Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN NUTRISI

DISUSUN OLEH :

AMANDA ABIGAIL AZARIA ADIM 20111003

B.SAVIRA JORA LOVA 20111007

KASIANA MANDA 20111014

KRISTIN YEMI 20111015

TESYA NATALIA 20111024

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KONSEP DASAR NUTRISI DAN CAIRAN

a. Pengertian
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
olch tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam
aktivitas tubuh (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2015).
Nutrisi adalah zat zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesschatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk mencrima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan terscbut untuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto dan Wartonah,
2012).
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homceostatis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh
(Aziz Alimul, 2015).

Dari pendapat diatas dapat disimpukan bahwa Kebutuhan cairan


dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stresor
fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam
rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Nutrisi juga berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan penting dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi yang

2
tidak seimbang dalam tubuh ada yang diakibatkan karena kekurangan
nutrisi dan kelebihan nutrisi.

b. Etiologi
Faktor Yang Mempengaruhi kebutuhan Nutrisi
Menurut Hidayat (2016) ada beberapa faktor yang mempengaruh
kebutuhan nutrisi, yaitu:
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsu makanan. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan
dalam memahami kebutuhan nutrisi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi
tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya,
dibeberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling
murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk untuk
dimakan karena masyarakat menganggap bahwa makanan tersebut
dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu juga mempengaruhi status nutrisi. Misalnya,
dibeberapa daerah terdapat larangan makana pisang dan pepaya bagi
para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut sumber vitamin yang
sangat baik. Adapula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan
dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan
sumber protein yang sangat baik untuk anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Misalnya
mengkonsumsi makanan cepat saji (junkfood), bakso, dan lain-lain.

3
Makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi
kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan karena
tidak memiliki asupan gizi yang baik.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status nutrisi
karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang
tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi
perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi
keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.

c. Patofisiologi
Abdominalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan
menunjukan banyak patologi yang dapat mempengaruhi system organ lain:
perdarahan,perforasi,obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi congenital,
inflamasi, infeksi, traumatic dan neoplastik telah ditemukan pada setiap
bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organic dimana saluran gastrointestinal
dicurigai, terdapat banyak faktor ekstrinsik yang menimbulan gejala.
Stress dan ansietas sering menjadi keluhan utama berupa indigesti,
anoreksia/ gangguan motorik usus, kadang-kadang menimbulkan
konstipasi/ diare.
Selain itu status kesehatan mental, factor fisik seperti kelelahan dan
ketidak seimbangan/ perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat
mempengaruhi saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan perubahan
nutrisi (Smaltzer, 2015)

4
 Pathway Nutrisi dan cairan

Nutrisi

Penyakit saluran Status kesehatan Makan Gaya hidup pembedahan


pencernaan menurun teratur dan dan
adekuat kebiasaan
Menggunakan
obat anastesi
Nyeri Erosi Kelemahan Kebiasaan
akut mukosa otot Mengikuti mengkonsumsi
lambung menelan standar makanan tidak
asupan sehat imobilisasi
nutrisi yang
Menurunya otot tepat
dan peristalic Gangguan Kelebihan zat Perislatik
lambung menelan didalam tubuh usus
makanan Penyiapan dan yang tidak
penyimpanan dibutuhkan
mual makanan dan
minuman yang
Asupan nutrisi Disfungsi
aman Tebal
kurang terpenuhi motilitas
lipatan kulit
gastrointestinal
muntah trisep >25
mm
Resiko Penurunan Kesiapan
defisit berat bedan peningkatan
nutrisi nutrisi Berat
Defisit nutrisi badan Resiko berat
lebih badan lebih

obesitas

Resiko disfungsi
motilitas
gastrointestinal

5
d. Tanda dan Gejala
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta; Dewan Pengurus
Pusat PPNI.

1. Defisit nutrisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
a. Data Mayor
1) Berat badan menurun minimal 10% dibawa rentang
ideal
b. Data Minor
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun
4) Bising usus hiperaktif
5) Otot pengunyah lemah
6) Otot menelan
7) Membran mukosa pucat
8) Sariawan
9) Serum albumin turun
10) Rambut rontok berlebih
11) Diare. Mardalena (2015),

e. Komplikasi
1. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan
(nutrisi)
2. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya

6
adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan
oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti
penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan
gaya idup yang berlebih.
4. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabakan oleh
adanya peningkatan kolestrol darah dan merokok. Saat ini
gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
5. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
disebabkan oleh pengongsumsian lemak secara berlebihan.
6. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedingian, leteragi, dan kelebihan energy.
(Alimul, 2015)

f. Pemeriksaan Dignostic
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya
perubahan nutrisi adalah sebagi berikut :
a) Kadar total limfosit
b) Albumin serum
c) Zat besi
d) Transferin serum
e) Kreatinin
f) Hemoglobin
g) Hematrokrit
h) Keseimbangan nitrogen

7
i) Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukan resiko
status nutrisi buruk meliputi penurunan hemaglobin dan
hematrokrit, penurunan nilai limfosit, penurunan albumin serum <
3.5 gr/dl,,dan peningkatan/ penurunan kadar kolestrol (Mubrak,
2008).

g. Penatalaksanaan medic
1. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan
kecukupan nutrisi meliputi metode enteral (melalui system
pencernaan). Nutrim enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral
total (TEN) diberikan apabila kisen tidak mampu menelan
makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan
atas dan transport makanan ke usus halus terganggu Pembenan
makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan
siang pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang
gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi perenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga discbut sebagai nuwisi
percnseral total TPN) atau hiperalmmas intravena (IVH),
dibarikan jika saluam gastroitestinal tidak berfungsi karena
terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena
kemampuan penyerapannya teryangga. Nunsi parerteral
diberikan secara intravena seperti melalui katctcr vena sentral
ke vena kava superior.
Makanan parcntcral adalah larutan dckstrosa, air, lomak,
protem, elektrolit, vitamun, dan unsure renik, semuanya mi
membenkan semus kalori yang dibutuhkan. Karena larutan
TPN bersifat hipcrtorik larutan hanya dimasukkan ke vena

8
sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh
darah klien. (Karier. 2011)

2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a. Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang
disukai klien yang disesuaikan dengan kondisi klien
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan
klien yang anoreksik
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman
sesaat sebelum atau setelah makan
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari
penglihatan dan bau yang tidak enak. Balutan kotor, pispot
yang telah dipakai, set irigasi yang tidak tertutup atau
bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan
pengaruh negativ pada nafsu makan
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan
sebelum waktu makan: istirahat bila mengalami keletihan
6) Kurangi stress psikologi
7) Berikan oral hygiene sebelum makan
b. Membantu klien makan
c. Kolaboran dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai
dengan kondisi (Kozer, 2011).

Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
1) Identitas
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama

9
b. Riwayat kesehatan (sekarang dan dulu)
c. Riwayat kesehatan keluarga
3) Riwayat Keperawatan
a. Intake dan output cairan dan makanan (oral, perentral).
b. Tanda umum masalah elektrolit.
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit.
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status
cairan.
f. Status perkembangan seperti usia dan situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu
pengobatan.
4) Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan :
 ± 2 %: ringan
 ± 5 % : sedang
 ± 10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama
b. Keadaan umum
 Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
 Tingkat kesadaran.
c. Pengukuran pemasukan cairan
 Cairan oral : NGT dan oral.
 Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV.
 Makanan yang cenderung mengandung air.
 Irigasi kateter atau NGT.
d. Pengukuran pengeluaran cairan
 Urine : volume, kejernihan/ kepekatan.
 Feses : jumlah dan konsistensi.

10
 Muntah.
 Tubedra inage.
 IWL.
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat: normalnya sekitar ±200 Cc.
5) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan
pada :
a. Integumen : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot,
tetani, dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler : Distensi vena jugularis, tekanan darah, dan bunyi
jantung.
c. Mata: Cekung, air mata kering
d. Neurologi : Refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat
kesadaran.
e. Gastrointestinal: Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
muntahmuntah, dan bising usus.
6) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat janis urine, dan
analisis gas darah.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatn yang mungkin muncul adalah (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI 2017) :
1) Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan,
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien yang ditandai dengan berat badan
menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, bising usus hiperaktif, otot
pengunyah lemah,kram/nyeri abdomen. (D.009).
2) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis.inflamasi,
insekmia, neoplasma) yang ditandai dengan pasien mengeluh nyeri,
tampak meringis, gelisah, sulit tidur, nafsu makan berubah. (D. 0077).

11
3) Disfungsi Motalitas Gastrointestinal berhubungan dengan pebedahan,
imobilsasi dan efek agen farmakologi, yamg ditandai dengan suara
perislatik usus berubah. (D. 0021)
4) Kesiapan Peningkatan Nutrisi berhubungan dengan makan teratur dan
adekuat yanng ditandai dengan mengikuti standar asupa nutrisis yang
tepat, penyiapan dan penyimpanan makanan dan minuman yang tepat. (D.
0026)
5) Berat Badan Lebih berhubungan dengan Kebiasaan mengkonsumsi
makanan tidak sehat yang ditandai dengan Kelebihan zat didalam tubuh
yang tidak dibutuhkan, Tebal lipatan kulit trisep >25 mm. (D. 0018).
6) Obesitas berhubungan dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
tidak sehat, kelebihan zat didalam tubuh yang tidak dibutuhkan tubuh yang
ditandai dengan tebal lipatan kulit trisep >25 mm. (D.0030).
7) Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien dengan faktor resiko infeksi. (D.0032).
8) Resiko Disfungsi Motalitas berhubungan dengan pembedahan
abdomen,imobilisasi dengan faktor resiko imobilisasi. (D. 0033)
9) Resiko Berat Badan Lebih berhubungan dengan mengkonsumsei makanan
yang tidak sehat, kelebiham zat diadalam tubuh yang tidak dibutukan
dengan faktor resiko tebal lipatan kulit trisep > 25 mm.(D. 0031)

12
C. Intervensi

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional


Hasil
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan Intervensi ...x24 Manajemen nutrisi :
ketidakmampuan menelan makanan, jam maka defisit nutrisi dapat O:
ketidakmampuan mengabsorbsi membaik dengan kriteria hasil : 1) identifikasi status nutrisi 1) Untuk mengetahui
nutrien yang ditandai dengan berat 1) Tidak ada tanda-tanda status nutrisi pasien
badan menurun minimal 10% malnutrisi untuk melakukan
dibawah rentang ideal, bising usus 2) Berat badan stabil tindakan intervensi
hiperaktif, otot pengunyah lemah. 3) Pasien tidak mengalami
(D.009). mual muntah 2) identifikasi alergi dan 2) Untuk membantu
4) Mampu menelan makanan intoleransi makanan menentukan apakah
5) Mampu mencerna makanan itu intoleransi
6) Mampu mengabsorbsi ataukah alergi
nutrien makanan yang
tidak sesui untuk
N: diet pasien
3) lakukan oral hygiene
sebelum makan 3) Untuk menjaga

13
agar terhindar dari
infeksi dan
membantu
meningkatkan
nafsu makan

4) Auskultasi bisin usus, 4) Untuk menentukan


palpasi abdomen, kembali peristatik
catatadanya flatus

5) Timbang berat badan 5) Untuk membantu


setiap hari sesui indikasi dan
mengidentifikasi
nutrisi kalori
khususnya bila
berat badan dan
pengukuran kurang
dari normal
E:

14
6) Anjurkan makan 6) Untuk
kesukaan atau meningkatkan kerja
ketidaksukaan diet diri sama pasien
pasien, anjurkan dengan aturan diet
makanan yang tinggi protein dan vitamin
protein dan vitamin adalah kontribusi
untuk pemeliharaan
jaringan dan
perbaikan
C:
7) Kolaborasi dengan ahli 7) Untuk
gizi untuk menentukan meningkatkan
jumlah kalori dan jenis keseimbangan
nutrien yang dibutuhkan, cairan dan
jika perli mencegah
komplikasi akibat
kadar cairan yang
abnormal
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Setelah dilakukan Intervensi ...x24 Manajemen nyeri :
agen pencedera fisiologis jam maka nyeri dapat membaik O:
(mis.inflamasi, insekmia, neoplasma) dengan kriteria hasil : 1) Kaji status nyeri (lokasi, 1) Untuk memberikan

15
yang ditandai dengan pasien 1) Nyeri berkurang sampai lamanya intensitas skala data dasar untuk
mengeluh nyeri, tampak meringis, hilang nyeri 0-10) mengevaluasi
gelisah, sulit tidur, nafsu makan 2) Ekspresi wajah rileks/tidak kebutuhan atau
berubah. (D. 0077). gelisah keefektifan
3) TTV dalam batas normal intervensi
TD:110-120/70-90 mmHg
N : 70-100 x/mnt 2) Monitor tanda-tanda vital 2) Untuk mengenali
T : 36,5-37,3 ºC indikasi kemajuan
SpO2 : 95-100 % atau penyimpangan
4) Skala Nyeri 0-10 : menurun hasil yang
5) Frekunsi nadi membaik diharapkan
6) Tidak mengalami kesulitan
tidur N:
3) Berikan tindakan 3) Untuk
kenyamanan atau meningkatkan
lingungan yang nyaman rileksasi atau tidak
gelisah

E:
4) Jelaskan penyebab, 4) Untuk memberikan

16
periode, dan pemicu informasi kepada
nyeri pasien dan keluarga
mengenai
penyebab,periode,
dan pemicu nyeri
yang dialami
pasien

5) Jelaskan strategi 5) Untuk membantu


meredakan nyeri pasien menghindari
atau mengurangi
terjadinya nyeri

C:
6) Berikan obat analgetik
sesuai indikasi 6) Untuk mengurangi
rasa nyeri
3. Disfungsi Motalitas Gastrointestinal Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi :
berhubungan dengan pebedahan, keperawatan selama ...x24 jam, O:
imobilsasi dan efek agen maka motilitas gastrointestinal 1) Identifikasi satatus 1) Untuk mengetahui

17
farmakologi, yamg ditandai dengan membaik, dengan kriteria hasil : nutrisi kandungan nutrisi
suara perislatik usus berubah. (D. 1) Nyeri menurun dan kalori yang
0021) 2) Kram abdomen dibutuhkan pasien
3) Mual menurun
4) Muntah menurun 2) Identifikasi alergi dan 2) Untuk
5) Diare menurun intoleransi makanan mengantisipasi
6) Suara peristalik menurun terjadinya alergi
yang bisa
menyebabkan
komplikasi
terhadap pasien

3) Identifikasi makanan 3) Untuk mengetahui


yang disukai asupan makanan
dan cairan klien
4) Monitor berat badan
4) Untuk mengetahui
perubahan berat
badan yang dialami
pasien dari sebelum

18
N: sakit dan saat sakit
5) Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika 5) Untuk membantu
perlu memberikan rasa
nyaman dimulut
sehingga bisa
meningkatkan
E: selera makan
6) Ajarkan diet yang
diprogramkan 6) Untuk membantu
pasien dalam
memilih makanan
yang cocok dan
sesuai dengan
nutrisi yang
dibutuhkan
C: tubuhnya
7) Kolaborasi dengan ahli
giizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis 7) Untuk meningkatka

19
nutrie yang dibutuhkan, keseimbangan
jika perlu. cairan dan
mencegah
komplikasi akibat
kadar cairan yang
abnormal
4. Kesiapan Peningkatan Nutrisi Setelah dilakukan intervensi Edukasi Nutrisi :
berhubungan dengan makan teratur keperawatan selama ...x24 jam, O:
dan adekuat yanng ditandai dengan makastatus nutrisi dapat membaik, 1) Periksa status gizi, status 1) Untuk menentukan
mengikuti standar asupa nutrisis dengan kriteria hasil : alergi, program diet, perencanaan diet
yang tepat, penyiapan dan 1) Porsi makan yang kebutuhan dan yang sesuai untuk
penyimpanan makanan dan minuman dihabiskan meningkat kemampua pemenuhan memenuhi
yang tepat. (D. 0026) 2) Nyeri abdomen menurun kebutuhan gizi kebutuhan nutrisi
3) Diare menurun N:
4) Berat badan membaik 2) Jadwalkan pendidikan 2) Untuk mengetahuai
5) Frekuensi makan membaik kesehatan sesuai kapan waktu yang
6) Nafsu makan membaik kesepakatan sesuai untuk
7) Bising usus memberikan
membaikmembran mukosa informasi kepada
membaik pasien dan kelurga
serta memberikan

20
kesempatan untuk
mereka untuk
bersiap-siap
sebelum pemberian
edukasi

3) Berikan kesempatan 3) Untuk mengetahui


untuk bertanya sejauh mana
pemahaman pasien
dan kelurga tentang
materi atau
penjelasan yang
disampaikan serta
memeperjelas hal-
hal yang masih
kurang dipahami
atau dimengerti

E:
4) Jelaskan pada pasien dan 4) Untuk memberikan

21
kelurga alergi makanan, informasi tentang
makanan yang harus makanan apa saja
dihindari,kebutuhan yang harus
jumlah kalori, jenis dihindari dan
makanan yang makanan apa saja
dibutuhkan pasien. yang aman untuk
dikonsumsi

5) Ajarkan cara 5) Agar pasien


melaksanakan diet sesuai mengetahui dan
program tidak salah presepsi
dengan diet yang
akan dijalani serta
meningkatkan
motivasi dalam
dirinya untuk
pemulihan
C:
6) Kolaborasi bersama 6) Untuk mengetahui
keluarga pasien untuk perubahan berat

22
ikut berpartisipasi dalam badan, status nutrisi
memonitor status nutrisis dan kalori pada
pasien klien sehingg target
dapat terpenuhi
5. Berat Badan Lebih berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen nutrisi :
dengan Kebiasaan mengkonsumsi keperawatan selama ...x24 jam, O:
makanan tidak sehat yang ditandai maka status nutrisi membaik, 1) Identifikasi kebutuhan 1) Untuk mengetahui
dengan Kelebihan zat didalam tubuh dengan kriteria hasil : kalori dan jenis nutrien kandungan nutrisi
yang tidak dibutuhkan, Tebal lipatan 1) Asupan gizi membaik dan kalori yang
kulit trisep >25 mm. (D. 0018). 2) Asupan makanan membaik dibutuhkan pasien
3) Asupan cairan membaik
4) Energi membaik 2) Identifikasi alergi dan 2) Untuk
5) Kekuatan otot menelan intoleransi makanan mengantisipasi
meningkat terjadinya alergi
6) Bising usus membaik pada pasien yang
menyebabkan
komplikasi

3) Monitor asupan makanan 3) Untuk mengetahuai


asupan makan dan
cairan klien

23
N:
4) Lakukan oral hygine 4) Untuk membantu
sebelum makan memberikan rasa
nyam dimulut
sehingga bisa
neningkatkan selera
makan

E:
5) Ajarkan diet yang 5) Untuk membantu
dipogramkan pasien dalam
memilih makanan
yang cocok dan
sesuai dengan
nutrisis yang
dibutuhkan oleh
tubuhnya
C:
6) Kolaborasi dengan ahli 6) Untuk

24
gizi untuk menentukan meningkatkan
jumlah kalori dan jenis keseimbangan
nutrien yang dibutuhkan cairan dan
mencegah
komplikasi akibat
kadar cairan yang
abnormal
6. Obesitas berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Berat Badan :
kebiasaan mengkonsumsi makanan keperawatan selama ...x24 jam, O:
yang tidak sehat, kelebihan zat maka berat badan dapay membaik, 1) Identifikasi kondisi 1) untuk dapat
didalam tubuh yang tidak dibutuhkan dengan kriteria hasil : kesehtan pasien yang membantu
tubuh yang ditandai dengan tebal 1) Berat badan dapat membaik dapat mempengaruhi menentukan
lipatan kulit trisep >25 mm. 2) Tebal lipatan kulit membaik berat badan intervensi yang
(D.0030). 3) Indeks masa tubuh sesui untuk kondisi
membaik pasien
4) N:
2) Hitung berat badan 2) untuk dapat
pasien merencanakan
target berat badan
yang diinginkan
sehingga dapat

25
terkontrol dengan
baik

3) Fasilitasi menentukan 3) untuk memebrikan


target berat badan yang motivasi kepada
realistis pasien agar
semngat dalam
melaksanakan
program dietnya
E:
4) Jelaskan hubungan
antara asupan makanan, 4) agar pasien dan
aktivitas fisik, kelurga mengetahui
penambahan berat badan hubungun antara
dan penurunan berat aktivitas fisik,
badan asupan makan serta
perbahan berat
badan yang
seimbang dan tidak
seimbang serta

26
dampak yang akan
5) Jelaskan faktor resiko ditimbulkan
berat badan lebih dan 5) agar pasien
berat badan kurang mengetahui faktor
resiko yang akan
ditimbulkan dan
disiplin dalam
menjalankan
program diet yang
dijalankan
6) Anjurkan mencatat berat
badan setiap minggu, 6) untuk dapat
jika perlu mengetahui
perubahan yang
terjadi setiap
minggu dan
menambah
motivasi didalam
diri pasien dalam
menjalankan

27
C: program dietnya
7) Kolaborasi bersama
kelurga untuk memantau 7) untuk dapat
asupan makanan yang memantau secara
dikonsumsi oleh pasien mandiri dan
mengetahui asupan
makanan yang
dikonsumsi oleh
pasien sesuai atau
tidak
7. Resiko Defisit Nutrisi berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi :
dengan Ketidakmampuan keperawatan selama ...x24 jam, O:
mengabsorbsi nutrien dengan faktor maka status nutrisi dapat membaik, 1) Identifikasi status nutrisi 1) untuk mengetahuai
resiko infeksi. (D.0032). dengan kriteria hasil : ketidakcukupan
1) Porsi makan yang atau kelaianan
dihabiskan meeningkat nutrisis yang
2) Nyeri abdomen menurun dialami pasien
3) Diare menurun sehingga
4) Berat badan membaik intervensinya dapat
5) Frekunnsi makan membaik ditentuan
6) Nafsu makan membaik

28
7) Bising usus membaik 2) Identifikasi kebutuhan 2) untuk mengetahui
8) Tebal lipatan kulit trisep kalori dan jenis nutrien kandunga nutrisi
membaik dan kalori yang
9) Membran mukosa membaik dibutuhkan pasien

3) Identifikasi alergi dan 3) untuk mengetahui


intoeransi makanan terjadinya alergi
pada passien yang
dapat
menyebabakan
komplikasi
4) Monitor asupan makanan
4) untuk mengetahui
asupan makan dan
N: cairan klien
5) lakukan oral hygiene
sebelum makan 5) untuk memberikan
rasa nyaman
dimulut sehingga

29
bisa meningkatkan
E: selera makan
6) ajarkan diet yang
diprogramkan
6) untuk membantu
pasienn dalam
memilih makanan
yang cocok dan
sesuai dengan
nutrisi yang
C: dibutuhkan oleh
7) kolaborasi dengan ahli tubuhnya
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis 7) untuk
nutrien yang dibutuhkan meningkatkan
keseimbangan
cairan dan
mencegah
komplikai akibat
kadar cairan yang

30
abnormal
8. Resiko Disfungsi Motalitas Setelah dilakukan intervensi Pemantauan Nutrisi :
berhubungan dengan pembedahan keperawatan selama ...x24 jam, O:
abdomen,imobilisasi dengan faktor maka motalitas gastrointestinal 1) identifikasi faktor yang 1) untuk dapat
resiko imobilisasi. (D. 0033) dapat membaik, dengan kriteria mempengaruhi asupan menentukan
hasil : gizi intervensi yang
1) nyeri menurun tepat dan sesuai
2) kram abdomen menurun dengan asupan gizi
3) mual dan muntah menurun pasien
4) diare menurun
5) suaru peristalitk menurun 2) identifikasi perubahan 2) untuk mengetahui
berat badan perubahan berat
badan yang dialami

3) monitor mual muntah 3) untuk mengetahui


frekunsi muntah
dan menghindari
terjadinya dehidrasi
N:
4) timbang berat badan 4) untuk mengetahui
perubahan berat

31
bada pasie pada
saat sebelum sakit
dan saat sakit
E:
5) jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan 5) untuk memberikan
penjelasan terhadap
pasien dan kelurga
tujuan dari
pemberian
C: intervensi tersebut
6) kolaborasi dengan
kelurga pasien untuk 6) untuk mengetahui
memantau perubahan perubahan nutrisis
nutrisis setiap harinya yang dialami dan
pada pasien sesaui dengan
target yang ingin
dicapai
9. Resiko Berat Badan Lebih Setelah dilakukan intervensi Edukasi Diet :
berhubungan dengan keperawatan selama ...x24 jam, O:
mengkonsumsei makanan yang tidak maka perilaku mempertahankan 1) identifikasi pola makan 1) untuk mengetahui

32
sehat, kelebiham zat diadalam tubuh berat badan menurun, dengan saat ini da masa lalu kebiasaan makan
yang tidak dibutukan dengan faktor kriteria hasil : pasien sehingga
resiko tebal lipatan kulit trisep > 25 1) memantau berat badan intervensi bisa
mm.(D. 0031) menurun ditentukan
2) menjaga asupan kalori
meningkat 2) identifikasi presepsi 2) untuk mengetahui
3) menyeimbangkan latihan pasie dan kelurga tentang pemahaman pasien
asupan kalori meningkat diet yang diprogramkan dan kelurga tentang
4) memilih makanan bernutrisi saat ini diet yang
meningkat diprogramkan
5) meminum air putih sesuai
kebutuhan tubuh 3) identifikasi keterbatasan 3) untuk membantu
6) mempertahankan finansial untuk menyarankan
kecukupan tidur mnyediakan makanan makanan yang
sesuai dengan
program diet dan
terjangkau untuk
pasien dan kelurga
N:
4) jadwalkan waktu yang 4) untuk membuat

33
tepat untuk memberikan persetujuan dan
pendidikan kesehatan kontrak waktu
sebelum melakukan
promkes kepada
pasien

5) berikan kesempatan 5) untuk mengetahui


kepada pasien dan apa yang belum
kelurga untuk bertanya dipahami supaya
tidak salah presepsi

E:
6) jelaskan tujuan 6) untuk memberikan
kepatuhan diet terhadap pemahaman
kesehatan tentang diet yang
diprogramkan dan
memberikan
motivasi kepada
klie tentang tujuan
dari diet tersebut

34
7) anjurkan melakukan 7) untuk
olahraga sesuai informasi mememberikan
rileksasi dan
mencegah
ketegangan otot
C:
8) rujuk keahli gizi dan 8) Untuk
sertakan kelurga, jika meningkatkan
perlu keseimbangan
cairan dan
mencegah
komplikasi akibat
kadar cairan yang
abnormal

35
Daftar Pustaka

Alimul, (2015). Komplikasi yang dapat terjadi pada Ganggun Nutrisi dan Cairan.
Jakarta : Salemba Medika

Aziz Alimul, (2015).keseimbangan Nutrisi Dan Cairan Dalam Tubuh. Jakarta:


ECG
Hidayat (2016). Etiologi Faktor Yang Mempengaruhi kebutuhan Nutrisi. aplikasi
asuhan keperawatan Medikal Bedah.Jakata : Salemba Medika.

Hidayat, A. Aziz Alimul, (2015). Definisi Nutrisis Dan Cairan (Nutrisi merupakan
proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktivitas
tubuh). Jakarta: Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.

http://www.masterjurnal.com/kelebihandan-kekurangan-metode-wawancara-
dalam-penelitian.html

http://www.masterjurnal.com/kelebihandan-kekurangan-metode-wawancara-
dalam-penelitian.html

Karier&Kozer, (2015).penatalaksanaan medic dan keperawatan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar
Mardalena (2015). Tanda dan Gejala Ganggun Nutrisi dan Cairan. Jakarta :
CV.Sagung Seto

Mubrak, (2016). Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan (Ganggun Nutrisi


dan Cairan). Gangguan sistem gastrointestinal dan Hepatobilier.
Jakarta: Salemba Medika

Smaltzer, (2015). Patofisiologi Abdominalitas Saluran Gastrointestinal bermacam


macam. Jakarta : CV.Sagung Seto

36
Tarwoto dan Wartonah,( 2012). Gangguan Nutrisis Dan Cairan (Nutrisi adalah za
tzat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesschatan dan
penyakit,). Yogyakarta: Mulia Medika

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat
PPNI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat
PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperaatan. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat
PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperaatan. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat
PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definis dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta; Dewan Pengurus
Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definis dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta; Dewan Pengurus
Pusat PPNI

37

Anda mungkin juga menyukai