Metodologi yang dilakukan auditor dalam mendesain pengujian atas rincian saldo untuk
rekening piutang terdiri dari beberapa fase, ilustrasi berikut menggambarkan metodologi dalam
mendesain pengujian atas rincian saldo.
1.1.1 Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang Berhubungan dengan Piutang Usaha (Tahap I)
Pemahaman mengenai industri dan lingkungan eksternal klien serta mengevaluasi tujuan
manajemen digunakan untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien yang signifikan, yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan termasuk piutang usaha. Maka oleh karena itu auditor harus
melaksanakan prosedur analitis untuk menunjukkan kenaikan risiko salah saji piutang usaha.
Ketika mengevaluasi risiko inheren dan bukti yang direncanakan dalam piutang usaha, auditor
mengembangkan risiko yang mempengaruhi piutang usaha. Contoh : auditor dapat meningkatkan
risiko inheren untuk nilai realisasi bersih piutang usaha
1.1.3 Menetapkan Risiko Pengendalian Untuk Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang
Pengendalian internal terhadap penjualan dan penerimaan kas serta piutang usaha terkait
setidaknya harus cukup efektif karena manajemen sangat menginginkan catatan yang akurat untuk
mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan. Auditor harus memperhatikan tiga aspek
pengendalian internal:
1. Pengendalian yang mencegah atau mendeteksi penggelapan
2. Pengendalian terhadap pisah batas
3. Pengendalian yang terkait dengan penyisihan piuang tak tertagih
Auditor harus menghubungkan risiko pengendalian untuk tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dalam memutuskan risiko deteksi yang
direncanakan dan bukti yang direncanakan bagi pengujian atas rincian saldo. Contoh : auditor
menyimpulkan bahwa risiko pengendalian untuk transaksi penjualan maupun penerimaan kas
adalah rendah bagi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi keakuratan. Karena itu, auditor
dapat menyimpulkan bahwa pengendalian bagi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
keakuratan untuk piutang usaha sudah efektif karena satu-satunya transaksi yang mempengaruhi
piutang usaha adalah penjualan dan penerimaan kas. Jika retur dan pengurangan penjualan serta
penghapusan piutang usaha tak tertagih berjumlah signifikan, penilaian risiko pengendalian juga
harus dipertimbangkan untuk kedua kelas transaksi tersebut.
Dua aspek hubungan yang disajikan perlu disinggung secara khusus:
a. Untuk penjualan, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian mempengaruhi tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo- eksistensi/keberadaan. Akan tetapi untuk penerimaan kas,
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian mempengaruhi tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo-kelengkapan. Penyebab kesimpulan mengejutkan bahwa kenaikan
penjualan meningkatkan piutang usaha tetapi kenaikan penerimaan kas justru menurunkan pitang
usaha.
Contoh : pencatatan penjualan sebenarnya tidak ada melanggar tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi-keterjadian dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-eksistensi (keduannya lebih
saji). Pencatatan penerimaan kas yang sebenarnya tidak ada melanggar tujuan audit yang berkaitan
transaksi- keterjadian maupun tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-kelengkapan untuk
piutang usaha, karena piutang yang masih beredar tidak lagi dicantumkan dalam catatan.
b. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha-nilai realisasi dan hak, serta tujuan yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan, tidak terpengaruh oleh penilaian risiko
pengendalian untuk tujuan-tujuan tersebut, auditor harus mengidentifikasi dan menguji
pengendalian secara terpisah demi mendukung tujuan-tujuan tersebut.
Tiga baris penilaian resiko pengawasan : satu untuk penjualan, satu untuk penerimaan tunai, dan
satu untuk pengawasan tambahan yang berhubungan dengan saldo rekening piutang. Sumber dari
setiap resiko pengawasan penjualan dan penerimaan tunai adalah matrik resiko pengawasan, yang
mengasumsikan bahwa hasil pengujian pengawasan mendukung penilaian yang sebenarnya.
Auditor membuat pemisah penilaian resiko pengawasan untuk tujuan yang
berhubungan hanya dengan saldo rekening piutang.
1.1.5 Merancang dan Melaksanakan Pengujian Detil Saldo Piutang Usaha (Tahap III)
Pengujian rincian saldo yang tepat tercantum pada kertas kerja perencanaan. Risiko deteksi
ditunjukkkan pada baris kedua dari bawah. Hal tersebut merupakan keputusan subjektif auditor
setelah mngkombinasikan kesimpulan yang dicapai mengenai setiap factor yang tercantum. Tugas
menhubungkan factor yang direncanakan sangatlah kompleks karena pengukuran factor bersifat
tidak jelas. Bukti audit yang direncanakan adalah kebalikan dari risiko deteksi yang direncanakan.
Setelah memutuskan bukti yang direncanakan bagi tujuan tertentu adalah tinggi, sedang, rendah,
kemudian auditor harus memutuskan prosedur audit yang sesuai, ukuran sampel, item yang dipilih,
dan penetapan waktu.