Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

EVALUASI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA


“Konsep Dalam Pengukuran Kemampuan Fisik ( Tes Kelincahan, tes
keseimbangan, Tes koordinasi dan tes Kesegaran Jasmani) ”

Disusun Oleh :
Kelompok 9
1. Ami Febby Triani (22199004)
2. Arif Selfa Selvani (22199007)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Prof. Dr. Arsil, M.Pd
Dr. Roma Irawan, M.Pd

DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA (S2)


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyusun makalah “Evaluasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga”
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam kita kirimkan buat
arwah junjungan alam Nabi Muhammad SAW, karena beliau telah membawa kita ke
alam yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah


mempercayakan penyusunan makalah ini pada penulis, sehingga dengan
bimbingannya makalah ini dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari kekurangan
dalam pembuatan makalah ini baik materi yang di sampaikan maupun sistematis
penulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah yang penulis buat dapat di manfaatkan sebagaimana


mestinya. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Padang, Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................
A. Tes Kelincahan ....................................................................................................................
B. Tes Keseimbangan ...............................................................................................................
C. Tes Koordinasi ....................................................................................................................
D. Tes Kesegaran Jasmani ........................................................................................................
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................................................
B. Saran ....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tes pertama kali dikenalkan oleh James Ms. Cattel dalam bukunya yang

berjudul Mental Tes and Measurement. Kemudian tes ini berkembang dengan cepat

di Amerika sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama tes ini mulai digunakan

oleh masyarakat. Dalam ranah olahraga untuk menilai keterampilan yang dimiliki

seseorang dilakukan dengan tes, pengukuran dan evaluasi. Secara sederhana tes

diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur, pengukuran merupakan suatu

proses sedangkan evaluasi adalah pemaknaan hasil yang didapat (Endang sepdanius,

S.Si, M et al., 2008).

Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi

tentang individu atau objek (Ismaryati, 2006). Sedangkan menurut Miller (2002) tes

adalah sebuah instrumen atau alat yang digunakan di dalam suatu pengukuran untuk.

Jika kita menggunakan suatu alat untuk mengukur dengan tujuan untuk mendapatkan

informasi/data tentang seseorang atau objek maka alat tersebut dinamakan dengan tes.

Sedangkan menurut Nurhasan (2001) tes merupakan alat yang digunakan untuk

memperoleh informasi atau data dari suatu objek yang akan diukur. Data yang kita

peroleh merupakan atribut atau sifat-sifat dari individu atau objek yang kita ukur.

Adapun data yang akan kita dapat terhimpun dari tiga komponen, yaitu komponen

motorik, kognitif, dan afektif (Endang sepdanius, S.Si, M et al., 2008).

1
2

Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan yang sangat

penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani

(physical fitness). Derajat kesegaran jasmani seseorang sangat menentukan

kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Semakin tinggi derajat

kesegaran jasmani seseorang semakin tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Dengan

kata lain, hasil kerjanya kian produktif jika kesegaran jasmaninya kian meningkat.

Kesegaran jasmani harus mutlak dimiliki oleh setiap individu sesuai dengan

kebutuhan masing-masing. Sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang

diharapkan. Terutama bagi kalangan pelajar agar dapat melakukan aktivitas fisik

dengan baik untuk memacu semangat belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Tes Kelincahan ?


2. Apa itu Tes Keseimbangan?
3. Apa itu Tes Koordinasi?
4. Apa itu Tes Kesegaran jasmani?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Tes Kelincahan


2. Untuk mengetahui Tes Keseimbangan
3. Untuk mengetahui Tes Koordinasi
4. Untuk mengetahui Tes Kesegaran Jasmani
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tes Kelincahan

a. Pengertian Kelincahan

Kelincahan yaitu kemampuan untuk mengubah arah posisi tubuh

dengan tepat dan cepat ketika saat bergerak tanpa harus kehilangan

keseimbangan dan kesadaran pada posisi tubuhnya (Harsono, 2015).

Kellincahan melrulpakan komponeln pelnting dalam olahraga belrelgul, selpelrti bola

baskelt. Kellincahan adalah Kelmampulan ulntulk melrulbah delngan celpat dan

telpat posisi tulbulh ulntulk melngulbah-ulbah arah (Hasyim, 2020). Kellincahan

adalah kelmampulan ulntulk melrulbah delngan celpat dan telpat posisi tulbulh

telrhadap rulang yang belrhulbulngan langsulng. Kellincahan ini melncakulp

intelraksi kulalitas-kulalitas fisik yang lain (Kelcelpatan relaksi, kelcelpatan,

kelkulatan, kellelntulkan, keltelrampilan gelrak dan selbagainya), karelna selmula ini

belraksi Belrsama.

Atlelt melmainkan pelran pelnting dalam kellincahan ulntulk kelpelntingan

Selorang atlelt haruls melmiliki, melnjaga, dan melmellihara bakat kellincahannya

selbagai satul kelsatulan delngan kelmampulan fisik lainnya agar melmpelrolelh

kelmampulan ulntulk belrprelstasi, belntulk telsnya selpelrti lari zig zag maulpuln

shulttlel ruln. Kellincahan salah satul ulnsulr kondisi fisik yang sangat dibultulhkan

olelh cabang-cabang olahraga yang melngultamakan keltelrampilan.

3
4

Tujuan dari latihan kelincahan adalah untuk meningkatkan

kemampuan atlet dalam mengubah arah dengan waktu yang cepat dan tepat,

serta bergerak tanpa kehilangan keseimbangan.

b. Macam-macam Kelincahan

Menurut Ismaryati (2008: 41) ditinjau dari keterlibatannya atau

perannya dalam beraktivitas, kelincahan dikelompokan menjadi dua macam

yaitu, kelincahan umum dan kelincahan khusus. Berdasarkan jenis kelincahan

tersebut menunjukkan bahwa, kelincahan umum digunakan untuk aktivitas

sehari-hari atau kegiatan olahraga secara umum. Sedangkan kelincahan

khusus merupakan kelincahan yang bersifat khusus yang dibutuhkan dalam

cabang olahraga tertentu. Kelincahan yang dibutuhkan memiliki karakteristik

tertentu sesuai tuntutan cabang olahraga yang dipelajari.

Didalam agility atau kelincahan terdapat dua bagian yaitu kelincahan

umum, dan kelincahan khusus. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Kurniawan, (2015:148) kelincahan terbagi dua macam “ Agility Umum, dan

Agility Khusus”.

a) Agility Umum : Agility umum adalah agility seseorang dalam melakukan

olahraga pada umumnya dan menghadapi situasi hidup dengan lingkunan.

Kemudian Ismaryati, (2006:41) mengatakan “kelincahan umum, yang

biasanya nampak pada berbagai aktivitas olahraga”.


5

b) Agility Khusus : Agility khusus adalh agility yang diperlukan sesuai

dengan cabang olahraga yang diikutinya. Artinya, kelincahan yang

dibutuhkan memiliki karakteristik tertentu sesuai untuk cabang olahraga

yang ditekuni. Kemudian Ismaryati, (2006:41) mengatakan “kelincahan

khusus yang berkaitan dengan teknik gerakan olahraga tertentu.

Menurut Joko Purwanto (2004: 41) bahwa seorang pemain yang

mempunyai kelincahan yang baik mempunyai beberapa keuntungan, antara

lain: mudah melakukan gerakan yang sulit, tidak mudah jatuh atau cedera, dan

mendukung teknik-teknik yang digunakannya terutama teknik menggiring

bola. Ciri-ciri kelincahan dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan

cepat, mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antar pemain dan

kemampuan berkelit dari pemain lawan di lapangan. Kemampuan bergerak

mengubah arah dan posisi tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi

dalam waktu yang relatif singkat dan cepat.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelincahan

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kelincahan, salah satunya

komponen biomotor. Sebagaimana yang dikemukakakn oleh Kurniawan,

(2015:148) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi agility “Komponen

Biomotor, Tipe Tubuh, Umur, Jenis Kelamin, Berat Badan, dan Kelelahan”.

1) Komponen biomotor : Yaitu meliputu kekuatan otot, speed, power otot,

waktu reaksi, keseimbangan, dan koordinasi.


6

2) Tipe tubuh : Yaitu orang yang tergolong mesomorf lebih tangkas dari

pada eksomorf dan endomorf.

3) Umur : Yaitu agility meningkat sampai kira-kira berumur 12 tahun pada

waktu mulai memasuki pertumbuhan cepat (rapid growth). Kemudian

selama priode rapid growth, agility tidak meningkat tetapi menurun.

Setelah melewati repi growht, maka agility meningkat lagi sampai anak

usia dewasa, kemudian menurun lagi menjelang usiaa lanjut.

4) Jenis kelamin : Yaitu anak laki-laki memiliki agility sedikit di atas

perempuan sebelum umur puberitas. Tetapi, setelah umur puberitas

perbedaan agility-nya lebih mencolok.

5) Berat Badan : Yaitu berat badan yang lebih dapat mengurangi agility.

6) Kelelahan : Yaitu kelelahan dapat mengurangi agility. Oleh karena itu,

penting memelihara daya tahan jantung dan daya tahan otot, agar

kelelahan tidak mudah timbul.

Dari penjelasan diatas ada banyak faktor yang mempengaruhi

kelincahan seseorang. Disini kita dapat menyimpulkan bahwa untuk

meningkatkan kelincahan kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti

komponen biomotor, tipe tubuh, umur, jenis kelamin, berat badan, dan

kelelahan.

d. Bentuk Tes Kelincahan

Latihan kelincahan merupakan latihan untuk menjaga kesegaran

jasmani yang diperlukan pada semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan


7

dalam mengubah posisi tubuh dan bagianny. es kelincahan yang berkaitan

dengan perubahan arah mengacu pada situasi yang telah direncanakan, pada

saat ini lebih besar minat untuk mengembangkan tes di lapangan yang efektif

dalam mengevaluasi kelincahan pada kondisi yang reaktif. Kelincahan sendiri

terbagi menjadi dua macam, yaitu kelincahan secara umum dan kelincahan

secara khusus. Terdapat macam latihan kelincahan, antara lain:

a) Combination zig-zag drill

b) Dot drill with one foot

c) Three corner drill

d) Hip rotation

e) Skier

f) Three-way hurdle

g) Diagonal crossover hurdlena

h) Dodging Run Test (Tes lari berkelok)

Untuk mengukur kelincahan seseorang.

Pelaksanaan:

a. Testee berdiri dibelakang garis start dengan posisi siap berlari

b. Testee aba-aba diberikan testee berlari dilintasan yang sudah disiapkan

sesuai dengan arah panah

c. Testee lari 2 kali putaran lintasan dodging run

d. Start di A dan Finish di B


8

Penilaian: Skor testee adalah waktu yang diperoleh testee dan dicatat
sampai 1/10 detik skor ini kemudian dirubah kedalam nilai skala.

i) Shuttle run (run bolak-balik)

Prosedur pelaksanaan Test Lari Bolak balik

a. Pada aba-aba “bersedia” Testee berdiri dibelakang garis


lintasan
b. Pada aba-aba “Siap” Testee start dengan start berdiri
c. Dengan aba-aba “ya” Testee segera berlari menuju garis kedua
setelah kedua kaki melewati garis kedua segera berbalik dan
menuju ke garis pertama
d. Testee berlari dari garis pertama menuju garis kedua dan
kembali ke garis pertama dihitung satu kali.
e. Pelaksanaan lari dilakukan sampai empat kali bolak balik
sehingga menempuh jarak 40 meter atau 60 meter
f. Setelah melewati finish di garis kedua, pencatat waktu
dihentikan.
g. Catatan waktu untuk menentukan norma kelincahan dihitung
sampai persepuluh detik (0,1 detik) atau perseratus detik (0,01
detik).

Lintasan lari pada bidang yang datar, Panjang 10 meter dan garis
batas 5 cm di tengah lintasan.
9

Norma kelincahan 4 x 10 meter

Laki-laki

No Norma Prestasi (Detik)


1 Baik Sekali Ke atas 12.10
2 Baik 12.11 – 13.53
3 Sedang 13.54 – 14.96
4 Kurang 14.97 – 16.39
5 Kurang Sekali 16.40 - kebawah
Sumber : Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta,2003

Perempuan
No Norma Prestasi (Detik)
1 Baik Sekali Ke atas 12.42
2 Baik 12.43 – 14.09
3 Sedang 14.10 – 15.74
4 Kurang 15.75 – 17.39
5 Kurang Sekali 17.40 - kebawah
10

B. Tes Keseimbangan

a. Pengertian Keseimbangan
Komponen kondisi fisik sangatlah penting bagi atlet untuk melalui

waktu pertandingan,salah satunya adalah keseimbangan. Keseimbangan tubuh

2 tersebut adalah kesimbangan dinamis maupun statis. Keseimbangan statis

adalah kemampuan mempertahankan keadaan seimbang tubuh dalam keadaan

diam (Ismaryati, 2006). Keseimbangan dinamis adalah keseimbangan dalam

kondisi bergerak atau bergerak dengan kecepatan konstan, Supriyanto (2006).

Tujuan latihan keseimbangan adalah untuk mempertinggi perasaan

keseimbangan dan perasaan kerja otot, dan mempunyai arti dan kegunaan

yang besar dalam pembentukan sikap dan gerak (Suyati dan Agus

Margono,1996). Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah

kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu

terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson,

keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi

kesetimbangan maupun dalam keadaan statis atau dinamis, serta

menggunakan aktivitas otot yang minimal.

b. Prinsip - prinsip mengatur keseimbangan

Adapun prinsip-prinsip yang mengatur keseimbangan dalam tubuh

menurut (Robinson, 2010 : 190) adalah sebagai berikut:

1) Garis gaya berat.


11

Suatu garis khayal yang dapat menggambarkan tarikan vertikal gaya

berat. Vektor gaya ini juga melewati pusat gaya berat dan merupakan

salah satu faktor penting untuk menentukan keseimbangan.

2) Dasar dukungan.

Suatu daerah yang dapat menggambarkan permukaan dan seluruh

berat badan terbagi dibagian atasnya. Ukuran dan bentuk dasar dukungan

merupakan variabel yang penting juga untuk mempertahankan

keseimbangan.

3) Seimbang / tidak seimbang / keseimbangan netral.

Keseimbangan tubuh manusia biasanya seringkali digolongkan

menurut kemampuannya menahan gaya yang dimaksud untuk bisa

mengacukan keseimbangan. Perbedaan yang utama diantara

pengelompokkan keseimbangan tersebut dapat terlihat dalam kegiatan

pusat gaya berat apabila suatu gaya dikenakan pada suatu benda.

c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan

1) Pusat Gravitasi (Center of Gravity-COG)

Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek terutama pada benda. Pusat

gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa

tubuh secara merata. Pada manusia gravitasi berpindah sesuai dengan

arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak

adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan belakang vetebra sakrum

ke dua.
12

2) Garis Gravitasi (Line of Gravity-LOG)

Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada di veritikal melalui

pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat

gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas

tubuh.

3) Bidang Tumpu (Base of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan

permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu,

tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari

luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi

stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil

dibandingkan berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat dengan bidang

tumpu atau dengan pusat gravitasi maka semakin tinggi stabilitas tubuh.

d. Bentuk Tes keseimbangan


1) Standing stork test
Tujuan:
Tujuan dari tes keseimbangan ini adalah untuk melihat
perkembangan keseimbangan teste untuk menjaga keadaan dari
equilibrium (balance) dalam posisi diam alat yang dibutuhkan :
1. Lokasi yang kering dan hangat
2. Stopwatch
3. Tester
Pelaksanaan:
1. Berdiri nyaman dengan kedua kaki
13

2. Kedua tangan di pinggang


3. Angkat satu kaki dan tempatkan pada kaki lain menghadap
berlawana dengan lutut
4. Tunggu aba-aba dari tester, ketika diberi aba-aba segera berdiri
dengan mengangkat tumit dan berdiri dengan ujung-ujung jari kaki
5. Tester mulai menghidupkan stopwatch.
6. Lakukan selama mungkin tanpa membiarkan tumit menyentuh
lantai atau kaki lain bergerak maju dari lutut.
7. Tester mencatat waktu yang didapat dalam menjaga keseimbangan
8. Ulangi tes ini pada kaki yang lainnya.

Pelaksanaan Standing Stork Test (Sumber: Brian Mackenzie.2005)

Tabel. Data Normatif untuk Pelaksanaan Standing Stork Test

Jeni Sangat Di Rata- Di Buruk


s baik atas rata bawah
kelam rata- rata-
in rata rata
Pria >50 secs 50-41 40-31 30-20 <20
secs secs secs secs
Wani >30 secs 30-23 22-16 15-10 <10
ta secs secs secs secs

Sumber: Arnot R and Gaines C, Sports Talent, 1984


14

2) Two Foot standing balance test


Tes keseimbangan dinamis “Two Foot Standing Balance Test” Johnson
(1986: 244-245).
Tujuan:

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat keseimbangan dinamis atlet


putra di klub bola basket Universitas Negeri Padang.

Perlengkapan:

a) Stopwatch

b) Papan keseimbangan (Balance Board)

c) Alat tulis

d) Lembar tes

e) Peluit

Gambar. Papan Tes Keseimbangan

Pelaksanaan Tes:

a) Persiapkan papan tes keseimbangan.


b) Testee bersiap-siap dengan meletakkan sebelah kaki di atas papan tes, dan
setelah aba-aba diberikan testi menaikkan kaki berikutnya.
c) Waktu penghitungan dimulai saat kedua kaki testee telah berada di atas
papan.
d) Dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan untuk setiap testee.
15

Penilaian:

a) Nilai diambil dari waktu terbaik setelah dilakukannya 3 kali pengulangan.


b) Waktu 1 menit adalah penilaian maksimal.

Gambar. Two foot standing balance test

Adapun untuk menentukan kriteria penilaian, maka terlebih dahulu


ditetapkan skor sebagai berikut:

Penilaian (Detik)
Tingkat Pria Wanita
Kemampuan
Sangat > 45 >
Baik 42
Baik 33 - 44 30 – 41
Sedang 15 - 32 13 – 29
Buruk 5 - 14 4 – 12
Buruk 0-4 0–
Sekali 3

Tabel. Kriteria penilaian Two foot standing balance test


16

C. Tes Koordinasi

a) Pengertian koordinasi

Koordinasi merupakan salah satu komponen kondisi fisik, hampir di

setiap cabang olahraga permainan memerlukan koordinasi. Koordinasi adalah

kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerakan menjadi

satu gerakan yang selaras dengan tujuannya. Menurut Saputra, M.Y. dan

Badruzaman dalam Falgunadhi, F.(2014, hlm. 9) mengungkapkan bahwa

“Koordinasi merupakan gerakan terpadu antara tangan, mata dan kaki dalam

waktu bersamaan”. Dengan demikian, seorang pemaian untuk dapat

mendapatkan sebuah prestasi dibutuhkan kondisi fisik yang bagus. Salah

satunya harus memiliki koordinasi yang baik.

Koordinasi sebagai hubungan yang harmonis dan hubungan yang

saling berpengaruh diantara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja

yang ditunjukkan dengan berbagai tingkat keterampilan. Koordinasi sangat

sulit dipisahkan secara nyata dengan kelincahan, sehingga kadang-kadang

suatu tes koordinasi juga bertujuan untuk mengukur kelincahan. Koordinasi

merupakan perpaduan fiingsi beberapa otot secara tepat dan seimbang

menjadi satu pola gerak. Menurut Ismaryati (2006:55) koordinasi merupakan

suatu kemampuan biomotorik yang sangat komplek. Koordinasi erat

hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, fleksibilitas dan juga

sangat penting untuk mempelajari dan menyempurnakan teknik dan taktik.


17

Dengan kata lain koordinasi adalah kemampuan untuk mengkombinasikan

beberapa gerakan tanpa ketegangan, dengan urutan yang benar dan melakukan

gerakan yang komplek secara mulus tanpa pengeluaran energi yang

berlebihan.

b) Faktor – faktor yang mempengaruhi Koordinasi

Faktor yang mempengaruhi komponen koordinasi menurut Bompa

( 1983 ), yang diterjemahkan oleh Halim ( 2004-68), adalah:

1) Intelegensi. Semakin tinggi intelegensi seseorang atlet akan

semakin baik pula pengembangan komponen koordinasinya.

2) Kepekaan organ sensoris. Kepekaan yang tinggi terutama

dibutuhkan pada sensor motorik dan kinestik, seperti panjang

lengan dan irama kontraksi otot.

3) Pengalaman motorik. Banyaknya pengalaman dalam bidang

olahraga atau aktivitas fisik dan teknik meningkatkan kemampuan

koordinasi.

4) Tingkat pengembangan kemampuan biometrik. Kemampuan

biometrik yang perlu dikembangkan terutama adalah kecepatan,

kekuatan, daya tahan, dan kelentukan, agar menunjang

kemampuan koordinasi

Melnulrult (Irawadi, 2011) Koordinasi selselorang dipelngarulhi olelh

belbelrapa faktor:
18

a) Daya pikir

Daya pikir melrulpakan kelmampulan selsorang dalam melnganalisa

dan melmultulskan telntang tindakan ataul Gelrakan apa yang haruls ia lakulkan

dan bagaimana ia haruls mellakulkannya. Orang yang biasanya dapat

berpikir lebih cepat cenderung dikategorikan cerdas dan memutuskan

tindakan yang sebagaimana harusnya dan efisien.

b) Pengembangan dan Ketelitian Organ-Organ Panca Indera

Sistem kerja otot dalam menerima rangsangan dan melaksanakan

perintah gerak yang akan dilakukan dipengaruhi oleh tingkat ketelitian

yang berasal dari panca indera seperti mata, telinga, kulit dan sebagainya.

Dengan menerima suatu rangsangan oleh organ reseptor maka

tubuh akan merespon dengan melakukan suatu gerak. Dapat dikatakan

bahwa semakin baik fungsi dari indera-indera tersebut dapat

memunculkan respons yang baik berdasarkan masing-masing pihak

seperti saraf dan otot untuk melakukan gerak.

c) Pengalaman Motorik

Koordinasi gerak dipengaruhi berdasarkan pengalaman motorik.

Menurut hukum latihan, gerakan yang rutin dilakukan akan lebih mudah

dilakukan daripada gerakan yang baru. Oleh karena itu, akan lebih mudah

melakukan gerakan yang sudah ada atau gerakan baru jika semakin sering

dilakukan dengan cara tertentu.


19

d) Kemampuan Biomotorik

Kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas merupakan komponen

kemampuan biomotor yang bervariasi sesuai dengan tahap perkembangan

dan pengaruhnya terhadap koordinasi. Tingkat kekuatan, daya tahan, dan

fleksibilitas sering kali berdampak pada kualitas koordinasi gerakan.

Selain faktor-faktor tersebut, kecepatan, kekuatan, daya tahan,

kelentukan, keseimbangan dan ritme berperan dan berpadu di dalam

koordinasi gerak. Kalau salah satu unsur itu tidak ada atau kurang

berkembang secara otomatis akan berpengaruh terhadap kesempurnaan

koordinasi gerakan. Keterampilan suatu cabang olahraga dapat melibatkan

koordinasi mata dan kaki, misalnya dalam keterampilan menendang bola ke

dalam sasaran. Beberapa keterampilan olahraga ada juga yang melibatkan

koordinasi secara keseluruhan dari tubuh, misalnya gerakan keterampilan

senam pada palang sejajar yang memerlukan perhitungan dan koordinasi yang

sempurna agar dapat mengkombinasikan beberapa gerakan dari beberapa

anggota tubuh menjadi rangkaian gerakan indah.

C. Bentuk Tes Koordinasi

1. Throws ovelrhelad and Ulndelr Arrest

1) Tuljulan: Ulntulk melngulkulr koordinasi mata tangan pelmain bola baskelt.

2) Pelrlelngkapan Tels
20

a. Stopwatch

b. Bola Baskelt

c. Meltelran

d. Kelrtas dan pullpeln

e. Lakban/kapulr tullis

3) Pelaksanaan:

a. Pelmain belrdiri di bellakang garis 400 cm.

b. Kelmuldian, seltellah ada sinyal “ya”, pelmain langsulng mellelmpar

bola kel telmbok selbanyak mulngkin dalam waktul 60 deltik.

c. Bola di lelmpar kel atas delngan melnggulnakan keldula tangan dan

pelmain melnangkap bola selbanyak mulngkin dalam waktul 60

deltik delngan keldula tangan yang seljajar dada.

d. Pelmain yang melnangkap bola haruls belrada di dalam lingkaran

delngan diameltelr 100 cm.

e. Bola yang melnyelntulh tanah selbellulm ditangkap tidak dihitulng.

f. Tels dapat dilakulkan selcara belrsamaan, seltiap satul pelmain

diawasi olelh satul pelngawas.

g. Skor dihitulng belrdasarkan belrapa kali bola melngelnai sasaran

di dinding.

h. Tels ini dilakulkan tiga kali dan diambil skor telrtinggi di antara

melrelka.
21

4) Penilaian

a. Skor yang dihitulng adalah lelmparan yang valid, yaitul lelmparan

yang melngelnai sasaran dan dapat ditangkap kelmbali dan

Telstelel tidak melnginjak garis batas.

b. Lelmparan yang melngelnai sasaran dan dapat ditangkap kelmbali

delngan belsar maka lelmparan telrselbult melndapat 1 poin.

Kelsellulrulhan hasil lelmpar tangkap bola belrdasarkan julmlah

skor yang dipelrolelh.

Tabel
Norma Penilaian Koordinasi Mata Tangan

Score Critteria

>88 Baik Selkali

88-71 Baik

70-53 Seldang

52-35 Kulrang

<35 Kulrang selkali

Sumber: (Irawan & Lesmana, 2020)

Gambar. Belntulk pellaksanaan Throws ovelrhelad and Ulndelr Arrelst


Sulmbelr: (Irawan & Lelsmana, 2020)
22

D. Tes Kesegaran Jasmani

a) Pengertian kesegaran jasmani

Aktifitas jasmani pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap

manusia di dalam kehidupannya agar kondisi fisik dan kesehatannya tetap

terjaga dengan baik. Physical fitness (Kesegaran jasmani) yaitu badan

yang sehat dan segar. Kesegaran jasmani sebagai suatu konsep yang

mempunyai ruang lingkup yang cukup luas yang salah satunya merupakan

kemampuan tubuh dalam beradaptasi terhadap beban fisik yang diberikan

kepada tubuh saat melakukan aktifitas berlebih tanpa merasakan kelelahan.

(Sutarman. Dalam jurnal GLADI, 2012).

Kesegaran jasmani adalah kondisi tes jasmani yang bersangkut paut

dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaannya

secara optimal dan efesien (Setyawan, 2010: 8). Kesegaran jasmani adalah

kemampuan untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari dan

adaptasi terhadap pembebana fisik tanpa menimbulkan kelelahan yang lebih

dan masi mempunyai cadangan untuk menikmati waktu senggang maupun

yang mendadak serta bebas dari penyakit (Annas, 2011).

b) Komponen Kesegaran Jasmani Beberapa komponen kesegaran jasmani

antara lain:
23

1) Kelincahan yaitu kemampuan tubuh seseorang untuk berpindah posisi

dan arah secepat mungkin sesuai dengan kondisi yang di hadapi.

Kelincahan dapat diukur dengan cara bolakbalik secepat mungkin

sebanyak(jaraknya 6-8 kali 4 – 5 meter) (Hapsari,2014).

2) Daya ledak (power) merupakan gabungan dari kekuatan dan kecepatan

dimana kemampuan yang dilakukan dapat semaksimal mungkin.

Bentuk latihannya yaitu melompat dengan dua kaki, melompat dengan

satu kaki bergantian, melompat jongkok, melompat dua kaki dengan

box (Hapsari, 2014).

3) Daya tahan (endurance) yaitu kemampuan seseorang untuk melawan

kelelahan yang timbul saat beraktivitas dalam waktu yang cukup lama

( Pramono, 2012).

4) Kecepatan adalah dimana seseorang mampu melakukan suatu gerakan

yang berkesinambungan dalam waktu yang singkat (Penggalih, 2012).

5) Kekuatan otot merupakan kemampuan yang dimiliki sekelompok otot

tersebut untuk melakukan aktivitas dengan beban yang diterima

(Pramono, 2012).

c) Fungsi Kesegaran Jasmani

Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam

hidupnya. Kebutuhan hidup yang semakin hari semakin bertambah banyak

membuat manusia berusaha keras untuk memenuhinya, maka dengan ini semakin
24

keras manusia berusaha menghadapi tantangan hidup dalam memenuhi

kebutuhan diperlukan jasmani yang sehat. Dengan jasmani yang sehat manusia 6

akan lebih muda melakukan aktifitasnya dengan baik. Menurut Habibudin (2011)

menjelaskan bahwa kesegaran jasmani non-tk tidak memberikan kontribusi yang

linier terhadap tingkat kemampuan akademik.

d) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Beberapa faktor yang tidak kalah pentingnya yang mempengaruhi

kesegaran jasmani. Komponen kesegaran jasmani di pengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya (Shomoro dan Mondal, 2014):

1) Umur

Tingkat kesegaran jasmani akan mencapai tingkat maksimal pada usia

30 tahun.

2) Jenis kelamin

Laki-laki apabilah setelah mengalami pubertas tingkat kesegaran

jasmani akan jauh lebih baik dibandingkan dengan perempuan karena

disebabkan dengan adanya perbedaan dengan otot dan kekuatan otot.

3) Merokok

Adanya nikotin dalam rokok akan memperbesar pengeluaran energi

dalam tubuh dan kadar karbodioksida yang terhisap juga dapat

mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang.


25

4) Status kesehatan

Adanya gangguan fungsi pada tubuh seseorang akan mempengaruhi

kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas. Oleh sebab itu

kesehatan seseorang juga akan mempengaruhi tingkat kesegaran

jasmani.

5) Aktivatitas fisik

Olahraga adalah salasatu aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi

tingkat kesegaran jasmani karna energi yang digunakan selama

melakukan kegiatan sangat bermanfaat untuk tubuh. Intensitas, durasi

dan frekuensi yang baik akan mempengaruhi perkembangan kesegaran

jasmani.

e) Bentuk-bentuk Tes Kesegaran Jasmani

a. Tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI) umur


Kegunaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) ini
adalah untuk mengukur dan menentukan tingkat kebugaran
jasmani. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ini merupakan tes
tergolong yaitu TKJI untuk anak umur 6-9 tahun, TKJI untuk
anak umur 10-12 tahun, TKJI untuk anak umur 13-15 tahun, dan
TKJI untuk anak umur 16-19 tahun. Berikut ini akan dijelaskan
tentang Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI):
1) Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak laki-laki dan
perempuan berupa serangkaian tes yang terdiri dari:
a. Lari 30/40/50
b. Gantung siku tekuk
26

c. Baring duduk 30/60


d. Lari 600/1000
2) Kegunaan dari Tes kesegaran Jasmani Indonesia ini adalah
untuk mengukur dan menentukan tingkat kebugaran jasmani
anak.
3) Tes Kesegarn jasmani Indonesia ini memerlukan alat dan
fasilitas yaang diantaranya:
a. Lintas lari, atau lapangan yang datar dan tidak licin
b. Stopwatch
c. Bendera setar (kalau perlu)
d. Tiang pancang
e. Nomor dada (kalau perlu)
f. Palang tunggal
g. Papan berskala untuk loncat tegak
h. Serbuk kapur
i. Penghapus
j. Formulir isian dan alat tulis
k. Pluit
4) Karena Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ini merupakan
rangkaian tes oleh karena itu semua item tes harus
dilaksanakan dalam satu satuan waktu. Urutan pelaksanaan
adalah sebagai berikut:
Pertama : Lari 30/40/50 meter
Kedua : Gantung siku tekuk
Ketiga : Baring duduk 30/60 detik
Ke empat : Loncat tegak
Kelima : Lari 600/1000 meter
27

b. Harvard StepTest
Tes ini bertujuan untuk megukur fungsi kardiovaskuler dengan
naik bangku Harvard. Hampir sama dengan Step Test dan
Kasch Pulse Recovery Test. Tetapi Harvard Step Test lebih
berat karena itu peserta tes harus betul-betul dalam keadaan
sehat yang dinyatakan oleh dokter. Prosedur pelaksanaan tes:
1) Tes ini dilakukan dengan mempergunaakan bangku Harvard
dngan tinggi 19 inci untuk laki-laki dan 17 inci untuk
perempuan dan harus ada stopwatch, metronom dan formulir
serta alat tulis.
2) Testee laki-laki dan perempuan umur 17-60 tahun.
3) Harus berpakean olahraga yang sesuai.
4) Harus sudah makan, minimal 2-3 jam dan tidak boleh
melakukan aktivitas fisik yang berat sebelum tes dimulai.
5) Harus mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes.
6) Harus melakukan pemanasan sebelum mulai tes.
7) Tes berdiri menghadap bangku harvard dalam keadaaan siap
untuk melakukan tes.
8) Setelah aba-aba “ya” testi mulai menaikkan kaki kanan pada
bangku diikuti oleh kaki kiri dan diletakan di samping kaki
kanan, kemudian turun mulai dari kaki kanan dan diikuti
oleh kaki kiri, demikin seterusnya sesui dengan irama
metronom yang telah diatur 120X permenit.
9) Testee harus naik turun bangku selama 5 menit, kecuali bila
meras lelah atau sesuatu yang tidak bisa terjadi, tes boleh
dihentikan.
10) Setelah selesai melakukan tes, testi disuruh duduk
santaiuntuk melanjutkan diperiksa denyut nadinya
28

c. Tes A.C.S.P.F.T
Tes ini diperuntukkan bagi putera dan puteri yang berumur 6-32
tahun. Adapun rangkaian tes tersebut adalah :
1) Lari cepat 50 meter (dash sprint)
2) Lompat jauh tanpa awalan (standing brost jump)
3) Lari jauh (distance run). Jaraknya adalah:
a. 600 m (untuk putra dan putri yang berumur kurang dari 12
dari tahun)
b. 800 m (untuk putri yang berumur dari 12 tahun ke atas)
c. 1000 m (untuk putra yang berumur 12 tahun ke atas).
4) a) Bergantung angkat badan (pull-up untuk putra berumur 12
tahun ke atas)
b) Bergantung siku tekuk (flexed arm hang, untuk putri dan
untuk putra yang berumur kurang dari 12 tahun.
5) Kekuatan peras (grip strength)
6) Lari hilir-mudik (shuttle run) 4 X 10 meter.
7) Baring duduk (sit-up) selama 30 detik.
8) Lantuk togok ke muka (Forward flexion of trunk).(Aip
Saifudin dan J. Matakupan, 1979:34)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tes Kelincahan

Kelincahan yaitu kemampuan untuk mengubah arah posisi tubuh

dengan tepat dan cepat ketika saat bergerak tanpa harus kehilangan

keseimbangan dan kesadaran pada posisi tubuhnya (Harsono, 2015).

Kellincahan melrulpakan komponeln pelnting dalam olahraga belrelgul, selpelrti

bola baskelt. Kellincahan adalah Kelmampulan ulntulk melrulbah delngan celpat

dan telpat posisi tulbulh ulntulk melngulbah-ulbah arah (Hasyim, 2020) .

2. Tes Keseimbangan

Keseimbangan statis adalah kemampuan mempertahankan keadaan

seimbang tubuh dalam keadaan diam (Ismaryati, 2006). Keseimbangan

dinamis adalah keseimbangan dalam kondisi bergerak atau bergerak dengan

kecepatan konstan, Supriyanto (2006). Tujuan latihan keseimbangan adalah

untuk mempertinggi perasaan keseimbangan dan perasaan kerja otot, dan

mempunyai arti dan kegunaan yang besar dalam pembentukan sikap dan

gerak (Suyati dan Agus Margono,1996).

3. Tes Koordinasi

Koordinasi merupakan salah satu komponen kondisi fisik, hampir di

29
30

setiap cabang olahraga permainan memerlukan koordinasi. Koordinasi

adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerakan

menjadi satu gerakan yang selaras dengan tujuannya

4. Tes Kesegaran Jasmani

Aktifitas jasmani pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap

manusia di dalam kehidupannya agar kondisi fisik dan kesehatannya tetap

terjaga dengan baik. Physical fitness (Kesegaran jasmani) yaitu badan

yang sehat dan segar. Kesegaran jasmani sebagai suatu konsep yang

mempunyai ruang lingkup yang cukup luas yang salah satunya merupakan

kemampuan tubuh dalam beradaptasi terhadap beban fisik yang diberikan

kepada tubuh saat melakukan aktifitas berlebih tanpa merasakan kelelahan.

(Sutarman. Dalam jurnal GLADI, 2012).

B. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk

itu penulis berharap untuk diberikan masukan guna memperbaiki makalah khususnya

dalam segi isi ke depannya.


DAFTAR PUSTAKA

Arsil, 2018. Evaluasi Pendidikan jasmani dan olahraga. Padang: Wineka media

Elmino, A. R., Supriatna, E., & Atiq, A. Hubungan antara Kecepatan dan
Kelincahan terhadap Hasil Menggiring Bola (Dribling) dalam Permainan
Sepakbola. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK),
3(1).

Endang sepdanius, S.Si, M, O., Dr. Muhamad Sazeli Rifki, S.Si, M. P., & Dr.
Anton Kamaini, S.Si, M. P. (2008). Tes Pengukuran Dan Olahraga. 282

Gumantan, A., & Mahfud, I. (2020). Pengembangan Alat Tes Pengukuran


Kelincahan Mengunakan Sensor Infrared. Jendela Olahraga, 5(2), 52–61.
https://doi.org/10.26877/jo.v5i2.6165

Hapsari, E.W. (2014). Perbedaan Kesegaran Jasmani Dan Status Gizi Antara
Perokok Dan Bukan Perokok Pada Siswa Putra Kelas IX SMPN
Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2012/2014.Jurnal of Public Health. 3(2):
2252-6528

Hasyim, A. H. (2020). Hubungan Kelentukan Pergelangan Tangan Dan


l l l l l l l

Kelincahan Terhadap Kemampuan Menggirig Bola Dalam Permainan Bola


l l l l l l

Basket MahaPeserta didik Penjaskesrek Stkip Ypup Makassar. Jurnal


l l l l l l

Pendidikan
l Glasser, l 4(2), 143–151.
https://doi.org/10.32529/glasser.v4i2.684 l

Hasyim, A. H., & Haris, I. N. (2021). Hubungan Koordinasi Mata Tangan Dan l l

Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Shooting Dalam Permainan


l l l l l l l

Bola Basket Pada Peserta didik Sma Kartika Xx-I Makassar. Jurnal Ilmiah
l l

STOK Bina Guna Medan, 9(2), 1–7. https://doi.org/10.55081/jsbg.v9i2.478


l l

31
32

Irawadi, Hendri.(2011). Kondisi Fisik Dan Pengukurannya. Padang: Jurusan


Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan .UNP

Ismaryati. (2006). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Sebelas Maret


University Press.

Joko Purwanto. (2004). Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga. Jakarta:


Rineka Cipta.

Romadhani, F. (2018). Kontribusi Kelincahan Terhadap Kemampuan Menggiring


Bola Atlet Sepakbola PS UIR Pekanbaru (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Riau).

Shamoro, D., & Mondal, S. (2014). Comparative relationship of selected physical


fitness variables among different college student of mekelle university
ethiophia Africa. Journal of physical education, Fitnes and sports. 3(14).
2277:5477.

Anda mungkin juga menyukai