Anda di halaman 1dari 94

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS TERHADAP

KEMAMPUAN USAHA PERUSAHAAN

PT. KARUNIA SELARAS ABADI

SURABAYA

BUAT DAFTAR ISI


BERI NOMOR HALAMAN
SKRIPSI

Oleh :

WAHYU ARISKA

NPM : 12133066

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA

SURABAYA

2016
ANALISIS RASIO PROFITABILITAS TERHADAP

KEMAMPUAN USAHA PERUSAHAAN

PT. KARUNIA SELARAS ABADI

SURABAYA

Wahyu Ariska

12133066

ABSTRAK
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis rasio profitabilitas
terhadap kemampuan usaha pada PT. Karunia Selaras Abadi melalui analisis rasio
profitabilitas dan rasio likuiditas. PT. Karunia Selaras Abadi bergerak dibidang usaha
perdagangan, yaitu distributor barang. Perusahaan ini mendistribusikan barang
keperluan rumah tangga, makanan kemasan dan lain- lain.
Dalam prakteknya, sebuah perusahaan membutuhkan adanya laporan keuangan
untuk mengetahui besar laba atau rugi yang dimiliki oleh perusahaan pada periode
tertentu. Tujuan dari laporan keuangan yaitu memberikan informasi mengenai
keuangan suatu perusahaan yang digunakan bagi pemakai laporan keuangan sebagai
bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pada perusahaan.manfaat adanya
laporan keuangan yaitu sebagai sumber informasi dengan cara membandingkan
periode tahun ini dengan periode sebelumnya.
Rasio keuanggan merupakan alat untuk menghubungkan satu angka dengan
angka lainnya dengan cara menganalisis laporan keuangan tahun sebelumnya atau
tahun sekarang. Rasio keuangan mudah dibaca dan rasio keuangan merupakan
penyaji informasi laporan keuangan yang rinci. Rasio keuangan ini berhubungan
dengan laba dan kewajiban, yaitu rasio profitabilitas dan rasio likuiditas.
Rasio Profitabilitas merupakan pengukuran kemampuan dalam memperoleh laba
dengan menggunakan asset atau modal perusahaan. Dapat dipastikan bahwa semakin
tinggi rasio ini adalah semakin baik karena laba yang diperoleh semakin besar.
Sedangkan rasio likuiditas kemampuan perusahaan dalam membaiayai dan memenuhi
kewajiban pada saat jatuh tempo.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menganalisis laporan keuangan yang
berupa laba rugi dan neraca. Penelitian ini di maksudkan untuk mengetahui sejauh
mana laba perusahaan dapat membiayai kewajiban perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis melalui perhitungan rasio
profitabilitas dan rasio likuiditas terhadap neraca dan laba rugi tahun 2015 dan 2014
maka dapat diketahui bahwa laba kotor tahun 2015 lebih rendah daripada tahun 2014.
Dengan rincian tahun 2014 sebesar Rp 11.413.558.173 dan pada tahun 2015 sebesar
Rp 8.745.611.940. Dan untuk penjualan tahun 2015 lebih rendah dibandingkan tahun
2014, dengan rincian yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp 141.275.238.492 dan pada
tahun 2015 sebesar Rp 110.786.659.418. Untuk laba bersih tahun 2015 lebih rendah
dibandingkan tahun 2014, degan rincian yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp
5.604.939.013 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 4.422.244.572. Untuk total aset tahun
2015 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014, dengan rincian yaitu pada tahun
2014 sebesar Rp 49.718.564.099 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 79.100.583.337.
Untuk modal sendiri tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014,
dengan rincian yaitu, pada tahun 2014 sebesar Rp14.571.457.276 dan pada tahun
2015 sebesar Rp 17.870.714.502. Untuk aktiva lancar tahun 2015 lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2014, dengan rincian yaitu, tahun 2014 sebesar Rp
38.953.331.008 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 66.033.851.047. Untuk utang lancar
tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014, dengan rincian yaitu, pada
tahun 2014 sebesar Rp 28.625.425.529 dan pada tahun 2015 sebesar Rp
36.347.187.541. Untuk persediaan tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan dengan
tahun 2014, dengan rincian yaitu, tahun 2014 sebesar Rp 15.794.049.573 dan pada
tahun 2015 sebesar Rp 32.138.661.125. Untuk kas dan setara kas tahun 2015 lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun 2014, dengan rincian yaitu, tahun 2014 sebesar Rp
986.885.276 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 1.653.639.709.
Berdasarkan hasil perhitungan dari rasio profitabilitas dan rasio likuiditas antara
lain, Gross profit margin mengalami penurunan sebesar 0,19%. Net profit margin
mengalami peningkatan sebesar 0,02%. Return on Assets mengalami penurunan
sebesar 5,68%. Return on equity mengalami penurunan sebesar 13,72%. Sedangkan
rasio Likuiditas mengalami adanya kenaikan, dengan rincian yaitu, Current Ratio
mengalami kenaikan sebesar 45,61% . Walaupun mengalami adanya kenaikan,
namun kenaikan sebesar 45,61% belum dapat dikatakan optimal karena batas rasio ini
adalah sebesar 200% atau 2:1. Quick Ratio mengalami kenaikan sebesar 12,35%.
Walaupun mengalami adanya kenaikan, namun kenaikan sebesar 12,35% belum
dapat dikatakan optimal karena batas rasio ini adalah sebesar 100% atau 1:1.Cash
ratio mengalami kenaikan sebesar 1,10%. Walaupun mengalami adanya kenaikan,
namun kenaikan sebesar 1,10% belum dapat dikatakan optimal karena batas rasio ini
adalah sebesar 20%.
Dari perhitungan rasio tersebut dapat diketahui bahwa hasil perhitunngan dari
rasio profitabilitas dan likuiditas mengalam kenaikan dan penurunan. Dari rasio
profitabilitas hasil perhitungan Gross profit margin mengalami penurunan, Net profit
margin mengalami peningkatan, Return on Assets mengalami penurunan, Return on
equity mengalami penurunan. Jadi, laba yang diperoleh oleh perusahaan mengalami
penurunan, sedangkan dari rasio likuiditas jumlah kewajiban perusahaan mengalami
kenaikan. Namun, walaupun mengalami adanya kenaikan, perusahaan belum mampu
sepenuhnya untuk memenuhi kewajibannya, berdasarkan standar rasio yang
diperkenankan. Untuk mengurangi adanya peningkatan hutang, perusahaan ini
menaikkan volume penjualan dan menekan laju biaya yang ada. Selain itu perusahaan
belum menerapkan standar rasio yang ada diwilayahnya.
Kata kunci : Rasio Profitabilitas dan Rasio Likuiditas
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya dunia usaha, ditandai dengan adanya pasar bebas, yang

membuat pelaku bisnis harus bersikap cermat dalam menyikapi persaingan di

dalam pasar bebas. Hal ini juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan dari

perusahaan. Keputusan tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan

itu sendiri dimasa sekarang maupun yang akan datang. Keputusan itu antara lain

yaitu keputusan untuk berinvestasi, keputusan mengenai pendanaan dan

operasional perusahaan itu sendiri. Dalam mengambil keputusan itu, jangka

pendek maupun panjang.

Dalam jurnal penelitan dari Cendy A.S Kaunang, Analisis Perbandingan

Kinerja, pada umumnya setiap perusahaan memiliki tiga tujuan utama, yaitu laba

perusahaan yang maksimal, pertumbuhan yang terus meningkat, dan

kelangsungan hidup perusahaan. Ketiga tujuan tersebut saling berhubungan. Jika

laba yang diperoleh maksimal, pertumbuhan akan meningkat dan kelangsungan

hidup di dalam perusahaan pun akan terjamin, sehingga tenaga kerja yang ada di

dalam perusahaan tersebut akan lebih terjamin pula, serta seluruh kegiatan yang

ada di dalam perusahaan tersebut dapat terjamin keberlangsungannya, dimasa

sekarang maupun akan datang.

Dalam memperoleh keuntungan yang maksimal, perusahaan harus dituntut

untuk menjalankan kegiatannya secara efektif dan efisien. Laba yang diperoleh

1
perusahaan setiap periode tidak dapat dipastikan, bisa naik ataupun turun setiap

tahunnya. Kenaikan dan penurunan itu dapat disebut sebagai pertumbuhan laba.

Menurut Mahmud M. Hanafi (2010:32), menyatakan bahwa “laba

merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai

berikut : Laba = Penjualan- Biaya”. Berdasarkan konsep akuntansi, laba

merupakan selisih antara pendapatan, yang berasal dari transaksi perusahaan pada

periode tertentu dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan

tersebut. Laba sering kali digunakan sebagai dasar bagi perpajakan, pengambilan

keputusan investasi, prediksi untuk peramalan laba yang akan datang, penilaian

efisiensi, serta sebagai penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Berdasarkan

konsep akuntansi, laba adalah selisih lebih antara pendapatan yang berasal dari

transaksi perusahaan pada periode tertentu dengan biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh pendapatan tersebut.

Perusahaan harus memiliki sumber daya keuangan dan manajemen keuangan

yang dapat diandalkan dengan baik, untuk mengatur perusahaan. Adanya kondisi

ekonomi yang selalu mengalami perubahan, juga telah mempengaruhi kegiatan

kinerja keuangan suatu perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan

besar. Sehingga banyak perusahaan yang bangkrut. Kebangkrutan suatu

perusahaan dapat dilihat dan diukur dari laporan keuangannya.

Pada saat ini, perusahaan di pasar modal dihadapakan pada kondisi yang

menuntut dimana mereka harus terbuka dalam menyajikan laporan keuangan.

Yang dengan penyampaian informasi tersebut harus yang berkualitas dan

pengungkapan secara penuh, serta wajar. Laporan keuangan perusahaan


perusahaan merupakan sumber utama perusahaan dalam penyampaian informasi

keuangannya serta informasi lainnya, kepada pihak-pihak yang membutuhkan di

luar perusahaan, dan juga sebagai alat utama perusahaan dalam menunjukkan

tingkat efektivitas kinerja dan tingkat pelaksnaan fungsi pertanggungjawaban

dalam perusahaan.

Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya, dapat dinilai

dan dilihat dari laporan keuangannya. Apabila laporan keuangannya dinyatakan

wajar, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan

perusahaannya.

Agar informasi laporan keuangan yang tersaji menjadi lebih bermanfaat

dalam pengambilan keputusan, maka data keuangan harus dikonversi menjadi

informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan

keuangan memiliki manfaat yaitu sebagai sumber informasi dan akan lebih

bermanfaat jika laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan periode

sebelumnya.

Tujuan dari laporan keuangan yaitu memberikan informasi mengenai

keuangan suatu perusahaan bagi pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

keputusan. . Menurut Hery (2012: 3) “ laporan keuangan pada dasarnya adalah

hasil dari proses akuntansi yang dappat digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan”.

Jadi, laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dibuat untuk

menjadi alat komunikasi antara data laporan keuangan dengan aktivitas dari pihak
yang berkepentingan. Laporan keuangan berisi informasi mengenai posisi

keuangan perusahaan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang dapat berguna

untuk pengambilan keputusan yang tepat bagi pihak eksternal maupun internal.

Untuk membuktikan bahwa laporan keuangan bermanfaat, maka perlu

diadakan penelitian. Salah satu bentuk penelitiannya dengan cara menggunakan

rasio keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara

suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan analisis rasio keuangan

akan dapat diketahui tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas dan tingkat rentabilitas

perusahaan. Dengan mengetahui tingkat suatu perubahan, maka akan dapat

diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

dengan jaminan harta lancarnya.

Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan

dan memberikan gambaran tentang kekuatan ataupun kelemahan keadaan atau

posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.

Menurut James C van Horne dalam buku Kasmir (2010:104) analisa rasio

keuangan adalah “ indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan

diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan

digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan”.

Rasio juga dapat digunakan sebagai dalam penilaian kinerja secara teoritis

dan praktis. Secara teoritis, rasio keuangan dikatakan memiliki kegunaan apabila

dapat dipakai untuk memprediksi fenomena ekonomi. Salah satunya adalah

perubahan laba .Menurut Harahap (2010:92) menyatakan bahwa “perusahaan


yang memiliki rasio lancar yang semakin besar, maka menunjukkan semakin

besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya”.

Menurut Hery (2012; 22): “ analisis rasio merupakan salah satu alat analisis

keuangan yang paling popular dan banyak digunakan”. Analisis rasio keuangan

yang sering digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan antara lain:

a. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas, digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek, yang berupa

hutang- hutang jangka pendek.

b. Rasio aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menggunakan dana yang ada dalam perputaran modalnya.

c. Rasio profitabilitas

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba.

d. Rasio leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengukur beban hutang yang

ditanggunng perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Kemampuan usaha merupakan kemampuan yang dilakukan oleh perusahaan

dalam memenuhi kewajiban perusahaan. Kemampuan usaha sendiri pada

dasarnya sama dengan kinerja keuangan suatu perusahaan, namun kemampuan

usaha menekankan pada pengoptimalan laba dan membiayai seluruh kewajiban

perusahaan. Kemampuan usaha disini, berkaitan dengan rasio likuiditas. Rasio


likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya.

Menurut Darsono,P (2010:55) “Analisis Likuiditas ialah kemampuan

peruMenurut Kasmir (2012: 130) menyatakan bahwa “rasio likuiditas atau yang

disebut juga rasio modal kerja adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya”.

Menurut Harahap (2010:92) menyatakan bahwa “perusahaan yang memiliki

rasio lancar yang semakin besar, maka menunjukkan semakin besar kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya”.

Alasan pemilihan perusahaan ini, yang merupakan perusahaan yang bergerak

dalam perdagangan dan percetakan. Salah satu bidang usaha yang ditekuni

perusahaan ini adalah menjadi distributor barang. Mengapa penulis memilih

perusahaan ini adalah karena perusahaan kegiatan usahanya adalah

mendistribusikan barang ke konsumen secara langsung dan tidak langsung.

Perusahaan ini mendistribusikan berbagai barang kepada penjual atau konsumen.

Barang yang di distribusikan antara lain produk makanan dan barang rumah

tangga sepeti sabun dan lain- lain. Selain mendistribusikan barang, perusahaan ini

juga bergerak dalam bidang percetakan.

Berdasarkan uraian diatas bahwa peneliti tertarik dengan menggunakan judul

: “Analisis Rasio Profitabilitas terhadap Kemampuan Usaha Perusahaan PT.

Karunia Selaras Abadi Surabaya ”.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka

rumusan masalah yang akan diidentifikasi adalah sebagai berikut :

- Bagaimana pengaruh rasio profitabilitas terhadap kemampuan usaha

perusahaan PT. Karunia Selaras Abadi Surabaya ?

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu rasio profitabilitas dan

kemampuan usaha yaitu rasio likuiditas.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka penelitian yang dilakukan

penulis bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap

kemampuan usaha perusahaan PT. Karunia Selaras Abadi Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang didapatkan dalam penyusunan skripsi ini

diharapkan akan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis bagi banyak

pihak yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Perguruan Tinggi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi

karya ilmiah dan bagi penelitian di masa yang akan datang untuk

melakukan penelitian lebih lanjut, terutama mengenai analisis rasio

profitabilitas terhadap kemampuan usaha perusahaan.


b. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan

serta dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain bila

mengadakan penelitian di masa yang akan datang. Dan dapat melatih

penulis untuk berfikir secara ilmiah dalam menerapkan teori yang

telah diperoleh di bangku kuliah kedalam dunia usaha atau industri

yang sebenarnya serta untuk memahami rasio profitabilitas terhadap

kemampuan usaha perusahaan.

c. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

terhadap pengembangan ilmu terutama yang berhubungan dengan

ilmu akuntansi teori dan lapangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

analisis rasio profitabilitas terhadap kemampuan usaha perusahaan.

Dengan demikian, manajemen perusahaan dapat menjadi bahan

pertimbangan dan pengambilan keputusan dalam kebijakan yang

berkaitan dengan nilai perusahaan.

b. Bagi Penelitian Selanjutnya

Digunakan untuk dokumentasi sebagai studi banding dan referensi

dalam analisis rasio profitabilitas terhadap kemampuan usaha

perusahaan.
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Laporan Keuangan

Menurut Fahmi (2013:2) : “laporan keuangan merupakan suatu informasi

yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh

informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan peusahaan

tersebut”. Sedangkan menurut Hery (2012: 3) “ laporan keuangan pada dasarnya

adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan”.

Jadi, laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dibuat untuk

menjadi alat komunikasi antara data laporan keuangan dengan aktivitas dari pihak

yang berkepentingan. Laporan keuangan berisi informasi mengenai posisi

keuangan perusahaan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang dapat berguna

untuk pengambilan keputusan yang tepat bagi pihak eksternal maupun internal.

Pihak- pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, yaitu:

a. Pihak intern ( manajemen, pemilik perusahaan, dan karyawan).

b. Pihak ekstern (investor, kreditur, pemasok, pelanggan, pemerintah dan

masyarakat).

9
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan pencerminan atau hasil dari manajemen dari

sebuah perusahaan pada periode waktu tertentu. Selain digunakan sebagai alat

pertanggungjawaban, laporan keuangan juga digunakan sebagai dasar untuk

pengambilan sebuah keputusan di dalam suatu perusahaan.

Tujuan dari laporan keuangan yaitu memberikan informasi mengenai

keuangan suatu perusahaan bagi pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

keputusan.

Menurut Kasmir (2010:10) tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan

adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini;

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini;

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh

pada suatu periode tertentu;

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan

perusahaan dalam suatu periode tertentu;

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dal suatu

periode

7. Memberikan informasi tentang catatancatatan atas laporan keuangan;


8. Informasi keuangan lainnya.

2.1.3 Jenis- jenis Laporan Keuangan

Jenis- jenis laporan keuangan antara lain :

a. Neraca

Neraca merupakan laporan mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan

pada periode tertentu. Di dalam neraca suatu perusahaan ada dua unsur yaitu

unsur aktiva dan unsur pasiva.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan akumulasi aktiva yang berkaitan dengan

pendapatan dan biaya- biaya selama periode tertentu (bulanan atau tahunan).

Laporan laba rugi juga mencakup pendapatan atau penjualan, laba rugi usaha,

beban penjualan, beban pinjaman, biaya administrasi dan umum, dan pendapatan

usaha.

Jadi, berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan laba

rugi merupakan sebuah daftar pokok perusahaan yang didalamnya didasarkan

pada semua pendapatan serta biaya- biaya yang terjadi pada periode tertentu yang

disusun secara sistematis sehingga dapat dengan mudah untuk diketahui bahwa

perusahaan itu memperoleh keuntungan atau kerugian.

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan rincian mengenai perubahan modal

yang terjadi dalam satu periode tertentu. Maka laporan perubahan ekuitas dapat

memberikan informasi mengenai penambahan dan pengurangan ekuitas selama

periode tertentu. Perusahaan menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai


komponen utama di dalam laporan keuangan. Laporan laba rugi ekuitas dapat

menunjukkan:

1. Laba atau rugi bersih pada periode yang bersangkutan.

2. Besarnya pendapatan dan beban, keuntungan ataupun kerugian.

3. Trasaksi modal dengan pemilik perusahaan.

4. Saldo akumulasi rugi atau laba pada awal dan akhir periode perubahan

ekuitas.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan salah satu komponen dari neraca yang

menggambarkan keadaan masa yang akan datang, karena informasinya dapat

digunakan untuk melakukan prediksi dimasa yang akan datang.

Laporan keuangan memiliki manfaat yaitu sebagai sumber informasi, dan

akan lebih bermanfaat jika laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan

periode sebelumnya. Dengan membandingkan laporan keuangan tahun ini dan

tahun sebelumnya, dapat membantu pihak yang berkepentingan dalam

menganalisis perkembangan keuangan, juga dapat mengetahui kinerja keuangan

suatu perusahaan itu. Pengetahuan itu dapat bermanfaat bagi manajemen sebagai

pedoman dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian :

1) Arus kas dari aktivasi operasi.

2) Arus kas dari aktivasi investasi.

3) Arus kas dari aktivitas pendanaan

e. Catatan atas laporan keuangan


Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis. Catatan laporan

keuangan berisi pos- pos yang ada didalam neraca, laporan laba rugi dan laporan

arus kas. Catatan atas laporan keuangan dapat mengungkapkan:

1. Informasi mengenai dasar penyusutan laporan keuangan.

2. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

yang tidak disajikan didalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,

dan laporan perubahan ekuitas.

3. Informasi mengenai beberapa hal tambahan yang tidak disajikan didalam

laporan keuangan , tetapi diperlukan di dalam pernyataan atau penyajian

secara wajar.

2.1.4 Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio ini berguna untuk membandingkan kinerja perusahaan yang

satu dengan perusahaan yang lain atau membandingkan kinerja satu perusahaan

pada tahun ini dengan tahun yang lainnya. Menurut james C van Horne dalam

buku Kasmir (2010: 104) analisa rasio keuangan adalah “indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi yang diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kondisi keuangan dan kinerja perusahaan”. Sedangkan menurut Hery (2012; 22):

“ analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling popular

dan banyak digunakan”.

Jadi, yang dimaksud rasio keuangan adalah alat untuk menghubungkan

satu angka dengan angka lainnya dengan cara menganalisis laporan keuangan

tahun sebelumnya dan tahun ini atau tahun sekarang. Penilaian kinerja suatu
perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan.

Fahmi (2012:44) menyatakan bahwa “rasio keuangan atau financial ratio ini

sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan

perusahaan”.

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Analisa Rasio Keuangan

Kelebihan dari analisa rasio keuangan adalah:

1. Analisis rasio keuangan mudah di baca dan di tafsirkan.

2. Analisis rasio keuangan merupakan penyaji informasi di dalam laporan

keuangan yang rinci.

Menurut Kamaludin dan Rini Indriani (2011:50), kekurangan dari informasi

analisa rasio keuangan adalah sebagai berikut:

1. Rasio keuangan didasarkan pada informasi akuntansi yang dihasilkan melalui

prinsip-prinsip akuntansi yang dianut perusahaan, sedangkan data tersebut

dapat ditafsir dengan berbagai macam cara dan bahkan bias dimanipulasi.

2. Rasio keuangan dapat mencerminkan suatu kondisi yang luar biasa dimasa

lampau, contohnya penjualan meningkat 200%,. Apabila tidak diselidiki lebih

lanjut dengan data pendukung, maka hasilnya bias, karena biasa saja penjualan

meningkat bukan disebabkan unit terjualnya yang meningkat, tetapi harga

barang tersebut sudah naik 200% sehingga menimbulkan penarikan kesimpulan

yang salah.

3. Sulit untuk ditemukan ukuran rasio standar yang memberikan arti tidak kabur

sebagai dasar perbandingan.


2.1.6 Jenis- jenis Rasio Keuangan

Berdasarkan sumber data dari mana rasio itu dibuat, rasio keuangan

dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios), yaitu rasio yang disusun dari data

yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio), rasio tunai

(quick ratio) dan sebagainya.

2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu rasio-rasio yang

disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi, misalnya

gross profit margin, net operating margin dan sebagainya.

3. Rasio-rasio antar laporan (inter-statement ratios), yaitu rasio-rasio yang

disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya total

asset turnover, inventory turn over dan sebagainya.

Jenis- jenis rasio keuangan dapat yang digunakan untuk menilai kinerja

manjemen sangatlah beragam, namun penggunaan masing- masing rasio

tergantung kebutuhan perusahaan, itu artinya terkadang, tidak semua rasio

digunakan. Menurut Brigham dan Houston (2011: 89) bahwa “rasio keuangan

terdiri dari rasio profitabilitas, leverage, likuiditas, dan aktivitas”.

Jenis - jenis rasio keuangan yaitu:

1. Analisis Likuiditas

Menurut Darsono P (2010 :55-60) analisis likuiditas ialah “kemampuan

perusahaan memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo”.


2. Analisis Leverage

Menurut Darsono P (2010 :55-60) “analisis leverage artinya harta perusahaan

didongkrak dengan hutang atau leverage adalah kemampuan perusahaan

menggunakan utang untuk membiayai investasi”.

3. Analisis Profitabilitas

Menurut Darsono P (2010 :55-60)”analisis profitabilitas ialah kemampuan

manajemen untuk memperoleh laba. Terdiri dari laba kotor, laba operasi, dan laba

bersih”.

4. Analisis Aktivitas

Menurut Darsono P (2010 :55-60) analisis aktivitas atau perputaran


(turnover) ialah kemampuan manajemen mengoptimalkan harta untuk
memperoleh pendapatan. Jika harta kecil mampu untuk menghasilkan
pendapatanyang cukup besar, maka itu menandakan bahwa manjemen
professional.

2.1.7 Rasio Profitabilitas

Menurut Wijayanto (2012:140) untuk mengukur profitabilitas dapat


menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi
operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimiliknya.

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam


menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun
nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan sebagai salah satu alat
keputusan investasi apakah investasi bisnis ini akan dikembangkan dan
sebagainya (Raharjaputra, 2011 : 68).

Menurut Fahmi (2012: 135) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang


mengukur tingkat efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh
besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan
penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas menggambarkan
semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
Menurut Darsono,P (2010:58) “Profitabilitas ialah Kemampuan manajemen

untuk memperoleh laba. Terdiri dari laba kotor, laba operasi, dan laba bersih”.
Menurut Mahmud M. Hanafi (2010:32), menyatakan bahwa “laba merupakan

ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai berikut :

Laba = Penjualan- Biaya”.

Beberapa macam rasio yang dapat dihitung dari rasio profitabilitas,

diantaranya adalah Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Equity,

Earning Per Share , Operating Profit Margin, Return on Assets, Return on

Investment, Price/earnings.

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba

perusahaan. Besarkecilnya rasio profitabilitas dapat dihitung dengan cara:

1. Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan perbandingan antara laba kotor dengan

penjualan. Menurut Kasmir (2011:199) “gross profit margin atau margin laba

kotor merupakan salah satu rasio untuk mengukur margin laba kotor atas

penjualan”.

Profit Margin dapat dirumuskan sebagai berikut:

laba kotor
gross prof it m arg in  x100%
penjualan

Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok

atau biaya produksinya, dan mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk

berproduksi secara efisien. Semakin besar gross profit margin semakin baik

keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok

lebih rendah dibandingkan dengan penjualan.


2. Net Profit Margin (NPM)

Net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan

penjualan. Menurut Kasmir (2011:200) “net profit margin atau margin laba

bersih merupakan salah satu rasio untuk menunjukkan pendapatan bersih

perusahaan atas penjualan”.

Net profit margin dapat dirumuskan sebagai berikut:

laba bersih
net profit m arg in  x100%
penjualan

Net profit margin merupakan rasio yang digunakan perusahaan untuk

mengukur laba yang dihasilkan setiap rupiahnya dari penjualan. Rasio ini

menunjukkan besar dari persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap

penjualan karena rasio ini memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk

mendapatkan laba.

3. Return On Equity (ROE)

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih dengan modal

sendiri.

Hasil pengembaliatan ekuitas atau return on equity merupakan rasio untuk


mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik
artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
(Kasmir, 2011: 205).

Return on equity dapat dirumuskan sebagai berikut:

laba bersih
Re turn On Equity  x100%
modal sendiri
4. Earning Per Share (EPS)

“Rasio laba per lembar atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio
untuk mengukur keberhasilan manajemen terhadap pengembalian modal untuk
setiap satu lembar saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil
untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi,
kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan kata lain tingkat pengembalian
tinggi “(Kasmir, 2011:207).

Rumus dari EPS adalah sebagai berikut:

laba bersih
earning per share  x100%
jumlah saham yang beredar

5. Operating Profit Margin (OPM)

Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian dari keuntungan

operasional perusahaan terhadap nilai bersih penjualan yang dihasilkan, artinya

setiap rupiah yang terkandung di dalam net sales mengandung keuntungan

operasional perusahaan dengan tingkat pengembalian tertentu.

Rumus dari OPM adalah sebagai berikut:

laba operasional
operating profit m arg in  x100%
penjualan bersih

6 .Return on Assets (ROA) (productivity ratio)

Menurut Subramanyam (2010:71), Return on Asset adalah rasio yang


mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total
asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-
biaya untuk menendai asset tersebut.
Rasio ini merupakan hubungan antara laba bersih yang dilaporkan terhadap

total aktiva di neraca. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa

besar efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh

pendapatan.

Rumus dari ROA adalah sebagai berikut:


laba bersih
return on assets  x100%
total aset

7. Return on Investment (ROI)

Rasio ini merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur

kinerja pusat investasi dengan membandingkan antara laba bersih dengan rata-

rata investasi. Rasio ini berfokus pada tingkat pengembalian para pemegang

saham.

Rumus dari ROI adalah sebagai berikut:

laba besih
return on investment  x100%
rata  rata investasi

8. Price/earnings (P/E)

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar yang

ditawarkan dengan pendapatan yang akan diterima.

Rumus dari P/E adalah sebagai berikut:

harga saham
price / earnings  x100%
pendapatan

2.1.8 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat bagi pemilik perusahaan

maupun pihak diluar perusahaan yang memiliki kepentingan atau hubungan

dengan perusahaan tersebut.

Menurut Kasmir (2011:197) menyatakan bahwa tujuan dan manfaat rasio

profitabilitas adalah sebagai berikut:


Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak luar

perusahaan, yaitu:

1. Untuk mengukur atau menghitug laba yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan pada tahun sebelumnya dan tahun sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dan modal sendiri.

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal pinjaman maupun modal sendiri.

Manfaat penggunaan rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perrusahaan dalam satu

periode.

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun seebelumnya dan tahun

sekarang.

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Mengetahui bessarnya laba bersih sesudah pajak dan modal sendiri.

5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik itu modal pinjaman maupun modal sendiri.

2.1.9 Kemampuan Usaha

Kemampuan merupakan kapasitas seseorang untuk melakukan kegiatan/

menyelesaikan tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan usaha merupakan

kemampuan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mengelola atau


menjalankan perusahaannya tersebut dengan baik dan benar, serta sesuai dengan

aturan yang ada dalam sebuah perusahaan.

Kemampuan usaha yang ada didalam perusahaan adalah kemampuan yang

dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi kewajiban perusahaan. Kemampuan

usaha sebenarnya sama artinya dengan kinerja keuangan, namun lebih terarah ke

pemenuhan kewajiban, yaitu rasio likuiditas.

Kinerja dapat dinyatakan sebagai prestasi yang dicapai oleh perusahaan

dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan suatu

prusahaan. Kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk

melihat suatu perusahaan dalam pelaksanaan keuangan, apakah perusahaan

tersebut telah melaksanakan dan mematuhi serta menggunakan aturan dalam

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan berhubungan

dengan kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan

merupakan gambaran mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan pada periode

tertentu.

Kemampuan usaha sendiri pada dasarnya sama dengan kinerja keuangan

suatu perusahaan, namun kemampuan usaha menekankan pada pengoptimalan

laba dan membiayai seluruh kewajiban operasional perusahaan.

Kemampuan usaha disini, berkaitan dengan rasio likuiditas. Rasio likuiditas

adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Menurut Darsono,P (2010:55) “Analisis Likuiditas ialah kemampuan perusahaan

memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo.”


Menurut Kasmir (2012: 130) menyatakan bahwa “rasio likuiditas atau yang

disebut juga rasio modal kerja adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya”.

Rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuh kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik itu

kewajiban kepada pihak luar perushahaan (likuiditas badan usaha) ataupun di

dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Jadi, manfaat rasio likuiditas adalah

untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi

kewajiban (utang) pada saat ditagih atau jatuh tempo.

Beberapa macam rasio yang dapat dihitung menggunakan rasio likuiditas

diantaranya adalah Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Cash Turnover Ratio.

Besar kecilnya rasio likuiditas dapat dihitung dengan cara:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana hutang-

hutang jangka pendek dapat dibayar atau dibiayai dari aktiva- aktiva yang dapat

dijadikan uang pada waktu yang sama, yaitu pada waktu pelunasan hutang jangka

pendek.

Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar dan

merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kemampuan

suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rumus yang digunakan untuk menghitung current ratio adalah sebagai

berikut:
aktiva lancar
current ratio  x100%
utang lancar

Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar

semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Dan current rasio yang rendah, biasanya sering dianggap bahwa terjadi masalah

dalam likuidasi dan jika rasio ini terlalu tinggi, biasanya juga dianggap kurang

bagus karena dengan hal ini sering dianggap bahwa adanya banyak dana

perusahaan yang tidak terpakai dan akhirnya dapat mengurangi kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio industri yang baik adalah ≥ 200%,

sedang = >150 % <20%.

2. Rasio Cepat ( Quick Ratio)

Rasio ini disebut juga acid test rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu usaha atau perusahaan dalam membiayai utang- utang jangka

pendeknya tanpa mengutamakan persediaan. Rasio ini merupakan rasio yang

menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi

hutang lancar. Suatu usaha dapat dikatakan mampu membayar utang jangka

pendeknya jika nilainya lebih besar dari satu atau lebih dari 100%.

Quick ratio dapat dihitung menggunakan rumus yaitu:

aktiva lancar  persediaan


Quick ratio  x100%
hutang lancar

Semakin tinggi/ besar hasil rasio ini, maka semakin cepat pula perusahaan

memenuhi semua kewajibannya. Dan semakin besar rasio ini maka semakin baik

kondisi perusahaan Rasio industri yang baik adalah ≥100%, sedang = >50%-

<100%.
3. Rasio Kas ( Cash Ratio)

Rasio kas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan kas yang dimiliki

oleh manajemen dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan uang kas

dan surat berharga yang mudah untuk diuangkan.

Cash ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu:

kas dan setara kas


cash ratio  x100%
utang lancar

Semakin besar/tinggi rasio ini, maka semakin mudah perusahaan dalam

membayar utang- utangnya. Rasio industri yang baik adalah ≥200%, sedang =

>150% <200%.

4. Rasio Perputaran Kas ( Cash Turnover Ratio)

Rasio perputaran kas merupakan rasio yang berfungsi untuk mengukur

tingkat ketersediaan kas yang digunakan untuk membayar tagihan dan biaya yang

berkaitan dengan penjualan.

Cash turnover ratio dapat dihitung menggunakan rumus yaitu:

penjualan bersih
cash turnover ratio  x100%
modal bersih

Semakin besar/ tinggi nilai penjualan yang didapat, semakin besar modal

kerja yang dimiliki oleh perusahaan.

2.1.10 Hubungan Rasio Profitabilitas dengan Kemampuan Usaha

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba

perusahaan.

Menurut (Fahmi, 2012: 135) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang


mengukur tingkat efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh
besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan
penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas menggambarkan
semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
Menurut Darsono,P (2010:58) “Profitabilitas ialah Kemampuan manajemen

untuk memperoleh laba. Terdiri dari laba kotor, laba operasi, dan laba bersih”.

Rasio profitabilitas pada dasarnya dapat digunakan untuk mengukur tingkat

laba yang diperoleh suatu perusahaan. Rasio profitabilitas berhubungan dengan

kemampuan usaha perusahaan dalam memenuhi kewajiban perusahaan.

Kemampuan usaha sendiri pada dasarnya sama dengan kinerja keuangan suatu

perusahaan, namun kemampuan usaha menekankan pada pengoptimalan laba dan

membiayai seluruh kewajiban perusahaan. Kemampuan usaha disini, berkaitan

dengan rasio likuiditas. Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar laba yang diperoleh oleh

suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut mampu untuk memenuhi kewajiban

usaha perusahaan tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Penelitian Judul Variabel yang Metode Hasil Penelitian

( Tahun ) Penelitian digunakan Analisis

1 Renny Analisis Variabel Analisa -Naik turunnya beban

Suprapti Rasio Independen : perbandinga operasional

Ningsih Profitabilitas rasio n keuangan dipengaruhi oleh

(2015) Terhadap profitabilitas biaya administrasi dan

Laporan Variabel umum, biaya

Keuangan Dependen : personalia dan biaya-


PT. Bank laporan keuangan biaya lainnya untuk

Tabungan mendukung

Negara perkembangan Bank

(Persero) Tbk BTN itu sendiri.

- fluktuasi yang tidak

signifikan ini

disebabkan oleh

karakteristik tindakan

manajemen yang

masih sama dan tetap

berkomitmen dalam

mempertahankan

efisiensi operasional

bank.

2 Eva Pengaruh Variabel Metode - baik secara simultan

Susanti, profitabilitas, Independen : sensus dan maupun secara parsial

Islahuddin financial profitabilitas, analisis profitabilitas,

, leverage dan financial leverage linier financial leverage dan

Muhamma acid test ratio dan acid test ratio berganda acid test ratio

d Arfan terhadap Variabel berpengaruh terhadap

(2012) dividen tunai Dependen : dividen tunai pada

pada dividen tunai perusahaan industri

perusahaan dasar dan kimia yang


industri dasar terdaftar di Bursa Efek

dan kimia Indonesia

yang terdaftar

di BEI

periode 2008-

2010

3 Rima Pengaruh Variabel Analisis - perubahan likuiditas

Astita dan likuiditas dan Independen : deskriptif berpengaruh positif

Rizalul struktur rasio likuiditas dan yang signifikan

Kalam modal dan struktur verifikatif terhadap profitabilitas

(2013) terhadap modal dengan pada perusahaan

profitabilitas Variabel pendekatan manufaktur sektor

(studi kasus Dependen : kuantitatif food dan beverage

pada profitabilitas yang terdaftar di BEI.

perusahaan -perubahan struktur

manufaktur modal berpengaruh

sektor food negatif yang

dan beverage signifikan terhadap

yang terdaftar profitabilitas pada

di BEI perusahaan

periode 2007- manufaktur sektor

2012) food dan beverage

yang terdaftar di BEI.


-perubahan likiditas

dan struktur modal

memiliki pengaruh

signifikan terhadap

profitabilitas pada

perusahaan

manufaktur sektor

food dan beverage

yang terdaftar di BEI.

4. Cendy Analisis Variabel Metode Hasil perbandingan

A.S. perbandingan Independen: EVA antara ROE dengan

Kaunang kinerja kinerja keuangan EVA menunjukkan

(2013) keuangan Variabel bahwa perusahaan

perusahaan Dependen: rasio harus menerapkan

menggunakan profitabilitas dan EVA sebagai alat ukur

rasio economic value kinerja perusahaan

profitabilitas added dibandingkan dengan

dan economic ROE. EVA lebih baik

value added karena

pada memperhitungkan

perusahaan biaya ekuitas

yang sedangkan pada ROE

tergabung tidak.
dalam LQ 45

Sumber : Renny Suprapti Ningsih (2015); Eva Susanti, Islahuddin, Muhammad

Arfan (2012) ; Rima Astita dan Rizalul Kalam (2013); Cendy A.S. Kaunang

(2013).

2.2.1 Persamaan penelitian terdahulu : antara penelitian ini maupun penelitian

yang sudah ada di atas terdapat persamaan alat analisis yang digunakan dalam

penelitian yaitu analisis deskriptif kuantitatif menggunakan data berupa angka

maupun laporan keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Rima

Astita dan Rizalul Kalam (2013). Dan persamaan lainnya yaitu sama-sama

menggunakan rasio profitabilitasnya sebagai salah satu variabel penelitiannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Renny Suprapti Ningsih (2015); Eva Susanti,

Islahuddin, Muhammad Arfan (2012) ; Rima Astita dan Rizalul Kalam (2013);

Cendy A.S. Kaunang (2013).

2.2.2 Perbedaan penelitian terdahulu : sedangkan untuk perbedaan yang

terdapat antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah variabel Y atau

variabel bebasnya yaitu kemampuan usaha perusahaan.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model konseptual mengenai hubungan

beberapa variabel yang digunakan oleh penulis. Hubungan antara teori dan

faktor- faktor yang diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka

pemikiran akan menjelaskan hubungan antara variabel yang diteliti. Secara

teoritis antara variabel dependen dan variabel independen.


Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Neraca dan Laporan


Laba/ Rugi

Rasio Profitabilitas Kemampuan Usaha

(X) (Y)

Gross Profit Margin Return on Assets

Net Profit Margin Return on Equity

Profitabilitas terhadap
Kemampuan Usaha

Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio

Likuiditas Perusahaan
Sumber : Olahan Penulis

Penjelasan Kerangka Konseptual :

Jika rasio profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan itu besar/ tinggi, maka

dapat memenuhi kewajiban usaha perusahaan. Namun jika rasio profitabilitas

yang dihasilkan itu kecil/ rendah maka, perusahaan tersebut tidak mampu

memenuhi kewajiban perusahaan. Itu artinya kemampuan usaha perusahaan

tersebut tidak bagus. Dan hasilnya akan berpengaruh terhadap laba / rugi

perusahaan.

2.4 Batasan Masalah

Penulis tidak melakukan hipotesa, karena data penelitian yang digunakan

penulis berdasarkan hasil audit umum berupa laporan keuangan, dan bukan

merupakan hasil audit investigasi yang membutuhkan pembuktian atau pengujian

hipotesa.

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:2) mendefinisikan metode penelitian yaitu “metode


TOLONG BUAT
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untukWAWANCARA
- KISI-KISI mendapatkan data dengan

- KISI-KISI
tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode DOKUMENTASI
yang digunakan dalam penelitian ini
- KISI-KISI PANDUAN OBSERVASI
adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.. Metode deskriptif

digunakan untuk mendeskripsikan atau menguraikan permasalahan yang

berkaitan pertanyaan variabel yaitu mendeskripsikan rasio profitabilitas dan

kemampuan usaha perusahaan.

Menurut Sugiyono (2012:55),”metode verifikatif merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Metode

verifikatif digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

yaitu untuk menjelaskan atau menganalisis pengaruh rasio keuangan dalam

memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.

Metode ini memiliki tujuan untuk mengumpulkan data historis dan

mengamati secara seksama mengenai aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat

dengan masalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data-data yang menunjang

penyusunan laporan penelitian. Data yang diperoleh kemudian diproses, dan

dianalisis lebih lanjut menggunakan dasar-dasar teori yang telah dipelajari,

sehingga memperoleh gambaran mengenai objek tersebut lalu dapat ditarik

kesimpulan mengenai masalah yang diteliti.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berupa neraca dan

laaba rugi perusahaan pada tahun 2014 dan 2015.

3.2 Diskripsi Populasi dan Penentuan Sampel


31
1. Populasi

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya populasi yang bertujuan untuk


KUALITATIF TIDAK
mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh suatu subjekPOPULASI
MEMBUTUHKAN atau objek penelitian.
DAN
SAMPEL!
Suharsimi Arikunto (2010:174), menjelaskan bahwa “penelitian populasi

dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam

populasi”. Suharsimi Arikunto (2010:174), kemudian menambahkan, “penelitian

populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak

terlalu banyak”. Menurut Sugiyono (2013:61) “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kulaitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini yaitu PT. Karunia selaras

Abadi Surabaya.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2013:62)“Apa yang dipelajari dari

sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili)” . Menurut

(Notoatmodjo, 2010),”Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan

obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi”. Dalam penelitian

yang dilakukan penulis yang menjadi sampel adalah isi dari Laporan Keuangan

tersebut, yaitu rasio profitabilitas.


3.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.3.1 Klasifikasi Variabel

Menurut Sugiyono (2012: 2) “variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik

kesimpulannya”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:161) “Variabel penelitian

adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Variabel penelitian merupakan bentuk yang ditetapkan seorang peneliti untuk

dipelajari agar peneliti dan pembaca dapat memperoleh informasi mengenai

beberapa hal, dan akhirnya dapat menyimpulkan penelitian tersebut.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Variabel Bebas / Independent (X).

Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2010:44) menyatakan “ Variabel

independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).”

Menurut Sanusi (2012:50), “variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel lain”

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah Rasio

Profitabilitas.

b. Variabel Terikat / dependent (Y)


Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2010:45) menyatakan “ Variabel

dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel

bebas.”

Menurut Sanusi (2012:50), “variabel terikat atau variabel tergantung

(dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain”.

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah Kemampuan

Usaha.

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan penentuan variabel dan penjabaran

variabel yang digunakan dalam penelitian sehingga dapat digunakan oleh peneliti

dan diketahui oleh peneliti lain untuk melakukan pengembangan atau cara

pengukuran yang lebih baik Menurut Notoatmodjo (2010), “definisi

operasional adalah ukuan tentang batasan variabel yang dimaksud, atau

tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan”. Tujuan dari

operasional variabel adalah agar peneliti dapat memudahkan pengertian dari

berbagai variabel yang digunakan dan menghindari adanya perbedaan persepsi

atau pendapat.

Di dalam suatu penelitian pasti ada penjabaran variabel secara terperinci,

sehingga variabel yang ada dapat diketahui pengukurannya. Agar dapat

memudahkan pengertian dan menghindari adanya perbedaan persepsi di dala

penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat 2 variabel yaitu sebagai berikut:

1. Rasio Profitabilitas (X) adalah mengukur berapa besar kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuantungan/ laba.


2. Kemampuan usaha (Y) adalah kemampuan yang dilakukan oleh perusahaan

dalam memenuhi kewajiban usaha perusahaan.

3.4 Jenis Data dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan data kualitatif dan

kuantitatif yaitu berupa :

1. Data kualitatif yaitu data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka, yaitu

dalam bentuk uraian seperti sejarah singkat perusahaan dan bidang usaha

perusahaan. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data yang

dihasilkan melalui wawancara dan observasi di seputar perusahaan.

2. Data Kuantitatif adalah data yang berupa keterangan dan angka-angka

yang menunjukkan nilai atau jumlah terhadap besaran atas variabel yang

diwakilinya. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data laporan

keuangan perusahaan.

3.4.2 Sumber Data

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2014:2) “data primer adalah sumber data utama

yang digunakan dalam penelitian yang diperoleh secara langsung pada

saat penelitian lapangan”.

Data primer diperoleh dari Laporan Keuangan Perusahaan Auditan.

2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2014: 2) “ Data sekunder adalah data yang

diperoleh dari catatan atau dokumentasi resmi yang dapat mendukung

data primer”.

Data sekunder antara lain disajikan dalam bentuk data- data,

dokumen, tabel-tabel mengenai topik penelitian. Data ini merupakan data

yang berhubungan secara langsung dengan penelitian yang dilaksanakan,

misalnya peraturan- peraturan perpajakan yang berlaku, struktur

organisasi perusahaan,dll.

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.5.1 Lokasi Penelitian

Perusahaan yang di teliti oleh peneliti berkedudukan di Surabaya, Propinsi

Jawa Timur dan Lokasi usaha berada di wilayah Jawa Timur. Kantor

beralamatkan di Jalan Raya Jemursari B1 C/19 Jemur Wonosari, Winocolo,

Surabaya.

3.5.2 Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian pada perusahaan PT. Karunia Selaras Abadi

pada bulan Mei 2016.

3.5.3 Alasan Pemilihan Lokasi Perusahaan

1. Dari segi Marketing atau Pemasaran

Jalan Raya Jemursari merupakan suatu jalan ataupun wilayah yag

cukup ramai. Oleh karena itu di sekitar jalan tersebut terdapat banyak

ruko yang digunakan sebagai pabrik/ perusahaan, serta adanya aktivitas

jual beli antar perusahaan. Letak yang strategis dapat membantu aktivitas
perusahaan untuk mendistribusikan barang yang ada. Selain itu, wilayah

tersebut merupakan wilayah yang cukup besar untuk dilalui mobil besar

penunjang pemasaran suatu perusahaan.

2. Dari segi Transportasi

Transportasi merupakan kebutuhan sarana dan prasarana yang sangat

penting untuk menunjang perkembangan perusahaan. Transportasi dapat

menghubungkan interaksi antar daerah yang diharapkan dapat mendorong

percepatan perkembangan usaha antar wilayah. Jalan yang besar dan

akses yang langsung berhubungan dengan jalan tol sangat membantu atau

memudahkan perusahaan untuk menjalankan usahanya.

3. Dari segi Kebutuhan Bahan Baku

Perusahaan berada pada sentra industry, maka perusahaan mampu

mendapatkan bahan baku dan barang jadi dengan mudah. Karena

perusahaan ini juga perusahaan distibutor barang, maka perusahaan ini

memperoleh barang jadi dari berbagai daerah disekitar lokasi maupun di

luar wilayah dari lokasi perusahaan. Serta dalam proses pengirimannya

pun juga tidak terlalu sulit. Sehingga biaya yang dikeluarkan juga tidak

terlalu banyak.

4. Dari segi Tenaga Kerja

Salah satu hal yang mendasari sebuah perusahaan adalah tenaga

kerja. Suatu perusahaan harus mempunyai tenaga kerja yang cukup untuk

mengelola perusahaan. Sebagian tenaga kerja yang ada di perusahaan

tersebut diambil dari wilayah disekitar lokasi berdirinya perusahaan. Ini


diharapkan agar masyarakat seekitar dapat mengetahui dampak positif dan

negativ dari perusahaan tersebut. Selain itu juga dimaksudkan untuk

mengurangi pengangguran disekitar wilayah perusahaan. Itu semua

diharapkan agar lingkungan tempat berdirinya usaha mampu

mensejahterakan masyarakat sekitarnya juga. Disamping itu, perusahaan

juga memperhatikan penarikan tenaga kerja, kuantitas dan jarak, tingkat

upah yang berlaku serta persaingan antar perusahaan dalam memperoleh

tenaga kerja yang berkualitas yang ditujukan untuk memajukan

perusahaan.

5. Aspek Sosial atau Ekonomi

Masyarakat disekitar wilayah perusahaan dapat menerima

ketersediaan dari perusahaan tersebut. Masyarakat disekitar perusahaan

dapat menerima konsekuensi yang ada, baik positif maupun negativ.

Perusahaan juga memperhatikan nilai- nilai lingkungan dan ekologi,

dimana perusahaan tersebut beralokasi.

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

3.6.1 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :

1. Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan merupakan kunjungan awal peneliti ke perusahaan

menggunakan beberapa instrumen atau alat penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan data mengenai perusahaan tersebut yang berkaitan dengan

rumusan masalah peneliti. Alat penelitian yang di gunakan peneliti yaitu daftar

pertanyaan untuk melakukan wawancara dan pencatatan untuk memastikan data


yang dibutuhkan dan yang akan diperoleh. Pencatatan yang akan dilakukan

peneliti berkaitan dengan data- data yang dibutuhkan untuk penelitian. Misalnya

data besarnya hutang, piutang, dan ekuitas yang diperoleh perusahaan yang

diteliti.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan pengumpulan data secara teoritis, yang

diperoleh dari buku- buku atau artikel serta literatur dan jurnal- jurnal penelitian,

yang sesuai dengan variabel penelitian. Ataupun dapat mengakses website yang

terkait.

3. Survey Lapangan

Survey lapangan yaitu survey lanjutan yang dilakukan oleh peneliti dengan

cara mengamati secara langsung pada perusahaan yang di teliti.

Survey lapangan terdiri dari:

a. Observasi

Menurut Sugiyono (2012:145) mengemukakan bahwa “observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikhologis”. Dalam penelitian ini, pengumpulan

data dilakukan pengamatan menggunakan indera penglihatan.

b. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

secara langsung oleh pewawancara atau pengumpul data kepada responden,

yang selanjutnya jawaban- jawaban responden dicatat atau direkam. Yang


menjadi responden adalah direktur utama dan acconting yang mengerjakan

laporan keuangan PT. Karunia Selaras Abadi Surabaya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaiti pengumpulan data –data atau laporan keuangan

perusahaan PT. Karunia Selaras Abadi Surabaya tahun 2014 sampai 2015

yang dibutuhkan terhadap masalah yang akan diteliti

d. Pelaporan

Pelaporan yaitu hasil dari beberapa wawancara yang telah dilakukan dan

laporan keuangan yang dibutuhkan oleh peneliti dari perusahaan.

3.6.2 Instrumen Penelitian

Menurut Sukmadinata (2010: 230) “instrumen penelitian adalah berupa tes

yang bersifat mengukur, karena berisi tentang pertanyaan dan pernyataan yang

alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar salah maupun

skala jawaban”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265), “instrumen

pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti

dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis

dan dipermudah olehnya”.

Instrumen penelitian merupakan alat bantu di dalam melakukan penelitian

yaitu untuk mengumpulkan data secara terencana. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan instrumen penelitian yang disesuaikan dengan teknik pengumpulan

data dan dibuatkan laporan hasil penelitian ( Dokumentasi ).


3.7 Teknik Keabsahan Data

Agar penelitian yang dilakukan dapat terjamin keakuratan datanya, maka

peneliti akan melakukan keabsahan data. Apabila data yang ada salah, maka akan

mengakibatkan kesalahan dalam penarikan kesimpulan dan hasil penelitian. Dan

juga sebaliknya, apabila data yang ada benar/ sah maka akan dapat menghasilkan

penarikan kesimpulan dan hasil penelitian yang benar pula.

Kebenaran atau validitas harus dirasakan merupakan tuntutan yang terdiri

dari tiga hal menurut Alwasilah (dalam Bachri, 2010:54) “ yaitu : 1) deskriptif, 2)

interpretasi, dan 3) teori dalam penelitian kualitatif”. Untuk menetapkan

keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaaan. Pelaksanaan teknik

pemeriksaaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.

Untuk menetapkan keabsahan data, diperlukan teknik pemeriksaan

pelaksanaan yang didasarkan atas sejumlah kriteria. Ada 4 kriteria yang

digunakan, yaitu sebagai berikut:

1. Derajat kepercayaan (credibility)

Melakukan beberapa hal untuk meningkatkan kepercayaan penemuan agar

dapat tercapai. Serta menunjukkan derajat hasil penemuan, dengan membuktikan

kenyataan apa yang sedang diteliti.

2. Keteralihan (Transferability)

Seseorang melakukan penelitian dan mengumpulkan kejadian atau kesamaan

konteks. Untuk itu, peneliti bertanggungjawab untuk menyediakan data deskriptif

yang cukup dan peneliti juga harus memastikan usaha/ verifikasi tersebut.
3. Kebergantungan

Dalam penelitian kuantitatif, akan ada pengulangan dalam kondisi yang

sama, yang hasilnya akan sama pula. Tetapi, dalam penelitian kualitatif sangat

sulit mencari kondisi yang sama pula. Dan faktor yang dapat mempengaruhinya

antara lain faktor mausia, kelelahan, dan kejenuhan.

4. Kriteria Kepastian (confirmability)

Kriteria kepastian dalaam penelitian kualitatif ditekankan pada banyaknya

orang yang ada. Seharusnya lebih ditekankan pada data yang ada.

3.8 Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis horizontal

yaitu membandingan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dalam

menggunakan metode ini, kita harus memperhatikan laporan keuangan yang ada,

terutama rasio- rasio yang akan diteliti. Seperti rasio profitabilitas, rasio

solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio likuiditas.

Dalam pengumpulan data penelitian ini digunakan teknik dokumentasi yaitu

data penelitian diperoleh dari dokumen- dokumen yang ada di PT. Karunia

Selaras Abadi Surabaya. Data tersebut terdiri dari laporan keuangan tahun 2014-

2015. Apabila data tersebut sudah diperoleh, maka akan dilakukan penelitian

menggunakan analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan data yang telah diperoleh

dan dianalisis beserta rasio keuangan, yaitu rasio profitabilitas.

Selain itu, pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder. Data

sekunder, merupakan data yang dikumpulkan dan dipelajari dari jurnal ilmiah,
hasil-hasil penelitian, buku- buku , serta teori-teori yang berkaitan dengan

variabel penelitian. Semua itu akan menjadi pedoman dalam penelitian yang

dilakukan.

Adapun metode dan pengumpulan data di bedakan menjadi 2, yaitu :

1. Metode Kualitatif : berupa AD / ART perusahaan, struktur organisasi,

peraturan yang diterapkan pada perusahaan PT. Karunia Selaras Abadi

Surabaya.

2. Metode Kuantitatif : berupa angka atau ukuran- ukuran tertentu yang terdapat

pada laporan keuangan PT. Karunia Selaras Abadi Surabaya khususnya pada

laporan Neraca dan Laba / Rugi.

Berdasarkan hasil pengumpulan data melelui teknik kuisioner, wawancara,

dan observasi data akan dengan berbagai tahapan:

1. Pemeriksaan data (Editing)

Editing merupakan kegiatan atau upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumppulan data atau juga setelah data itu terkumpul. Data yang diolah dalam

proses editing adalah data kuisioner, catatan hasil wawancara dan observasi

selama penelitian di lapangan. Hal –hal yang diperhatikan dalam proses editing

adalah lengkapnya pengisisan kuisioner, keterbacaan tulisan, kejelasan makna

jawaban, kesesuaian jawaban satu sama lainnya, relevansi jawaban, dan

keseragaman kesatuan data.

2. Koding
Koding merupakan usaha pengklarifikasi jawaban responden berdasarkan

macamnya dengan memberi tanda atau kode yang berbeda dalam bentuk angka.

Dalam proses koding peneliti membuat kategori-kategori tertentu untuk

mengklasifikasi jawaban responden.

3. Tabulasi

Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel, dengan cara

membuat tabel yang berisi data yang sesuai dan berhubungan dengan kebutuhan

analisis.

4. Analisa kuantitatif

Metode penelitan yang bersifat deskriptif dan lebih banyak menggunakan

analisis atau angka. Dalam penelitan kuantitatif tujuannya adalah mencari

hubungan yang menjelaskan sebab dalam fakta sosial yang menunjukan

hubungan variabel serta menganalisa. Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan

cara mengumpulkan data dari hasil analisis untuk mendapatkan informasi yang

harus disimpulkan. Dalam penelitian ini analisa kuantitatif di dapat dengan

adanya eksperimen, observasi, terstuktur, survey, wawancara berstuktur, tes,

angket, skala.

5. Analisa kualitatif

Metode penelitian kualitatif lebih terfokus pada fenomena sosial dan

perspektif partisipan yang menitikberatkan pada gambaran daripada merinci

variabel yang salig berkaitan. Data yang dihasilkan pada penelitian kualitatif

adalah data yang deskriptif berupa kata-kata tertulis atau ucapan pelaku yang

sedang diamati. Dalam penelitian ini analisa kualitatif di dapat dengan adanya
dokumen pribadi perusahaan, hasil catatan lapangan atau penelitian, ucapan atau

pendapat responden, dokumen.

3.9 Langkah – Langkah Penelitian

Gambar 3.1 Langkah – Langkah Penelitian

Identifikasi, Pemilihan dan perumusan masalah penelitian

Telaah Kepustakaan atau kajian teoritis

Identifikasi dan Klasifikasi Variabel

Merumuskan Definisi Operasional Variabel

Menetapkan Rancangan Penelitian / Desain Penelitian

Menetapkan Populasi dan Sampel

Menentukan Alat Pengambilan Data atau Instrument


Penelitian

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

Menulis Laporan Penelitian


Sumber : Olahan Penulis

Langkah- langkah dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi, memilih dan

merumuskan masalah dalam penelitian. Lalu menelaah dan mencari kajiaan teori

yang sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian. Setelah itu

mengidentivikasi variabel yang akan digunakan. Dan merumuskan definisi

opersional variabel. Lalu menetapkan rancangan penelitian. Menentukan populasi

dan sampel. Setelah itu, menentukan alat, pengambilan data atau instrumen

penelitian. Mengumpulkan data yang akan digunakan, mengolah dan

menganalisis data tersebut. Dan yang terakhir menulis laporan penelitian.


BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Penyajian Data

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Karunia Selaras Abadi merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun

1996 oleh Bp Ir. Sandjaja Dihardja dihadapan notaris Yulia Seloadji S.H notaris

di Waru, Sidoarjo dengan akta nomor 60 sebagai perusahaan yang bergerak

dalam bidang perindustrian, percetakan, serta perdagangan (distributor barang ).

Pada tahun 1998 perusahaan ini mengalami perubahan tempat kedudukan

perusahaan dan tentang perubahan nama yang semula bernama PT. Anugerah

Selaras Abadi menjadi PT. Karunia Selaras Abadi dengan akta nomor 6 dari

notaris Yulia Seloadji S.H. Pada tahun 2010, perusahaan ini mengalami

perubahan seluruh anggaran dasar, penjualan dan pemindahan hak atas dasar

saham perseroan, peningkatan modal ditempatkan dan disetor serta pengurus

perseroan dengan akta nomor 19 dari notaris Irianto Tanawidjaja S.H.

Perusahaan ini terletak di Jalan Raya Jemursari Ruk Jemur Raya B! C/19,

Jemur Wonosari, Winocolo Kabupaten/ Kota Surabaya. Selain itu, perusahaan ini

juga mendirika usaha packaging dan printing di Jl Raya by pass Krian Sidoarjo,

Kabupaten Krian.
Perusahaan ini melakukan pemasaran langsung kepada agen- agen dan pasar

modern maupun tradisional, dan toko besar di berbagai wilayah di Surabaya dan

di luar wilayah Surabaya. Barang yang didistribusikan oleh perusahaan ini berupa

keperluan rumah tangga, makanan kemasan dan lain- lain.

47
4.1.2 Lokasi Perusahaan

Perusahaan yang di teliti oleh peneliti berkedudukan di Surabaya, Propinsi

Jawa Timur dan Lokasi usaha berada di wilayah Jawa Timur yaitu di Jalan Raya

Jemursari Ruko Jemur Raya B! C/19, Jemur Wonosari, Winocolo Kabupaten/

Kota Surabaya.

4.1.3 Alasan Pemilihan Lokasi Perusahaan

6. Dari segi Marketing atau Pemasaran

Jalan Raya Jemursari merupakan suatu jalan ataupun wilayah yag cukup

ramai. Oleh karena itu di sekitar jalan tersebut terdapat banyak ruko yang

digunakan sebagai pabrik/ perusahaan dan pergudangan, serta adanya

aktivitas jual beli antar perusahaan. Letak yang strategis dapat membantu

aktivitas perusahaan untuk mendistribusikan barang yang ada. Selain itu,

wilayah tersebut merupakan wilayah yang cukup besar untuk dilalui mobil

besar penunjang pemasaran suatu perusahaan.

7. Dari segi Transportasi

Transportasi merupakan kebutuhan sarana dan prasarana yang sangat

penting untuk menunjang perkembangan perusahaan. Transportasi dapat

menghubungkan interaksi antar daerah yang diharapkan dapat mendorong


percepatan perkembangan usaha antar wilayah. Jalan yang besar dan

akses yang langsung berhubungan dengan jalan tol sangat membantu atau

memudahkan perusahaan untuk menjalankan usahanya.

8. Dari segi Kebutuhan Bahan Baku

Perusahaan berada pada sentra industry, maka perusahaan mampu

mendapatkan bahan baku dan barang jadi dengan mudah. Karena

perusahaan ini juga perusahaan distibutor barang, maka perusahaan ini

memperoleh barang jadi dari berbagai daerah disekitar lokasi maupun di

luar wilayah dari lokasi perusahaan. Serta dalam proses pengirimannya

pun juga tidak terlalu sulit. Sehingga biaya yang dikeluarkan juga tidak

terlalu banyak.

9. Dari segi Tenaga Kerja

Salah satu hal yang mendasari sebuah perusahaan adalah tenaga

kerja. Suatu perusahaan harus mempunyai tenaga kerja yang cukup untuk

mengelola perusahaan. Sebagian tenaga kerja yang ada di perusahaan

tersebut diambil dari wilayah disekitar lokasi berdirinya perusahaan. Ini

diharapkan agar masyarakat seekitar dapat mengetahui dampak positif dan

negativ dari perusahaan tersebut. Selain itu juga dimaksudkan untuk

mengurangi pengangguran disekitar wilayah perusahaan. Itu semua

diharapkan agar lingkungan tempat berdirinya usaha mampu

mensejahterakan masyarakat sekitarnya juga. Disamping itu, perusahaan

juga memperhatikan penarikan tenaga kerja, kuantitas dan jarak, tingkat

upah yang berlaku serta persaingan antar perusahaan dalam memperoleh


tenaga kerja yang berkualitas yang ditujukan untuk memajukan

perusahaan.

10. Aspek Sosial atau Ekonomi

Masyarakat disekitar wilayah perusahaan dapat menerima

ketersediaan dari perusahaan tersebut. Masyarakat disekitar perusahaan

dapat menerima konsekuensi yang ada, baik positif maupun negativ.

Perusahaan juga memperhatikan nilai- nilai lingkungan dan ekologi,

dimana perusahaan tersebut beralokasi.

4.1.4 Visi dan Misi Perusahaan

 Visi Perusahaan

Menjadi salah satu perusahaan yang besar di Pulau Jawa.

 Misi Perusahaan

Memberikan pelayanan yang berkualitas kepada konsumen dan

menciptakan produk yang berkualitas tinggi untuk konsumen.

4.1.5 Tujuan Perusahaan

1. Jangka Pendek

 Mensejahterakan Karyawan

 Mencari laba atau keuntungan semaksimal mungkin

 Menjaga posisi perusahaan agar tetap mampu bersaing

 Menjaga likuiditas perusahaan

 Memberikan layanan yang baik dan terpercaya kepada semua

konsumen
2. Jangka Panjang

 Menjaga reputasi agar perusahaan memperoleh loyalitas dari

konsumen

 Menjadi perusahaan yang siap untuk melayani pelanggan lama dan

mencari pelanggan baru

 Mempertahankan kontinuitas perusahaan dalam menjalankan

kegiatan usahanya

 Mengadakan perluasan usaha seperti perluasan gedung,

penambahan armada kendaraan, serta pembukaan cabang

perusahaan di berbagai wilayah di Indonesia

4.1.6 Struktur Organisasi

4.1.6.1 Pengertian Organisasi

Dalam sebuah perusahaan, manajemen berhubungan erat dengan organisasi.

Organisasi dalam perusahaan digunakan sebagai suatu wadah atau tempat untuk

berperan aktif dalam pengendalian. Untuk bertahan lama, sebuah perusahaan

membutuhkan organisasi untuk bekerjasama membentuk perusahaan yang kuat.

Menurut Robbins dan Judge, 2010 :5 “ Organisasi adalah sebuah unit sosial

yang berkoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua orang atau lebih yang relatif

terus- menerus guna mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama.”.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui beberapa elemen dasar yang

menjadi ciri organisasi, yaitu :

a. Suatu wadah untuk bekerja sama

b. Terdiri dari beberapa orang/ kumpulan orang


c. Terstuktur ( jelas atas kedudukan dan tugas masing- masing orang)

d. Memiliki tujuan

Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai tempat orang- orang

berkumpul dan bekerjasama yang terorganisasi, terencana, teerkendali dan

memiliki tujuan yang telah ditetapkan.

4.1.6.2 Pengertian Struktur Organisasi

Untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan dibutuhkan koordinasi yang

baik antara satu bagian dengan bagian yang lainya di dalam kegiatan perusahaan.

Oleh karena itu dibutuhkan adanya struktur organisasi, agar tercipta hubungan

yang baik antara sattu bagian dengan bagian yang lain di dalam sebuah

perusahaan.

Menurut Robbins dan Judge (2010) “Struktur organisasi (Organizational

strcture) menentukan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokan, dan

dikoordinasikan secara formal”.

Oleh karena itu, struktur organisasi adalah susunan atau rangkaian dan

hubungan antara tiap bagian dengan bagian lain,yang ada pada suatu organisassi

perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan dalam mencapai

sebuah tujuan.
Gambar 4.1

Struktur Organisasi

PT. Karunia Selaras Abadi

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Direktur Pembelian Direktur Direktur Pemasaran


dan Gudang Administrasi dan
Keuangan

Bagian Bagian Bagian Departemen Departemen


Pembelian Penerimaan Gudang Penjualan Promosi

Departemen Departemen Departemen


Personalia Keuangan Akuntansi
dan Umum

4.1.7 Job Description (Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab)

Berikut ini tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing- masing

bagian dalam struktur organisasi PT. Karunia Selaras Abadi


1. Dewan komisaris

Tugas:

 Memeberikan nasihat berupa saran dan masukan kepada direktur dalam

melaksanakan pengurusan perusahaan

 Melakukan pengawasan atas jalannya usaha pada perusahaan tersebut

 Bertindak sebagai wakil pemegang saham

 Melakukan pelaksanaan dari setiap kebijaksanaan yang telah dikeluarkan

Wewenang:

 Melakukan pengawasan atas jalannya usaha pada perusahaan

 Menghadiri rapat direksi dan memberikan pandangan-pandangan

terhadap hal-hal yang dibicarakan

 Bertindak sebagai wakil pemegang saham

Tanggung jawab:

Bertanggung jawab kepada: seluruh pemegang saham atas hasil kerja

pengawasan yang dilakukan terhadap direktur utama

2. Direktur utama

Tugas:

 Membuat rencana pengembangan dan usaha perusahaan dalam jangka

pendek & panjang


 Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada rapat umum

pemegang saham

 Menentukan dan memutuskan peraturan dan kebijakan tertinggi

perusahaan

 Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan,

mulai bidang administrasi,kepegawaian hingga pengadaan barang

Wewenang:

 Mengawasi serta mengurus kekayaan perusahaan

 menetapkan pencapaian tujuan untuk jangka panjang

 mengambil keputusan dan strategi bagi perusahaan

 Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan

dunia luar perusahaan

 Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan

Tanggung Jawab:

 Bertanggung jawab kepada Komisaris perusahaan atas pekerjaannya

 Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan

3. Direktur pembelian dan gudang

Tugas:
 menandatangani segala urusan pembelian ,penerimaan,dan gudang.

bertanggung jawab atas segala urusan yang berhubungan dengan

pembelian

Wewenang:

 memberikan kebijaksanaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

pembelian dan gudang

Tanggung jawab:

Bertanggung jawab kepada: Direktur utama serta bagian pembelian bagian

penerimaan, dan bagian gudang

4. Bagian pembelian

Tugas:

 mementukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang

 mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih

Wewenang:

 membuat pemesanan pembelian dan memesan barang kepada pemasok

 membuat pembelian yang befungsi untuk menambah stock barang

Tanggung jawab:

Bertanggung jawab kepada: Direktur pembelian dan gudang

5. Bagian penerimaan

Tugas:
 memeriksa jenis,mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari

pemasok

 membuat laporan penerimaan barang untuk melampiri memo kredit

yang dikirim ke direktur pembelian dan gudang

Wewenang:

 menolak barang yan dikirim pemasok jika barang yang dikirim tidak

sesuai dengan surat pesanan

 meng-otorisasi untuk penerimaan barang yang

jenis,spesifikasi,mutu,kuantitas dan pemasoknya seperti yang

tercantum.

 menerima barang yang diretur

Tanggung jawab:

Bertanggung jawab kepada: Direktur pembelian dan gudang

6. Bagian gudang

Tugas:

 memepersiapkan barang yang akan dikirim

 mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan

yang ada digudang

Wewenang:
 memeriksa penjualan yang dibawa pelanggan saat ingin melakukan

retur penjualan

 mengontrol retur penjualan dan retur pembelian

Tanggung jawab:

 bertanggung jawab atas penyimpanan kembali barang yang diterima

dari retur penjualan

 bertanggung jawab menyerahkan surat order penjualan dan barangnya

ke bagian pengiriman

 bertanggung jawab kepada Direktur pembelian dan gudang

7. Direktur administrasi dan keuangan

Tugas:

 Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan

prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaanya untuk

memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib

dan teratur, serta mengurangi resiko keuangan.

 melakukan verifikasi ulang atas semua bukti kas,penerimaan dan

pengeluaran kas

 Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas perusahaan

(cash flow), terutama pengelolaan piutang dan hutang,sehingga

memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan

kesehatan kondisi keuangan.


 melakukan verifikasi atas semua buku penjualan tunai,faktur penjualan

dan nota pembelian- serta bukti barang dari perusahaan ke konsumen

 Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan

pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat

waktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku

Wewenang:

 Menandatangani seluruh dokumen yang berkaitan dengan aministrasi

perusahaan

 Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi

keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan

perusahaan secara akurat dan tepat waktu

 Membuat evaluasi kegiatan perusahaan bidang keuangan

 Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan

untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinan

perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhan

investasi, ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya

Tanggung jawab:

Bertanggung jawab kepada:direktur utama dan memeriksa laporan keuangan

serta membawahi dan mengawasi departemen personalia dan umum, departemen

keuangan,departemen akuntansi
8. Departemen personalia dan umum

Tugas:

 Membuat perencanaan pegawai sesuai kebutuhan dari setiap departemen.

 Melakukan seleksi , promosi, transferring dan demosi pada karyawan

yang dianggap perlu.

 Melakukan kegiatan pembinaan , pelatihan dan kegiatan- kegiatan yang

berhubungan dengan pengembangan kemampuan, potensi, mental,

keterampilan dan pengetahuan karyawan yang sesuai dengan standar

perusahaan.

 Memberikan pelatihan kepada pegawai agar mempunyai motivasi kerja

dan menemukan solusi untuk -setiap persoalan yang dihadapi oleh

pegawai perusahaan.

 Mendukung seluruh kegiatan operasional kantor dengan melakukan

proses pengadaan seluruh peralatan kebutuhan kerja maupun sarana atau

fasilitas penunjang lain dengan cepat , akurat atau berkualitas serta

sesuai dengan anggaran yang ditentukan.

 Membuat, menjalankan dan mengembangkan sistem kerja atau prosedur

atas pengadaan dan pemeliharaan fasilitas penunjang kerja.

 Membina hubungan dengan para vendor atau supplier barang dan jasa

fasilitas atau prasarana kantor serta membantu dalam menangani

komplain atas vendor atau supplier termasuk tindak lanjut atas


penanganan nota pembayaran atau invoice maupun kontrak kerja dengan

pihak terkait

Wewenang:

 Menilai dan mengukur kinerja pegawai

 Melakukan aktivitas pemeliharaan atas seluruh fasilitas dan sarana

penunjang serta melakukan proses penggantian atas fasilitas atau sarana

penunjang yang rusak

 Memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar aturan perusahaan

memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada direktur

 Membuat kontrak kerja karyawan serta memperbaharui masa berlakunya

kontrak kerja

 Melakukan analisa kebutuhan anggaran atas pengadaan dan

pemeliharaan seluruh fasilitas dan sarana penunjang aktivitas kantor

untuk kemudian diajukan kepada bagian keuangan dan manajemen

perusahaan untuk dianggarkan dan disetujui.

Tanggung jawab:

 Bertanggung jawab kepadadirektur adminstrasi dan keuangan

bertanggung jawab dalam memilih dan mendapatkan pegawai yang

sesuai dengan kebutuhan- perusahaan .

 Bertanggung jawab pada hal yang berhubungan dengan absensi

karyawan, perhitungan gaji, bonus dan tunjangan.


 Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya

manusia.

 Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen karyawan mulai dari

mencari calon karyawan, wawancara hingga seleksi

9. Departemen keuangan

Tugas:

 Mengkoordinir,menganalisa,mengelola data-data,sehingga tersusun

suatu laporan keuangan- perusahaan.

 Ikut serta dalam mengamankan asset perusahaan

 Mengatur masalah yang berhubungan dengan penyediaan dan

penggunaan dana.

 Menyediakan laporan keuangan untuk internal maupun eksternal

perusahaan

Wewenang:

 Mengatur kebijaksanaan dan engendalian keuangan untuk penghematan

biaya pengeluaran perusahaan

Tanggung jawab:

 Bertanggung jawab kepada:Direktur administrasi dan keuangan.

 Bertanggung jawab atas kegiatan keuangan


10. Direktur pemasaran

Tugas:

 Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang menangkut

pemasaran.

 Memonitoring dan mengarahkan proses2 diseluruh divisi direktorat

pemasaran.

 Melakukan koordinasi strategis antar direktorat.

 Memberikan masukan pada direktur utama dalam memutuskan hal-hal

yang berkaitan dengan pemasaran

Wewenang:

 Menetapkan pedoman harga barang dan jasa.

 Menetapkan dan mengevaluasi upaya strategis dan kebijakan pemasaran

serta pengadaan barang dan jasa.

 Menetapkan sistem pengendalian hasil produksi serta bahan baku dan

pelengkap

Tanggung jawab:

 Bertanggung jawab kepada: Direktur utama.

 Bertanggungjawab untuk membawahi departemen penjualan dan

departemen promosi.

 Bertanggung jawab atas berbagai hal dalam pemasaran


11. Departemen penjualan

Tugas:

 Mengkoordinir penjualan agar memenuhi target.

 Menyusun rencana penjualan.

 Mengikuti dan menganalisa perkembangan pasar.

 Menganalisa laporan penjualan & mengadakan evaluasi serta.

 Memberikan saran dalam rangka peningkatan penjualan

Wewenang:

 Memberikan kebijakan-kebijakan atas rencana penjualan

Tanggung jawab:

 Bertanggung jawab kepada:Direktur pemasaran.

 Bertanggungjawab kepada direktur pemasaran.

 Bertanggung jawab untuk membawahi dan mengawasi bagian order

penjualan dan bagain pengiriman

12. Departemen promosi

Tugas:

 Menerima dan memahami setiap keluhan pelanggan.

 Membuat rencana “costumer visit” dan “costumer call” untuk periode

tertentu
Wewenang:

 Menetapkan cara mempromosikan barang ke pelanggan

Tanggung jawab:

 Bertanggung jawab kepada:direktur pemasaran.

 Bertanggungjawab atas kegiatan pemasaran

13. Departemen Akuntansi

Tugas:

 Memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan kwitansi dan surat

jalan.

 Memeriksa limit piutang dari setiap peruahaan

Wewenang:

 Menetapkan metode-metode yang digunakan dalam pencatatan

akuntansi.

Tanggung jawab:

 Bertanggung jawab kepada direktur administrasi

 Bertanggung jawab untuk membawahi dan mengawasi bagian piutang,

utang, penagihan dan pembukuan.

4.2 Analisa Data

4.2.1 Masalah yang dihadapi perusahaan

Bagaimana pengaruh rasio profitabilitas terhadap kemampuan usaha perusahaan

PT. Karunia Selaras Abadi Surabaya. Dari Laporan Keuangan yang ada di
Perusahaan yaitu Laporan Neraca dan Laba Rugi perusahaan tahun 2014 dan 2015.

Dengan rincian yaitu:

Tahun 2014 Tahun 2015

Rp Rp

laba kotor 11.413.558.173 8.745.611.940

Penjualan 141.275.238.492 110.786.659.418

Laba bersih 5.604.939.013 4.422.244.572

Total aset 49.718.564.099 79.100.583.337

Modal sendiri 14.571.457.276 17.870.714.502

Aktiva lancar 38.953.331.008 66.033.851.047

Utang lancar 28.625.425.529 36.347.187.541

Persediaan 15.794.049.573 32.138.661.125

Kas dan setara kas 986.885.276 1.653.639.709

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa perusahaan mengalami penurunan laba

kotor sebesar Rp 2.667.946.233 yang semula pada tahun 2014 sebesar Rp

11.413.558.173 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 8.745.611.940. Untuk penjualan

mengalami penurunan sebesar Rp 30.488.579.074 yang semula pada tahun 2014

sebesar Rp 141.275.238.492 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 110.786.659.418.

Untuk laba bersih mengalami penurunan sebesar Rp 1.182.694.441 yang semula

pada tahun 2014 sebesar Rp 5.604.939.013 dan pada tahun 2015 sebesar Rp

4.422.244.572. Untuk total aset mengalami kenaikan sebesar Rp 29.382.019.238

yang semula pada tahun 2014 sebesar Rp 49.718.564.099 dan pada tahun 2015
sebesar Rp 79.100.583.337. Untuk modal sendiri mengalami kenaikan sebesar Rp

3.299.257.226 yang semula pada tahun 2014 sebesar Rp14.571.457.276 dan pada

tahun 2015 sebesar Rp 17.870.714.502. Untuk aktiva lancar mengalami kenaikan

sebesar Rp 27.080.520.039 yang semula pada tahun 2014 sebesar Rp

38.953.331.008 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 66.033.851.047. Dan untuk

utang lancar, perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp7.721.762.012 yang

semula pada tahun 2014 sebesar Rp 28.625.425.529 dan pada tahun 2015 sebesar

Rp 36.347.187.541. Untuk persediaan mengalami kenaikan sebesar Rp

16.344.611.552 yang semula pada tahun 2014 sebesar Rp 15.794.049.573 dan

pada tahun 2015 sebesar Rp 32.138.661.125. Untuk kas dan setara kas

mengalami kenaikan sebesar Rp 666.754.433 yang semula pada tahun 2014

sebesar Rp 986.885.276 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 1.653.639.709.

4.2.2 Sebab- sebab terjadinya masalah

1. Laba bersih yang dihasilkan perusahaan mengalami penurunan

2. Laba kotor yang dihasilkan perusahaan mengalami penurunan.

3. Penjualan pada perusahaan mengalami penurunan sehingga berpengaruh

terhadap alat- alat likuid.

4. Utang lancar pada perusahaan mengalami kenaikan sehingga

berpengaruh terhadap current ratio, quick ratio dan cash ratio, dengan

hasil rasio dibawah standar rasio industri yaitu current ratio minimal

200%, untuk quick ratio miinimal 100%, dan untuk cash ratio

minimal 20%.
4.2.3 Akibat Terjadinya Masalah

Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan, akibat yang terjadi adalah

perusahaan belum mampu meningkatkan laba karena laba bersih, laba kotor dan

penjualan mengalami penurunan sedangkan utang perusahaan mengalami

kenaikkan. Sehingga perusahaan belum mampu sepenuhnya untuk memenuhi

kewajibannya, berdasarkan rasio yang diperkenankan.

4.2.4 Pemecahan masalah

Dengan adanya masalah yang timbul, maka PT. Karunia Selaras Abadi akan

mengupayakan efisiensi biaya dan berusaha untuk menaikkan tingkat penjualan

yang bertujuan untuk menaikkan laba, namun usaha tersebut belum bisa

mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengertian Profitabilitas

Menurut Munawir (2012:65) Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran


bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu
pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu.

Analisis rasio ini berguna untuk membandingkan kinerja perusahaan yang

satu dengan perusahaan yang lain atau membandingkan kinerja satu perusahaan

pada tahun ini dengan tahun yang lainnya.

4.3.2 Rasio Profitabilitas

Menurut Fahmi (2012: 135) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang


mengukur tingkat efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh
besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan
penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas menggambarkan
semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
Menurut Wijayanto (2012:140) untuk mengukur profitabilitas dapat
menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi
operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimiliknya.

Rasio profitabilitas yang digunakan antara lain Gross Profit Margin, Net Profit

Margin, Return on Assets, Return On Equity.

1. Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan perbandingan antara laba kotor dengan

penjualan. Menurut Kasmir (2011:199) “gross profit margin atau margin laba

kotor merupakan salah satu rasio untuk mengukur margin laba kotor atas

penjualan”.

Profit Margin dapat dirumuskan sebagai berikut:

laba kotor
gross prof it m arg in  x100%
penjualan

Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok

atau biaya produksinya, dan mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk

berproduksi secara efisien. Semakin besar gross profit margin semakin baik

keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok

lebih rendah dibandingkan dengan penjualan.

2. Net Profit Margin (NPM)

Net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan

penjualan. Menurut Kasmir (2011:200) “net profit margin atau margin laba

bersih merupakan salah satu rasio untuk menunjukkan pendapatan bersih

perusahaan atas penjualan”.

Net profit margin dapat dirumuskan sebagai berikut:


laba bersih
net profit m arg in  x100%
penjualan
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan perusahaan untuk

mengukur laba yang dihasilkan setiap rupiahnya dari penjualan. Rasio ini

menunjukkan besar dari persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap

penjualan karena rasio ini memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk

mendapatkan laba.

3. Return on Assets (ROA) (productivity ratio)

Menurut Subramanyam (2010:71), Return on Asset adalah rasio yang


mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total
asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-
biaya untuk menendai asset tersebut.
Rasio ini merupakan hubungan antara laba bersih yang dilaporkan terhadap

total aktiva di neraca. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa

besar efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh

pendapatan.

Rumus dari ROA adalah sebagai berikut:

laba bersih
return on assets  x100%
total aset

4. Return On Equity (ROE)

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih dengan modal

sendiri.

Hasil pengembaliatan ekuitas atau return on equity merupakan rasio untuk


mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik
artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
(Kasmir, 2011: 205).

Return on equity dapat dirumuskan sebagai berikut:


laba bersih
Re turn On Equity  x100%
modal sendiri

4.3.3 Pengertian Likuiditas

Menurut Darsono,P (2010:55) “Analisis Likuiditas ialah kemampuan

perusahaan memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo.” Perusahaan yang

mempunyai cukup kemampuan untuk membayar hutang jangka pendeknya

disebut perusahaan likuid. Dan apabila perusahaan tidak mampu membayar

hutang jangka pendeknya maka perusahaan itu merupakan perusahaan yang tidak

likuid.

4.3.4 Pengertian Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2012: 130) menyatakan bahwa “rasio likuiditas atau yang

disebut juga rasio modal kerja adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya”.

Rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuh kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik itu

kewajiban kepada pihak luar perushahaan (likuiditas badan usaha) ataupun di

dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Jadi, manfaat rasio likuiditas adalah

untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi

kewajiban (utang) pada saat ditagih atau jatuh tempo.

Beberapa macam rasio yang dapat dihitung menggunakan rasio likuiditas

diantaranya adalah Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio.


1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana hutang-

hutang jangka pendek dapat dibayar atau dibiayai dari aktiva- aktiva yang dapat

dijadikan uang pada waktu yang sama, yaitu pada waktu pelunasan hutang jangka

pendek.

Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar dan

merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kemampuan

suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rumus yang digunakan untuk menghitung current ratio adalah sebagai

berikut:

aktiva lancar
current ratio  x100%
utang lancar

Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin

tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila

rasio 1 : 1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua

hutang lancar. Rasio industri yang baik adalah ≥ 200%, sedang = >150 % <20%.

2. Rasio Cepat ( Quick Ratio)

Rasio ini disebut juga acid test rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu usaha atau perusahaan dalam membiayai utang- utang jangka

pendeknya tanpa mengutamakan persediaan. Rasio ini merupakan rasio yang

menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi

hutang lancar. Suatu usaha dapat dikatakan mampu membayar utang jangka

pendeknya jika nilainya lebih besar dari satu atau lebih dari 100%.

Quick ratio dapat dihitung menggunakan rumus yaitu:


aktiva lancar  persediaan
Quick ratio  x100%
hutang lancar

Semakin tinggi/ besar hasil rasio ini, maka semakin cepat pula perusahaan

memenuhi semua kewajibannya. Dan semakin besar rasio ini maka semakin baik

kondisi perusahaan Rasio industri yang baik adalah ≥100%, sedang = >50%-

<100%.

3. Rasio Kas ( Cash Ratio)

Rasio kas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan kas yang dimiliki

oleh manajemen dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan uang kas

dan surat berharga yang mudah untuk diuangkan.

Cash ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu:

kas dan setara kas


cash ratio  x100%
utang lancar

Semakin besar/tinggi rasio ini, maka semakin mudah perusahaan dalam

membayar utang- utangnya. Rasio industri yang baik adalah ≥200%, sedang =

>150% <200%.

4.3.5 Perhitungan Rasio Profitabilitas dan Rasio Likuiditas pada

perusahaan PT. Karunia Selaras Abadi Surabaya :

 Rasio Profitabilitas

1. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin merupakan rasio yang menggambarkan besarnya laba

kotor yang dapat dicapai dari setiap penjualan. Rasio ini dapat diukur dengan

membandingkan laba kotor dengan penjualan.


Sesuai data Laporan Neraca dan Laba Rugi perusahaan yang ada, jumlah

laba kotor dan penjualan perusahaan tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Perhitungan Gross Profit Margin

Gross Profit Margin Tahun 2015 Tahun 2014

laba kotor 8.745.611.940 11.413.558.173


x100% x100% x100%
penjualan 110.786.659.418 141.275.238.492

=7,89% =8,08%

Lihat tabel 4.9

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa gross profit margin

pada tahun 2014 sebesar 8,08%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan

laba sebesar Rp. 0,0808, sedangkan pada tahun 2015 gross profit margin sebesar

7,89% yang artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar Rp.

0,0789. Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan gross profit margin

pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,19% yang disebabkan oleh

penurunan laba kotor sebesar Rp 2.667.946.233 dan diikuti dengan penurunan

penjualan sebesar Rp 30.488.579.074. Artinya perusahaan belum mampu

mengelola penjualan dan menghasilkan laba kotor yang besar, karena rasio ini

mengalami penurunan.

2. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung

kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan


tertentu. Dengan kata lain, seberapa besar laba bersih yang dihasilkan oleh

perusahaan.

Sesuai data Laporan Neraca dan Laba Rugi perusahaan yang ada, jumlah

laba bersih dan penjualan perusahaan tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai berikut

Tabel 4.2 Perhitungan Net Profit Margin

Net Profit Margin Tahun 2015 Tahun 2014


lababersih 4.422.244.572 5.604.939.013
x100% x100% x100%
penjualan 110.786.659.418 141.275.238.492
=3,99% =3,97%
Lihat tabel 4.9

Berdasarkan hasil perhitungan diatas net profit margin pada tahun 2014 sebesar

3,97% yang artinya setiap Rp. 1 penjualan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.

0,0379. Pada tahun 2015 net profit margin sebesar 3,99% yang artinya setiap Rp.

1 penjualan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,0399. Berdasarkan dari

perhitungan diatas menunjukkan bahwa net profit margin tahun 2015 mengalami

peningkatan sebesar 0,02% hal ini disebabkan adanya penurunan laba bersih

sebesar Rp. 1.182.694.441 dan diikuti oleh penurunan penjualan sebesar Rp

30.488.579.074. Artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih dari setiap

penjualan karena rasio ini mengalami peningkatan.

3. Return on Assets (ROA)

Return on Assets merupakan hubungan antara laba bersih yang dilaporkan

terhadap total aktiva di neraca. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai
seberapa besar efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk

memperoleh pendapatan.

Sesuai data Laporan Neraca dan Laba Rugi perusahaan yang ada, jumlah

laba bersih dan total aktiva perusahaan tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.3 Perhitungan Return on Assets

Return on Assets Tahun 2015 Tahun 2014


laba bersih 4.422.244.572 5.604.939.013
x100% x100% x100%
total aktiva 79.100.583.337 49.718.564.099
=5,59% =11,27%
Lihat tabel 4.8 dan tabel 4.9

Berdasarkan hasil perhitungan diatas Return on Assets pada tahun 2014 sebesar

11,27% yang artinya setiap Rp. 1 penjualan menghasilkan keuntungan sebesar

Rp. 0,1127. Pada tahun 2015 Return on Assets sebesar 5,59% yang artinya setiap

Rp. 1 penjualan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,0559. Berdasarkan dari

perhitungan diatas menunjukkan bahwa Return on Assets tahun 2015 mengalami

penurunan sebesar 5,68% hal ini disebabkan adanya penurunan laba bersih

sebesar Rp. 1.182.694.441 dan diikuti oleh kenaikan total aktiva sebesar Rp

29.382.019.238. Artinya manajemen perusahaan belum mampu mengelola aktiva

dan menghasilkan laba, karena rasio ini mengalami penurunan.

4. Return On Equity (ROE)

Return on equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba

bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi

penggunaan modal sendiri.


Sesuai data Laporan Neraca dan Laba Rugi perusahaan yang ada, jumlah

laba bersih dan modal sendiri perusahaan tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.4 Perhitungan Return on equity

Return On Equity Tahun 2015 Tahun 2014

laba bersih 4.422.244.572 5.604.939.013


x100% x100% x100%
modal sendiri 17.870.714.502 14.571.457.276

= 24,74 % = 38,46%

Lihat tabel 4.8 dan tabel 4.9

Berdasarkan hasil perhitungan diatas Return on equity pada tahun 2014 sebesar

38,46% yang artinya setiap Rp. 1 penjualan menghasilkan keuntungan sebesar

Rp. 0,3846. Pada tahun 2015 Return on equity sebesar 24,74% yang artinya setiap

Rp. 1 penjualan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,2474. Berdasarkan dari

perhitungan diatas menunjukkan bahwa Return on equity tahun 2015 mengalami

penurunan sebesar 13,72% hal ini disebabkan adanya penurunan laba bersih

sebesar Rp. 1.182.694.441 dan diikuti oleh kenaikan modal sendiri sebesar Rp

3.299.257.226. Artinya posisi pemilik perusahaan belum begitu kuat, karena rasio

ini mengalami adanya penurunan.

 Rasio Likuiditas

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio dapat

dilihat dengan membandingan antara aktiva lancar dan utang lancar.


Sesuai data Laporan Neraca dan Laba Rugi perusahaan yang ada, jumlah

aktiva lancar dan utang lancar perusahaan tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.5 Perhitungan Current Ratio

Current Ratio Tahun 2015 Tahun 2014

aktiva lancar 66.033.851.047 38.953.331.008


x100% x100% x100%
utang lancar 36.347.187.541 28.625.425.529

=181,68% =136,07%

Lihat tabel 4.8

Berdasarkan hasil perhitungan diatas Current Ratio pada tahun 2014 sebesar

136,07% yang artinya setiap Rp. 1 penjualan menghasilkan keuntungan sebesar

Rp. 1,3607. Pada tahun 2015 Current Ratio sebesar 181,68% yang artinya setiap

Rp. 1 penjualan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 1,8168. Berdasarkan dari

perhitungan diatas menunjukkan bahwa Current Ratio tahun 2015 mengalami

kenaikan sebesar 45,61% hal ini disebabkan adanya kenaikan aktiva lancar

sebesar Rp. 27.080.520.039 dan diikuti oleh kenaikan utang lancar sebesar Rp

7.721 762.012.

2. Rasio Cepat ( Quick Ratio)

Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu

usaha atau perusahaan dalam membiayai utang- utang jangka pendeknya tanpa

mengutamakan persediaan. Rasio ini dapat dihitung dengan cara membandingkan

aktiva lancar- persediaan dengan hutang lancar.


Sesuai data Laporan Neraca dan Laba Rugi perusahaan yang ada, jumlah

aktiva lancar-persediaan dan hutang lancar perusahaan tahun 2014 dan 2015

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Perhitungan Quick Ratio

Quick Ratio Tahun 2015 Tahun 2014

aktiva lancar  persediaan 33.895.189.922 23.159.281.435


x100%
hutang lancar x100% x100%
36.347.187.541 28.625.425.529

=93,25% =80,90%

Lihat tabel 4.8

Berdasarkan hasil perhitungan diatas Quick Ratio pada tahun 2014 sebesar

80,90% yang artinya setiap Rp. 1 penjualan menghasilkan keuntungan sebesar

Rp. 0,8090. Pada tahun 2015 Quick Ratio sebesar 93,25% yang artinya setiap Rp.

1 penjualan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,9325. Berdasarkan dari

perhitungan diatas menunjukkan bahwa Quick Ratio tahun 2015 mengalami

kenaikan sebesar 12,35% hal ini disebabkan adanya kenaikan aktiva lancar

sebesar Rp. 27.080.520.039 , diikuti oleh kenaikan persediaan sebesar Rp

16.344.611.552 dan diikuti oleh kenaikan utang lancar sebesar Rp 7.721 762.012.

3. Rasio Kas ( Cash Ratio)

Rasio kas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan kas yang dimiliki

oleh manajemen dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan uang kas

dan surat berharga yang mudah untuk diuangkan. Rasio ini dapat dilihat dengan

cara membandingkan kas dan setara kas dengan utang lancar.


Sesuai data Laporan Neraca dan Laba Rugi perusahaan yang ada, jumlah kas

dan setara kas dan utang lancar perusahaan tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.7 Perhitungan Cash ratio

Cash Ratio Tahun 2015 Tahun 2014

kas dan setara kas 1.653.639.709 986.885.276


x100% x100% x100%
utang lancar 36.347.187.541 28.625.425.529

=4,54% =3,44%

Lihat tabel 4.8

Berdasarkan hasil perhitungan diatas Cash ratio pada tahun 2014 sebesar 3,44%

yang artinya setiap Rp. 1 penjualan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.

0,0344. Pada tahun 2015 Cash ratio sebesar 4,54% yang artinya setiap Rp. 1

penjualan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,0454. Berdasarkan dari

perhitungan diatas menunjukkan bahwa Cash ratio tahun 2015 mengalami

kenaikan sebesar 1,10% hal ini disebabkan adanya kenaikan kas dan setara kas

sebesar Rp. 666.754.433 dan diikuti oleh kenaikan utang lancar sebesar Rp 7.721

762.012.

4.3.6 Laporan Keuangan

Dalam rangka memperhitungkan antara seberapa besar laba yang diperoleh

oleh perusahaan dapat membiayai seluruh kewajiban yang ada di perusahaan dan

juga sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk kedepannya, maka

diperlukan adanya informasi yang relevan, yaitu berupa informasi neraca dan
laba rugi perusahaan . Berikut penulis sajikan Laporan Keuangan dari PT.

Karunia Selaras Abadi Surabaya selama tahun 2015 dan tahun 2014.

Tabel 4.8
PT. Karunia Selaras Abadi
Neraca
Per 31 Desember 2015 dan 2014

2015 2014
Rp. Rp.

Aktiva
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas 1,653,639,709.00 986,885,276.00
Piutang Usaha bersih 30,713,520,860.00 20,746,495,094.00
Piutang Lain-lain 181,284,420.00 522,692,000.00
Persediaan 32,138,661,125.00 15,794,094,573.00
Biaya Dibayar Dimuka 1,346,744,933.00 903,209,065.00

Jumlah Aktiva Lancar 66,033,851,047.00 38,953,331,008.00

Aktiva Tidak Lancar


Aktiva tetap- setelah dikurangi
akumulasi
penyusutan sebesar Rp.
6.779.184.835
tahun 2014 dan Rp.
12,901,470,093.00 10,267,419,360.00
5.526.197.974 tahun 2013
Aktiva Sewa Guna Usaha
165,262,197.00 497,813,731.00
Permodalan
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 13,066,732,290.00 10,765,233,091.00

Jumlah Aktiva 79,100,583,337.00 49,718,564,099.00

Lanjutan Tabel 4.8

2015 2014
Rp. Rp.

Kewajiban dan Ekuitas


Kewajiban Lancar
Hutang Usaha 27,150,382,135.00 19,031,142,340.00
Hutang Bank 8,330,583,522.00 8,184,365,287.00
Hutang lain- lain kepada pihak
258,865,802.00 575,203,174.00
ketiga
Hutang Pajak 526,598,132.00 832,887,228.00
Beban yang harus dibayar 80,757,950.00 1,827,500.00

Jumlah kewajiban lancar 36,347,187,541.00 28,625,425,529.00

Kewajiban Jangka Panjang


Hutang Usaha 24,882,681,294.00 6,521,681,294.00
Jumlah Kewajiban Jangka
24,882,681,294.00 6,521,681,294.00
Panjang

Ekuitas
Modal Setor 580,000,000.00 580,000,000.00
Laba Ditahan 11,685,775,489.00 9,569,212,704.00
Laba Tahun Berjalan 5,604,939,013.00 4,422,244,572.00
Jumlah Ekuitas 17,870,714,502.00 14,571,457,276.00

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 79,100,583,337.00 49,718,564,099.00

Sumber : PT. Karunia Selaras Abadi

Tabel 4.9
PT. Karunia Selaras Abadi
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014

2015 2014
Rp Rp

Penjualan dan Pendapatan 110,786,659,418.00 141,275,238,492.00


Beban Pokok Penjualan (102,041,047,478.00) (129,861,680,319.00)

laba Kotor 8,745,611,940.00 11,413,558,173.00


Beban Usaha
Umum dan Administrasi/
(2,071,932,196.00) (1,904,378,121.00)
Pemasaran

Laba Usaha 6,673,679,744.00 9,509,180,052.00


Beban (Penghasilan) lain-lain
Beban lain- lain (2,721,154,702.00) (4,048,204,152.00)
Penghasilan lain- lain 869,719,530.00 143,963,113.00
Beban (Penghasilan) lain- lain
(1,851,435,172.00) (3,904,241,039.00)
bersih

Laba Sebelum Deviden 4,822,244,572.00 5,604,939,013.00


Deviden yang dibagi (400,000,000.00) -

Laba Bersih 4,422,244,572.00 5,604,939,013.00

Sumber : PT. Karunia Selaras Abadi

4.4 Interpretasi

Berdasarkan hasil analisis diatas yaitu rasio profitabilitas dan likuiditas,

kedua rasio tersebut setelah dianalisis mengalami peningkatan dan penurunan

yang dilihat dari laporan neraca dan laba rugi, maka perusahaan belum mampu

menaikkan gross profit margin, return on assets, return on equity sesuai standar

yang telah diterapkan. Dari hasil perhitungan rasio likuiditas yaitu current ratio,

quick ratio, dan cash ratio mengalami adanya kenaikan. Walaupun mengalami

kenaikan namun kenaikan yang ada tersebut belum memenuhi standar yang

diterapkan untuk hasil rasio likuiditas.


BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis melalui perhitungan

rasio profitabilitas dan rasio likuiditas terhadap neraca dan laba rugi tahun 2015

dan 2014 maka dapat disimpulkan bahwa laba kotor tahun 2015 lebih rendah

daripada tahun 2014. Dengan rincian tahun 2014 sebesar Rp 11.413.558.173 dan

pada tahun 2015 sebesar Rp 8.745.611.940. Dan untuk penjualan tahun 2015

lebih rendah dibandingkan tahun 2014, dengan rincian yaitu pada tahun 2014

sebesar Rp 141.275.238.492 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 110.786.659.418.

Untuk laba bersih tahun 2015 lebih rendah dibandingkan tahun 2014, degan

rincian yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp 5.604.939.013 dan pada tahun 2015

sebesar Rp 4.422.244.572. Untuk total aset tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan

dengan tahun 2014, dengan rincian yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp

49.718.564.099 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 79.100.583.337. Untuk modal

sendiri tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014, dengan rincian
yaitu, pada tahun 2014 sebesar Rp14.571.457.276 dan pada tahun 2015 sebesar

Rp 17.870.714.502. Untuk aktiva lancar tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan

dengan tahun 2014, dengan rincian yaitu, tahun 2014 sebesar Rp 38.953.331.008

dan pada tahun 2015 sebesar Rp 66.033.851.047. Untuk utang lancar tahun 2015

lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014, dengan rincian yaitu, pada tahun

2014 sebesar Rp 28.625.425.529 dan pada tahun 2015 sebesar Rp

36.347.187.541. Untuk persediaan tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan dengan

tahun 2014, dengan rincian yaitu, tahun 2014 sebesar Rp 15.794.049.573 dan

pada tahun 2015 sebesar Rp 32.138.661.125. Untuk kas dan setara kas tahun

2015 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014, dengan rincian yaitu, tahun

2014 sebesar Rp 986.885.276 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 1.653.639.709.

Berdasarkan hasil perhitungan dari rasio profitabilitas dan rasio likuiditas

antara lain, Gross profit margin mengalami penurunan sebesar 0,19%. Net profit

margin mengalami peningkatan sebesar 0,02%. Return on Assets mengalami

penurunan sebesar 5,68%. Return on equity mengalami penurunan sebesar

13,72%. Sedangkan rasio Likuiditas mengalami adanya kenaikan, dengan rincian

yaitu, Current Ratio mengalami kenaikan sebesar 45,61% . Walaupun mengalami

adanya kenaikan, namun kenaikan sebesar 45,61% belum dapat dikatakan

optimal karena batas rasio ini adalah sebesar 200% atau 2:1. Quick Ratio

mengalami kenaikan sebesar 12,35%. Walaupun mengalami adanya kenaikan,

namun kenaikan sebesar 12,35% belum dapat dikatakan optimal karena batas

rasio ini adalah sebesar 100% atau 1:1.Cash ratio mengalami kenaikan sebesar

MENINGKATKAN
TINGKAT
PEMASARAN ITU
SEPERTI APA?
1,10%. Walaupun mengalami adanya kenaikan, namun kenaikan sebesar 1,10%

belum dapat dikatakan optimal karena batas rasio ini adalah sebesar 20%.

5.2 Saran- saran

1. Perusahaan perlu meningkatkan tingkat pemasaran yang ada agar penjualannya

dapat meningkat.

2. Untuk memenuhi kewajiban membayar hutang, perusahaan seharusnya

mengusahakan untuk rasio likuiditasnnya yaitu:

- Current Ratio minimal harus 200% atau 2:1.

- Quick Ratio minimal harus 100% atau 1:1.

- Cash Ratio minimal harus 20%.

3. Sebaiknya perusahaan mengupayakan efisiensi biaya dan mempunyai rencana

anggaran biaya agar semua pengeluaran biaya tidak menyimpang dari anggaran

yang sudah ditetapkan. Hal itu dimaksudkan untuk menaikkan laba perusahaan.

4. Dalam menentukan semua biaya yang perusahaan, yang dibandingkan dengan

penjualannya serta mengikuti rasio industri yang dittetapkan oleh Departemen

Perdagangan Republik Indonesia wilayah Jawa Timur maka ada ketentuannya

yaitu:

- Laba bersih setelah pajak dan bunga, idealnya 5% dari hasil penjualan.

- Harga pokok penjualan idealnya yaitu 68%.

- Beban operasional , idealnya 17% dari hasil penjualan.


- Beban lain- lain termasuk bunga dan pajak, idealnya adalah 12% dari hasil

penjualan.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston, 2011. Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. Fahmi, Irham, 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan ke-1.

Alfabeta. Bandung.

Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. PT BumiAksara, Jakarta.

Kasmir 2010, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ke-3, PT. Rajagrafindo


Persada, Jakarta.

Kamaludin dan Rini Indriani 2012, Manajemen Keuangan “Konsep Dasar dan
Penerapannya”, Cetakan Ke-7, CV. Mandar Maju, Bandung.

Kasmir, 2010.Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan ke-2.


Kencana. Jakarta.

Kasmir, 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-4. PT Raja Grafindo


Persada. Jakarta.

Munawir,S. 2004. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Liberty.

Yogyakarta.

P, Darsono, 2010. Manajemen Keuangan. Jakarta, NUSANTARA


CONSULTING.
Penerjemah Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesebelas. Edisi Indonesia. Buku II.
Salemba Empat, Jakarta.

Raharjaputra, Hendra S, 2011. Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan dan


Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan.Cetakan Pertama. Salemba Empat,
Jakarta.
Robbins, S, P., Judge, T, A . 2010 Perilaku Organisasi. (Ed 12). Salemba Empat,
Jakarta.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta,

Bandung.

Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT


Rhineka Cipta, Jakarta.
Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini.,& Linna Ismawati. 2010. Penulisan
88
Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan tugas Akhir Aplikasi
pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Genesis, Bekasi.

Website: // www. wawasan pendidikan.com/2010/11/instrumen.penelitian.html.

Wijayanto Dian. 2012. Pengantar Manajemen. PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai