Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MODEL PENETAPAN HARGA ASET KAPIITAL


CAPITAL ASSET PRINCING MODEL(CAPM)

Mata Kuliah Manajemen Investasi dan Portofolio

Disusun oleh:

Kelompok 7

Wika Tamaria (2130603236)

Rama Deni (2130603205)

Mely Angraini (2130603228)

Dosen Pengampu

WIDIA, M.E

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami lantunkan kepada Allah SWT. yang telah memberi rahmat dan
hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. diharapkan, makalah ini
dapat memberi manfaat dan menambah wawasan tentang Model Penetapan Harga Aset
Kapital/ Capital Asset Pricing Model (CAPM).

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu WIDIA., ME selaku dosen pengajar.
Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak-pihak yang telah
ikut serta membantu dan mengapresiasi hasil kerja sama kami ini. tugas makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas wajib bagi seluruh mahasiswa/ i Prodi Perbankan Syariah.

Tugas ini merupakan wujud dari rasa tanggung jawab kami sebagai mahasiswa
kepada kami sendiri untuk bisa memajukan daya tingkat semangat belajar kami. Dan kami
juga membutuhkan kritikan, komentar atau masukkan terhadap tugas makalah yang kami buat
ini, baik dari teman-teman mahasiwa/ i maupun dosen pengampu kami.

Akhir kata kami mengucapkan do’a yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT.
semoga kita semua diberi kelimpahan rahmat dan keberkahan darinya. Amiin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I  PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

A. Definisi Model Penetapan Harga Aset Kapital/ Capital Asset Pricing Model (CAPM). 2

B. Konten Teori (CAPM).....................................................................................................3

C. Asumsi (CAPM)..............................................................................................................5

D. Parameter dari Capital Asset Pricing Model (CAMP).....................................................7

BAB III PENUTUP..................................................................................................................9

A. Kesimpulan......................................................................................................................9

B. Saran................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Investasi adalah pengembangan atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada waktu ini, dengan tujuan dan harapan memperoleh keuntungan di
masa mendatang. Dalam ajaran Islam, kegiatan investasi dapat dikategorikan sebagai
kegiatan ekonomi yang termasuk ke dalam kegiatan muamalah, yaitu suatu kegiatan
yang mengatur hubungan antar manusia dengan manusia lainnya.
Beberapa investasi dipilih dan digabungkan menjadi satu atau diperoleh
tingkat keuntungan yang diharapkan. Tindakan investor seperti inilah yang
melatarbelakangi para praktisi untuk menciptakan sebuah model/teori, dan
memberikan informasi mengenai hal-hal di atas. Teori/model portofolio yangdapat
menjawab hal tersebut dan didasarkan pada penelitian-penelitian adalah model
keseimbangan. Model keseimbangan dapat digunakan untuk memahami
bagaimanaperilaku investor secara keseluruhan, serta bagaimana mekanisme
pembentukan harga dan return pasar dalam bentuk yang lebih sederhana. Model
keseimbangan juga dapat membantu untuk memahami bagaimana menentukan risiko
yang relevan terhadap suatu aset, serta hubungan risiko dan return yang diharapkan
untuk suatu aset ketika pasar dalam kondisi seimbang.
Model keseimbangan yang umum digunakan adalah Capital Asset Pricing
Model (CAPM). Model CAPM merupakan model keseimbangan yang menggambarkan
hubungan suatu risiko dan return secaralebih sederhana, dan hanya menggunakan satu
variabel (disebut juga sebagaivariabel beta) untuk menggambarkan risiko.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi dari Model Penetapan Harga Aset Kapital/ Capital Asset Pricing
Model (CAPM) ?
2. Apa Saja Konten Teori (CAPM) ?
3. Apa Saja Asumsi dari (CAPM) ?
4. Bagaimana Parameter dari (CAPM) ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Model Penetapan Harga Aset Kapital/ Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Menurut Pasaribu, hal yang sangat penting yang perlu dilakukan oleh seorang
investor adalah mempunyai kemampuan untuk mengestimasi return suatu sekuritas.
Untuk para investor yang tidak bersedia menghadapi risiko (risk averse), maka perlu
sekali untuk mengetahui hubungan keseimbangan antara risiko dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan untuk setiap surat berharga. Diperlukan suatu model
untuk dapat mengestimasi return suatu sekuritas dengan baik dan mudah. Estimasi
tingkat pengembalian saham yang diharapkan adalah penting untuk banyak keputusan
keuangan, seperti prediksi biaya ekuitas keputusan investasi, manajemen portofolio,
penganggaran modal, dan evaluasi kinerja.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau Model Penetapan Harga Aset Modal
dipelopori oleh Sharpe, Lintner, dan Mossin pada tahun 1964-1966. Menurut Bodie,
model CAPM merupakan bagian penting dalam bidang keuangan yang digunakan
untuk memprediksikan keseimbangan imbal hasil yang diharapkan (expected return)
dan risiko suatu aset pada kondisi ekuilibrium. Menurut Andri, pada keadaan
ekuilibrium tingkat keuntungan yang disyaratkan (required return) oleh investor untuk
suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Dalam hal ini risiko yang
diperhitungkan hanyalah risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar yang
diukur dengan beta (β). Sedangkan risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk)
tidak relevan, karena risiko ini dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi.
Menurut Husnan berpendapat bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM)
merupakan model untuk menentukan harga suatu asset. Model ini menjelaskan bagaimana
menemukan harga suatu saham dengan mempertimbangkan risiko yang terkandung
didalamnya. Capital Asset Pricing Model merupakan model penetapan harga aktiva
equilibrium yang menyatakan bahwa ekspektasi return atas sekuritas tertentu adalah fungsi
linier positif dari sensitivitas sekuritas terhadap perubahan return portofolio pasarnya.
Menurut Jogiyanto capital asset pricing model (CAPM) merupakan model untuk
menentukan harga suatu aset. Model ini mendasarkan diri pada kondisi ekuilibrium.
Dalam keadaan ekuilibrium tingkat keuntungan yang disyaratkan (required return)
oleh investor untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Dalam

2
hal ini risiko yang diperhitungkan hanyalah risiko sistematis (systematic risk) atau
risiko pasar yang diukur dengan beta (β). Bentuk standar dari CAPM pertama kali
dikembangkan secara terpisah oleh Sharpe (1964), Lintner (1965) dan Mossin (1969),
sehingga model ini sering disebut dengan CAPM bentuk Sharpe-Lintner-Mossin.
Professor Sharpe akhirnya memenangkan hadiah Nobel di bidang ekonomi untuk hasil
karyanya ini.
Menurut Tandelilin dalam Nasuha, Dzulkirom, & Z.A model CAPM merupakan
model keseimbangan yang menggambarkan hubungan risiko dan return secara lebih
sederhana, dan hanya menggunakan suatu variabel (disebut juga variabel beta) untuk
menggambarkan risiko.
Model CAPM merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukakan oleh
Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk)
dan risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk). Berdasarkan
model Markowitz, masing-masing investor diasumsikan akan mendiversifikasikan
portfolionya dan memilih portfolio yang optimal atas dasar preferensi investor terhadap
return dan risiko pada titik-titik portfolio yang terletak di sepanjang garis portfolio
efisien.
CAPM menjelaskan keseimbangan antara tingkat risiko dan return. Tujuan
umum CAPM adalah untuk menentukan tingkat keuntungan minimum yang
disyaratkan dari investasi aset yang berisiko. Sebagai akibat risiko keuntungan yang
diharapkan dari suatu saham harus dihubungkan dengan tingkat risiko sistematisnya
bukan dengan tingkat risiko total.

B. Konsep Teori (CAPM)


Capital Asset Pricing Model (CAPM) milik Sharpe (1964), dan Lintner (1965)
merupakan model teori keuangan yang paling sering di uji dan dibicarakan. Capital
Asset Pricing Model (CAPM) digunakan untuk mengkalkulasi biaya modal dan
mengukur kinerja portofolio sejak era 70-an. Model CAPM merupakan model
keseimbangan yang menggambarkan hubungan suatu risiko non-diversifiable dan
return secara lebih sederhana, berdasarkan dua kriteria investor memanfaatkan
expected return dan standar deviasi dalam mengambil keputusan investasi.

3
Model keseimbangan akan membantu pemahaman tentang bagaimana menentukan
risiko yang relevan terhadap suatu aset, serta hubungan risiko dan return yang diharapkan
untuk suatu aset ketika pasar dalam kondisi seimbang. CAPM memprediksi bahwa hasil
yang diharapkan dari suatu aset di atas tingkat risiko bebas berhubungan linier dengan risiko
non-diversifiable, yang diukur oleh variabel β (Beta). Semakin besar β suatu saham, maka
semakin besar pula risiko yang terkandung didalamnya. Tingkat pengembalian pasar yang
digunakan adalah tingkat pengembalian rata-rata dari kesempatan investasi di pasar modal
(indekspasar). Hubungan linear ini digambarkan oleh security market line (SML), yang
membandingkan risiko sistematis saham dan tingkat pengembalian, bersamaan dengan
risiko pasar dan tingkat bebas risiko.CAPM berasumsi bahwa harga saham tidak akan
dipengaruhi oleh unsystematic risk, dan saham yang menawarkan risiko yang relatif lebih
tinggi (higher β) akan dihargai relatif lebih dari pada saham yang menawarkan risiko lebih
rendah(lowerβ). Riset empiris mendukung argumen mengenai β sebagai prediktor yang baik
untuk memprediksi nilai saham di masa yang akan datang (future stock prices).
Persamaan CAPM juga dikenal sebagai Security Market Line (SML) :
SML : E(R i ) = R f + β i [E(R M ) – R f ]
Dalam rumus garis pasar keamanan di atas:
 E(R i ) adalah pengembalian yang diharapkan dari sekuritas
 R f adalah tingkat bebas risiko dan mewakili perpotongan y dari SML
 β i adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi atau sistematis. Ini adalah faktor
yang paling penting dalam SML. Kami akan membahas ini secara rinci dalam
artikel ini.
 E(R M ) diharapkan untuk mengembalikan portofolio pasar M.
 E(R M ) – R f   dikenal sebagai Premi Risiko Pasar
Besaran koefisien beta dapat dicari dengan cara meregresikan return saham
dengan return pasar (tandelilin, 2010):
Ri= αi+ βi RM+ei
Keterangan :
 Ri : Tingkat pendapatan sekuritas i
 RM : Tingkat pendapatan indeks pasar
 βi : Slope (beta)
 αi : Intersep

4
 ei : random residual error
Karakteristik Security Market Line (SML) adalah sebagai berikut:
1. SML adalah representasi yang baik dari biaya peluang investasi, yang
menggabungkan aset bebas risiko dan portofolio pasar
2. Keamanan nol-beta atau portofolio nol-beta memiliki pengembalian yang
diharapkan pada portofolio, yang sama dengan tingkat bebas risiko.
3. Kemiringan Garis Pasar Sekuritas ditentukan oleh premi risiko pasar, yaitu:
(E(RM) – Rf). Semakin tinggi premi risiko pasar semakin curam kemiringannya
dan sebaliknya
4. Semua aset dengan harga yang benar terwakili di SML.
5. Aset di atas SML dinilai terlalu rendah karena memberikan pengembalian yang
diharapkan lebih tinggi untuk jumlah risiko tertentu.
6. Aset di bawah SML dinilai terlalu tinggi karena memiliki pengembalian yang
diharapkan lebih rendah untuk jumlah risiko yang sama.

C. Asumsi (CAPM)
Menurut Fabozzi, terdapat beberapa asumsi lain dalam CAPM yang dibuat
untuk menyederhanakan realitas yang ada yaitu:
a. Semua investor mempunyai distribusi probabilitas tingkat return dimasa depan
yang identik, karena mereka mempunyai harapan atau ekspektasi yang hampir
sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang
optimal. Semua investor menggunakan sumber informasi seperti tingkat return,
varians return dan matriks korelasi yang sama dalam kaitannya dengan
pembentukan portfolio yang efisien.
b. Semua investor mempunyai satu periode waktu yang sama, misalnya satu tahun.
c. Semua investor dapat meminjam (borrowing) atau meminjamkan (lending) uang
pada tingkat risk free rate of return.
d. Tidak ada biaya transaksi.
e. Tidak ada pajak pendapatan.
f. Tidak ada inflasi.
g. Semua aktiva bisa diperjualbelikan dalam fraksi yang kecil
h. Terdapat banyak sekali investor, dan tidak ada satupun investor yang dapat
mempengaruhi harga suatu sekuritas, semua investor adalah price-taker

5
i. Pasar dalam keadan seimbang (equilibrium).

Asumsi-asumsi model CAPM seperti yang disebutkan di atas memang terlihat


tidak realistis, mengingat asumsi tersebut sulit ditemui di dalam dunia nyata. Namun
demikian, model CAPM merupakan model yang bisa menggambarkan atau
memprediksi realitas di pasar yang bersifat kompleks. Oleh karena itu, CAPM sebagai
sebuah model yang seimbang, bisa membantu menyederhanakan gambaran hubungan
return dan risiko dalam dunia nyata yang terkadang sangat kompleks. Jika semua
asumsi-asumsi terpenuhi, maka akan terbentuk suatu pasar yang equilibrium. Dalam
kondisi pasar yang equilibrium investor tidak akan bisa memperoleh abnormal return
dari tingkat harga yang terbentuk, termasuk bagi investor yang mendorong semua
investor untuk memilih portfolio pasar, yang terdiri dari semua asset berisiko yang
ada. Portfolio pasar tersebut akan berada pada garis efficient frontier dan sekaligus
merupakan portfolio yang optimal.
CAPM menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium, portofolio pasar adalah
tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah
passive strategy. CAPM berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang aset
individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada portofolio pasar dan
koefisien beta. Keinginan utama dari investor adalah meminimalkan risiko dan
meningkatkan perolehan (minimize risk and maximize return).
Asumsi umum bahwa investor individu yang rasional adalah seorang yang tidak
menyukai risiko (risk aversive), sehingga investasi yang berisiko harus dapat
menawarkan tingkat perolehan yang tinggi (higher rates of return), oleh karena itu
investor sangat membutuhkan informasi mengenai risiko dan pengembalian yang
diinginkan.
Beberapa asumsi yang digunakan di CAPM adalah investor memiliki persepsi
yang sama atas keadaan pasar dan merupakan price-taker, tidak ada pajak maupun
biaya transaksi, para investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah
yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko dan semua aset
yang diperjualbelikan adalah likuid.

D. Parameter dari Capital Asset Pricing Model (CAMP)

6
Hubungan antara beta dan return menunjukkan bahwa investor mengharapkan
tingkat pengembalian yang sama dengan tingkat bebas risiko ditambahpremi risiko,
dan semakin besar risiko, semakin besar premi risiko. Penerapan CAPM memerlukan
parameter yang akan diestimasi. Ward (2000:35) memperingatkan bahwa parameter
ini tidak konstan, tetapi berubah-ubah dari waktu ke waktu, sementara Firer (1993:25)
menambahkan bahwa, dalam mengestimasi parameter, tidak mungkin untuk
menerapkan CAPM dalam bentuk yang murni, karena harus ada pengganti untuk
parameter CAPM berikut ini :
 Tingkat pengembalian bebas risiko.
Pengembalian aset yang tidak memiliki risiko, yakni tidak memiliki varian
atau kovarian dengan pengembalian pasar. Pada kenyataannya, aset bebas risiko
sulituntuk ditemukan dan diragukan apakah itu benar-benar ada. Ini berarti
bahwaberbagai pengganti (misalnya: Obligasi Pemerintah, Treasury bills, dan
lain-lain). Namun, pengganti ini masih dipengaruhi oleh ketidakpastian dan
inflasi, karena itutidak sepenuhnya bebas risiko
 Tingkat pengembalian pasar
Keberadaan portofolio pasar yang efisien secara optimal adalah salah satu
implikasi yang paling penting dari CAPM. Secara teori, portofolio pasar terdiri
darisemua aset berisiko dan portfolio yang dapat diversifikasi secara luas. Saat
portofolioini dipegang, tidak dapat mendiversifikasi risiko lebih jauh (Radcliffe
1997:259).Pengembalian pasar harus sama dengan portofolio pasar, yang
mencakup semua aset berisiko ama dengan tingkat pengembalian bebas
risiko,return pasar tidak mudah untuk diperkirakan. Hal ini biasanya diperkirakan
dengan menggunakan indeks bursa sebagai pengganti return pasar. Namun, ada
permasalahan mengenai indeks yang digunakan sebagai pengganti.
 Beta
Parameter ketiga ini penting untuk CAPM dan menyatukan ekspektasi
tingkat pengembalian investor pengembalian dengan tingkat pengembalian pasar.
Sejarah Beta umumnya digunakan untuk memperkirakan beta masa depan. Hal ini
diperdebatkan, apakah beta historis merupakan perkiraan yang baik untuk
digunakan dalam model ekspektasi. Aspek penting dari beta saham yaitu dapat
digunakan untuk memperkirakan beta portofolio saham. Hal penting lainnya

7
untuk diperhatikan bahwa beta portofolio berasal dari data historis dan berguna
untuk memprediksi beta portofolio di masa yang akan datang.

Beta merupakan ukuran risiko non-diversifiable dan merupakan ukuran


relatif dari risiko. Beta adalah perkiraan risiko relatif terhadap portofolio pasar.
Dengan katalain, beta mengukur volatilitas (yaitu fluktuasi harga) dari portofolio
saham atau saham dan perkiraan bagaimana tingkat pengembalian yang
diharapkan pada sahamatau portofolio saham akan bergerak relatif terhadap
gerakan dalam tingkat pengembalian portofolio pasar. Risiko sistematik adalah
risiko yang mendasari gerakan-gerakan perubahan harga saham, dan tidak bisa
dihilangkan dengan diversifikasi
 Bila β > 1.00, artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi
daripada pasar.
 β < 1.00, artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada
indekspasar secara umum (general market index ).
 Bila nilai β = 1, artinya adanya hubungan yang sempurna dengan kinerja
seluruhpasar seperti yang diukur indek pasar (market index), contohnya
nilai yang diukuroleh Dow-Jones Industrials dan Standard and Poor’s 500-
stock-index

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Capital Asset Pricing Model merupakan kontribusi fundamental
bagipemahaman kita tentang faktor-faktor penentu harga aset. Capital Asset Pricing
Model adalah teori dengan implikasi yang mendalam untuk harga aset dan perilaku
investor.Model ini telah dikembangkan dengan berbagai cara untuk mengakomodasi
beberapa kompleksitas dalam dunia nyata. Terlepas dari itu, batas-batas yang terdapat
dari asumsi yang mendasari fundamental validitas CAPM sepenuhnya tanpa cela, dan
terlepas dari model lainnya, CAPM masih merupakan model yang dominan dan
digunakan sebagai paradigma untuk memahami keseimbangan antara risko dan tingkat
pengembalian.

B. Saran
Berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa
khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan dan
Memahami Capital Asset Pricing Model (CAPM). Demi penyempurnaan makalah ini,
Kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Hendrawan. 2010. Pengujian Capital Asset Pricing Model (CAPM) secara Empiris
terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100). Vol.2, No.1.
Denny Cahyo Prasetyo.,dkk. 2015. PERBANDINGAN KEAKURATAN CAPM DAN APT
DALAM MEMPREDIKSI RETURN SAHAM PERUSAHAAN DI JAKARTA
ISLAMIC INDEX (PERIODE 2010-2014)
Fahmi, I. (2015). Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. (S. M. Sofyan Idris,
Penyunt.) Bandung: ALFABETA
Husnan, S. (2005). Teori Portofolio & Analisis Sekuritas (Keempat ed.). Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Icha Winda Dian Safira., dkk. 2021. Penentuan Keputusan Investasi Saham Menggunakan
Capital Asset Pricing Model dengan Penaksiran Parameter Stokastik
Jogiyanto. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Linawati. (2013). Analisis Tingkat Pengembalian Saham Berdasarkan Capital Asset Pricing
Model. Efektor, 23, 41-47

Anda mungkin juga menyukai