Anda di halaman 1dari 7

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

PT KALBE FARMA Tbk

OLEH

Syahra Faradika Isyafputri 023164071

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRISAKTI

Jakarta

2017
BAB I

PROFIL PERUSAHAAN

1.1 SEJARAH PERUSAHAAN

PT Kalbe Farma Tbk. merupakan salah satu industri farmasi di Indonesia yang
didirikan pada tanggal 10 September 1996 oleh Dr. B. Setiawan yang bertujuan untuk
membantu meningkatkan kesadaran kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Awalnya Kable
merupakan usaha sederhana di sebuah garasi kemudian berkembang menjadi perusahaan
farmasi terdepan di Indonesia. Pengembangan usaha dilakukan melalui akuisisi strategis
terhadap perusahaan-perusahaan farmasi lainnya, membangun merek-merek produk unggul,
dan menjangkau pasar internasional dalam rangka transformasi Kalbe menjadi perusahaan
produk kesehatan serta nutrisi yang terintegrasi dengan daya inovasi, strategi pemasaran,
pengembangan merek, distribusi, kekuatan keuangan, keahlian riset dan pengembangan serta
produksi yang sulit ditandingi dalam mewujudkan misinya untuk meningkatkan kesehatan
untuk kehidupan yang lebih baik.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dimana kantor pusat berada di Gedung KALBE,


Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan pabriknya berlokasi
di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi,
Jawa Barat.

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi


bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, Perusahaan kegiatan utamanya
bergerak di bidang pengembangan, pembuatan, dan perdagangan produk farmasi termasuk
obat dan produk konsumsi kesehatan.

Kalbe telah tumbuh dan bertransformasi menjadi penyedia solusi kesehatan terintegrasi
melalui 4 (empat) kelompok divisi usahanya. Divisi Obat Resep (kontribusi 24%), Divisi
Produk Kesehatan (kontribusi 17%), Divisi Nutrisi (kontribusi 24%), dan Divisi Distribusi &
Logistik (kontribusi 30%). Keempat divisi usaha ini mengelola portofolio obat resep dan obat
bebas yang komprehensif, produk-produk minuman energi dan nutrisi, serta usaha distribusi
yang menjangkau lebih dari satu juta outlet di seluruh kepulauan Indonesia.
Di pasar internasional, Perusahaan telah hadir di negara-negara ASEAN, Nigeria, dan
Afrika Selatan, dan menjadi perusahaan produk kesehatan nasional yang dapat bersaing di
pasar ekspor. Sejak pendiriannya, Perusahaan menyadari pentingnya inovasi untuk
mendukung pertumbuhan usaha. Kalbe telah membangun kekuatan riset dan pengembangan
dalam bidang formulasi obat generik dan mendukung peluncuran produk konsumen dan
nutrisi yang inovatif. Melalui analisis strategis dengan mitra-mitra yang banyak terlibat dalam
kegiatan riset mutakhir di bidang sistem penghantaran obat, obat kanker, sel punca, dan
bioteknologi.

Didukung lebih dari 16.000 karyawan, kini Kalbe telah tumbuh menjadi penyedia
layanan kesehatan terbesar di Indonesia, dengan keunggulan keahlian di bidang pemasaran,
branding, distribusi, keuangan serta riset dan pengembangan. Kalbe Farma juga merupakan
perusahaan produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai kapitalisasi
pasar Rp52,1 triliun dan nilai penjualan Rp17,9 triliun di akhir 2015.

1.2 VISI MISI

Visi
Menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala internasional
yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang prima.
Misi
Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.

1.3 NILAI-NILAI PERUSAHAAN

1. Saling percaya adalah perekat diantara lingkup perusahaan.


2. Kesadaran penuh adalah dasar setiap tindakan perusahaan.
3. Inovasi adalah kunci keberhasilan perusahaan.
4. Bertekad untuk menjadi yang terbaik.
5. Saling keterkaitan adalah panduan hidup perusahaan.
BAB II

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

2.1 ANALISIS COMMON SIZE

2.1.1 LAPORAN KEUANGAN

Secara umum proporsi aktiva PT Kalbe Farma Tbk tidak berubah secara signifikan.
Hanya ada beberapa pos yang mengalami penurunan. Untuk aktiva lancar dan aktva tidak
lancar mengalami perubahan proporsi sekitar 2%, aktiva lancar mengalami penurunan 2%
dan aktiva tidak lancar mengalami kenaikan sekitar 2% juga.
Di dalam pos aset lancar sendiri proporsi kas mengalami kenaikan sekitar 4% dan ada
penurunan proporsi dalam piutang pihak ketiga sebesar 1,63%, serta persediaan juga
mengalami penurunan. Untuk aset tidak lancar mengalami kenaikan sebesar proporsi
penurunan aset lancar. Kenaikan terbesar dari pos aset tidak lancar adalah dari akun aset tetap
yang mengalami kenaikan sebesar 1,39% dari tahun 2014.
Untuk pos pasiva kondisi dari hutang lancar dan hutang jangka panjang mengalami
penurunan masing-masing sekitar 2% dan 1%. Sedangkan, untuk modal mengalami kenaikan
sebesar 1,37%. Untuk utang lancar, hampir semua pos mengalami penurunan seperti utang
bank, utang usaha pihak ketiga, beban akrual, utang pajak. Untuk utang jangka panjang yang
mengalami penurunan adalah akun liabilitas pajak tangguhan dan liabilitas imbalan kerja
jangka panjang.
Modal perusahaan juga secara umum mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena
kenaikan yang cukup besar pada saldo laba belum ditentukan penggunaannya.

2.1.2 LAPORAN LABA RUGI

Harga pokok penjualan untuk periode 2015 mengalami penurunan sebesar 0,77%. Hal
ini juga dibarengi dengan beban penjualan,beban administrasi dan umum, dan beban
penelitian dan pengembangan yang juga menurun. Apabila dilihat secara keseluruhan
komponen laba rugi tidak mengalami perubahan yang signifikan, cenderung akun-akunnya
mengalami penurunan. Hal ini juga berakibat pada laba tahun berjalan yang juga mengalami
penurunan sebesar 0,42%.
2.2 ANALISIS RASIO

1. Current Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas dengan aset lancar yaitu
membandingkan aset lancar dengan utang lancar. Artinya, PT Kalbe Farma
Tbkmempunyai Rp3,40 di tahun 2014 dan Ro3,70 di tahun 2015 untuk membayar
setiap Rp1 utang lancarnya yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1
tahun.

2. Quick Ratio
Quick ratio digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Quick Ratio
Perusahaan mengalami kenaikan. Artinya, pada tahun 2014 untuk setiap Rp1 utang
lancar yang dimiliki oleh PT Kalbe Farma Tbk mampu dibayar sebesar Rp 1,83
dan pada tahun 2015 untuk setiap Rp1 utang lancar yang dimiliki oleh PT Kalbe
Farma mampu dibayar sebesar Rp2,18.

3. Gross Profit Margin


Gross Profit Margin digunakan untuk menghitung seberapa besar keuntungan kotor
dari penjualan produk. GPM PT Kalbe Farma di tahun 2014 sebesar 48,80% dan di
tahun 2015 sebesar 48,03%. Artinya, dari total penjualan netto yang dihasilkan,
48% digunakan untuk menutup biaya operasional dan sisanya sebesar 52%
digunakan untuk menutup HPP.

4. Operating Profit Margin


Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan aktivitas
operasi untuk mencapai pendapatannya. OPM PT Kalbe Farma sebesar 15,91% di
tahun 2014 dan 14,08% di tahun 2015. Hal ini dapat dikatakan bahwa perusahaan
tidak terlalu banyak menggunakan hasil pendapatannya untuk kegiatan operasi
sehingga perusahaan dapat menginvestasikan sisa uangnya.

5. Net Profit Margin


Net Profit Margin digunakan untuk menghitung seberapa besar keuntungan bersih
dari penjualan produk. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menyisakan
sebesar 12,07% laba bersih di tahun 2014 dan 11,65% laba bersih di tahun 2015,
dan sisanya habis digunakan untuk menutup HPP, biaya operasional, dan pajak.

6. Inventory Turn Over


Inventory turn over digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
perputaran inventory dalam periode tertentu. Apabila kita lihat bahwa inventory
turn over PT Kalbe Farma Tbk mengalami kenaikan dari 2,92 di tahun 2014
menjadi 3,05 di tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan persediaan
yang dilakukan perusahaan harus lebih ditingkatkan karena apabila tidak diatasi
akan berakibat pada biaya penyimpanan dan tingkat kerusahaan barang yang akan
meningkat yang akan menyebabkan penurunan laba pada tahun berjalan.

7. Total Asset Turn Over


Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva
perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi nilai
rasio menunjukkan aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan semakin
efisein penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Artinya, PT
Kalbe Farma Tbk hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar 1,33 kali di tahun
2014 dan 1,37 kali di tahun 2015 dari total aktiva yang dimiliki.

8. Fixed Asset Turn Over


Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam
dalam aktiva tetap untuk menghasilkan penjualan bersih setiap rupiah yang
diinvestasikan pada aktiva tetap. Artinya, PT Kalbe Farma Tbk mampu
menghasilkan penjualan sebesar 3,75 kali di tahun 2014 dan 3,86 kali di tahun
2015 dari aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

9. Debt Ratio
Rasio ini mengukur berapa persen aset perusahaan yang dibiayai dengan hutang.
Artinya, pada tahun 2014 dan 2015 aset perusahaan yang dibiayai dari hutang
masing-masing sebesar 0,22 dan 0,20 atau sebesar 22% dan 20%. Hal ini cukup
bagus karena berarti perusahaan tidak mengandalkan hutang untuk membeli aktiva.

10. Debt to Equity Ratio


Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika
dibandingkan dengan ekuitas yang dimiliki. PT Kalbe Farma Tbk memiliki nilai
rasio pada tahun 2014 dan 2015 masing-masing sebesar 0,27 dan 0,25, terjadi
penurunan di tahun 2015. Nilai ini dapat dibilang cukup bagus karena semakin
kecil nilainya maka perusahaan memiliki risiko yang semakin kecil terhadap
likuiditasnya.

11. Long-term Debt to Equity


Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar hutang jangka panjang
perusahaan jika dibandingkan dengan ekuitas yang dimiliki. PT Kalbe Farma Tbk
memiliki nilai rasio pada tahun 2014 dan 2015 masing-masing sebesar 0,03 dan
0,04.

12. Return on Asset


Return on Assets digunakan untuk mengukur efektifitas penggunaan aset dalam
menghasilkan proofit. Dengan kata lain, rasio ini mencerminkan seberapa efektif
manajemen menggunakan aset milik perusahaan guna menghasilkan aset. ROA PT
Kalbe Farma Tbk mengalami penurunan di tahun 2015. Pada tahun 2014 PT Kalbe
Farma Tbk dapat menghasilkan laba bersih sebesar 17% dari total Aset yang
digunakan dan pada tahun 2015 dapat menghasilkan laba bersih sebesar 16% dari
total aset yang digunakan.

13. Return on Equity


Return on Equity digunakan untuk mengukur kemampuan efektifitas perusahaan
dalam memberikan penghasilan bagi setiap investasi dalam bentuk ekuitas yang
ditanamkan oleh pemegang saham. ROE PT Kalbe Farma Tbk mengalami
penurunan di tahun 2015. Pada tahun 2014 dan 2015, PT Kalbe Farma Tbk
masing-masing pemegang saham dapat memperoleg tambahan nilai ekuitas Rp0,21
dan Rp0,20 untuk setiap Rp1 yang diinvestasikan atau memperoleh kenaikan nilai
ekuitas sebesar 21% dan 20% dari total investasi.

Anda mungkin juga menyukai