METODOLOGI PENELIAN
OLEH:
IDAMMANIS LAIA
NIM
21510072
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan
pada suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk
Laba hanya bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu
sendiri. Untuk itu penilaian terhadap perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik
bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap
perusahaan yang bersangkutan. Bagi suatu perusahaan kinerja dapat digunakan sebagai
alat ukur dalam menilai keberhasilan usahanya, juga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan perencanaan dimasa yang akan datang.
Sedangkan bagi pihak luar perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
keuangan dan aspek non keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui
dengan cara, mengukur tingkat kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam
sekitarnya.
karena penilaian dari satu orang berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga
perusahaan adalah analisis rasio keuangan. Dengan analisis rasio keuangan akan dapat
perusahaan. Dengan mengetahui tingkat suatu perubahan, maka akan dapat diketahui
harta lancarnya. Tingkat likuiditas ini sangat berguna bagi perusahaan khususnya
kreditur yang memberikan kredit jangka pendek. Pada tingkat solvabilitas, akan dapat
jaminan harta yang dimilikinya, tingkat solvabilitas ini sangat berguna bagi
kreditur, untuk memberikan kredit jangka pendek maupun jangka panjang. Dan dengan
menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya, hal ini sangat penting untuk
perusahaan, maka akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang bersangkutan, apakah
perusahaan tersebut baik atau buruk sehingga dapat diperkirakan tentang kelangsungan
Menurut Munawir (2004 : 64), mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos
kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan
jumlah rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyendiri bahwa rasio secara
suatu perusahaan.
(mathematical relationship) antara suatu terntu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa beruapa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka
demikian, franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara yang sama
pendanaan, SDM dan manajemen, kecuali kerelaan pemilik merek untuk berbagi
dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif
Di Indonesia franchise dikenal sejak tahun 70an ketika masuknya Shakey Pisa,
KFC, Swensen, dan Burger King, yang perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai
sekitar 1995. Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan
kemerosotan ketika terjadi krisis moneter. Para penerima franchise asing terpaksa
Hingga tahun 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal itu
disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabili ditandai dengan perseteruan
para elit politik. Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah air mengalami
ekonomi yang sehat dan membuka kesempatan lapangan kerja baru. Serta
Dari data yang ada, tahun 2007 kemarin omzet waralaba bisa mencapai Rp 81 Trilyun.
Pada tahun 2008 omzet naik signifikan mencapai 10 - 15 %. Untuk tahun ini hanya
saat ini total bisnis waralaba di Indonesia mencapai 360 franchise baik lokal maupun
asing. Selama beberapa tahun franchise terus mengevaluasi diri dengan menempatkan
posisi sebagai pembawa gagasan bisnis yang berbekal semangat kewirausahaan, Serta
menyimpan potensi luar biasa terkait pengembangan perekonomian rakyat
(www.Detailnews.com).
Dalam kondisi ekonomi yang tak terduga dan ketidakadanya kepastian yang
dipengaruhi oleh krisis global yang berkepanjangan, peningkatan inflasi dan penurunan
GDP, PT. Fast Food Indonesia tetap memperoleh profitabilitas dan pertumbuhan yang
konsisten. Berdasarkan laporan keuangan KFC tahun 2008, penjualan naik sebesar
27,3% menjadi Rp. 2,023 triliun, pembukaan restoran baru bertambah 31 outlet di
hamper 90 kota diseluruh Indonesia. Laba ditingkat restoran naik menjadi 32,6% dan
Selain itu hasil penjualan pada 2008 naik menjadi 2,023% menjadi Rp. 2,023
triliun, lebih tinggi dari Rp. 1,590 triliun pada tahun 2007. peningkatan tersebut berasal
dari kenaikan rata-rata harga jual yang terjadi pada tahun 2008 sebesar 17%, penjualan
restoran baru, dan pertumbuhan dari restoran dan fasilitas yang sudah hadir.
Peningkatan pun terlihat pada sejumlah indicator lain, laba bersih sebelum pajak tahun
2008 naik menjadi Rp. 167,90 milyar atau naik 16,5% dari Rp.144,16 milyar pada tahun
2007.
Harga pokok penjualan sebagai persentase penjualan sedikit turun dari 38,8%
pada tahun 2007 menjadi 38,6% pada 2008, sedikit menaikan margin laba kotor. Beben
usaha meningkat menjadi Rp. 1,100 triliun dari Rp. 838,81 milyar pada 2007 atau
sekitar 31,2% disebabkan oleh tekanan harga dari inflasi dan ketentuan upah minimum
milyar pada tahun 2007 atau kenaikan 24,7% hasil dari investasi secara terus-menerus
untuk melakukan ekspansi jaringan restoran perseroan. Aktiva tak lancar meningkat Rp.
81, 57 milyar atau 21% pada tahun 2008, sementara aktiva lancar meningkat Rp. 73,69
milyar atau 30,6% pada tahun 2008. arus kas masuk bersihtahun 2008 Rp. 37,45
milyarhanya setengah dari kenaikan Rp. 76,48 milyar yang dihasilakn pada tahun 2007.
Kewajiban meningkat Rp. 50,08 milyar atau 19,9% dari Rp. 252,13 milyar pada
tahun 2007 menjadi Rp. 302,21 milyar pada tahun 2008. kewajiban lancar naik sebesar
Rp. 40,25 milyar atau 21,4%, tetapi peningkatan luar biasa pada aktiva lacar secara
dramatis mingkatkan current ratio dari 128% menjadi 137,9 % di tahun 2008.
perbandingan hutang jangka panjang denagn ekuitas turun dari 17% menjai 15,4% di
tahun 2008.
Beban pokok penjualan meningkat 26,7% dari Rp. 617,10% menjadi Rp. 781,63
milyar di tahun 2008. beban uasah meningkat hamper 31,2% dari Rp. 838,81 milyar
Berdasarkan data dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul laporan akhir yang di susun penulis adalah : “Analisis Rasio
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan ditas maka peneliti merumuskan
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ingin di teliti oleh peneliti maka yang
4. Manfaat Penelitian
Adapin manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
periode-periode selanjutnya.