Anda di halaman 1dari 39

MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PT. TEMPO SCAN PACIFIK Tbk.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK … KELAS 6608

1. ANGGA TRIYOGA PERBAWA 1811070058

2. RIRIN RUSMALA DEWI 1811070062

3. KARINA DESTIANA RIZKY 1811070063

DOSEN : Drs. AKROMUL IBAD, SE. MM.

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA


ASIA (ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS
INSTITUTE
PERBANAS
JAKARTA
PROGAM STUDI AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata

kuliah Manajemen Keuangan dengan judul Analisis Laporan Keungan PT. Tempo

Scan Paciffic Tbk.

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok sebagaimana diminta dan

bermaksud untuk memberikan bahasan yang lebih mudah agar pembaca lebih

mengerti tentang penjabaran dan analisis laporan keuangan PT. Tempo Scan

Paciffic Tbk.

Semoga tugas ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi kami sendiri

maupun pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila

terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan. Kami memohon kritik dan

saran yang membangun demi perkembangan di waktu yang akan datang.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jakarta, 19 Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diera globalisasi saat ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri

di Indonesia. Baik perusahaan sejenis maupun yang tidak sejenis. Setiap

perusahaan pasti memiliki rencana keuangan yang berbeda-beda. Saat ini semua

perusahaan wajib membuat suatu laporan yang berkaitan dengan perkembangan

keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu

perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan

tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan dibuat dengan maksud

memberikan gambaran kemajuan perusahaan secara periodik. Laporan keuangan

merupakan suatu media informasi yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk

melaporkan keadaan dan posisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu pihak internal dan eksternal perusahaan yang bermanfaat bagi

pihak tersebut dalam pengambilan keputusan secara ekonomi.

Industri farmasi di Indonesia diawali dengan berdirinya pabrik farmasi pertama

yang didirikan di Hindia Timur pada tahun 1817, yaitu NV. Chemicalien Rathkamp &

Co dan NV. Pharmaceutische Handel Vereneging J. Van Gorkom & Co. pada tahun

1865. Sedangkan industri farmasi modern pertama kali di Indonesia adalah pabrik

kina di Bandung pada tahun 1896. Perkembangan yang cukup signifikan bagi

perkembangan industri farmasi di Indonesia adalah dikeluarkannya Undang-Undang

Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 1967 dan Undang-Undang Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) pada tahun 1968 yang mendorong perkembangan

industri farmasi Indonesia hingga saat ini.


The Tempo Group atau PT. Tempo Scan Pacific Tbk (IDX: TSPC) adalah

perusahaan induk (holding company) yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.

Perusahaan ini didirikan pada 3 November 1953.Perusahaan ini menghasilkan

berbagai produk farmasi dan kesehatan dengan berbagai merek.PT Tempo Scan

Pacific Tbk dan anak perusahaannya (“Tempo Scan”) merupakan bagian dari

kelompok usaha swasta nasional Grup Tempo yang telah memulai usaha

perdagangan produk farmasi sejak tahun 1953. Tempo Scan telah membuktikan

kompetensinya di geliat industri dengan keberadaan empat Divisi Usaha Inti (Core

Business Divisions), yakni Divisi Farmasi, Divisi Produk Konsumen dan Kosmetika,

Divisi Manufaktur dan Divisi Distribusi dengan menawarkan produk-produk yang

berkualitas dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Beberapa

produk unggulan dari Tempo Scan, seperti bodrex, hemaviton, NEO rheumacyl,

Vidoran, Marina dan My Baby terus menjadi pilihan yang melekat di hati masyarakat

Indonesia dari tahun ke tahun.

Produk Tempo Scan Pasifik telah menyebar sebesar lebih dari 45,1 % dari total

pasar farmasi nasional. Dengan kata lain, produk perusahaan ini telah menguasai

mayoritas pasar obat di dalam negeri. Tak hanya itu, produk buatan perusahaan ini

juga telah mampu menembus pasar internasional dengan melakukan impor hingga

ke Malaysia, Filipina, Timur Tengah, Nigeria serta negara-negara lainnya.

Informasi keuangan disusun dan disajikan perusahaan berupa neraca, laporan

laba-rugi, laporan perubahan modal dan analisis laporan keuangan. Dalam suatu

perusahaan juga memerlukan analisis terhadap laporan keuangan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah keuangan

perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Melalui analisis

laporan keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja


keuangan dan kekuatan keuangan (financial strength) yang dimiliki perusahaan.

Selain berguna bagi perusahaan dan manajemennya, analisis laporan keuangan

juga diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan lain seperti kreditor, investor

dan pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan

dari perusahaan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun masalah yang akan diteliti pada makalah ini antara lain:

1. Apakah PT. Tempo Scan Pacific Tbk memiliki likuiditas yang baik?

2. Apakah PT. Tempo Scan Pacific Tbk memiliki solvabilitas yang baik?

3. Apakah PT. Tempo Scan Pacific Tbk telah mengoptimalkan seluruh aset

yang dimiliki?

4. Apakah PT. Tempo Scan Pacific Tbk memiliki profitabilitas yang baik?

5. Apakah PT. Tempo Scan Pacific Tbk memiliki kinerja yang baik dalam

menciptakan nilai pasar usahanya?

C. TUJUAN PENELITIAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen

Keuangan yang bertujuan untuk menilai kinerja PT. Tempo Scan Pacific

Tbk tahun 2017 dengan menggunakan analisis rasio keuangan

D. SISTEMATIKA PENELITIAN

Pemaparan makalah ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan

dan sistematika penelitian.

Bab II Analisis Masalah

Bab ini menguraikan tentang hasil perhitungan rasio keuangan dan analisis rasio

keuangan dengan membandingkan antar periode dan dengan rata-rata industri

sejenis.

Bab III Simpulan dan Saran

Bab ini memuat simpulan atas penggunaan perhitungan rasio keuangan sebagai

salah satu alat untuk menilai kinerja perusahaan serta saran mengenai

peningkatan atas penilaian tersebut.


BAB II

ANALISIS MASALAH

A. KERANGKA TEORI

Analisis laporan keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan kinerja

keuangan yang dapat menimbulkan masalah dimasa yang akan datang dan untuk

menentukan kekuatan kinerja keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis

yang digunakan untuk menemukan kelemahan dan kekuatan tersebut adalah

laporan keuangan yang mencakup neraca, laporan laba rugi, aliran kas serta

laporan sumber dan penggunaan dana (Martin, 2002:481). Menurut Budi Rahardjo

(2003) analisis laporan keuangan adalah hubungan antara satu angka dengan

angka yang lain, dan jumlah serta arah perubahan dari suatu saat tertentu ke saat

berikutnya. Sedangkan Dwi Prastowo mengemukakan bahwa analisis laporan

keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka

membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa

sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan

prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa

yang akan datang.

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan untuk mengetahui tingkat

likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas dari perusahaan yang bersangkutan,

sehingga analisis rasio dapat digolongkan menjadi: rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio-rasio lainnya. Menurut Dewi Astuti

(2004:31) Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang

dipergunakan yaitu: Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), Rasio Solvabilitas dan Rasio

Profitabilitas.
1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan ratio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka

pendek (Short Time Debt) yang harus segera dipenuhi. Rasio-rasio ini dapat

dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar

dan utang lancar.

Adapun beberapa rasio yang tergabung dalam rasio likuiditas adalah sebagai

berikut :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui

kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena

rasio ini menunjukkan sejauhmana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban-

kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang

lancar maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya.

Rasio lancar dapat dihitung dengan rumus:

𝐀𝐊𝐓𝐈𝐕𝐀 𝐋𝐀𝐍𝐂𝐀𝐑
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝑿 𝟏𝟎𝟎 %
𝑯𝑼𝑻𝑨𝑵𝑮 𝑱𝑨𝑵𝑮𝑲𝑨 𝑷𝑬𝑵𝑫𝑬𝑲

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva

yang likuid. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik.
Rasio Cepat dapat dihitung dengan rumus:

𝐀𝐊𝐓𝐈𝐕𝐀 𝐋𝐀𝐍𝐂𝐀𝐑 − 𝐏𝐄𝐑𝐒𝐄𝐃𝐈𝐀𝐀𝐍


𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
𝐇𝐔𝐓𝐀𝐍𝐆 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐊𝐀 𝐏𝐄𝐍𝐃𝐄𝐊

2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh

pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio

solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan tersebut

dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang

seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.

Adapun Rasio yang tergabung dalam Ratio Solvabilitas adalah:

a. Rasio Hutang terhadap Total Aset (Total Debt to Total Asset Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka

panjang dengan jumlah seluruh aktiva yang diketahui.Rasio ini menunjukkan

sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Untuk lebih aman porsi hutang

terhadap aktiva harus lebih kecil.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚

b. Long Term Debt To Equity Ratio

Rasio ini menunjukan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang

dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara

utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang


jangka panjangdengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

Tingkat Long Term Debt To Equity Ratio < 100% dikategorikan bahwa

perusahaan memiliki kondisi yang solvabel.

Rumus:

𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠


𝑳𝑻𝑫𝒕𝑬𝑹 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥

c. Rasio Hutang terhadap Modal atau Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan sejauh mana kemampuan modal sendiri atau modal

pemilik dapat memenuhi seluruh kewajibannya ataupun utang-utang kepada

pihak luar. Semakin kecil rasio ini maka akan semakin baik. Rasio ini juga

disebut rasio leverage, untuk keamanan pihak luar rasio terbaik adalah jika

jumlah modal sendiri lebih besar daripada jumlah utang atau minimal sama

besar. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam

memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini

melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis

aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan

yang layak antara penjualan dan beragai unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva

tetap dan aktiva lainya.

Adapun Rasio yang tergabung dalam Ratio Aktivitas adalah:


a. Perputaran Persediaan (Inventori turn over)

Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan barang berputar

selama satu periode tertentu, tingkat perputaran persediaan ini dihitung dengan

membagi harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata dengan rumus :

𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐏𝐨𝐤𝐨𝐤 𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧


𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 =
𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧

𝟑𝟔𝟓
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝑼𝒎𝒖𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏 =
𝑷𝒆𝒓𝒑𝒖𝒕𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏

Rata-rata umur persediaan bisa dihitung langsung sebagai berikut :

𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧
𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐮𝐦𝐮𝐫 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 =
𝐇𝐏𝐏/𝟑𝟔𝟓

b. Rata-rata pengumpulan piutang

(Perputaran piutang harian) adalah untuk menghitung jumlah hari dalam setahun

dengan perputaran piutang. Rasio ini di gunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam mengumpulkan jumlah piutang dalam setiap jangka waktu

tertentu. Piutang dapat di katakan likuid apabila dikumpulkan relative lebih

singkat waktunya.
𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧
𝑨𝐯𝐞𝐫𝐚𝐠𝐞 𝐂𝐨𝐥𝐥𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝 =
𝐩𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐩𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠

c. Perutaran aktiva tetap

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan

penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini

memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan. Menggunakan aktiva

tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berati semakin efektif pengguna aktiva tetap

tersebut. Pada beberapa industri seperti industri yang memounyai proporsi aktiva

tetap yang tinggi, rasio ini cukup penting di perhatikan sedangkan beberapa

industri yang lain seperti industri jasa yang mempunyai proporsi aktiva tetap

yang kecil, rasio ini barangkali relatof tidak begitu penting untuk diperhatikan.

Perputaran aktiva tetap bisa dihitung dengan rumus:

𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧
𝑷𝒆𝒓𝒑𝒖𝒕𝒂𝒓𝒂𝒏 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩 =
𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩

d. Perputaran total aktiva

Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung

efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan

manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat

manajemen mengevaluasi startegi, pemasarannnya, dan pengeluaran modalnya

(investasi).
Rasio Perputaran Total Aktiva dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
𝑷𝒆𝒓𝒑𝒖𝒕𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

4. Rasio Profitabilitas

a. Rasio Laba Kotor

Gross Profit Margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian

harga pokok atau biaya produksinya, mengendikasikan kemampuan perusahaan

untuk berproduksi secara efisien.

Gross Profit Margin merupakan presentase laba kotor dibandingkan dengan

sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi

perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif

lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin

rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan.

Gross Profir Margin dihitung dengan formula :

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 − 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑷𝒐𝒌𝒐𝒌 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏


𝑮𝒓𝒐𝒔𝒔 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

b. Rasio Laba Operasional

Operating Profit Margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan

penjualan Operating Profit Margin merupakan rasio yang menggambarkan apa

yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan

yang dilakukan. Operating profit margin murni (pure) dalam pengertian bahwa

jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan

dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta


kewajiban terahdap pemerintrah berupa pembayaran pajak., apabila semakin

tinggi operating profit margin dihitung sebagai berikut:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

c. Rasio Laba Bersih

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi

Net Profit Margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net Profit Margin dihitung dengan rumus :

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

d. Rasio Pengembalian Aktiva

e. Rasio Pengembalian Modal

5. Rasio Penilaian

a. Rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham (Price

Earning Ratio)

Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa banyak investor bersdia

membayar untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan. Oleh para investor rasio
ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dimasa yang akan datang. Kesediaan para investor untuk menerima

kenaiakan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan

dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang

tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah

cenderung memiliki PER yang rendah.

Dari segi investor, PER yang terlalu tinggi barangkali tidak menarik karena harga

saham barangkali tidak menarik karena harga saham barangkali tidak akan naik

lagi, yang berati kemungkinan memperoleh capital gain akan lebih kecil. PER

melihat harga saham relatif terhadap earningnya. Rumus perhitungan PER

adalah sebagai berikut :

𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑷𝒂𝒔𝒂𝒓 𝑷𝒆𝒓 𝑳𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓


𝑷𝑬𝑹 =
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑷𝒆𝒓 𝑳𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓

b. Rasio antara harga pasar saham dengan nilai buku (Market to Book Ratio)

Market to book ratio adalah nilai pasar ekuitas perusahaan dibagi dengan nilai

buku dari ekuitasnya. Nilai pasar ekuitas perusahaan diperoleh dengan cara

mengkalikan harga pasar saham per lembar dikalikan dengan jumlah saham

yang beredar. Nilai buku ekuitas diperoleh dari total ekuitas dikurangi dengan

saham pereferen yang ada di Laporan Posisi Keuangan.

Market to Book Ratio (P/B) merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan

antara nilai/harga pasar saham terhadap nilai buku perusahaan yang diperoleh
dari selisih antara nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dengan nilai

kewajiban.

𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒑𝒂𝒔𝒂𝒓 𝒆𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓


𝑴𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕 𝒕𝒐 𝑩𝒐𝒐𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒃𝒖𝒌𝒖 𝒆𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓

c. Dividend Yield

Dividen Yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor.

Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan

diinvestasikan kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang

tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi, yang berati

pembagianya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan semacam ini akan

cenderung lebih rendah. Rumus perhitung Rasio Devidend Yield adalah sebagai

berikut:

𝑫𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏 𝒑𝒆𝒓 𝑳𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓


𝑫𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏𝒅 𝒀𝒊𝒆𝒍𝒅 =
𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒂𝒔𝒂𝒓 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒓 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓

d. Rasio pembayaran Dividen (Dividend Pay Out Ratio)

Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada

investor sedangkan bagian lain yang dibagikan akan diinvestasikan kembali ke

perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi

akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya

perusahaan yang tingkat pertumbuhan rendah akan mempunyai rasio yang

tinggi. Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen perusahaan.


Semakin besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil pertumbuhan

pendapatan perusahaan:

𝑫𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏 𝒑𝒆𝒓 𝑳𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓


𝑫𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏𝒅 𝑷𝒂𝒚 𝑶𝒖𝒕 =
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒑𝒆𝒓 𝑳𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓
B. RINGKASAN RASIO PT. TEMPO SCAN PACIFIC Tbk.

Avera Evaluasi
Rasio 2013 2014 2015 2016 2017 ge Cross Time
2017 Sectional Series
Rasio Likuiditas
Current
2,96 3 2,54 2,65 2,52 2,85
Ratio
Quick
2,22 2,15 1,81 1,83 1,78 1,93
Ratio
Rasio Solvabilitas
Total
Debt to
0,29 0,27 0,31 0,3 0,32 35%
Asset
Ratio
Debt to
Equity 0,41 0,37 0,45 0,42 0,46
Ratio
Time
30,4 29,2
Interest 48,28 29,18 32,55 36,1
7 7
Earned
Rasio Aktivitas
Inventory
4,13 4,33 4,11 4,15 3,99 3,41
turn over
Average
40,2 41,9
collection 42,28 40,62 37,49 49,3
4 5
periode
Fixed
assets 5,69 4,83 5,06 5,05 4,82 2,34
turn over
Total
assets 1,27 1,34 1,3 1,39 1,28 1,17
turn over
Rasio Profitabilitas
Return
11,8 10,4 7,5
On 8,4% 8,3% 9%
% % %
Assets
Return 0,165 0,14 0,117 0,10
0,122 14%
on Equity 3 31 7 97
Gross
Profit 40% 39% 38% 38% 38% 41%
Margin
Operatin
12,1 9,8 7,8
g Profit 8,6% 7,9% 10%
% % %
Margin
Net Profit
9,3 7,8 6,5 6,0 5,8 8%
Margin
Rasio Penilaian
Price per 22,2 14,8
23,05 15,09 16,55 31,23
Earning 1 7
Market to
4,36 3,84 2,34 2,64 2,41 4,38
Book
Dividend 0,02
0,023 0,029 0,025
Yield 2
Dividend
Payout 0,53 0,5 0,43 0,42
Ratio
C. ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS

PT TEMPO SCAN PASIFIC Tbk

Annual Report Tahun 2013-2017

RASIO LANCAR (Current Rasio)

Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar Rasio Lancar

2017 5.049.363.864.387 2.002.621.403.597 2,52

2016 4.385.083.916.291 1.653.413.220.121 2,65

2015 4.304.922.144.352 1.696.486.657.073 2,54

2014 3.714.700.991.066 1.237.332.206.210 3,00

2013 3.991.115.858.814 1.347.465.965.403 2,96

Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek menggunakan

aktiva lancar.

Dari tahun 2013 sampai tahun 2017 cenderung naik dan turun. Terdapat penurunan

rasio lancar pada tahun 2015 dan 2017. Peningkatan rasio lancar terjadi pada tahun

2014 daan 2016. Tetapi peningkatan tersebut tidak signifikan. Peningkatan rasio

lancar tidak sebanding dengan penurunan rasio tersebut.

Penurunan paling signifikan yaitu pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena

persediaan yang meningkat cukup signifikan mencapai 176.868.421.392. lebih tinggi


dari pada tahun tahun yang lain. Namun, dalam keadaan perusahaan pada saat

rasio terendah pun masih dapat dikatakan baik atau likuid karena rasio lancarnya

lebih dari 2,00.

RASIO CEPAT (Quick Ratio/Acid Test Rasio)

Rasio

Tahun Aktiva Lancar Persediaan Utang Lancar Cepat

2017 5.049.363.864.387 1.478.762.390.030 2.002.621.403.597 1,78

2016 4.385.083.916.291 1.362.026.037.353 1.653.413.220.121 1,83

2015 4.304.922.144.352 1.232.919.055.623 1.696.486.657.073 1,81

2014 3.714.700.991.066 1.056.050.634.231 1.237.332.206.210 2,15

2013 3.991.115.858.814 1.000.694.231.080 1.347.465.965.403 2,22

Ratio lancar atau quick ratio erupakan ratio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva yang lebih likuid atau lancar.

Dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 terus mengalami penurunan. Penurunan

terus terjadi pada tahun tersebut karena persediaan yang terus bertambah setiap

tahunnya dan baru mengalami kenaikan pada tahun 2016 dan kembali turun pada

tahun 2017. Kenaikan pun tidak sebanding dengan penurunan. Kenaikan dari quick

rasio ini adalah 0,02 saja. Namun, meskipun mengalami penurunan yang terjadi

selama 3 tahun, perusahaan masih dikatakan dalam kondisi baik karena rasio

perusahaan tidak pernah berada di bawah 1,00. Dengan demikian perusahaan

masih mampu untuk melunasi hutang-hutangnya atau dikatakan likuiditas

perusahaan baik
ANALISIS RASIO PROFITABILITAS

PT TEMPO SCAN PASIFIC Tbk

Annual Report Tahun 2013-2017

RASIO LABA KOTOR (Gross Profit Margin)

Tahun laba kotor Penjualan GPM

2017 3.658.175.142.200 9.565.462.045.199 38%

2016 3.484.364.171.176 9.138.238.993.842 38%

2015 3.117.572.215.514 8.181.481.867.179 38%

2014 2.939.896.636.583 7.512.115.037.587 39%

2013 2.719.802.668.112 6.854.889.233.121 40%

 Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian

harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan

perusahaan untuk memproduksi secara efisien. Rasio Gross profit margin

PT.Tempo Scan Pasific pada paling rendah yaitu berada pada 3 tahun

terakhir. Pada tahun 2015, 2016 dan 2017 yaitu 38%. Penyebabnya adalah

penjualan dan harga pokok penjualan yang tinggi sedangkan dapat dilihat

dengan jelas kenaikan gross profit margin tidak terjadi pada 5 tahun terkahir.

Semakin besar Gross Profit Margin semakin baik keadaan perusahan, karena

hal ini menunjukan harga pokok penjualan lebih rendah dibandingkan

penjualan, demikian pula sebaliknya , semakin rendah gross profit margin

semakin kurang baik perusahaannya


RASIO LABA OPERASI (Operating Profit Margin Ratio)

Tahun EBIT Penjualan OPM

2017 Rp 744.090.262.873 Rp9.565.462.045.199 7,8%

2016 Rp718.958.200.369 Rp9.138.238.993.842 7,9%

2015 Rp707.110.932.867 Rp8.181.481.867.179 8,6%

2014 Rp738.305.933.705 Rp7.512.115.037.587 9,8%

2013 Rp829.935.403.086 Rp6.854.889.233.121 12,1%

Rasio laba operasi mengukur seberapa besar kemampuan dalam menghasilkan laba

operasi (laba usaha) dari penjualan bersih perusahaan selama periode waktu

tertentu.

Pada PT. Tempo Scan Pacific, operating profit margin mengalami penurunan tiap

tahunnya. Penurunan rasio terbanyak yaitu pada tahun 2014 yaitu dari 12,% menjadi

9,8%. Dan penurunan terkecil pada tahun 2017 yaitu sebesar 0,1%. Penurunan pada

5 tahun terakhir ini dikarenakan perusahaan memiliki peningkatan biaya dan juga

EBIT yang turun.

MARGIN LABA BERSIH (Net Profit Margin )

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.

Tahun EAT Penjualan NPM

2017 Rp557.339.581.996 Rp9.565.462.045.199 5,8%

2016 Rp545.493.536.262 Rp9.138.238.993.842 6,0%

2015 Rp529.218.651.807 Rp8.181.481.867.179 6,5%

2014 Rp584.293.062.124 Rp7.512.115.037.587 7,8%

2013 Rp638.535.108.795 Rp6.854.889.233.121 9,3%


 Profit margin selama 5 tahun terakhir terus menurun. Tahun yang rendah

terjadi pada tahun 2014 dan tahun 2015. Penyebabnya yaitu laba bersih

terlalu rendah sedangkan penjualan yang tinggi. Perusahaan ini tidak

mengalami kerugian tetapi profit margin perusahaan sangat kecil. Karena

dalam 5 tahun ini perusahaan mendapatkan penjualan yang tinggi sedangkan

beban pokok penjualan yang tinggi sehingga laba bersih yang didapat rendah.

RASIO PENGEMBALIAN AKTIVA (Return On Total Assets)

Tahun EAT total aktiva ROA

2017 Rp557.339.581.996 Rp7.434.900.309.021 7,5%

2016 Rp545.493.536.262 Rp6.585.807.349.438 8,3%

2015 Rp529.218.651.807 Rp6.284.729.099.203 8,4%

2014 Rp584.293.062.124 Rp5.609.556.653.195 10,4%

2013 Rp638.535.108.795 Rp5.407.957.915.805 11,8%

 Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih

berdasarkan tingkat aset yang tertentu.ROA sering disebut juga Return On

Investment.Return On Investment dari tahun 2013 sampai tahun 2017

mengalami penurunan walaupun tidak signifikan, penurunan setiap tahunnya

sebesr 1%-2%. Penurunan terkecil yaitu pada tahun 2016 yaitu sebesar 0,1%.

ROI tertinggi pada tahun 2013 sebesar 11,8% , namun setelah itu terus

mengalami penururnan. Penyebababnya laba bersih yang menurun karena

dampak tindakan persediaan. Perubahan peraturan yang dilaksanakan untuk

secara lebih ketat mengawasi persediaan dan pembelian dimasa depan


menghasilkan margin yang tipis namun realistis. Namun ROA PT. Tempo

Scan masih dikatakan baik karena memiliki persentasi lebih dari 2%.

RASIO PENGEMBALIAN MODAL (Return On Equity)

Tahun EAT Ekuitas saham biasa ROE

2017 557.339.581.996 5.082.008.409.145 10,97%

2016 545.493.536.262 4.635.273.142.692 11,77%

2015 529.218.651.807 4.337.140.975.120 12,20%

2014 584.293.062.124 4.082.127.697.809 14,31%

2013 638.535.108.795 3.862.951.854.240 16,53%

 Pada PT. Tempo Scan Pasific, pada tahun 2013 sampai tahun 2016 rasio

ROE mengalami penurunan. Penurunan yang terjadi tiap tahunnya hamper

sama yaitu sekitar 1%-2%, hal ini dikarenakan pada tahun tersebut laba

bersih yang didapat kecil dan ekuitas meningkat. Pada tahun 2013 sampai

dengan tahun 2015 ROE PT. Tempo Scan Paciffic TbK dikatakan baik dan

pada tahun 2016 dan 2017 dikatakan tidak baik karena ROE kurang dari 12%.
PENDAPATAN PER SAHAM (Earning per share)

number of shares of

common stock

Tahun EAT outstanding EPS

2017 557.339.581.996 4.500.000.000 124

2016 545.493.536.262 4.500.000.000 121

2015 529.218.651.807 4.500.000.000 118

2014 584.293.062.124 4.500.000.000 130

2013 638.535.108.795 4.500.000.000 142

 Rasio EPS pada tahun 2013 sampai 2015 terus menurun penyebabnya laba

bersih yang menurun dan jumlah saham yang beredar tetap dan 2016 sampai

2017 EPS mengalami peningkatan. EPS meningkat dikarenakan laba bersih

yang meningkat dan lembar saham yang beredar tetap.


ANALISIS RASIO AKTIVITAS

PT TEMPO SCAN PASIFIC Tbk

Annual Report Tahun 2013-2017

Perputaran Persediaan(Inventory Turnover)

Tahun COGS Persediaan Inventory Turnover

2017 5.907.286.902.999 1.478.762.390.030 3,99

2016 5.653.874.822.666 1.362.026.037.353 4,15

2015 5.063.909.651.665 1.232.919.055.623 4,11

2014 4.572.218.401.004 1.056.050.634.231 4,33

2013 4.135.086.565.009 1.000.694.231.080 4,13

Rasio perputaran persediaan yang terjadi pada PT Tempo Scan Pasific pada

tahun 2013 – 2017, paling tinggi berada pada tahun 2014 yaitu sebesar 4,33.

Sedangkan rasio rasio setelah tahun 2014 mengalami penurunan dan kenaikan

yang tidak signifikan.

RATA RATA PENGUMPULAN PIUTANG (AVERAGE COLLECTION PERIOD)

rata-rata Average Collection

Tahun Piutang Usaha penjualan/360 Period

2017 1.114.717.326.997 26.570.727.903 41,95

2016 951.557.799.945 25.383.997.205 37,49


2015 923.247.607.102 22.726.338.520 40,62

2014 839.642.753.550 20.866.986.216 40,24

2013 808.788.359.595 19.041.358.981 42,48

Rasio rata-rata pengumpulan piutang yang terjadi pada PT. Tempo Scan Pasific

pada tahun 2013-2017 paling tinggi berada di tahun 2013 yaitu sebesar 42,28.

Sedangkan rasio rasio setelah tahun 2013 mengalami penurunan dan kenaikan

yang tidak signifikan.

FIXED ASSET TURNOVER (RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP)

Tahun Penjualan Aktiva tetap fixed assets turnover

2017 9.565.462.045.199 1,984,179,208,981 4,82

2016 9.138.238.993.842 1.806.744.212.273 5,05

2015 8.181.481.867.179 1.616.562.460.878 5,06

2014 7.512.115.037.587 1.554.389.853.202 4,83

2013 6.854.889.233.121 1.203.851.892.215 5,69

rasio perputaran aktiva tetap tertinggi pada tahun 2017 bukan pada tahun

2013. Karena dengan aktiva tetap 1,984,179,208,981 dapat menghasilkan

penjualan 9.565.462.045.199 . sedangkan pada tahun 2013, dengan aktiva

tetap 1.203.851.892.215 hanya menghasilkan penjualan sebesar

6.854.889.233.121.
Perputaran total aktiva (total assets turnover)

Tahun Penjualan total aktiva total assets turnover

2017 9.565.462.045.199 7.434.900.309.021 1,29

2016 9.138.238.993.842 6.585.807.349.438 1,39

2015 8.181.481.867.179 6.284.729.099.203 1,30

2014 7.512.115.037.587 5.609.556.653.195 1,34

2013 6.854.889.233.121 5.407.957.915.805 1,27

Rasio perputaran aktiva pada PT Tempo Scan Pasific ini selama lima tahun

terakhir mengalami penurunan dan kenaikan. Namun penurunan dan kenaikan yang

terjadi tidak signifikan. Jika dilihat, rasio ini masih tergolong rendah. Rasio yang

rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan

pengeluaran modalnya (investasi).


ANALISIS RASIO SOLVABILITAS

PT TEMPO SCAN PASIFIC Tbk

Annual Report Tahun 2013-2017

1. Total debt to total asset ratio

Total Debt to Asset Ratio digunakan untuk mengetahui setiap rupiah

pendanaan perusahaan yang diperoleh dari hutang. Semakin besar rasio

maka semakin besar risiko atas kegagalan yang mungkin terjadi di

perusahaan.

Tahun total hutang total aktiva debt ratio

2017 Rp 2.352.891.899.876 Rp 7.434.900.309.021 32%

2016 Rp 1.950.534.206.746 Rp 6.585.807.349.438 30%

2015 Rp 1.947.588.124.083 Rp 6.284.729.099.203 31%

2014 Rp 1.527.428.955.386 Rp 5.609.556.653.195 27%

2013 Rp 1.581.513.124.423 Rp 5.407.957.915.805 29%

Rata-rata Industri

Jika dilihat dari perhitungan Rasio diatas, terlihat dari tahun 2013 sampai

tahun 2017 total debt to total aset rasio mengalami kenaikan dari 29% menjadi

32%. Disitu menunjukkan perusahaan memperoleh asset dengan cara hutang

meningkat dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2017 total debt to total aset rasio di anggak 32% menunjukkan

bahwa 32% asset perusahaan diperoleh dari hutang. Jika di bandingkan

dengan rata-rata Industri yang berada di angka ....... maka bisa dikatakan

keadaan perusahaan ........


2. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri

yang dapat dijadikan jaminan hutang.

Tahun total hutang total aktiva debt ratio

2017 Rp 2.352.891.899.876 Rp 5.082.008.409.145 46%

2016 Rp 1.950.534.206.746 Rp 4.635.273.142.692 42%

2015 Rp 1.947.588.124.083 Rp 4.337.140.975.120 45%

2014 Rp 1.527.428.955.386 Rp 4.132.338.998.550 37%

2013 Rp 1.581.513.124.423 Rp 3.862.951.854.240 41%

Rata-rata Industri

Berdasar tabel diatas, dabat di lihat debt to equity ratio setiap tahun cukup

fluktuatif. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2015 di mana terjadi

peningkatan 8%. Hal ini menunjukkan presentase perusahaan yang dibiayai

dengan pinjaman meningkat. Rata-rata industri di angka ......, hal ini .......

dibanding perusahaan. Ini berarti.........

3. Time Interest Earned Ratio

Time Interest Earn Ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan untuk membayar biaya bunga atau megukur seberapa jauh laba

bisa turun tanpa menganggu kewajiban perusahaan dalam memenuhi bebean

para kreditur yang berupa bunga. Semakin tinggi rasio, maka semakin besar

kemampuan perusahaan dapat membayar biaya bunga.


Tahun EBIT Interest time interst earned ratio

2017 744.090.262.873 25.418.360.534 29,27

2016 718.958.200.369 22.085.746.781 32,55

2015 707.110.932.867 24.230.236.488 29,18

2014 738.305.933.705 24.230.236.488 30,47

2013 829.935.403.086 17.190.667.647 48,28

Semakin tinggi ni lai Rasio ini menunjukkan semakin baik pula kemampuan

perusahaan dalam membayar Bunga. Jika melihat dari tabel diatas

menunjukkan time interest earnt ratio yang menurun. Di tahun 2017 di angka

29,18 yang artinya perusahaan masih mampu membayar inerestnya.

Jika dilihat dari rata-rata industri yang berada di angka ......., maka bisa dilihat

bahwa kondisi perusahaan ......


ANALISIS RASIO PENILAIAN

PT TEMPO SCAN PASIFIC Tbk

Annual Report Tahun 2013-2017

1. Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio menunjukkan berapa banyak investor bersedia membayar

untuk tiap rupiah dari laba yang dibayarkan.

Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang. Kesedian

para investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada

prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang

tinggi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan

tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah.

Tahun market price per share of common stock EPS PER RATIO

2017 1.800 121 14,88

2016 1.970 119 16,55

2015 1.750 116 15,09

2014 2.865 129 22,21

2013 3.250 141 23,05

Rasio PER perusahaan paling tinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar

16.55. Hal ini dikarenakan harga pasar per lembar pada tahun tersebut tinggi

sedangkan laba per lembar sahamnya tidak seimbang dengan tingginya harga

pasar per lembar. Rasio PER selama 5 tahun mengalami penurunan selama 3

tahun berturut turut dan kenaikan pada tahun 2016 dan mengalami penurunan
kembali pada tahun 2017. Untuk rasio PER yang paling rendah terjadi pada

tahun 2017 dan sekaligus menjadi penurunan Rasio PER yang paling drastic

diantara 5 tahun tersebut.

2. Dividend Yield Ratio

Dividen yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh

investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang

tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian

besar akan diinvestasikan kembali. Kemudian karena perusahaan dengan

prospek yang tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi, yang

berarti pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan semacam ini

akan cenderung lebih rendah.

harga pasar per

Tahun Dividen per lembar lembar dividen yield ratio

2017 n.a 1800 n.a

2016 50 1.970 0,025

2015 50 1.750 0,029

2014 64 2.865 0,022

2013 75 3.250 0,023

Rasio dividend yield paling rendah terjadi pada tahun 2014 namun pada tahun

2017 dividen tidak di bagikan jadi dividen yield pada tahun 2017 tidak

tersedia. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang

tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian
besar akan diinvestasikan kembali dan juga karena harga dividen yang tinggi

yang mengakibatkan dividen yield akan menjadi kecil.

Sedangkan untuk rasio diveidend yield tertinggi terjadi pada tahun 2015.

Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang rendah

akan memberikan dividen yang tinggi dan dengan demikian mempunyai

dividend yield yang tinggi.

3. Dividend Pay-Out Ratio

Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada

investor sedangkan bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan

kembali ke perusahaan.

Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan

mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan

yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi.

Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen perusahaan. Semakin

besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil pertumbuhan pendapatan

perusahaan.

Tahun Dividen per lembar Laba per lembar dividen pay-out

2017 n.a 121 n.a

2016 50 119 0,42

2015 50 116 0,43

2014 64 129 0,50

2013 75 141 0,53


Dividen PaY-Out Ratio terendah terjadi pada tahun 2016 dan dividen PaY-Out

tertinggi pada tahun 2013. Dividen PaY-Out Ratio dalam PT Tempo Scan

Pasific mengalami penurunan yang terjadi selama 4 tahun berturut turut dan

pada tahun 2017 Dividen PaY-Out Ratio tidak tersedia karena dividen tidak

dibagikan. Dalam keadaan dividen Pay-Out Ratio rendah, perusahaan

mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi.

4. Price to Book Ratio

Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau

sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini,

semakin besar tambahan kekayaan (wealth) yang dinikmati oleh pemilik

perusahaan (Husnan, 2006:76)

Jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor memandang bahwa

perusahaan tidak cukup potensial. Bila seorang investor pesimis atas prospek

suatu saham, maka banyak saham dijual pada harga di bawah nilai bukunya.

Sebaliknya jika investor optimis maka saham dijual dengan harga di atas nilai

bukunya.

Book value per share (nilai buku per saham) dihitung dengan membagi

ekuitas saham biasa dengan jumlah saham yang beredar.

Harga Pasar Saham per

Tahun Lembar Nilai Buku per lembar saham Price to Book

2017 1800 745,145 2.41

2016 1970 745,145 2.64

2015 1750 745,145 2,34


2014 2865 745,145 3,84

2013 3250 745,145 4,36

Price to Book Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013, hal ini dikarenakan

harga pasar saham per lembar dalam kondisi tertinggi dari tahun-tahun

lainnya.

Sedangkan, price to book ratio terendah terjadi pada tahun 2017, hal ini

disebabkan adanya penurunan harga pasar saham per lembar dari tahun

sebelumnya.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai