PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan
adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan
bekerja. Adapun sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas antara lain:
tulang, otot dan tendon, ligamen, sistem saraf dan sendi.
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Latihan merupakan aktivitas
yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dan manfaat aktivitas atau mobilisasi?
b. Bagaimana koordinasi mekanik tubuh?
c. Apa yang mempengaruhi aktivitas atau mobilisasi?
d. Bagaimana konsep dasar imobilisasi?
e. Apa alasan dilkukannya imobilisasi?
f. Apa dampak imobilisasi?
g. Bagaimana tingkat imobilisasi?
h. Bagaimana askep dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian dan manfaat aktivitas atau mobilisasi.
b. Mengetahui koordinasi mekanik tubuh.
c. Mengetahui mempengaruhi aktivitas atau mobilisasi.
d. Mengetahui konsep dasar imobilisasi.
e. Mengetahui alasan dilkukannya imobilisasi.
f. Mengetahui dampak imobilisasi.
g. Mengetahui tingkat imobilisasi.
h. Mengetahui askep dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
F. Dampak Imobilisasi
Dampak dari immobilisasi dalam tubuh dapat mempengaruhi sistem tubuh,
seperti perubahan pada metabolisme tubuh, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
gangguan dalam kebutuhan nutrisi, gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan
sistem pernafasan, perubahan krdiovaskular, perubahan sistem muskuloskeletal,
perubahan kulit, perubahan eliminasi ( buang air besar dan kecil ), vertigo (pusing
tujuh keliling), dan perubahan perilaku.
a. Perubahan Metabolisme
Perubahan metabolisme immobiliasasi dapat mengakibatkan proses
anabolisme menurun dan katabolisme meningkat. Keadaan ini dapat beresiko
meningkatkan gangguan metabolisme. Proses imobilitas dapat juga
menyebabkan penurunan ekskresi urine dan peningkatan nitrogen. Hal
4
tersebut dapat ditemukan pada pasien yang mengalami imobilitas pada hari
kelima dan keenam. Beberapa dampak perubahan metabolisme, diantaranya
adalah pengurangan jumlah metabolisme, atropi kelenjar dan katabolisme
protein, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, demineralisasi tulang,
gangguan dalam mengubah zat gizi, dan gangguan gastrointestinal.
b. Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Dampak dari immobilisasi akan mengakibatkan persediaan protein
menurun dan konsentrasi protein serum berkurang sehingga dapat
mengganggu kebutuhan cairan tubuh.
c. Gangguan pengubahan zat gizi
Terjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya
pemasukan protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat-zat
makanan pada tingkat sel menurun, dimana sel tidak lagi menerima glukosa,
asam amino, lemak dan oksigen dalam jumlah yang cukup untuk
melaksanakan aktivitas metabolisme.
Pengkajian Erich mencakup diskusi tentang masalah kesehatan Ny. Smith saat ini
dan juga pemeriksaan fisik yang berhubungan.
Toleransi aktivitas
Toleransi aktivitas klien akan Klien akan melakukan dan mencatat
membaik. pola olahraga 3 sampai 4 kali dalam 2
minggu berikutnya. Klien melakukan
olahraga aktif 4 kali pada 2 minggu
terakhir.
Evaluasi
Tindakan keperawatan Respons klien/temuan Peraihan hasil
Periksa catatan olahraga “Saya menyediakan Klien menyatakan bahwa
pada tiap kunjungan. waktu olahraga karena ia menikmati olahraga
adanya catatan ini. Saya dan manfaat pribadi.
tidak menyukai halaman
yang kosong karena
berarti saya gagal. Saya
ingin berhasil”
8
LAPORAN PENDAHULUAN
“GANGGUAN MOBILISASI
DISUSUN OLEH
11
SURYANI
20186123043
1. Pengertian
Mobilisasi adalah kemampuan orang untuk bergarak secara bebas, mudah, dan teratur
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat (Buku “ajar KOM” teori dan aplikasi
dalam praktik”). Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kesehatan, memperlambat proses
penyakit khususnya penyakit degeneratif dari untuk aktualisasi.
3. Tingkatan
a. Tingkat 0 : Mandiri penuh
b. Tingkat 1 : Memerlukan alat bantu
c. Tingkat 2 : Memerlukan bantuan orang lain untuk pertolongan, perawatan dll.
d. Tingkat 3 : Membutuhkan bantuan orang lain dan peralatan / alat bantu.
e. Tingkat 4 : Tergantung total
4. Etiologi
a. Postur
b. Gangguan perkembangan otot
c. Kerusakan sistem syaraf pusat
d. Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal dan neuromuskuloskeletal
e. Kekauan otot
13
5. Patofisiologi
Trauma, Stroke, Infeksi
Tirah baring
Aktivitas berkurang
7. Aplikasi
a. Status emosi stabil
b. Kecepatan dan posisi tubuh disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidak
stabilan posisi tubuh
c. Warna kulit dan suhu tubuh menjadi turun
d. Peningkatan frekuensi pernafasan, pernafasan cepat dangkal
e. Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol / hipotensi
f. Peningkatan frekuensi denyut nadi, irama tidak teratur
8. Periksaan penunjang
14
9. Pemeriksaan laboratorium
a. Hb menurun pada trauma
b. Kalsium meningkat pada mobilisasi lama
c. Alkali Fospat meningkat
d. Kreatmin dan Soot meningkat pada kerusakan otot
1. Pengkajian
a. Data Demografi
1) Identitas pasien : meliputi : Nama, Alamat, Agama, Tanggal masuk, dan lain-lain.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Yaitu keluhan yang menyebabkan px masuk Rumah Sakit
2) Keluhan saat pengkajian
Yaitu keluhan yang masih dirasakan px saat pengkajian
3) Riwayat kesehatan masalah
Yaitu riwayat kesehatan px / riwayat akut / kornis yang pernah diderita
4) Riwayat kesehatan keluarga
Yaitu riwayat pengkajian yang pernah diderita oleh keluarga px
c. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola makan dan minum
2) Pola aktifitas
3) Pola istirahat dan tidur
4) Pola eliminasi
5) Pola kebersihan
d. Pemeriksaan Fisik
1) Status kesehatan umum
2) Kesadaran
3) Pemeriksaan TTV
4) Pemeriksaan fisik (head totoe) dengan teknik, inspeksi, poelpasi, perkusi,
auskultasi.
e. Data penunjang
f. Pengobatan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan nyeri
16
4. Intervensi
a. Kaji TTV
R/ memantau keadaan umum px
b. Kaji lokasi, skala nyeri
R/ pertimbangan dalam pemilihan intervensi dan mengevaluasi
c. Kaji tingkat gangguan mobilisasi
R/ mengetahui keparahan gangguan pada px
d. Anjurkan berlatih mirng kiri dan kanan
R/ untuk mengurangi resiko dekubitus
e. Berikan pengetahuan positif
R/ untuk berlatih mandiri dalam batasan aman
f. Ajarkan kepada px melakukan latihan gerak
R/ supaya otot dan sendi tidak menjadi kaku
g. Ciptakan lingkungan aman dan nyaman
R/ agar px latihan dengan aman
h. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
R/ mengurangi rasa nyeri
i. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik untuk prograni latihan
R/ membantu px latihan secara rutin
17
Daftar Pustaka
Aimul, A. Azit. 2009, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta : Salemba Medikal
Duengers, Marilynn E, dkk. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
18
Mahasiswa
SURYANI
20186123043
Mengetahui
DISUSUN OLEH
SURYANI
20186123043
1. Pengkajian
Data demografi
Data pasien No.Rm : 14 . 46. 76
Nama : An. N
Umur : 15 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Merdeka. 07
Bangsel : Vip 10
Pendidikan : SMA
Tanggal Masuk : 7/11/2019
Tanggal Pengkajian : 8/11/2019
Diagnosa Medis : Fraktur Clavicula Dextra
Penanggung Jawab
Nama : Slok Hwa
Alamat : Jl. Merdeka. 07
Hubungan dengan Pasien : Orang Tua
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
1) Nyeri bahu kanan
2) Px mengatakan sulit untuk bergerak
3) Px mengatakan sulit untuk tidur, karena kondisi ruangan yang tidak kondusif
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Px mengatakan tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pasca terjatuh sekitar 5 hari yang lalu, nyeri dibagian bahu kanan, nyeri saat
digerakkan.
21
Genogram
Keterangan :
: laki-laki
/ : sudah meninggal
: garis keturunan
: perempuan
: pasien
0 = mandiri
1 = dibantu alat
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantungan total
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Kompos Mentis
c. TTV : TD. 110/70 S. 36,4
N. 94 RR. 20
d. Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, lesi (-), odem (-), rambut hitam.
Palpasi : Nyeri tekan (-)
e. Mata
Inspeksi : Bentuk simetris, konjungtiva, an-anemis, odem (-), sklera anikterik.
23
Keterangan :
- Tangan kiri terpasang infus RL
24
5. Data Psikologis
a. Status emosi
Px tampak gelisah
b. Konsep diri
Px mudah diajak bicara
c. Gaya komunikasi
Px berkomunikasi dengan bahasa Indonesia
6. Data Sosial
a. Pekerjaan
Px belum bekerja
b. Hubungan sosial
Px dapat berhubungan baik dengan masyarakat sekitar
c. Gaya hidup
Px berasal dari keluarga yang berkecukupan
d. Peran dalam keluarga
Px adalah seorang anak
7. Data Pengobatan
- Infus RL 20 tpm
- Ketorolac 3x1 amp
- Cefotaxime 2x1 gram
25
8. Data Penunjang
9. Analisa Data
mata
- TTV
TO. 110/70
S. 36,4
N. 94
RR. 20
29
11. Intervensi
kebutuhan personal
hygiene sendiri
3 Tujuan : 1. Kaji TTV 1. Mengetahui keadaan
Setelah dilakukan 2. Ciptakan umum px
tindakan keperawatan lingkungan yang 2. Membantu px tidur
3x24 jam pola tidur px nyaman nyenyak
dapat kembali normal 3. Ajarkan teknik 3. Membantu px lebih
Kriteria hasi : distraksi dan mudah tidur dan
- Px tidur 6-7 jam relaksasi rileks
sehari 4. Kolaborasi dengan 4. Membantu px tidur
- Px tidak tampak tenaga kesehatan
lemah dan lesu untuk memberi
- Px tidak terdapat tindakan lanjutan
tanda-tanda kurang
tidur
31
bantuan.
9/11/19 1. Mengkaji TTV Diagnosa 3 : gangguan pola
10.00 R/TD. 110/70 tidur berhubungan dengan
N. 75 fraktur clavicula dextra
S. 36.2 S : px mengatakan dapat tidur
RR. 20 walaupun tidak nyanyak
11.00 2. Mengajarkan tejnik O : px tampak lebih segar
distraksi dan relaksasi. TTV
R/Px mwngikuti dengan R/TD. 110/70
baik. N. 75
12.00 3. Berkolaborasi dengan
S. 36.2
tenaga kesehatan lain untuk
RR. 20
memberikan tindakan
A : masalah teratasi sebagian
lanjut.
P : intervensi dilanjutkan
R/ tindakan dapat
dilakukan dengan baik.
10/11/19 1. Melatih px dalam Diagnosa 1 : ganguan
minggu memenuhi keutuhan dir mobilisasi berhubungan
08.00 dan masalah personal dengan fraktur clavicula
hygiene. dextra.
R/Px mengikuti dengan S : px mengatakan dapat
baik. bergerak walaupun tidak
08.20 2. Mengajarkan ROM aktif
banyak.
dan pasif.
O : px sudah dapat duduk
R/Px mengikuti dengan
sendiri, px sudah tampak
baik.
segar.
08.30 3. Membantu pasien
A : masalah teratasi sebagian
bermobilisasi.
P : intervensi dilanjutkan
R/Px mengikuti dengan
baik
10/11/19 1. Membantu melatih px Diagnosa 2 : defisit perawatan
08.00 dalam memenuhi diri berhubungan dengan
kebutuhan dir dari masalah fraktur clavicula dextra.
personal hygiene. S : px mengatakan dapat
R/Px mengikuti dengan membersihkan diri sendiri
baik. dengan bantuan perawat.
34
Mahasiswa
Suryani
20186123043
Mengetahui
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Aktivitas adalah suatu
energy atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukn untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup. Manusia mempunyai kebutuhan untuk bergerak
agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan melindungi diri dari
kecelakaan. Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari muskuskeletal dan
sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanika
tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak
mengeluarkan tenaga, terkoordinasi secara aman dalam menggerakkan serta
mempertahankan keseimbangan dalam beraktivitas.
B. Saran
Mempelajari tentang kebutuhan aktivitas akan membuat kita menjadi lebih tau
pengertiannya secara mendalam. Kita akan tau bagaimna seharusnya seorang
perawat memberi pelayanan kesehatan dengan baik bagi kesembuhan
kliennya. Kita juga akan tahu bagaimana dampak positif dan negatifnya dari
pelayanan yang kita berikan ini terhadap diri kita, semoga dengan pembuatan
makalah ini dapat bermanfaat yang akan menjadi informasi untuk kehidupan
kita sehari-hari
36
Daftar Pustaka
Jamilah, Andi Sitti(Ed). 2013. Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia . Tangeran
Selatan: Binarupa Aksara Publisher.
Agustina. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia . Tangeran Selatan: Binarupa Aksara
Publisher.