Kode barang
Satuan : unit
Tgl No.Bukt Persediaan masuk Persediaan keluar Nilai persediaan akhir
i unit Harga satuan jumlah Unit Harga jumlah Unit Harga Jumlah
satuan satuan
2 400 Rp,90,500,0 Rp,36,200,000,,00
0
5 720 Rp,80,500,00 Rp,57,9 1120 Rp,84,071,4 Rp,94,160,000,00
60,000, 3
00
10 600 Rp,84,0 Rp,50, 520 Rp,84,071,4 Rp,43,717,142,86
71,43 442,85 3
7,14
15 450 Rp,97,500,00 Rp,43,8 . 970 Rp,90,301,1 Rp,87,592,142,86
75,000, 8
00
19 450 Rp,40, 520 Rp,90,301,1 Rp,46,956,612,67
635,53 8
0,19
23 150 Rp,13, 370 Rp,90,301,1 Rp,33,411,435,94
545,17 8
6,73
26 700 Rp,90,500,00 Rp,63,3 1070 Rp,90,431,2 Rp97,761,435,94
50,000, 5
00
28 650 Rp,58, 420 Rp,90,431,2 Rp,37,981,124,39
780,31 5
1,55
31 660 Rp95,500,00 Rp,63,0 1080 Rp,93,528,8 Rp101,011,124,39
30,000, 2
00
b. Harga pokok penjualan dari setiap Metode
FIFO
HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir
= ( Rp, 36,200,000,00 + Rp,57,960,000,00 + Rp,43,875,000,00 + Rp,63,350,000,00 + Rp,63,030,000,00)
– ( Rp, 19,910,000,00 + Rp, 4,525,000,00 + 63,030,000,00 )
= Rp,264,415,000,00 – Rp, 87,456,000,00
=Rp,176,950,000,00
LIFO
HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir
= ( Rp, 36,200,000,00 + Rp,57,960,000,00 + Rp,43,875,000,00 + Rp,63,350,000,00 + Rp,63,030,000,00)
– ( Rp, 19,910,000,00 + Rp, 4,525,000,00 + 63,030,000,00 )
= Rp,264,415,000,00 – Rp, 87,456,000,00
=Rp,176,950,000,00
Rata-rata bergerak
HPP = Baranga yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir
= ( Rp,36,200,000,00 + + Rp,57,960,000,00 + Rp,43,875,000,00 + Rp,63,350,000,00 +
Rp,63,030,000,00) – Rp,101011,124,39
= Rp,264,415,000,00 - Rp,101011,124,39
= Rp,163,043,875,70
6. Perusahaan dagang “Aneka Firma “ Menggunakan sistem perpetual FIFO untuk menctat dan menilai
persediaan barang dagang GG-nya . Data lalu-lintas barang selama bulan juni 2012 adalah sebagai berikut.
1 Juli persediaan awal 10 unit@ Rp,525,000,00 25 unit @ Rp,760,000,00
5 Juli Faktur No 039, penjualan kepada toko Bimbanh 15 unit @ Rp,625,000,000,00
9 Juli Faktur No,040, penjualan kepada toko amatir , 18 unit @ Rp 635,000,000,00
15 Juli faktur No,346, dari PT Niaga sakti untuk 25 unit@ Rp,465,000,00
18 Juli,Memo kredit No,346, dikembalikan karena rusak.
23 Juli , Faktur No,041, penjualan kepada toko maju terus 23 unit @ Rp.635,000,00
24 Juli ,Memo kredit No.15 diterima dari toko maju terus untuk 2 unit barang faktur no ,041 yang
dikemablikan kkarena rusak .
Berdasarkan transakasi keuangan tersebut maka:
a) Buatlah kartu persediaannya
b) Hitung laba kotor perusahaan selama bulan Juli 2012
Penyelesaian :
b) Laba kotor
step 1
Penjualan
Retur penjualan
step 2
Menghitung HPP
Persediaaan awal : Rp.24,250,000,00
Pembelian : Rp,11,625,000,00 +
Barang tersedia untuk dijual : Rp,38,875,000,00
Persediaan akhir : Rp, 1,860,000,00 -
HPP : Rp,34,015,000,00
step 3
Pembelian-tunai Rp,495,950,000,00
Penjualan-kredit Rp,991,200,000,00
step 1
Mencari taksiran laba kotor:
Presentase laba kotor * penjualan bersih
= 296*( Rp,849,550,000,00 + Rp,991,200,000,00)
=Rp, 478,595,000,00
step 2
Menghitung HPP
Penjualan bersih – Taksiran laba kotor
=( Rp,849,550,000,00 + Rp,991,200,000,00) – Rp,478,595,000,00
= Rp, 1,362,155,000,00
step 3
Menghitung nilai persediaan barang dagang akhir
= Barang yang tersedia untuk dijual – HPP
=Rp, 394,550,000,00 + 495,950,000,00 + Rp, 765,550,000,00 – Rp, 1,362,155,000,00
=Rp,293,895,000,00
2) Laba kotor
Di awal laba kotor sudah dicari dari persentase laba kotor dikalikan penjuala bersih , yaitu sebesar Rp,
478,595,000,000
Atau bisa juga dengan menggunakan perhitungan seperti biasa , yaitu laba kotor = ( Rp,849,550,000,00 +
Rp,991,200,000,00) – Rp,1,362,155,000,00
8.Perusahaan dagang “Free Lunch” menetapkan metode perpetual untuk mencatatat dan menilai
persediaannnya . Data selama bulan Desember 2012 adalah sebagai berikut.
Bila persediaan akhir periode dihitung dengan metode harga eceran , tentukan :
step 1
Membuat table perbandingan antara harga pokok dengan eceran untuk dasar penjualan
step 2
Membandingkan persediaan barang yang siap atau tersdia untuk dijual antara penghitungan harga
pokok dengan metode eceran
Rp.863,050,000,00 * 10096 = 69,0596
Rp,1,249,972,500,00
1) Menghitung niali pesediaan akhir
69,0596 *Rp,500,647,500,00 = Rp,345,446,775,00
2)Menghitung laba bersih
Sebelum menghitung besarnya laba bersih ,hitung HPP dengan cara:
HPP = Barang yang teredia untuk dijual – persediaan akhir
HPP = Rp,863,050,000,00 – Rp,34,446,775,00
HPP = Rp,517,603,225,00
Perusahaan Dagang “ Free Lunch”
Laporan Laba/Rugi
HPP Rp(517,603,225,00)
Perusahaan dagang yang baru berdiri bernama “ Bhakti mulia “ Menjual barang ABC,
pencatatan dan penilaian persediaan menganut sistem periodik. Data selama tahun 2012 adalah
sebagai berikut.
b) Persediaan akhir periode dari hasil stock opname adalah sebanyak 95,000 unit
c) Penjualan bersih selama tahun 2012 Rp,43,065,000,00 Hitunglah laba kotor yang dihasilkan oleh
perusahaan dagang tersebut selama tahun 2012 bila perusahaan menggunakan sistem penilaian FIFO
dan LIFO
Penyelesaian
step 1
Menentukan terlebih dahulu berapa nilai persediaan akhir
step 3
Menentukan HPP untuk setiap metode
1) FIFO
HPP = Barang yang tersedia untuk dijual –persediaan akhir
HPP = ( Rp,6,169,575,000,00 – Rp, 2,384,500,000,00)
HPP = Rp, 3,335,075
2) LIFO
HPP = Barang tersedia untuk dijual – Persediaan akhir
HPP = ( Rp,6,169,575,000,00 – 2,500,325,000,00 )
HPP = Rp,3,669,250,00
step 4
Menghitung laba kotor untuk setiap metode
1) FIFO
Laba kotor = Penjualan bersih – HPP
Laba kotor = Rp,4,306,500,000,00 – Rp, 3,669,250,000,00
Laba kotor = Rp,971,425,000,00
2) LIFO
Laba kotor = Penjualan bersih – HPP
Laba kotor = Rp,4,306,500,000,00 – Rp, 3,669,250,000,00
Laba kotor = Rp,637,250,000,00
Dari hasil stock opname , diperoleh data mengenai persediaan barang dagang pada perusahaan
dagang “Ragil” tanggal 31 Desember 2012, yaitu sebagai berikut .
Penyelesaian:
Penghitungan HPP pada perusahaan manufaktur lebih rumit bila dibandingkan dengan
perusahaan dagang. Menghitung HPP, Harus dihitung Harga pokok produksi. Untuk lebih jelasnya,
Perhatikan dan pelajari kasus-kasus yang berhubungan engan HPP pada perusahaan manufaktur berikut
ini .
1.Penerbit baru bernama “ Indie Media “ Menerbitkan buku berdasarkan pesanan ( print demand ).
Pemesanan berasal dari individu atau komunitas penulisan . Nantinya , Buku – buku tersebut akan
didistribusikan lagi oleh kelompok atau komunitas penulisan tersebut. Metode persediaan yang
digunakan adalah perpetual.
Pada bulan juni 2012 pesanan yang diterima oleh penerbit tersebut adalah sebagai berikut.
Untuk memproduksi pesanan tersebut , penerbit tersebut melakukan kegiatan sebagai berikut.
Total Rp,1,052,500,00
c. Semua bahan baku dan bahan penolong dipergunakan dalam proses produksi ( tidak ada yang
tersedia )
d. Menggunakan tenaga kerja langsung masing-masing 40,100, dan 60 jam kerja langsung dengan tariff
per jam Rp,35,000,00
e. Menggunakan tenaga kerja tak langsung masing-masing 20, 50, dan, 40 jam dengan tariff per jam
Rp,15,000,00
g. BOP yang dibebankan pada setiap pesanan tersebut adalah sebesar 7596 dari biaya tenaga kerja
langsung.
h. Bop selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung yang dipakai oleh penerbit
indie tersebut adalah :
a. Jurnal , di antaranya
Penyelesaian :
Bahan baku
Bahan Penolong
Pemakaian :
Bahan Baku
Bahan Penolong
Gaji dan upah untuk pegawai non produksi ( administrasi dan umum )
Catatan :
Beban gaji bagian administrative dan umum tidak termasuk bagian dari biaya produksi. ini
sebabnha, beban gaji bagian administrative dan umum tidak masuk dalam perhitungan
hargapokok produksi dan hrag pokok penjualan. Yang masuk penghitungan harga pokok hanyalah
biaya- biaya yang ada hubungan nya dengan kegiatan produksi.
Jurnal untuk BOP
Alokasi BOP
- Untuk mengisi BOP yang dibebankan atau alokasi BOP, lihat dasar pembelian / pengalokasikan
BOP tersebut
- Pada contoh kasus ini, pengalokasian BOP didasarkan pada biaya tenaga kerja langsung.
o Jurnal Untuk mencatat persediaan barang dalam proses pada akuntansi pesananyang belum
selesai ( masih proses ) adalah pesanan 102.
Pesanan 103
Pesanan 103
2. Pt.Panorama sakti dalah perusahaan manufaktur yang memproduksi barang secara missal . data yang
berhubungan dengan dua deparemen yang ada pada perusahaan tersebut selama bulan Juli adalah
sebagai berikut.
Keterangan Departemen A Departemen B
Barang dalam proses (awal) :
Biaya Bahan baku 100% dan biaya konversi 45% 4,000 unit
Biaya tenaga kerja 2,596 dan BOP 55,96 5,600 unit
Barang dalam proses bulan Juli 42,000 unit
Barang selesai yang ditransfer ke B 40,000 unit
Barang jadi 40,000 unit
Barang dalam Proses (akhir)
Biaya Bahan baku 100% dan biaya konversi 80% 6,000 unit
Biaya tenaga kerja 45% dan BOP 75% 5,600 unit
Harga pokok Produksi :
Harga pokok dari departemen A Rp, 150,000,000,00
Biaya Bahan baku Rp,123,500,000,00 -
Biaya Tenaga kerja Rp,75,500,000,00 Rp, 103,000,000,00
BOP Rp,89,500,000,00 Rp, 98,750,000,00
Biaya produksi :
Biaya Bahan Baku Rp,100,500,000,00 -
Biaya tenaga kerja Rp,95,590,000,00 Rp, 96,500,000,00
BOP Rp,90,500,000,00 Rp, 99,000,000,00
Dari data di tersebut , tentukanlah penghitungan harga pokok produksi dan laporan harga pokok
produksi dari setiap departemen dengan asumsi perusahaan tersebut menggunakan sistem perpetual
( rata- rata tertimbang dan FIFO )
Penyelesaian :
Penghitungan harga pokok produksi masssal ini lebih rumit daripada penghitungan harga pokok
produksi pesanan . beberapa hal yang harus di perhatikan
- Kemungkinan perusahaan sudah memiliki persediaan sisa dari proses sebelum nya atau disebut juga “
barang dalam proses (awal) “ karena perusahaan memproduksi barang yang sam secara kontinyu
- saat perushaan memulai aktivitasnya dengan memproduksi barang / produk baru , akan menjadi
percampuran harga pokok, yaitu dari barang dalam proses sisa ( yang kemudian disebut dengan barang
dalam proses ( awal ) dan harga pokok dari brang yang di produksi saat ini.
Cara menghitung harga pokok per unit dengan menggunakan metode rata-rata ini adakah sebagai
berikut.
Biaya yang dibawa pada barang dalam proses ( awal ) + biaya produksi periode saat ini , unit ekuivalensi
UE ( Unit Ekuivalensi )atau jumlah yang ekuivalen setara dengan produk jadi yang dihasilkan setiap
departemen pada perusahaan manufaktur , pada metode rata-rata cara mencari UE adalah sebagai
berikut
Unit selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya + 96 barang dalam proses akhir yang ada pada
departemen tersebut.
Departemen A
Step 1
135,600,00
Step 2
Catatan :
- Total harga pokok adalah total semua biaya ( BBb, BTK , dan BOP ) baik yan sudah tersedia sebelumnya
[ barang dalam proses (awal) maupun yang dimasukan sekarang
- Harga pokok per unit adalah total harga pokok dibagi dengan unit ekuivalensi setiap biaya .
- Angka setelah koma pada UE tidak bisa diabaikan kerna sangat menentukan balance tidaknya jumlah
perhitungan harga pokok produksi pada laporan harga produksi.
- Pada akuntansi, terutama akuntansi biaya dan manajemen , angka setelah koma sangat berarti dan
tidak bisa dianggap sepele.
PT.PANORAMA SAKTI
Penghitungan biaya
Harga pokok Barang selesai yang ditransfer ke departemen B ( 40,000 * Rp, 12,706,3955,743
Keterangan
Jumlah produk yag diolah harus sma dengan jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen
yang bersankutan .
Perhatikan penghitugan harga pokok produksi departemen A yang pada akhirnya akan ditransfer
ke departemen B , yaitu sebesar rp, 575,090,000,00 ,npenghitungan inin balance dengan
penghitungan sbelumnya.
Petunjuk pengisiian
Pengisiisan data produksi ( unit barang ) bersumber pada persediaan yang mencatat tersanksi
keluar- masukya persediaan selama periode tertentu. Untuk biaya tenaga kerja dan BOP sumber
pencatatannya berasal dari jurnal dana buku besar. Hasil ( jumlah/unit ) barang /produk yang
ditulis pada contoh soal ini adalah hasil akhir
Harga pokok yang dibebankan pada departemen A
Berasal dari penjumlahan harga pokok barang dalam proses awal dengan barang dalam proses
yang dimasukan pada proses berjalan dan hitung untuk setiap jenis biaya ( BBB,BTK dan BOP )
Total harga pokok produksi yang ada pada bagian “ harga pokok produk yang dibebankan
departemen A” jurnalanya harusa sama dengan penghitungan yang ada dibawahnya
Harga pokok barang dalam proses akhir
Setiap biaya ( BBB, BTK ,dan BOP ) dikalikan dengan harga pokok produk per unit dan dikalikan
dengan presentase barang dalam proses akhir yang dipakai dalam proses produksi
Departemen B
Step 1
Menghitung Unitu Ekuivalensi
Barang yang dihasilakn Departemen B dan akan ditransfer ke gudang+ 96 barang dalam proses
– akhir pada Departemen B
Unsur biaya Biaya melekat Biaya produksi saat ini Total Biaya Unit Hp/ Unit
produksi pada barang Ekuivalens
dalam proses i
(awal)
Harga Rp,150,000,000,0 Rp,508,255,822,981,366,0 Rp, 45,600 Rp,14,435,4347145
pokok dari 0 0 628,255,822981,366,00, 0
Departeme
nA
Biaya Rp,103,000,000,0 Rp,97,500,000,00 Rp,200,500,000,00 45,200 Rp,4,715,42803387
tengaa kerja 0
BOP Rp,98,750,000,00 Rp, 99,000,000,00 Rp,197,750,000,00 44,200 Rp,4,473,89190045
TOTAL Rp, Rp,23,642,8446488
1,056,505,822,9813700 2
0
PT.PANORAMA SAKTI
Data Produksi :
Penghitungan biaya
Harga pokok Barang selesai yang ditransfer ke departemen B ( 40,000 * Rp, 12,706,3955,743
BAgaimana bila perusahaan manufktur tersebut menggunakan metode FIFO ? dengn contoh kasus yang
sama , hitunglah harga pokok produksi untuk setiap departemen
Departemen A
Step 1
Mencari Ekuivalensi
Mencari UE ( unit Ekuivalensi ) pada metode FIFO mengkin telah rumit daripada metode rata-rata terim
bang karena FIFO juga memperhitungkan barang dalam proses (awal)
Maksud dari
Pada saat proses produksi di departemen A berjalan , sudah ada bahan baku dan biaya
konversi ( Biaya tenaga kerja dab BOP ) yang tersedia hingga disebut barang dalam
proses (awal) .Barang dalam proses (awal) tersebut berasal dari proses
sebelumnya(yang tersisa )
Maksud dari barang tersebut BBB 100 % dan baiay konversi 45% adalah bahwa bahan baku
dan biaya konversi yang melekat pada proses awal tersebut sudag dipergunakan sebesar
100% dan 4596 pada proses produksi sebelumnya.
Dengan demikian, pada proses produksi yang sekarang BBB dan BK yang mendekat dan
ikut dalam produksi saat ini adalah sebesar 096, dan 55% sisanya .
Resapi dan paham.bila belum paaham ulangi sekali lagi karena pemahaan ini akan mem
pengaruhi penggerjaan proses selanjutnya
128,000
Step 2
Total biaya yang digunakan untuk mencari harga pokok / unit adalah biaya yang terjadi di periode ini
pada DepartemenA dan tidak ditambah dengan baiay barang dalam proses awal ( tidak seperti metode
rata-rata tertimbang ).
Data Produksi
Perhitungan Biaya :
Rp,297,520,883,72093000
o Cara memasukan data produksi ( JUmlah umumnya) sama dengan metode rata-rata tertimbang
o Pada bagian “ biaya yang dibebankan pada departemen A “
Masukan biaya dalam proses awal dengan menjumlahkan semua biaya yang melekat
sebelumnya (BBB+BTK+BOP),
Masukan biaya yang terjadi pada saat proses produksi atau biaya yang terjadi saat ini
(BBB,BTK dan, BOP) , dan
ingatlah bahwa pada metode FIF O , Biaya harga pokok produk dalam proses awal tidak
ikut dimasukan dalam penghitungan Unit ekuivalensi.
Bagian “penghitung biaya”
Terdiri atas “Harga pokok barang selesai yang ditransfer ke departemen selanjutnya “ dan harga
pokok barang dalam proses akhir” yang diproses pada departemen tersebut (dalam akuntansi
adalah departemen A)
Harga pokok barang selesai yang ditransferkan departemen selanjutnya,terdiri atas berikut ini.
Harga pokok dalam proses awal
Harga pokok penyelesaian barang dalam proses awal yang ikut masuk dalam proses produksi saat
ini
Pada saat ini , biaya dalam proses awal yang masih ikut dalam proses produksi Departemen A adalah
BTK dan BOP Masing-masing sebesar 5596 (karena yang 4956 sudah ikut dalam proses produksi
sebelumnya)
Persentase tersebut kemudian dikalikan dengan unit/ jumlah barang dalam proses awal dan dikalikan
dengan harga pokok/unit yang sudah dihitung sebelumnya.
Departemen B
Step 1
Mencari Unit Ekuivalensi
Dengan cara yang sama dengan pencarian UE pada Departemen A, UE pada departemen B adalah :
BBB : Tidak ada proses karena bahan baku sudah habis di departemen A
BTK : (7596*5.600)+(40,000-5,600)+(4596*5,600) = 41,120
BOP : (4596*5,600)+( 40,000-5,600)+ (7596*5.600) = 41,120 +
82,240
Step 2
Menghitung harga pokok per unit
Data Produksi
(Rp,150,000,000,0+Rp,103,000,000,00+98,570,
000,00)
Yang di terima dari Departemen A Rp,539,750,460,019,93355 Rp,2,392,85714286
500
Perhitungan Biaya :
Rp,297,520,883,72093000
Penutup
HPP akan di jumpai pada perusahaan dagang dan manufaktur. Hal yang harusdiperhatikan
sehubungan dengan HPP, yaitu metode yang digunakan untuk pencatatn dan penilaian persediaan
dan jenis perusahaan ( berproduksi secara massal atau berdasarkan pesanan ) untuk perusahaan
manufaktur. Penghitung HPP pada perusahaan dagang memang lebih mudah dan sederhanan
daripada penghitung pada perusahaan manufaktur.