Anda di halaman 1dari 17

AUDITING II

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS


PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PIUTANG USAHA

KELOMPOK 5

Anggota Kelompok 5
T.RAZIANSYAH
BUCHARY

ARRASYID
(130503197)
HIMAWAN ADI PERWIRA
(130503198)
TEONARDO
SINAGA
(130503000)

(130503206)

A.Metodologi Untuk Merancang Pengujian


Atas Rincian Saldo

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang


usaha sebagai berikut:
1.Piutang usaha dalam neraca saldo harus sama dengan jumlah
file induk terkait serta sama dengan buku besar umum. (detail
tie-in)
2.Piutang usaha yang dicatat ada. (keberadaan)
3.Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. (kelengkapan)
4.Piutang usaha sudah akurat.(keakuratan)
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar.
(klasifikasi)
6.Pisah batas piutang usaha sudah benar. (pisah batas)
7.Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. (nilai realisasi)
8.Klien memiliki hak atas piutang usaha. (hak)

Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang


Mempengaruhi Piutang Usaha (Tahap I)

Pemahaman mengenai industry dan lingkungan


eksternal klien serta mengevaluasi tujuan manajemen
digunakan untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien
yang signifikan, yang dapat mempengaruhi laporan
keuangan termasuk piutang usaha

Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan


Menilai Risiko Inheren (Tahap I)

Auditor harus memutuskan perimbangan pendahuluan


mengenai materialitas laporan keuangan secara keseluruhan
dan kemudian mengalokasikan jumlah pertimbangan
pendahuluan ke setiap akun neraca yang signifikan, termasuk
piutang usaha.
Menilai Risiko Pengendalian untuk Siklus Penjualan dan
Penagihan (Tahap I)
1.Pengendalian yang mencegah atau mendeteksi penggelapan
2.Pengendalian terhadap pisah batas
3.Pengendalian yang terkait dengan penyisihan piuang tak
tertagih

Merancang

dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian


dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap II).
Hasil pengujian pengendalian akan menentukan apakah
penilaian risiko pengendalian untuk penjualan dan
penerimaan kas harus direvisi. Auditor menggunakan hasil
pengujian untuk menentukan sejauh mana risiko deteksi yang
direncanakan akan dipenuhi bagi setiap tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo piutang usaha.

Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap


III)
Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tiga tahap
audit: perencanaan, ketika melaksanakan pengujian yang
terinci, dan sebagai bagian dari penyelesaian audit

Merancang dan Melaksanakan pengujian atas Rincian


Saldo Piutang Usaha (Tahap III)

Pengujian rincian saldo yang tepat tercantum pada kertas kerja


perencanaan Gambar 16-7. Risiko deteksi ditunjukkkan pada baris kedua
dari bawah. Hal tersebut merupakan keputusan subjektif auditor setelah
mngkombinasikan kesimpulan yang dicapai mengenai setiap factor yang
tercantum. Tugas menhubungkan factor yang direncanakan sangatlah
kompleks karena pengukuran factor bersifat tidak jelas. Bukti audit yang
direncanakan adalah kebalikan dari risiko deteksi yang direncanakan.
Setelah memutuskan bukti yang direncanakan bagi tujuan tertentu adalah
tinggi, sedang, rendah, kemudian auditor harus memutuskan prosedur audit
yang sesuai, ukuran sampel, item yang dipilih, dan penetapan waktu.

B. MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO

Prosedur audit yang dipilih dan ukuran sampelnya akan


sangat tergantung pada apakah bukti yang direncanakan untuk
tujuan tertentu adalah rendah,sedang, atau tinggi.
1. Piutang usaha ditambahkan dengan benar dan sama dengan
file induk serta buku besar umum.
2. Piutang yang dicatat memang ada.
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan.
4. Piutang usaha sudah akurat.
5. Piutang usaha diklasifikasikan dengan benar.
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar.
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi.
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha.

Penyajian dan pengungkapan piutang usaha

Pengujian terhadap empat tujuan audit yang berkaitan


dengan penyajian dan pengungkapan umumnya dilakukan
sebagai bagian dari tahap penyelesaian audit. Akan tetapi
beberapa pengujian atas penyajian dan pengungkapan
dilakukan untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo. Untuk mengevaluasi kememadaian penyajian
dan pengungkapan auditor harus memahami prinsip akuntansi
yang diterima umum serta persyaratan penyajian dan
pengungkapan.

C. KONFIRMASI PIUTANG USAHA

Adalah konsep yang terus berulang dalam pembahasan


kita mengenai perancangan pengujian atas rincian saldo
piutang usaha. Intinya lebih menekankan pada konfirmasi itu
disini, seolah-olah sebagai bukti yang bisa diandalkan.
Tujuannya adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi,
keakuratan, serta pisah batas.
Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus
memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan:
1. Konfirmasi positif,
2. Formulir konfirmasi yang kosong
3. Konfirmasi faktur
4. Konfirmasi negatif

Ukuran sampel
Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel
untuk mengkonfirmasi piutang usaha berada dalam
beberapa kategori dan mencakup hal-hal berikut:
1. Salah saji yang ditoleransi
2. Risiko inheren ( ukuran relatif total piutang usaha, jumlah
akun, hasil tahun sebelum nya dan salah saji yang
diterapkan )
3. Risiko pengendalian
4. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif
lainnya (luas dan hasil pengujian substantif atas transaksi,
prosedur analitis dan pengujian yang terinci lainnya)
5. Jenis konfirmasi negatif (biasanya memerlukan sampel)

D. Mengembangkan Pengujian Program audit yang


terinci
Salah saji yang dapat ditoleransi.
Risiko audit yang dapat diterima.
Risiko inheren.
Risiko pengendalian.
Hasil pengujian subtantif atas transaksi.
Prosedur analitis.
Risiko deteksi yang direncanakan

Tabel16-7

Tabel16-4

Tujuan Audit
yang Berkaitan
dengan Saldo
dan Program
Audit untuk
Hillsburg
Hardware Co.
Siklus
Penjualan dan
Penagihan
(Format
Rancangan)

Anda mungkin juga menyukai