Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

DISUSUN OLEH:

TESYA NATALIA 201111024

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK PRODI

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KONSEP DASAR ISTIRAHAT DAN TIDUR

a. Pengertian
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai, atau juga dapat
dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relati, bukan hanya
keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan
suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang
minim, memiliki rangsangan yang bervariasi, terdapat perubahan
proses fisiologis, dan terjadi penurunan respons rangsangan dari luar.
(Guyton dalam Alimul, 2014),
Tidur adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun
dikarakterisasikan dengan minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar,
2012).
Sedangkan Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin
hanya melibatkan istirahat untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan,
Dasar, 2012).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Tidur adalah suatu
keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-
masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.

b. ETIOLOGI
Etiologi pasti gangguan tidur belum diketahui, namun diperkirakan
mencakup faktor biologis, psikologis, dan sosiodemografik.
a) Faktor Biologis
Pola tidur, yang mencakup durasi dan waktu tidur, diatur oleh
banyak gen dan bersifat diwariskan. Sehingga terdapat individu-
individu yang secara genetik rentan mengalami gangguan tidur.
(Elisever 2017)
Perubahan jam biologis, misalnya karena perubahan shift kerja
atau bepergian ke zona waktu yang berbeda, juga bisa memicu
timbulnya gangguan tidur.(praharja 2018)

2
Irama sirkadian fisiologis juga bisa berubah seiring bertambahnya
usia sebagaimana yang terjadi pada lansia. Selain itu, paparan
terhadap blue light yang berlebih dari peralatan elektronik juga
dapat mengganggu irama sirkadian dan pola tidur.(Psychiatry
2018)
b) Faktor Psikologis
Gangguan tidur merupakan gejala yang umum ditemukan pada
berbagai gangguan psikiatri, misalnya gangguan afektif, gangguan
cemas, gangguan makan, penyalahgunaan zat, dan schizophrenia.
Insomnia juga sering berhubungan dengan gangguan fisik yang
menimbulkan nyeri dan ketidaknyamanan.(menurut WHO)
Stressor psikologis juga bisa menjadi pemicu timbulnya gangguan
tidur.
c) Faktor Sosiodemografik
Biasanya gangguan tidur timbul ketika seseorang sedang
mengalami stressor, misalnya masalah pekerjaan atau perkawinan.
Selain itu, insomnia lebih sering ditemukan pada jenis kelamin
perempuan, pasien usia lanjut, dan status sosial ekonomi yang
rendah. (WHO)

c. PATPFISIOLOGI
Patofisiologi gangguan tidur masih belum diketahui secara pasti,
namun beberapa mekanisme neurobologis dan psikologis telah diajukan.
Salah satu model yang digunakan untuk menjelaskan patofisiologi
gangguan tidur adalah model neurokognitif. Model ini menerangkan
bahwa faktor predisposisi, presipitasi, perpetuasi, dan neurokognitif adalah
faktor-faktor yang mendasari berkembangnya insomnia dan
menjadikannya gangguan kronik.

3
Model lain yang bisa digunakan untuk adalah model psychobiologic
inhibition, yang menunjukkan bahwa tidur yang baik membutuhkan
otomatisasi dan plastisitas. Otomatisasi artinya bahwa inisiasi tidur dan
maintenance tidur bersifat involunter, yang dikendalikan oleh homeostatis
dan regulasi sirkadian. Plastisitas adalah kemampuan sistem tubuh untuk
mengakomodasi berbagai kondisi lingkungan. Pada kondisi normal, tidur
terjadi secara pasif (tanpa atensi, niat, atau usaha). Situasi hidup yang
penuh dengan stres bisa memicu berbagai respon arousal fisiologis dan
psikologis, yang menimbulkan inhibisi terhadap de-arousal yang
berhubungan dengan tidur dan menimbulkan gejala gangguan tidur.
(Elsevire 2017 dan Levenson )

4
Pathway Istirahat dan Tidur

kelemahan Jumlah waktu


Kurang kontrol Ketidakbugaran
Ganggua tidur tidur sesui dengan
tidur status fisik
pertumbuhan
perkembangan

Mengeluh lelah
tampak lesu
mengeluh sulit Tidak Riwayat intoleransi
tidur mengunakan aktivitas
obat tidur sebelumnya

Frekunsi jantung >


kebutuhan
20% dari kondisi
istirahat
istirahat meningkat Menerapkan
mengeluh meningkat
sering terjaga rutinitas tidur yang
Resiko
meningkatkan
intoleransi
kebiasaan tidur
aktivitas
Intoleransi
aktivitas Keletihan
Gangguan pola
tidur
Kesiapan
peningkatan
tidur

5
d. TANDA DAN GEJALA
Menurut PPNI (2017), data mayor untuk masalah gangguan pola tidur
yaitu :
a. Mengeluh sulit fidur
b. Mengeluh sering terjaga
c. Mengeluh tidak puas tidur
d. Mengeluh pola tidur berubah
e. Mengeluh istirahat tidak cukup

Gangguan tidur yang umum terjadi menurut Kemenkes RI (2016)


antara lain :
1. Insomia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur,
baik secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini
umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa
karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperi!
perasaan gundah atau gelisah.

Ada tiga jenis insomnia:

a) Insomnia Inisial: Kesulitan untuk memulai tidur.


b) Insomnia intermiten: Kesulitan untuk tetap tertidur karena
seringnya terjaga.
c) Insomnia terminat Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur
kembali. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
mengatasi insomnia antara lain dengan mengembangkan
pola tidur-istirahat yang efektif melalui olahraga rutin,
menghindari rangsangan tidur di sore hari, melakukan
relaksasi sebelum tidur (misanya membaca, mendengarkan
musik, dan tidur jika benar-benar mengantuk).
2. Parasomia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau
muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada

6
anak anak Beberapa turunan parasomnia antara lain sering
terjaga (misalnya: tidur berjalan, night terror), gangguan
transisi bangun-tidufmisainya: mengigau), parasomnia yang
terkat dengan tidu REM (misahnya: mimpi buruk), dan lainnya
(misalnya: bruksisme).
3. Hipersomia merupakan untuk menghindari tanggung jawab
pada siang hari. kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang
berkelebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat
disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan system
saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan
metabolisme (misalnya: hipertroidIsme). Pada kondisi tertentu,
hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme koping
4. Narkolepsi merupakan gebmbang kantuk yang tak tertahankan
yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini
disebut juga sebagai "serangan tidur" atau sieep attack.
Penyebab pastinya belum diketahul Diduga karena kerusakan
genetik system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali
lainnya periode tidur REM. Alternatif pencegahannya adalah
dengan obat-obatan, seperti: amtetamh atau metipenidase,
hidrokcrida, atau dengan antidepresan seperti Imipramin
hidroklorida.
5. Apnea saat tidur atau sisep adalah kondisi tementinya nafas
secara periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada
orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam
hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakit
kepala di siang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan
psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung. Mendengkur
sendiri disebabkan oleh adanya rintangn dalam pengairan udara
di hudung dan mulut pada waktu tidur, biasanya disebabkan
oleh adenoid, amandel atau mengendurnya otot di belakang
mulut.

7
6. Enuresa merupakan buang air kedil yang tidak disengaja pada
waktu tidur, atau biasa disebut Isilah mengompol. Enuresa
dibagi menjadi dua jenis: enuresa noktural: merupakan
amengompol di waktu tidur, dan enuresa diurnai, mengompd
saat bangun tidur. Enuresa noktural umumnya merupakan
gangguan pada tidur NREM.
Menurut PPNI (2017), data minor untuk masalah gangguan
pola tidur yaitu: mengeluh kemampuan beraktivitas menurun.

f. Komplikasi
Menurut Potter, Patricia A,Perry, Anne G. (2016)
a) Efek psikologis
Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi ,
irritable, kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.
b) Efek fisik/somatik
Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan
sebagainya.
c) Efek sosial
Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah
mendapat promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa
menikmati hubungan sosial dan keluarga.
d) Kematian.
Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki
angka harapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam
semalam. Hal ini mungkin disebabkan karena penyakit yang
menginduksi insomnia yang memperpendek angka harapan
hidup atau karena high arousal state yang terdapat pada
insomnia mempertinggi angka mortalitas atau mengurangi
kemungkinan sembuh dari penyakit. Selain itu, orang yang
menderita insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar

8
untuk mengalami kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan
dengan orang normal

g. Pemeriksaan diagnostic
Menurut Buleck, GM, dkk.( 2013), pemeriksaan diagnostic antara
lain :
a) Elektroencephalogram (EEG) untuk aktifitas listrik otak,
Electromiogram (EMG) untuk pengukuran tonus otot, dan
Electroulogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata.
b) Saturasi O2 dan ECG untuk mengetahui adanya sleep apnea

h. Penatalaksanaan medic
Menurut Wiley Blackwell (2017), Penanganan gangguan poa tidur
dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
a) Terapi non farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan
karena penggunan obat-obatan dapak memeberikan efek
ketergntungan. Adapun cara yag dapat dilakukan antara lain :
 Terapi relaksasi
 Terapi tidur yang bersih
 Terapi pengaturan tidur
 Terapi pisikologi/piskiatri
 Menguhab gaya hidup
b) Terapi farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari
obat-obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya
boleh oleh dokter yang kompeten dibidangnya. Obat-obatan
untuk penangganan gangguan tidur antara lain :
 Golongan obat hipnotik
 Golongan obat antidepresan
 Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin

9
 Golongan obat anthistamin

KONSEP ASSUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajjian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan :
a) Keluhan utama
b) Riwayat kesehatan (sekarang dan dahulu)
c) Riwayat tidur
d) Riwayat kesehatan dahulu
3. Pola kesehatan fungsional pola gordon
a) Pola presepsi dan pemeliharaan kesehatan
b) Pola nutrisis dan metabolik
c) Pola cairan dan metabolik
d) Pola istirahat dan tidur
e) Pola aktifitas dan latihan
f) Pola eliminasi
g) Pola presepsi dan kognitif
h) Pola reproduksi dan seksual
i) Pola presepsi dan konsep diri
j) Pola mekanisme koping
k) Pola nilai dan kepercayaan
4. Pengkaian fisik
a) Keadaan umum pasien
b) Kesadaran
c) Pemeriksaan TTV

Secara umum teknik pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam


memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah : inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi. Pengkajian pisikososial : mengkaji

10
keterampilan koping , dukungan keluarga, teman dan handai taulan
serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat dan sakit.

5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
b) Pemeriksaan radiologi

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul untuk klien dengan
gangguan sistem muskuloskeletal adalah (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017) :
1. Keletihan berhubungan dengan ganggua tidur yang ditandai dengan
tampak lesu, kebutuhan istirahat meningkat. (D.0057)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan,
kurang kontrol tidur yang ditandai dengan mengeluh sulit tidur,
mengeluh sering terjaga. ( D.0055)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan yang ditandai
dengan mengeluh lelah, frekunsi jantung meningkat >20 % dari kodisi
istirahat. (D.0056)
4. Kesiapan peningkatan tidur berhubungan dengan jumlah waktu tidur
sesuai dengan pertumbuhan perkembangan yand ditandai dengan tidak
mengunakan obat tidur, menerapkan rutinitas tidur yang meningkatkan
kebiasaan tidur. (D.0058)
5. Resiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakbugaran
status fisik dengn faktor riwayat intoleransi aktifitas sebelumnya.
(D.0059)

11
C. Intervensi

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Dan Kriteria Rencana TIndakan Rasional


Hasil
1. Keletihan berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi ...x24 Edukasi aktivitas/istirahat:
ganggua tidur yang ditandai jam maka tingkat keletihan dapat O:
dengan tampak lesu, kebutuhan membaik dengan kriteria hasil : 1. Mengidentifikasikan 1. Untuk mengetahui tingkat
istirahat meningkat. (D.0057) 1) Verbilasi kepulihan energi kesiapan dan kemampuan kemampuan pemahaman
meningkat menerima informasi dalam penerimaan informasi
2) Kemampuan melakukan yang disampaikan sehingga
aktivitas rutin meningkat media yang akan digunakan
3) Verbilasi lelah menurun bisa disesuaikan
4) Gangguan konsentrasi N:
menurun 2. Manjadwalkan pemberian 2. Untuk membuat persetujuan
5) Gelisah menurun Pendidikan Kesehatan atau kontrak waktu bersama
6) Pola istirahat membaik sesuai kesepakatan pasien dan keluarga dalam
melakukan pendidikan
kesehatn

3. Memberikan kesempatan 3. Untuk mengetahui pemahaman

12
kepada pasien dan keluarga kelurga dalam peyampaian
untuk bertanya materi yang diberikan dan
membantu keluarga dalam
menyelesaikan masalah
kesehatan.
E:
4. Menjelaskan pentingnya 4. Agar keluarga bisa memotivasi
melakukan aktivitas fisik pasien dalam melakukan
aktivitas fisik
5. Menganjurkan Menyusun
jadwal aktivitas dan 5. Untuk membantu membuat
istirahat aktivitas yang lebih teratur
sehingga kelaurga dan pasien
bisa melakukan latihan secara
teratur
6. Menganjurkan cara
menidentifikasikan target 6. Untuk memotivasi pasiean dan
dan jenis aktivitas sesuai membantu mencapai target
kemampuan yang direncanakan
C:

13
7. Mengkolaborasikan
Bersama anggota keluarga 7. Untuk membantu pasien dalam
pasien mengenai aktivitas melakukan aktivitas secara
yang disarankan untuk manidri
pasien

2. Gangguan pola tidur berhubungan Setelah dilakukan intervensi ...x24 Dukungan Tidur :
dengan hambatan lingkungan, jam maka gangguan pola tidur dapat O:
kurang kontrol tidur yang ditandai membaik dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi pola aktivitas 1. Untuk mengetahui pola tidur
dengan mengeluh sulit tidur, 1) Keluhan sulit tidur menurun pasien sehingga dapat
mengeluh sering terjaga. 2) Keluhan sering terjaga menentukan intervensi yang
( D.0055) menurun sesuai
3) Kelahan tidak puas tidur
menurun 2. Identifikasi faktor 2. Untuk mengetaui pengaruhnya
4) Keluhan pola tidur berubah penganggu tidur terhadap pola tidur pasien
menurun N:
5) Keluhan istirahat tidak cukup 3. Modifikasi lingkungan 3. Untuk memberikan rasa
menurun nyaman terhadap pasien

14
6) Kemampuan beraktivitas
meningkat 4. Batasi waktu tidur siang 4. Agar pasien bisa beristirahat
dimalam hari dengan cukup

5. Tetapkan jadwal tidur rutin


5. Untuk membantu peningkatan
kualitas tidur yang baik bagi
E: pasien
6. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit 6. Agar pasien tahu mengenai
pentingnya istrahat yang cukup
selama sakit sehingga bisa
membantu dalam pemulihan
pasien
7. Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
7. Untuk membiasakan waktu
tidur rutin sehingga bisa
C: membangun kebiasaan pola
8. Kolaborasi dengan dokter tiur yang baik

15
dalam pemberian obat tidur
8. Untuk membantu proses tidur
pasien

3. Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan intervensi ...x24 Manajemen energi :


dengan kelemahan yang ditandai jam maka gangguan pola tidur dapat O:
dengan mengeluh lelah, frekunsi membaik dengan kriteria hasil : 1. mengidentifikasikan 1. untuk mengetahui gangguan
jantung meningkat >20 % dari 1. Kemudahan Dalam gangguan fungsi tubuh yang fungsi tubuh yang dialami
kodisi istirahat. melakukan aktivitas sehari- mengakibatkan kelelahan pasien akibat kelelahan
hari meningkat
2. Kekuatan tubuh bagian atas 2. memonitor kelelahan fisik 2. untuk mengetahui tingkt
cukup meningkat dan emosional kelelaan fisik dan emosional
3. Kekuatan tubuh bagian pasien
bawah sedang
4. Keluhan Lelah menurun 3. memonitor pola dan jam 3. untuk mengetahui pola tidur
5. Perasaan lemah menurun tidur pasien apakah teratur atau
6. Tekanan darah membaik N: tidak
7. Frekuensi napas membaik 4. menyediakan lingkungan

16
nyaman dan rendah 4. untuk memberikan rasa
stimulus nyaman bagi pasien

5. melakukan latihan rentang


gerak pasif dan/atau aktif
5. untuk meningkatkan dan
melatih masa otot dan gerak
ekstermitas pasien
6. mefasilitasi duduk disisi
tempat tidur,jika tidak dapat 6. untuk melatih gerak mobilisasi
berpindah atau berjalan pasien selama dirawat

E:
7. menganjurkan tirah baring

7. untuk memeberikan
kenyamanan pasien saat
8. menganjurkan melakukan beristirahat
aktivitas secara bertahap
8. untuk menunjang proses

17
keseimbangan pasien secara
9. menganjurkan strategi bertahap
koping untuk mengurangi
kelelahan
9. agar pasien dapat mengatasi
C: kelelahannya secara mandiri
10. mengkolaborasikan dengan dengan mudahh
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan 10. untuk memekasimalkan proses
penyembuhan pasien
4. Kesiapan peningkatan tidur Setelah dilakukan intervensi ...x24 Dukungan tidur :
berhubungan dengan jumlah jam maka gangguan pola tidur dapat O:
waktu tidur sesuai dengan membaik dengan kriteria hasil : 1. Mengidentifikasi pola 1. Untuk mendata masalah yang
pertumbuhan perkembangan yand 1. Keluhan sulit tidur menurun aktivitas dan tidur dialami pasien sehingga
ditandai dengan tidak 2. Keluhan sering berjaga intervensi dapat ditentukan
mengunakan obat tidur, menurun
menerapkan rutinitas tidur yang 3. Keluhan tidak puas tidur 2. Mengidentifikasi faktor 2. Untuk mengetahui
meningkatkan kebiasaan tidur. menurun pengganggu tidur pengaruhnya terhadap pola
4. Keluhan pola tidur berubah tidur pasien
cukup menurun

18
5. Keluhan istirahat tidak cukup 3. Mengidentifikasi obat tidur
menurun yang dikonsumsi 3. Untuk mmengetahui efek
6. Kemampuan beraktivitas N: samping yang terjadi
meningkat 4. Mefasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur 4. Agar pasien mampu lebih
rileks dan merasa tenang
5. Melakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan 5. Untuk membantu
meningkatkan pola tidur yang
baik
E:
6. Menganjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur 6. Untuk membiasakan waktu
tidur rutin
7. Menganjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur 7. Untuk menghindari terjadinya
C: gangguan kualitas tidur
8. Mendiskusikan dengan
keluarga mengenai Teknik

19
untuk meningkatkan tidur 8. Untuk membantu pasien dalam
memantau jadwal tidur pasien
5. Resiko intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi ...x24 Manajemen Energi :
berhubungan dengan ketidak jam maka toleransi aktifitas dapat O:
bugaran fisik dengn faktor resiko meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi gangguan tubuh 1. Untuk mengaetahui gangguan
anemia. (D.0059) 1) Kemudahan dalam yang mengalami kelelahan fungsi tubuh yang dialami
melakukan aktivitas sehari- pasien akibat kelelahan
hari meningkat
2) Keluhan lelah menurun 2. Monitor pola dan jam tidur 2. Untuk mengetahui pola tidur
3) Frekunsi nadi meningkat pasien apakah teratur atau
4) Saturasi oksigen meningkat N: tidak
5) Perasaan lemah menurun
6) Tekanan darah membaik 3. Sediakan lingkungan 3. Untuk membantu rasa nyaman
nyaman dan rendah bagi pasien
stimulus

4. Berikan aktifitas distraksi 4. Untuk mengalihkan rasa


yang menenangkan ketidaknyamanan yang dialami
pasien

E:

20
5. Anjurkan tirah baring 5. Untuk memberikan
kenyamanan pasien saat
beraktivitas

6. Anjurkan melakukan 6. Untuk menunjang proses


aktifitas secara bertahap kesembuhan pasien secara
bertahap

7. Anjurkan strategi koping 7. Agar pasien dapat mengatasi


untuk mengurangi kelelahan kelelahannya secara mandiri
dengan mudah

C:
8. Kolaborasi dengan ahi gizi 8. Untuk menentukan asupan
tetang cara meningkatkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
asupan makanan dalam memkasimalkan proses
menyembuhkan pasien

21
22
Daftar Pustaka

Amin H.N, Hardi Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan


Penerapan Diagnosa. yogyakarta: PT Pustaka Baru.

Buleck, GM, dkk. (2013). Penatalaksanaan medic. Jakarta

Elisever, (2017). Etiologi Faktor Fisiologis Pola tidur, Jakarta : PT. Salemba
Medika

Elsevire dan Levenson. (2017). Patofisiologi Model lain yang bisa digunakan
model psychobiologic inhibition. Jakarta: Salemba Medika.

Guyton dalam Alimul,(2009). Definisi Istirahat dan Tidur. Yogyakarta : Nusa


Medika

https://id.scribd.com/doc/277427309/Lp-Gangguan-Pola-Tidur

https://id.scribd.com/doc/297181141/LP-Istirahat-Tidur

https://id.scribd.com/document/478103167/LP-gangguan-pola-istirahat-tidur-docx

Kemenkes RI (2016). Gangguan tidur yang umum terjadi. Jakarta; Dewan


Pengurus Pusat

Keperawatan Dasar, (2011:203). Tidur adalah keadaan gangguan kesadaran yang


dapat bangun dikarakterisasikan dengan minimnya
aktivitas. Semarang : Gayam

Praharja, (2018). Perubahan jam biologis, juga bisa memicu timbulnya gangguan
tidur. Jakarta : EGC

Psychiatry.(2018).Faktor Psikologis Stressor psikologis juga bisa menjadi pemicu


timbulnya gangguan tidur. Yogyakarta; Gosyen Publishing.
Yogyakarta : Nusa Medika

Potter, Patricia A,Perry, Anne G. (2016). Komplikasi : Efek psikologis, Efek


psikologis, Efek fisik/somatik, Efek sosial, Kematian.
Jakarta: Salemba.

23
Tim Pokja PPNI (2017). Data mayor untuk masalah gangguan pola tidur yaitu :
mengeluh kemampuan beraktivitas menurun. . Jakarta: DPP
PPNI.

Tim Pokja PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1: Cetakan II. Jakarta: DPP
PPNI

Tim Pokja PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1: Cetakan Il. Jakarta:
DPP PPNI

Wiley Blackwell (2017), Penanganan gangguan poa tidur. Yogyakarta; Gosyen


Publishing.

WHO.( 2016.)The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders.


Geneva: World Health Organization;

24

Anda mungkin juga menyukai