Anda di halaman 1dari 7

DIVA PRIMANANDA (F3414026) PAJAK B 2014

RMK BAB 8

Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis

1.1. Pentingnya Perencanaan Audit

Tiga alasan utama auditor melakukan perencanaan penugasan yang tepat :


untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi
sesuai dengan situasi yang dihadapi, untuk membantu auditor menjaga
tetap biaya audit tetap wajar, untuk menghindari kesalah pahaman dengan
klien.

Dalam bab ini akan dibahas empat bagian pertama ditujukan untuk
membantu auditor dalam tahap perencanaan. Dalam pembahasan ini akan
memperkenalkan secara singkat dua istilah resiko : Resiko audit yang dapat
diterima, adalah seberapa besar auditor bersedia menerima bahwa laporan
keuangan akan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan
pendapt wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Resiko inheren, adalah
ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang material
dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan
pengendalian internal.

Perencanaan Audit dan Perancangan Pendekatan Audit

1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal


2. Memahami bisnis dan industri klien
3. Menilai resiko bisnis klien
4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
5. Menetapkan materialitas, dan menilai resiko audit yang dapat diterima
serta resiko inheren
6. Memahami pengendalian internal dan menilai resiko pengendalian
7. Mengumpulkan informasi untuk menilai resiko kecurangan
8. Mengembangkan perencanaan audit dan program audit secara
keseluruhan

1.2. Menerima Klien dan Perencanaan Audit Awal


Perencanaan audit awal melibatkan empat hal, yang semuanya dilakukan
sebelum audit.

1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau harus


melayani klien yang ada sekarang.
2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau
membutuhkan audit.
3. Untuk menghindari kesalah pahaman, auditor harus memahami syarat-
syarat penugasan yang ditetapkan klien.
4. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk
staf penugasan dan setiap spesialisasi audit yang diperlukan

1.3. Pemahaman atas Bisnis dan Industri Klien

Sifat bisnis dan industri klien mempengaruhi resiko bisnis klien serta resiko
salah saji yang material dalam laporan keuangan. Faktor penting akan
pemahaman terhadap bisnis dan industri klien:

Teknologi informasi yang menghubungkan perusahaan klien dengan


pelanggan dan pemasok utama.
Klien telah memperluas operasinya secara global, yang sering kali
melalui joint venture atau analisis strategis.
Teknologi informasi mempengaruhi proses internal klien, yang
meningkatkan mutu dan ketepatan waktu informasi akuntansi.
Semakin pentingnya modal manusia dan aktiva tidak berwujud lainnya
telah meningkatkan kerumitan akuntansi serta pentingnya penilaian
dan estimasi manajemen.
Auditor membutuhkan pemahaman yang lebih baik atas bisnis dan
industri klien untuk memberikan jasa bernilai tambah kepada klien.

Ada tiga pemahaman yang baik tentang industri klien dan lingkungan
eksternal adalah:

1. Resiko yang berkaitan dengan industri tertentu yang dapat


mempengaruhi penilaian auditor atas resiko bisnis klien dan resiko
audit yang dapat diterima.
2. Resiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industri
tertentu.
3. Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus
dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien
telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Auditor juga harus memahami lingkungan eksternal klien, termasuk hal-hal


seperti kondisi ekonomi, tingkat persaingan, dan persyaratan peraturan.

Dalam operasi dan proses bisnis auditor harus memahami faktor-faktor


seperti sumber utama pendapatan, pelanggan dan pemasok kunci, dan
pembiayaan, dan informasi tentang pihak terkait yang dapat menunjukkan
area dimana resiko bisnis klien meningkat.

Manajemen dengan pihak terkait sangat penting bagi auditor karena prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan transaksi itu
diungkapkan dalam laporan keuangan jika material. Karena manajemen
menetapkan strategi dan proses bisnis perusahaan, auditor harus menilai
filosofi dan gaya operasi manajemen, serta kemampuannya untuk
mengidentifikasi dan merespons resiko, karena hal ini sangat mempengaruhi
resiko salah saji yang material dalam laporan keuangan.

Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk mencapai tujuan
organisasi, auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan:
Reliabilitas pelaporan keuangan, Efektivitas dan efisiensi operasi, dan
Ketaatan pada hukum dan peraturan. Auditor membutuhkan pengetahuan
tentang operasi untuk menilai resiko bisnis dan resiko inheren klien dalam
laporan keuangan.

Sistem pengukuran kinerja klien meliputi kinerja utama yang digunakan


manajemen untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan. Pengukuran
kinerja meliputi analisis rasio dan tolak ukur atau benchmarking terhadap
pesaing utama.
1.4. Menilai Resiko Bisnis Klien

Auditor menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari pemahaman


strategis atas bisnis dan industri klien untuk menilai resiko bisnis klien, yaitu
resiko bahwa klien gagal dalam mencapai tujuannya. Sarbanes Oxley-Act
mengharuskan manajemen untuk meyakinkan bahwa mereka telah
merancang pengendalian dan prosedur pengungkapan untuk memastikan
bahwa informasi yang material tentang resiko bisnis telah disampaikan
kepada manajemen. Sarbanes Oxley-Act juga mewajibkan manajemen untuk
meyakinkan bahwa mereka telah memberitahu auditor dan komite audit
tentang sikap defisiensi yang mengidentifikasikan dalam pengendalian
internal, termasuk kelemahan yang material.

1.5. Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan

Auditor melaksanakan prosedur analitis pendahuluan untuk memahami


dengan lebih baik bisnis klien dan untuk menilai resiko bisnis klien. Salah
satu prosedur tersebut membandingkan rasio klien dengan benchmark
industri atau pesaing untuk mengindikasikan kinerja perusahaan. Pengujian
pendahuluan seperti itu dapat mengungkapkan perubahan yang tidak biasa
dalam rasio yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dengan
rata-rata industri, sehingga membantu auditor mengidentifikasi area yang
mengalami kenaikan resiko salah saji yang membutuhkan perhatian lebih
lanjut selama audit.

Prosedur analitis didefinisikan oleh SAS 56 (AU 329) sebagai evaluasi atas
informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang
masuk akal antara data keuangan dan non keuangan yang melibatkan
perbandingan jumlah yang tercatat dengan ekspektasi yang dikembangkan
oleh auditor.
1.6. Prosedur Analitis
1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu
menentukan sifat, luas, dan penetapan waktu prosedur audit.
2. Prosedur analitis seringkali dilakukan selama tahap pengujian audit
sebagai pengujian substantif untuk mendukung saldo akun.
3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit.
Pengujian semacam ini berfungsi sebagai mereview akhir atas salah saji
yang material atau masalah keuangan, dan membantu auditor mengambil
pandangan objektif akhir pada laporan keuangan yang telah di audit.

1.7. Lima Jenis Prosedur Analitis

Biasanya auditor membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan
rasio yang diharapkan dengan menggunakan satu atau lebih jenis prosedur
analitis berikut:

1. Data industri
2. Data periode sebelumnya yang serupa
3. Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien
4. Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor
5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data nonkeuangan.

1.8. Rasio Keuangan

Rasio keuangan berguna untuk memahami peristiwa terkini dan status


keuangan perusahaan serta untuk menelaah laporan itu dari perspektif
pemakai. Analisis keuangan yang umum dapat mengidentifikasikan secara
efektif bidang permasalahan yang mungkin, dimana auditor dapat
melakukan analisis tambahan dan pengujian audit, serta bidang
permasalahan yang dihadapi perusahaan dimana auditor dapat memberikan
bantuan lainnya.

1. Rasio Kemampuan Membayar Utang Jangka Pendek


Kas+Sekuritas
Rasio Kas = Kewajiban Lancar Rasio Cepat=

Kas+ Sekuritas + PiutangUsaha Bersih


Kewajiban Lancar

Aktiva Lncar
Rasio lancar= Kewajiban Lancr

2. Rasio Aktivitas Likuiditas

Penjualanbersih
Perputaran piutang usaha = Piutang kotor ratarata

365 hari
Jumlah hari penagihan= perputaran piutang usaha

Harga Pokok Penjualan


Perputaran persediaan= persediaan ratarata

365 hari
Jumlah hari penjualan persediaan= perputaran persediaan

3. Rasio Kemampuan Membayar Utang Jangka Panjang

Total kewajiban
Utang terhadap ekuitas= total ekuitas Times interest earned=

laba bersih
bebanbunga

4. Rasio Profitabilitas

Laba bersih
Laba per saham = ratarata sahambiasa yang beredar
Penjualan bersihharga pokok penjualan
Persentase laba kotor = penjualan bersih

labaoperasi
Marjin laba = penjualan bersih

Laba Sebelum pajak


Pengembalian atas aktiva = aktiva total ratarata

Pengembalian atas ekuitas saham biasa =

Laba sebelum pajakdividen saham preferen


ekuitas pemegang saham ratarata

Anda mungkin juga menyukai