kelompok 9
UNIVERSITAS JAMBI
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. makalah ini
membahas tentang ”menyelesaikan pengujian dalam siklus penjualan dan penagihan:
piutang usaha”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT,
Penulis telah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin. Akan tetapi penulis sadar,
tak ada gading yang tak retak, begitu juga makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, semua kritik dan saran demi perbaikan makalah ini akan penulis sambut dengan senang
hati agar lebih sempurna dalam pembuatan makalah yang akan datang.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…..………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang……………………………………………………………………1
tujuan..……………………………………………………………………………1
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………........15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sebuah proses audit terdapat proses pengujian, diantaranya adalah pengujian
pengendalian dan pengujian substantive atastransaksi pada siklus penjualan dan penagihan.
Kedua jenis pengujian tersebut merupakan bagian dari tahap II dalam proses audit. Setelah
memahami kedua pengujian tersebut maka proses audit selanjutnya adalah melanjutkan
ketahap III dan berfokus pada prsedur analitis substantive dan pengujian perincian saldo
dalam siklus penjualan dan penagihan. Dalam pembahasan ini akan mengilustrasikan betapa
pentingnya bagi auditor untuk memilih bukti yang tepat dalam melakukan verifikasi saldo
akun terhadap siklus penjualan dan penagihan, setelah menentukan batas salah saji yang
dapat diterima, menjalankan prosedur identifikasi risiko untuk menilai risiko pengendalian
dan risiko yang tak terhindarkan, serta melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
substantive atas transaksi. Dalam siklus penjualan dan penagihan ini akan membahas
mengenai desain untuk prosedur analisis substantive dan pengujian perincian saldo dari dua
akun kunci neraca pada siklus tersebut, yaitu piutang dagang dan cadangan kerugian
piutang.
1.3 Tujuan
2. Mengetahui bagaimana cara merancang pengujian atas rincian saldo dan mengevaluasi
konfirmasi piutang usaha
BAB II
PEMBAHASAN
Metodologi Yang diikuti auditor dalam merancang pengujian atas rincian saldo yang
tepat bagi piutang usaha adalah sebagai berikut :
Tahap 1:
menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk
piutang usaha
Tahap 2 :
Tahap 3 :
merancang pengujian atas rincian saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo : prosedur audit, ukuran sample, item yg dipilih, dan
pemetapan waktu.
Usaha ( accounts receivable balance-related audit objectives) dan adalah sebagai berikut :
Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan
totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum.
(detail tie-in)
Kolom dalam kertas kerja perencanaan bukti mencantumkan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo. Auditor menggunakan faktor-faktor yang ada dalam baris untuk
membantu menilai risiko deteksi yang direncanakan bagi piutang usaha, menurut tujuannya.
Pengujian piutang usaha didasarkan pada prosedur penilaian risiko auditor yang
memberikan pemahaman mengenai bisnis dan industri klien. Ketika mengevaluasi risiko
inheren dan bukti yang direncanakan untuk piutang usaha, auditor akan
memepertimbangkan resiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha. Sebagai contoh,
sebagai akibat dari perubahan yang buruk pada lingkungan ekononi industri, auditor dapat
meningkatkan resiko inheren untuk nilai realisasi bersih piutang usaha.
Sebenarnya kita telah mempelajari tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi siklus
penjualan dan penagihan. Auditor harus menghubungkan resiko pengendalian untuk tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
dalam memutuskan resiko deteksi yang direncanakan dan bukti yang direncanakan bagi
pengujian atas rincian saldo. Sebagian besar hubungan ini bersifat langsung. Gambar 16-2
Menunjukkan hubungan dari dua kelas transaksi utama dalam siklus penjualan dan
penagihan. Sebagai contoh, asumsi auditor menyimpulkan bahwa resiko pengendalian baik
untuk transaksi penjualan dan penerimaan kas adalah rendah bagi tujuan audit yang
berkaitan dengan trasaksi keaukuratan. Karena itu, auditor dapat menyimpulkan bahwa
pengendalian bagi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo keakuratan untuk utang usaha
sudah efektif karena satu-satunya transaksi yang mempengaruhi piutang usaha adalah
penjualan dan penerimaan kas. Tentu saja, jika retur dan penjualan serta penghapusan
piutang usaha tak tertagih berjumlah signifikan, penilaian resiko pengendalian juga harus
dipertimbangkan untuk kedua kelas transaksi tersebut.
Dua aspek yang hubungan yang disajikan gambar 16-2 perlu disinggung secara khusus :
2. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha-nilai realisasi dan hak, serta tujuan yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan, tidak terpengaruh oleh penilaian risiko pengendalian
untuk kelas transaksi. Agar penilaian resiko pengendalian untuk tujuan-tujuan tersebut ada dibawah
maksimum, auditor harus mengidentifikasi dan menguji pengendalian secara terpisah demi
mendukung tujuan-tujuan tersebut.
Sebagian besar prosedur analitis yang dilaksanakan dalam tahap pengujian yang terinci
dilakukan setelah tanggal neraca tetapi sebelum pengujian atas rincian saldo. Jadi masih
diperbolehkan melakukan prosedur analitis yang ekstensif sebelum klien mencatat semua transaksi
selama tahun tersebut dan menyelesaikan laporan keuangan nya.
Tabel 16-1 menyajikan contoh-contoh rasio serta perbandingan untuk siklus penjualan
dan penagihan serta salah saji potensial yang dapat diungkapkan oleh prosedur analitis.
Pengujian atas rincian saldo yang tepat tergantung pada faktor-faktor pada kertas kerja
perencanaan bukti. Risiko deteksi yang direncanakan untuk setiap tujuan audit yang
berkaitan dengan piutang usaha ditunjukan pada baris kedua dari bawah. Hal tersebut
merupakan keputusan subjektif yang dibuat oleh auditor setelah mengkombinasikan
kesimpulan yang dicapai mengenai setiap faktor yang tercantum pada baris tersebut.
Walaupun lebih menekankan akun neraca ketika melakukan pengujian atas rincian
saldo auditor tidak boleh mengabaikan akun –akun laporan laba rugi karena akun-akun itu di
uji sebagai produk smapingan dari pengujian neraca. sebagai contoh jika auditor
mengkorfirmasi saldo piutang usaha dan menemukan lebih saji yang disebabkan oleh
kesalahan dalam menagih pelanggan, maka baik piutang usaha maupun penjualan akan
lebih saji.
Konfirmasi piutang usaha merupakan pengujian atas rincian saldo piutang usaha yang
paling penting. Kita akan membahas konfirmasi ini secara singkat ketika mempelajari
pengujian yang sesuai atas setiap tahun tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kita juga
akan membahasnya secara lebih mendalam dalam bab ini.
Ketika membahas pengujian atas rincian saldo piutang usaha, kita akan berfokus pada
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kita juga akan mengansumsikan dua hal :
Auditor telah menyelesaikan kertas kerja perencanaan bukti yang serupa dengan
gambar 16-7
Auditor telah memutuskan resiko deteksi yang direncanakan untuk pengujian atas
rincian saldo bagi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.
Prosedur audit yang dipilih dan ukuran samplenya akan sangat tergantung pada apakah
bukti yang direncanakan untuk tujuan tertentu adalah rendah, sedang atau tinggi.
sebagian besar pengujian piutang usaha dan penyisihan piutang tak tertagih didasarkan
pada aged trial balance.aged trial balance menyajikan daftar saldo –saldo dalam file induk
piutang usaha pada tanggal neraca,termasuk saldo pelanggaran individual yang beredar
dalam rincian saldo pada waktu antara tanggal penjualan dan tanggal neraca.
Piutang usaha yang dicatat memang ada, Konfirmasi saldo pelanggan merupakan
pengujian atas rincian saldo yang paling penting untuk menentukan keberadaan atau
eksistensi piutang usaha yang dicatat jika pelanggan tidak merespon konfirmasi,auditor juga
memeriksa dokumen pendukung guna menverfikasi pengiriman barang dan bukti
penerimaan kas untuk menentukan apakah piutang tak tertagih.
Piutang usaha yang telah dicantumkan , sulit bagi auditor untuk menguji saldo akun
yang dihilangkan dari aged trial balance,kecuali mengandalkan pada sifat menyeimbangkan
sendiri pada file induk piutang usaha.
Piuang usaha sudah akurat, konfirmasi akun yang sudah dipilih dari neraca saldo
nmerupakan pengujian atas rincian saldo yang paling umum bagi keakuratan piutang
usaha.jika pelanggan tidak merespon permintaan konfirmasi ,auditor akan memeriksa
dokumen pendukung dengan cara yang sama seperti yang diuraikan untuk tujan
keberadaan.
Salah saji pisah batas(cutoff misstatement) terjadi apabila transaksi periode berjalan
dicatat dalam periode selanjutnya. tujuan dari pengujian pisah batas,tampa memandang
jenis transaksi, adalah untuk menverfikasi apakah transaksi yang mendekati akhir priode
akuntansi telah dicatat pada periode yang tepat. salah saji pisah batas dapat terjadi untuk
penjualan, retur dan pengurangan penjualan, dan penerimaan kas. bagi masing-masing pos
tersebut, auditor memerlukan pendekatan rangkap tiga untuk menentukan kelayakan pisah
batas:
Mengevaluasi apakah klien memiliki prosedur yang memadai yang ditetapkan untuk
memastikan kelayakan pisah batas
Pisah batas retur dan pengurangan penjualan, prinsip –prinsip akuntansi yang
diterima umum mengharuskan bahwa retur dan pengurangan penjualan ditandingkan
dengan penjualan yang terkait jika jumlahnya material,akan tetapi bagi sebagian besar retur
dan pengurangan penjualan dicatat pada periode aqkuntansi dimana hal itu terjadi.
Pisah batas penerimaan kas, untuk sebagian besar audit,pisah batas penerimaan yang
benar kurang begitu penting dibandingkan pisah batas penjualan karena pisah batas kas
yang tidak tepat hanya mempengaruhi saldo kas dan piutang usaha. jauh lebih mudah
menguji salah saji pisah batas penerimaan kas yang (yang sering disebut sebagai
penyelenggaraan pembukuan penerimaan kas terbuka )dengan menelusuri penerimaan kas
yang dicatat kesetoran bank periode selanjutnya pada laporan bank.
Beban piutang tak tertagih, setelah auditor puas dengan penyisihan piutang tak
tertagih, akan jauh lebih mudah memverifikasi beban piutang tak tertagih . asumsikan
bahwa:
saldo awal akun penyisihan diverifikasi sebagai bagian dari audit sebelumnya
penghapusan piutang tak tertagih diverifikasi sebagai bagian dari pengujian subtansif
atas transaksi
saldo akhir akun penyisihan telah diverifikasi dengan berbagai cara.
Klien memiliki hak atas piutang usaha pada umumnya hak klien atas piutang
usahatidakmenimbulkan masalah karena biasanya piutang milik klien. akan tetapi dari
beberapa kasus sebagian dari piutang mungkin telah digadaikan sebagai
jaminan,dibebankan kepada orang lain. Difaktorkan atau di jual dengan discon.
Penyajian dan pengungkapan piutang usaha pengujian terhadap empat tujuan audit yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan umumnya dilakukan sebagai bagian dari
tahap penyelesaian audit.akan tetapi beberapa pengujian atas penyajian dan pengungkapan
sering kali dlakukan dengan pengujian untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo.
konfirmasi piutang usaha adalah konsep yang terus berulang dalam pembahasan kita
mengenai perancangan pengujian atas rincian saldo piutang usaha. tujuan utama
konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan dan pisah
batas.
Standar auditing mengharuskan kon#irmasi piutang usaha dalam situasi yang normal. SAS 67
(AU 330) menyediakan tiga pengeculian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi:
1. Piutang usaha tidak material. hal ini sudah umum bagi perusahaan tertentu seperti
tokoh diskon yang terutama melakukan penjualan secara tunai atau dengan kartu
kredit.
3. Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti
substantif lainnya dapat diakumulasi untuk menyediakan bukti yang mencukupi.
Jika auditor memutuskan tidak akan mengkonfirmasi piutang usaha, justifikasi untuk
melakukan hal tersebut harus didokumendasikan dalam file audit.
Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus memutuskan jenis konfirmasi
yang akan digunakan.
Konfirmasi positif
Konfirmasi positif (positive confirmation) adalah komunikasi dengan debitor yang meminta
pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada
permintaan konfirmasi itu benar atau salah.
Formulir konfirmasi yang kosong (blank confirmation form) adalah jenis konfirmasi positif
yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi meminta penerimanya untuk mengisi
saldo atau melengkapi informasi lainnya.
konfirmasi faktur
konfirmasi faktur (invoice confirmation) adalah jenis konfirmasi positif lainnya di mana setiap
faktur akan dikonfirmasi, dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan.
konfirmasi negative
konfirmasi negative (negative confirmation) adalah itujukan kepada debitor tetapi hanya
akan meminta respons jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. Konfirmasi
positif adalah bukti yang lebih yang dapat diandalkan karena auditor dapat melakukan
prosedur tindak lanjut jika respons tidak diterima dari debitor. Konfimasi negatif dapat
diterima jika seluruh situasi berikut ini tersedia:
3. tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin
memberikan pertimbangannya.
Konfirmasi negative sering kali digunakan untuk mengaudit rumah sakit, toko ritel,bank,dan
industri lainnya dimana piutang berasal dari masyarakat umum. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan auditor adalah materialitas total piutang usaha, jumlah dan
ukuran setiap piutang, risiko pengendalian, risiko inheren, keefektifan konfirmasi sebagai
bukti audit dan ketersediaan bukti audit lainnya.
Penetapan waktu, bukti yang paling dapat diandalakan dari konfirmasi baru akan diperoleh jika
konfirmasi itun dikirim sedekat mungkin dengan tanggal neraca.
Ukuran sampel, Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk mengkonfirmasi
piutang usaha berada dalam beberapa kYategori dan mencakup hal-hal berikut:
Risiko inheren (ukuran relatif total piutang usaha, jumlah akun, hasil tahun sebelum nya
dan salah saji yang diharapkan)
Risiko pengendalian
Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif lainnya (luas dan hasil pengujian
substantif atas transaksi, prosedur analitis dan pengujian yang terinci lainnya)
Jenis konfirmasi (negatif yang biasanya memerlukan ukuran sampel yang lebih besar)
Pemilihan item untuk pengujian, akan diperlukan beberapa jenis stratifikasi pada
sebagian besar konfirmasi .dalam suatu pendekatan umum stratifikasi untuk memilih saldo
yang akan dikonfirmasi, auditor mempertimbangkan baik nilai dolar setiap piutang
maupun lamanya piutang yang beredar.
Penerimaan kas selanjutnya, bukti penerimaan kas selanjutnya pada tanggal konfirmasi
meliputi pemeriksaan remittance advice, ayat jurnal dalam catatan penerimaan kas, atau
mungkin kredit selanjutnya dalam file induk piutang usaha.
Salinan faktur penjualan, hal ini bermanfaat dalam memverifikasi penerbitan faktur
penjualan aktual dan tanggal penagihan actual.
Dokumen pengiriman, hal ini penting dalam menentukan apakah pengiriman telah
benar-benar dilakukan dan sebagai pengujian pisah batas.
Barang belum diterima, perbedaan ini umumnya terjadi karna klien mencatat penjualan
pada tanggal pengiriman dan pelanggan mencatat akuisi ketika barang diterima.
Barang yang telah dikembalikan, kelalaian klien untuk mencatat memo kredit dapat
diakibatkan oleh perbedaan waktu atau pencatatan retur dan pengurangan penjualan yang
tidak tepat.
Kesalahan klerikal dan jumlah yang diperdebatkan, jenis perbedaan yang paling
mungkin dilaporkan dalam catatan klien adalah jika pelanggan menyatakan bahwa ada
kesalahan harga yang dikenakan untuk barang,barang rusak ,kuantitas barang yang belum
diterima dan sebagainya
Dalam sebagian besar contoh, auditor akan meminta klien untuk merekonsiliasi perbedaan dan jika
perlu akan mengkomunikasikan nya dengan pelanggan untuk menyelesaikan setiap
ketidaksepakatan.
Auditor harus selalu mengevaluasi sifat kualitatif salah saji yang ditemukan dalam sample, tanpa
memandang jumlah yang dolar salah saji populasi yang diestimasi.
Keputusan akhir mengenai piutang usaha dan penjualan adalah apakah bukti yang mencukupi telah
diperoleh melalui melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi, prosedur
analitis, prosedur pisah batas, konfirmasi dan pengujian substantive lainnya untuk menjustifikasi
penarikan kesimpulan mengenai kebenaran saldo yang dinyatakan
2.4 MENGEMBANGKAN PENGUJIAN PROGRAM AUDIT YANG TERINCI
Risiko inheren.
Risiko pengendalian.
Prosedur analitis.
PENUTUP
KESIMPULAN :
Metodologi Yang diikuti auditor dalam merancang pengujian atas rincian saldo yang tepat
bagi piutang usaha adalah sebagai berikut :
Tahap 1:
mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha
menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk
piutang usaha
menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan
Tahap 2 :
merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substansif
atas transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan
Tahap 3 :
merancang dan melakasanakan prosedur analitis untuk piutang usaha
merancang pengujian atas rincian saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo : prosedur audit, ukuran sample, item yg dipilih, dan
pemetapan waktu.
konfirmasi piutang usaha adalah konsep yang terus berulang dalam pembahasan kita
mengenai perancangan pengujian atas rincian saldo piutang usaha. tujuan utama konfirmasi
piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan dan pisah batas.
DAFTAR PUSTAKA
Alvin A. Arens, Randal J.Elder, Mark S. Beasly. Auditing dan jasa assurance. Jilid II. Jakarta:
Erlangga.,2008