i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang telah diberikan dengan tepat
waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pada bidang
Manajemen Portofolio dan Investasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan sebagai bahan materi dalam diskusi bagi pembaca dan penulis. Saya
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nurfitri Martaliah, S.E., M.E.K., yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi.
Saya ucapkan terimakasih pada temen kelompok diskusi dan kepada pihak lain yang
telah membagi pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan.
ii
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah model yang digunakan untuk
menentukan harga suatu aset berdasarkan kondisi seimbang atau ekuilibrium. CAPM juga
digunakan untuk memproyeksi tingkat keuntungan pada sebuah aktivitas investasi.
Berikut adalah beberapa konsep penting serta risiko dalam berinvestasi yang perlu
dipahami dalam Capital Asset Pricing Model:
1. Systematic Risks
Konsep penting yang pertama dalam CAPM adalah Systematic Risks atau
Risiko Sistematis. Risiko sistematis merupakan bagian tak terpisahkan yang
berhubungan erat dengan semua pergerakan dari pasar saham dan juga tidak bisa
dihindari. Risiko ini juga dikenal dengan istilah risiko pasar atau umum, yakni yang
berkaitan dengan perubahan keseluruhan yang terjadi di pasar.
Selanjutnya, perubahan pasar ini dapat mempengaruhi variabilitas retur dari
suatu investasi. Artinya, risiko sistematis ini adalah risiko yang tidak bisa
didiversifikasi. Kemunculan risiko ini terjadi karena pengaruh keadaan sosial budaya,
2
politik, dan juga perekonomian. Faktor lain yang turut berpengaruh adalah kurs valuta
asing, kebijakan pemerintah, daya beli masyarakat, dan lain-lain.
2. Unsystematic Risks
Unsystematic Risks atau risiko tidak sistematis merupakan bagian risiko tidak
umum di dalam sebuah perusahaan. Risiko ini tidak bisa dipisahkan. Unsystematic
risks juga kerap disebut dengan risiko perusahaan atau spesifik, yakni yang tidak
memiliki keterkaitan dengan perubahan pasar keseluruhan.
Risiko spesifik lebih berkaitan erat dengan perubahan posisi mikro dari sebuah
perusahaan penerbit sekuritas. Di dalam sebuah manajemen portfolio, dikatakan
bahwa risiko perusahaan dapat diminimalkan dengan cara melakukan diversifikasi
aset pada suatu portfolio. Faktor yang dapat mempengaruhi antara lain struktur aset,
tingkat likuiditas, dan struktur modal.
3. Market risks
Market risks atau risiko pasar juga kerap disebut dengan istilah interest rate
risk. Nilai sebuah investasi akan menurun apabila suku bunga meningkat. Hal ini akan
menyebabkan para pemilik investasi mengalami kondisi capital loss. Selain itu, ada
juga istilah reinvestment risks, yakni risiko yang disebabkan karena aset memiliki
yield lebih sedikit dari beberapa waktu mendatang.
4. Default risks, inflation risks, currency risks, dan political risks
Default risks merupakan risiko jika sebuah penerbit aset gagal dalam
membayar bunga. Inflation risk adalah risiko menurunnya nilai investasi karena
terjadi inflasi. Currency risks merupakan risiko menurunnya nilai aset yang
disebabkan oleh penurunan nilai mata uang yang digunakan oleh aset. Political risks
adalah risiko menurunnya nilai aset yang disebabkan oleh perubahan peraturan atau
hukum karena kebijakan pemerintah.
5. Beta
Beta berfungsi untuk menghubungkan antara co varian sebuah aset dengan
portfolio pasar dan varian dari portfolio pasar. Istilah ini juga digunakan untuk
mendefinisikan laba yang diharapkan CAPM. Capital Asset Pricing Model
menjelaskan bahwa beta adalah alat pengukur risiko relevan dan memiliki hubungan
positif serta linear antara beta dan tingkat keuntungan yang diharapkan.
Apabila koefisien beta lebih besar dari 1, maka bisa diartikan bahwa saham
memiliki pergerakan yang responsif. Jika beta saham sama dengan 1, artinya saham
mempunyai pergerakan sama dengan IHSG. Jika beta saham kurang dari 1 berarti
3
saham bergerak lebih lambat dari pergerakan pasar. Sedangkan jika nilai beta negatif,
saham memiliki pergerakan yang berlawanan dengan arah pasar.
6. Security market line
Security market line atau garis pasar modal berfungsi untuk menggambarkan
trade off bersih laba di dalam pasar finansial. Akan tetapi, hal ini hanya berlaku untuk
portfolio efisien dan tidak dapat digunakan dalam mempertimbangkan ekuilibrium
laba suatu negara. Di dalam CAPM, seluruh investor memegang portfolio pasar yang
merupakan pembanding terhadap portfolio lainnya.
Para investor selanjutnya akan mengharapkan premium risiko guna membeli
aset seperti saham. Semakin besar risiko saham tersebut, maka semakin besar pula
premium risikonya. Apabila investor ini memegang portfolio yang telah
didiversifikasi, maka mereka harus tertarik pada risiko portfolio dibandingkan risiko
sekuritas individual.
2.4 Asumsi-Asumsi dalam Capital Asset Pricing Model
CAPM memiliki asumsi bahwa investor merupakan perencana dalam suatu periode
tunggal dan memiliki persepsi sama tentang keadaan pasar dan juga mencari mean-variance
dari portfolio optimal. Selain itu, Capital Asset Pricing Model juga memiliki asumsi pasar
saham ideal adalah pasar saham yang besar dan investor adalah price takers. Tidak ada bajak
atau biaya transaksi dan seluruh aset bisa diperdagangkan secara umum. Selain asumsi di
atas, masih ada beberapa asumsi lain tentang CAPM.
4
Asumsi ini mengimplikasikan bahwa pemodal bersikap indifferent guna menerima
penghasilan berbentuk capital gain atau deviden. Selain itu, seluruh pemodal memegang
portfolio dengan risiko yang sama. Jika pasar sedang dalam kondisi ekuilibrium, maka hal ini
mengimplikasikan seluruh investor akan memilih portfolio pasar yang berisi seluruh aktiva
dalam pasar dan portfolio pasar ini merupakan portfolio aktiva berisiko yang berada pada
efficient frontier. Ada banyak investor dan tak ada satu pun yang bisa mempengaruhi harga
sebuah sekuritas.
5
Dalam keadaan ekuilibrium, required rate of return investor untuk suatu saham akan
dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Dalam hal ini risiko yang diperhitungkan hanyalah
risiko sistimatis atau risiko pasar. Sedangkan risiko yang tidak sistimatis dianggap tidak
relevan karena risiko ini dapat dihilangkan melalui diversifikasi.
CAPM merupakan model yang bisa menggambarkan atau memprediksi realitas di
pasar yang bersifat komplek, meskipun bukan kepada realitas asumsi-asumsi yang digunakan.
Oleh karena itu, CAPM sebagai sebuah model keseimbangan bisa membantu kita
menyederhanakan gambaran realitas hubungan risk dan return. Secara teoritis memang
dimungkinkan menghilangkan risiko (yang diukur dengan beta) apabila korelasi antar aktiva
tersebut adalah negatif sempurna.
Meskipun demikian, di dalam keadaan yang sebenarnya, korelasi yang sempurna,
baik positif maupun negatif tidak pernah dijumpai. Untuk pembentukan keseimbangan umum
memungkinkan kita untuk menentukan pengukur risiko yang relevan dan bagaimana
hubungan antar risiko untuk setiap aset apabila pasar modal berada dalam keadaan seimbang.
Model keseimbangan tersebut yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM), dipergunakan
untuk mengukur risiko dan return saham individual.
Rumus CAPM adalah:
Keterangan :
B = Beta saham
6
Rm = Expected return Rm dikurangi Rf = Risk premium
Contoh :
Asumsi bahwa Invesnesia melakukan analisis terhadap tingkat return sebuah saham
(sekuritas). Invesnesia menemukan bahwa resiko sistematis (beta) saham adalah 1,5.
Sementara itu, risk-freerate adalah sebesar 4%, dengan tingkat expected return pasar 15%.
Jawab :
R = Rf + B x (Rm - Rf)
7
R = 0,04 + [1,5 x (0,15 – 0,04)]
R = 0,04 + 0,165
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan adanya penjelasan diatas, bisa disimpulkan bahwa Capital Asset Pricing
Model atau CAPM adalah suatu metode pendekatan dari harga aset ataupun asset pricing
yang mampu memprediksi nilai keuntungan dari aset berharga. CAPM menjadi salah satu
indikator pebisnis dalam memperkirakan bagi hasil dan risiko terkait aset berharga miliknya.
CAPM mampu menentukan tingkat pengembalian ataupun required return atas suatu aset
berharga
CAPM adalah salah satu model asset pricing yang saat ini banyak digunakan oleh
para investor karena mampu memberikan gambaran seluruh hal yang berhubungan dengan
aset berharga, risiko dan kaitannya. CAPM mampu memberikan informasi hubungan risiko
dari setiap aset yang ada dan akan melakukan perkiraan hubungan risiko dengan hasil
keuntungan.
CAPM memberikan prediksi hubungan antara resiko dan tingkat imbal hasil harapan
(expected rete of return-E(r) ) dari sebuah aset (misalnya saham) dan hubungan antara tingkat
imbang hasil saham tersebut terhadap tingkat imbal hasil pasar. Salah satu asumsi dari CAPM
adalah bahwa investor telah melakukan deversifikasi. Oleh karena itu menurut CAPM, risiko
yang relefan hanyalah systematik risk. Firm spesific risk menjadi tidak begitu relevan karena
resiko ini dapat diminimalisasi dengan melakukan diversifikasi.
Adapun rumus CAPM : Expected return – beta relationship)
E(r) –Rf = (Rm)-Rf ]
9
DAFTAR PUSTAKA
https://investbro.id/capital-asset-pricing-model-capm/
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/capm-adalah/
10