Dalam beberapa tahun terakhir serangkaian merger besar telah membentuk kembali lanskap korporat. Merger – merger ini termasuk merger $85 miliar antara exxon dan mobil pada tahun 1998, tawaran procter & gamble kepada Gillete sebesar $55 miliar tahun 2005, Akuisisi Anheuser Vusch oleh inbev sebesar $52 miliar tahun 2008, serta kesepakatan antara Amerika online dan Time Warner senilai $160 miliar tahun 2000. Pada tahun 2013, Varizon membayar $130 miliar untuk 45% saham Vodafone di Verizon Wireless. Di awal 2014, AT&T mengajukan proposal untuk mengakuisisi DirectTV sebesar $48,5 miliar, dan Comcast mengajukan tawaran untuk mengakuisisi Time Warner Cable sebesar $45 miliar. Tawaran – tawaran ini mengundang kritik dari pembuat kebijakan lembaga – lembaga konsumen, dan perusahaan seperti Netflix ytang mengkhawatirkan meningkatnya penguasaan pasar akibat merger ini. 5 Kriteria utama dalam menentukan apakah suatu merger dikatakan berhasil : 1. Apakah manajemen berhasil dalam pembuatan kesepakatan? Pengakuisisi yang berpengalaman akan lebih baik dibandingkan pengaku sisi yang jarang melakukannya. 2. Akankah akuisisi memperkuat bisnis inti pengakuisisi? Perusahaan cenderung akan lebih baik ketika mengakuisisi perusahaan yang beroperasi dalam bisnis yang mereka pahami. 3. Apakah manajemen telah melakukanpenelitian sebelum mengakuisisi? Pengakuisisi yang berhasil tidak terburu – buru dalam melakukan uji tuntas yang diperlukan. 4. Apakah perusahaan sudah memperhatikan masalah integrasi sebelumnya? Kesepakatan sering kali gagal akibat tidak ada rencana yang jelas tentang bagaiman kedua tim manajemen akan berintegrasi setelah akuisisi. 5. Apakah tim eksekutif telah siap untuk hal –hal yang tidak terduga? Sejarah menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu yang berjalan seperti yang direncanakan. Pengakuisisi yang sukses mengantisipasi hal – hal yang tidak terduga dan mampu beradaptasi terhadap perubahan kondisi. A. Alasan untuk Marger Manajer keuangan dan ahli mengajukan banyak alasan terkait aktivitas merger tingkat tinggi perusahaan di AS motif utama dibalik merger a. Sinergi Motivasi utama sebagian besar merger adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan yang telah bergabung. Apabila perusahaan A dan B bergabung dan membentuk Perusahan C, dan jika nilai perusahan C lebih tinggi dibanding Perusahan A dan B secara terpisah, maka terjadi sinergi. Merger seperti itu seharusnya menguntungkan bagi pemegang saham Perusahaan A dan B. Efek sinergis dapat muncul dari tempat sumber. Operasi yang ekonomis yang merukan hasil dari skala ekonomi dalam manajemen, pemasaran, produksi, atau distribusi. Keuangan yang ekonomis, termasuk biaya transaksi yang lebih rendah dan alasan yang lebih baik dari analisis efek Perbedaan efisiensi, berarti bahwa manajemen satu perusahaan lebih efisien dan asset perusahaan yang lebih lemah akan lebih produktif setelah merger Peningkatan kekuatan pasar akibat turunnya persaingan Operasi dan Keuangan yang lebih ekonomis diingikan secara sosial, sebagaimana merger yang meningkatkan efisiensi manajerial, tetapi merger yang menurunkan persaingan tidak diingikan secara sosial dan sering kali illegal. b. Pertimbangan Pajak Pertimbangan pajak telah mendorong sejumlah merger. Sebagai contoh, perusahaan yang menghasilkan laba dengan tariff pajak tinggi dapat mengakuisisi suatu perusahaan dengan akumulasi kerugian pajak yang besar. Kerugian ini kemudian diubah menjadi penghemat pajak saat ini dan bukan dikompensasikan di masa yang akan datang. Dalam kasus lain, merger lintas negara timbul untuk memanfaatkan berbagai tarif pajak antarnegara. c. Pembelian Aset di Bawah Biaya Penggantiannya Seringkali perusahaan diincar sebagai kandidat akuisisi karena biaya mengganti asetnya lebih tinggi dibanding nilai pasarnya. Sebagai contoh, diawal tahun 1980-an, perusahaan minyak tidak dapat mengakuisisi cadangan secara lebih murah apabila membeli perusahaan minyak lain dibandingkan dengan melakukan eksplorasi pengeboman. Dengan demikian, Chevron mengakuisisi Gulf Oil untuk menambah cadangan minyaknya. Sama halnya, pada tahun 1980-an beberpa eksekutif perusahaan baja mengatakan bahwa lebih murah membeli perusahaan baja yang ada dibanding membangun pabrik baru. d. Difersifikasi Manajer sering kali menyatakan disertifikasi sebagai alasan merger. Mereka berpendapat bahwa disertifikasi membantu stabilisasi pendapatan perusahaan dan akhirnya menguntungkan bagi pemilik. Stabilisasi pendapatan tentu saja menguntungkan bagi karyawan, pemasok, dan pelanggan, tetapi nilainya tidak pasti dari sudut pandang pemegang saham. Mengapa perusahaan A mengakuisisi Perusahaan B untuk menstabilkan pendapatan, ketika pemegang saham dapat dengan mudah membeli saham kedua perusahaan. Penelitian terhadap perusahaan di AS mengidentifikasi bahwa dalam sebagian kasus, disertifikasi tidak meningkatkan nilai perusahaan, Sebaliknya, nayak penelitian yang menemukan bahwa perusahaan yang disertifikasi bernilai lebih kecil dibandingkan dengan jumlah masing – masing bagiannya. e. Insentif Pribadi Manajer Ekonomi keuangan biasanta menyimpulkan bahwa keputusan bisnis didasarkan hanya atas pertimbangan ekonomi, terutama maksimalis nilai – nilai perusahaan. Namun, banyak keputusan bisnis yang mendasarkan pada motivasi pribadi manajer dibandingkan analisis ekonomi. Pemimpin bisnis menyukai kekuasaan dan lebih banyak kekuasaan pada perusahaan besar dibandingkan perusahaan kecil, Tentu saja, tidak ada eksekutif yang akan mengaku bahwa ego pribadi yang mendasari alasan merger, tetapi ego berperan penting dalam banyak merger. f. Nilai Pemecahan Perusahaan dapat dinilai melalui buku, nilai ekonomis, atau nilai penggantian. Spesialis pemngambil alihan mulai menggunakan nilai pemecahan sebagai dasar untuk penilaian. Analis memperkirakan nilai pemecahan suatu perusahaan, yaitu nilai bagian – bagian perusahaan apabila dijual secara terpisah. Apabila nilai ini lebih tinggi darpada nilai perusahaan saat ini, spesialis dapat mengakuisisi perusahaan, menjualnya bagian – perbagian, dan memperoleh keuntungan yang signifikan. B. Jenis – Jenis Merger Ekonom mengklarifikasikan merger kedalam beberapa jenis yaitu : Merger Horizontal, terjadi ketika suatu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam satu lini bisnis yang sama. Merger Vertikal, terjadi ketika suatu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam satu relasi produsen – pemasok. contohnya akuisisi produsen baja kepada salah satu pemasoknya seperti perusahaan tambang besi atau batu bara. Merger Non-Generik, bergabung dalam sifat atau tindakan sehingga melibatkan perusahaan yang terkait tetapi bukan produsen produk yang sama atau perusahaan dalam suatu relasi. Merger Konglomerasi, terjadi ketika perusahaan tidak terkait bergabung. Merger ini cenderung sedikit menghasilkan sinergi bila ada dan menjadi kurang popular dalam beberapa tahun terakhir
C. Tingkatan Aktivitas Merger
Lima “Gelombang Merger” utama telah terjadi di AS. Pertama terjadi di akhir tahun 1800- an, ketika konsolidasi terjadi di industri minyak, baja, tembaga dll. Kedua adalah tahun 1920-an, Ketika melonjaknya harga saham membantu pendukung keuangan mengonsolidasi perusahaan di sejumlah industri, termasuk peralatan , komunikasi, dan otomotif. Ketiga adalah pada tahun 1960-an ketika merger konglomerasi menjadi tujuannya, Keempat terjadi tahun 1980-an ketika LBO dan perusahaan lain mulai menggunakan obligasi berperingkat non investasi untuk membiayai akuisisi. Kelima, dimana melibatkan aliansi strategis yang didesain untuk memungkinkan perusahaan berkompetisi secara lebih baik di perekonomian globa, sedang berlangsung saat ini.
D. Pengambilan Paksa dan Sukarela
Di sebagian besar situasi merger, satu perusahaan umumnya perusahaan yang lebih besar memutuskan untuk membeli perusahaan lainnya, menegoisasikan suatu harga dengan manajemen perusahaan target, kemudian mengakuisisi perusahaan target tersebut. Beberapa kali, perusahaan yang diakuisisi tetapi pada umumnya suatu perusahaan mencari perusahaan yang akan diakuisisi ketimbang suatu perusahaan yang menawarkan untuk diakuisisi. kita akan menyebut perusahaan yang mencari perusahaan lain untuk diakuisisi sebagai perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang menawarkan diakuisisi sebagai perusahaan target.