Anda di halaman 1dari 33

RASIO PROFITABILITAS

OLEH:

GUSTI PUTU WIRA DARMA (21011062)

I GUSTI NGURAH KETUT ADI PRATAMA PUTRA (21011063)

KADEK BUDI ADNYANA PUTRA (21011071)

PUTU RISKI BUDIARTA (21011072)

YAYASAN RATYNI GORDA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SATYA

DHARMA SINGARAJA

Sc
hool of Economics with Spiritual Insight

2022/2023
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas dan
berkat rahmat-Nya yang masih bisa kami rasakan sampai saat ini, sehingga kami
di mudahkan dalam setiap langkah terutama dalam penyusunan makalah yang
berjudul “ Rasio Profitabilitas ’’ ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari untuk menyelesaikan penulisan makalah ini berbagai


hambatan dan kekurangan kami temukan, oleh karena itu kami mengucapkan teri-
makasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini. Makalah yang akan membahas Rasio Profitabilitas dibuat sedemikian rupa
untuk memenuhi salah satu tugas oleh dosen mata kuliah analisis laporan keuan-
gan

Akhir kata  saya mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terda-
pat kesalah – kesalahan yang tidak sengaja, saran dan kritik sangat diperlukan
guna penyempurnaan makalah ini semoga bermanfaat bagi pihak yang memer-
lukan.
"Om Santih, Santih, Santih, Om"

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Pengertian Rasio Profitabilitas.………..................................................4

2.2 Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas……….……..……………………......5

2.3 Cara Menghitung Rasio Profitabilitas………………………………..8

2.4 Kekurangan dan Kelebihan Rasio Profitabilitas…………………….10

BAB III PENUTUP.. ..........................................................................................12

3.1 Kesimpulan..............................................................................................12

3.2 .Saran.......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profitabilitas merupakan
salah satu pengukuran
bagi kinerja suatu pe-
rusahaan,
profitabilitas suatu perusa-
haan menunjukan kemam-
puan suatu perusahaan
dalam menghasilkan
laba selama periode
tertentu pada tingkat
penjualan, asset dan
modal saham tertentu.

1
Profitabilitas suatu perusa-
haan dapat dinilai
melalui berbagai cara ter-
gantung pada laba dan
aktiva atau modal yang
akan diperbandingkan satu
dengan lainya. Sebuah pe-
rusahaan yang baik
harus mampu mengontrol
potensi finansial maupun
potensi non finansial di
dalam meningkatkan
nilai perusahaan untuk
eksistensi perusahaan
dalam jangka panjang.
Perusahaan yang dapat
2
memperoleh laba besar
dapat dikatakan berhasil
atau memiliki kinerja
keuangan yang baik.
Sebaliknya apabila laba
yang diperoleh perusa-
haan relatif kecil, maka
dapat dikatakan
perusahaan kurang berhasil
atau kinerja yang kurang
baik. Hal ini dikarenakan
profitabilitas
adalah hasil akhir dari se-
jumlah kebijakan dan
keputusan manajemen pe-
rusahaan. Sehingga perlu
3
dilakukan penelitian
apakah dengan mengam-
bil kebijakan untuk
menerapkan program
CSR
maka perusahaan akan
mendapatkan laba yang op-
timal serta mendapatkan
keuntungan jangka
panjang dan meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
Mengutip pendapat
Samryn (2014) di
dalam Salina (2017:196)
bahwa “rasio

4
profitabilitas merupakan
suatu model analisis
yang berupa perbandin-
gan data 1 2 keuangan
sehingga informasi
keuangan tersebut men-
jadi lebih berarti”. Pen-
dapat lain dikutip dari
J.
FredWeston dan Thomas
E. Copeland (2010:237)
dalam Setiyawati dan
Basar (2017:354) bahwa
“rasio profitabilitas
adalah mengukur efektiv-
itas manajemen
5
berdasarkan hasil
pengembalian
yang dihasilkan dari pen-
jualan dan investasi”.
Menurut Candrayanthi dan
Saputra (2013) dalam
Primayudhana (2015:4)
bahwa “tingkat prof-
itabilitas digunakan se-
bagai dasar pengukuran
kinerja keuangan pe-
rusahaan”. Rasio prof-
itabilitas digunakan se-
bagai alat pengukur
atas

6
kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keun-
tungan. Sehingga dapat
dikatakan pengukuran
profitabilitas suatu pe-
rusahaan dapat menun-
jukkan kondisi perusa-
haan dari kondisi terse-
but
dapat menghasilkan anali-
sis dan pengambilan kepu-
tusan yang tepat sebagai
usaha meningkatkan
nilai perusahaan.
Hasil dari perhitungan
profitabilitas tidak hanya
7
berguna bagi manajemen
saja tetapi bagi
investor, sehingga dapat
menilai kelayakan suatu
perusahaan dalam mener-
ima aliran dananya.
Ada beberapa indikator
untuk mengukur rasio
profitabilitas diantaranya
yaitu: gross profit
margin, operating profit
margin, net profit mar-
gin, return on assets
dan return on equity,
Setiyawati dan Basar
(2017:354). Dalam
8
penelitian ini rasio
profitabilitas yang digu-
nakan
sebagai alat ukur ialah re-
turn on assets dan return
on equity.
Profitabilitas merupakan
salah satu pengukuran
bagi kinerja suatu pe-
rusahaan,
profitabilitas suatu perusa-
haan menunjukan kemam-
puan suatu perusahaan
dalam menghasilkan
laba selama periode
tertentu pada tingkat
9
penjualan, asset dan
modal saham tertentu.
Profitabilitas suatu perusa-
haan dapat dinilai
melalui berbagai cara ter-
gantung pada laba dan
aktiva atau modal yang
akan diperbandingkan satu
dengan lainya. Sebuah pe-
rusahaan yang baik
harus mampu mengontrol
potensi finansial maupun
potensi non finansial di
dalam meningkatkan
nilai perusahaan untuk
eksistensi perusahaan
10
dalam jangka panjang.
Perusahaan yang dapat
memperoleh laba besar
dapat dikatakan berhasil
atau memiliki kinerja
keuangan yang baik.
Sebaliknya apabila laba
yang diperoleh perusa-
haan relatif kecil, maka
dapat dikatakan
perusahaan kurang berhasil
atau kinerja yang kurang
baik. Hal ini dikarenakan
profitabilitas
adalah hasil akhir dari se-
jumlah kebijakan dan
11
keputusan manajemen pe-
rusahaan. Sehingga perlu
dilakukan penelitian
apakah dengan mengam-
bil kebijakan untuk
menerapkan program
CSR
maka perusahaan akan
mendapatkan laba yang op-
timal serta mendapatkan
keuntungan jangka
panjang dan meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
Mengutip pendapat
Samryn (2014) di

12
dalam Salina (2017:196)
bahwa “rasio
profitabilitas merupakan
suatu model analisis
yang berupa perbandin-
gan data 1 2 keuangan
sehingga informasi
keuangan tersebut men-
jadi lebih berarti”. Pen-
dapat lain dikutip dari
J.
FredWeston dan Thomas
E. Copeland (2010:237)
dalam Setiyawati dan
Basar (2017:354) bahwa

13
“rasio profitabilitas
adalah mengukur efektiv-
itas manajemen
berdasarkan hasil
pengembalian
yang dihasilkan dari pen-
jualan dan investasi”.
Menurut Candrayanthi dan
Saputra (2013) dalam
Primayudhana (2015:4)
bahwa “tingkat prof-
itabilitas digunakan se-
bagai dasar pengukuran
kinerja keuangan pe-
rusahaan”. Rasio prof-
itabilitas digunakan se-
14
bagai alat pengukur
atas
kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keun-
tungan. Sehingga dapat
dikatakan pengukuran
profitabilitas suatu pe-
rusahaan dapat menun-
jukkan kondisi perusa-
haan dari kondisi terse-
but
dapat menghasilkan anali-
sis dan pengambilan kepu-
tusan yang tepat sebagai
usaha meningkatkan
nilai perusahaan.
15
Hasil dari perhitungan
profitabilitas tidak hanya
berguna bagi manajemen
saja tetapi bagi
investor, sehingga dapat
menilai kelayakan suatu
perusahaan dalam mener-
ima aliran dananya.
Ada beberapa indikator
untuk mengukur rasio
profitabilitas diantaranya
yaitu: gross profit
margin, operating profit
margin, net profit mar-
gin, return on assets
dan return on equity,
16
Setiyawati dan Basar
(2017:354). Dalam
penelitian ini rasio
profitabilitas yang digu-
nakan
sebagai alat ukur ialah re-
turn on assets dan return
on equity.
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu
perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu pe-
rusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat
penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan
dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba danaktiva atau
modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainya. Sebuah perusahaan yang
baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di
dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi perusahaan dalam
jangka panjang. Perusahaan yang dapat memperoleh laba besar dapat
dikatakan berhasil atau memiliki kinerja keuangan yang baik.Sebaliknya
apabila laba yang diperoleh perusahaan relatif kecil, maka dapat
dikatakan perusahaan kurang berhasil atau kinerja yang kurang baik. Hal ini
dikarenakan profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputu-
san manajemen perusahaan. Sehingga perlu dilakukan penelitian apakah den-
gan mengambil kebijakan untuk menerapkan program CSR maka perusa-

17
haan akan mendapatkan laba yang optimal serta mendapatkan keuntungan jangka
panjang dan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Mengutip pendapat Samryn (2014) di dalam Salina (2017:196)


bahwa “rasio profitabilitas merupakan suatu model analisis yang berupa per-
bandingan data 1 2 keuangan sehingga informasi keuangan tersebut men-
jadi lebih berarti”. Pendapat lain dikutip dari J. Fred Weston dan
Thomas E. Copeland (2010:237) dalam Setiyawati dan Basar (2017:354)
bahwa“rasio profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen
berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi”.
Menurut Candra yanthi dan Saputra (2013) dalam Prima yudhana (2015:4)
bahwa “tingkat profitabilitas digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja
keuangan perusahaan”. Rasio profitabilitas digunakan sebagai alat pen-
gukur atas kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Sehingga
dapat dikatakan pengukuran profitabilitas suatu perusahaan dapat menun-
jukkan kondisi perusahaan dari kondisi tersebut dapat menghasilkan anali-
sis dan pengambilan keputusan yang tepat sebagai usaha meningkatkan nilai pe-
rusahaan.

Hasil dari perhitungan profitabilitas tidak hanya berguna bagi manajemen


saja tetapi bagi investor, sehingga dapat menilai kelayakan suatu perusahaan
dalam menerima aliran dananya. Ada beberapa indikator untuk mengukur
rasio profitabilitas diantaranya yaitu: gross profitmargin, operating profit
margin, net profit margin, return on assets dan return on
equity,Setiyawati dan Basar (2017:354). Dalam penelitian ini rasio
profitabilitas yang digunakan sebagai alat ukur ialah return on assets dan re-
turn on equity.

1.2 Rumusan Masalah

18
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mendefenisikan Pengertian Rasio Profitabilitas.

2. Menjelaskan Jenis-jenis Rasio Profitabilitas.

3. Menjelaskan Cara Menghitung Rasio Profitabilitas.

4. Mengetahui Kekurangan dan Kelebihan Rasio Profitabilitas.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Dapat mengetahui Pengertian Rasio Profitabilitas .
2) Dapat mengetahui Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
3) Dapat mengetahui Cara Menghitung Rasio Profitabilitas
4) Dapat mengetahui Kekurangan dan Kelebihan Rasio Profitabilitas

19
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan


untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit)
dari pendapatan (earning) terkait penjualan, aset dan ekuitas berdasarkan
dasar pengukuran tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas dipakai untuk mem-
perlihatkan seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja
suatu perusahaan yang memengaruhi catatan atas laporan keuangan yang
harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Rasio-rasio profitabilitas diperlukan untuk pencatatan transaksi keuangan


biasanya dinilai oleh investor dan kreditur (bank) untuk menilai jumlah laba
investasi yang akan diperoleh oleh investor dan besaran laba perusahaan un-
tuk menilai kemampuan perusahaan membayar utang kepada kreditur
berdasarkan tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga terli-
hat tingkat efisiensi perusahaan.

20
Efektifitas dan efisiensi manajemen bisa dilihat dari laba yang dihasilkan
terhadap penjualan dan investasi perusahaan yang dilihat dari unsur unsur la-
poran keuangan. Semakin tinggi nilai rasio maka kondisi perusahaan se-
makin baik berdasarkan rasio profitabilitas. Nilai yang tinggi melambangkan
tingka laba dan efisiensi perusahaan tinggi yang bisa dilihat dari tingkat pen-
dapatan dan arus kas. Rasio-rasio profitabilitas memaparkan informasi yang
pentingkan daripada rasio periode sebelumnya dan rasio pencapaian pesaing.
Dengan demikian, analisis trend industri dibutuhkan untuk menarik kesimpu-
lan yang berguna tentang tingkat laba (profitabilitas) sebuah perusahaan. Ra-
sio profitabilitas mengungkapkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan
dan keputusan operasional yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan
di mana sistem pencatatan kas kecil juga berpengaruh.

2.2 Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering dipakai untuk meninjau


kemampuan perusahan dalam menghasilkan laba yang dipakai dalam jenis
jenis akuntansi keuangan antara lain:

a) Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Marjin Laba Kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari pen-
jualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus kas mema-
parkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan dengan pertim-
bangan biaya yang terpakai untuk memproduksi produk atau jasa. Mar-
jin Laba Kotor ini sering disebut juga dengan Gross Margin Ratio (Ra-
sio Marjin Kotor). Gross profit margin mengukur efisiensi perhitungan
harga pokok atau biaya produksi. Semakin besar gross profit margin
semakin baik (efisien) kegiatan operasional perusahaan yang menun-
jukkan harga pokok penjualan lebih rendah daripada penjualan (sales)
yang berguna untuk audit operasional. Jika sebaliknya, maka perusa-

21
haan kurang baik dalam melakukan kegiatan operasional. Rumus per-
hitungan laba kotor sebagai berikut.
Gros Profit Margin = Penjualan – Harga Pokok Penjualan / Penjualan

b) Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Net Profit Margin atau Marjin Laba Bersih merupakan rasio prof-
itabilitas untuk menilai persentase laba bersih yang didapat setelah
dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan.
Marjin Laba Bersih ini disebut juga Profit Margin Ratio (Rasio Marjin
Laba). Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap pen-
jualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu
perusahaan. Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini.

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak / Penjualan Rasio


Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)

Tingkat Pengembalian Aset merupakan rasio profitabilitas untuk


menilai persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan
terkait sumber daya atau total asset sehingga efisiensi suatu perusahaan
dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini. Rumus
Rasio Pengembalian Aset sebagai berikut.

ROA = Laba Bersih / Total Aset


Contoh perhitungan ROA dengan memakai data laporan keuangan
sebuah perusahaan. Diketahui: laba bersih perusahaan sebesar $117,5
dan total asset $ 2.000 maka hitunglah ROA perusahaan!
ROA = Laba Bersih : Total Aset
ROA = $117,5 : $2.000 = 5,9%
Rata-rata industri sejenis adalah 9% sehingga diketahui bahwa
pengembalian perusahaan tersebut tidak sesuai standar (lebih rendah
dari standar ROA). Hasil ini mengindikasikan bahwa kinerja perusa-
haan kurang baik, walau tingkat pengembalian terhadap aset yang ren-

22
dah tidak selalu buruk terhadap perusahaan. Hal itu bisa terjadi karena
keputusan manajemen perusahaan sengaja memakai utang dalam jum-
lah besar dengan beban bunga yang tinggi sehingga laba bersih men-
jadi lebih rendah. Penyebab rendahnya ROA perusahaan tersebut
adalah utang. Penilaian kinerja suatu perusahaan harus menggunakan
berbagai alternatif terbaik karena setiap rasio bersifat relatif. Dengan
memakai beberapa rasio maka kondisi perusahaan bisa dilihat secara
keseluruhan dengan lebih bijaksana.

c) Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas)


Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas un-
tuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari in-
vestasi pemegang saham perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam
persentase. ROE dihitung dari penghasilan (income) perusahaan ter-
hadap modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pe-
megang saham biasa dan pemegang saham preferen). Return on equity
menunjukkan seberapa berhasil perusahaan mengelola modalnya (net
worth) sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi pemilik
modal atau pemegang saham perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal
sendiri atau yang disebut rentabilitas usaha. Rumus Return On Equity
sebagai berikut.
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak / Ekuitas Pemegang saham

d) Return on Sales Ratio (Rasio Pengembalian Penjualan)


Return on Sales merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan
tingkat keuntungan perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel
produksi seperti upah pekerja, bahan baku dan lain-lain sebelum diku-
rangi pajak dan bunga. Rasio ini menunjukan tingkat keuntungan yang
diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang juga disebut Marjin Opera-
sional (Operating Margin) atau Marjin Pendapatan Operasional (Operat-
ing Income Marjin). Berikut ini rumus untuk menghitung Return on
Sales (ROS).

23
Return on Sales (ROS) = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Pen-
jualan

e) Return on Capital Employed (Pengembalian Modal yang digunakan)


Return on Capital Employed (ROCE) merupakan rasio profitabilitas
yang mengukur keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai dalam
bentuk persentase (%). Modal yang dimaksud adalah Ekuitas suatu pe-
rusahaan ditambah kewajiban tidak lancar atau total asset dikurangi kewa-
jiban lancar. ROCE mencerminkan efisiensi dan profitabilitas modal atau
investasi perusahaan. Laba sebelum pengurangan pajak dan bunga dikenal
dengan istilah ”EBIT” yaitu Earning Before Interest and Tax. Berikut ini
2 rumus Roce yang sering digunakan.
ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja Atau ROCE
= Laba Sebelum Pajak dan Bunga / (Total Aset – Kewajiban)

f) Return on Investment (ROI)


Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang dihitung
dari laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on in-
vestment berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keselu-
ruhan dalam menghasilkan keuntungan terhadap jumlah aktiva secara ke-
seluruhan yang tersedia pad perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin baik kondisi suatu perusahaan. Rumus Return on Investment
berikut ini.
ROI = Laba Bersih Setelah Pajak / Total Aktiva

g) Earning Per Share (EPS)


Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat ke-
mampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan.
Manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang sa-
ham sangat memperhatikan earning per share karena menjadi indikator ke-
berhasilan perusahaan. Rumus earning per share sebagai berikut.

24
EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah Sa-
ham Biasa yang Beredar Hakikat akuntansi memang membutuhkan perhi-
tungan yang akurat. Rasiorasio keuangan yang memuat rasio profitabilitas
benar-benar dibutuhkan untuk memperhitungkan tingkat keuntungan pe-
rusahaan pada setiap periode.

2.3 Cara Menghitung Rasio Profitabilitas


a) Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Gross Profit Ratio = Laba Kotor / Pendapatan Penjualan
Contoh Perhitungan Gross Profit Margin (Marjin Laba Kotor)
PT. ABCDE merupakan perusahaan yang membuat baju koko. Total Pen-
jualan baju seragam pada tahun 2019 adalah sebesar Rp. 400.000.000,-
sedangkan Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah sebesar Rp.
150.000.000,-. Berapakah Gross Profit Margin atau Marjin Laba Ko-
tornya ?
Diketahui : Pendapatan Penjualan = Rp. 400.000.000 - Harga Pokok Pen-
jualan (HPP) = Rp. 150.000.000 - 47
Ditanya :
Marjin Laba Kotor = ?

Jawab: Menghitung Laba Kotor (Gross Profit) Laba Kotor = Pendapatan


Penjualan – Harga Pokok Penjualan Laba Kotor = Rp. 400.000.000 – Rp.
150.000.000 Laba Kotor = Rp. 250.000.000,- Menghitung Marjin Laba
Kotor (Gross Profit Margin) Marjin Laba Kotor = Laba Kotor / Pendap-
atan Penjualan Marjin Laba Kotor = Rp. 250.000.000,- / Rp.
400.000.000,- Marjin Laba Kotor = 62,5%

b) Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) Net Profit Margin = Laba
Bersih Setelah Pajak/Penjualan Contoh: Eko merupakan peternak telur
dengan pendapatan penjualan Rp15.000.0000 dan laba bersih setelah

25
pajak adalah Rp10.000.000. Net profit margin = Rp10.000.000/
Rp15.000.000 = 66,7%
c) Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio) Return on Assets
Ratio = Laba Bersih/Total Aset Contoh: Seorang pengusaha memiliki
laba bersih Rp120.000.000 serta total aset mencapai Rp40.000.000.
Return on Aseets Ratio = Rp120.000.000/Rp40.000.000 = 3%
d) Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas)
Return on Equity Ratio = Laba Bersih Setelah Pajak/Ekuitas Pe-
megang Saham Contoh: Per tanggal 31 Desember 2019 PT. Mitra
Sepeda Motor meraih laba bersih setelah pajak sebesar Rp300 juta
dengan ekuitas pemegang saham sebanyak Rp500 juta. Return on Eq-
uity Ratio = Rp300.000.000/Rp500.000.000 = 60%

e) Return on Sales Ratio (Rasio Pengembalian Penjualan)


Return on Sales Ratio = (Laba Sebelum Pajak dan Bunga/Penjualan) x
100% Contoh: Alam Persada mampu menghasilkan keuntungan se-
belum pajak dan bunga sebanyak Rp200 juta dengan penjual sebesar
Rp750 juta. Return on Sales Ratio = (Rp200.000.000/Rp750.000.000)
x 100% = 26,7%
f) Return on Capital Employed (Pengembalian Modal yang digunakan)
Return on Capital Employed = Laba Sebelum Pajak dan Bunga/Modal
Kerja Atau Return on Capital Employed = Laba Sebelum Pajak dan
Bunga/(Total Aset-Kewajiban)
g) Return on Investment (ROI)
Return on Investment = ((Laba Atas Investasi – Investasi Awal)/In-
vestasi) x 100%
h) Earning Per Share (EPS)
Earning per Share = Laba Bersih Setelah Pajak-Dividen Saham Pref-
eren/Jumlah Saham Biasa

26
2.4 Kekurangan dan Kelebihan Rasio Profitabilitas
A. Kekurangan Rasio Profitabilitas Sejauh ini, rasio tersebut dapat di-
jadikan sebagai pegangan dalam memperlihatkan performa perusa-
haan. Namun, seperti teori-teori lain, profitabilitas juga memiliki
kekurangan seperti:
a. Ada keterbatasan teknis dalam penghitungan rasio ini
b. Sulitnya menghitung profitabilitas apabila data tidak cukup
c. Terkadang data tidak sesuai satu sama lain sehingga rasio pun
tidak valid.
d. Bisa terjadi windows dressing—perusahaan melakukan modi-
fikasi sehingga performa saham terlihat menarik
e. Perbedaan standar akuntansi yang dipakai pada setiap perusahaan
Terlepas dari berbagai kekurangan dari rasio ini, pada dasarnya,
perhitungan laba perusahaan dengan menggunakan rasio tersebut
masih digunakan oleh hampir semua perusahaan dan bisa meng-
hasilkan hitungan yang valid.

B. Kelebihan Rasio Profitabilitas Mengapa akuntan perusahaan wajib un-


tuk membuat profitabilitas saat menghitung untung-rugi sebuah pe-
rusahaan? Ada beberapa kelebihan dari metode yang satu ini, antara
lain:
a. Mengetahui dengan pasti laba atau keuntungan dari sebuah pe-
rusahaan dalam periode tertentu.
b. Menjadi tolok ukur dalam penilaian yang dilakukan bank/in-
vestor kepada perusahaan.
c. Memahami efisiensi dari sebuah bisnis.
d. Bagi manajer perusahaan, rasio profitabilitas bisa menjadi pe-
gangan untuk mengevaluasi kinerja dalam perusahaan.
e. Menjadi tolok ukur bagi trader saham dalam menilai apakah
saham suatu perusahaan layak dibeli.

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

.Berdasarkan di atas, dapat ditarik kesimpulan adalah kemampuan perusa-


haan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan sumber daya yang ada di
dalam perusahaan itu sendiri. Rasio profitabilitas ini yang biasanya di-
jadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan sahamnya disuatu
perusahaan. Bila suatu perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi
terhadap pengembalian saham, maka seorang investor akan memiih pe-
rusahaan tersebut untuk menanamkan sahamnya. Penjualan dan investasi yang be-
sar sangat diperlukan dan mempengaruhi besarnya rasio profitabilitas semakin be-
sar aktivitas penjualan dan investasi maka akan semakin besar pula rasio prof-
itabilitasnya.

3.2 Saran

28
Dengan disusunnya makalah ini, dari penulis berharap agar para pembaca
khususnya mahasiswa dapat mengerti dan memahami rasio profitabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Riyanto, 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta :


Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.

Baridwan, Zaki. 2011. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta : BPEE.

Darsono dan Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Andi
Yogyakarta.

Dwi, Martani., dkk, 2012. Akuntansi Keuangan Keuangan Menengah BerbasisP-


SAK Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.

Kasmir, 2009, Analisis Laporan Keuangan edisi 1, Rajawali Pers Jakarta.

Kasmir. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Pt Raja Grafindo Per-


sada.

29
Martono dan Agus Harjito. 2011. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonisi-
a.PSAK (2015) Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia.

Munawir, 2007, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty Yogyakarta.

S. Munawir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Subramanyam, K. R., & Wild, John, J. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Buku
Edisi 12 (Terjemahan). Jakarta : Salemba Empat.

30

Anda mungkin juga menyukai