Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH AUDITING II

Dosen : Syafdinal.,S.E.,M.M.
Kelas :
________________________________________________________________________
Pertemuan ke 4:

Completing the Test the Sales and Collection Cycle: Accounts Receivable

Capaian Pembelajaran:
Setelah menempuh mata kuliah ini mahasiswa semester 6 (enam) akan mampu memahami dengan baik:
1. Describe the methodology for designing tests of details of balances using the audit risk model
2. Design and perform analytical procedures for accounts in the sales and collection cycle
3. Design and perform tests of details of balances for accounts receivable
4. Obtain and evaluate accounts receivable confirmations

Kemampuan Akhir:
Setelah menyelesaikan bahan kajian ini mahasiswa akan mampu:

1. Menggambarkan metodologi untuk merancang tes details of balances dengan menggunakan


model risiko audit (risk based audit).
2. Merancang dan melakukan prosedur analitis untuk akun dalam siklus penjualan dan piutang.
3. Merancang dan melakukan pengujian rincian saldo piutang usaha.
4. Memperoleh dan mengevaluasi akun konfirmasi piutang.

Describe the methodology for designing tests of details of balances using the audit risk model
Tes fase ketiga dalam proses audit, yaitu mengenai bagaimana substantive analytical procedures
dan test of detailed balance dalam siklus penjualan dan penagihan.
Dalam tes fase ketiga ini, terdapat dua akun di balance sheet yang dapat menjadi objek yaitu:
account receivable (piutang usaha) dan allowance for uncollectible accounts (penyisihan piutang
tak tertagih)
Dalam merancang test details of balances piutang usaha, auditor harus memenuhi masing-
masing dari delapan tujuan audit, yaitu:
1) Detail tie-in: Account receivable dalam aged trial balance sesuai dengan jumlah yang
ada pada master file, dan total jumlahnya benar serta sesuai dengan yang ada pada buku
besar.
2) Existence: Pencatatan di Account Receivable ada.
3) Completeness: Semua accounts receivable yang ada telah dimasukkan dalam pencatatan
4) Accuracy: Semua Account receivable yang tercatat akurat
5) Classification: Account Receivable diklasifikasikan dengan benar.
6) Cutoff: Cutoff dalam account receivable benar
7) Realizable value: Account receivable diungkapkan dalam nilai realisasi.
8) Rights: Klien mempunyai hak atas account receivable.

Phase I

Identify client business Set tolerable misstatement Assess control risk for
risks affecting and assess inherent risk sales and collection
accounts receivable for accounts receivable cycle

Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi nilai realisasi ( r e a l i z a b l e v a l u e ) pada


account receivable (Fase 1). Tes terhadap account receivable dilakukan auditor berdasarkan
prosedur risk assessment yang memberikan pemahaman mengenai bisnis dan industri klien.
Dalam tahap ini, auditor:
Mempelajari bagaimana lingkungan bisnis dari industri klien
mengevaluasi bagaimana objektif dari manajemen
mengamati bagaimana proses bisnis klien berlangsung untu

Hal – hal diatas dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat mempengaruhi
laporan keuangan, termasuk account receivables. Dalam proses ini, auditor juga
melakukan preliminary analytical procedure yang memungkinkan untuk menunjukkan
indikasi peningkatan risiko salah saji dalam account receivable. Risiko bisnis dari klien tersebut
memiliki kaitan dalam penentuan inherent risk dan planned evidence dari account receivable.
Menentukan salah saji yang ditoleransi dan Asses menilai Risiko Inheren (Fase 1)
Auditor harus melakukan preliminary judgement tentang materialitas untuk keseluruhan
laporan keuangan termasuk account receivable, karena Pada dasarnya account receivable adalah
salah satu akun yang material pada laporan keuangan.
Auditor menilai risiko yang melekat pada setiap sasaran akun, seperti account receivables,
mengingat risiko bisnis klien dan sifat industri klien. PSA 70 (SA 316) menunjukkan bahwa
auditor harus mengidentifikasi risiko inheren khusus untuk pengakuan pendapatan yang
mempengaruhi penilaian risiko auditor yang melekat untuk tujuan: eksistensi, cutoff penjualan,
dan retur penjualan dan cutoff allowance.

Menilai Risiko pengendalian untuk Siklus Penjualan dan Penagihan (Fase 1)


Cara yang efektif bagi manajemen untuk menjaga hubungan dengan customer salah satunya
adalah dengan melakukan kontrol internal atas penjualan dan penerimaan kas dan terkait account
receivable.
Auditor selalu memperhatikan tiga aspek kontrol internal yaitu:
1) Kontrol untuk mencegah dan mendeteksi adanya penggelapan
2) Kontrol tehadap cutoff
3) Kontrol terkait AFDA (Account Receivable Allowance for Uncollectible Account)

Selanjutnya, auditor harus menghubungkan risiko pengendalian dari transaksi


yang berhubungan dengan tujuan audit (transaction-related audit objectives dan balance-related
audit objectives) untuk menentukan planned detection risk dan planned evidence dalam test of
detailed balance.

Gambar berikut ini menunjukkan hubungan antara dua kelas transaksi utama dalam
siklus penjualan dan penagihan.
Dua aspek khusus dalam hubungan di atas adalah
1. Terkait penjualan, occurrence transaction-related audit objective memengaruhi existence
balance related audit objective . Terkait penerimaan cash, occurrence transaction-related
audit objective memengaruhi completeness balance-related audit objective;
2. Realizable value dan rights account receivable balance-related audit objective tidak
terpengaruhi oleh risiko pengendalian.

Phase II
Design and performtests of controls and
substantive testsof transactions
for the sales andcollection cycle
Desain dan Lakukan test of controls Subtantive test of Transaction (Fase II)
Chapter-chapter sebelumnya kita mempelajari prosedur audit test of control, substantive test,
menentukan ukuran sampel, dan evaluasi. Hasil dari test of control digunakan untuk menentukan
apakah prosedur assessment terhadap sales and cash receipt perlu direvisi. Sedangkan,
hasil substantive test digunakan untuk menentukan sejauh mana planned detection risk
menggambarkan account receivable balance-related audit objectives

Phasea III

Design and perform


analytical procedures
for accountsreceivable balance

Design tests ofdetails of accounts Audit procedures


receivable balanceto satisfy Sample size
balance-relatedaudit objectives Items to select
Timing

Design and Perform Analytycal Procedures (Fase III)


Analytical Procedures digunakan pada fase 3 tahap dalam audit, yaitu:
1. Tahap perencanaan (planning),
2. Pada saat melaksanakan detailed test
3. Pada tahap akhir audit (completing phase)

Pada tahap akhir audit (completing phase).

Sebagian besar prosedur analitik pada tahap detailed test dilaksanakan setelah tanggal neraca
namun sebelum dilaksanakannya test of detailed balance.

Auditor akan melaksanakan prosedur analitik untuk semua siklus penjualan dan penerimaan,
bukan hanya pada akun piutang. Hal ini dikarenakan adanya hubungan yang erat antara laporan
laba rugi dan akun-akun neraca. Tabel di bawah ini merupakan contoh dari rasio dan
perbandingan untuk siklus penjualan dan penerimaan serta salah saji potensial yang dapat
ditemukan melalui prosedur analitik. Yang perlu diperhatikan adalah, walaupun tabel berikut
fokus pada perbandingan antara tahun berjalan dan tahun sebelumnya, auditor juga harus tetap
mempertimbangkan hasil tahun berjalan dengan target yang telah ditetapkan dan tren pada
industri terkait.

Prosedur Analitik Kemungkinan salah saj


Membandingkan persentase gross margin Overstatement dan understatement
dengan tahun sebelumnya. pada akun penjualan dan akun piutang
Membandingkan penjualan per bulan dengan Overstatement dan understatement
tahun-tahun sebelumnya pada akun penjualan dan akun piutang
Membandingkan retur penjualan Overstatement dan understatement
sebagai persentase terhadap penjualan dengan pada akun retur penjualan dan akun piutang
tahun sebelumnya
Membandingkan saldo konsumen dengan saldo Salah saji pada akun piutang
tahun Sebelumnya
Membandingkan BDE sebagai persentase Overstatement dan understatement
terhadap penjualan dengan tahun sebelumnya pada akun BDE dan AFDA
Membandingkan aging categories Overstatement dan understatement
sebagai persentase terhadap akun piutang Pada akun BDE dan AFDA
dengan tahun sebelumnya
Membandingkan AFDA sebagai persentase Overstatement dan
terhadap akun piutang dengan tahun understatement pada akun BDE dan AFDA
sebelumnya

Developing Test of Detailed Audit Program

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses ini, adalah:


1) Tolerable Mistatement
2) Acceptable audit risk
3) Inherent risk
4) Control risk
5) Subtantive test of transactions result
6) Analytical procedures
7) Planned detection risks
Design and perform analytical procedures for accounts in the sales and collection cycle.
Analytical Procedures for the Sales and Collection Cycle
Compare by product line:
 Gross margin percentage with previous years
 Sales by month over time
 Sales returns and allowances as a percentage of gross sales with previous years
Compare with previous years:
 Individual customer balances over a stated amount
 Bad debt expense as a percentage of gross sales
 Days that accounts receivableare outstanding
Compare with previous years:
 Aging category as a percentage of receivables
 Allowance for uncollectible accounts as a percentage of accounts receivable
 Write-off of uncollectible accounts as a percentage of total accounts receivable
Design and perform tests of details of balances for accounts receivable.

Buku Referensi

1. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach; Alvin A. Arens, Randal J. Elder ,
Mark S. Beasley: Pearson Education International. Fourteenth Edition
2. Principle of Auditing An Introduction to International: Standards on Auditing, Second
Edition: Rick Hayes, Roger Dassen, arnold schilder, Philip Wallage
3. Audit Kontemporer: Theodorus M. Tuanakotta: Salemba Empat, 2015

Anda mungkin juga menyukai