Hal
Daftar Isi i
Daftar Lampiran ii
A. Simpulan 1
B. Rencana Tindakan Perbaikan (Actian Plan) 5
Lampiran
RINGKASAN EKSEKUTIF
S
ebagai wujud implementasi dari Peraturan Menteri Negara Badan Usaha
Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, maka menjadi kewajiban bagi
BUMN untuk menerapkan good corporate governance secara konsisten dalam
kegiatan operasional perusahaan.
Laporan hasil evaluasi penerapan GCG ini juga memuat rekomendasi perbaikan
atas kelemahan-kelemahan dalam penerapan GCG, yang jika didasari dengan
komitmen yang kuat untuk menindaklanjutinya oleh pihak-pihak terkait sesuai
rekomendasi tersebut, diyakini dapat meningkatkan praktik penerapan GCG yang
mengacu kepada best practices.
Komisaris Direksi
A. SIMPULAN
Uraian capaian skor GCG dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Kondisi yang masih memerlukan perbaikan oleh organ perseroan adalah sebagai
berikut :
IV. Direksi
(1) Realisasi pelatihan anggota Direksi belum sesuai dengan rencana kerja
Direksi dan Dewan Komisaris;
(2) Penerapan tata kelola teknologi informasi masih terbatas kepada
pengguna (user), belum diterapkan kepada personil teknologi informasi;
(3) Penerapan SMK3 pada faktor egronomis (tempat duduk, pencahayaan
ruang kerja, suhu dan kelembaban ruang kerja) belum diterapkan dan
diukur kesesuaiannya;
3. Dewan Komisaris
a) Melaksanakan pelatihan pengembangan Dewan Komisaris sesuai dengan
program pengembangan Dewan Komisaris, dan menyampaikan hasil
pelatihan pengembangan yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris;
Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 5
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)
4. Direksi
a) Pelatihan anggota Direksi direalisasikan sesuai dengan rencana kerja
Direksi dan Dewan Komisaris dan menyampaikan hasil pelatihan yang
diikuti Direksi;
b) Penerapan tata kelola teknologi informasi dapat diterapkan kepada
pengguna (user) dan personil teknologi informasi;
c) Menerapkan dan melakukan pengukuran terhadap faktor egronomis
(tempat duduk, pencahayaan ruang kerja, suhu dan kelembaban ruang
kerja);
d) Direksi memberikan informasi hasil analisis risiko yang dilakukan kepada
Dewan Komisaris dan Pemegang Saham;
e) Satuan Pengawasan Intern melakukan evaluasi/penilaian atas efektivitas
pengendalian intern pada tingkat entitas;
f) Mekanisme penanganan keluhan pelanggan dikelola dengan metode
sistematis menggunakan media sosial dan teknologi berbasis web untuk
mendengarkan suara pelanggan;
g) Meningkatkan pengetahuan dan keahlian staf auditor SPI untuk
mendapatkan sertifikasi profesi yang tepat dengan jenjang jabatan dalam
Fungsi Auditor Internal;
1. Pendahuluan
Sebagai wujud implementasi dari Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan
yang Baik (Good Corporate Governance), maka menjadi kewajiban bagi BUMN
untuk menerapkan good corporate governance secara konsisten dalam kegiatan
operasional perusahaan.
2. Dasar Hukum
Dasar pelaksanaan evaluasi penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara III
adalah :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
b. Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-09/MBU/2012 tanggal 06 Juli 2012
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/
MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara;
c. Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal
6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas
Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 8
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)
1) Pengumpulan Dokumen
a. Reviu Dokumen
Reviu dokumen dilakukan terkait dengan struktur dan proses
governance perusahaan, antara lain: Anggaran Dasar, Code of
Corporate Governance, Code of Conduct, Kebijakan Perusahaan,
Kebijakan Manajemen, Risalah RUPS, Risalah Rapat Komisaris dan
Direksi termasuk Rapat Komite, Laporan Keuangan Tahunan,
Dokumen SPI, dan dokumen lainnya.
b. Kuesioner
Pengisian kuesioner dilakukan untuk memperoleh gambaran persepsi
responden atas implementasi peraturan/sistem/kebijakan/SOP
sebagai bentuk penerapan GCG. Rancangan kuesioner disusun oleh
Tim Self Assessment PTPN III dengan responden sebagai berikut :
Jumlah
Responden Kembali Respon Rate
Kuesioner
Pemegang Saham 1 1 100
Komisaris 5 5 100
Komite Komisaris 2 2 100
Direksi 5 5 100
Manajemen Kunci 22 22 100
Karyawan 60 60 100
Pelanggan/Pemasok 35 35 100
Jumlah 130 130 100
c. Wawancara
d. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati implementasi dari
peraturan/sistem/kebijakan/SOP terutama yang berkaitan dengan
implementasi GCG, misalnya proses input data dalam aplikasi atau
proses pengamanan aset.
2) Analisis/Pengolahan Data
a. Tabulasi Data
Hasil reviu dokumen, kuesioner, wawancara, dan observasi dianalisis
untuk mendapatkan capaian penerapan GCG per parameter, per
indikator, dan per aspek pengujian serta skor hasil asesmen.
7. Profil Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 08 tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996 tentang
peleburan persero PT Perkebunan III, IV, V menjadi PT Perkebunan
Nusantara III (Persero). PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan
dengan Akte Notaris Harun Kamil SH. Nomor 36 tanggal 11 Maret 1996 dan
telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan Nomor : C2-8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996, yang
dimuat di dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 81 tanggal
8 Oktober Tahun 1996, tambahan Nomor 8674.
PTPN III adalah salah satu dari 14 BUMN Perkebunan yang bergerak dalam
bidang perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan.
Perusahaan memiliki 11 (sebelas) pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah
sebesar 510 ton tandan buah segar (TBS) per jam dan 8 (delapan) pabrik
karet dengan kapasitas olah sebesar 200 ton karet kering per hari. Produk
utamanya antara lain Minyak Kelapa Sawit (CPO), Inti Kelapa Sawit (Kernel),
dan karet. Kegiatan Perusahaan antara lain mencakup budidaya dan
pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Modal perusahaan ditetapkan
sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 189/
KMK.016/ 1996 tanggal 11 Maret 1996, dengan kepemilikan 100%
Pemerintah Republik Indonesia.
Saham
No Nama Perusahaan Kegiatan Usaha
Rp (juta) %
A. Anak Perusahaan
1 PT Industri Karet Nusantara Indiustri Hilir Karet. 114.774 99,99%
(PT IKN)
2 PT ESW Nusantara Tiga Industri Pengolahan 19.571 74,11%
dan Pemasaran
Serbuk Batang
Kelapa Sawit
3 JIC Wood Company Limited. Industri panel USD 1.800.000 60,00%
board/kayu sintetis
B. Perusahaan Asosiasi
1 PT Perkebunan Mitra Ogan. Pertanian dan 35.130 26,42%
Perkebunan serta
Perdagangan dan
Distribusi
PT Tiga Mutiara Nusantara Pengolahan Kayu 3.654 30,00%
2 Karet
3 PT Sarana Agro Nusantara Jasa pompa dan jasa 11.662 45,00%
Gudang
4 PT Bio Industri Nusantara Pupuk hayati 1.925 25,00%
C. Penyertaan Jangka Panjang Lainnya
1 Indoham Hamburg Perdagangan Euro 14.350 5,60%
2 PT Bursa Berjangka Jakarta Investasi 400 3,45%
3 PT Kharisma Pemasaran Pemasaran produk 9.541 39,92%
Bersama Nusantara PTPN
4 PT Riset Perkebunan Riset 50 6,66%
Nusantara
D. Kerjasama Operasional
PT Perkebunan Nusantara I Perkebunan Kelapa - -
(Persero) Langsa. Sawit dan Karet
D Kerjasama Operasional
a. Visi dan Misi Perusahaan
Rumusan visi dan misi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah
sebagai berikut :
"Visi Perusahaan"
"Misi Perusahaan"
Komite Audit
- Ketua merangkap anggota : Dahlan Harahap
- Anggota : Syamsuddin Lubis
- Anggota : Sumantri Slamet
Susunan Direksi
Jumlah Jumlah
Nama Jabatan Persen
Rapat Kehadiran
Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama 11 11 100
Heri Sebayang Komisaris 11 10 91
Sardan Marbun Komisaris 11 9 82
Dahlan Harahap Komisaris 11 8 73
S. Bhudisantoso Komisaris 11 11 100
Rapat bersama Dewan Komisaris dengan Direksi :
Jumlah Jumlah
Nama Jabatan Persen
Rapat Kehadiran
Dewan Komisaris
Joefly J. Bahroeny Komisaris Utama 13 13 100
Heri Sebayang Komisaris 13 10 77
Sardan Marbun Komisaris 13 12 92
Dahlan Harahap Komisaris 13 13 100
S. Bhudisantoso Komisaris 13 12 92
Direksi
Bagas Angkasa Direktur Utama 13 13 100
T. Syahmi Johan Direktur Produksi 13 11 92
Erwan Pelawi Direktur Keuangan 13 11 85
Harianto Direktur SDM & Umum 12 12 100
Alexander Maha Direktur Pemasaran & 4 4 100
Perencanaan Pengembangan
b. Rapat Direksi
Jumlah Jumlah
Nama Jabatan Persen
Rapat Kehadiran
Bagas Angkasa Direktur Utama 11 10 91
T. Syahmi Johan Direktur Produksi 11 9 82
Erwan Pelawi Direktur Keuangan 11 11 100
Harianto Direktur SDM & Umum 11 8 73
Alexander Maha Direktur Pemasaran & 2 2 100
Perencanaan Pengembangan
8. Sejarah Umum
1958
Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan-
perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI yang dikenal
sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi
Perseroan Perkebunan Negara (PPN).
1968
Perseroan Perkebunan Negara (PPN) direstrukturisasi menjadi beberapa
kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP).
1974
Bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero). Guna
meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN.
Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan
melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan
perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan
manajemen.
1994
3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero),
PT Perkebunan IV (Persero) dan PT Perkebunan V (Persero) pengelolaannya
ke dalam satu manajemen.
1996
Melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996,
ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun
Kamil, SH, No . 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-
8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.
8674 Tahun 1996.
9. Data Keuangan
Rincian lebih lanjut dari kondisi keuangan PTPN III (Persero) untuk 3 (tiga)
tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran III.
Tim self assessment penerapan GCG PTPN III telah melakukan evaluasi terhadap
penerapan GCG di PTPN III tahun 2014 meliputi 6 (enam) aspek governance.
Evaluasi penerapan GCG dilaksanakan berdasarkan metode dan prosedur sesuai
Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN RI Nomor : SK-16/S.MBU/2012
tanggal 06 Juni 2012.
Aspek yang dinilai terangkum dalam 43 indikator, 153 parameter, 572 sub
parameter, dan faktor-faktor yang diuji kesesuaian penerapannya dalam setiap
parameter/indikator. Keenam aspek penerapan GCG yang dinilai mencakup :
(1) Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara
berkelanjutan, (2) Pemegang Saham dan RUPS, (3) Dewan Komisaris, (4) Direksi,
(5) Pengungkapan dan keterbukaan informasi, dan (6) Faktor lainnya.
Dari hasil evaluasi penerapan GCG PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tahun
2014 secara umum berpredikat Sangat Baik (dari lima kemungkinan tingkatan,
yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik) dengan capaian
skor aktual 94,59 dari skor maksimal 100.
Dari enam aspek pengujian terhadap penerapan GCG di PTPN III pada tahun
2014, persentase capaian tertinggi terdapat pada aspek Direksi sebesar 96,79%,
dan terendah terdapat pada aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi
sebesar 85,09%.
Uraian hasil evaluasi penerapan GCG di PTPN III yang menunjukkan masing-
masing indikator dan mencerminkan compliance dan mencapai bobot (best
practices) penerapan GCG sebagai berikut :
(1) Perusahaan memiliki pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG
Code) dan pedoman perilaku (code of conduct);
(2) Perusahaan melaksanakan pedoman tata kelola perusahaan yang baik
dan pedoman perilaku secara konsisten;
(3) Perusahaan melakukan pengukuran terhadap penerapan tata kelola
perusahaan yang baik;
(4) Perusahaan melakukan koordinasi pengelolaan dan administrasi
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN);
(5) Perusahaan melaksanakan program pengendalian gratifikasi sesuai
ketentuan yang berlaku;
(6) Perusahaan melaksanakan kebijakan atas sistem pelaporan atas dugaan
penyimpangan pada perusahaan yang bersangkutan (whistleblowing
system).
Tingkat pemenuhan seluruh indikator sudah baik (> 75), terlihat dari praktik
sebagai berikut :
1) Perusahaan memiliki pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG
Code) dan pedoman perilaku (code of conduct);
Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara
lain:
(a) Perusahaan memiliki Pedoman Telola Perusahaan yang Baik (GCG
Code) yang ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala.
Perusahaan memiliki pedoman tata kelola perusahaan yang baik,
yaitu Board Manual, Code of Corporate Governance, Code of
Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara
lain:
Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara
lain:
(a) Perusahaan melakukan assessment terhadap pelaksanaan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik dan reviu secara berkala.
Perusahaan secara berkala melakukan pengukuran penerapan
GCG, baik assessment maupun evaluasi dan hasilnya dilaporkan ke
dalam laporan tahunan perusahaan;
(b) Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik menjadi salah satu
unsur Key Performance Indicator (KPI) perusahaan dan dituangkan
ke dalam kontrak manajemen.
Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara
lain:
(a) Perusahaan memiliki kebijakan tentang kepatuhan pelaporan harta
kekayaan penyelenggara negara bagi Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas, Direksi dan pejabat satu tingkat di bawah Direksi.
Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara
lain:
(a) Perusahaan memiliki ketentuan/kebijakan tentang Pengendalian
Gratifikasi.
Perusahaan memiliki Pedoman Pengendalian Gratifikasi yang
meliputi komitmen Dewan Komisaris dan Direksi dalam mematuhi
ketentuan-ketentuan tentang gratifikasi, menetapkan unit/struktur
yang ditugaskan mengelola gratifikasi, menetapkan mekanisme
pelaporan gratifikasi, pemantauan atas pelaksanaan dan sanksi atas
penyimpangan ketentuan gratifikasi.
Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini antara
lain:
(a) Perusahaan memiliki kebijakan tentang pelaporan atas dugaan
penyimpangan pada perusahaan (whistleblowing system);
(b) Perusahaan melaksanakan kegiatan untuk memberikan pemahaman
atas kebijakan pelaporan atas dugaan penyimpangan (whistle
blowing system).
Perusahaan melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada stakeholders
dan karyawan perusahaan untuk memberikan pemahaman atas
kebijakan pelaporan atas dugaan penyimpangan (whistleblowing
system);
(c) Perusahaan melaksanakan kebijakan tentang pelaporan atas
dugaan penyimpangan pada perusahaan (whistle blowing system).
- Perusahaan melaksanakan kebijakan tentang pelaporan atas
dugaan penyimpangan pada perusahaan (whistleblowing system),
tercermin dari penyediaan sarana/media perusahaan yang
memadai untuk mendukung pelaksanaan kebijakan
whistleblowing system;
Aspek governance yang terkait dengan Pemegang Saham dan RUPS dinilai
berdasarkan 6 (enam) indikator yang mencerminkan compliance dan best
practice penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan aspek Pemegang
Saham dan RUPS adalah :
Tingkat pemenuhan seluruh indikator sudah baik (> 75), terlihat dari praktik
sebagai berikut :
1) Pemegang Saham/RUPS menetapkan pedoman pengangkatan dan
pemberhentian Direksi;
Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini adalah
sebagai berikut:
Laporan Evaluasi Penerapan GCG Tahun 2014 27
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)
Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini adalah
sebagai berikut:
(a) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal menetapkan pedoman
pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas.
RUPS memiliki pedoman pengangkatan dan pemberhentian anggota
Dewan Komisaris yang diatur dalam peraturan Menteri BUMN No.
PER-19/MBU/10/2014 tentang Persyaratan dan tata cara
pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris BUMN;
Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini adalah
sebagai berikut:
(a) Pemegang Saham/RUPS memberikan pengesahan Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan (RKAP);
(b) Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal memberikan persetujuan/
keputusan atas usulan aksi korporasi yang perlu mendapat
persetujuan/keputusan RUPS/Pemilik Modal.
5) RUPS mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil serta
dapat dipertanggungjawabkan;
(a) RUPS mengambil keputusan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan di bidang Perseroan Terbatas tentang Perseroan Terbatas
dan/atau anggaran dasar perusahaan sehingga menghasilkan
keputusan yang sah;
Praktik-praktik yang sudah baik yang termasuk dalam indikator ini adalah
sebagai berikut:
(a) Pemegang Saham/Pemilik Modal memberikan arahan/pembinaan
penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik kepada Direksi dan
Dewan Komisaris;
a. Indikator yang dinilai sudah baik (> 75), terlihat dalam pelaksanaan
praktik sebagai berikut:
4. Aspek Direksi
Aspek governance yang terkait dengan Direksi dinilai berdasarkan 13 (tiga
belas) indikator dan 52 (lima puluh dua) parameter yang mencerminkan
compliance dan best practice penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan
aspek Direksi adalah :
(1) Direksi melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara
berkelanjutan;
(2) Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan tanggung
jawab secara jelas;
(3) Direksi menyusun perencanaan perusahaan;
(4) Direksi berperan dalam pemenuhan target kinerja perusahaan;
(5) Direksi melaksanakan pengendalian operasional dan keuangan terhadap
implementasi rencana dan kebijakan perusahaan;
(6) Direksi melaksanakan pengurusan perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar;
(7) Direksi melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi perusahaan dan
stakeholders;
(8) Direksi memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan anggota
direksi dan manajemen di bawah direksi;
(9) Direksi memastikan perusahaan melaksanakan keterbukaan informasi
dan komunikasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris dan Pemegang
Saham tepat waktu;
(10) Direksi menyelenggarakan rapat Direksi dan menghadiri rapat Dewan
Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
(11) Direksi menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas dan
efektif;
(12) Direksi menyelenggarakan fungsi sekretaris perusahaan yang
berkualitas dan efektif;
(13) Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai
peraturan perundang-undangan.
(1) Praktik tata kelola perusahaan menjadi contoh atau benchmark bagi
perusahaan-perusahaan lainnya di Indonesia;
JUMLAH BOBOT
NO ASPEK CAPAIAN TAHUN 2014 PENJELASAN
PARAMETER INDIKATOR
Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola
I. 15 7.00 6,74 96,28 Sangat Baik
Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan
II. Pemegang Saham dan RUPS 25 9.00 8,33 92,60 Sangat Baik
III. Dewan Komisaris 43 35.00 33,61 96,03 Sangat Baik
IV. Direksi 52 35.00 33,88 96,79 Sangat Baik
V. Pengungkapan Informasi dan Transparansi 16 9.00 7,66 85,09 Sangat Baik
VI. Aspek Lainnya 2 5.00 4,38 87,50 Sangat Baik
Skor Keseluruhan 153 100 94,59 94,59
Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG SANGAT BAIK
Lampiran 2/ 1 dari 6
12. Pemegang Saham melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik 3 0.865 0.706 81.67
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
JUMLAH II 25 9.00 8.334 92.60
18. Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan 2 1.504 1.442 95.91
kebijakan pengelolaan anak perusahaan/perusahaan patungan
19. Dewan Komisaris dalam pencalonan anggota Direksi, menilai 3 2.438 2.235 91.72
kinerja Direksi (individu dan kolegial) dan mengusulkan
tantiem/insentif kinerja sesuai ketentuan yang berlaku dan
mempertimbangkan kinerja Direksi
20. Dewan Komisaris melakukan tindakan terhadap potensi benturan 1 0.571 0.381 66.67
kepentingan yang menyangkut dirinya
21. Dewan Komisaris memantau dan memastikan bahwa prinsip-prinsip 2 1.659 1.659 100.00
tata kelola perusahaan yang baik telah diterapkan secara efektif dan
berkelanjutan
22. Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris yang 3 1.349 1.348 100.00
efektif dan menghadiri rapat tersebut sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
23. Dewan Komisaris memiliki Sekretaris Dewan Komisaris untuk 4 2.593 2.503 96.52
mendukung tugas Kesekretariatan Dewan Komisaris
IV. Direksi
25. Direksi melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara 2 1.089 0.934 85.72
berkelanjutan
26. Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan 3 1.867 1.828 97.92
tanggung jawab secara jelas
27. Direksi menyusun perencanaan perusahaan 5 4.044 3.990 98.65
28. Direksi berperan dalam pemenuhan target kinerja perusahaan 11 8.089 7.827 96.76
29. Direksi melaksanakan pengendalian operasional dan keuangan 4 3.266 3.175 97.22
terhadap implementasi rencana dan kebijakan perusahaan
30. Direksi melaksanakan pengurusan perusahaan sesuai dengan 2 0.778 0.739 95.00
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar
31. Direksi melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi perusahaan 8 6.689 6.482 96.90
dan stakeholders
32. Direksi memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan 2 1.089 1.089 100.00
anggota direksi dan manajemen di bawah direksi
34. Direksi menyelenggarakan rapat Direksi dan menghadiri rapat 5 1.556 1.556 100.00
Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
35. Direksi menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas dan 3 1.711 1.445 84.43
efektif
36. Direksi menyelenggarakan fungsi sekretaris perusahaan yang 3 1.711 1.702 99.47
berkualitas dan efektif
37. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya 2 2.022 2.022 100.00
sesuai peraturan perundang-undangan
JUMLAH IV 52 35.00 33.877 96.79
Perkembangan Usaha
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
No Uraian 2014 2013 2012
*) *) **)
audited audited audited
1 Hasil Penjualan 39,520,135 38,549,707 5,963,806
2 Beban Pokok Penjualan 29,925,679 29,366,547 3,555,083
3 Laba/Rugi Kerjasama - - -
Operasional
4 Laba Kotor Usaha 9,594,456 9,183,160 2,408,723
5 Beban Usaha (6,952,777) (6,150,628) 1,211,115
6 Laba Usaha 2,641,679 3,032,532 1,197,608
7 Pendapatan/Biaya Lain 148,035 243,694 33,018
8 Laba Sebelum Pajak 1,316,067 2,070,498 1,164,590
9 Beban/Penghasilan Pajak (640,456) (817,342,) 340,898
10 Laba/Rugi Setelah Pajak 675,611 1,253,155 823,692
11 Laba Pemegang Saham 1,247 (9,581) 820,946
Minoritas
12 Laba Bersih 578,681 369,665 249,991
Keterangan :
*)
: laporan keuangan PTPN III
**)
: laporan keuangan PTPN III (entitas induk)
Keterangan :
*)
: laporan keuangan PTPN III
**)
: laporan keuangan PTPN III (entitas induk)