CHAPTER 16
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN
DAN PENAGIHAN: PIUTANG USAHA
Tabel tersebut menunjukan prosedur analitis yang digunakan auditor dalam melakukan
analitis prosedur khususnya untuk siklus penjualan dan penagihan. Dalam tabel tersebut dapat
dilihat pula adanya potensi salah saji yang bisa diidentifikasi oleh auditor dengan melakukan
analitis prosedur. Bisa kita lihat di dalam table 16-1 auditor perlu mengerti dan memperhatikan
piutang dagang yang memiliki jumlah yang cukup besar seperti saldo yang besar. Rekening yang
tidak tertagih dalam waktu lama, piutang dari perusahaan yang terafiliasi, karyawan, direktur atau
pihak-pihak lain, dan saldo kredit. Untuk mengidentifikasi jumlah ini, auditor perlu menelaah
daftar rekening pada tanggal neraca untuk menentukan akun mana yang perlu diselidiki lebih
lanjut.
Jika prosedur analitis dalam siklus penjualan dan penagihan mengungkapkan fluktuasi
yang tidak biasa, auditor harus mengajukan pertanyaan tambahan kepada pihak manajemen.
Respon manajemen pun harus dievaluasi secara kritis untuk menentukan apakah respons itu
menjelaskan secara memadai fluktuasi yang tidak biasa dan apakah didukung oleh bukti yang
lengkap. Sebagai tambahan pada siklus penjualan ada beberapa kelas transaksi yang terkait,
sehingga jika terjadi kesalahan perhitungan nantinya akan berdampak pada salah saji yang
material. Beberapa kelas transaksi yang terkait adalah penjualan (tunai / kredit ), penerimaan kas,
serta retur dan pengurangan penjualan.
Merancang Dan Melaksanakan Pengujian Atas Rincian Saldo Piutang Usaha (Tahap III)
Untuk pembahasan tentang pengujian rincian saldo untuk piutang usaha, hanya akan
berfokus pada tujuan audit yang berhubungan dengan saldo. Pengujian atas rincian saldo yang
tepat tergantung pada faktor-faktor yang tercantum dalam kertas kerja perencanaan bukti pada
tabel 16-7. Hal ini dimaksudkan bahwa auditor telah menyelesaikan lembar kerja perencanaan
bukti dan auditor telah memutuskan risiko deteksi yang direncanakan untuk pengujian detail pada
setiap tujuan audit terkait saldo. Prosedur audit yang dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat
bergantung pada apakah bukti yang direncanakan untuk tujuan tertentu adalah rendah, sedang, atau
tinggi.
1. Piutang usaha ditambahkan dengan benar dan sama dengan file induk serta buku besar
umum
Auditor memastikan piutang usaha ditambahkan dengan benar dan sama dengan file
induk serta buku. Pengujian tentang piutang usaha dan penyisihan piutang usaha didasarkan pada
aged trial balance. Aged trial balance menyajikan daftar saldo piutang usaha, tanggal neraca,
rincian saldo pelanggan, tanggal faktur.
Prosedur yang dilakukan auditor adalah menguji informasi aged trial balance untuk memverifikasi
saldo piutang usaha sesuai dengan buku besar umum dan file induk sebelum melakukan pengujian
lainnya. Selain itu, auditor juga melakukan foot dan crossfoot terkait aged trial balance dan
membandingkan dengan buku besar umum. Kemudian langkah yang terakhir adalah menelusuri
salinan faktur penjualan untuk memverifikasi nama pelanggan, saldo, dan umur piutang.
b. Pisah Batas Retur dan Pengurangan Penjualan (Sales Returns and Allowances Cutoff)
Standar akuntansi mengharuskan retur dan potongan penjualan dicocokkan dengan
penjualan terkait jika jumlahnya material. Ketika auditor yakin bahwa klien telah mencatat
semua retur dan pengurangan penjualan dengan benar, maka pengujian pisah batas akan
menjadi sederhana dan bersifat langsung. Auditor dapat memeriksa dokumentasi pendukung
menyangkut sampel retur dan pengurangan penjualan yang dicatat selama beberapa minggu
setelah tanggal penutupan untuk menentukan tanggal penjualan sebenarnya. Jika auditor
menemukan bahwa jumlah yang dicatat pada periode berikutnya secara signifikan berbeda
dengan retur dan pengurangan penjualan yang tidak dicatat pada awal periode setelah diaudit,
maka mereka harus mempertimbangkan penyesuaian.
c. Pisah Batas Penerimaan Kas (Cash receipts Cutoff )
Sebagian besar audit, pisah batas penerimaan kas yang benar kurang begitu penting
dibandingkan pisah batas penjualan atau retur penjualan dan pengurangan penjualan karena
pisah batas kas yang tidak tepat hanya mempengaruhi saldo kas dan piutang usaha, bukan
pendapatan. Namun, jika salah sajinya material, hal itu dapat mempengaruhi kewajaran
penyajian akun-akun tersebut, terutama jika kasnya memiliki saldo kecil atau negatif.
Untuk menguji salah saji pisah batas penerimaan kas (seringkali disebut sebagai
penyelenggaraan pembukuan penerimaan kas terbuka) dengan menelusuri penerimaan kas
yang dicatat ke setoran bank periode berikutnya pada laporan bank. Jika terjadi penundaan
selama beberapa hari, hal tersebut dapat menunjukkan salah saji pisah batas. Hingga tingkat
tertentu, auditor juga dapat bergantung pada konfirmasi piutang usaha untuk mengungkap
salah saji pisah batas untuk penjualan, retur dan pengurangan penjualan, dan penerimaan kas.
Akan tetapi, seringkali sulit untuk membedakan salah saji pisah batas dengan perbedaan waktu
(timing difference) yang normal akibat pengiriman dan pembayaran masih dalam perjalanan
pada akhir tahun.
Jenis Konfirmasi
Dalam melakukan prosedur konfirmasi, auditor harus terlebih dahulu memutuskan jenis
konfirmasi yang akan digunakan. Terdapat 2 jenis yaitu:
1. Konfirmasi positif adalah komunikasi yang ditujukan kepada debitur yang meminta kepada
penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang tercantum pada
permintaan konfirmasi benar atau salah.
Terdapat 2 jenis konfirmasi positif:
1. Blank confirmation form (formulir konfirmasi kosong)
→ jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi
meminta penerimanya untuk mengisi saldo/melengkapi informasi lainnya.
2. Invoice confirmation (konfirmasi faktur)
→ jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan dikonfirmasi dan
bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan
2. Konfirmasi negatif juga ditujukan kepada debitur tetapi meminta tanggapan hanya jika
debitur tidak setuju dengan jumlah yang disebutkan.
Standar audit menyatakan bahwa konfirmasi negatif juga bisa digunakan untuk
mengurangi risiko audit ke tingkat yang dapat diterima jika:
- Gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian taksiran adalah rendah
- Sebagian besar akun bersaldo kecil
- Auditor tidak yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi akan mempertimbangkan
permintaan tersebut
Analisis Perbedaan
Jika permintaan konfirmasi dikembalikan oleh pelanggan, auditor harus menentukan
penyebab setiap perbedaan yang dilaporkan. Dalam banyak kasus, perbedaan disebabkan oleh
perbedaan waktu antara catatan klien dan pelanggan. Jadi sangatlah penting untuk membedakan
antara perbedaan waktu dan pengecualian, yang merupakan salah saji saldo piutang. Jenis
perbedaan konfirmasi yang paling sering dilaporkan meliputi:
● Pembayaran telah dilakukan
Perbedaan yang dilaporkan umumnya terjadi ketika pelanggan telah melakukan
pembayaran sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum menerima pembayaran pada
waktu melakukan pencatatan sebelum tanggal konfirmasi. Kejadian seperti ini harus
diselidiki dengan cermat untuk menentukan kemungkinan salah saji pisah batas
penerimaan kas, lapping, atau pencurian kas.
● Barang belum diterima
Perbedaan ini umumnya terjadi karena klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman
dan pelanggan mencatat akuisisi/perolehan saat barang diterima. Waktu barang tersebut
masih dalam perjalanan sering menjadi penyebab perbedaan yang dilaporkan pada
konfirmasi. Hal tersebut harus diselidiki untuk menentukan kemungkinan pelanggan tidak
menerima barang sama sekali atau keberadaan salah saji pisah batas pada catatan klien.
● Barang telah dikembalikan
Kelalaian klien untuk mencatat memo kredit dapat diakibatkan oleh perbedaan waktu atau
pencatatan retur dan pengurangan penjualan yang tidak tepat. Seperti perbedaan lainnya,
ini harus diselidiki.
● Kesalahan klerikal dalam jumlah yang diperdebatkan
Jenis perbedaan yang paling mungkin dilaporkan dalam catatan klien adalah ketika
pelanggan menyatakan bahwa ada kesalahan dalam harga yang dikenakan untuk barang,
barang rusak, jumlah barang yang tepat belum diterima, dan sebagainya. Perbedaan
tersebut harus diselidiki untuk menentukan apakah klien telah melakukan kesalahan dan
jumlah kesalahan tersebut.
Dalam kebanyakan kasus, auditor akan meminta klien untuk merekonsiliasi perbedaan dan,
jika perlu, akan berkomunikasi dengan pelanggan untuk menyelesaikan setiap
ketidaksepakatan. Tentu, auditor harus hati-hati memverifikasi kesimpulan klien pada
setiap perbedaan yang signifikan.
Menarik Kesimpulan
Jika semua perbedaan telah diselesaikan, termasuk yang ditemukan dalam melakukan
prosedur alternatif, auditor harus mengevaluasi ulang pengendalian internal. Setiap salah saji klien
harus dianalisis untuk menentukan apakah itu konsisten atau tidak konsisten dengan tingkat risiko
pengendalian yang dinilai pada awal audit. Jika sejumlah besar salah saji yang terjadi itu tidak
konsisten dengan penilaian risiko pengendalian, auditor harus merevisi penilaian itu dan
mempertimbangkan pengaruh revisi tersebut terhadap audit. Auditor perusahaan publik juga harus
mempertimbangkan implikasinya bagi audit pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
Auditor juga harus menggeneralisasi dari sampel ke populasi piutang usaha secara
keseluruhan. Meskipun jumlah salah saji dalam sampel mungkin tidak secara signifikan
mempengaruhi laporan keuangan, auditor harus mempertimbangkan apakah populasi
kemungkinan besar mengandung salah saji material.
Auditor harus selalu mengevaluasi sifat kualitatif salah saji yang ditemukan dalam sampel,
tanpa memandang jumlah dolar salah saji populasi yang diestimasi. Meskipun salah saji yang
diestimasi lebih kecil dari materialitas kinerja untuk piutang usaha, salah saji yang ditemukan
dalam sampel dapat menjadi gejala dari masalah yang lebih serius.
Keputusan akhir mengenai piutang dan penjualan adalah apakah bukti yang cukup dan
tepat telah diperoleh melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,
prosedur analitis, prosedur pisah batas, konfirmasi, dan pengujian substantif lainnya untuk
membenarkan penarikan kesimpulan tentang kebenaran saldo yang dinyatakan.
LO 16-5 MERANCANG PROSEDUR AUDIT UNTUK MENGAUDIT PIUTANG USAHA
DENGAN MENGGUNAKAN KERTAS KERJA PERENCANAAN BUKTI SEBAGAI
PEDOMAN
Kami menggunakan Hillsburg Hardware Co. untuk mengilustrasikan pengembangan
prosedur program audit untuk pengujian detail dalam siklus penjualan dan penagihan. Penentuan
prosedur ini didasarkan pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,
seperti yang diilustrasikan dalam Bab 14 dan 15, dan prosedur analitis yang dijelaskan sebelumnya
dalam bab ini.
Hasil yang
tidak dapat
diterima
Fran Moore, auditor senior, menyiapkan lembar kerja perencanaan bukti yang disajikan
Gambar 16-7 sebagai bantu untuk membantunya memutuskan luas pengujian atas rincian saldo
yang direncanakan. Sumber dari setiap baris adalah sebagai berikut:
● Materialitas kinerja. Penilaian awal materialitas untuk laporan keuangan secara
keseluruhan ditetapkan pada $442.000 (sekitar 6% dari laba operasi sebesar $7.370.000).
Dia mengalokasikan $265.000 sebagai materialitas kinerja untuk audit piutang usaha (lihat
Gambar 8-7).
● Risiko audit yang dapat diterima. Fran menilai risiko audit dapat diterima sebagai sedang
karena perusahaan tersebut terbuka, namun dalam kondisi keuangan yang baik, dan
memiliki integritas manajemen yang tinggi.
● Risiko Inheren. Fran menilai sedang risiko inheren untuk tujuan eksistensi/keberadaan dan
pisah batas karena kekhawatiran atas pengakuan pendapatan yang diidentifikasi dalam
standar audit. Fran juga menilai sedang risiko inheren untuk nilai realisasi. Dalam beberapa
tahun terakhir, klien melakukan penyesuaian audit atas penyisihan piutang tak tertagih
karena ditemukan mengalami kurang saji. Risiko inheren akan dinilai rendah untuk semua
tujuan lainnya.
● Risiko pengendalian. Penilaian risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit adalah sama
seperti pada Gambar 15-6. (Ingatlah bahwa hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi dalam Bab 15 konsisten dengan penilaian awal auditor atas risiko
pengendalian, kecuali untuk tujuan keakuratan dan pisah batas untuk penjualan.)
● Hasil pengujian substantif atas hasil transaksi. Hasil ini juga diambil dari Gambar 15-6.
(Ingat dari Bab 15 bahwa semua hasil dapat diterima kecuali untuk akurasi dan pisah batas
untuk penjualan.)
● Prosedur analitis substantif. Lihat Tabel 16-2 dan 16-3
● Risiko deteksi yang direncanakan dan bukti audit yang direncanakan. Kedua baris ini
diputuskan untuk setiap tujuan berdasarkan kesimpulan di baris lainnya.
Tabel 16-4 menunjukkan program audit bagi pengujian yang terinci untuk piutang usaha,
berdasarkan tujuan, dan untuk penyisihan piutang tak tertagih. Program audit mencerminkan
kesimpulan untuk bukti audit yang direncanakan pada lembar kerja perencanaan bukti pada
Gambar 16-7.
Tabel 16-5 menunjukkan program audit dalam format kinerja. Prosedur audit identik
dengan yang ada di Tabel 16-4 kecuali untuk prosedur 4, yang merupakan prosedur analitis
substantif. Angka-angka dalam tanda kurung adalah referensi silang antara dua tabel.