Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan
adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan
bekerja. Adapun sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas antara lain:
tulang, otot dan tendon, ligamen, sistem saraf dan sendi.
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Latihan merupakan aktivitas
yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dan manfaat aktivitas atau mobilisasi?
b. Bagaimana koordinasi mekanik tubuh?
c. Apa yang mempengaruhi aktivitas atau mobilisasi?
d. Bagaimana konsep dasar imobilisasi?
e. Apa alasan dilkukannya imobilisasi?
f. Apa dampak imobilisasi?
g. Bagaimana tingkat imobilisasi?
h. Bagaimana askep dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas?

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian dan manfaat aktivitas atau mobilisasi.
b. Mengetahui koordinasi mekanik tubuh.
c. Mengetahui mempengaruhi aktivitas atau mobilisasi.
d. Mengetahui konsep dasar imobilisasi.
e. Mengetahui alasan dilkukannya imobilisasi.
f. Mengetahui dampak imobilisasi.
g. Mengetahui tingkat imobilisasi.
h. Mengetahui askep dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Manfaat Aktivitas atau Mobilitas


Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Manfaat kebutuhan aktivitas
adalah mengendalikan berat badan, mengendalikan tekanan darah, menurukan resiko
keropos tulang osteoporosis) pada wanita, mencegah diabetes Melitus atau kencing
manis, mengendalikan kadar kolestrol, meningkatkan daya tahan dan system
kekebalan tubuh, memperbaiki kelenturan sendi dan kekuatan otot, memperbaiki
postur tubuh,mengendalikan stress dan mengurangi kecemasan.

B. Koordinasi Mekanika tubuh


Mekanika tubuh adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem muskuloskeletal
dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh
selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas. Penggunaan
mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko cedera sistem muskuloskeletal.
Mekanika tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi
fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas atau Mobilitas


Mobilitas seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai
berikut;
a. Gaya Hidup dan Kebiasaan
Orang yang terbiasa berolahraga akan memiliki mobilitas yang lebih lentur
dan lebih kuat daripada orang yang tidak terbiasa berolahraga.
b. Keadaan Sakit atau Cedera
Keadaan sakit atau cedera dapat memengaruhi fungsi system tubuh sehingga
memengaruhi pula mobilitas seseorang.
c. Tingkat Energi
Energi merupakan sumber utama untuk melakukan mobilitas. Untuk dapat
melakukan moblitas, dibutuhkan energi dalam jumlah yang kuat.

2
3

d. Usia dan Status Perkembangan


Mobilitas pada setiap tingkatan usia dan perkembangan berbeda-beda. Hal ini
berhubungan dengan kematangan dan penurunan fungsi alat gerak yang
sejalan dengan perkembangan usia.

D. Konsep Dasar Imobilisasi


Imobilisasi adalah ketidakmampuan klien bergerak bebas yang disebabkan
kondisi tertentu atau dibatasi secara terapeutik (Potter dan Perry 2006). Imobilisasi
merupakan suatu kondisi yang relatif. Maksudnya, individu tidak saja kehilangan
kemampuan geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan aktivitas dari
kebiasaan normalnya.

E. Alasan Dilakukannya Imobilisasi


Pembatasan gerak yang bertujuan untuk pengobatan atau terapi. Keharusan,
ini biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan primer. Pengobatan atau terapi, seperti
pada klien setelah menjalani pembedahan atau mengalami cedera pada kaki atau
tangan. Tirah baring merupakan merupakan suatu intervensi dimana klien dibatasi
untuk tetap berada di tempat tidur untuk tujuan terapi antara lain untuk memenuhi
kebutuhan oksigen, mengurahi nyeri, mengembalikan kekuatan dan cukup
beristirahat.

F. Dampak Imobilisasi
Dampak dari immobilisasi dalam tubuh dapat mempengaruhi sistem tubuh,
seperti perubahan pada metabolisme tubuh, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
gangguan dalam kebutuhan nutrisi, gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan
sistem pernafasan, perubahan krdiovaskular, perubahan sistem muskuloskeletal,
perubahan kulit, perubahan eliminasi ( buang air besar dan kecil ), vertigo (pusing
tujuh keliling), dan perubahan perilaku.
a. Perubahan Metabolisme
Perubahan metabolisme immobiliasasi dapat mengakibatkan proses
anabolisme menurun dan katabolisme meningkat. Keadaan ini dapat beresiko
meningkatkan gangguan metabolisme. Proses imobilitas dapat juga
menyebabkan penurunan ekskresi urine dan peningkatan nitrogen. Hal
4

tersebut dapat ditemukan pada pasien yang mengalami imobilitas pada hari
kelima dan keenam. Beberapa dampak perubahan metabolisme, diantaranya
adalah pengurangan jumlah metabolisme, atropi kelenjar dan katabolisme
protein, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, demineralisasi tulang,
gangguan dalam mengubah zat gizi, dan gangguan gastrointestinal.
b. Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Dampak dari immobilisasi akan mengakibatkan persediaan protein
menurun dan konsentrasi protein serum berkurang sehingga dapat
mengganggu kebutuhan cairan tubuh.
c. Gangguan pengubahan zat gizi
Terjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya
pemasukan protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat-zat
makanan pada tingkat sel menurun, dimana sel tidak lagi menerima glukosa,
asam amino, lemak dan oksigen dalam jumlah yang cukup untuk
melaksanakan aktivitas metabolisme.

G. Tingkat pada Imobilisasi


1. Imobilisasi komplet: Imobilisasi dilakukan pada individi yang mengalami
gangguan tingkat kesadaran.
2. Imobilisasi parsial: Imobilisasi dilakukan pada klien yang mengalami fraktur.
3. Imobilisasi karena pengobatan: Imobilisasi pada Denderita gangguang pernafasan
atau jantung, Pada dien tirang baring (bedrest) total, klien tidak boleh bergerak
dari tempat tidur, berjalan, dan duduk dikursi. Keuntungan dari tirah baring antara
lain mengurangi kebutuhan oksigen sel-sel tubuh, menyalurkan sumber energi
untuk proses penyembuhan, dan mengurangi respons nyeri.

H. Askep Kebutuhan Gangguan Aktivitas


1. Pengkajian
Ny. Mary Smith adalah seorang ibu rumah tangga berusia 45 tahun. Ia ikut serta
dalam program pencegahan penyakit kardiovaskular yang diinstruksikan oleh
penyelenggara kesehatannya dan dilaksanakan oleh Erich Sieple, seorang perawat
RN.
Ny. Smith memiliki beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit
kardiovaskular. Ia mengeluhkan stress karena tuntunan waktu yang besar.
5

Pengkajian Erich mencakup diskusi tentang masalah kesehatan Ny. Smith saat ini
dan juga pemeriksaan fisik yang berhubungan.

Aktivitas Pengkajian Temuan/karakteristik penentu


Tanyakan Mary tentang alasan Ia menjawab, “berat badan saya
penyelenggara kesehatan menyarankan bertambah 25 kg dalam 1 tahun
program untuk dirinya. terakhir. Saya mudah Lelah dan tidak
memiliki tenaga untuk melakukan
pekerjaan rumah tangga yang paling
ringan sekaligus. Saya tidak ingin
keluar rumah lagi. Saya tidak memiliki
uang untuk ke pusat kebugaran.”

Tanyakan Mary tentang kebiasaan Ia menjawab, “saya ingin berolahraga.


olahraga dan makannya. Namun karena harus mengurus anak
dan orang tua saya yang telah lansia,
saya menjadi malas. Saya merasa
dituntut dari berbagai arah; ini
membuat saya bertambah stress,
sehingga saya ingin makan terus
menerus.”

Lakukan pengkajian dasar. Tinggi badan: 158cm


Berat badan: 102kg
Tekanan darah: 152/90mmhg (saat
istirahat)
Frekuensi nafas: 20x/menit (saat
istirahat)
Tekanan darah: 164/96mmhg (setelah
menaiki 10 anak tangga)
Pulsasi: 120x/menit (setelah menaiki
10 anak tangga)
Frekuensi nafas: 36x/menit (setelah
menaiki 10 anak tangga)
6

2. Diagnosis keperawatan: intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya


aktivitas dan ketidakbugaran kardiovaskular.

Perencanaan tujuan Hasil yang diharapkan(NOC)+


kepercayaan kesehatan

Klien akan mempraktikan olahraga Klien akan menyatakan efek psiologis


yang terdiri dari latihan isotonic dan dan psikologis dari olahraga.
isometric. Klien akan berkomitmen untuk
melakukan olahraga fisik dirumah.

Toleransi aktivitas
Toleransi aktivitas klien akan Klien akan melakukan dan mencatat
membaik. pola olahraga 3 sampai 4 kali dalam 2
minggu berikutnya. Klien melakukan
olahraga aktif 4 kali pada 2 minggu
terakhir.

Efektivitas pompa kardiovaskular


Respon kardiopulmoner klien terhadap Tekanan diastolic pada saat istirahat
olahraga akan membaik. akan berada dibawah 80mmhg.
Tekanan sistolik pada istrahat akan
berada dibawah 140mmhg. Frekuensi
jantungpada istrahat akan berada pada
kisaran 75 sampai 85 kali permenit.
Intervensi (NIC)+ Rasional
Promosi olahraga
Instruksikan klien tentang manfaat Aktivitas fisik dan olahraga akan
fisiologis dari program olahraga memberikan perlindungan dari
teratur. penyakit kardiovaskular dan
mengurangi faktor resiko penyakit
kardiovaskular lainnya seperti
obesitas,hipertensi,dan
hyperlipidemia(chobanian et al,2003;
7

conroy et al.,2005;padilla et al.,2005).

Susun rencana olahraga progresif Latihan selang-seling memberikan


Bersama klien,seperti berjalan sejauh variasi untuk melawan rasa bosan dan
2 sampai 3 mil dan latihan isometric meningkatkan pengkodisian tubuh
otot kuadrisep,bisepdan gluteus keseluruhan (Gillespie,2006).
sebanyak 3sampai 4 kali dalam
seminggu.
Instruksikan klien untuk menyimpan Memiliki catatan dapat meningkatkan
catatan olahraga dan merekam kepatuhan terhadap olahraga.
hari,waktu,durasi dan
respon(pulsasi,perasaan,sesak
nafas,beban harian).

Susun jadwal kunjungan rutin dengan Klien lebih cenderung untuk


klien untuk pengawasa lanjutan dan meningkatkan aktivitas fisik dan tetap
peninjauan catatan patuh jika mereka dibimbing oleh
olahraga,kemajuan,dan hambatan. para professional
kesehatan(Gillespie,2006).

Evaluasi
Tindakan keperawatan Respons klien/temuan Peraihan hasil
Periksa catatan olahraga “Saya menyediakan Klien menyatakan bahwa
pada tiap kunjungan. waktu olahraga karena ia menikmati olahraga
adanya catatan ini. Saya dan manfaat pribadi.
tidak menyukai halaman
yang kosong karena
berarti saya gagal. Saya
ingin berhasil”
8

Catatn olahraga Catatan memfasilitasi


menunjukkan aktivitas kepatuhan terhadap
sebanyak 4kali dalam olahraga.
seminggu.

Catatan berat Berat badan 98kg. Efek perbaikan


badan,tekanan darah,dan frekuensi jantung saat kardiovaskular oleh
pulsasi. istirahat 80 sampai olahraga
85x/menit. Tekanan Frekuensi jantung berada
darah 146/86mmhg. pada kisaran normal.
Tekanan darah menurun
namun belum pada
kisaran yang diharapkan.
Awas tekanan darah saat
klien terus mengalami
penurunan berat badan.

Tanyakan klien apakah “Awalnya sulit Peningkatan toleransi


olahraga membantu menyisihkan waktu aktivitas tercapai dengan
mengurangi rasa Lelah. untuk berolahraga ,tetapi olahraga.
setelah saya berkurang.
Sangat mudah
menyertakan olahraga
ke dalam kegiatan
harian saya.”

Gaya berjalan ny. Cohen


Perhatikan gaya berjalan masih ragu-radu dan Hasil dari ambulasi yang
dan postur tubuh ny. tidak terkoordinasi;ia aman belum dicapai
cohen mengatakan bahwa sepenuhnya;teruslah
putrinya tidak sempat mendorong ny. Cohen
membawanya ke ahli dan putrinya untuk
terapi fisik. menemui ahli terapi fisik.
9
10

LAPORAN PENDAHULUAN

“GANGGUAN MOBILISASI

DISUSUN OLEH
11

SURYANI
20186123043

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
PRODI D-III KEPERAWATAN
2019/2020
12

Konsep Gangguan Mobilisasi

1. Pengertian

Mobilisasi adalah kemampuan orang untuk bergarak secara bebas, mudah, dan teratur
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat (Buku “ajar KOM” teori dan aplikasi
dalam praktik”). Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kesehatan, memperlambat proses
penyakit khususnya penyakit degeneratif dari untuk aktualisasi.

Mobilisasi adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi


seseorang (Ansari).

2. Faktor yang mempengaruhi


a. Gaya hidup
b. Proses penyakit / cidera
c. Kebudayaan
d. Tingkat energi
e. Usia dan status perkembangan

3. Tingkatan
a. Tingkat 0 : Mandiri penuh
b. Tingkat 1 : Memerlukan alat bantu
c. Tingkat 2 : Memerlukan bantuan orang lain untuk pertolongan, perawatan dll.
d. Tingkat 3 : Membutuhkan bantuan orang lain dan peralatan / alat bantu.
e. Tingkat 4 : Tergantung total

4. Etiologi
a. Postur
b. Gangguan perkembangan otot
c. Kerusakan sistem syaraf pusat
d. Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal dan neuromuskuloskeletal
e. Kekauan otot
13

5. Patofisiologi
Trauma, Stroke, Infeksi

Tirah baring

Aktivitas berkurang

Terjadi gangguan muskuloskeletal intoleransi aktifitas

Gangguan mobilisasi fisik

6. Tanda dan gejala


a. Kehilangan daya tahan otot
b. Peningkatan beban kerja jantung
c. Dulkus dekubitus
d. Penurunan waktu reaksi
e. Pergerakan tidak terkoordinir
f. Keterbatasan rentang pergerakan sendi

7. Aplikasi
a. Status emosi stabil
b. Kecepatan dan posisi tubuh disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidak
stabilan posisi tubuh
c. Warna kulit dan suhu tubuh menjadi turun
d. Peningkatan frekuensi pernafasan, pernafasan cepat dangkal
e. Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol / hipotensi
f. Peningkatan frekuensi denyut nadi, irama tidak teratur

8. Periksaan penunjang
14

a. Sinar X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur dan perubahan hubungan


tulang
b. CT Scan, menunjukan rincian bidang tertentu tulang dan mengidentifikasi lokasi dan
panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi
c. MR I adalah teknik pencitraan khusus noninvasive yang menggunakan medan
magnet, gelombang radio dan komputer untuk mempertahankan abnormalitas

9. Pemeriksaan laboratorium
a. Hb menurun pada trauma
b. Kalsium meningkat pada mobilisasi lama
c. Alkali Fospat meningkat
d. Kreatmin dan Soot meningkat pada kerusakan otot

10. Penatalaksanaan medis


a. Terapi
b. Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien
c. Ambulasi DMI
d. Latihan Isotonik dan Isometik
e. Latihan Rom aktif dan pasif
f. Melakukan postural drainage
15

Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Data Demografi
1) Identitas pasien : meliputi : Nama, Alamat, Agama, Tanggal masuk, dan lain-lain.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Yaitu keluhan yang menyebabkan px masuk Rumah Sakit
2) Keluhan saat pengkajian
Yaitu keluhan yang masih dirasakan px saat pengkajian
3) Riwayat kesehatan masalah
Yaitu riwayat kesehatan px / riwayat akut / kornis yang pernah diderita
4) Riwayat kesehatan keluarga
Yaitu riwayat pengkajian yang pernah diderita oleh keluarga px
c. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola makan dan minum
2) Pola aktifitas
3) Pola istirahat dan tidur
4) Pola eliminasi
5) Pola kebersihan
d. Pemeriksaan Fisik
1) Status kesehatan umum
2) Kesadaran
3) Pemeriksaan TTV
4) Pemeriksaan fisik (head totoe) dengan teknik, inspeksi, poelpasi, perkusi,
auskultasi.
e. Data penunjang
f. Pengobatan

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan nyeri
16

3. Rencana Asuhan Keperawatan


a. Gangguan mobilisasi b/d nyeri
Tujuan : setelah dlakukan keperawatan 3 x 24 jam masalah diharapkan dapat teratasi.
Kreteria hasil :
1) Dapat melakukan aktifitas secara mandiri
2) Nyeri hilang dengan skala 0
3) TTV normal

4. Intervensi
a. Kaji TTV
R/ memantau keadaan umum px
b. Kaji lokasi, skala nyeri
R/ pertimbangan dalam pemilihan intervensi dan mengevaluasi
c. Kaji tingkat gangguan mobilisasi
R/ mengetahui keparahan gangguan pada px
d. Anjurkan berlatih mirng kiri dan kanan
R/ untuk mengurangi resiko dekubitus
e. Berikan pengetahuan positif
R/ untuk berlatih mandiri dalam batasan aman
f. Ajarkan kepada px melakukan latihan gerak
R/ supaya otot dan sendi tidak menjadi kaku
g. Ciptakan lingkungan aman dan nyaman
R/ agar px latihan dengan aman
h. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
R/ mengurangi rasa nyeri
i. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik untuk prograni latihan
R/ membantu px latihan secara rutin
17

Daftar Pustaka

Aimul, A. Azit. 2009, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta : Salemba Medikal

Duengers, Marilynn E, dkk. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
18

Mahasiswa

SURYANI
20186123043

Mengetahui

Pembimbing klinik / CI pembimbing akademik


19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.N


DENGAN GANGGUAN MOBILISASI
DIRUANG PENYAKIT DALAM RS.BHAYANGKARA ANTONSOEDJARWO

DISUSUN OLEH

SURYANI
20186123043

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
PRODI D-III KEPERAWATAN
2019/2020
20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.N


DENGAN GANGGUAN MOBILISASI
DIRUANG PENYAKIT DALAM RS.BHAYANGKARA ANTONSOEDJARWO

1. Pengkajian
Data demografi
Data pasien No.Rm : 14 . 46. 76
Nama : An. N
Umur : 15 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Merdeka. 07
Bangsel : Vip 10
Pendidikan : SMA
Tanggal Masuk : 7/11/2019
Tanggal Pengkajian : 8/11/2019
Diagnosa Medis : Fraktur Clavicula Dextra

Penanggung Jawab
Nama : Slok Hwa
Alamat : Jl. Merdeka. 07
Hubungan dengan Pasien : Orang Tua

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
1) Nyeri bahu kanan
2) Px mengatakan sulit untuk bergerak
3) Px mengatakan sulit untuk tidur, karena kondisi ruangan yang tidak kondusif
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Px mengatakan tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pasca terjatuh sekitar 5 hari yang lalu, nyeri dibagian bahu kanan, nyeri saat
digerakkan.
21

d. Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita sakit yang sama.

Genogram

Keterangan :

: laki-laki

/ : sudah meninggal

: garis keturunan

: perempuan

: pasien

----- : tinggal 1 rumah

3. Pola Fungsi Kesehatan


a. Nutrisi
1) Makanan
SMRS : px makan 3x sehari dengan porsi 1 piring, habis.
MRS : px makan 3x sehari porsi rumah sakit, tidak habis.
2) Minum
SMRS : px minum 2,5 liter air mineral setiap hari.
22

MRS : px minum 1 liter air mineral setiap hari.


b. Eliminasi
SMRS : px BAB 1x sehari, BAK 3x sehari.
MRS : px belum ada BAB selama 2 hari, BAK 800 cc
c. Istirahat
SMRS : px tidur 5 – 6 jam sehari
MRS : px tidur 3 jam sehari
d. Personal hygiene
SMRS : px mandi 3x sehari
MRS : px mandi 1x sehari, dan dibantu
e. Aktivitas

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan / Minum 
Mandi 
Berpakaian 
Mobilisasi tempat tidur 
Berpindah posisi 
Ambulasi 
Keterangan :

0 = mandiri
1 = dibantu alat
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantungan total

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Kompos Mentis
c. TTV : TD. 110/70 S. 36,4
N. 94 RR. 20
d. Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, lesi (-), odem (-), rambut hitam.
Palpasi : Nyeri tekan (-)
e. Mata
Inspeksi : Bentuk simetris, konjungtiva, an-anemis, odem (-), sklera anikterik.
23

Palpasi : Nyeri tekan (-)


f. Telinga
Inspeksi : Pendengaran normal, bentuk simetris, lesi (-), serumen normal
Palpasi : Nyeri tekan (-)
g. Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, lesi (-), polip (-), bulu hidung normal.
Palpasi : Nyeri tekan (-)
h. Mulut
Inspeksi : Bentuk simetris, bibir tidak pecah, sariawan (-), kones gigi (+).
Palpasi : Nyeri tekan (-)
i. Leher
Inspeksi : Bentuk simetris, lesi (-), odem (-), tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid.
Palpasi : Nyeri tekan (-)
j. Sistem Pernapasan
Inspeksi : Bentuk dada normal chest, lesi (-), nafas teratur.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : Vesikuler
k. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : Istus cordie (-), odem (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Auskultasi : Batas atas ics II, batas bawah ics V, batas kiri ics V, mid clavicula
sinistra, batas kanan ics IV, mid sternalis dextra.
l. Sistem Gastrointestinul
Inspeksi : Bentuk cekung, lesi (-), benjolan (-).
Auskultasi : 18x / menit
Palpasi : Tidak terdapat nyeri, dan pembesaran pada ke 4 abdomen.
Perkusi : Sonor
m. Extermitas
Dextra 5522 5553 Sinistra
5555 5555

Keterangan :
- Tangan kiri terpasang infus RL
24

- Tangan kanan fraktur

5. Data Psikologis
a. Status emosi
Px tampak gelisah
b. Konsep diri
Px mudah diajak bicara
c. Gaya komunikasi
Px berkomunikasi dengan bahasa Indonesia

6. Data Sosial
a. Pekerjaan
Px belum bekerja
b. Hubungan sosial
Px dapat berhubungan baik dengan masyarakat sekitar
c. Gaya hidup
Px berasal dari keluarga yang berkecukupan
d. Peran dalam keluarga
Px adalah seorang anak

7. Data Pengobatan
- Infus RL 20 tpm
- Ketorolac 3x1 amp
- Cefotaxime 2x1 gram
25

8. Data Penunjang

Parameter Hasil Ref. Range


WBC 6.5 4.0 – 10.0
LYM 2.9 8.8 – 4.0
MIO 0.6 0.1 – 1.5
GRA 3.0 2.0 – 7.0
LYM % 44.0 20.0 – 40.0
MID % 9.6 3.0 – 15.0
GRA % 46.4 50.0 – 70.0
RBC 5.06 3.50 – 5.00
HGB 12.3 11.0 – 15.0
HCT 38.8 37.0 – 47.0
MCU 76.7 80.0 – 100.0
MCH 24.3 27.0 – 100.0
MCHC 31.7 32.0 – 36.0
RDW - CU 16.4 11.0 – 16.0
RDW – SD 45.8 35.0 – 56.0
PLT 321 150 – 300
MPU 8.0 6.5 – 12.0
PDW 15.5 9.0 – 17.0
PCT 0.257 0.108 – 0.282
P. LOC 70 30 - 90
P. LRC 21.7 11.0 – 45.0
26

9. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Keperawatan
Ds : Nyeri pasca operasi Gangguan mobilisasi
- Px mengatakan sulit untuk fisik
atau bergerak Sulit untuk atau
Do : mobilisasi
- Px tampak kesulitan gerak
- Terdapat fraktur di clavicula
dextra
- Px hanya diam ditempat tidur
4)
Ds : Fraktur clavicula Gangguan personal
- Px mengatakan sulit untuk dextra hygiene
membersihkan diri
Do : Px sulit mobilisasi
- Px tampak lemah sehingga tidak bisa
- Px tampak kotor membersihkan diri

Ds : Suasana kurang Gangguan pola tidur


- Px mengatakan sakit tidur kondusif sehingga
karena kondisi ruangan yang sulit tidur
tidak kondusif
Do :
- Px tampak lemah
- Px tampak pucat
- Mata px merah, terdapat
lingkaran hitam, dan kantung
mata
- TTV.
TO. 110/70
S. 36.4
N. 94
RR. 20
27

10. Daftar Masalah

No. Diagnosa Keperawatan Masalah Dikaji Masalah Paraf


Teratasi
1 Gangguan mobilisasi berhubungan 8 / 11 / 2019
dengan fraktur clavicula dextra
Ds :
- Px mengatakan sulit bergerak
Do :
- Px tampak kesulitan bergerak
- Terdapat fraktur clavicula dextra
- Px hanya diam ditempat tidur

2 Desifit perawatan dari berhubungan 8 / 11 / 2019


dengan fraktur clavicula dextra
Ds :
- Px mengatakan sulit untuk
bergerak
Do :
- Px tampak lemah
- Px tampak kotor

3 Gangguan pola tidur berhubungan 8 / 11 /2019


dengan lingkungan yang tidak
kondusif
Ds :
- Px mengatakan sulit tidur karena
kondisi ruangan yang kurang
kondusif
Do :
- Px tampak lemah
- Px tamak pucat
- Mata px merah, terdapat
lingkarang hitam, dan kantung
28

mata
- TTV
TO. 110/70
S. 36,4
N. 94
RR. 20
29

11. Intervensi

No NOC NIC Rasional


.
1 Tujuan : 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
Setelah dilakukan gangguan mibilisasi cara mengurangi
tindakan 3x24 jam 2. Ajarkan teknik gangguan mobilisasi
masalah gangguan ambulasi kepada px 2. Untuk memudahkan
mobilisasi dapat dan keluarga px mobilisasi
diminimalisir 3. Dampingi dan bantu 3. Memindahkan px
Kriteria hasil : px saat mobilisasi dalam mobilisasi
- Px dapat 4. Latih px dalam 4. Px dapat memenuhi
melakukan aktifitas memenuhi kebutuhan dari
secara mandiri kebutuhan diri dengan independen
- Px meningkat
dalam aktifitas
fisik
- Mempergunakan
alat bantu untuk
mobilisasi
2 Tujuan : 1. Menentukan jumlah 1. Untuk mengetahui
Setelah dilakukan dan jenis bantuan tindakan apa saja
tindakan 3x24 jam px yang dibutuhkan yang ingin
dapat memenuhi 2. Bantu px untuk dilakukan
kebutuhan personal perawatan personal 2. Untuk menjaga
hygiene. hygiene kebersihan mulut px
Kriteria hasil : 3. Bantu px untuk 3. Untuk menjaga
- Px mampu untuk mandiri kebersihan tubuh px
menjaga kebersihan 4. Mendorong 4. Untuk membantu px
diri keluarga dalam dalam menjaga
- Klien terbebas dari membantu kebersihan mulut
bau badan mengatasi personal
- Px mampu hygiene
memenuhi
30

kebutuhan personal
hygiene sendiri
3 Tujuan : 1. Kaji TTV 1. Mengetahui keadaan
Setelah dilakukan 2. Ciptakan umum px
tindakan keperawatan lingkungan yang 2. Membantu px tidur
3x24 jam pola tidur px nyaman nyenyak
dapat kembali normal 3. Ajarkan teknik 3. Membantu px lebih
Kriteria hasi : distraksi dan mudah tidur dan
- Px tidur 6-7 jam relaksasi rileks
sehari 4. Kolaborasi dengan 4. Membantu px tidur
- Px tidak tampak tenaga kesehatan
lemah dan lesu untuk memberi
- Px tidak terdapat tindakan lanjutan
tanda-tanda kurang
tidur
31

12. Implementasi dan Evaluasi

Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf


dan jam
8/11/19 1. Melatih px dalam Diagnosa 1 : gangguan
jum’at memenuhi kebutuhan dir mobilisasi berhubungan
08.00 – dan masalah personal dengan fraktur clavicula
10.30 hygiene px. dextra
R/Px mengikuti dengan S : px mengatakan sulit untuk
baik. bergerak
2. Mengajarkan teknik O : px tampak sulit bergerak
ambulasi kepada px dan dan hanya ditempat tidur
keluarga px. A : masalah belum teratasi
R/Px dan keluarga P : intervensi dilanjutkan
mengikuti dengan baik.
08.00 1. Melatih px dalam Diagnosa 2 : defisit perawatan
memenuhi kebutuhan diri diri berhubungan dengan
dan masalah personal fraktur clavicula dextra.
hygiene. S : px mengatakan sulit untuk
R/Px mengikuti dengan membersihkan diri
baik. O : px tampak lelah dan tubuh
11.00 2. Membantu px mandi dan px tampak kotor
8/11/19
perawatan personal A : masalah belum teratasi
jum’at
hygiene. P : intervensi dilanjutkan
R/Px menyetujui diberi
bantuan
10.00 1. Mengkaji TTV Diagnosa 3 : gangguan pola
11.20 R/TD. 110/70 tidur berhubungan dengan
N. 94 fraktur clavicula dextra.
S. 36.4 S : px mengatakan sulit tidur
RR. 20 karena suara ribut dari
2. Menciptakan lingkungan keluarga px lain.
yang nyaman. O : px tampak lemah dan
R/Px dapat istirahat dengan pucat, terdapat kantung mata.
tenang
32

11.40 3. Mengajarkan teknik TTV. TD. 110/70


distrnasi dan relaksasi. N. 94
R/Px dapat istirahat dengan S. 36.4
tenang RR. 20
12.10 4. Berkolaborasi dengan baik
A : masalah belum teratasi
8/11/19 kesehatan lain untuk
P : intervensi dilanjutkan
jum’at memberi tindakan lanjut.
R/ tindakan dapat
dilakukan dengan baik.
9/11/19 1. Melatih px dalam Diagnosa 1 : gangguan
sabtu memenuhi kebutuhan dir mobilisasi berhubungan
10.30 dan masalah personal dengan fraktur clavicula
hygiene. dextra.
R/Px mengikuti dengan S : px mengatakan dapat
baik bergarak walaupun tidak
10.35 2. Mengajarkan ROM aktif
banyak.
dan pasif.
O : px dapat bergerak kekanan
R/Px mengikuti dengan
dan kekiri, px dapat duduk
baik
sendiri.
10.45 3. Membantu px
A : masalah teratasi
bermobilisasi.
P : intervensi dilanjutkan
R/Px mengikuti dengan
baik
9/11/19 1. Melatih px dalam Diagnosa 2 : defisit perawatan
10.30 memenuhi kebutuhan diri diri berhubungan dengan
dam masalah personal fraktur clavicula dextra.
hygiene. S : px mengatakan apat
R/Px mengikuti dengan membersihkan diri tapi
baik. dengan bantuan perawat.
08.00 2. Membantu px mandi dan
O : px tampak rileks dan
perawatan oral hygiene.
tubuh px tampak bersih.
R/Px menyetujui diberikan
A : masalah teratasi
bantuan
P : intervensi dilanjutkan
08.45 3. Membantu px untuk
memotong kuku.
R/Px menyetujui diberikan
33

bantuan.
9/11/19 1. Mengkaji TTV Diagnosa 3 : gangguan pola
10.00 R/TD. 110/70 tidur berhubungan dengan
N. 75 fraktur clavicula dextra
S. 36.2 S : px mengatakan dapat tidur
RR. 20 walaupun tidak nyanyak
11.00 2. Mengajarkan tejnik O : px tampak lebih segar
distraksi dan relaksasi. TTV
R/Px mwngikuti dengan R/TD. 110/70
baik. N. 75
12.00 3. Berkolaborasi dengan
S. 36.2
tenaga kesehatan lain untuk
RR. 20
memberikan tindakan
A : masalah teratasi sebagian
lanjut.
P : intervensi dilanjutkan
R/ tindakan dapat
dilakukan dengan baik.
10/11/19 1. Melatih px dalam Diagnosa 1 : ganguan
minggu memenuhi keutuhan dir mobilisasi berhubungan
08.00 dan masalah personal dengan fraktur clavicula
hygiene. dextra.
R/Px mengikuti dengan S : px mengatakan dapat
baik. bergerak walaupun tidak
08.20 2. Mengajarkan ROM aktif
banyak.
dan pasif.
O : px sudah dapat duduk
R/Px mengikuti dengan
sendiri, px sudah tampak
baik.
segar.
08.30 3. Membantu pasien
A : masalah teratasi sebagian
bermobilisasi.
P : intervensi dilanjutkan
R/Px mengikuti dengan
baik
10/11/19 1. Membantu melatih px Diagnosa 2 : defisit perawatan
08.00 dalam memenuhi diri berhubungan dengan
kebutuhan dir dari masalah fraktur clavicula dextra.
personal hygiene. S : px mengatakan dapat
R/Px mengikuti dengan membersihkan diri sendiri
baik. dengan bantuan perawat.
34

08.30 2. Membantu px mandi dan O : px tampak rileks, tubuh px


perawatan personal tampak rileks.
hygiene. A : masalah teratasi sebagian
R/Px setuju diberikan P : intervensi dilanjutkan
bantuan
Minggu 1. Mengkaji TTV Diagnosa 3 : gangguan pola
10/11/19 R/TD. 110/80 tidur berhubungan dengan
08.45 N. 80 lingkungan yang tidak
S. 36.4 kondusif.
RR. 20 S : px mengatakan dapat tidur
08.50 2. Mengajarkan teknik
lebih nyenyak dari malam
distraksi dan relaksasi.
sebelumnya.
R/Px mengikuti dengan
O : px tampak segar, px
baik
tampak ceria, kantung mata px
sudah menghilang.
TTV
R/TD. 110/80
N. 80
S. 36.4
RR. 20
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan.
35

Mahasiswa

Suryani
20186123043

Mengetahui

Pembimping Klinik/ CI Pembimbing Akademik


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Aktivitas adalah suatu
energy atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukn untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup. Manusia mempunyai kebutuhan untuk bergerak
agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan melindungi diri dari
kecelakaan. Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari muskuskeletal dan
sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanika
tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak
mengeluarkan tenaga, terkoordinasi secara aman dalam menggerakkan serta
mempertahankan keseimbangan dalam beraktivitas.

B. Saran
Mempelajari tentang kebutuhan aktivitas akan membuat kita menjadi lebih tau
pengertiannya secara mendalam. Kita akan tau bagaimna seharusnya seorang
perawat memberi pelayanan kesehatan dengan baik bagi kesembuhan
kliennya. Kita juga akan tahu bagaimana dampak positif dan negatifnya dari
pelayanan yang kita berikan ini terhadap diri kita, semoga dengan pembuatan
makalah ini dapat bermanfaat yang akan menjadi informasi untuk kehidupan
kita sehari-hari

36
Daftar Pustaka

Jamilah, Andi Sitti(Ed). 2013. Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia . Tangeran
Selatan: Binarupa Aksara Publisher.

Agustina. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia . Tangeran Selatan: Binarupa Aksara
Publisher.

Potter, Patricia A. 2009 . Fundamental Keperawatan . Singapura: Elsevier Inc

Anang. 2018. Keperawatan di http://annangdsz.blogspot.com/2018/04/askep-pada-pasien-


gangguan-aktivitas.html .(di akses 8 Maret)

Anda mungkin juga menyukai