Anda di halaman 1dari 13

“CAPM”

Mata Kuliah Manajemen Portofolio dan Investasi

Dosen Pengampu : Nurfitri Martaliah, S.E., M.E.K.

Di Susun Oleh Kelompok 10 :

1. Sri Devi Mukharomah (503200049)


2. Najmi laili (503200041)

JURUSAN AKUNTANSI SYARI’AH


UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
TAHUN PELAJARAN 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang telah diberikan dengan tepat
waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pada bidang
Manajemen Portofolio dan Investasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan sebagai bahan materi dalam diskusi bagi pembaca dan penulis. Saya
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nurfitri Martaliah, S.E., M.E.K., yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi.

Saya ucapkan terimakasih pada temen kelompok diskusi dan kepada pihak lain yang
telah membagi pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jambi, 21 November 2022

ii
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah .........................................................................................................1

BAB 11 PEMBAHASAN ............................................................................................................

2.1 Definisi Capital Asset Pricing Model ................................................................................2

2.2 Fungsi Capital Asset Pricing Model ..................................................................................2

2.3 Konsep Penting Capital Asset Pricing Model ................................................................ 2-4

2.4 Asumsi-Asumsi Capital Asset Pricing Model ............................................................... 4-5

2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Capital Asset Pricing Model .................................................5

2.6 Persamaan Capital Asset Pricing Model ....................................................................... 5-8

BAB 111 PENUTUP....................................................................................................................

3.1 KESIMPULAN .................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di pasar modal terdapat cara yang bisa membantu investor melihat dan menentukan
investasi secara tepat. Diantaranya dengan langkah menggunakan model keseimbangan,
sehingga mampu memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pengertian
model keseimbangan sendiri adalah langkah agar dapat menentukan pengukur risiko yang
relevan suatu aset, serta memberikan pemahaman bagaimana korelasi antara risiko dan return
yang diinginkan pada suatu saat pasar dalam keadaan equilibrium. Capital Asset Pricing
Model (CAPM) adalah salah satu model keseimbangan yang biasa digunakan. Capital Asset
Pricing Model merupakan salah satu model yang bisa menghubungkan tingkat pengembalian
return harapan dari suatu aset berisiko dengan dari aset tersebut pada keadaan pasar yang
seimbang (Tandelilin, 2010:187). Tujuan investor berinvestasi adalah mendapatkan tingkat
pengembalian yang tinggi. Capital Asset Pricing Model mendeskripsikan pentingnya agar
mengoptimalkan dengan menggunakan metode diversifikasi saham. Diversifikasi saham
sendiri berarti usaha menanamkan modal investasi pada berbagai jenis saham dimana hal itu
bertujuan agar risiko kerugian yang akan terjadi pada salah satu saham mampu ditutup dari
pengembalian return saham lainya.
Model keseimbangan Capital Asset Pricing Model yang dikembangkan oleh Sharpe
(1964) dan Lintner (1965) adalah model yang dikembangkan dengan tujuan meramal harga
suatu aset pada posisi equilibrium. Dimana risiko saham mempengaruhi profit yang di
harapkan investor pada kondisi equilibrium. (Tandelilin, 2010:187). Model Capital Asset
Pricing Model (CAPM) lebih akurat Arbitrage Pricing Theory (APT) dalam meramalkan
tingkat return saham yang diharapkan, Lemiyana (2015), dan Candra, serta Madyan (2004).
Capital Asset Pricing Model sebagai model keseimbangan dapat memberikan kemudahan
dalam menyederhanakan gambaran antara tingkat pengembalian saham dan resiko.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Capital Asset Pricing Model?


2. Apa fungsi adanya Capital Asset Pricing Model?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan Capital Asset Pricing Model?
4. Bagaimana persamaan Capital Asset Pricing Model?
1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian CAPM

Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah model yang digunakan untuk
menentukan harga suatu aset berdasarkan kondisi seimbang atau ekuilibrium. CAPM juga
digunakan untuk memproyeksi tingkat keuntungan pada sebuah aktivitas investasi.

Pada ekuilibrium, keuntungan yang didapatkan pemodal saham akan dipengaruhi


risiko. Risiko yang dimaksud bukanlah deviasi tingkat keuntungan, melainkan diukur dengan
beta. Parameter ini senada dengan sebuah teori portfolio, yakni jika seorang pemodal
melakukan diversifikasi dengan tepat, maka pengukur risiko saham masuk ke dalam
portfolio, sedangkan jika pemodal memegang portfolio pasar, sumbangan ini adalah beta.
Perumusan CAPM ini sebenarnya hanyalah merupakan serangkaian asumsi penyederhanaan
saja.

2.2 Fungsi CAPM (capital asset pricing model)


CAPM digunakan agar bisa melihat gambaran risiko dari setiap aset. Lebih tepatnya,
dengan menggunakan CAPM, maka akan tergambar suatu keadaan yang mana hubungan dari
risiko untuk setiap aset bisa terlihat dalam kondisi yang seimbang.
2.3 Konsep Penting dalam Capital Asset Pricing Model

Berikut adalah beberapa konsep penting serta risiko dalam berinvestasi yang perlu
dipahami dalam Capital Asset Pricing Model:

1. Systematic Risks
Konsep penting yang pertama dalam CAPM adalah Systematic Risks atau
Risiko Sistematis. Risiko sistematis merupakan bagian tak terpisahkan yang
berhubungan erat dengan semua pergerakan dari pasar saham dan juga tidak bisa
dihindari. Risiko ini juga dikenal dengan istilah risiko pasar atau umum, yakni yang
berkaitan dengan perubahan keseluruhan yang terjadi di pasar.
Selanjutnya, perubahan pasar ini dapat mempengaruhi variabilitas retur dari
suatu investasi. Artinya, risiko sistematis ini adalah risiko yang tidak bisa
didiversifikasi. Kemunculan risiko ini terjadi karena pengaruh keadaan sosial budaya,

2
politik, dan juga perekonomian. Faktor lain yang turut berpengaruh adalah kurs valuta
asing, kebijakan pemerintah, daya beli masyarakat, dan lain-lain.
2. Unsystematic Risks
Unsystematic Risks atau risiko tidak sistematis merupakan bagian risiko tidak
umum di dalam sebuah perusahaan. Risiko ini tidak bisa dipisahkan. Unsystematic
risks juga kerap disebut dengan risiko perusahaan atau spesifik, yakni yang tidak
memiliki keterkaitan dengan perubahan pasar keseluruhan.
Risiko spesifik lebih berkaitan erat dengan perubahan posisi mikro dari sebuah
perusahaan penerbit sekuritas. Di dalam sebuah manajemen portfolio, dikatakan
bahwa risiko perusahaan dapat diminimalkan dengan cara melakukan diversifikasi
aset pada suatu portfolio. Faktor yang dapat mempengaruhi antara lain struktur aset,
tingkat likuiditas, dan struktur modal.
3. Market risks
Market risks atau risiko pasar juga kerap disebut dengan istilah interest rate
risk. Nilai sebuah investasi akan menurun apabila suku bunga meningkat. Hal ini akan
menyebabkan para pemilik investasi mengalami kondisi capital loss. Selain itu, ada
juga istilah reinvestment risks, yakni risiko yang disebabkan karena aset memiliki
yield lebih sedikit dari beberapa waktu mendatang.
4. Default risks, inflation risks, currency risks, dan political risks
Default risks merupakan risiko jika sebuah penerbit aset gagal dalam
membayar bunga. Inflation risk adalah risiko menurunnya nilai investasi karena
terjadi inflasi. Currency risks merupakan risiko menurunnya nilai aset yang
disebabkan oleh penurunan nilai mata uang yang digunakan oleh aset. Political risks
adalah risiko menurunnya nilai aset yang disebabkan oleh perubahan peraturan atau
hukum karena kebijakan pemerintah.
5. Beta
Beta berfungsi untuk menghubungkan antara co varian sebuah aset dengan
portfolio pasar dan varian dari portfolio pasar. Istilah ini juga digunakan untuk
mendefinisikan laba yang diharapkan CAPM. Capital Asset Pricing Model
menjelaskan bahwa beta adalah alat pengukur risiko relevan dan memiliki hubungan
positif serta linear antara beta dan tingkat keuntungan yang diharapkan.
Apabila koefisien beta lebih besar dari 1, maka bisa diartikan bahwa saham
memiliki pergerakan yang responsif. Jika beta saham sama dengan 1, artinya saham
mempunyai pergerakan sama dengan IHSG. Jika beta saham kurang dari 1 berarti

3
saham bergerak lebih lambat dari pergerakan pasar. Sedangkan jika nilai beta negatif,
saham memiliki pergerakan yang berlawanan dengan arah pasar.
6. Security market line
Security market line atau garis pasar modal berfungsi untuk menggambarkan
trade off bersih laba di dalam pasar finansial. Akan tetapi, hal ini hanya berlaku untuk
portfolio efisien dan tidak dapat digunakan dalam mempertimbangkan ekuilibrium
laba suatu negara. Di dalam CAPM, seluruh investor memegang portfolio pasar yang
merupakan pembanding terhadap portfolio lainnya.
Para investor selanjutnya akan mengharapkan premium risiko guna membeli
aset seperti saham. Semakin besar risiko saham tersebut, maka semakin besar pula
premium risikonya. Apabila investor ini memegang portfolio yang telah
didiversifikasi, maka mereka harus tertarik pada risiko portfolio dibandingkan risiko
sekuritas individual.
2.4 Asumsi-Asumsi dalam Capital Asset Pricing Model
CAPM memiliki asumsi bahwa investor merupakan perencana dalam suatu periode
tunggal dan memiliki persepsi sama tentang keadaan pasar dan juga mencari mean-variance
dari portfolio optimal. Selain itu, Capital Asset Pricing Model juga memiliki asumsi pasar
saham ideal adalah pasar saham yang besar dan investor adalah price takers. Tidak ada bajak
atau biaya transaksi dan seluruh aset bisa diperdagangkan secara umum. Selain asumsi di
atas, masih ada beberapa asumsi lain tentang CAPM.

Asumsi tersebut antara lain:

1. Seluruh investor memiliki distribusi probabilitas masa depan yang identik.


2. Setiap investor mendiversifikasikan portfolio dan memilihnya berdasarkan preferensi
investor kepada risiko dan return.
3. Seluruh investor memiliki periode waktu yang sama.
4. Tidak ada biaya dalam seluruh proses transaksi.
Seluruh investor bisa meminjam dan juga meminjamkan uang dengan tingkat
return yang bebas risiko. Artinya, pemodal dapat menyimpan atau meminjam dengan
tingkat bunga yang sama adalah sesuatu yang tidak realistik. Akan jauh lebih realistik
apabila pemodal dapat menyimpan uang dengan tingkat bunga yang bebas risiko,
contohnya dengan Sertifikat Bank Indonesia.
5. Tidak terdapat inflasi.
6. Tidak adanya pajak pendapatan.

4
Asumsi ini mengimplikasikan bahwa pemodal bersikap indifferent guna menerima
penghasilan berbentuk capital gain atau deviden. Selain itu, seluruh pemodal memegang
portfolio dengan risiko yang sama. Jika pasar sedang dalam kondisi ekuilibrium, maka hal ini
mengimplikasikan seluruh investor akan memilih portfolio pasar yang berisi seluruh aktiva
dalam pasar dan portfolio pasar ini merupakan portfolio aktiva berisiko yang berada pada
efficient frontier. Ada banyak investor dan tak ada satu pun yang bisa mempengaruhi harga
sebuah sekuritas.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Capital Asset Pricing Model

Dalam penggunaannya, capm memiliki kelebihan tersendiri dalam


mengestimasi return saham. Kelebihan tersebut sebagai berikut:

1. Dapat dipergunakan untuk perhitungan jangka pendek;


2. Data yang dibutuhkan mudah didapatkan;
3. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengestimasi return

Kemudian, sebagai suatu model asset pricing yang cukup mudah


digunakan, capm memiliki kekurangan yaitu hanya memperhitungkan market risk sebagai
risiko tunggal dalam mengestimasi return saham. Dengan demikian, hasil estimasi kurang
akurat.

2.6 Persamaan/ Rumus dan Contoh CAPM


Capital Assets Pricing Model (CAPM) adalah suatu model yang dikembangkan untuk
menjelaskan suatu keadaan keseimbangan hubungan antara risiko setiap asset apabila pasar
modal berada dalam seimbang. Perhatian mengenai model keseimbangan ini secara menerus
dikembangkan. Beberapa diantaranya adalah William Sharpe (1964) dan Jack Treynor (1961)
yang mengembangkan formulasi mean-variance. Formulasi ini kemudian dikembangkan
lebih lanjut dan diklarifikasi oleh John Lintner (1965), Jan Mossin (1966), Fama (1968) dan
Long (1972). Sebagai tambahan, Treynor (1965), Sharpe (1966), dan Jensen (1968- 1969)
telah mengembangkan evaluasi portfolio yang mendasarkan pada Assets Pricing Model ini.
Capital Aset Pricing Model (CAPM) merupakan model yang menggambarkan
hubungan risiko dan pengembalian yang diharapkan, dalam model ini pengembalian surat
berharga yang diharapkan adalah tingkat bebas risiko di tambah premium yang di dasarkan
pada risiko sistimatis surat berharga.

5
Dalam keadaan ekuilibrium, required rate of return investor untuk suatu saham akan
dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Dalam hal ini risiko yang diperhitungkan hanyalah
risiko sistimatis atau risiko pasar. Sedangkan risiko yang tidak sistimatis dianggap tidak
relevan karena risiko ini dapat dihilangkan melalui diversifikasi.
CAPM merupakan model yang bisa menggambarkan atau memprediksi realitas di
pasar yang bersifat komplek, meskipun bukan kepada realitas asumsi-asumsi yang digunakan.
Oleh karena itu, CAPM sebagai sebuah model keseimbangan bisa membantu kita
menyederhanakan gambaran realitas hubungan risk dan return. Secara teoritis memang
dimungkinkan menghilangkan risiko (yang diukur dengan beta) apabila korelasi antar aktiva
tersebut adalah negatif sempurna.
Meskipun demikian, di dalam keadaan yang sebenarnya, korelasi yang sempurna,
baik positif maupun negatif tidak pernah dijumpai. Untuk pembentukan keseimbangan umum
memungkinkan kita untuk menentukan pengukur risiko yang relevan dan bagaimana
hubungan antar risiko untuk setiap aset apabila pasar modal berada dalam keadaan seimbang.
Model keseimbangan tersebut yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM), dipergunakan
untuk mengukur risiko dan return saham individual.
Rumus CAPM adalah:

CAPM = Tingkat Pengembalian Bebas Risiko + Beta * (Tingkat Pengembalian Pasar -


Tingkat Pengembalian Bebas Risiko)

Atau disingkat menjadi,

E(Ri) = Rf +[B x (Rm) - Rf]

Keterangan :

R = Expected return sekuritas

Rf = Risk-free rate atau tingkat bebas resiko

B = Beta saham

6
Rm = Expected return Rm dikurangi Rf = Risk premium

1. Expected Return (R)


R atau expected return adalah pengembalian investasi yang diharapkan terjadi
di masa depan. Asumsinya adalah bahwa investor akan menghasilkan arus kas (cash
flow) di masa mendatang.
2. Risk-Free Rate (Rf)
Adalah tingkat bebas resiko yang umumnya mengacu pada kupon obligasi. Rf
dapat disesuikan dengan spesifikasi obligasi di suatu negara sebagai investasi
dilakukan.
3. Beta (b)
Adalah proksi dari resiko sistematis atau resiko pasar. Ini merupakan resiko
yang tidak dapat dihindari dan menjadi landasan untuk melihat sensitivitas harga
suatu saham relatif terhadap fluktuasi harga pasar secara keseluruhan. Jika Beta = 1,
Artinya resiko suatu saham sama dengan resiko pasar. B > 1, artinya resiko suatu
saham lebih besar dari resiko pasar. B < 1, artinya resiko suatu saham lebih kecil dari
resiko pasar.
4. Expected return of the market ( Rm)
Tingkat pengembalian yang diexpektasikan pasar atau market return dalam
model CAPM adalah imbal hasil yang mengacu pada kinerja saham secara
menyeluruh, yang dapat mengcu pada indeks harga saham.
5. Risk Premium
Adalah return tambahan sebagai kompensasi bagi investor karena telah
mengambil aset yang lebih beresiko. Risk Premium dihasilkan dari return pasar (Rm)
dikurang risk-free rate (Rf).

Contoh :

Asumsi bahwa Invesnesia melakukan analisis terhadap tingkat return sebuah saham
(sekuritas). Invesnesia menemukan bahwa resiko sistematis (beta) saham adalah 1,5.
Sementara itu, risk-freerate adalah sebesar 4%, dengan tingkat expected return pasar 15%.

Jawab :

R = Rf + B x (Rm - Rf)

7
R = 0,04 + [1,5 x (0,15 – 0,04)]

R = 0,04 + (1,5 x 0,1)

R = 0,04 + 0,165

R = 0,205 atau 20,5%

8
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dengan adanya penjelasan diatas, bisa disimpulkan bahwa Capital Asset Pricing
Model atau CAPM adalah suatu metode pendekatan dari harga aset ataupun asset pricing
yang mampu memprediksi nilai keuntungan dari aset berharga. CAPM menjadi salah satu
indikator pebisnis dalam memperkirakan bagi hasil dan risiko terkait aset berharga miliknya.
CAPM mampu menentukan tingkat pengembalian ataupun required return atas suatu aset
berharga

CAPM adalah salah satu model asset pricing yang saat ini banyak digunakan oleh
para investor karena mampu memberikan gambaran seluruh hal yang berhubungan dengan
aset berharga, risiko dan kaitannya. CAPM mampu memberikan informasi hubungan risiko
dari setiap aset yang ada dan akan melakukan perkiraan hubungan risiko dengan hasil
keuntungan.

CAPM memberikan prediksi hubungan antara resiko dan tingkat imbal hasil harapan
(expected rete of return-E(r) ) dari sebuah aset (misalnya saham) dan hubungan antara tingkat
imbang hasil saham tersebut terhadap tingkat imbal hasil pasar. Salah satu asumsi dari CAPM
adalah bahwa investor telah melakukan deversifikasi. Oleh karena itu menurut CAPM, risiko
yang relefan hanyalah systematik risk. Firm spesific risk menjadi tidak begitu relevan karena
resiko ini dapat diminimalisasi dengan melakukan diversifikasi.
Adapun rumus CAPM : Expected return – beta relationship)
E(r) –Rf = (Rm)-Rf ]

9
DAFTAR PUSTAKA

https://investbro.id/capital-asset-pricing-model-capm/

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/capm-adalah/

10

Anda mungkin juga menyukai