Disusun oleh:
SALATIGA
2021
1
DAFTAR ISI
Table of Contents
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. i
BAB I .........................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN ..........................................................................................................................................1
A. METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGGUJIAN RINCI SALDO ...........................................1
B. PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO ..................................................................................6
C. KONFIRMASI PIUTANG USAHA ..................................................................................................12
BAB II ......................................................................................................................................................23
PENUTUP ................................................................................................................................................23
KESIMPULAN ......................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................24
i
BAB I
PEMBAHASAN
A. METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGGUJIAN RINCI SALDO
Bukti yang tepat harus diperoleh dari pengujian rinci saldo diputuskan atas
dasar tujuan demi tujuan. Berhubung adanya sejumlah interaksi yang
mempengaruhi kebutuhan akan bukti dari pengujian rinci saldo, maka
keputusan audit bisa menjadi kompleks. Dalam perancangan pegujian rinci
saldo untuk piutang usaha, audit harus mendapatkan hasil yang memuaskan
atas 8 tujuan audit. Tujuan audit saldo piutang usaha antara lain:
1. Piutang usaha dalam daftar umur piutang cocok dengan jumlah dalam
master file yang bersangkutan, dan penjumlahannya sudah benar dan
cocok dengan saldo di buku besar (kecocokan saldo)
2. Piutang yangtercantum dalam pembukuan sungguh-sungguh ada
(keberadaan)
3. Semua piutang yang ada telah dicatat dalam pembukuan (kelengkapan)
4. Piutang usaha telah dicatat dengan akurat (ketelitian)
5. Piutang usaha telah digolongkan dengan benar (penggolongan)
6. Pisah batas piutang usaha ditetapkan dengan benar (pisah-batas)
7. Piutang usaha dinyatakan sebesar nilai yang bisa direalisasi (nilai bisa
direalisasi)
8. Klien memiliki hak terhadap piutang usaha
1
Tahapan metodologi untuk merancang pengujian rinci saldo-piutang usaha
2
kesalahan penyajian dalam piutang usaha. Risisko bisnis klien yang
mempengaruhi piutang usaha dipertimbangkan dalam evaluasi auditor tentang
risiko bawaan dan rencana pengumpulan bukti untuk piutang usaha.
Hal ini bisa mempengaruhi penetapan risiko bawaan oleh auditor untuk tujuan-
tujuan berikut ini:
a. Keberadaan
b. Pisah batas penjualan
c. Pisah batas retur penjualan
Klien sering salah dalam menetapkan cadangan kerugian piutang (nilai bersih
bisa direalisasi), baik secara tidak disengaja maupun karena kecurangan, karena
kesulitan membuat pertimbangan dalam menentukan saldo yang benar.
3
Dua aspek hubungan antara tujuan audit transaksi untuk penjualan dan
pengumpulan piutang dengan tujuan audit saldo untuk piutang usaha (pada gambar
13-2 halaman 606) yang perlu mendapat perhatian khusus:
4
Tabel prosedur Analitis untuk Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang
Merancang Dan Melaksanakan Pengujian Detil Saldo Piutang Usaha (Tahap III)
5
tinggi menurunkan risiko deteksi direncanakan dan menaikkan pengujian substantive
direncanakan lainnya.
Bukti audit direncanakan untuk pengujian rinci saldo piutang usaha per tujuan.
Jumlah bukti audit direncanakan berkebalikan dengan risiko deteksi direncanakan.
Setelah bukti audit direncanakan ditentukan apakah tinggi, medium, atau rendah,
kemudian auditor harus memutuskan prosedur audit, ukuran sampel, unsur yang
dipilih, dan saat yang tepat.
Konfirmasi piutang usaha adalah pengujian rinci saldo piutang usaha yang paling
penting.
Sebagian besar pengujian atas akun piutang usaha dan akun cadangan
kerugian piutang akan didasarkan pada daftar umum piutang. Daftar umum piutang
adalah suatu daftar yang berisi saldo – saldo setiap akun yang terdapat dalam master
file piutang usaha pertanggal neraca.
6
120
Hari
0101 Amir
1 Husada Rp146.589 90.220 56.369
0104 Andi
4 Badrudin 30.842 30.842
0110 Ahmad
0 & Co 210.389 210.389
0119
1 Basri 83.526 73.526 10.000
0127 Bamban
0 g 60.000 60.000
0130 Chepie 15.78
1 Hakim 15.789 9
0973 Trunojoy
3 o, CV 59.576 59.576
0974 Unggul,
2 PT 179.263 179.253
0981 Usman
0 Sudin 102.211 34.911 34.700 32.600
0999 Zulkarna
07 en 266.300 186.000 100.300
Rp20.196. 14.217.1 2.869.3 1.408.6 1.038.92 662.7
800 56 66 42 6 10
7
auditor harus menelusur suatu sampel dari saldo individual ke dokumen pendukung
seperti misalnya duplikat faktur penjualan untuk memastikan kebenaran nama
pembeli, jumlah saldo, dan kebenaran penentuan umurnya. Luas pengujian untuk
memeriksa kecocokan ini tergantung pada jumlah akun debitur, seberapa banyak
master file telah diuji dalam rangka pelaksanaan pengujian pengendalian dan
pengujian substantive transaksi, dan seberapa jauh daftar umur piutang telah
diverifikasi oleh auditor internal atau pegawai independent lainnya sebelum daftar
tersebut diserahkan kepada auditor. Auditor juga sering menggunakan perangkan
lunak audit untuk memeriksa penjumlahan vertical dalam daftar umur piutang dan
menghitung ulang umur piutang.
Auditor mengalami kesulitan untuk menguji akan piutang yang dengan sengaja
dihilangkan (tidak dicantumkan) dari daftar umur piutang dan hanya mengandalkan
pada sifat keseimbangan yang dimiliki oleh master file piutang. Misalnya, apabila klien
pada suatu ketika menghilangkan suatu piutang dari daftar umur piutang, satu -
satunya cara bagi auditor untuk menemukan hal itu adalah dengan mentotal.
8
Ketelitian – Piutang Usaha
Kesalahan penyajian pisah batas terjadi apabila transaksi tahun ini dicatat pada
tahun berikutnya atau sebaliknya. Tujuan pengujian pisah batas (cutoff test) apapun
jenis transaksinya adalah untuk memeriksa apakah transaksi menjelang akhir tahun
buku telah dicatat pada periode yang tepat.
Kesalahan penyajian pisah batas bisa terjadi pada penjualan, retur penjualan, dan
penerimaan kas. Untuk menentukan kewajaran pisah batas, auditor melakukan
pendekatan sebagai berikut :
2. Evaluasi apakah klien telah menetapkan prosedur yang memadai untuk pisah
batas yang sewajarnya
9
beberapa hari sebelum akhir buku tahun ini dengan beberapa hari memasuki
tahun berikutnya.
Dalam audit pada umumnya, pisah batas yang tepat untuk penerimaan
kas biasanya dipandang kurang penting dibandingkan dengan pisah batas
untuk penjualan dan retur penjualan karena pisah batas kas yang tidak tepat
hanya akan berpengaruh terhadap saldo kas dan piutang usaha, bukan pada
laba perusahaan. Namun demikian, apabila kesalahan penyajian material, hal
itu akan berpengaruh pada kewajaran kedua akun tersebut dalam neraca,
terutama apabila saldo kas berjumlah kecil atau bahkan bersaldo negatif.
10
Auditor memiliki dua kelemahan dalam mengevaluasi cadangan dengan cara
mereview saldo berjangka panjang individual dalam daftar umur piutang.
• Saldo awal dalam akun cadangan dalam telah diperiksa sebagai bagian dari
audit tahun lalu.
• Piutang tak tertagih yang telah dihapus telah diperiksa sebagai bagian dari
pengujian substantif transaksi.
11
• Saldo akhir dalam akun cadangan telah diperiksa dengan berbagai cara.
Beban kerugian piutang selanjutnya akan dapat ditentukan dari selisihnya yang dapat
diperiksa dengan rekalkulasi.
Hak klien atas piutang usaha umumnya tidak merupakan masalah dalam audit, karena
piutang biasanya memang merupakan milik klien. Namun dalam hal tertentu, sebagian
dari piutang mungkin saja dijadikan jaminan atau digadaikan, atau dijual kepada
seseorang, atau dijual dengan discount. Pada umumnya para debitur klien tidak
mengetahui adanya hal tersebut, sehingga konfirmasi tidak akan menunjukkkan hal
demikian. Untuk mengungkapkan situasi di mana klien telah dibatasi haknya atas
piutang, auditor bisa mereview notulen rapat, membicarkannya dengan klien,
mengirim konfirmasi ke bank, memeriksa perjanjian pinjaman untuk mencari informasi
tentang penggadaian atau penjaminan piutang serta memeriksa arsip korespondensi.
12
Standar audit (SA) 505 berhubungan dengan penggunaan prosedur konfirmasi
eksternal oleh auditor untuk memperoleh bukti audit berdasarkan ketentuan SA 330
(Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai) dan SA 500 (Bukti Audit).
• Bukti audit lebih andal ketika diperoleh dari sumber independen di luar entitas.
• Bukti audit yang diperoleh secara langsung oleh auditor lebih andal daripada
bukti audit yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui penarikan
kesimpulan
• Bukti audit lebih andal dalam bentuk format dokumen, baik dalam bentuk
kertas, elektronik, atau media lainnya.
Oleh karena itu, tergantung pada kondisi audit, bukti audit dalam bentuk
konfirmasi eksternal yang diperoleh auditor secara langsung dari pihak yang
konfirmasi dapat lebih andal dibandingkan dengan bukti audit dari pihak internal
entitas. SA 505 bertujuan untuk membantu auditor dalam mendesain dan
melakukan prosedur konfirmasi eksternal untuk memperoleh bukti audit yang
relevan dan andal.
JENIS-JENIS KONFIRMASI
Konfirmasi Positif
13
• Konfirmasi faktur adalah jenis lain dari konfirmasi positif yang hanya
meminta konfirmasi atas suatu faktur tertentu, tidak mengenai saldo piutang
secara keseluruhan. Penggunaan konfirmasi faktur seringkali mendorong
tingkat jawaban atas konfirmasi tersebut. Selain ity konfirmasi faktur juga
mengurangi akibat faktor waktu (timing differences) dan unsur-unsur yang
direkonsiliasi daripada konfirmasi saldo. Namun demikian, konfirmasi faktur
mempunyai kelemahan karena tidak secara langsung mengonfirmasi saldo
akhir.
14
Konfirmasi Negatif
15
e. Jenis konfirmasi
16
Duplikat Faktur Penjualan
ANALISIS SELISIH
Selisih atau perbedaan antara catatan klien dengan catatan debitur sering kali
timbul apabila debitur telah melakukan pembayaran sebelum tanggal konfirmasi,
tetapi klien belum menerima pembayaran tersebut sampai tanggal konfirmasi.
Apabila klien lupa mencatat suatu kredit memo (yang dibuat sebagai dasar
pengembalian barang / return penjualan) bisa menjadi salah satu penyebab
perbedaan.
17
Pengembangan Program Audit Untuk Pengujian Runcian Saldo
18
6. Prosedur analitis. Tabel 13-2 dan 13-3
7. Risiko deteksi direncanakan dan bukti audi direncanakan. Kedua baris ini
ditetapkan untuk tiap tujuan berdasarkan kesimpulan pada baris lainna.
Gambar 13-7 kerta kerja perencanaa bukti untuk memutuskan pengujian rinci
saldo piutang usaha pada PT ABC
Tabel 13-4 melukiskan program audit untuk pengujian rinci saldo untuk piutang
usaha per tujuan, termasuk untuk cadangan kerugian piutang. Program audit ini
19
mencerminkan kesimpulan untuk perencanaan pengumpulan bukti sebagaimana
tertuang dalam kertas kerja perencanaan bukti dalam gambar 13-7di atas.
Tabel 13-4 tuju audit saldo dan program audit untuk siklus penjualan dan
pengumpulan piutang pada PT ABC (format rancangan)
20
Tabel 13-5 menunjukkan program audit dalam format untuk dilaksankan.
Prosedur-prosedur audit sama dengan yang tercantum dalam tabel 13-4 kecuali untuk
prosedur 4 yaitu prosedur analis.
21
22
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengujian piutang usaha didasarkan pada prosedur penetapan risiko oleh
auditor yang memberi pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien. Sebagai
bagian dari proses mendapatkan pemahaman tersebut, auditor mempelajari bidang
usaha klien dan lingkungan eksternal dan mengavaluasi tujuan manajemen serta
proses bisnis untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien yang signifikan yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan, termasuk piutang usaha. Hasil pengujian
pengendalian menentukan apakah penetapan risiko pengendalian untuk penjualan
dan pengumpulan piutang harus direvisi atau tidak. Auditor menggunakan hasil
pengujian substantif transaksi untuk menentukan seberapa besar risiko deteksi untuk
memenuhi setiap tujuan audit saldo piutang usaha. Meskupun pada pengujian rinci
saldo, auditor lebih menekankan pada akun – akun neraca, namun itu tidak berarti jika
auditor mengabaikan akun – akun nominal (akun – akun laba rugi) karena akun – akun
laba rugi diuji sebagai hasil sampingan dari pengujian atas akun – akun neraca.
Hak klien atas piutang usaha umumnya tidak merupakan masalah dalam audit,
karena piutang biasanya memang merupakan milik klien. Namun dalam hal tertentu,
sebagian dari piutang mungkin saja dijadikan jaminan atau digadaikan, atau dijual
kepada seseorang, atau dijual dengan discount. Pada umumnya para debitur klien
tidak mengetahui adanya hal tersebut, sehingga konfirmasi tidak akan menunjukkkan
hal demikian.
Tujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan
keberadaan, ketelitian dan pisah batas. Konfirmasi positif adalah suatu permintaan
konfirmasi kepada pihak ketiga untuk merespons secara langsung kepada auditor
yang menunjukkan apakah pihak yang dikonfirmasi setuju atau tidak setuju dengan
informasi yang terdapat dalam permintaan konfirmasi, atau apakah menyediakan
informasi yang diminta. Konfirmasi negatif adalah permintaan konfirmasi kepada pihak
ketiga untuk merespon secara langsung kepada auditor hanya jika pihak yang
dikonfirmasi tidak setuju dengan informasi yang terdapat dalam permintaan
konfirmasi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasi ISA). Edisi II. Cetakan ke-1.
Yogyakarta:Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
24