Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
JAKARTA

“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT KALBE FARMA TBK DAN PT


TEMPO SCAN PASIFIC TBK TAHUN 2014 s.d. 2016”

Disusun oleh:
Budhi Setiya Yoga (06)
NPM 1401160061
Kelas 9-3
Diploma IV Akuntansi Alih Program

Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester 9


Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan dan Model Bisnis Korporasi

2018
DAFTAR ISI

I. IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................................... 1


II. PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
III. TENTANG PERUSAHAAN ............................................................................................. 2
IV. ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN .......................................................................... 3
V. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN .............................................................................. 5
VI. KESIMPULAN ................................................................................................................ 10
I. IKHTISAR EKSEKUTIF
PT Kalbe Farma Tbk
“Bernadette Ruth Irawati Setiady- President Director”
Pada tahun 2016, selain meraih kinerja keuangan yang meningkat, kami melanjutkan proses
inovasi di berbagai bidang, tidak saja untuk memperkuat kapasitas Perseroan untuk
pertumbuhan masa depan, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan kami dalam
memberikan kontribusi pada kesehatan konsumen. Pada tahun 2016, laba bersih tumbuh
14,8% dibanding tahun sebelumnya, didukung kenaikan penjualan 8,3% sesuai dengan target
yang ditetapkan di awal tahun 2016.

PT Tempo Scan Pasific Tbk


“Dian Paramita Tamzil, Presiden Komisaris”
Tahun 2016 menjadi tahun istimewa bagi kami. Dengan mengusung tema “The Legends are
Reborn, New Face, New Spirit”, telah diperkenalkan tampilan baru dari icon produk unggulan
kami. Pada tahun 2016, PT Tempo berhasil mencatatkan peningkatan penjualan bersih sekitar
11,7%, hal ini melampaui pencapaian ambang batas yang telah ditetapkan di awal tahun,
selain itu pertumbuhan penjualan bersih Tempo Scan didorong oleh 3 divisi operasional
intinya, yaitu Farmasi, Produk Konsumen & Kosmetik, serta divisi Distribusi yang mampu
tumbuh masing-masing sebesar 5,5%, 14,3% dan 13,8% di tahun 2016.

II. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan suatu gambaran umum dari keadaan keuangan
perusahaan. Analisis laporan keuangan merupakan suatu pengaplikasian dari teknik-teknik
analisis terhadap keadaan atau kondisi faktual keuangan suatu entitas berdasarkan laporan
keuangan dan data-data yang berkaitan lainnya untuk menghasilkan ragam estimasi dan
kesimpulan yang bermanfaat bagi penggunanya. Untuk itu, diperlukan suatu analisis pada
laporan keuangan untuk mendapatkan informasi dalam rangka pengambilan keputusan bagi
pengguna laporan keuangan. Makalah ini membahas tentang analisis laporan keuangan PT
Kalbe Farma dan PT Tempo Scan Pasific yang keduanya merupakan perusahaan farmasi.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini, seperti yang telah disebutkan pada bagian latar
belakang, secara umum adalah bagaimana hasil analisis laporan keuangan dari PT Kalbe

1
Farma dan PT Tempo Scan Pasific serta perbandingan secara horizontal maupun vertikal pada
kedua perusahaan tersebut.
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan makalah ini selain dari sebagai bentuk pemenuhan tugas
perkuliahan, diharapkan juga dapat dimanfaatkan bagi siapapun yang membacanya baik dari
sisi akademik maupun digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dari sisi bisnis.
4. Keterbatasan Analisis
Analisis dilakukan terbatas pada laporan keuangan PT Kalbe Farma dan PT Tempo
Scan Pasific selama 3 tahun yaitu tahun 2014 sampai dengan tahun 2016.
5. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah metode
kuantitatif deskriptif dengan melakukan analisis pada hasil perhitungan untuk ditarik
kesimpulan sebagai hasil akhir. Analisis yang dilakukan tidak hanya berupa analisis
profitabilitas dan analisi risiko yang melibatkan angka-angka pada laporan keuangan tetapi
juga analisis strategi dan tantangan di masa depan melalui analisis SWOT.

III. TENTANG PERUSAHAAN


1. Sejarah Perusahaan
PT Kalbe Farma PT Tempo Scan Pasific

PT Kalbe Farma berdiri sejak tahun 1966, PT Tempo Scan Psific Tbk (“Perseroan”)
Kalbe telah jauh berkembang dari mulai dan entitas anaknya merupakan bagian dari
usaha sederhana di sebuah garasi menjadi kelompok usaha swasta nasional Grup
perusahaan farmasi terdepan di Indonesia. Tempo yang telah memulai usaha
Dalam perjalanan 50 tahun perdagangan produk farmasi sejak tahun
mengembangkan kegiatan operasi, Kalbe 1953. PT Tempo Scan Pasific Tbk dibentuk
telah bertransformasi dari perusahaan skala melalui proses restrukturisasi pada tahun
rumah tangga menjadi perusahaan terbuka 1991 dan semula bernama PT Scanchemei
yang menaungi belasan ribu karyawan yang yang pada tahun 1970 memulai kegiatan
tersebar di lebih dari 30 anak perusahaan. produksi komersial produk farmasi dalam
skala besar. Seiring dengan perjalanan
waktu, perseroan melalui entitas anaknya
memproduksi produk kosmetika dan
produk konsumen sejak tahun 1977.

2
2. Komposisi pemegang saham.

PT Kalbe Farma
Kalbe farma saat ini hanya mempunyai saham biasa. Pemegang saham mayoritas Bank pada
tanggal 31 Desember 2016 PT Gira Sole Prima dan PT Santa Seha Sanadi. Namun demikian,
sebesar 43% kepemilikan dipegang oleh masyarakat/publik.

PT Tempo Scan Pasific


Pemegang saham mayoritas PT Tempo Scan Pasific adalah PT Bogamulia dengan 21,58%
kepemilikan dipegang oleh masyarakat publik.

IV. ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN

1. Analisis Struktural Industri


Dalam melakukan analisis struktural industri, kami menggunakan analisis porter’s
five forces classification framework sebagai berikut:

1) Rivalry among existing firms (HIGH)


Industri farmasi merupakan industri yang sangat kompetitif. Data dari Kementerian
Kesahatan RI menunjukan bahwa pada tahun 2017, nilai pasar industri farmasi di Indonesia
diprediksi akan sebesar Rp54 triliun. Nilai pasar yang berukuran relatif kecil ini diperebutkan
oleh 206 perusahaan farmasi yang terdaftar di Indonesia.
2) Threat of new entrants (LOW)
Dibutuhkan modal yang sangat besar untuk mencoba menjadi pemain baru dalam industri
farmasi. Industri farmasi juga memerlukan teknologi tingkat tinggi dalam hal research and
development, studi klinis, manufaktur maupun pengemasan (packaging). Dengan demikian
tidak banyak perusahaan baru yang tercipta.
3) Threat of substitutes (LOW)
Industri farmasi sangat rentan terhadap munculnya produk alternatif baru. Perusahaan baru
yang mendapat ijin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) atas surat obat mutakhir

3
akan dengan mudah mengkapitalisasi pasar. Ancaman paling besar yang dihadapi oleh
industri farmasi saat ini adalah berkembangnya obat-obatan alternatif herbal.
4) Power of suppliers (MODERATE)
Supplier memiliki pengaruh yang kurang signifikan pada industri farmasi. Barang material
pembuatan obat merupakan bahan-bahan kimia yang mana dapat didapatkan dari banyak
sumber (karena industri kimia merupakan industri yang kompetitif dan fragmanted). Selain
itu, peralatan manufaktur juga dapat diperoleh dari berbagai perusahaan.
5) Power of buyers (LOW)
Sektor farmasi merupakan salah satu industri yang memproduksi produk dengan harga yang
in-elastis. Konsumen yang membutuhkan obat akan membeli berapapun harga obat asalkan
sesuai dengan resep dokter. Dengan demikian, konsumer memiliki pengaruh tidak signifikan
untuk menentukan harga obat.

2. Analisis SWOT Perusahaan


a. Analisis SWOT PT Kalbe Farma
1. Strength
● merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat
● Adanya tim manajemen senior yang berpengalaman
2. Weakness
● Biaya distribusi yang relatif mahal dikarenakan distibutor yang jumlahnya banyak namun
tidak memiliki jangkauan yang luas
● Banyaknya jenis bahan baku yang digunakan oleh industri farmasi (hingga 6.000 items)
sehingga banyak pemakaian per item yang tidak memenuhi skala produksi ekonomis
3. Opportunity
● Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita
menyebabkan pasar potensial yang dapat dikembangkan
● Adanya kantor perwakilan di beberapa negara berpotensi baik bagi pengembangan produk
ekspornya
4. Threat
● Legal sistem belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga obat
menjadi lebih sulit dikontrol
● Adanya kompetisi internal yang cukup keras diantara pelaku pasar farmasi

b. Analisis SWOT PT Tempo Scan Pasific


1. Strength
● Kemampuan tenaga kerja yang terampil
● Luasnya jaringan distribusi dan penjualan
2. Weakness
● PT. Tempo Scan Pasific memiliki value yang rendah karena harga obat yang sangat
affordable
● Biaya distribusi yang relatif mahal dikarenakan distibutor yang jumlahnya banyak namun
tidak memiliki jangkauan yang luas

4
3. Opportunity
● Melihat kesempatan dari AFTA, manajemen mencoba untuk memasuki pasar ASEAN
● Perusahaan memiliki anak perusahaan di Filipina dan Malaysia untuk mendukung
distribusi produk.
4. .Threat
● Legal sistem belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga obat
menjadi lebih sulit dikontrol
● Adanya kompetisi internal yang cukup keras diantara pelaku pasar farmasi

V. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


1. Kebijakan Akuntansi Khusus
Kebijakan akuntansi yang khusus untuk perusahaan farmasi adalah terkait dengan biaya
penelitian dan pengembangan dimana:
 Aset tak berwujud yang timbul dari pengembangan diakui jika dan hanya jika, entitas dapat
menunjukkan semua hal berikut: 1) kelayakan teknis penyelesaian aset, 2) niat untuk
menyelesaikan aset tersebut dan menggunakannya atau menjualnya, 3) bagaimana aset tak
berwujud akan menghasilkan manfaat ekonomi masa depan, 4) tersedia sumber daya untuk
menyelesaikan pengembangan aset dan 5) kemampuan untuk mengukur secara handal
pengeluaran terkait dengan aset selama pengembangan.
 Jika kriteria tersebut tidak terpenuhi maka biaya penelitian dan pengembangan dibebankan
pada periode terjadinya.
 Nilai tercatat dari biaya pengembangan diuji untuk penurunan nilai setiap tahun jika aset
belum digunakan atau lebih sering bila terdapat indikasi penurunan nilai pada periode
pelaporan.

2. Analisis Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan yang
dicerminkan pada laba. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah manajemen telah
melaksanakan strategi dengan tepat.
a. Earning Per Share (EPS)-Basic
Pada tahun 2014 s.d. 2016 secara berturut-turut laba per saham pada PT Kalbe Farma sebesar
44,08; 42,76; dan 49,06. Sedangkan pada PT Tempo Scan Pasific sebesar 128,75; 139,34; dan
131,64. Dari sini dapat kita lihat bahwa PT Tempo Scan Pasific memiliki nilai laba per saham
jauh lebih tinggi dari PT Kalbe Farma yang mana nilainya hampir 3 kali lipat untuk setiap
tahunnya.

5
b. Return on Asset (ROA)
Tingkat pengembalian atas aset pada PT Kalbe Farma dan PT Tempo Scan Pasific cukup
tinggi dimana nilainya di atas 10%. Tingkat pengembalian atas aset PT Kalbe Farma pada
tahun 2014, 2015, dan 2016 berturut-turut adalah 20,83%; 18,93%; dan 19,38%. Sedangkan
pada PT Tempo Scan Pasific secara berturut-turut adalah 11,21%; 11,35%; dan 10,01%.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa secara keseluruhan sejak tahun 2014 sampai dengan
2016 PT Kalbe Farma memiliki tingkat pengembalian atas aset yang lebih tinggi
dibandingkan dengan PT Tempo Scan Pasific.
c. Return on Common Equity (ROCE)
Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa PT Kalbe Farma dan PT Tempo Scan Pasific
cukup tinggi dimana nilainya diatas 13%. Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa PT
Kalbe Farma pada tahun 2014, 2015, dan 2016 berturut-turut adalah 23,25%; 20,28% dan
20,47%. Sedangkan untuk PT Tempo Scan Pasific secara berturut-turut sebesar 15,01%;
15,74%; dan 13,90%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa secara keseluruhan PT Kalbe
Farma memiliki tingkat pengembalian atas saham biasa yang lebih tinggi dibandingkan
dengan PT Tempo Scan Pasific.
d. Turnover Ratio
1) AR Turnover
AR turnover menunjukkan seberapa cepat AR dikonversi menjadi kas. PT Kalbe memiliki
rata-rata AR turnover yang relatif stabil sejak tahun 2014 s.d. 2016 dikisaran 7,70.
Sedangkan PT Tempo memiliki AR turnover relatif lebih tinggi selama tiga tahun
dikisaran 9,38.
2) Inventory Turnover
Inventory turnover menunjukkan seberapa mudah inventory dijual untuk menghasilkan
pendapatan. Inventory turnover Kalbe Farma cenderung menaik dari 2014 sebesar 2,89
menjadi 3,11 di tahun 2016. Sedangkan untuk PT Tempo cenderung menurun namun lebih
tinggi dibanding PT Kalbe yaitu 4,45 di tahun 2014 dan 4,36 di tahun 2016.
3) Fixed Assets Turnover
Menunjukkan efektivitas aset dalam menghasilkan penjualan. Fixed assets turnover PT
Kalbe cenderung menurun dari 3,53 di tahun 2014 menjadi 2,95 di tahun 2016. Sedangkan
pada PT Tempo relatif stabil di kisaran 3,43.

6
e. Common Size Analysis
Analisis common size dilakukan dengan menyajikan tiap pos pada laporan posisi keuangan
menjadi proporsi dari total aset dan tiap pos pada laporan laba rugi menjadi proporsi dari total
penjualan. Dari hasil analisis, total aset lancar PT Kalbe relatif menurun dan terjadi kenaikan
utang jangka panjang dari tahun 2014 s.d. 2016. Adapun untuk PT Tempo total aset lancar
sempat naik di 2015 dan turun lagi di tahun 2016. Sedangkan utang jangka panjang sempat
menurun di 2015 dan naik lagi di 2016. Adapun untuk laporan laba rugi, laba bersih PT Kalbe
relatif stabil selama tiga tahun dikisaran 12% sedangkan untuk PT Tempo juga relatif stabil
namun lebih rendah dikisaran 7,7%.

3. Analisis Risiko
Analisis risiko perusahaan dapat dilihat dari tiga aspek besar yaitu kemampuan untuk
melunasi utang jangka pendeknya (short-term liquidity risk), kemampuan untuk melunasi
utang jangka panjangnya (long-term solvency risk), dan analisis risiko kebangkrutan dengan
menggunakan Altman Z-Score (Bankrupcy risk).
a. Short-Term Liquidity Risk
Merupakan analisis terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka
pendeknya kepada pemasok, karyawan, kreditur serta bagian jangka pendek atas utang jangka
panjang termasuk kewajiban jangka pendek lainnya.
1) Current Ratio
Menunjukkan kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek dengan aset
lancarnya. Baik PT Kalbe Farma maupun PT Tempo Scan Pasific memiliki current ratio
rata-rata sebesar 2 sejak 2014 s.d. 2016. Namun, current ratio PT Tempo Scan Pasific
memiliki rata-rata lebih besar yaitu 2,37 sedangkan PT Kalbe Farma sedikit lebih kecil
yaitu sebesar 2,03.
2) Quick Ratio
Menunjukkan kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek dengan quick
asetnya. PT Kalbe Farma memiliki quick ratio rata-rata sebesar 0,98 dengan tren menaik
sejak tahun 2014 menjadi 1,02 di tahun 2016. Adapun PT Tempo memiliki rasio lebih
tinggi di angka 1,46 dengan tren menurun menjadi 1,34 di tahun 2016.
3) Operating cash flow to current liabilities ratio
Menunjukkan kemampuan kas operasi perusahaan untuk membayar utang jangka
pendeknya. PT Kalbe Farma memiliki rata-rata rasio lebih tinggi yaitu sebesar 0,96 yang

7
relatif stabil selama 3 tahun, sedangkan PT Tempo Scan Pasific hanya memiliki rata-rata
0,41 dan menurun di tahun 2016 menjadi 0,29.

b. Long-Term Solvency Risk


Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utang jangka panjangnya
ketika jatuh tempo.
1) Liabilities to asset ratio
Menunjukkan jumlah rasio perbandingan utang dengan aset yang dimiliki. Berdasarkan
hasil analisis dapat dilihat bahwa PT Kalbe Farma memiliki rata-rata liabilities to asset
ratio sebesar 0,2 sejak 2014 s.d. 2016. Sedangkan PT Tempo memiliki rata-rata lebih
tinggi sebesar 0,29. Artinya utang yang dimiliki kedua perusahaan proporsinya jauh lebih
kecil dari aset perusahaan.
2) Liabilities to shareholder equity ratio
Menunjukkan rasio perbandingan antara utang dengan ekuitas saham biasa. PT Kalbe
Farma memiliki rata-rata rasio selama 2014 s.d. 2016 sebesar 0,26. Adapun PT Tempo
memiliki rata-rata lebih tinggi sebesar 0,44. Artinya baik PT Kalbe maupun PT Tempo
lebih banyak menggunakan pembiayaan ekuitas dibanding utang.
3) Operating cash flow to total liabilities ratio
Menunjukkan proporsi kas operasi terhadap total utang perusahaan. PT Kalbe Farma
memiliki rata-rata rasionlebih tinggi yaitu sebesar 0,839 dengan tren relatif stabil selama
2014 s.d. 2016. Adapun rata-rata rasio PT Tempo hanya sebesar 0,345 yang menurun
menjadi 0,25 di tahun 2016.

c. Bankrupcy Risk
Berdasarkan hasil analisis kebangkrutan dapat dilihat bahwa sejak tahun 2014 s.d. 2016 nilai
Altman Z-Score PT Kalbe sejak tahun 2014 s.d. 2016 selalu di atas 3. Hal ini berarti PT Kalbe
memiliki risiko kebangkrutan yang kecil. Adapun untuk PT Tempo, nilai Z-Score sejak tahun
2014 s.d. 2016 berada di angka 2 (antara 1,81 dan 3). Hal ini berarti PT Tempo berada pada
wilayah abu-abu yang mana tidak dapat diketahui seberapa besar risiko kebangkrutan dari PT
Tempo.

8
4. Proyeksi Laporan Keuangan
a. Laporan Laba Rugi
Untuk memproyeksi pendapatan dan beban pada laporan laba rugi, akun-akun tersebut
diproyeksi dengan mempertimbangkan growth rates dari masing-masing akun. Sehingga nilai
dari akun-akun yang diproyeksi akan lebih mulus pergerakannya sesuai dengan tren dari akun
tersebut.

b. Laporan Posisi Keuangan


Proyeksi dari masing-masing akun di lapora posisi keuangan mempertimbangkan sebuah
faktor yang dapat dirangkum dengan tabel di bawah ini:
Akun Faktor
Kas & setara kas Days revenue in cash
Piutang Usaha Days revenue in A/R
Persediaan Inventory Turnover Days
Aset Lancar lainnya Revenue Growth Rates
Utang Usaha Payables Period
Utang pajak Percentage of Asset
Liabilitas pajak tangguhan Percentage of Asset
Utang bank jangka panjang Growth Rates
Liabilitas Lainnya Expense Growth Rates
Non-Controlling Interest Common Size
Ekuitas lainnya Tetap

c. Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas dibuat dengan cara indirect method dengan melihat pergerakan nilai dari
akun-akun pada laporan laba rugi dan juga beberapa akun yang terdapat dalam laporan laba
rugi.

5. Valuation
Dengan asumsi long run growth 3%, market beta 0,95, risk-free rate 4,83% dan risk premium
5% maka kita dapat memperkirakan nilai dari kedua perusahaan sebagai berikut:

a. Penilaian PT Kalbe Farma

Valuation Method Share Current Deviation hasil estimasi nilai


Price Share Price saham perusahaan
Divident Based 861,97 1515 -43% overpriced
Free Cash Flow 770 1515 -49%
Residual Income 751 1515 -50%

9
b. Penilaian PT Tempo Scan Pasific

Valuation Method Share Current Deviation hasil estimasi nilai


Price Share Price saham perusahaan
Divident Based 4,882.35 1970 148% underpriced
Free Cash Flow 4,364.48 1970 122%
Residual Income 4,200.32 1970 113%

VI. KESIMPULAN
Bisnis di bidang farmasi memang telah jauh berkembang pada beberapa dekade terakhir,
namun dilihat dari permasalahan yang masih dihadapi oleh perusahaan farmasi yaitu pada
distribusinya yang mahal dan penggunaan bahan yang banyak sekali pada pembuatan obatnya,
dibutuhkan suatu terobosan untuk meminimalisasi biaya-biaya tersebut. Belum lagi adanya
persaingan dari dalam dan luar negeri pada industri farmasi, namun yang perlu digarisbawahi
hasil forecasting menunjukan bahwa kedua perusahaan terus bertumbuh.
Dalam hal valuasi saham, walaupun kedua perusahaan merupakan perusahaan yang sehat
dan baik secara finansial tidak menjadi patokan begitu saja untuk berinvestasi pada kedua
perusahaan tersebut. Pada PT Kalbe Farma Tbk telah dicantumkan hasil valuasi dengan beberapa
metode, dapat disimpulkan harga telah overpriced hal ini justru merupakan saat yang tidak tepat
untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, namun apabila telah memiliki saham dari
perusahaan ini, Penulis tidak secara menyarankan melakukan aksi jual tetapi pendapat Penulis
harga saham telah overpriced. Lain halnya saham PT Tempo Scan Pacific Tbk yang berdasarkan
metode penilaian yang Penulis lakukan, dapat dilihat bahwa harga saham pada saat makalah ini
ditulis masih underpriced sehingga dapat disarankan untuk buy and hold bagi para investor dan
bagi trader mungkin perlu konfirmasi lain untuk memastikan harga saham akan berada di tren
bullish.
Perusahaan farmasi memang memiliki keunikan tersendiri dalam strategi bisnis yang
harus dilakukan. Langkah yang tepat untuk menganalisis tidak hanya berdasarkan angka-angka
laporan keuangan tetapi juga strategi bisnis yang diterapkan perusahaan serta tantangan dan
rintangan yang dihadapi perusahaan di masa mendatang. Berdasarkan penelitian pada makalah
ini, Penulis berkesimpulan pada kedua perusahaan merupakan perusahaan yang sehat dan terus
berkembang melihat dari kinerja serta pertumbuhan perusahaan serta upaya ekspansi yang
dilakukan dan tingkat keberlangsungan perusahaan yang tinggi.

10

Anda mungkin juga menyukai