Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN AUDIT

Prosedur Analitis
Menurut PSA 22 (SA 329) prosedur analitis didefinisikan sebagai “evaluasi atas informasi
keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non
keuangan,meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tecatat dengan ekspektasi auditor.”
Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai saldo akun atau data
lain terlihat wajar berkaitan dengan ekspektasi auditor.
Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan:
1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menentukan
sifat, luas, dan penetapan waktu prosedur audit.
2. Prosedur analitis sering kali dilakukan selama ahap pengujian audit sebagai pengujian
sebstantif untuk mendukung saldo akun.
3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelasaian audit.

Lima Jenis Prosedur Analitis


Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor yang
mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus dicatat, tanpa
memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan. Biasanya auditor membandingkan saldo
dan rasio klien dengan saldo dan rasio yang diharapkan dengan menggunakan satu atau lebih
jenis prosedur analitis berikut. Dalam setiap kasus, auditor membandingkan data klien dengan:
1. Membandingkan Data Klien dan Industri
Manfaatkan paling penting dari perbandingan industry adalah membantu dan memahami
bisnis klien dan sebagai indikasi atas kemungkinan adanya kegagalan keuangan, tetapi
munkin kurang membantu auditor dalam mengindenfikasikan salah saji yang potensial.

Namun, kelemahan utama penggunaan rasio industry dalam auditing adalah perbedaan antara
sifat informasi keuangan klien dengan perusahaan yang membentuk total industri. Karena data
indutri adalah rata-rata yang lebih luas, perbandingannya mungkin tidak berarti. Sering kali, lini
bisnis klien tidak sama seperti standar industry. Selain itu, perusahaan yang berbeda menerapkan
metode akuntasi yang juga berbeda, sehingga mempengaruhi komparabilitas data.

2. Membandingkan Data Klien dengan Data Periode Sebelumnya yang Serupa


Berbagai prosedur analitis akan memungkinkan auditor untuk membandingkan data klien
dengan data serupa dari satu lebih periode sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa
contoh yang umum :
a. Membandingkan Saldo Tahun Berjalan dengan Tahun Sebelumnya
Salah satu cara termudah untuk melaksanakan pengujian ini adalah
mencantumkan hasil neraca saldo tahun lalu yang telah yang di sesuaikan ke
dalam kolom terpisah dari spreadsheet neraca saldo tahun berjalan. Auditor dapat
dengan mudah membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
untuk memutuskan secara dini dalam audit,apakah suatu akun harus mendapat
perhatian lebih dari biasanya karena terjadi perubahan yang signifikan dalam
saldo.

b. Membandingkan Rincian Total Saldo dengan Rincian yang Serupa untuk Tahun
Sebelumnya
Perbandingan rincian dapat berupa berbentuk rincian selama beberapa waktu,
misalnya membandingkan total penjualan bulanan, perbaikan, dan akun lainnya
untuk tahu berjalan dengan tahun sebelumnya, atau rincian pada suatu waktu
tertentu, misalnya membandingkan rincian utang pada akhir tahun berjalan
dengan akhir tahun sebelumnya.

c. Menghitung Rasio dan Hubungan Persentase untuk Dibandingkan dengan Tahun


Sebelumnya
Membandingkan total atau rincian tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
memiliki dua kelemahan. Pertama hal itu tidak mempertimbangkan perubahan
atau penurunan aktivitas bisnis. Kedual, hubungan data yang satu dengan yang
lainnya, seperti penjualan dengan harga pokok penjualan, diabaikan. Rasio dabn
hubungan presentase dapat mengatasi kedua kelemahan itul. Sebagai contoh,
marjin kotor adalah hubungan presentase umum yang digunakan oleh auditor.

3. Membandingkan Data Klien dengan Hasil yang Diharapkan yang Ditemukan Klien
Kebanyakan perusahaaan menyiapkaan anggaraan (budghets) untuk berbagai aspek
operasi dan hasil keuangannya. Karena anggaran merupakan ekspektasi klien selama
periode berjalan, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antra hasil
yang dianggarkan dengan hasil aktual, karena area ini dapat mengandung salah saji yang
potensial, jika tidak ada perbedaan, salah saji tidak mungkin terjadi.apabila data klien
dibandingkan dengan anggaran, ada dua kepentingan khusus;
a. auditor harus mengevaluasi apakah anggaran itu merupakan rencana yang realistis.
b. kemungkinan bahwa informasi keuangan saat ini telah diubah oleh personil klien
agar sesuai dengan anggaran.

4. Membandingkan Data Klien dengan Hasil yang Diharapkan yang ditentukan Auditor
Perbandingan umum lainnya antara data klien dengan hasil yang diharapkan terjadi ketika
auditor menghitung saldo yang diharapkan untuk dibandingkan dengan saldo aktual.
Pada jenis prosedur analitis ini, auditor membuat estimasi tentang rupa saldo akun yang
seharusnya dengan menghubungkannya dengan beberapa akun neraca atau akun
laporan laba-rugi lainnya, atau membuat proyeksi berdasarkan beberapa tren historis.
5. Membandingkan Data Klien dengan Hasil yang Diharapkan dengan Menggunakan Data
Non-Keuangan
Misalkan sedang mengaudit sebuah hotel, anda dapat mengembangkan ekspektasi atas
total pendapatan dari kamar hotel dengan mengalikan jumlah kamar dengan tariff setiap
kamar, tarif harian rata-rata untuk setiap kamar, dan tingkat hunian rata-rata. Anda
kemudian dapat membandingkan estimasi anda dengan pendapatan yang tercatat
sebagai pengujian atas kelayakan pendapatan yang tercatat. Pendekatan yang sama juga
dapat diterapkan untuk melakukan estimasi dalam situasi lain, seperti pendapatan uang
kuliah di universitas (rata-rata uang kuliah dikali pendaftar), penggajian pabrik (total jam
kerja dikali tarif upah), dan biaya bahan yang dijual (unit yang terjual dikali biaya bahan
per unit). kepentingan utama dalam menggunakan data non-keuangan terletak pada
keakuratan data.
Rasio Keuangan yang Umum
Prosedur analitis seringkali meliputi penggunaan rasio keuangan yang umum selama tahap
perencanaan dan riview akhir atas laporan keuangan yang telah diaudit. Hal ini berguna untuk
memahami peristiwa terkini dan status keuangan perusahaan serta untuk menelaah laporan itu
dari perspektif pamakai.

1. Kemampuan membayar utang jangka pendek

Kas+ Sekuritas
a. Rasio Kas = Kewajiban lancar

Kas+Sekuritas+ Piutang Usaha Beersih


b. Rasio Cepat = Kewajiban Lancar

Aset Lancar
c. Rasio Lancar = Kewajiban Lancar

2. Rasio Aktivitas Likuiditas

Penjualan Bersih
a. Peputaran Piutang Usaha = Piutang Kotor rata−rata

365 hari
b. Jumlah Hari Penagihan Utang = Perputaran Piutang Usaha

Harga Pokok Penjualan


c. Peputaran Persediaan = Persediaan Rata−Rata

365 hari
d. Jumlah Hari Penjualan Persediaan = Perputaran Persediaan

Anda mungkin juga menyukai