1,149 pada tahun 2009,
1,384 pada tahun 2010, dan 1,214 pada tahun 2011.
PENUTUP
Dalam perhitungan metode Springate Konvensional untuk prediksi kebangkrutan terhadap 9
perusahaan industri farmasi selama tahun 2007 2011 terdapat 2 perusahaan yang masuk dalam
kategori bangkrut yaitu PT Schering Plough Indonesia Tbk tahun 2007 2008 dan 2010
2011 dan PT Pyridam Farma Tbk tahun 2007, sisanya termasuk dalam kategori sehat.
Dalam perhitungan metode Fuzzy Springate untuk prediksi kebangkrutan terhadap 9 perusahaan
industri farmasi selama tahun 2007 2011, yaitu terdapat 3 perusahaan yang dikategorikan
bangkrut yaitu PT Schering Plough Indonesia Tbk tahun 2007 2008 dan 2010 2011, PT
Pyridam Farma Tbk tahun 2007, dan PT Indofarma Tbk tahun 2007 sisanya termasuk dalam
kategori sehat.
Secara statistik, kedua metode tersebut mempunyai tingkat keakuratan yang hampir sama dalam
memprediksi kebangkrutan perusahaan industri farmasi, akan tetapi metode
Fuzzy Springate lebih dapat memberikan nilai keakuratan yang lebih detail dari pada
metode Springate Konvensional
Perusahaan yang mengalami kondisi sehat hendaknya selalu menjaga aset keuangan
perusahaannya dengan baik karena bila tidak diperhatikan maka kecenderungan perusahaan
berada pada daerah rawan atau bahkan berpotensi untuk bangkrut dimasa datang dapat terjadi.
Perusahaan yang berada pada posisi rawan hendaknya berhati-hati dalam menggunakan aset
keuangan perusahaan agar kondisi kebangkrutan tidak terealisasi.
Bila perusahaan ingin berada pada kondisi keuangan yang sehat, dapat dilakukan dengan cara :
Meningkatkan modal kerja, dengan cara meningkatkan aktiva lancar dan mengurangi utang
lancar.
Meningkatkan EBIT dan EBT perusahaan dengan meningkatkan penjualan perusahaan.
Diharapkan perusahaan benar-benar memperhatikan perkembanganEBIT perusahaan, karena
nilai EBIT sangat berpengaruh dalam meningkatkan indeksSpringate perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Atiya, Amir F. Bangkruptcy Prediction for Credit Risk Using Neural Networks : A Survey and
New Results, International Research Journal of Financial and Economics, Vol. 12, No. 4: 929
935.
Cahyadi, Alfian. 2011. Analisis Perbandingan Prediksi Kebangkrutan dengan Metode Altman z
score dan Metode Springate Pada Perusahaan Kategori Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.Jakarta : Universitas Gunadarma.
Jimmy Januar I. 2010. Analisis Potensi Kebangkrutan Pada Perusahaan Bersaham LQ 45
Dengan Metode Altman Z-Score. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Lin, Frank. 2007. Application of Neural Networks to Business Bankruptcy Analysis in
Thailand, International Journal of Computational Inteligence Research. Vol. 3, No. 1: 91 96.
Rifqi, Muhammad. 2009. Analisis Perbandingan Model Prediksi Financial Distress Altman,
Ohlson, Zmijewski, dan Springate dalam Penerapannya di Indonesia. Skripsi. Universitas
Indonesia.
Nurjanah, Suci. 2010. Analisis Potensi Kebangkrutan Pada Perusahaan Jasa Yang Telah Go
Publik Di Bursa Efek Indonesia Dengan Model Altman Z-Score.Jakarta : Universitas
Gunadarma.
Vieira, A. Computational Intelligent Techniques for Financial Distress Detectio,International
Journal of Computational Inteligence Research, Vol. 2, No.1: 60 65.
Rating: 2.0/10 (1 vote cast)
Rating: 0 (from 0 votes)
Contoh Jurnal Skripsi Perbandingan Metode Springate dengan Metode Fuzzy, 2.0 out of 10
based on 1 rating

Post a Response
Name (required)
Mail (will not be published) (required)
Website
Anti-spam word: (Required)*
To prove you're a person (not a spam script), type the security word shown in the picture.



o
o
o
Previous | | Next

o Popular
o Most Comments
o Search
o Archives
Berita Studentsite
Recent Comments
o Silahkan kunjungi link di atas untuk mendapatkan info yang lebih lengkap..
Terimakasih
AKHMAD FAUZI | 8Jul13 | More
o makasih untuk share infonya
Korek Api Gas Fighter Indonesia | 9Jun13 | More
o alhamdulillah akhirnya ketemu juuga upacara adat sunda .. trima ksh y
Hannah Fortuna As-sya'ban | 5Jun13 | More
o makasi artikelnya gan...
Pratama Pardiana | 4Jun13 | More
o Sekedar share info mengenai Kisah Sukses Walmart Store Inc. Klik-->
http://underground-paper.blogspot.com/2013/05/case-study-walmart-stores-
inc.html
Underground Paper | 3Jun13 | More
Copyright Warta Warga 2007. All rights reserved.
Powered by WordPress XHTML
UG CHAT

Anda mungkin juga menyukai