Anda di halaman 1dari 15

EVALUASI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

“TES KEMAMPUAN FISIK”

Oleh :
Kelompok 8

Yose Fakhri 22199050


Putri Ayu 22199035

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Arsil, M.Pd
Dr. roma Irwan, M.Pd

DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA S2


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Rasa bersyukur dan pujian ditujukan kepada Allah Subhanahu Wa Taala karena atas
nikmat ilmu, petunjuk, kemudaham, dan pertolongan yang sudah diberikan-Nya sehingga makalah
ini bisa selesai sesuai dengan harapan penulis. Kemudian, shalawat dan salam dikirimkan kepada
Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa sallam yang telah mampu merubah peradaban jahiliyah ke
peradaban berilmu pengetahuan seperti sekarang ini sesuai dengan cara yag diridhoi oleh Allah
Azza Wa Jalla. Selanjutnya, ucapan terimakasih diberikan kepada berbagai pihak atas bantuan
kepada penulis baik itu memberikan isi materi maupun pemikirannya.
Penulis mengakui bahwa makalah ini mempunyai beberapa kekurangan baik dalam aspek
teknik penulisan maupun isi materi. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran agar
bisa lebih baik dalam membuat karya tulis ilmiah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Tes Daya Tahan ................................................................................................................... 3
B. Tes Kekuatan ....................................................................................................................... 4
C. Tes Kecepatan ...................................................................................................................... 7
D. Tes Kelenturan ..................................................................................................................... 8
E. Tes Power............................................................................................................................. 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kehidupan manusia pasti akan dihadapkan dengan beberapa masalah yang
ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang muncul. Dengan segenap
kemampuan yang dimiliki manusia, manusia akan selalu berusaha untuk menyelesaikan
semua masalah-masalah itu. Tetapi terkadang seseorang akan lupa terhadap apa yang
terjadi pada dirinya sendiri, lebihlebih pada masalah fisik, yaitu tentang kesegaran jasmani.
Banyak dari mereka yang sibuk, akan lupa terhadap kesehatan dan kestabilan kesegaran
jasmaninya. Kesegaran jasmani seseorang adalah kemampuan tubuh seseorang untuk
melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, untuk
dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan
fisik yang melibatkan beberapa komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang
benar (Ronald, 2008).
Bagi guru pendidikan jasmani ataupun pelatih, sangat penting mengadakan
pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa atau atlet untuk
mengembangkan prestasi. Selain itu para Guru atu Pelatih akan membutuhkan sesuatu
yang dinamakan demngan evaluasi. Yang bertujuan untuk mengoreksi dan mengetahui
seberapa tingkat dan perkembangan setelah melakukan beberapa tahap latihan. Sebagai
Pelatih dan Guru olahraga, yang bertanggung jawab atas prestasi anak asuhannya. Perlu
melengkapi dirinya dengan pengetahuan tentang cara-cara mengukur dan menilai status
kondisi fisik tersebut. Dan statrus kondisi fisik seseorang hanya mungkin diketahui dengan
pengukuran dan penilaian yang berbentuk beberapa tes kemampuan (Pratiwi et al., 2020).
Tes pertama kali dikenalkan oleh James Ms. Cattel dalam bukunya yang berjudul
Mental Tes and Measurement. Kemudian tes ini berkembang dengan cepat di Amerika
sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama tes ini mulai digunakan oleh masyarakat.
Dalam ranah olahraga untuk menilai keterampilan yang dimiliki seseorang dilakukan
dengan tes, pengukuran dan evaluasi. Secara sederhana tes diartikan sebagai alat yang
digunakan untuk mengukur, pengukuran merupakan suatu proses sedangkan evaluasi
adalah pemaknaan hasil yang didapat (Endang sepdanius, S.Si, M et al., 2008).

1
Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi
tentang individu atau objek (Ismaryati, 2006). Sedangkan menurut Miller (2002) tes adalah
sebuah instrumen atau alat yang digunakan di dalam suatu pengukuran untuk. Jika kita
menggunakan suatu alat untuk mengukur dengan tujuan untuk mendapatkan informasi/data
tentang seseorang atau objek maka alat tersebut dinamakan dengan tes. Sedangkan menurut
Nurhasan (2001) tes merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh informasi atau
data dari suatu objek yang akan diukur. Data yang kita peroleh merupakan atribut atau
sifat-sifat dari individu atau objek yang kita ukur. Adapun data yang akan kita dapat
terhimpun dari tiga komponen, yaitu komponen motorik, kognitif, dan afektif (Endang
sepdanius, S.Si, M et al., 2008).
Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, komponen kondisi fisik yang
dibutuhkan meliputi: daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelemturan, dan power.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tes daya tahan ?
2. Apa yang dimaksud tes kekuatan ?
3. Apa yang dimaksud tes kecepatan ?
4. Apa yang dimaksud tes kelenturan ?
5. Apa yang dimaksud tes power ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud tes daya tahan
2. Mengetahui apa yang dimaksud tes kekuatan
3. Mengetahui apa yang dimaksud tes kecepatan
4. Mengetahui apa yang dimaksud tes kelenturan
5. Mengetahui apa yang dimaksud tes power

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tes Daya Tahan

Daya tahan merupakan salah satu komponen biomotor utama/dasar dalam setiap
cabang olahraga. Komponen biomotor daya tahan pada umumnya digunakan sebagai
tolok ukur untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani (physical fitnes) olahragawan.
pengertian daya tahan ditinjau dari kerja otot adalah kemampuan kerja otot atau
sekelompok dalam jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian daya tahan dari sistem
energi adalah kemampuan kerja organ-organ tubuh dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan dua pengertian tersebut maka daya tahan didefinisikan sebagai
kemampuan peralatan organ tubuh untuk melawan kelelahan selama berlangsungnya
aktivitas atau kerja.(Wijaya, 2016)
Daya tahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Daya tahan umum, yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem
jantung, paru-paru dan peredaran darah secara efektif dan efisien untuk
menjalankan kerja secara terusmenerus yang melibatkan kontraksi sejumlah
otot dengan intensitas yang tinggi dalam waktu yang cukup lama.
b. Daya tahan otot, yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya
untuk berkontraksi (bekerja) secara terus-menerus dalam jangka waktu yang
cukup lama dengan jumlah beban tertentu (Wijaya, 2016).

Adapun bentuk tes daya tahan adalah sebagai berikut :

1. Cooper VO2 max


Digunakan untuk memantau perkembangan daya tahan aerobik atlet dan
untuk mendapatkan perkiraan VO2 max mereka. Untuk melakukan tes ini,
Anda akan memerlukan: Jalur 400 meter, Stopwatch, Peluit, dan asisten
Cara melakukan tes
• Tes ini mengharuskan atlet berlari sejauh mungkin dalam 12 menit.
• Atlit melakukan pemanasan selama 10 menit

3
• Asisten memberikan perintah "GO", memulai stopwatch dan atlet
memulai tes
• Asisten selalu memberi tahu atlet tentang sisa waktu di akhir
setiap putaran (400 m)
• Asisten meniup peluit ketika 12 menit telah berlalu dan mencatat
jarak yang ditempuh atlet hingga 10 meter terdekat
2. Conconi Test
Tes Conconi adalah metode sederhana untuk mengukur ambang batas
maksimum, anaerob, dan aerob individu. Untuk melakukan tes, Anda
memerlukan Monitor Detak Jantung (HRmax), Track 400 meter atau Treadmill,
Stopwatch dan Asisten
Cara melakukan tes
• Atlet menentukan kecepatan awal dan peningkatan dalam kecepatan
setiap 200 meter sehingga mereka dapat menyelesaikan antara 2,5 km
dan 4 km sebelum tidak dapat melanjutkan.
• Menggunakan waktu 10 km terbaik mereka Conconi Test dapat
menentukan waktu untuk setiap 200 meter untuk tes lintasan dan
kecepatan untuk tes treadmill (Pengampu & Latif, 2020).

B. Tes Kekuatan

Ada dua bentuk tes kekuatan yang bisa dilakukan dan dipertimbangkan sesuai
dengan kebutuhan yaitu tes kekuatan yang bersifat statis (isometrik), tes kekuatan yang
bersifat dinamis (isotonik) dan yang bersifat isokinetik. Adapun bentuk tes yang bisa
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan yang Bersifat Statis (isometric) Dapat Diukur Menggunakan
a. Grip strangth dynamometer yang bertujuan: Mengukur kekuatan
genggaman tangan. Peralatan: Grip stranght dynamometer, Form penilaian,
dan pena
Pelaksanaan:
• Peserta berdiri tegap, pandangan lurus kedepan dan keduan tangan
berada di sisi samping

4
• Grips strangth dynamometer dengan telapak tangan menghadap ke
tubuh dan bagian depan alat menghadap ke luar dari sisi samping.
• Testee meremas pegangan grips strangth dynamometer sekuat kuatnya
tanpa merubah posisi tubuh tegap
• Hasil akan terlihat pada alat, dan tester segera mencata hasil tersebut.
b. Leg and back dynamometer yang berujuan: Mengukur kekuatan penggung
dan kaki. Peralatan: Leg and back dynamometer, Form penilaian, dan Pena.
Pelaksanaan: Untuk mengukur kekutan kaki (leg)
• Peserta berdiri dengan kaki ditekuk selebar 1200.
• Pegang alat leg dynamometer ushakan rantai penarik menjadi agak
renggang.
• Lakukan tarikan dengan ekstensi tungkai bawah sampai tidak
sanggup lagi (Penekanan tarikan pada tungkai bawah).
• Pada saat menarik, punggung tetap pada keadaan posisi lurus.
Jangan sampai membungkuk.
• Cata hasil yang didapat.
• atuan ukuran dalam kg.
Untuk mengukur kekuatan otot punggung
• Peserta berdiri dengan punggung sedikit membungkuk, tungkai
lurus
• Genggam pegangan back dynamometer. Usahakan jangan terlalu
membungkuk atur panjang alat sehingga posisi benar-benar
sempurna untuk mengukur kekuatan punggung
• Lakukan tarikan dengan ekstensi punggung (penekannya pada
punggung, tungkai tetap dalam keadaan lurus)
• Catat hasil yang didapat
• Satuan ukuran dalam kg.
2. Kekuatan yang Bersifat Dinamis (Isotonis) dapat diukur menggunakan
a. Pull ups yang bertujuan: Melihat perkembangan daya tahan otot lengan
dan bahu atlet Peralatan: Chinning bar dan Tester

5
Pelaksanaan:
• Menggantung dari bar dengan telapak tangan menghadap tubuh
Anda
• Tarik sampai dagu sejajar dengan bar
• Lebih rendah sehingga untuk meluruskan lengan
• Ulangi sebanyak dagu mungkin
• Mencatat jumlah dagu
b. Push ups yang bertujuan: Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan
kekuatan otot bagian atas Peralatan: Lantai dengan permukaan datar,
Matras, Stopwatch, Tester Pelaksanaan: pria
• Perserta berbaring pada daerah datar. Tangan dan bahu dalam
posisi lurus
• Turunkan tubuh sampai siku membuat sudut 90o
• Kembali ke posisi awal dengan lengan lurus secara penuh
• Kaki tidak boleh ditekuk (bengkok)
• Gerakan push up ini dilakukan secara berulang tanpa istirahat
• Lakukan secara berulang sebanyak mungkin yang kamu bisa
• Catat jumlah total dari keselurahan yang anda lakukan
Wanita
Untuk atlet wanita kekuatan cenderung relatif lebih rendah, sehingga
memungkinkan untuk melaksanakan tes ini dengan modifikasi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada pelaksanaan berikut ini. Pelaksanaan
• Berbaring dilantai, lengan dan bahu pada posisi lurus. Posisi
lutut berada di lantai sebagai tumpuan tubuh
• Turunkan tubuh sampai siku membuat sudut 90o
• Kembali ke posisi awal dengan lengan lurus secara penuh
• Gerakan pushup ini dilakukan secara berulang tanpa istirahat
• Lakukan secara berulang sebanyak mungkin yang kamu bisa
• Catat jumlah total dari keselurahan yang anda lakukan
c. Sit up, tes ini bertujuan untuk mengukur otot perut saja

6
Pelaksanaan
• Posisi tungkai ditekuk
• Tangan di kepala berada di sisi kedua telinga
• Telapak kaki rata menempel pada lantai
• Angkat tubuh sampai hampir lurus vertikal
• Turunkan tubuh sampai punggung rata dengan tanah.
(Endang sepdanius, S.Si, M et al., 2008)

C. Tes Kecepatan

Kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk berpindah dari satu tempat ke


tempat lain secepat mungkin. Tes kecepatan terdiri dari beberapa jenis tes yang
dikembangkan para ahli. Yaitu tes lari 30, 40, 50, dan 60 meter. Tes kecepatan yang
lain diantaranya adalah:
1. Tes Acelerasi 30 meter
Dimana tujuan dari tes ini adalah untuk melihat perkembangan kemampuan
keefektifan dan efisiensi akselerasi dari mulai star berdiri atau dari start block
ke kecepatan maksimum. Alat-alat yang dibutuhkan Lintasan 400 meter- 30
meter diberi tanda pada lintasan lurus, Stopwatch, Tester
Pelaksanaan:
• Tester berdiri pada garis start
• Aba-aba diberikan oleh tester, peserta dengan cepat miulai berlari dan
tester menghidupkan stopwatch
• Teste sampai pada finish, dan jalanya waktu pada stopwatch di hentikan
• Lakukan tes ini dengan 3 kali pengulangan.
2. Tes kecepatan 60 meter
Tujuan Adapun tujuan dari tes ini adalah untuk melihat perkembangan acelerasi
dan kemampuan kecepatan penuh dari testee. Alat yang digunakan Lintasan
400 meter- 30 dan 60 meter diberi tanda pada lintasan lurus, Stopwatch, Tester
Pelaksanaan:
• Teste berdiri pada garis start

7
• Aba-aba diberikan oleh tester, peserta dengan cepat mulai berlari dan
tester menghidupkan stopwatch
• Teste sampai pada finish, dan jalanya waktu pada stopwatch di hentikan
• Lakukan tes ini dengan 3 kali pengulangan.
3. Sprint test 40 meter Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan
akselerasi dan kecepatan. Alat-alat yang dibutuhkan: Lintasan 400 meter, Cone,
Stopwatch, dan Tester
Pelaksanaan:
• Beri tanda 40 meter jarak pada lintasan
• Testee menggunakan start berdiri dengan kaki berdiri dibelakang
garis
• Pada aba-aba “Ya” teste melakukan sprint secepat mungkin sampai
melewati garis finish
• Tester mencatat waktu yang didapat
• Testee diberikan waktu 2-5 menit recovery setiap sesi.
(Wijaya, 2016)

D. Tes Kelenturan

Tes kelentukan atau flexibility meter dilakukan untuk memperoleh data dimana dari
data tersebut kita dapat mengetahui tingket kelentukan seseorang. Tingkat kelentukan
seseorang pasti berbeda satu sama lain. Sehingga memang perlu diadakan pengukuran
untuk mengambil data kelentukan seseorang, karena sangat bermanfaat untuk beberapa
tujuan yang diinginkan seseorang. Alat yang digunakan untuk tes kelentukan biasanya
yaitu bangku/mistar dengan ukuran 50 cm atau biasa juga yang disebut dengan
Flexibility Meter. Satuan alat ini yaitu Centimeter (Cm).Ada beberapa macam jenis
tes dari tes kelentukan atau flexibility. Tapi akan dijelaskan dibawah tentang 2 jenis tes
kelentukan, yaitu sit and reach dan standing trunk flexion.
Prosedur pelaksanaan tes sit and reach:
1. Peserta atau orang coba tidak memakai alas kaki
2. Peserta duduk dengan kaki lurus menyentuh balok tes.
3. Lutut bagian belakang lurus ( tidak boleh ditekuk )

8
4. Pelan-pelan bungkukkan badan dengan posisi tangan lurus, ujung jari dari
kedua tangan menyentuh mistar skala/pengukur.
5. Tangan yang mendorong harus selalu menempel di alat tes. Di
6. mulai dari angka -20. ( karena tingkat kelentukan masing- masing individu
itu berbeda-beda, jadi jika hal ini dimulai dari angka nol, objek sudah tidak
mampu )
7. Dilakukan 3 x, (diambil hasil tes yang terbaik)
(Ronald, 2008)

E. Tes Power

Tes Power atau daya ledak adalah tes yang dipergunakan untuk mengukur eksplosif
power, tes yang bisa dipakai untuk ini adalah Vertical jump meter baik yang elektrik
maupun manual.
1. Vertical jump tes
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak otot tungkai Alat-alat yang
dibuthkan adalah Papan scalar yang ditempelkan pada dinding, Kapur, Kertas dan
pena, dan Tester
Pelaksanaan:
• Pada suatu dinding yang tegak lurus dari lantai dibuat ukuran tinggi sampai
dengan 300 cm.
• Testee berdiri dibawah dinding dan mengukur tinggi raihannya awal.
• Selanjutnya teste melompat untuk meraih ukuran tertinggi dari raihannya
dengan posisi menyamping dinding.
• Hitung selisih tinggi raihan antara raihan loncatan dengan raihan tanpa
loncatan.
• Skor teste adalah selisih dari raihan tersebut
2. Two Hand Medicine Ball Put
Tes ini bertujuan untuk melihat kemampuan daya ledak dari otot lengat atas
Alat yang dibutuhkan adalah Ball medicine (3 kg untuk pria-2 kg untuk wanita),
Lantasan yang telah ditandai dengan garis 30 meter, Buku pencatat, dan tester
Pelaksanaan:

9
• Testee berdiri pada titik yang telah ditentukan dengan memegang bola
dengan kedua tanganya.
• Testee menjauhkan ball medicine ke daerah belakang sampai benar-benar
membentuk lengkungan (jangan kehilangan keseimbangan).
• Lakukan lentingan kedepan kemudian pada sudut yang tepat lepaskan ball
medicine sehingga terlempar jauh.
• Ukur jarak dari tempat berdiri teste sampai pantulan ball medicine jatuh.
• Lakukan sebanyak tiga kali pengulangan, ambil hasil yang terbaik.
(Endang sepdanius, S.Si, M et al., 2008).

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tes kemampuan fisik dasar merupakan tes yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan fisik dasar seseorang yang biasanya digunakan untuk kegiatan sehari-
sahari. Adapun komponen dari kondisi fisik terbagi atas kondisi fisik umum dan
kondisi fisik gabungan. Kondisi fisik umum terdiri atasi kekuatan, kecepatan,
kelentukan dan daya tahan. Sedangkan kondisi fisik gabungan terdiri dari daya
ledak atau power.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan makalah dengan lebih
banyak sumber yang kongkrit dan relevan dengan materi yang dibahas dan tentunya
dapat dipertanggungjawabkan. Untuk saran dapat berisi kritik atau saran untuk
penulisan dan juga dapat menanggapi kesimpulan dari pembahasan makalah yang
telah dijelaskan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Endang sepdanius, S.Si, M, O., Dr. Muhamad Sazeli Rifki, S.Si, M. P., & Dr. Anton Kamaini,
S.Si, M. P. (2008). Tes Pengukuran Dan Olahraga. 282.
Pengampu, D., & Latif, M. (2020). TEST KEMAMPUAN DAYA TAHAN COOPER TEST VO2
MAKS , CONCONI TEST , DAN. 8520116012.
Pratiwi, A. S., Aprilyana, A. saepudin, & Agustian, M. R. A. (2020). Tes Dan Pengukuran. July,
1–23.
Ronald. (2008). test dan pengukuran penjas. Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian Pembelajaran,
282.
Wijaya, G. A. (2016). STUDI KEMAMPUAN DAYA TAHAN (CARDIOVASCULAR
RESPIRATORY ENDURANCE) PADA ATLET KLUB BOLA VOLI PUTRI SE- KOTA
BANDAR LAMPUNGStudi Kemampuan Daya Tahan (Cariovascular Respiratory
Endurance) Pada Atlet Klub Bola Voli Putri Se- Kota Bandar Lampung. 65.

12

Anda mungkin juga menyukai