Anda di halaman 1dari 72

DAFTAR ISI

Hal
Daftar Isi i

Daftar Lampiran ii

Ringkasan Eksekutif iii

Bab I Simpulan dan Rencana Tindakan Perbaikan 1

A. Simpulan 1
B. Rencana Tindakan Perbaikan (Actian Plan) 5

Bab II Uraian Hasil Evaluasi 8

A. Metodologi dan Profil Perusahaan 8


1. Pendahuluan 8
2. Dasar Hukum 8
3. Tujuan Evaluasi Penerapan GCG 9
4. Ruang Lingkup dan Periode Evaluasi 9
5. Metodologi Evaluasi Penerapan GCG 10
6. Rentang Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG 11
7. Profil Perusahaan 12
8. Sejarah Umum 17
9. Data Keuangan 19

B. Uraian Hasil Evaluasi GCG 19


1. Aspek komitmen terhadap penerapan tata kelola 20
perusahaan yang baik secara berkelanjutan
2. Aspek Pemegang Saham dan RUPS 27
3. Aspek Dewan Komisaris 32
4. Aspek Direksi 41
5. Aspek Pengungkapan dan keterbukaan informasi 49
6. Aspek Faktor lainnya 52

Lampiran

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 i


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ringkasan Hasil Evaluasi Penerapan Good Corporate


Governance PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Tahun
2014

Lampiran 2 Daftar Capaian Penerapan GCG Per Indikator PT Perkebunan


Nusantara III (Persero) Tahun 2014

Lampiran 3 Daftar Rekomendasi Hasil Evaluasi Penerapan GCG

Lampiran 4 Data Keuangan Konsolidasian PT Perkebunan Nusantara III


(Persero) Tahun 2012-2014

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 ii


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

RINGKASAN EKSEKUTIF

S
ebagai wujud implementasi dari Peraturan Menteri Negara Badan Usaha
Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, maka menjadi kewajiban bagi
BUMN untuk menerapkan good corporate governance secara konsisten dalam
kegiatan operasional perusahaan.

Penerapan praktik-praktik GCG merupakan salah satu langkah penting bagi


PT Perkebunan Nusantara III (Persero) untuk meningkatkan dan memaksimalkan
nilai perusahaan (corporate value), mendorong pengelolaan perusahaan yang
profesional, transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil sehingga
dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada Pemegang Saham, Dewan
Komisaris, mitra bisnis, serta pemangku kepentingan lainnya.

Aspek-aspek pengujian penerapan GCG mencakup : Komitmen Terhadap


Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan, Pemegang
Saham dan RUPS, Dewan Komisaris, Direksi, Pengungkapan dan Keterbukaan
Informasi, dan Faktor lainnya.

Laporan hasil evaluasi penerapan GCG ini juga memuat rekomendasi perbaikan
atas kelemahan-kelemahan dalam penerapan GCG, yang jika didasari dengan
komitmen yang kuat untuk menindaklanjutinya oleh pihak-pihak terkait sesuai
rekomendasi tersebut, diyakini dapat meningkatkan praktik penerapan GCG yang
mengacu kepada best practices.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: 3.08/SKPTS/16/2015 tanggal


05 Pebruari 2015 perihal Tim Self assessment penerapan GCG PTPN III periode
tahun 2014, evaluasi terhadap penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) tahun 2014 dilakukan sendiri oleh Tim Self Assessment PT Perkebunan

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 iii


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Nusantara III (Persero) yang dilaksanakan tanggal 02 s/d 27 Pebruari 2015.


Penilaian/evaluasi penerapan GCG menggunakan format kertas kerja
penilaian/evaluasi sesuai Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN RI
Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal 06 Juni 2012.

Untuk menghindari kerancuan dalam pemakaian laporan dan pelaksanaan


rekomendasi yang disampaikan perlu dijelaskan bahwa evaluasi penerapan GCG
ini tidak ditujukan untuk membandingkan pencapaian kinerja GCG antara Direksi
dengan Komisaris maupun Pemegang Saham PT Perkebunan Nusantara III
(Persero). Pertimbangannya adalah bahwa masing-masing organ perusahaan
tersebut diukur dengan indikator/parameter tersendiri sesuai dengan struktur dan
proses terbaik atau ideal yang seharusnya berlaku/ada di organ perusahaan
tersebut. Disadari bahwa pada kenyataannya struktur dan pelaksanaan proses
pada satu organ banyak dipengaruhi oleh organ perusahaan lainnya dan/atau oleh
faktor eksternal.

Berdasarkan evaluasi penerapan GCG di PT Perkebunan Nusantara III pada


tahun 2014, disimpulkan bahwa secara keseluruhan kondisi penerapan GCG
memperoleh skor 94,59 dengan kategori Sangat Baik.

Medan, Maret 2015


PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Komisaris Direksi

Joefly J. Bahroeny Bagas Angkasa


Komisaris Utama Direktur Utama

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 iv


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB I SIMPULAN DAN RENCANA TINDAKAN PERBAIKAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor : 3.08/SKPTS/16/2015 tanggal


05 Pebruari 2015 tentang Tim Self Assessment Penerapan GCG PTPN III tahun
buku 2014, evaluasi terhadap penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) tahun 2014 yang terdiri dari 6 (enam) aspek governance, yaitu:
(1) Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara
Berkelanjutan, (2) Pemegang Saham dan RUPS, (3) Dewan Komisaris,
(4) Direksi, (5) Pengungkapan dan Keterbukaan Informasi, dan (6) Faktor lainnya,
dilakukan sendiri oleh Tim self assessment PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) yang dilaksanakan pada tanggal 02 s/d 27 Pebruari 2015.

Hasil evaluasi penerapan Good Corporate Governance (GCG) PT Perkebunan


Nusantara III (Persero) Tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan kondisi penerapan GCG di PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
tahun 2014 mencapai skor 94,59 dari skor maksimal 100 atau 94,59% dengan
kategori Sangat Baik.

Uraian capaian skor GCG dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel Capaian Penerapan GCG Tahun 2014


Bobot Capaian Tahun 2014
No Aspek Penjelasan
Indikator Skor Capaian (%)
I Komitmen Terhadap
Penerapan Tata Kelola
7.00 6,74 96,28 Sangat Baik
Perusahaan yang Baik
Secara Berkelanjutan
II Pemegang Saham dan 9.00 8,33 92,60 Sangat Baik
RUPS
III Dewan Komisaris 35.00 33,61 96,03 Sangat Baik
IV Direksi 35.00 33,88 96,79 Sangat Baik
V Pengungkapan Informasi
9.00 7,66 85,09 Sangat Baik
dan Transparansi
VI Aspek Lainnya 5.00 4,38 87,50 Sangat Baik
Skor Keseluruhan 100.00 94,59 94,59
Klasifikasi Kualitas Penerapan
SANGAT BAIK
GCG

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 1


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Tabel di atas menggambarkan penerapan GCG pada masing-masing aspek


governance di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dengan bobot (best
practices) penerapan GCG. Dari enam aspek pengujian terhadap penerapan GCG
di PT Perkebunan Nusantara III (Persero), capaian tertinggi terdapat pada aspek
Direksi dengan skor 33,88 dengan kategori Sangat Baik dari bobot 35 atau
96,79% dan persentasi capaian terendah terdapat pada aspek Pengungkapan
Informasi dan Transparansi dengan capaian skor 7,66 dengan kategori Sangat
Baik dari bobot 9,00 atau 85,09%.

Kondisi yang masih memerlukan perbaikan oleh organ perseroan adalah sebagai
berikut :

I. Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik


secara Berkelanjutan.
(1) Masih terdapat pejabat yang belum menyampaikan Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN);
(2) Belum ditetapkannya sanksi atas keterlambatan bagi pejabat yang
belum menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN).

II. Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal


(1) RUPS belum secara eksplisit menetapkan Komisaris Independen dalam
SK pengangkatannya;
(2) RUPS belum memberikan pengesahan/persetujuan rancangan RJPP
Periode tahun 2014-2018;
(3) Pedoman penilaian kinerja Direksi masih terbatas secara kolegial,
sedangkan penilaian secara individu belum ditetapkan;
(4) Penilaian kinerja Direksi hanya memuat target secara kolegial belum per
individu Direksi;
(5) Penetapan tantiem/insentif kinerja belum mempertimbangkan kinerja
individu anggota Dewan Komisaris/Direksi;
(6) Masih terdapat area yang belum ditindaklanjuti oleh Organ Pemegang
Saham terhadap hasil asesmen penerapan GCG tahun 2013;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 2


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(7) RUPS belum menetapkan sistem penerimaan laporan mengenai gejala


menurunnya kinerja Direksi/Dewan Komisaris.

III. Dewan Komisaris


(1) Pelaksanaan pelatihan pengembangan Dewan Komisaris belum
terealisasi sesuai dengan program pengembangan Dewan Komisaris,
dan belum menyampaikan hasil pelatihan pengembangan yang
dilaksanakan oleh Dewan Komisaris;
(2) Dewan Komisaris belum melakukan penilaian kinerja Direksi secara
individu;
(3) Laporan hasil penilaian kinerja Direksi yang dilaporkan kepada RUPS
masih secara kolegial belum per individu Direksi;
(4) Dewan Komisaris belum membuat surat pernyataan tidak memiliki
benturan kepetingan;
(5) Dewan Komisaris belum melampirkan Pakta Integritas dalam setiap
usulan tindakan Direksi yang harus mendapat rekomendasi Dewan
Komisaris;
(6) Penataan dan penyediaan dokumentasi di Sekretariat Dewan Komisaris
belum optimal;
(7) Sekretaris Dewan Komisaris belum maksimal dalam membuat risalah
rapat, dan belum seluruhnya selesai diedarkan 7 (tujuh) hari setelah
rapat berakhir.

IV. Direksi
(1) Realisasi pelatihan anggota Direksi belum sesuai dengan rencana kerja
Direksi dan Dewan Komisaris;
(2) Penerapan tata kelola teknologi informasi masih terbatas kepada
pengguna (user), belum diterapkan kepada personil teknologi informasi;
(3) Penerapan SMK3 pada faktor egronomis (tempat duduk, pencahayaan
ruang kerja, suhu dan kelembaban ruang kerja) belum diterapkan dan
diukur kesesuaiannya;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 3


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(4) Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan


terbatas kepada Dewan Komisaris belum disampaikan kepada
Pemegang Saham;
(5) Satuan Pengawasan Intern belum melakukan evaluasi/penilaian atas
efektivitas pengendalian intern pada tingkat entitas;
(6) Perusahaan belum memiliki metode sistematis menggunakan media
sosial dan teknologi berbasis web untuk mendengarkan suara
pelanggan;
(7) Staf auditor SPI belum seluruhnya mendapat sertifikasi profesi dalam
fungsi auditor internal;
(8) Fungsi audit internal penilaian atas program jaminan kualitas dan
peningkatan fungsi audit internal secara keseluruhan belum pernah
dilakukan asesmen oleh auditor independen dalam 5 (lima) tahun
terakhir;
(9) Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan Bagian SPI belum
menggunakan pendekatan risiko (risk based auditing);
(10) Bagian SPI belum mengevaluasi keselarasan kegiatan operasional
dengan sasaran dan tujuan organisasi yang bermanfaat dalam
melaksanakan upaya pencapaian strategi bisnis perusahaan.

V. Keterbukaan Informasi dan Transparansi


(1) PTPN III ikut serta dalam Annual Report Award (ARA) tahun 2014 tetapi
belum sebagai juara;
(2) Perusahaan berpartisipasi dalam Corporate Social Responsibility
(CSR) tetapi belum mendapatkan penghargaan.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 4


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

B. RENCANA TINDAKAN PERBAIKAN (ACTION PLAN)

Upaya untuk memperbaiki kinerja pencapaian praktik-praktik terbaik (best


practices) penerapan GCG, beberapa hal yang direkomendasikan untuk menjadi
prioritas Pemegang Saham/RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi dalam
menindaklanjutinya, adalah sebagai berikut :

1. Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara


berkelanjutan
a) Melaporkan secara berkala pemenuhan kewajiban menyampaikan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi;
b) Menetapkan sanksi atas keterlambatan bagi pejabat yang belum
menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

2. Pemegang Saham dan RUPS


a) Pemegang Saham/RUPS secara eksplisit menetapkan Komisaris
Independen dalam SK pengangkatannya;
b) Pemegang Saham/RUPS memberikan pengesahan Rencana Jangka
Panjang Perusahaan (RJPP) periode 2014-2018 yang diusulkan oleh
Direksi/Dewan Komisaris;
c) Menetapkan pedoman penilaian kinerja Direksi per individu Direksi;
d) Melakukan penilaian kinerja Direksi secara kolegial dan per individu;
e) Menetapan tantiem/insentif kinerja kinerja individu anggota Dewan
Komisaris/Direksi;
f) Menindaklanjuti area yang memerlukan perbaikan pada Organ Pemegang
Saham terhadap hasil asesmen/evaluasi penerapan GCG;
g) RUPS menetapkan sistem penerimaan laporan mengenai gejala
menurunnya kinerja Direksi/Dewan Komisaris.

3. Dewan Komisaris
a) Melaksanakan pelatihan pengembangan Dewan Komisaris sesuai dengan
program pengembangan Dewan Komisaris, dan menyampaikan hasil
pelatihan pengembangan yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris;
Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 5
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

b) Melakukan penilaian kinerja Direksi secara individu, dan melaporkan hasil


penilaian kinerja Direksi secara kolegial dan per individu Direksi kepada
RUPS;
c) Membuat surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan pada awal
pengangkatan yang diperbaharuhi setiap awal tahun;
d) Melampirkan Pakta Integritas Komisaris pada setiap usulan Direksi yang
mensyaratkan rekomendasi Dewan Komisaris sebelum diteruskan kepada
RUPS untuk mendapat persetujuan RUPS/Pemilik modal;
e) Menata dan menyediakan dokumen di Sekretariat Komisaris dengan baik;
f) Sekretaris Dewan Komisaris agar membuat risalah rapat tepat waktu dan
mengedarkan risalah rapat kepada Dewan Komisaris sebelum 7 (tujuh)
hari setelah rapat berakhir.

4. Direksi
a) Pelatihan anggota Direksi direalisasikan sesuai dengan rencana kerja
Direksi dan Dewan Komisaris dan menyampaikan hasil pelatihan yang
diikuti Direksi;
b) Penerapan tata kelola teknologi informasi dapat diterapkan kepada
pengguna (user) dan personil teknologi informasi;
c) Menerapkan dan melakukan pengukuran terhadap faktor egronomis
(tempat duduk, pencahayaan ruang kerja, suhu dan kelembaban ruang
kerja);
d) Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan kepada
Dewan Komisaris dan Pemegang Saham;
e) Satuan Pengawasan Intern melakukan evaluasi/penilaian atas efektivitas
pengendalian intern pada tingkat entitas;
f) Mekanisme penanganan keluhan pelanggan dikelola dengan metode
sistematis menggunakan media sosial dan teknologi berbasis web untuk
mendengarkan suara pelanggan;
g) Meningkatkan pengetahuan dan keahlian staf auditor SPI untuk
mendapatkan sertifikasi profesi yang tepat dengan jenjang jabatan dalam
Fungsi Auditor Internal;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 6


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

h) Melakukan penilaian/evaluasi jaminan kualitas dan peningkatan fungsi


audit internal secara keseluruhan;
i) Menyusun Program Kerja Pengawasan Tahunan Bagian SPI
menggunakan pendekatan risiko (risk based auditing);
j) Muatan hasil evaluasi yang dilakukan bagian SPI dapat memberikan
masukan/ kontribusi dalam upaya pencapaian strategi bisnis perusahaan
sehingga mencerminkan adanya keselarasan kegiatan operasional
terhadap sasaran dan tujuan organisasi.

5. Pengungkapan dan keterbukaan informasi


PT Perkebunan Nusantara III (Persero) berupaya meningkatkan
kualitas/prestasi perusahaan dalam sayembara/perlombaan Annual Report
Award (ARA) dan meningkatkan kualitas perusahaan dalam Corporate Social
Responsibility (CSR).

Uraian selengkapnya hasil evaluasi berikut rekomendasinya dapat dilihat dalam


Bab II Uraian hasil evaluasi.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 7


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB II URAIAN HASIL EVALUASI

A. METODOLOGI DAN PROFIL PERUSAHAAN

1. Pendahuluan

Dalam pengelolaan perusahaan perseroan dibutuhkan kemampuan berkompetisi


dalam memenangkan pasar global. Salah satu perangkat untuk memenangkan
persaingan adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
yang baik (Good Corporate Governance).

Sebagai wujud implementasi dari Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan
yang Baik (Good Corporate Governance), maka menjadi kewajiban bagi BUMN
untuk menerapkan good corporate governance secara konsisten dalam kegiatan
operasional perusahaan.

Penerapan praktik-praktik GCG merupakan salah satu langkah penting bagi


PT Perkebunan Nusantara III (Persero) untuk meningkatkan dan memaksimalkan
nilai perusahaan (corporate value), mendorong pengelolaan perusahaan yang
profesional, transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil sehingga
dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada Pemegang Saham, Dewan
Komisaris, mitra bisnis, serta pemangku kepentingan lainnya.

2. Dasar Hukum
Dasar pelaksanaan evaluasi penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara III
adalah :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
b. Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-09/MBU/2012 tanggal 06 Juli 2012
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/
MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara;
c. Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal
6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas
Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 8
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate


Governance) pada Badan Usaha Milik Negara;
d. Surat Dewan Komisaris Nomor : DK/3.12/05/I/2015 tanggal 22 Januari
2015 perihal Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014;
e. Surat Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Nomor:
3.08/SKPTS/16/2015 tanggal 05 Pebruari 2015 perihal Tim Self
Assessment Penerapan GCG PTPN III periode tahun 2014.

3. Tujuan Evaluasi Penerapan GCG

Tujuan evaluasi penerapan GCG adalah:


a. Mengukur kualitas penerapan GCG perusahaan melalui penilaian tingkat
pemenuhan kriteria GCG dengan kondisi nyata yang diterapkan pada
PT Perkebunan Nusantara III (Persero), dengan pemberian skor/nilai atas
penerapan GCG dan kategori kualitas penerapannya;
b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan penerapan GCG perusahaan,
serta mengusulkan rekomendasi perbaikan untuk mengurangi celah (gap)
antara kriteria GCG dengan penerapan pada PT Perkebunan Nusantara III
(Persero);
c. Memonitor secara berkelanjutan penerapan GCG PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) dan memperoleh masukan untuk penyempurnaan
dan pengembangan kebijakan corporate governance perusahaan.

4. Ruang Lingkup dan Periode Evaluasi

a. Ruang Lingkup Evaluasi GCG


Ruang lingkup pelaksanaan evaluasi penerapan GCG PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) meliputi semua 6 (enam) aspek governance, yaitu:
1) Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Yang Baik secara
Berkelanjutan;
2) Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal;
3) Dewan Komisaris.;
4) Direksi;
5) Pengungkapan Informasi dan Transparansi;
6) Aspek Lainnya.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 9


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

b. Periode Evaluasi GCG


Periode evaluasi penerapan GCG adalah untuk Tahun Buku 2014 yang
dilaksanakan pada tanggal 02 s/d 27 Pebruari 2015.

5. Metodologi Evaluasi Penerapan GCG


Evaluasi penerapan GCG pada tahun 2014 dilakukan dengan metodologi
yang dikembangkan oleh Tim Self Assessement, dengan cara mengevaluasi
kualitas penerapan governance di PTPN III.

Metodologi yang digunakan dalam evaluasi implementasi GCG pada


PT Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah:

1) Pengumpulan Dokumen
a. Reviu Dokumen
Reviu dokumen dilakukan terkait dengan struktur dan proses
governance perusahaan, antara lain: Anggaran Dasar, Code of
Corporate Governance, Code of Conduct, Kebijakan Perusahaan,
Kebijakan Manajemen, Risalah RUPS, Risalah Rapat Komisaris dan
Direksi termasuk Rapat Komite, Laporan Keuangan Tahunan,
Dokumen SPI, dan dokumen lainnya.

b. Kuesioner
Pengisian kuesioner dilakukan untuk memperoleh gambaran persepsi
responden atas implementasi peraturan/sistem/kebijakan/SOP
sebagai bentuk penerapan GCG. Rancangan kuesioner disusun oleh
Tim Self Assessment PTPN III dengan responden sebagai berikut :

Jumlah
Responden Kembali Respon Rate
Kuesioner
Pemegang Saham 1 1 100
Komisaris 5 5 100
Komite Komisaris 2 2 100
Direksi 5 5 100
Manajemen Kunci 22 22 100
Karyawan 60 60 100
Pelanggan/Pemasok 35 35 100
Jumlah 130 130 100

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 10


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

c. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengeksplorasi suatu informasi yang


didapat dari kuesioner, riviu dokumen, dan/atau observasi.

d. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati implementasi dari
peraturan/sistem/kebijakan/SOP terutama yang berkaitan dengan
implementasi GCG, misalnya proses input data dalam aplikasi atau
proses pengamanan aset.

2) Analisis/Pengolahan Data
a. Tabulasi Data
Hasil reviu dokumen, kuesioner, wawancara, dan observasi dianalisis
untuk mendapatkan capaian penerapan GCG per parameter, per
indikator, dan per aspek pengujian serta skor hasil asesmen.

b. Presentasi Hasil Sementara


Hasil reviu dokumen, kuesioner, wawancara, dan observasi
dirangkum dan disimpulkan untuk mendapatkan tingkat pemenuhan
setiap indikator dan faktor-faktor yang diuji kesesuaiannya dalam
penilaian praktik penerapan GCG. Hasil sementara penilaian praktik
penerapan GCG dipaparkan kepada Tim Self Assessment Penerapan
GCG tahun 2014.

6. Rentang Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG

Tingkatan capaian aktual atas penerapan GCG dikategorikan ke dalam lima


kelompok predikat, yaitu: Sangat Baik, Baik, Cukup Baik, Kurang Baik dan
Tidak Baik dengan penjelasan sebagai berikut:

Rentang Klasifikasi Kualitas


Tingkat Predikat
Penerapan GCG
1 Nilai di atas 85 Sangat Baik
2 75 < Skor 85 Baik
3 60 < Skor 75 Cukup Baik
4 50 < Skor 60 Kurang Baik
5 Skor 50 Tidak Baik

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 11


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

7. Profil Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 08 tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996 tentang
peleburan persero PT Perkebunan III, IV, V menjadi PT Perkebunan
Nusantara III (Persero). PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan
dengan Akte Notaris Harun Kamil SH. Nomor 36 tanggal 11 Maret 1996 dan
telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan Nomor : C2-8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996, yang
dimuat di dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 81 tanggal
8 Oktober Tahun 1996, tambahan Nomor 8674.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,


terakhir dengan Akta Notaris Nomor 06 tanggal 03 Oktober 2014 yang dibuat
oleh Notaris Nanda Fauz Iwan, SH.,MKN, berkedudukan di Kota Administrasi
Jakarta Selatan, mengenai pernyataan keputusan Pemegang Saham PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) di luar Rapat Umum Pemegang Saham.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan
perusahaan adalah melakukan usaha dibidang agrobisnis dan agro industri,
serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perusahaan untuk menghasilkan
barang/jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk
mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perusahaan melaksanakan


kegiatan utama sebagai berikut:
1) Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengelolaan
lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemungutan hasil
tanaman, serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan
dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut;
2) Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak
lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk
turunannya;
3) Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai
macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 12


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan, baik hasil


produksi sendiri maupun produksi pihak lain;
4) Pengembangan usaha bidang perkebunan, argo wisata, argo bisnis,
dan argo industri;
5) Selain kegiatan usaha utama tersebut di atas perseroan dapat
melakukan kegiatan usaha dalam rangka optimalisasi pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki untuk :
- Trading house, real state, pergudangan, pariwisata, resor, olah raga
dan rekreasi, rest area, rumah sakit, pendidikan, penelitian,
prasarana telekomunikasi, dan sumber daya energi, jasa penyewaan
dan pengusahaan sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan,
jalan bebas hambatan (tol), pusat perbelanjaan/mall, perpupukan,
jasa konsultasi bidang agro bisnis dan agro industri;
- Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus;
- Pengelolaan Kawasan Industri (Industrial Complex);

PTPN III adalah salah satu dari 14 BUMN Perkebunan yang bergerak dalam
bidang perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan.
Perusahaan memiliki 11 (sebelas) pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah
sebesar 510 ton tandan buah segar (TBS) per jam dan 8 (delapan) pabrik
karet dengan kapasitas olah sebesar 200 ton karet kering per hari. Produk
utamanya antara lain Minyak Kelapa Sawit (CPO), Inti Kelapa Sawit (Kernel),
dan karet. Kegiatan Perusahaan antara lain mencakup budidaya dan
pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Modal perusahaan ditetapkan
sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 189/
KMK.016/ 1996 tanggal 11 Maret 1996, dengan kepemilikan 100%
Pemerintah Republik Indonesia.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki 4 (empat) Anak perusahaan,


4 (empat) perusahaan asosiasi, 4 (empat) penyertaan jangka panjang serta
1 (satu) Kerja Sama Operasional (KSO) yang bergerak dalam bidang usaha
Industri Ikutan Kelapa Sawit, Karet, Kayu sintesis, Pergudangan,
perdagangan serta Riset. Dengan uraian klasifikasi usaha serta kepemilikan
saham/modal sebagai berikut :

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 13


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Tabel Uraian klasifikasi usaha serta kepemilikan saham/modal

Saham
No Nama Perusahaan Kegiatan Usaha
Rp (juta) %
A. Anak Perusahaan
1 PT Industri Karet Nusantara Indiustri Hilir Karet. 114.774 99,99%
(PT IKN)
2 PT ESW Nusantara Tiga Industri Pengolahan 19.571 74,11%
dan Pemasaran
Serbuk Batang
Kelapa Sawit
3 JIC Wood Company Limited. Industri panel USD 1.800.000 60,00%
board/kayu sintetis
B. Perusahaan Asosiasi
1 PT Perkebunan Mitra Ogan. Pertanian dan 35.130 26,42%
Perkebunan serta
Perdagangan dan
Distribusi
PT Tiga Mutiara Nusantara Pengolahan Kayu 3.654 30,00%
2 Karet
3 PT Sarana Agro Nusantara Jasa pompa dan jasa 11.662 45,00%
Gudang
4 PT Bio Industri Nusantara Pupuk hayati 1.925 25,00%
C. Penyertaan Jangka Panjang Lainnya
1 Indoham Hamburg Perdagangan Euro 14.350 5,60%
2 PT Bursa Berjangka Jakarta Investasi 400 3,45%
3 PT Kharisma Pemasaran Pemasaran produk 9.541 39,92%
Bersama Nusantara PTPN
4 PT Riset Perkebunan Riset 50 6,66%
Nusantara
D. Kerjasama Operasional
PT Perkebunan Nusantara I Perkebunan Kelapa - -
(Persero) Langsa. Sawit dan Karet
D Kerjasama Operasional
a. Visi dan Misi Perusahaan
Rumusan visi dan misi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah
sebagai berikut :

"Visi Perusahaan"

Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan


melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.

"Misi Perusahaan"

(1) Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara


berkesinambungan;
(2) Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 14


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(3) Memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan


mengembangkannya secara optimal;
(4) Menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik
bagi investor;
(5) Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis;
(6) Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam
Pengembangan Komunitas;
(7) Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan
lingkungan.

b. Kegiatan Pokok Perusahaan


Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan
perusahaan adalah melakukan usaha di bidang agrobisnis dan agro
industri, serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perusahaan untuk
menghasilkan barang/jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat.

c. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris

Perubahan susunan dan struktur Dewan Komisaris berdasarkan


Surat Keputusan Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang
Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara
III Nomor: SK-383/MBU/2013 tanggal 21 November 2013, maka
susunan Dewan Komisaris sebagai berikut :

- Komisaris Utama : Joefly J. Bahroeny


- Anggota Komisaris : Heri Sebayang
- Anggota Komisaris : Sardan Marbun
- Anggota Komisaris : Dahlan Harahap
- Anggota Komisaris : S. Bhudisantoso

Dalam rangka pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate


governance), pada tahun 2013 perusahaan melakukan
pemberhentian dan pengangkatan ketua dan anggota-anggota
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko berdasarkan Surat
Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 15
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Keputusan Dewan Komisaris Nomor : KEP-06/DK/XII/2013 tanggal


11 Desember 2013, KEP-07/DK/XII/2013 tanggal 30 Desember
2013, KEP-03/DK/VIII/2014 tanggal 18 Agustus 2014, dan
KEP-04/DK/XI/2014 tanggal 01 Nopember 2014, dengan susunan
sebagai berikut :

Komite Audit
- Ketua merangkap anggota : Dahlan Harahap
- Anggota : Syamsuddin Lubis
- Anggota : Sumantri Slamet

Komite Pemantau Risiko


- Ketua merangkap anggota : Sardan Marbun
- Anggota : Afrah Yusren

Susunan Direksi

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor:


SK-233/MBU/2013 tanggal 22 Mei 2013, SK-402/MBU/2013 tanggal
27 Nopember 2013, dan SK-485/MBU/09/2014 tanggal 16 September
2014, susunan Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah
sebagai berikut :

- Direktur Utama : Bagas Angkasa


- Direktur SDM & Umum : Harianto
- Direktur Produksi : Tengku Syahmi Johan
- Direktur Keuangan : Erwan Pelawi
- Direktur Pemasaran &
Perencanaan Pengembangan : Alexander Maha

Terkait dengan efektifitas dan orientasi kerja, pada tahun 2014


Dewan Komisaris melakukan rapat intern sebanyak 11 kali dan rapat
bersama Direksi sebanyak 13 kali. Frekuensi kehadiran Dewan
Komisaris dalam rapat adalah sebagai berikut :

a. Rapat Dewan Komisaris


Rapat intern Dewan Komisaris :

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 16


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Jumlah Jumlah
Nama Jabatan Persen
Rapat Kehadiran
Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama 11 11 100
Heri Sebayang Komisaris 11 10 91
Sardan Marbun Komisaris 11 9 82
Dahlan Harahap Komisaris 11 8 73
S. Bhudisantoso Komisaris 11 11 100
Rapat bersama Dewan Komisaris dengan Direksi :

Jumlah Jumlah
Nama Jabatan Persen
Rapat Kehadiran
Dewan Komisaris
Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama 13 13 100
Heri Sebayang Komisaris 13 10 77
Sardan Marbun Komisaris 13 12 92
Dahlan Harahap Komisaris 13 13 100
S. Bhudisantoso Komisaris 13 12 92
Direksi
Bagas Angkasa Direktur Utama 13 13 100
T. Syahmi Johan Direktur Produksi 13 11 92
Erwan Pelawi Direktur Keuangan 13 11 85
Harianto Direktur SDM & Umum 12 12 100
Alexander Maha Direktur Pemasaran & 4 4 100
Perencanaan Pengembangan

b. Rapat Direksi

Terkait dengan efektifitas dan orientasi kerja, pada tahun 2014


Direksi melakukan rapat intern sebanyak 11 kali. Frekuensi kehadiran
Direksi dalam rapat adalah sebagai berikut :

Jumlah Jumlah
Nama Jabatan Persen
Rapat Kehadiran
Bagas Angkasa Direktur Utama 11 10 91
T. Syahmi Johan Direktur Produksi 11 9 82
Erwan Pelawi Direktur Keuangan 11 11 100
Harianto Direktur SDM & Umum 11 8 73
Alexander Maha Direktur Pemasaran & 2 2 100
Perencanaan Pengembangan

8. Sejarah Umum

PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah


satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak
dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan
pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah
Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet.
Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 17
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

1958
Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan-
perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI yang dikenal
sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi
Perseroan Perkebunan Negara (PPN).

1968
Perseroan Perkebunan Negara (PPN) direstrukturisasi menjadi beberapa
kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP).

1974
Bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero). Guna
meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN.
Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan
melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan
perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan
manajemen.

1994
3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero),
PT Perkebunan IV (Persero) dan PT Perkebunan V (Persero) pengelolaannya
ke dalam satu manajemen.

1996
Melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996,
ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun
Kamil, SH, No . 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-
8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.
8674 Tahun 1996.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 18


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

9. Data Keuangan

Kondisi keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) 3 (tiga) tahun


terakhir menunjukkan/mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat pada total
aktiva sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami kenaikan.

Laba yang diperoleh perusahaan kondisinya berfluktuasi yaitu mengalami


kenaikan dari tahun 2012, mengalami penurunan pada tahun 2013 dan
kembali naik pada tahun 2014. Penurunan laba pada tahun 2013 terutama
disebabkan turunnya nilai penjualan dan peningkatan beban pokok
penjualan.

Penurunan nilai penjualan disebabkan antara lain oleh masih melemahnya


permintaan pasar akibat gejolah politik dan moneter disejumlah negara tujuan
ekspor serta harga minyak mentah di pasar dunia yang berfluktuas i.
Sedangkan peningkatan beban pokok penjualan disebabkan biaya
administrasi dan umum Kantor Direksi dan Kebun tidak dapat dikapitalisasi
ke aset Tanaman Belum Menghasilkan (TBM).

Rincian lebih lanjut dari kondisi keuangan PTPN III (Persero) untuk 3 (tiga)
tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran III.

B. URAIAN HASIL EVALUASI GCG

Tim self assessment penerapan GCG PTPN III telah melakukan evaluasi terhadap
penerapan GCG di PTPN III tahun 2014 meliputi 6 (enam) aspek governance.
Evaluasi penerapan GCG dilaksanakan berdasarkan metode dan prosedur sesuai
Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN RI Nomor : SK-16/S.MBU/2012
tanggal 06 Juni 2012.

Aspek yang dinilai terangkum dalam 43 indikator, 153 parameter, 572 sub
parameter, dan faktor-faktor yang diuji kesesuaian penerapannya dalam setiap
parameter/indikator. Keenam aspek penerapan GCG yang dinilai mencakup :
(1) Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara
berkelanjutan, (2) Pemegang Saham dan RUPS, (3) Dewan Komisaris, (4) Direksi,
(5) Pengungkapan dan keterbukaan informasi, dan (6) Faktor lainnya.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 19


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Dari hasil evaluasi penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tahun
2014 secara umum berpredikat Sangat Baik (dari lima kemungkinan tingkatan,
yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik) dengan capaian
skor aktual 94,59 dari skor maksimal 100.

Capaian skor aktual tersebut merupakan gabungan dari capaian-capaian skor


aktual dari keenam aspek governance, mencakup :

Bobot Capaian Tahun 2014


No Aspek Governance Capaian Penjelasan
Indikator Skor
(%)
I Komitmen Terhadap Penerapan 7.00 6.74 96.28 Sangat Baik
Tata Kelola Perusahaan yang
Baik Secara Berkelanjutan
II Pemegang Saham dan RUPS 9.00 8.33 92.60 Sangat Baik
III Dewan Komisaris 35.00 33.61 96.03 Sangat Baik
IV Direksi 35.00 33.88 96.79 Sangat Baik
V Pengungkapan Informasi dan 9.00 7.66 85.09 Sangat Baik
Transparansi
VI Aspek Lainnya 5.00 4.38 87.50 Sangat Baik
Skor Keseluruhan 100.00 94.59 94.59
Klasifikasi Kualitas Penerapan
SANGAT BAIK
Good Corporate Governance
Rincian skor masing-masing aspek per indikator disajikan pada lampiran 2.

Dari enam aspek pengujian terhadap penerapan GCG di PTPN III pada tahun
2014, persentase capaian tertinggi terdapat pada aspek Direksi sebesar 96,79%,
dan terendah terdapat pada aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi
sebesar 85,09%.

Uraian hasil evaluasi penerapan GCG di PTPN III yang menunjukkan masing-
masing indikator dan mencerminkan compliance dan mencapai bobot (best
practices) penerapan GCG sebagai berikut :

1. Aspek Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik


secara berkelanjutan

Aspek governance yang terkait dengan Komitmen terhadap penerapan tata


kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan dinilai berdasarkan
6 (enam) indikator yang mencerminkan compliance dan best practice

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 20


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan aspek Komitmen terhadap


penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan adalah :

(1) Perusahaan memiliki pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG
Code) dan pedoman perilaku (code of conduct);
(2) Perusahaan melaksanakan pedoman tata kelola perusahaan yang baik
dan pedoman perilaku secara konsisten;
(3) Perusahaan melakukan pengukuran terhadap penerapan tata kelola
perusahaan yang baik;
(4) Perusahaan melakukan koordinasi pengelolaan dan administrasi
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN);
(5) Perusahaan melaksanakan program pengendalian gratifikasi sesuai
ketentuan yang berlaku;
(6) Perusahaan melaksanakan kebijakan atas sistem pelaporan atas dugaan
penyimpangan pada perusahaan yang bersangkutan (whistleblowing
system).

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap penerapan 6 (enam)


indikator dengan 15 (lima belas) parameter dapat disimpulkan bahwa
penerapan GCG pada aspek Komitmen terhadap penerapan tata kelola
perusahaan yang baik secara berkelanjutan tersebut termasuk dalam kategori
Sangat Baik dengan capaian skor 6,74 dari skor maksimal 7,00 atau
96,28%.

Tingkat pemenuhan seluruh indikator sudah baik (> 75), terlihat dari praktik
sebagai berikut :
1) Perusahaan memiliki pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG
Code) dan pedoman perilaku (code of conduct);

Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara
lain:
(a) Perusahaan memiliki Pedoman Telola Perusahaan yang Baik (GCG
Code) yang ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala.
Perusahaan memiliki pedoman tata kelola perusahaan yang baik,
yaitu Board Manual, Code of Corporate Governance, Code of

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 21


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Conduct, Piagam Komite Audit, Piagam Internal Audit, Piagam


Komite Pemantau Risiko, Piagam Sekretaris Perusahaan, Pedoman
Manajemen Risiko terintegrasi berbasis ISO 31000, Pedoman SPI
berbasis COSO, dan IT Governance berbasis Cobit Framework;
(b) Perusahaan memiliki Pedoman Perilaku yang ditinjau dan
dimutakhirkan secara berkala.

Pedoman tata kelola perusahaan yang baik ditandatangani oleh


Direktur Utama dan Komisaris Utama. Pedoman tata kelola
perusahaan yang baik telah dimutakhirkan secara berkala.

Perusahaan memiliki pedoman perilaku (Code of Conduct) yang


telah direviu sesuai dengan indikator/parameter SK-16/MBU/2012
edisi III tahun 2012 yang ditandatangani oleh Direktur Utama dan
Komisaris Utama;

Pedoman perilaku (Code of Conduct) memuat : (i) pernyataan


komitmen Direksi dan Dewan Komisaris, (ii) nilai-nilai perusahaan
(values), (iii) benturan kepentingan, (vi) pemberian dan penerimaan
hadiah, jamuan, hiburan, dan pemberian donasi, (v) kepedulian
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian, (vi)
kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan dan promosi,
(vii) integritas laporan keuangan, (viii) perlindungan informasi
perusahaan dan integible asset, (ix) informasi orang dalam, (x)
perlindungan harta perusahaan, (xi) kegiatan sosial dan politik, (xii)
etika yang terkait dengan stakeholders, (xiii) Mekanisme penegakan
pedoman perilaku termasuk pelaporan atas pelanggaran, dan (xiv)
pelanggaran dan sanksi;

2) Perusahaan melaksanakan pedoman tata kelola perusahaan yang baik


dan pedoman perilaku secara konsisten.

Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara
lain:

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 22


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(a) Direksi menunjuk seorang anggota Direksi sebagai penanggung


jawab dalam penerapan dan pemantauan Tata Kelola Perusahaan
yang Baik.
Direktur Pemasaran & Perencanaan Pengembangan ditunjuk
sebagai penanggungjawab dalam penerapan dan pemantauan tata
kelola perusahaan yang baik, tugas Direksi yang ditunjuk meliputi :
menyusun program kerja, memantau penerapan tata kelola
perusahaan, dan melaporkan hasil monitoring/evaluasi kepada
RUPS dan Dewan Komisaris;

(b) Perusahaan menciptakan situasi kondusif untuk melaksanakan


Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code) dan
Pedoman Perilaku.

PTPN III memiliki panduan/kebijakan tambahan terhadap penerapan


tata kelola perusahaan yang baik dan telah disosialisasikan kepada
Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan;

Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh Karyawan berkomitmen


menerapkan pedoman perilaku (Code of Conduct) dan secara
berkala menandatangani Pernyataan Kepatuhan.

3) Perusahaan melakukan pengukuran terhadap penerapan tata kelola


perusahaan yang baik.

Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara
lain:
(a) Perusahaan melakukan assessment terhadap pelaksanaan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik dan reviu secara berkala.
Perusahaan secara berkala melakukan pengukuran penerapan
GCG, baik assessment maupun evaluasi dan hasilnya dilaporkan ke
dalam laporan tahunan perusahaan;

(b) Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik menjadi salah satu
unsur Key Performance Indicator (KPI) perusahaan dan dituangkan
ke dalam kontrak manajemen.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 23


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

4) Perusahaan melakukan koordinasi pengelolaan dan administrasi Laporan


Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN);

Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara
lain:
(a) Perusahaan memiliki kebijakan tentang kepatuhan pelaporan harta
kekayaan penyelenggara negara bagi Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas, Direksi dan pejabat satu tingkat di bawah Direksi.

Terdapat Pedoman pengelolaan LHKPN yang disyahkan oleh


Komisaris Utama dan Direktur Utama. Pengelolaan terhadap
kepatuhan dan penyampaian LHKPN diatur dalam Surat Edaran No.
3.08/SE/440/2011 tgl. 24 Oktober 2011 tentang laporan harta
kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). Sesuai Surat Keputusan
Direksi No. SKPTS/3.08/06/ 2009, tentang penghunjukan koordinator
pengelolaan dan user aplikasi LHKPN;

(b) Penyelenggara Negara/Wajib Lapor memahami kebijakan/SOP


tentang kepatuhan pelaporan harta kekayaan penyelenggara
negara.

Kewajiban melaporkan LHKPN didukung dengan Surat Edaran


tentang LHKPN didistribusikan kepada seluruh bagian yang
dilengkapi dengan bukti sosialisasi dan bimbingan teknis tentang
LHKPN kepada pegawai terkait;

(c) Perusahaan melaksanakan kebijakan/SOP tentang kepatuhan


pelaporan harta kekayaan Penyelenggara Negara.

Pemberian teguran/sanksi terhadap pejabat yang belum


menyampaikan LHKP dituangkan melalui Memorandum
3.08/MO/1333/2014 tanggal 17 September 2014 tentang LHKPN
dan Contoh Surat Teguran bagi pejabat yang tidak mengirimkan
LHKPN di Tahun Buku 2013/2014.

Sedangkan area of improvement yang masih terdapat dalam cakupan


indikator ini yaitu :

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 24


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

- Masih terdapat pejabat yang belum menyampaikan Laporan Harta


Kekayaaan Penyelenggara Negara (LHKPN);
- Perusahaan belum menetapkan sanksi atas keterlambatan bagi
pejabat yang belum menyampaikan Laporan Harta Kekayaaan
Penyelenggara Negara (LHKPN);

Kepada Direksi direkomendasikan:

- Pejabat satu tingkat di bawah Direksi agar menyampaikan Laporan


Harta Kekayaaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada koordinator
pengelolaan LHKPN untuk selanjutnya dilaporkan kepada Komisi
Pembrantasan Korupsi (KPK) ;
- Perusahaan menetapkan sanksi atas keterlambatan bagi pejabat yang
belum menyampaikan Laporan Harta Kekayaaan Penyelenggara
Negara (LHKPN);

5) Perusahaan melaksanakan program pengendalian gratifikasi sesuai


ketentuan yang berlaku.

Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara
lain:
(a) Perusahaan memiliki ketentuan/kebijakan tentang Pengendalian
Gratifikasi.
Perusahaan memiliki Pedoman Pengendalian Gratifikasi yang
meliputi komitmen Dewan Komisaris dan Direksi dalam mematuhi
ketentuan-ketentuan tentang gratifikasi, menetapkan unit/struktur
yang ditugaskan mengelola gratifikasi, menetapkan mekanisme
pelaporan gratifikasi, pemantauan atas pelaksanaan dan sanksi atas
penyimpangan ketentuan gratifikasi.

(b) Perusahaan melaksanakan upaya untuk meningkatkan pemahaman


terhadap kebijakan/ketentuan Pengendalian Gratifikasi.
Perusahaan melaksanakan upaya untuk meningkatkan pemahaman
terhadap kebijakan/ketentuan Pengendalian Gratifikasi, antara lain
melalui komunikasi dan sosialisasi/diseminasi tentang Pengendalian
Gratifikasi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan
Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 25
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

perusahaan, pendistribusian pedoman/ketentuan dan perangkat


pengendalian Gratifikasi ke seluruh lingkungan perusahaan, Tingkat
pemahaman Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan telah memadai
terhadap kebijakan Pengendalian Gratifikasi serta cakupan
Pengendalian Gratifikasi sampai kepada stakeholder perusahaan.
(c) Perusahaan mengimplementasikan Pengendalian Gratifikasi
Perusahaan mengimplementasikan Pengendalian Gratifikasi; antara
lain melalui kegiatan pengelolaan gratifikasi yang sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku, pelaporan tentang pengendalian
gratifikasi.

6) Perusahaan melaksanakan kebijakan atas sistem pelaporan atas dugaan


penyimpangan pada perusahaan yang bersangkutan (whistleblowing
system).

Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara
lain:
(a) Perusahaan memiliki kebijakan tentang pelaporan atas dugaan
penyimpangan pada perusahaan (whistleblowing system);
(b) Perusahaan melaksanakan kegiatan untuk memberikan pemahaman
atas kebijakan pelaporan atas dugaan penyimpangan (whistle
blowing system).
Perusahaan melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada stakeholders
dan karyawan perusahaan untuk memberikan pemahaman atas
kebijakan pelaporan atas dugaan penyimpangan (whistleblowing
system);
(c) Perusahaan melaksanakan kebijakan tentang pelaporan atas
dugaan penyimpangan pada perusahaan (whistle blowing system).
- Perusahaan melaksanakan kebijakan tentang pelaporan atas
dugaan penyimpangan pada perusahaan (whistleblowing system),
tercermin dari penyediaan sarana/media perusahaan yang
memadai untuk mendukung pelaksanaan kebijakan
whistleblowing system;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 26


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

- Terdapat pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap


pelaksanaan kebijakan whistle blowing secara berkala.

2. Aspek Pemegang Saham dan RUPS

Aspek governance yang terkait dengan Pemegang Saham dan RUPS dinilai
berdasarkan 6 (enam) indikator yang mencerminkan compliance dan best
practice penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan aspek Pemegang
Saham dan RUPS adalah :

1) RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian Direksi


2) RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris
3) RUPS memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga
kepentingan usaha perusahaan dalam jangka panjang dan jangka pendek
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar
4) RUPS memberikan persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan
laporan keuangan serta tugas pengawasan Dewan Komisaris sesuai
peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar
5) RUPS mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil serta
dapat dipertanggungjawabkan
6) Pemegang saham melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap penerapan 6 (enam)


indikator dan 15 (lima belas) parameter dapat disimpulkan bahwa penerapan
GCG pada aspek Pemegang Saham dan RUPS tersebut termasuk dalam
kategori Sangat Baik dengan capaian skor 8,33 dari skor maksimal 9,00 atau
92,60%.

Tingkat pemenuhan seluruh indikator sudah baik (> 75), terlihat dari praktik
sebagai berikut :
1) Pemegang Saham/RUPS menetapkan pedoman pengangkatan dan
pemberhentian Direksi;

Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini adalah
sebagai berikut:
Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 27
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(a) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pedoman


pengangkatan dan pemberhentian Direksi.
Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pedoman
pengangkatan dan pemberhentian Direksi dalam Peraturan Menteri
BUMN Nomor: PER-03/MBU/02/2015 tentang Tata persyaratan, tata
cara pengangkatan, dan pemberhentian Direksi BUMN;
(b) Pemegang Saham/RUPS/Pernilik Modal melaksanakan penilaian
terhadap calon anggota Direksi.
(c) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pengangkatan
anggota dan komposisi Direksi.
(d) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pengaturan
mengenai rangkap jabatan bagi anggota Direksi.
Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pengaturan
mengenai rangkap jabatan bagi anggota Direksi dalam Peraturan
Menteri BUMN No. PER-03/MBU/02/2015 tentang Tata persyaratan,
tata cara pengangkatan, dan pemberhentian Direksi BUMN;
(e) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal memberhentikan anggota
Direksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(f) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal memberikan respon
terhadap lowongan jabatan dan/atau pemberhentian sementara
Direksi oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.

2) RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris.

Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini adalah
sebagai berikut:
(a) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pedoman
pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas.
RUPS memiliki pedoman pengangkatan dan pemberhentian anggota
Dewan Komisaris yang diatur dalam peraturan Menteri BUMN No.
PER-19/MBU/10/2014 tentang Persyaratan dan tata cara
pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris BUMN;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 28


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(b) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal melaksanakan penilaian


terhadap calon anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.
Penilaian calon anggota Dewan Komisaris ditetapkan dalam
ketentuan perundang-undangan di bidang BUMN (penilaian
terhadap persyaratan formal, materiil dan persyaratan lainnya),
(c) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pengangkatan
anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan komposisinya.
(d) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pengaturan
mengenai rangkap jabatan bagi anggota Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas.
(e) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal memberhentikan anggota
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Namun demikian masih terdapat area of improvement yang tercakup


dalam indikator ini yang memerlukan penyempurnaan/perbaikan agar
mencapai kondisi best practice, RUPS belum secara eksplisit
menetapkan Komisaris independen dalam SK pengangkatannya.

Kepada RUPS/Pemilik Modal direkomendasikan agar secara eksplisit


menetapkan Komisaris independen dalam SK pengangkatannya.

3) RUPS memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga


kepentingan usaha perusahaan dalam jangka panjang dan jangka pendek
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar.

Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini adalah
sebagai berikut:
(a) Pemegang Saham/RUPS memberikan pengesahan Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan (RKAP);
(b) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal memberikan persetujuan/
keputusan atas usulan aksi korporasi yang perlu mendapat
persetujuan/keputusan RUPS/Pemilik Modal.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 29


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Namun demikian masih terdapat area of improvement yang tercakup


dalam indikator ini yang memerlukan penyempurnaan/perbaikan agar
mencapai kondisi best practice:

RUPS belum memberikan pengesahan/persetujuan rancangan Rencana


Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) periode tahun 2014-2018.

Kepada RUPS/Pemilik Modal direkomendasikan memberikan


pengesahan/persetujuan rancangan Rencana Jangka Panjang
Perusahaan (RJPP) periode tahun 2014-2018.

4) RUPS memberikan persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan


laporan keuangan serta tugas pengawasan Dewan Komisaris sesuai
peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar.
(a) RUPS menetapkan gaji/honorarium, tunjangan, fasilitas dan
tantiem/insentif kinerja untuk Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas;
(b) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan auditor
eksternal yang mengaudit Laporan Keuangan perusahaan yang
ditetapkan dalam RUPS Laporan Tahunan Tahun 2013;
(c) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal memberikan persetujuan
laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta
tugas pengawasan Dewan Komisaris;
(d) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal memberikan persetujuan
laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta tugas
pengawasan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas;
Laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris termasuk yang
disetujui dalam keputusan RUPS Laporan Tahunan Tahun buku
2013.
(e) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan penggunaan
laba bersih;
(f) Pengesahan terhadap Laporan Tahunan dan persetujuan terhadap
Laporan Keuangan dilaksanakan tepat waktu.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 30


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Namun demikian masih terdapat area of improvement yang tercakup


dalam indikator ini yang memerlukan penyempurnaan agar mencapai
best practice, yakni:
- Pedoman penilaian kinerja Direksi masih terbatas untuk penilaian
secara kolegial, sedangkan pedoman penilaian secara individual
belum ditetapkan.
- Penetapan tantiem/insentif kinerja belum mempertimbangkan kinerja
individual anggota Direksi/Komisaris.

Kepada RUPS/Pemegang Saham direkomendasikan agar menetapkan


pedoman penilaian kinerja Direksi secara individual serta pemberian
tantiem/ insentif kerja berdasarkan kinerja individual.

5) RUPS mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil serta
dapat dipertanggungjawabkan;
(a) RUPS mengambil keputusan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan di bidang Perseroan Terbatas tentang Perseroan Terbatas
dan/atau anggaran dasar perusahaan sehingga menghasilkan
keputusan yang sah;

Mekanisme pengambilan keputusan RUPS mengacu pada ketentuan


UU dan peraturan Menteri BUMN. Dasar keputusan RUPS selalu
mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Komisaris serta kajian
bisnis dan legal oleh Direksi.
(b) RUPS mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil.

6) Pemegang saham melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik


sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini adalah
sebagai berikut:
(a) Pemegang Saham/Pemilik Modal memberikan arahan/pembinaan
penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik kepada Direksi dan
Dewan Komisaris;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 31


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(b) Pemegang Saham/Pemilik Modal tidak mencampuri kegiatan


operasional perusahaan yang menjadi tanggung jawab Direksi.

Sedangkan area of improvement yang memerlukan penyempurnaan agar


indikator ini mencapai kondisi best practice adalah :
- Masih terdapat area yang belum ditindak lanjuti oleh Organ Pemegang
Saham terhadap hasil asesmen GCG tahun 2013;
- RUPS/Pemilik Modal belum menetapkan sistem penerimaan laporan
mengenai gejala penurunan kinerja dari Direksi dan/atau Dewan
Komisaris; misalnya pada saat terjadi kejadian luar biasa terdapat
penurunan kinerja korporasi yang signifikan, maka ada laporan Direksi
dan Komisaris yang disampaikan kepada Pemegang Saham dan
langkah-langkah perbaikan yang diambil Komisaris sesuai dengan
kewenangannya.

Kepada RUPS/Pemegang Saham direkomendasikan :


- Menindaklanjuti area-area yang memerlukan perbaikan hasil
asesmen/evaluasi penerapan GCG yang dilaksanakan oleh auditor
eksternal/internal PTPN III;
- Menetapkan pedoman/sistem penerimaan laporan mengenai gejala
penurunan kinerja yang harus disampaikan Direksi dan atau
Komisaris.

3. Aspek Dewan Komisaris

Aspek governance yang terkait dengan Dewan Komisaris dinilai berdasarkan


12 (dua belas) indikator yang mencerminkan compliance dan best practice
penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan aspek Dewan Komisaris
adalah :

(1) Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara


berkelanjutan;
(2) Dewan Komisaris melakukan pembagian tugas dan menetapkan faktor-
faktor yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas Dewan
Komisaris;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 32


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(3) Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RJPP dan


RKAP yang disampaikan oleh Direksi;
(4) Dewan Komisaris memberikan arahan terhadap Direksi atas
implementasi rencana dan kebijakan perusahaan;
(5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap Direksi atas
implementasi rencana dan kebijakan perusahaan;
(6) Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan pengelolaan anak perusahaan/perusahaan patungan;
(7) Dewan Komisaris dalam pencalonan anggota Direksi, menilai kinerja
direksi (individu dan kolegial) dan mengusulkan tantiem/insentif kinerja
sesuai ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan kinerja direksi;
(8) Dewan Komisaris melakukan tindakan terhadap potensi benturan
kepentingan yang menyangkut dirinya;
(9) Dewan Komisaris memantau dan memastikan bahwa prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik telah diterapkan secara efektif dan
berkelanjutan;
(10) Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris yang efektif
dan menghadiri rapat tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
(11) Dewan Komisaris memiliki Sekretaris Dewan Komisaris untuk mendukung
tugas kesekretariatan Dewan Komisaris;
(12) Dewan Komisaris memiliki komite Dewan Komisaris yang efektif.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap penerapan 12 (dua


belas) indikator dan 43 (empat puluh tiga) parameter dapat disimpulkan
bahwa penerapan GCG pada aspek Dewan Komisaris termasuk dalam
kategori Sangat Baik dengan capaian skor 33,61 dari skor maksimal 35,00
atau 96,03%.

a. Indikator yang dinilai sudah baik (> 75), terlihat dalam pelaksanaan
praktik sebagai berikut:

1) Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara


berkelanjutan;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 33


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(a) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang baru diangkat mengikuti


program pengenalan yang diselenggarakan oleh perusahaan.
Pada tahun 2014 tidak ada pengangkatan anggota Dewan Komisaris
baru.
(b) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melaksanakan program
pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi anggota Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas sesuai kebutuhan.
Program pelatihan anggota Dewan Komisaris tertuang dalam
Rencana Kerja Dewan Komisaris tahun 2014.

Sedangkan area of improvement yang memerlukan penyempurnaan agar


mencapai best practice, sebagai berikut :

Pelaksanaan pelatihan pengembangan Dewan Komisaris belum


terealisasi sesuai dengan program pengembangan Dewan Komisaris, dan
belum ada laporan hasil pelatihan pengembangan yang dilaksanakan
oleh Dewan Komisaris.

Kepada Dewan Komisaris direkomendasikan agar melaksanakan


pelatihan pengembangan Dewan Komisaris sesuai dengan program
pengembangan Dewan Komisaris, dan menyampaikan hasil pelatihan
pengembangan yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris.

2) Dewan Komisaris melakukan pembagian tugas dan menetapkan faktor-


faktor yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas Dewan
Komisaris;
(a) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memiliki kebijakan dan
melaksanakan pembagian tugas diantara anggota Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas.
Pelaksanaan kegiatan Dewan Komisaris berdasarkan bidang-bidang
tugas masing-masing anggota Dewan Komisaris yang diatur dalam
Rencana Kerja Dewan Komisaris tahun 2014.

(b) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas menetapkan mekanisme


pengambilan keputusan Dewan Komisaris Dewan Pengawas.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 34


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Mekanisme pengambilan keputusan Dewan Komisaris diatur dalam


Board Manual dan Kebijakan Dewan Komisaris.

(c) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas menyusun rencana kerja setiap


tahun yang memuat sasaran/target yang ingin dicapai dan
melaporkan secara tertulis kepada RUPS/Pemilik Modal.

Kebijakan penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan dimuat


dalam kebijakan Dewan Komisaris. Rencana kerja Dewan Komisaris
memuat indikator dan target ukuran keberhasilan serta ditanda
tangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan disampaikan kepada Pemegang Saham

(d) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas mendapatkan akses informasi


perusahaan sesuai kewenangannya.

Kebijakan Dewan Komisaris tentang informasi yang harus


disediakan oleh Direksi diatur dalam kebijakan Dewan Komisaris.
Kebijakan memuat bentuk informasi yang disampaikan secara
berkala/insindentil, standar waktu penyampaian informasi.

3) Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RJPP dan


RKAP yang disampaikan oleh Direksi;
(a) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan persetujuan atas
rancangan RJPP yang disampaikan oleh Direksi.

Kebijakan mekanisme persetujuan terhadap rancangan RJPP


termuat dalam Kebijakan Dewan Komisaris.. Dewan Komisaris
mengevaluasi rancangan RJPP yang diajukan oleh direksi dan
memberikan persetujuan terhadap rancangan RJPP.

(b) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan persetujuan atas


rancangan RKAP yang disampaikan oleh Direksi.

Kebijakan pemberian persetujuan rancangan RKAP termuat dalam


Kebijakan Dewan Komisaris. Evaluasi rancangan RKAP dilakukan oleh
seluruh anggota Dewan Komisaris bersama perangkatnya, dan memberi
saran dan tanggapan rancangan RKAP ke Pemegang Saham.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 35


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

4) Dewan Komisaris memberikan arahan terhadap Direksi atas


implementasi rencana dan kebijakan perusahaan;
(a) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan arahan tentang
hal-hal panting mengenai perubahan lingkungan bisnis yang
diperkirakan akan berdampak besar pada usaha dan kinerja
perusahaan secara tepat waktu dan relevan.
Kebijakan pemantauan perubahan lingkungan bisnis termuat dalam
kebijakan Dewan Komisaris. Respon Dewan Komisaris terhadap isu
perubahan lingkungan bisnis dan permasalahannya dievaluasi
dalam rapat Dewan Komisaris (misalnya isu diluar core bisnis).
(b) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dalam batas kewenangannya,
merespon saran, harapan, permasalahan dan keluhan dan
stakeholders (pelanggan, pemasok, kreditur, dan karyawan) yang
disampaikan langsung kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
ataupun penyampaian oleh Direksi.
Kebijakan dalam merespon saran, permasalah, atau keluhan
stakeholders termuat dalam kebijakan Dewan Komisaris
(c) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan arahan tentang
penguatan sistem pengendalian intern perusahaan.
Dewan Komisaris memiliki kebijakan terhadap pengawasan sistem
pengendalian intern, dan melakukan evaluasi serta memberi arahan
terhadap kebijakan sistem pengendalian intern.
(d) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan arahan tentang
manajemen risiko perusahaan.
Dewan Komisaris memiliki kebijakan memberikan arahan tentang
manajemen risiko, melakukan evaluasi dan memberikan arahan
kualitas penerapan manajemen risiko di perusahaan.
(e) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan arahan tentang
sistem teknologi informasi yang digunakan perusahaan.
Dewan Komisaris melakukan pengawasan kebijakan sistem
teknologi informasi perusahaan, melakukan evaluasi dan memberi
arahan tata kelola teknologi informasi.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 36


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(f) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan arahan tentang


kebijakan dan pelaksanaan pengembangan karir.
(g) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberi arahan tentang
kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).
(h) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan arahan tentang
kebijakan pengadaan dan pelaksanaannya.
(i) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan arahan tentang
kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan kebijakan
tersebut.

5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap Direksi atas


implementasi rencana dan kebijakan perusahaan;
(a) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas mengawasi dan memantau
kepatuhan Direksi dalam menjalankan peraturan perundangan yang
berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga;
(b) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas mengawasi dan memantau
kepatuhan Direksi dalam menjalankan perusahaan sesuai RKAP
dan/atau RJPP;
(c) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan persetujuan atas
transaksi atau tindakan dalam lingkup kewenangan Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas atau RUPS/Pemilik Modal;
(d) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas (berdasarkan usul dari Komite
Audit) mengajukan Calon Auditor Eksternal kepada RUPS/Pemilik
Modal;
(e) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memastikan audit eksternal dan
audit internal dilaksanakan secara efektif serta melaksanakan telaah
atas pengaduan yang berkaitan dengan BUMN yang diterima oleh
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas;
(f) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melaporkan dengan segera
kepada RUPS/Pemilik Modal apabila terjadi gejala menurunnya
kinerja perusahaan serta saran-saran yang telah disampaikan
kepada Direksi untuk memperbaiki permasalahan yanag dihadapi.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 37


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

6) Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan


kebijakan pengelolaan anak perusahaan/perusahaan patungan;

(a) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melaksanakan pengawasan


terhadap kebijakan pengelolaan anak perusahaan/perusahaan
patungan dan pelaksanaannya;

(b) Peran Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dalam pemilihan calon


anggota Direksi dan Dewan Komisaris Anak Perusahaan
perusahaan/perusahaan patungan.

7) Dewan Komisaris dalam pencalonan anggota Direksi, menilai kinerja


direksi (individu dan kolegial) dan mengusulkan tantiem/insentif kinerja
sesuai ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan kinerja direksi;
(a) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas mengusulkan calon anggota
Direksi kepada Pemegang Saham/Pemilik Modal sesuai kebijakan
dan kriteria seleksi yang ditetapkan;
(b) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas menilai Direksi dan melaporkan
hasil penilaian tersebut kepada Pemegang Saham/Pemilik Modal;
(c) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas mengusulkan remunerasi
Direksi sesuai ketentuan yang berlaku dan penilaian kinerja Direksi.

Sedangkan area of improvement yang memerlukan penyempurnaan agar


mencapai best practice, sebagai berikut :

Dewan Komisaris belum melakukan penilaian kinerja Direksi secara


individu, dan hasil penilaian kinerja Direksi yang dilaporkan kepada RUPS
masih secara kolegial belum per individu;

Kepada Dewan Komisaris direkomendasikan agar melakukan penilaian


kinerja Direksi secara individu, dan melaporkan hasil penilaian kinerja
Direksi secara kolegial dan per individu Direksi kepada RUPS.

8) Dewan Komisaris memantau dan memastikan bahwa prinsip-prinsip tata


kelola perusahaan yang baik telah diterapkan secara efektif dan
berkelanjutan;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 38


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(a) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memastikan prinsip-prinsip Tata


Kelola Perusahaan yang Baik telah diterapkan secara efektif dan
berkelanjutan;
(b) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melakukan pengukuran dan
penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.

9) Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris yang efektif


dan menghadiri rapat tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
(a) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memiliki pedoman/tata tertib
Rapat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang memadai;
(b) Rapat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas diadakan secara berkala
sesuai ketentuan yang berlaku dan/atau anggaran dasar;
(c) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya.

10) Dewan Komisaris memiliki Sekretaris Dewan Komisaris untuk mendukung


tugas kesekretariatan Dewan Komisaris;
(a) Sekretariat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memiliki uraian
tugas yang jelas;
(b) Sekretariat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melakukan
administrasi dan penyimpanan dokumen;
(c) Sekretaris Dewan Komisaris/Dewan Pengawas menyelenggarakan
rapat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan rapat/pertemuan
antara Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dengan Pemegang
Saham/Pemilik Modal, Direksi maupun pihak-pihak terkait lainnya;
(d) Sekretaris Dewan Komisaris/Dewan Pengawas menyediakan
data/informasi yang diperlukan oleh Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas dan komite-komite di lingkungan Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas.

Sedangkan area of improvement yang memerlukan penyempurnaan agar


mencapai best practice, sebagai berikut :
- Penataan dan penyediaan dokumentasi di Sekretariat Komisaris
belum optimal;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 39


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

- Sekretaris Dewan Komisaris belum maksimal dalam membuat risalah


rapat Dewan Komisaris, risalah rapat belum seluruhnya selesai dan
diedarkan 7 (tujuh) hari setelah rapat berakhir.

Kepada Dewan Komisaris direkomendasikan :


- Menata dan menyediakan dokumen di Sekretariat Komisaris dengan
baik;
- Sekretaris Dewan Komisaris agar membuat risalah rapat tepat waktu
dan mengedarkan risalah rapat kepada Dewan Komisaris sebelum
7 (tujuh) hari setelah rapat berakhir.

11) Dewan Komisaris memiliki komite Dewan Komisaris yang efektif.


(a) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memiliki Komite Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dan kebutuhan Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas;
(b) Komposisi keanggotaan yang mendukung pelaksanaan fungsi
Komite dan independensi dari masing-masing Komite Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas;
(c) Komite Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memiliki Piagam Komite
Audit dan Piagam Komite Pemantau Risiko dan program kerja
tahunan;
(d) Komite Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melaksanakan
pertemuan rutin sesuai dengan program kerja tahunan serta
melakukan kegiatan lain yang ditugaskan Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas;
(e) Komite Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melaporkan kegiatan
dan hasil penugasan yang diterimanya kepada Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas.

b) Indikator yang dinilai masih memerlukan perbaikan/penyempurnaan


(< 75) adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melakukan tindakan terhadap potensi
benturan kepentingan yang menyangkut dirinya.
Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 40
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Berdasarkan hasil evaluasi terdapat area of improvement yang termasuk


dalam cakupan indikator ini, yaitu sebagai berikut :
- Dewan Komisaris belum membuat surat pernyataan tidak memiliki
benturan kepentingan pada awal pengangkatannya;
- Dalam setiap usulan tindakan Direksi yang harus mendapatkan
rekomendasi dari Dewan Komisaris dan persetujuan RUPS/Pemilik
Modal, Dewan Komisaris belum melampirkan Pakta Integritas sesuai
Keputusan Sekretaris Menteri Negara BUMN Nomor SK-
16/S.MBU/2012 tentang indikator penilaian dan evaluasi atas
penerapan GCG pada BUMN.

Kepada Dewan Komisaris kami rekomendasikan agar :

- Membuat surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan pada


awal pengangkatan yang diperbaharuhi setiap awal tahun;
- Melampirkan Pakta Integritas Komisaris pada setiap usulan Direksi yang
mensyaratkan rekomendasi Dewan Komisaris sebelum diteruskan
kepada RUPS untuk mendapat persetujuan RUPS/Pemilik modal.

4. Aspek Direksi
Aspek governance yang terkait dengan Direksi dinilai berdasarkan 13 (tiga
belas) indikator dan 52 (lima puluh dua) parameter yang mencerminkan
compliance dan best practice penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan
aspek Direksi adalah :
(1) Direksi melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara
berkelanjutan;
(2) Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan tanggung
jawab secara jelas;
(3) Direksi menyusun perencanaan perusahaan;
(4) Direksi berperan dalam pemenuhan target kinerja perusahaan;
(5) Direksi melaksanakan pengendalian operasional dan keuangan terhadap
implementasi rencana dan kebijakan perusahaan;
(6) Direksi melaksanakan pengurusan perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 41


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(7) Direksi melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi perusahaan dan
stakeholders;
(8) Direksi memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan anggota
direksi dan manajemen di bawah direksi;
(9) Direksi memastikan perusahaan melaksanakan keterbukaan informasi
dan komunikasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris dan Pemegang
Saham tepat waktu;
(10) Direksi menyelenggarakan rapat Direksi dan menghadiri rapat Dewan
Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
(11) Direksi menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas dan
efektif;
(12) Direksi menyelenggarakan fungsi sekretaris perusahaan yang
berkualitas dan efektif;
(13) Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai
peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap penerapan 13 (tiga belas


belas) indikator dan 52 (lima puluh dua) parameter dapat disimpulkan bahwa
penerapan GCG pada aspek Direksi termasuk dalam kategori Sangat Baik
dengan capaian skor 33,88 dari skor maksimal 35,00 atau 96,79%.

Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai


berikut :

Indikator yang tingkat pemenuhannya sudah baik, tercermin dalam praktik


sebagai berikut :

1) Direksi melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara


berkelanjutan.
(a) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang baru diangkat mengikuti
program pengenalan yang diselenggarakan oleh perusahaan.
2) Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan tanggung
jawab secara jelas.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 42


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(a) Direksi menetapkan struktur/susunan organisasi yang sesuai dengan


kebutuhan perusahaan.
(b) Direksi menetapkan kebijakan-kebijakan operasional dan standard
operasional baku (SOP) untuk proses bisnis inti (core business)
perusahaan.
(c) Direksi menetapkan mekanisme pengambilan keputusan atas
tindakan perusahaan (corporate action) sesuai ketentuan
perundang-undangan dan tepat waktu.

3) Direksi menyusun perencanaan perusahaan.


(a) Direksi memiliki Rencana Jangka Panjang (RJPP) yang disahkan
oleh RUPS/Pemilik Modal.
(b) Direksi memiliki Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
yang disahkan oleh RUPS/Menteri/Pemilik Modal.
(c) Direksi menempatkan karyawan pada semua tingkatan jabatan
sesuai dengan spesifikasi jabatan dan memiliki rencana suksesi
untuk seluruh jabatan dalam perusahaan.
(d) Direksi memberikan respon terhadap usulan peluang bisnis yang
berpotensi meningkatkan pendapatan perusahaan, penghematan/
efisiensi perusahaan, pendayagunaan aset, dan manfaat lainnya.
(e) Direksi merespon isu-isu terkini dari ekstemal mengenai perubahan
lingkungan bisnis dan permasalahannya, secara tepat waktu dan
relevan.

4) Direksi berperan dalam pemenuhan target kinerja perusahaan.


(a) Direksi melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan RKAP dan
mengambil keputusan yang diperlukan melalui analisis yang
memadai dan tepat waktu.
(b) Direksi menetapkan target kinerja berdasarkan RKAP dan
diturunkan secara berjenjang di tingkat unit, sub unit dan jabatan di
dalam organisasi (struktural) di organisasi.
(c) Direksi melaporkan pelaksanaan sistem manajemen kinerja kepada
DewanKomisaris/Dewan Pengawas.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 43


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(d) Direksi menyusun dan menyampaikan kepada RUPS/Pemilik Modal


tentang usulan insentif kinerja untuk Direksi.
(e) Direksi menerapkan sistem tentang teknologi informasi sesuai
dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
(f) Direksi melaksanakan sistem peningkatan mutu produk dan
pelayanan.
(g) Direksi melaksanakan pengadaan barang dan jasa yang
menguntungkan bagi perusahaan, baik harga maupun kualitas
barang dan jasa tersebut.
(h) Direksi mengembangkan SDM, menilai kinerja dan memberikan
remunerasi yang layak, dan membangun lingkungan SDM yang
efektif mendukung pencapaian perusahaan.
(i) Direksi menerapkan kebijakan pengaturan untuk anak perusahaan
(subsidiary governance) dan/atau perusahaan patungan.

Berdasarkan hasil evaluasi terdapat area of improvement yang termasuk


dalam cakupan indikator ini, yaitu sebagai berikut :

- Penerapan tata kelola teknologi informasi terbatas kepada pengguna


(user), belum diterapkan kepada personil Teknologi Informasi;
- Penerapan SMK3 pada faktor egronomis (tempat duduk,
pencahayaan ruang kerja, suhu dan kelembaban ruang kerja) belum
diterapkan dan diukur kesesuaiannya.

Kepada Direksi direkomendasikan agar:

- Penerapan tata kelola teknologi informasi dapat diterapkan kepada


pengguna (user) dan personil Teknologi Informasi;
- Menerapkan dan melakukan pengukuran terhadap faktor egronomis
(tempat duduk, pencahayaan ruang kerja, suhu dan kelembaban
ruang kerja).

5) Direksi melaksanakan pengendalian operasional dan keuangan terhadap


implementasi rencana dan kebijakan perusahaan.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 44


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(a) Direksi menerapkan kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan


keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku
umum di Indonesia (SAK).
(b) Direksi menerapkan manajemen risiko sesuai dengan kebijakan
yang telah ditetapkan.
(c) Direksi menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern
untuk melindungi mengamankan investasi dan aset perusahaan.
(d) Direksi menindaklanjuti hasil pemeriksaan SPI dan auditor eksternal
(KAP dan BPK).

Berdasarkan hasil evaluasi terdapat area of improvement yang termasuk


dalam cakupan indikator ini, yaitu sebagai berikut :

- Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan


terbatas kepada Dewan Komisaris belum disampaikan kepada
Pemegang Saham
- Satuan Pengawasan Intern belum melakukan evaluasi/penilaian atas
efektivitas pengendalian intern tingkat entitas pada tahun 2014.

Kepada Direksi direkomendasikan agar:

- Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan


kepada Dewan Komisaris dan kepada Pemegang Saham;
- Satuan Pengawasan Intern melakukan evaluasi/penilaian atas
efektivitas pengendalian intern tingkat entitas.

6) Direksi melaksanakan pengurusan perusahaan sesuai dengan peraturan


perundang- undangan yang berlaku dan anggaran dasar.
(a) Direksi menetapkan mekanisme untuk menjaga kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan dan perjanjian dengan pihak ketiga;
(b) Perusahaan menjalankan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga;
(c) Direksi melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi perusahaan
dan stakeholders;
(d) Pelaksanaan hubungan dengan pemasok;
(e) Pelaksanaan hubungan dengan kreditur;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 45


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(f) Pelaksanaan kewajiban kepada Negara;


(g) Pelaksanaan hubungan dengan karyawan perusahaan;
(h) Terdapat prosedur tertulis menampung dan menindaklanjuti keluhan-
keluhan stakeholders;
(i) Upaya untuk meningkatkan nilai pemegang Saham secara konsisten
dan berkelanjutan;
(j) Perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan untuk
mendukung keberlanjutan operasi perusahaan.

Berdasarkan hasil evaluasi terdapat area of improvement yang termasuk


dalam cakupan indikator ini, yaitu sebagai berikut :
- Perusahaan belum memiliki metode sistematis menggunakan media
sosial dan teknologi berbasis web untuk mendengarkan suara
pelanggan.

Kepada Direksi direkomendasikan agar:


- Mekanisme penanganan keluhan pelanggan dikelola dengan metode
sistematis menggunakan media sosial dan teknologi berbasis web
untuk mendengarkan suara pelanggan.

7) Direksi memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan anggota


Direksi dan manajemen di bawah Direksi.
(a) Direksi menetapkan kebijakan tentang mekanisme bagi Direksi dan
pejabat struktural untuk mencegah pengambilan keuntungan pribadi
dan pihak lainnya disebabkan benturan kepentingan;
(b) Direksi menerapkan kebijakan untuk mencegah benturan
kepentingan.

8) Direksi memastikan perusahaan melaksanakan keterbukaan informasi


dan komunikasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan
Pemegang Saham tepat waktu.
(a) Direksi melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada
Pemegang Saham dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 46


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(b) Direksi memberikan perlakukan yang sama (fairness) dalam


memberikan informasi kepada Pemegang Saham/pemilik Modal dan
anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.

9) Direksi menyelenggarakan rapat Direksi dan menghadiri Rapat Dewan


Komisaris/Dewan Pengawas sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
(a) Direksi memiliki pedoman/tata tertib Rapat Direksi, minimal
mengatur etika rapat dan penyusunan risalah rapat, evaluasi tindak
lanjut hasil rapat sebelumnya, serta pembahasan atas arahan/usulan
dan/atau keputusan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas;
(b) Direksi menyelenggarakan Rapat Direksi sesuai kebutuhan, paling
sedikit sekali dalam setiap bulan;
(c) Anggota Direksi menghadiri setiap rapat Direksi maupun rapat
Direksi & Komisaris, jika tidak dapat hadir yang bersangkutan harus
menjelaskan alasan ketidakhadirannya;
(d) Direksi melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan hasil
rapat sebelumnya;
(e) Direksi menindaklanjuti arahan, dan/atau keputusan Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas.

10) Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas dan


efektif.
(a) Perusahaan memiliki Piagam Pengawasan Intern yang ditetapkan
oleh Direksi;
(b) SPI/Fungsi Audit Internal dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung
keberhasilan pelaksanaan tugasnya;
(c) SPI melaksanakan fungsi pengawasan intern untuk memberikan nilai
tambah dan memperbaiki operasional perusahaan.

Berdasarkan hasil evaluasi terdapat area of improvement yang termasuk


dalam cakupan indikator ini, yaitu sebagai berikut :
- Staf auditor SPI belum seluruhnya mendapat sertifikasi profesi
dalam fungsi auditor internal;

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 47


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

- Fungsi audit internal penilaian atas program jaminan kualitas dan


peningkatan fungsi audit internal secara keseluruhan belum pernah
dilakukan asesmen oleh auditor independen dalam 5 (lima) tahun
terakhir;
- Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan Bagian SPI
belum menggunakan pendekatan risiko (risk based auditing);
- Bagian SPI belum mengevaluasi keselarasan kegiatan operasional
dengan sasaran dan tujuan organisasi yang bermanfaat dalam
melaksanakan upaya pencapaian strategi bisnis perusahaan.

Kepada Direksi direkomendasikan agar:


- Staf Auditor SPI memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan
dengan mendapatkan sertifikasi profesi yang tepat dengan jenjang
jabatan dalam Fungsi Auditor Internal;
- Melakukan penilaian/evaluasi jaminan kualitas dan peningkatan
fungsi audit internal secara keseluruhan;
- Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan Bagian SPI
menggunakan pendekatan risiko (risk based auditing);
- Muatan hasil evaluasi yang dilakukan bagian SPI dapat memberikan
masukan/kontribusi dalam upaya pencapaian strategi bisnis
perusahaan sehingga mencerminkan adanya keselarasan kegiatan
operasional terhadap sasaran dan tujuan organisasi.

11) Direksi menyelenggarakan fungsi sekretaris perusahaan yang berkualitas


dan efektif.
(a) Sekretaris Perusahaan dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung
keberhasilan pelaksanaan tugasnya;
(b) Sekretaris perusahaan menjalankan fungsinya;
(c) Direksi mengevaluasi kualitas fungsi sekretaris perusahaan.

12) Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai


peraturan perundang- undangan.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 48


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

(a) Direksi menyelenggarakan RUPS sesuai dengan prosedur yang


ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-
undangan;
(b) Direksi menyediakan akses serta penjelasan lengkap dan informasi
akurat berkenaan dengan penyelenggaraan RUPS agar dapat
melaksanakan hak-haknya berdasarkan anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan hasil evaluasi terdapat area of improvement yang termasuk


dalam cakupan indikator ini, yaitu sebagai berikut :

Realisasi pelatihan anggota Direksi belum sesuai dengan rencana kerja


Direksi dan Dewan Komisaris dan belum menyampaikan hasil pelatihan
yang diikuti anggota Direksi.

Kepada Direksi direkomendasikan agar:


Realisasi pelatihan anggota Direksi sesuai dengan rencana kerja Direksi
dan Dewan Komisaris dan laporan pelatihan yang diikuti Direksi tahun
2014

5. Aspek Pengungkapan dan Keterbukaan Informasi

Aspek governance yang terkait dengan Direksi dinilai berdasarkan 4 (empat)


indikator dan 16 (enam belas) parameter yang mencerminkan compliance dan
best practice penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan aspek
Pengungkapan dan keterbukaan informasi adalah :

(1) Perusahaan menyediakan informasi perusahaan kepada stakeholders;


(2) Perusahaan menyediakan bagi stakeholders akses atas informasi
perusahaan yang relevan, memadai, dan dapat diandalkan secara tepat
waktu dan berkala;
(3) Perusahaan mengungkapkan informasi penting dalam laporan tahunan
dan laporan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
(4)Perusahaan memperoleh penghargaan atau award dalam bidang GCG dan
bidang-bidang lainnya.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 49


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap penerapan 4 (empat)


indikator dan 16 (enam belas) parameter dapat disimpulkan bahwa penerapan
GCG pada aspek Direksi termasuk dalam kategori Sangat Baik dengan
capaian skor 7,66 dari skor maksimal 9,00 atau 85,09%.

Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai


berikut :

a. Indikator yang tingkat pemenuhannya sudah baik (skor >75),


tercermin dalam praktik sebagai berikut :

1) Perusahaan menyediakan informasi perusahaan kepada stakeholders.


(a) Perusahaan menetapkan sistem dan prosedur pengendalian
informasi perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan
informasi perusahaan yang penting.
Perusahaan menyediakan informasi perusahaan kepada
stakeholders. Sistem dan prosedur pengendalian informasi
perusahaan diatur dalam pedoman pengarsipan, PK
pengelolaan informasi, code of conduct;
(b) Website perusahaan mempublikasikan kebijakan dan informasi
penting perusahaan;
(c) Perusahaan menyediakan media lain untuk mengkomunikasikan
kebijakan informasi penting perusahaan.
Perusahaan memiliki media untuk penyediaan informasi publik
yang dapat diakses melalui website: www.ptpn3.co.id dan
www.bumn.ri.com
(d) Informasi yang disediakan dalam website Perusahaan dan
bumn.go.id dimutahirkan secara berkala;
Kebijakan dan pemutakhiran website www.ptpn3.co.id diatur
dalam instruksi kerja dan untuk www.bumn.go.id diatur dalam
instruksi kerja dan surat Keputusan Direksi
(e) Tingkat kemudahan akses terhadap kebijakan dan informasi
penting perusahaan yang disediakan dalam website
perusahaan.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 50


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

2) Perusahaan mengungkapkan informasi penting dalam Laporan


Tahunan dan Laporan Keuangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(a) Laporan Tahunan memenuhi ketentuan umum penyajian
Laporan Tahunan;
(b) Laporan Tahunan memuat mengenai Ikhtisar Data Keuangan
Penting;
(c) Laporan Tahunan memuat Laporan Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas dan Laporan Direksi;
(d) Laporan Tahunan memuat profil perusahaan secara lengkap;
(e) Laporan Tahunan memuat bagian tersendiri mengenai Analisa
dan Pembahasan Manajamen atas Kinerja Perusahaan;
(f) Laporan Tahunan memuat pengungkapan praktik Tata Kelola
Perusahaan yang Baik;
(g) Laporan Tahunan memuat bagian tersendiri mengenai Laporan
Keuangan.

b. Indikator yang penerapannya masih memerlukan perbaikan/


penyempurnaan (skor <75), sebagai berikut :

Berdasarkan evaluasi terdapat faktor atau parameter yang tercakup dalam


indikator ini masih memerlukan perbaikan/penyempurnaan adalah sebagai
berikut:
- PT Perkebunan Nusantara III ikut serta dalam Annual Report Award
(ARA) yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN RI tetapi
belum sebagai pemenang;
- Perusahaan berpartisipasi dalam Corporate Social Responsibility
(CSR) tetapi belum mendapatkan penghargaan.

Kepada Direksi direkomendasikan agar meningkatkan kualitas/prestasi


perusahaan dalam sayembara/perlombaan Annual Report Award (ARA)
dan kualitas perusahaan dalam Corporate Social Responsibility (CSR).

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 51


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

6. Aspek Faktor Lainnya

Aspek governance yang terkait dengan Faktor lainnya dinilai berdasarkan


2 (dua) indikator dan 2 (dua) parameter yang mencerminkan compliance dan
best practice penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan aspek Faktor
Lainnya adalah :

(1) Praktik tata kelola perusahaan menjadi contoh atau benchmark bagi
perusahaan-perusahaan lainnya di Indonesia;

(2) Praktik tata kelola perusahaan menyimpang dari prinsip-prinsip tata


kelola perusahaan yang baik sesuai pedoman penerapan tata kelola
perusahaan yang baik (GCG) pada BUMN, pedoman umum GCG
Indonesia, dan standar-standar praktik dan ketentuan lainnya.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap penerapan 2 (dua)


indikator dan 2 (dua) parameter dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG
pada aspek Faktor Lainnya termasuk dalam kategori Sangat Baik dengan
capaian skor 4,38 dari skor maksimal 5,00 atau 87,50%.

Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai


berikut :

a. Indikator yang tingkat pemenuhannya sudah baik, tercermin dalam


praktik sebagai berikut :
1) Praktik tata kelola perusahaan menjadi contoh atau benchmark bagi
perusahaan-perusahaan lainnya di Indonesia;

Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini


dapat diuraikan sebagai berikut:

- Ditetapkannya PTPN III sebagai Champion Holding Perkebunan oleh


Kementerian BUMN RI;
- Ditetapkannya Kawasan Industri Sei Mangkei sebagai Klaster
Industri Wilayah Sumatera yang diresmikan oleh Presiden RI.
Pengembangan industri hilir yang berbasis kelapa sawit di KEK Sei
Mangkei menjadikan PTPN III menjadi tujuan benchmark bagi
perusahaan lain (baik bagi BUMN maupun perusahaan swasta).

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 52


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

2) Praktik tata kelola perusahaan menyimpang dari prinsip-prinsip tata


kelola perusahaan yang baik sesuai pedoman penerapan tata kelola
perusahaan yang baik (GCG) pada BUMN, pedoman umum GCG
Indonesia, dan standar-standar praktik dan ketentuan lainnya.

Tidak terdapat penyimpangan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan


yang baik dalam operasional perusahaan.

Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 53


Lampiran 1/ 1 dari 1

RINGKASAN HASIL EVALUASI


PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) TAHUN 2014

JUMLAH BOBOT
NO ASPEK CAPAIAN TAHUN 2014 PENJELASAN
PARAMETER INDIKATOR
Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola
I. 15 7.00 6,74 96,28 Sangat Baik
Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan
II. Pemegang Saham dan RUPS 25 9.00 8,33 92,60 Sangat Baik
III. Dewan Komisaris 43 35.00 33,61 96,03 Sangat Baik
IV. Direksi 52 35.00 33,88 96,79 Sangat Baik
V. Pengungkapan Informasi dan Transparansi 16 9.00 7,66 85,09 Sangat Baik
VI. Aspek Lainnya 2 5.00 4,38 87,50 Sangat Baik
Skor Keseluruhan 153 100 94,59 94,59
Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG SANGAT BAIK
Lampiran 2/ 1 dari 6

DAFTAR CAPAIAN PENERAPAN GCG PER INDIKATOR


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) TAHUN 2014

JUMLAH BOBOT CAPAIAN TAHUN 2014


NO INDIKATOR
PARAMETER INDIKATOR SKOR CAPAIAN %
I. Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan
1. Perusahaan memiliki pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik 2 1.218 1.218 90.36
(GCG Code) dan pedoman perilaku (code of conduct)
2. Perusahaan melaksanakan pedoman tata kelola perusahaan yang 2 1.217 1.185 97.39
baik dan pedoman perilaku secara konsisten
3. Perusahaan melakukan pengukuran terhadap penerapan tata kelola 2 0.608 0.608 100.00
perusahaan yang baik
4. Perusahaan melakukan koordinasi pengelolaan dan administrasi 3 1.370 1.180 86.10
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN)
5. Perusahaan melaksanakan program pengendalian gratifikasi sesuai 3 1.370 1.332 97.22
ketentuan yang berlaku
6. Perusahaan melaksanakan kebijakan atas sistem pelaporan atas 3 1.217 1.217 100.00
dugaan penyimpangan pada perusahaan yang bersangkutan
(whistle blowing system)
JUMLAH I 15 7.00 6.74 96.28

II. Pemegang Saham dan RUPS


7. RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian Direksi 6 2.423 2.406 99.29

8. RUPS melakukan pengangkatan dan pemberhentian Dewan 5 1.731 1.673 96.66


Komisaris

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014


Lampiran 2/ 2 dari 6

DAFTAR CAPAIAN PENERAPAN GCG PER INDIKATOR


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) TAHUN 2014

JUMLAH BOBOT CAPAIAN TAHUN 2014


NO INDIKATOR
PARAMETER INDIKATOR SKOR CAPAIAN %
9. RUPS memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga 3 1.385 1.126 81.26
kepentingan usaha perusahaan dalam jangka panjang dan jangka
pendek sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau
anggaran dasar
10. RUPS memberikan persetujuan laporan tahunan termasuk 6 2.077 1.904 91.67
pengesahan laporan keuangan serta tugas pengawasan Dewan
Komisaris sesuai peraturan perundang-undangan dan/atau
anggaran dasar
11. RUPS mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil 2 0.519 0.519 100.00
serta dapat dipertanggungjawabkan

12. Pemegang Saham melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik 3 0.865 0.706 81.67
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
JUMLAH II 25 9.00 8.334 92.60

III. Dewan Komisaris


13. Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan/pembelajaran 2 1.348 1.151 85.42
secara berkelanjutan
14. Dewan Komisaris melakukan pembagian tugas dan menetapkan 4 2.127 2.127 100.00
faktor-faktor yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas
Dewan Komisaris
15. Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RJPP 2 2.904 2.759 95.00
dan RKAP yang disampaikan oleh Direksi

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014


Lampiran 2/ 3 dari 6

DAFTAR CAPAIAN PENERAPAN GCG PER INDIKATOR


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) TAHUN 2014

JUMLAH BOBOT CAPAIAN TAHUN 2014


NO INDIKATOR
PARAMETER INDIKATOR SKOR CAPAIAN %
16. Dewan Komisaris memberikan arahan terhadap Direksi atas 9 9.593 9.208 95.98
implementasi rencana dan kebijakan perusahaan
17. Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap Direksi atas 6 6.479 6.359 98.15
implementasi rencana dan kebijakan perusahaan

18. Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan 2 1.504 1.442 95.91
kebijakan pengelolaan anak perusahaan/perusahaan patungan

19. Dewan Komisaris dalam pencalonan anggota Direksi, menilai 3 2.438 2.235 91.72
kinerja Direksi (individu dan kolegial) dan mengusulkan
tantiem/insentif kinerja sesuai ketentuan yang berlaku dan
mempertimbangkan kinerja Direksi
20. Dewan Komisaris melakukan tindakan terhadap potensi benturan 1 0.571 0.381 66.67
kepentingan yang menyangkut dirinya

21. Dewan Komisaris memantau dan memastikan bahwa prinsip-prinsip 2 1.659 1.659 100.00
tata kelola perusahaan yang baik telah diterapkan secara efektif dan
berkelanjutan
22. Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris yang 3 1.349 1.348 100.00
efektif dan menghadiri rapat tersebut sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
23. Dewan Komisaris memiliki Sekretaris Dewan Komisaris untuk 4 2.593 2.503 96.52
mendukung tugas Kesekretariatan Dewan Komisaris

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014


Lampiran 2/ 4 dari 6

DAFTAR CAPAIAN PENERAPAN GCG PER INDIKATOR


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) TAHUN 2014

JUMLAH BOBOT CAPAIAN TAHUN 2014


NO INDIKATOR
PARAMETER INDIKATOR SKOR CAPAIAN %
24. Dewan Komisaris memiliki Komite Dewan Komisaris yang efektif 5 2.437 2.437 100.00

JUMLAH III 43 35.00 33.610 96.03

IV. Direksi
25. Direksi melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara 2 1.089 0.934 85.72
berkelanjutan
26. Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan 3 1.867 1.828 97.92
tanggung jawab secara jelas
27. Direksi menyusun perencanaan perusahaan 5 4.044 3.990 98.65

28. Direksi berperan dalam pemenuhan target kinerja perusahaan 11 8.089 7.827 96.76

29. Direksi melaksanakan pengendalian operasional dan keuangan 4 3.266 3.175 97.22
terhadap implementasi rencana dan kebijakan perusahaan
30. Direksi melaksanakan pengurusan perusahaan sesuai dengan 2 0.778 0.739 95.00
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar
31. Direksi melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi perusahaan 8 6.689 6.482 96.90
dan stakeholders
32. Direksi memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan 2 1.089 1.089 100.00
anggota direksi dan manajemen di bawah direksi

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014


Lampiran 2/ 5 dari 6

DAFTAR CAPAIAN PENERAPAN GCG PER INDIKATOR


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) TAHUN 2014

JUMLAH BOBOT CAPAIAN TAHUN 2014


NO INDIKATOR
PARAMETER INDIKATOR SKOR CAPAIAN %
33. Direksi memastikan perusahaan melaksanakan keterbukaan 2 1.089 1.089 100.00
informasi dan komunikasi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris
dan Pemegang Saham tepat waktu

34. Direksi menyelenggarakan rapat Direksi dan menghadiri rapat 5 1.556 1.556 100.00
Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

35. Direksi menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas dan 3 1.711 1.445 84.43
efektif
36. Direksi menyelenggarakan fungsi sekretaris perusahaan yang 3 1.711 1.702 99.47
berkualitas dan efektif
37. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya 2 2.022 2.022 100.00
sesuai peraturan perundang-undangan
JUMLAH IV 52 35.00 33.877 96.79

V. Pengungkapan Informasi dan Transparansi


38. Perusahaan menyediakan informasi perusahaan kepada 2 0.435 0.435 100.00
stakeholders
39. Perusahaan menyediakan bagi stakeholders akses atas informasi 5 2.320 2.249 96.92
perusahaan yang relevan, memadai, dan dapat diandalkan secara
tepat waktu dan berkala

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014


Lampiran 2/ 6 dari 6

DAFTAR CAPAIAN PENERAPAN GCG PER INDIKATOR


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) TAHUN 2014

JUMLAH BOBOT CAPAIAN TAHUN 2014


NO INDIKATOR
PARAMETER INDIKATOR SKOR CAPAIAN %
40. Perusahaan mengungkapkan informasi penting dalam laporan 7 3.341 3.341 100.00
tahunan dan laporan keuangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
41. Perusahaan memperoleh penghargaan atau award dalam bidang 2 2.904 1.634 56.25
GCG dan bidang-bidang lainnya

JUMLAH V 16 9.00 7.658 85.09

JUMLAH I+II+III+IV+V 151 95.00 90.218 94.97

VI. Aspek lainnya


42. Praktik tata kelola perusahaan menjadi contoh atau benchmark bagi 1 5.00 4.38 87.50
perusahaan-perusahaan lainnya di Indonesia
43. Praktik tata kelola perusahaan menyimpang dari prinsip-prinsip tata 1 (5.00) 0.00 0.00
kelola perusahaan yang baik sesuai pedoman penerapan tata kelola
perusahaan yang baik (GCG) pada BUMN, pedoman umum GCG
Indonesia, dan standar-standar praktik dan ketentuan lainnya

JUMLAH VI 2 5.00 4.38 87.50

JUMLAH KESELURUHAN 153 100.00 94.59 94.59

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014


Lampiran 3/ 1 dari 5
DAFTAR REKOMENDASI HASIL EVALUASI PENERAPAN GCG
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) TAHUN 2014

PIHAK-PIHAK TERKAIT/PELAKU TINDAK LANJUT


NO REKOMENDASI PEMEGANG DEWAN KOMITE SEKRETARIS
DIREKSI SPI
SAHAM KOMISARIS KOMISARIS PERUSAHAAN
I. Aspek Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan
1. Melaporkan secara berkala pemenuhan
kewajiban menyampaikan Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)
kepada Komisi Pemberantasan Korupsi
2. Menetapkan sanksi atas keterlambatan bagi
pejabat yang belum menyampaikan Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN)
II. Aspek Pemegang Saham dan RUPS
3. Pemegang Saham/RUPS secara eksplisit
menetapkan Komisaris Independen dalam SK
pengangkatannya;
4. Pemegang Saham/RUPS memberikan
pengesahan Rencana Jangka Panjang
Perusahaan (RJPP) periode 2014-2018 yang
diusulkan oleh Direksi/Dewan Komisaris;
5. Menetapkan pedoman penilaian kinerja
Direksi per individu Direksi;

6. Melakukan penilaian kinerja Direksi secara


kolegial dan per individu;

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014


Lampiran 3/ 2 dari 5
DAFTAR REKOMENDASI HASIL EVALUASI PENERAPAN GCG
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) TAHUN 2014

PIHAK-PIHAK TERKAIT/PELAKU TINDAK LANJUT


NO REKOMENDASI PEMEGANG DEWAN KOMITE SEKRETARIS
DIREKSI SPI
SAHAM KOMISARIS KOMISARIS PERUSAHAAN
7. Menetapan tantiem/insentif kinerja kinerja
individu anggota Dewan Komisaris/Direksi;

8. Menindaklanjuti area yang memerlukan


perbaikan pada Organ Pemegang Saham
terhadap hasil asesmen/evaluasi penerapan
GCG;
9. RUPS menetapkan sistem penerimaan
laporan mengenai gejala menurunnya kinerja
Direksi/Dewan Komisaris.
III. Aspek Dewan Komisaris
10. Melaksanakan pelatihan pengembangan
Dewan Komisaris sesuai dengan program
pengembangan Dewan Komisaris, dan
menyampaikan hasil pelatihan
pengembangan yang dilaksanakan oleh
Dewan Komisaris;
11. Melakukan penilaian kinerja Direksi secara
individu, dan melaporkan hasil penilaian
kinerja Direksi secara kolegial dan per
individu Direksi kepada RUPS;
12. Membuat surat pernyataan tidak memiliki
benturan kepentingan pada awal
pengangkatan yang diperbaharuhi setiap

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014


Lampiran 3/ 3 dari 5
DAFTAR REKOMENDASI HASIL EVALUASI PENERAPAN GCG
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) TAHUN 2014

PIHAK-PIHAK TERKAIT/PELAKU TINDAK LANJUT


NO REKOMENDASI PEMEGANG DEWAN KOMITE SEKRETARIS
DIREKSI SPI
SAHAM KOMISARIS KOMISARIS PERUSAHAAN
awal tahun;
13. Melampirkan Pakta Integritas Komisaris pada
setiap usulan Direksi yang mensyaratkan
rekomendasi Dewan Komisaris sebelum
diteruskan kepada RUPS untuk mendapat
persetujuan RUPS/Pemilik modal;
14. Menata dan menyediakan dokumen di
Sekretariat Komisaris dengan baik;

15. Sekretaris Dewan Komisaris agar membuat


risalah rapat tepat waktu dan mengedarkan
risalah rapat kepada Dewan Komisaris
sebelum 7 (tujuh) hari setelah rapat berakhir.
IV. Aspek Direksi
16. Pelatihan anggota Direksi direalisasikan
sesuai dengan rencana kerja Direksi dan
Dewan Komisaris dan menyampaikan hasil
pelatihan yang diikuti Direksi;
17. Penerapan tata kelola teknologi informasi
dapat diterapkan kepada pengguna (user)
dan personil teknologi informasi;
18. Menerapkan dan melakukan pengukuran
terhadap faktor egronomis (tempat duduk,
pencahayaa ruang kerja, suhu dan

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014


Lampiran 3/ 4 dari 5
DAFTAR REKOMENDASI HASIL EVALUASI PENERAPAN GCG
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) TAHUN 2014

PIHAK-PIHAK TERKAIT/PELAKU TINDAK LANJUT


NO REKOMENDASI PEMEGANG DEWAN KOMITE SEKRETARIS
DIREKSI SPI
SAHAM KOMISARIS KOMISARIS PERUSAHAAN
kelembaban ruang kerja);
19. Direksi memberikan informasi hasil analisis
risiko yang dilakukan kepada Dewan
Komisaris dan Pemegang Saham;
20. Satuan Pengawasan Intern melakukan
evaluasi/penilaian atas efektivitas
pengendalian intern pada tingkat entitas;
21. Mekanisme penanganan keluhan pelanggan
dikelola dengan metode sistematis
menggunakan media sosial dan teknologi
berbasis web untuk mendengarkan suara
pelanggan;
22. Meningkatkan pengetahuan dan keahlian staf
auditor SPI untuk mendapatkan sertifikasi
profesi yang tepat dengan jenjang jabatan
dalam Fungsi Auditor Internal;
23. Melakukan penilaian/evaluasi jaminan
kualitas dan peningkatan fungsi audit internal
secara keseluruhan;
24. Menyusun Program Kerja Pengawasan
Tahunan Bagian SPI menggunakan
pendekatan risiko (risk based auditing);

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014


Lampiran 3/ 5 dari 5
DAFTAR REKOMENDASI HASIL EVALUASI PENERAPAN GCG
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) TAHUN 2014

PIHAK-PIHAK TERKAIT/PELAKU TINDAK LANJUT


NO REKOMENDASI PEMEGANG DEWAN KOMITE SEKRETARIS
DIREKSI SPI
SAHAM KOMISARIS KOMISARIS PERUSAHAAN
25. Muatan hasil evaluasi yang dilakukan bagian
SPI dapat memberikan masukan/ kontribusi
dalam upaya pencapaian strategi bisnis
perusahaan sehingga mencerminkan adanya
keselarasan kegiatan operasional terhadap
sasaran dan tujuan organisasi.
V. Aspek Pengungkapan dan Keterbukaan Informasi
26. PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
berupaya meningkatkan kualitas/prestasi
perusahaan dalam sayembara/perlombaan
Annual Report Award (ARA) dan
meningkatkan kualitas perusahaan dalam
Corporate Social Responsibility (CSR).

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014


Lampiran 4/ 1 dari 2

DATA KEUANGAN KONSOLIDASIAN


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)
TAHUN 2012-2014

Perkembangan Posisi Keuangan


(dalam jutaan rupiah)
Tahun
No Uraian 2014 2013 2012
*) *) **)
audited audited audited
1 Aktiva Lancar 13,828,815 14,256,520 2,318,056
2 Aktiva Tidak Lancar 51,847,094 47,570,530 10,132
3 Investasi Jangka Panjang 473,160 519,113 141,839
4 Aktiva Tetap 16,649,489 15,597,429 7,626,660
5 Aktiva Lain-lain 966,597 959,070 112,240
6 Jumlah Aktiva 65,675,909 61,827,049 10,208,927
7 Hutang Lancar 19,548,811 16,937,972 1,724,099
8 Kewajiban Tidak Lancar 25,336,301 24,426,327 3,758,393
9 Hak Minoritas - - -
10 Ekuitas 20,790,797 20,462,750 4,726,435
11 Jumlah Passiva 65,675,909 61,827,049 10,208,927

Perkembangan Usaha
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
No Uraian 2014 2013 2012
*) *) **)
audited audited audited
1 Hasil Penjualan 39,520,135 38,549,707 5,963,806
2 Beban Pokok Penjualan 29,925,679 29,366,547 3,555,083
3 Laba/Rugi Kerjasama - - -
Operasional
4 Laba Kotor Usaha 9,594,456 9,183,160 2,408,723
5 Beban Usaha (6,952,777) (6,150,628) 1,211,115
6 Laba Usaha 2,641,679 3,032,532 1,197,608
7 Pendapatan/Biaya Lain 148,035 243,694 33,018
8 Laba Sebelum Pajak 1,316,067 2,070,498 1,164,590
9 Beban/Penghasilan Pajak (640,456) (817,342,) 340,898
10 Laba/Rugi Setelah Pajak 675,611 1,253,155 823,692
11 Laba Pemegang Saham 1,247 (9,581) 820,946
Minoritas
12 Laba Bersih 578,681 369,665 249,991

Keterangan :
*)
: laporan keuangan PTPN III
**)
: laporan keuangan PTPN III (entitas induk)

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014


Lampiran 4/ 2 dari 2

Perkembangan Rasio Keuangan


(dalam persentase)
Tahun
No Uraian 2014 2013 2012
*) *) **)
audited audited audited
1 Current Ratio 70.74 84.17 134.45
2 Turnover Hutang Usaha - - -
3 Turnover Total Aktiva 60.17 62.35 26.8
4 Debt Ratio 68.34 66.90 16.89
5 Total Debt to Equity Ratio 215.89 202.14 116.00
6 Total Long Term Debt to Equity 121.86 119.37 36.81
7 Gross Profit Margin 24.28 23.82 40.39
8 Operating Margin Ratio 7.26 8.32 19.19
9 Net Profit Margin 1.46 0.96 13.81
10 Return on Asset 0.88 0.60 8.71
11 Return on Equity 2.78 1.81 17.44

Keterangan :
*)
: laporan keuangan PTPN III
**)
: laporan keuangan PTPN III (entitas induk)

Laporan Hasil Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai