Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN ERA

REV.INDUSTRI 4

Strategi Memasuki Pasar Global Dan Berekspansi pada PT. Kalbe


Farma Tbk
Dosen: Vely Randyantini

Disusun oleh:

1. Anya Maheswari Kinanti (10218979)


2. Citra Shalma Altiar 11218575
3. I Made Regawa Dharmaraditya (13218181)
4. Kiki Sri Mulyani (13218694)
5. Muhammad Luthfi Andriana (14218747)
6. Safa Aliyah (16218428)

Kelas: 4EA07

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai Strategi memasuki
pasar global dan Berekspansi dari perusahaan Kalbe.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Mnj.Pemasaran Era
Rev.Industri 4. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang Strategi memasuki pasar global dan Berekspansi dari perusahaan Kalbe
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Vely selaku Dosen Mata
Kuliah Mnj.Pemasaran Era Rev.Industri 4#. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 14 November 2021

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I..............................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................2

1.3. Tujuan...........................................................................................2

BAB II............................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................3

2.1. Pasar Global PT. Kalbe Tbk.......................................................3

2.2. Ekspor PT. Kalbe Farma Tbk.....................................................6

2.3. Lisensi dan Usaha Patungan PT. Kalbe Farma Tbk................7

2.4. Strategi perluasan pasar dan penentuan posisi pasar PT.


Kalbe Farma Tbk...............................................................................................8

BAB III.........................................................................................................11

KESIMPULAN............................................................................................11

3.1 Kesimpulan.....................................................................................11

3.2 Saran...............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Strategi global mengasumsikan produk-produk yang lebih distandarisasi
dan kontrol oleh kantor pusat. Akibatnya, strategi kompetitif disentaralisasi dan
dikontrol oleh kantor pusat. Unit-unit bisnis strategis yang beroperasi di setiap
negara diasumsikan saling tergantung dan kantor pusat berusaha untuk
menyatukan bisnis-bisnis yang tersebar di negara-negara tersebut. Oleh Karena
itu, strategi ini menawarkan produk-produk standar ke berbagai pasar di negara-
negara yang berbeda. Jadi strategi global menekankan pada skala ekonomi dan
menawarkan lebih banyak peluang untuk mendayagunakan inovasi yang
dikembangkan pada tingkat perusahaan atau dalam sebuah negara atau di pasar-
pasar lainnya.
Strategi global memiliki resiko yang rendah, tetapi dapat melewatkan
peluang-peluang yang tumbuh di pasar-pasar lokal, baik karena pasar-pasar itu
tidak menunjukkan adanya peluang atau karena peluang-peluang itu
mengharuskan produk-produk tersebut disesuaikan pada pasar lokal. Akibatnya
srategi ini tidak responsive terhadap pasar-pasar lokal dan sulit dikelola karena
kebutuhan untuk mengkoordinasi strategi-strategi tersebut dan mengoperasikan
keputusan lintas negara. Akibatnya, pencapaian kegiatan operasi yang efisien
perlu berbagi sumber daya dan penekanan diberikan pada koordinasi dan
kerjasama antar unit di lintas negara tersebut.
Pengertian pasar global adalah peluang bisnis yang sangat besar dan
menantang. Didalam pasar global persaingan yang terjadi akan sangat ketat
dikarenakan kita tidak hanya bersaing terhadap pesaing dari dalam negeri,
melainkan kita juga akan bersaing menghadapi pesaing dari luar negri yang
tentunya akan membuat persaingan lebih sulit lagi.

1
Salah satu perusahaan yang menerapkan strategi untuk memasuki pasar
global dan berekspansi yaitu PT Kalbe Farma Tbk yang merupakan perusahaan
bergerak di bidang industri farmasi yang produk-produknya berkaitan dengan
kesehatan dan terbesar di 5 Indonesia. Terdapat tantangan terbesar bagi
perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia dengan berlangsungnya pasar
kesehatan Indonesia yang saat ini berada pada tahap perkembangannya. Namun
dengan besarnya populasi di Indonesia dan pertumbuhan kelas menengah yang
terus meningkat memberikan prospek pertumbuhan jangka panjang dari sektor
kesehatan dan farmasi nasional.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan judul diatas, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi yang dilakukan PT. Kalbe Farma Tbk untuk
memasuki pasar global?
2. Bagaimana kegiatan ekspor yang dilakukan PT. Kalbe Farma Tbk?
3. Bagaimana lisensi dan bentuk usaha patungan yang telah dijalankan
PT.Kalbe Farma Tbk?
4. Bagaimana strategi perluasan pasar dan penentuan posisi pasar PT.
Kalbe Farma Tbk?

1.3. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui:
1. Strategi yang dilakukan PT. Kalbe Farma Tbk untuk memasuki pasar
global
2. Kegiatan ekspor yang dilakukan PT. Kalbe Farma Tbk
3. Lisensi dan bentuk usaha patungan yang telah dijalankan PT.Kalbe
Farma Tbk
4. Strategi perluasan pasar dan penentuan posisi pasar PT. Kalbe Farma
Tbk

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pasar Global PT. Kalbe Tbk


Berbagai strategi ditempuh Kalbe Farma untuk memperkokoh posisinya
di percaturan industri farmasi global, salah satu strategi pentingnya adalah :
1. Strategi pertama, menciptakan produk orisinal dan inovatif.
Di industri farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. termasuk “macan” yang
sangat diperhitungkan dari sepak terjang perusahaan yang makin atraktif.
Dari sisi inovasi, berbagai produk obat bebas (on the counter/OTC), obat
resep (ethical), dan produk makanan kesehatan terus digenjot. Tahun lalu,
perusahaan berhasil memasarkan 6 produk baru obat bebas, 10 produk baru
obat resep, dan tiga produk baru makanan kesehatan. Kalbe memfokuskan
diri pada bisnis farmasi, makanan kesehatan, dan kemasan untuk produk
farmasi serta produk konsumen.
Selama hampir 40 tahun, berbagai produk Kalbe terbilang sukses di
pasar, baik untuk produk obat OTC maupun obat resep. Dalam kategori obat
bebas, perusahaan memiliki 15 merek utama yang kuat di masing-masing
kategori penyakit (Promag, Extra Joss, Fatigon, Mixagrip, Procold, Woods,
Mextril, Komix, Cerebrovit Ginkgo Biloba, Neo Enterostop, Neuralgin dan
Sakatonik ABC). Untuk obat resep, saat ini Kalbe memiliki sekitar 350 obat
resep untuk terapi berbagai macam penyakit yang dipasarkan oleh sekitar
1.800 medical representative.
Kinerja Kalbe pun makin memperlihatkan performa yang mengesankan.
Pendapatan dari penjualan obat bebas tahun lalu membukukan nilai Rp 1,52
triliun atau tumbuh 18,8% dari tahun 2003. Sementara kontribusi produk

3
obat dengan resep dokter pada 2004 menembus angka penjualan Rp 977
miliar atau tumbuh 20,1% dari tahun sebelumnya. Kinerja Kalbe secara
keseluruhan pada 2004 tecermin pada pertumbuhan penjualan sebesar
17,6% dari Rp 2,89 triliun (2003) menjadi Rp 3,41 triliun dengan laba
bersih Rp 372 miliar atau tumbuh 15,5% dari Rp 322 miliar (2003). Saat ini
Kalbe Farma menguasai 14% pasar farmasi Indonesia.
Dengan Visi perusahaan yang menargetkan bisa eksis sebagai pemain
global, tahun 2000 Kalbe mulai memberi perhatian lebih besar pada pasar
internasional. Awalnya, perusahaan melempar produk ke pasar ASEAN,
seperti Malaysia dan Singapura, kemudian melebar ke Afrika Selatan.
Dalam memilih negara tujuan ekspor Kalbe terlebih dulu menyurvei pasar
yang selain melibatkan internal juga menunjuk pihak ketiga. Melalui survei
ini, akan dilihat kecocokan produk yang dimiliki Kalbe dengan tingkat
kebutuhan di negara tujuan ekspor.
Semua produk yang diekspor merupakan produk dengan merek yang
sudah eksis di Indonesia, begitu pun dari sisi desain kemasan. Seperti di
pasar domestik, pasar ekspor pun grafiknya meningkat tiap tahun.
Tahun lalu, nilai ekspor Kalbe sebesar US$ 25 juta (sekitar Rp 250
milliar) dan menyumbang 7% dari total penjualan Grup Kalbe yang
mencapai Rp 4 triliun. Tahun 2006, pasar ekspor diharapkan dapat
menyumbang hingga 10% terhadap total penjualan Grup Kalbe. Margin
ekspor dengan margin yang diperoleh di dalam negeri tidak jauh berbeda.
Operating margin sebesar 20%-22% dari penjualan dan bujet aktivitas
pemasaran mencapai 20% dari total penjualan.
Ada sejumlah strategi yang dikembangkan perusahaan untuk
menggarap pasar ekspor. Strategi pertama, trading based, yakni pihak Kalbe
menunjuk distributor lokal (aktivitas jual-beli) di negara-negara tujuan
ekspor.

2. Strategi kedua, marketing based. Kalbe membangun kantor perwakilan


di setiap negara tujuan dari hasil survei internal berpotensi bagi

4
pengembangan produk ekspornya. Saat ini ada 8 kantor perwakilan Kalbe di
beberapa negara, seperti Malaysia (untuk pasar Singapura dan Malaysia),
Myanmar, Kamboja, Vietnam, Filipina, Sri Lanka dan Thailand. Di
beberapa negara ini Kalbe menempatkan 1-20 karyawan yang terdiri dari
orang-orang Indonesia dan warga setempat yang direkrut Kalbe. Mereka
bertugas melakukan aktivitas pemasaran, memonitor pasar dan melakukan
survei. Di setiap negara perwakilan itu, perusahaan juga menggelar
sejumlah aktivitas komunikasi, baik below the line maupun above the line.
Materi kampanye iklan produknya disesuaikan dengan negara tujuan.

3. Strategi ketiga, bekerja sama dalam bentuk joint venture dengan


perusahaan farmasi global. Langkah ini dipilih untuk mempersiapkan diri
dalam persaingan global. Sejalan dengan visi itulah, Kalbe membangun
kemitraan dengan perusahaan farmasi Hong Kong, Innocycle, yang
kemudian melahirkan Innogene Kalbiotech Pte. Ltd. Lewat perusahaan yang
berbasis di Singapura ini, Kalbe yang tercatat sebagai pemegang saham
mayoritas (51%) tak semata membangun aliansi strategis.
Innogene berfungsi sebagai innovation generator bagi Kalbe Group.
Perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia, termasuk Kalbe, umumnya
sekadar mengembangkan produk alias mengopi produk-produk luar yang
yang kemudian digenerikkan. Diakuinya, 400-an produk Kalbe juga
merupakan kopi dari produk luar yang digenerikkan. Lewat Innogene, Kalbe
akan tercatat sebagai perusahaan farmasi lokal pertama yang bakal
meluncurkan berbagai produk inovatif dan asli buatan Kalbe, atau dalam
bahasa farmasi sebagai formulation development. Langkah ini akan
memperluas pasar Kalbe dan bisa menyasar pasar Eropa.
Melalui Innogene yang memiliki ruang lingkup bisnis pada pencarian
dan pemasaran obat biogenerik, Kalbe diharapkan menjadi perusahaan
Indonesia pertama yang memasarkan produk Biogenerik secara regional.
Lingkup bisnis Innogene menjadi drug development company dengan fokus
pada clinical development.

5
Visi dan misi Kalbe di Innogene: sebagai salah satu strategi perusahaan
untuk mengembangkan produk-produk baru yang punya basis riset &
pengembangan (R & D). Segala produk yang berbasis penelitian dan
pengembangan akan ditempatkan di Innogene. Di Indonesia, belum pernah
ada perusahaan farmasi lokal yang membuat produk-produk yang
dipatenkan. Ini berbeda dari perusahaan farmasi berbendera PMA yang
memang punya sumber daya di luar negeri.
Sementara langkah awal Innogene sebagai innovation generator Kalbe
adalah mengembangkan produk vaksin antikanker dengan kode 1E10
(dibaca one E ten) yang telah memasuki tahap ke-3. Untuk penelitian ini,
Innogene selain bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, juga menggandeng organisasi riset terapan terbesar di Eropa
Fraunhofer Gessellschaft, YM Biosciences Inc dan Lynk Biotechnologies.
Diharapkan, dalam 5 tahun ke depan proyek perdana ini akan selesai dan
siap dipatenkan di negara-negara tertentu.
Ada empat proyek yang siap dijalankan Innogene. Selain vaksin
antikanker, juga tengah dikembangkan obat untuk indikasi trauma otak
dengan menggandeng para peneliti dari Prancis. Innogene juga akan
membuat alat-alat diagnostik bekerja sama dengan LIPI dan beberapa
institusi lain.
Investasi awal Kalbe di Innogene mencapai Rp 5 milliar. Per proyek
diperkirakan menelan investasi Rp 40 millar. Untuk proyek perdana
Innogene tahun ini dibutuhkan investasi US$ 2 juta. Kalbe memprediksi
fase keempat (pre marketing) proyek perdana Innogene baru dapat
dipasarkan sekitar tahun 2010.
Pembentukan perusahan riset produk bioteknologi oleh Kalbe di luar
negeri merupakan langkah strategis untuk mengantisipasi perkembangan
kemajuan industri farmasi ke depan, sekaligus untuk mengurangi
ketergantungan Indonesia pada impor bahan baku.

6
2.2. Ekspor PT. Kalbe Farma Tbk
Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menargetkan penjualan
ekspor di tahun ini bisa mencapai Rp 1 triliun. Hal itu didorong dari kinerja di
kuartal II-2021 yang mencatat pertumbuhan positif.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius mengungkapkan
penjualan yang positif itu terutama banyak dipengaruhi oleh kenaikan penjualan
domestik serta penjualan ekspor.
Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor KLBF diantaranya adalah
negara Asean, Sri Lanka, Nigeria dan Afrika Selatan. Produk-produk yang di
ekspor diantaranya adalah produk obat bebas, Nutrisi susu dan obat resep.
Dengan rencana pembangunan pabrik di Myanmar dan penjualan yang
tercatat positif, dia pun menargetkan penjualan ekspor diperkirakan bisa mencapai
Rp 1 triliun di 2021.
Berdasarkan catatan KONTAN, selain pabrik di Myanmar, KLBF juga
tengah menambah pabrik baru di Pulogadung. Vidjong mengungkapkan,
pembatasan aktivitas masyarakat oleh pemerintah tidak menghalangi proses
penyelesaiannya sehingga pabrik itu dijadwalkan akan komersil di tahun 2023.
Adapun realisasi kinerja di semester I-2021, KLBF berhasil mencetak laba
bersih pemilik entitas induk mencapai Rp 1,49 triliun hingga Juni 2021 atau naik
7,9% (yoy) dibandingkan Rp 1,38 triliun yang dicatatkan pada periode yang sama
tahun 2020.
Pertumbuhan penjualan Kalbe di semester I-2021 ini tumbuh sekitar 6,6%
yang di-support dari penjualan melalui aplikasi EMOS (B2B platform), aplikasi
KlikDokter dan apotik online Mitrasana serta produk kesehatan lainnya. “Kami
pun menargetkan penjualan Kalbe bisa tumbuh 7% sampai dengan 9% di tahun
ini,” kata dia.
Ke depannya, Kalbe berupaya untuk fokus kembangkan produk digital
kesehatan melalui berbagai aplikasi online seperti KlikDokter dan EMOS. Hal ini
untuk lebih menjangkau lebih banyak konsumen di seluruh Indonesia, sehingga
pertumbuhan jumlah konsumen yang masuk aplikasi diharapkan lebih dari 100%.

7
2.3. Lisensi dan Usaha Patungan PT. Kalbe Farma Tbk
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membentuk perusahaan patungan (joint
venture/JV) dengan Health Science Research Institute, Inc dan Touota Tsusho
Corporation asal Jepang. Kedua perusahaan akan membangun sejumlah
laboratorium klinik.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan pembentukan
perusahaan patungan ini bernama PT Inolab Sains Internasional. Perusahaan
patungan ini menjadi investasi Jepang pertama dalam bentuk laboratorium di
Indonesia, dimana Kalbe Farma memiliki 60% saham.
Tahap pertama Kalbe sudah menginvetasikan dana Rp 50 miliar-Rp 100
miliar untuk membangun satu laboratorium klinik. Sementara itu, Direktur
perusahaan Sie Djohan mengatakan pembentukan perusahaan ini juga mendukung
usaha perusahaan yang sudah tak lagi hanya bergerak di insustri farmasi. Menurut
dia, sejak beberapa tahun lalu perusahaan juga sudah merambah industri makanan
dan minuman.
Adapun perusahaan ini akan menjadi pengembangan industri health care
yang saat ini tengah dikembangkan perusahaan. Sebelumnya, perusahaan sudah
terlebih dahulu mengambangkan pemeriksaan genetik. Ke depan, Kalbe Farma
berencana untuk masuk memperluas jaringan kesehatannya ke klinik cuci darah
(hemodialis).

2.4. Strategi perluasan pasar dan penentuan posisi pasar PT. Kalbe Farma
Tbk
Optimis untuk tumbuh melalui inovasi produk dan layanan, mendorong PT
Kalbe Farma Tbk (“Kalbe) untuk terus konsisten melakukan inovasi produk dan
layanan. Untuk itu Kalbe terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan mampu memberikan kontribusi
pada performa bisnis Kalbe.
Kalbe meluncurkan produk baru di divisi produk kesehatan dan divisi obat
resep. Dalam minggu ini, perusahaan telah meluncurkan dua produk baru yakni
Hevit-Plus dan Fluvir. Hevit-Plus adalah suplemen multivitamin dan Zink yang

8
dapat membantu menjaga stamina tubuh terutama di masa pandemi Covid-19.
Sedangkan Fluvir adalah adalah salah satu obat anti virus yang termasuk dalam
terapi COVID-19. Kalbe bekerja sama dengan PT Amarox Global Pharma
(Amarox) memasarkan Fluvir (Oseltamivir). Sebelumnya Kalbe juga bekerja
sama dengan Amarox memasarkan Remdesivir (Covifor) yang juga untuk terapi
Covid-19.

Dalam masa pandemi Covid-19 perusahaan juga telah melakukan inovasi


dan meluncurkan banyak produk baru lainnya, antara lain Fatigon Promuno - yang
telah ditetapkan menjadi produk Inovator Anak Bangsa; H2 Cordyceps kemudian
suplemen Hevit-C, Prove-C 1000 dan Provd D3 1000 (Vitamin D), vitamin Joss
C-1000, Bejo Jahe Merah dan Sujamer (Herbal) dan lain sebagainya.
Sejak tahun lalu, Kalbe melalui anak perusahaan PT Kabe Genexine
Biologics (“KGBio”) juga melakukan kolaborasi dengan Genexine Korea Selatan
dalam pengembangan vaksin Covid-19, dan saat ini memasuki uji klinik fase-2.
Selain itu, dengan infrastruktur distribusi yang kuat dan jaringan yang luas,
perusahaan melalui anak usaha PT Enseval Putera Megatrading turut
berkontribusi mendistribusikan vaksin nasional dalam rangka program pemerintah
untuk vaksinasi nasional.
Strategi perusahaan yang penting lainnya adalah restrukturisasi organisasi di
internal Kalbe yang dapat memacu pertumbuhan positif. Misalnya, Kalbe telah
melakukan restrukturisasi pada KGBio, yang saat ini menjadi induk perusahaan
dari Innogene Kalbiotech (“Innogene”) dan memegang saham pengendali di
Kalbio Global Medika (“Kalbio”). Innogene adalah perusahaan dengan produk
berplatform biosimilar, yakni empat obat antibodi monoklonal (Rituximab,
Nimotuzumab, Trastuzumab dan Bevacizumab). Sedangkan Kalbio adalah
fasilitas manufaktur produk biologi dengan kapasitas bioreaktor untuk jalur sel
mamalia.
Melihat potensi pasar produk obat biologi yang besar, juga mendorong
Kalbe untuk melakukan kolaborasi dengan strategic partner yang lain. Akhir
Januari lalu, Kalbe berkolaborasi dengan General Atlantic US, suatu perusahaan

9
financial investor global dari Amerika Serikat. General Atlantic melakukan
investasi sebesar USD 55 juta sebagai modal inti (primary capital) kepada KGBIo.
Kalbe juga menjangkau konsumen mulai dari ibu hamil (Prenagen), ibu
menyusui (Prenagen dan Lovamil), balita (Morinaga), remaja (Zee) dan dewasa
(Entrasol) termasuk dewasa dengan kebutuhan nutrisi sehat dan khusus
(Diabetasol, Nutrieve Benecol, Fitbar, Hepatosol, Nephrisol dan lain-lain)
memiliki potensi yang besar untuk bertumbuh. Trend masyarakat Indonesia yang
sadar untuk hidup sehat khususnya pada masa pandemi ini menjadi alasan kuat
bagi lini bisnis nutrisi untuk tumbuh positif.
Dampak pandemi COVID-19 memang membawa tantangan baru yang
belum pernah terjadi sebelumnya bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagai
perusahaan di bidang kesehatan, PT Kalbe Farma Tbk (“Kalbe”) terdorong untuk
berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan
berpartisipasi dalam pengembangan obat, distribusi obat dan vaksin serta
menyediakan produk kesehatan dan nutrisi. Kalbe terus melaksanakan inisiatif
strategis untuk mengembangkan bisnisnya baik dalam jangka pendek dan
menengah. Berbagai inisiatif dilakukan termasuk meluncurkan berbagai produk
obat baru serta produk nutrisi dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat
dari pandemi COVID-19 dan terus menerapkan berbagai alternatif strategi
pemasaran dalam masa pandemi dan mencari opsi pendanaan yang potensial
termasuk dari transaksi pasar modal oleh beberapa anak perusahaan, salah satunya
termasuk penawaran umum perdana dari anak perusahaan divisi nutrisi yakni PT
Sanghiang Perkasa. Kalbe dan atau anak perusahaan masih mempertimbangkan
inisiatif tersebut dan tidak ada kepastian atau jaminan bahwa inisiatif tersebut
akan dilaksanakan. Informasi atau pernyataan ini tidak dapat dipandang atau
dianggap sebagai undangan untuk membeli sekuritas Kalbe atau anak
perusahaannya.
Kalbe percaya bahwa kolaborasi merupakan langkah strategik untuk
mempercepat pertumbuhan dan ekspansi bisnis perusahaan. Dengan demikian
peluang kerja sama atau kolaborasi dengan strategic partner lainnya juga terbuka
bagi Kalbe dan anak perusahaan lainnya.

10
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Berbagai strategi ditempuh Kalbe Farma untuk memperkokoh posisinya di
percaturan industri farmasi global, salah satu strategi pentingnya adalah:
1. Strategi pertama, menciptakan produk orisinal dan inovatif
2. Strategi kedua, marketing based
3. Strategi ketiga, bekerja sama dalam bentuk joint venture dengan
perusahaan farmasi global.
Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk menargetkan penjualan ekspor di
tahun ini bisa mencapai Rp 1 triliun. Hal itu didorong dari kinerja di kuartal II-
2021 yang mencatat pertumbuhan positif. Produk-produk yang di ekspor
diantaranya adalah produk obat bebas, Nutrisi susu dan obat resep.
Dengan rencana pembangunan pabrik di Myanmar dan penjualan yang
tercatat positif, dia pun menargetkan penjualan ekspor diperkirakan bisa mencapai
Rp 1 triliun di 2021. Adapun realisasi kinerja di semester I-2021, KLBF berhasil
mencetak laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp 1,49 triliun hingga Juni
2021 atau naik 7,9% dibandingkan Rp 1,38 triliun yang dicatatkan pada periode
yang sama tahun 2020.
Pertumbuhan penjualan Kalbe di semester I-2021 ini tumbuh sekitar 6,6%
yang di-support dari penjualan melalui aplikasi EMOS , aplikasi KlikDokter dan
apotik online Mitrasana serta produk kesehatan lainnya.

11
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membentuk perusahaan patungan (joint
venture/JV) dengan Health Science Research Institute, Inc dan Touota Tsusho
Corporation asal Jepang. Kedua perusahaan akan membangun sejumlah
laboratorium klinik
Optimis untuk tumbuh melalui inovasi produk dan layanan, mendorong PT
Kalbe Farma Tbk untuk terus konsisten melakukan inovasi produk dan layanan.
Untuk itu Kalbe terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat dan mampu memberikan kontribusi pada performa
bisnis Kalbe. General Atlantic melakukan investasi sebesar USD 55 juta sebagai
modal inti kepada KGBIo.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca.dan
dapat menambah wawasan bagi pembaca

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnbcindonesia.com/market/20180118114658-17-1887/kalbe-farma-
bentuk-usaha-patungan-laboratorium-kesehatan
https://www.kalbe.co.id/id/berita/ArtMID/705/ArticleID/906/Strategi-Ekspansi-
Bisnis-Kalbe-2021
http://retno-anggraeni-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-106715
http://klasmaya.blogspot.com/2005/10/strategi-kalbe-memperluas-pasar-
global.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai