Anda di halaman 1dari 12

Kisi-Kisi KDM1

1. Pak Dion
- Buat Diagnosa
- Intervensi & Implementasi
(Open Book NANDA-NIC NOC)
2. Bu Dian
30 Soal abc
- 15 Soal tentang eliminasi urine
- 15 Soal Tentang eliminasi alvi
3. Bu siti
-pelajari Tugas yang pertama (12 soal tentang kompres buli desinfektan isolasi DLL)
oal bu siti
1. suhu tubuh relatif bersifat "konstan" jelaskan pernyataan tersebut?
2. hal-hal apakah yang harus diperhatikan pada saat memberikan kompres dengan buli-buli panas?
sebut dan jelaskan?
3. salah satu upaya untuk mengatasi nyeri yaitu melalui teknik distrasi dan relaksasi. Uraikan metode
"Distraksi" ditinjau dari "pintu gerbang / gate Control !
4. sebutkan tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri yang termasuk metode pereda nyeri Non
Invasif!
5. disebut apakah infeksi yang muncul selama seseorang dirawat dirumah sakit? Beri contoh!
6. jelaskan perbedaan Desinfeksi dan Sterilisasi!
7. proses fisiologis nyeri melalui fase-fase antara lain!
8. jelaskan perbedaan nyeri akut dan kronis!
9. organ tubuh yang bertindak sebagai thermoregulator adalah....
10. sebutkan tanda-tanda infeksi dan uraikan komponen yang berperan pada proses terjadinya infeksi
tersebut!
11. suatu upaya yang memutuskan rantai penularan penyakit pada penderita lain disebut?
12. isolasi yang disebabkan karena berhubugan langsung dengan kulit/luka penderita ataupun melalui
peralatan yang terkontaminasi disebut?

4.Pak Letkol Ruswandi


-Tentang Mobilisasi ( https://www.facebook.com/notes/selayang-pandang/mobilisasi-danimmobilisasi/10151972589961054 )
pertanyaan :
1. kenapa pasien sakit perlu tirah baring / imobilisasi...
2. apa efek negatif tirah baring terhadap system sirkulasi..
3. apa efek negatif tirah baring terhadap system pernafasan..
4. apa efek negatif tirah baring terhadap system muskuloskeletal..
5. apa efek negatif tirah baring terhadap system percernaan..
6. apa efek negatif tirah baring terhadap system perkemihan..
7. apa efek negatif tirah baring terhadap psikologis pasien..
8. sebutkanlah pencegahan terhadap efek samping / negatif dari tirah baring..
9. apa gunanya posisi sim pada pasien yg muntah..
10. jelaskanlah manfaat posisi semi fowler pada pasien sesak..
Terimakasih.

MOBILISASI DAN IMMOBILISASI


29 Oktober 2013 pukul 22:50

Akper SM I

PENGERTIAN
MOBILISASI dalam kamus kedokteran dapat di artikan sebagai daya gerak. Atau suatu
kondisi dimana tubuh dapat melakukan tindak bergerak dengan bebas (Kasier, 1989).
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur,
mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian
(Barbara Kozier,1995).

IMMOBILISASI adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara aktif /
bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas ), karena suatu kelemahan,
ketidakmampuan, ataupun krn proses penatalaksanaan perawatannya Imobilisasi secara fisik,
merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya
gangguan komplikasi pergerakan.
Contoh : Tirah Baring

TIRAH BARING adalah Suatu intervensi dimana klien dibatasi unt. tetap berada ditempat
tidur unt. tujuan terapeutik
Tujuan : mengurangi aktifitas fisik , mengurangi nyeri (meliputi nyeri pasca operasi, dan
kebutuhan analgesikdgn dosis besar ), memungkinkan klien sakit ataulemah unt. beristirahat
mengembalikan kekuatan, memberi kesempatan pd klien yg letih unt. beristirahat tanpa
diganggu

A.

MOBILITAS

Mobilitas dalam kamus kedokteran dapat di artikan sebagai daya gerak. Atau suatu kondisi
dimana tubuh dapat melakukan tindak bergerak dengan bebas (Kasier, 1989). Sedangkan
imobilitas keadaan individu mengalami ketidakmampuan / keterbatasan gerak fisik secara
aktif akibat berbagai penyakit / impairment. Atau dapat di artikan sebagai suatu keadaan tidak
bergerak / tirah baring yang terus-menerus selama 5 hari / lebih akibat perubahan sindrom

degenerasi fisiologis akibat menurunya aktivitas dan ketidakberdayaan.

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur,


mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian
(Barbara Kozier, 1995).Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau
keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk
danberjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi
berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison,2004).
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan mobilisasi
secaraaktif.
1.

Mobilisasipasif

Yaitu mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan
orang lain secara total atau keseluruhan, dikarenakan kondisi pasien yang sangat lemah.
2.

Mobilisasiaktif

Yaitu dimana pasien dalammenggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari
orang lain(Priharjo, 1997). Atau pasien bisa melakukan gerakan2 sesuai panduan dari
perawat.

JENIS MOBILISASI
a.
Mobilitaspenuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan
bebassehingga dapat melakukan interaksi social dan menjalankan peran sehari-hari
b.
Mobilisasisebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas
karenadipengaruhi oleh gangguan syaraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya.

GAYA BERJALAN
Istilah gaya berjalan digunakan untuk menggambarkan cara utama atau gaya ketika
berjalan(Fish & Nielsen, 1993). Siklus gaya berjalan dimulai dengan tumitmengangkat satu
tungkai dan berlanjut dengan tumit mengangkat tungkai yangsama. Interval ini sama dengan
100% siklus gaya berjalan dan berlangsung 1detik untuk kenyamanan berjalan (lehmann et
al, 1992).

Dengan mengkaji gaya berjalan klien kemungkinan perawat membuat kesimpulan tentang
keseimbangan,postur, keamanan, dan kemampuan berjalan tanpa bantuan. Mekanika gaya
berjalan manusia mengikuti kesesuain sistem skeletal, saraf, dan otot dari tubuh
manusia(Fish & Nielsen, 1993).

EFEK FISIOLOGI DARIPERUBAHAN MOBILITAS


Apabila ada perubahanmobilisasi, setiap system tubuh beresiko terjadi gangguan. Tingkat
keparahan tergantung pada umur klien dan kondisi kesehatan secara keseluruhan, sertatingkat
imobilisasi yang di alami.
a)

PerubahanMetabolik.

a. Sistem endokrin merupakan produksi hormon sekresi kelenjar, mempertahankan n


mengatur fungsi vital seperti
1. respon terhadap stress dan cedera
2. pertumbuhan dan perkembangan
3. reproduksi
4. metabolisme energi

b. Perubahan sistem respirator.


Klien pasca operasi berisiko tinggi mengalami koplikasi paru-paru. Komplikasi paru-paru
yang paling umum adalah atelektasis dan pneumonia hipostatik. Padaatelektasis bronkiolus
menjadi tertutup oleh adanya sekresi.

c. Perubahan Sistem Kardiovaskuler.


Sietem kardiovaskuler juga dipengaruhi oleh imobilisasi. Ada tiga perubahan utama yaitu
hipotensi ortostatik, peningkatan kerja jantung dan pembentukan trombus.

d. PerubahanSistem muskuloskeletal.
Pada sistem muskuloskeletal meliputi gangguan mobilisasi permanen. Keterbatasanmobilisasi
mempengruhi otot klien melalui kehilangan daya tahan penurunan masa otot, atrofi, dan
penurunan stabilitas. Pengaruh lain dari keterbatasan mobilisasi yang mempengaruhi sistem
skeletal adalah gangguan metabolisme kalsium danj gangguan metabolisme sendi.

e.

PerubahanEliminasi Urine.

Eliminasi urine klien berubah oleh karena adanya imobilisasi pada posisi tegak lurus, urine
mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu masuk kedalam ureter dan kandung kemih akibat gaya
gravitasi. Jika klien dalam recumbent atau datar, ginjal dan ureter membentuk garis datar
seperti pesawat. Ginjal yang membentuk urine harus masuk kedalam kandung kemih
melawan gaya gravitasi.

EFEK PSIKOLOGIS PERUBAHANMOBILISASI


Mobilisasi menyebabkan respons emosional, intelektual, sensorik, dan sosiokultural.
Perubahan status emosional biasa terjadi bertahap. Bagaimana pun juga lansia lebih rentan
terhadap perubahan-perubahan tersebut, sehingga perawat harus mengopservasi lebih dini.
Perubahan emosional paling umum adalah deperesi, perubahan perilaku, perubahan siklus
tidur bangun dan gangguan koping.

ACTIVITY DAILY LIVING


Activities of Daily Living(ADL) adalah aktivitas yang penting bagi perawatan diri sendiri.
Aktivitas sehari-hari merupakan aktivitas rutin yang dilakukan dalam kehidupan seharihari .Ketrampilan dalam kehidupan sehari-hari merupakan kebiasaan yg tdk pernah lepas dr
setiap orang, kegiatan ini dlakukan dr pgi hari sampai malam hari merupakan kegiatan yg
bisa dlakukan stiap hari,meliputi merawat diri, kegiatan dapur dll.Kegiatan Harian Hidup
(ADLs) adalah istilah yang digunakan dalam perawatan kesehatan untuk menyebut kegiatan
perawatan diri sehari-hari dalam tempat individu tinggal, di lingkungan luar ruangan, atau
keduanya. Profesional kesehatan rutin mengacu pada kemampuan atau ketidakmampuan
untuk melakukan ADL ssebagai ukuran status fungsional seseorang, khususnya dalam hal
penyandang cacat dan orang tua.

ADLs didefinisikan sebagai "hal-hal yang biasanya kita lakukan, seperti makan sendiri,
mandi, berpakaian, ming, pekerjaan, pekerjaan rumah tangga,dan rekreasi."

Aktivitas harian biasanya kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari termasuk kegiatan
sehari-harikita melakukan perawatan diri (seperti makan sendiri, mandi, berpakaian,dandan),
pekerjaan, pekerjaan rumah tangga, dan rekreasi. Kemampuan atau ketidakmampuan untuk
melakukan ADLs dapat digunakan sebagai ukuran yang sangat praktis kemampuan /
ketidakmampuan dalam banyak gangguan.
Kegiatan rutin bahwa orang cenderung lakukan setiap hari tanpa memerlukan bantuan. Ada
enam ADLs dasar:makan, mandi, berpakaian, toileting, mentransfer (berjalan) dan
penahanan. Kemampuan individu untuk melakukan ADLs adalah penting untuk menentukan
jenis perawatan jangka panjang (misalnya perawatan-perawatan di rumah atau perawatan
rumah) dan cakupan kebutuhan individu.
B. IMMOBILITAS
adalah keadaan dimana seseorang tidakdapat bergerak secara aktif / bebas karena kondisi
yang mengganggu pergerakan(aktivitas ). Imobilisasi secara fisik, merupakan pembatasan
untuk bergeraksecara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi
pergerakan.
na seseorang tdk dpt bergerak secara bebas karenakondisi yg mengganggu
pergerakan/aktifitas.
Contoh : mengalami trauma tulang belakang, fraktur padaekstremitas.

JENIS-JENISIMMOBILITASMOBILITAS
1. Imobilitas fisik
pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadi gangguan komplikasi
pergerakan.
Contoh : pada pasien hemiplegi yg tdk mampu mempertahankan tekanan pd daerah paralisis
sehingga tdk dpt mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangitekanan
2. Imobilitas intelektual

mengalami keterbatasan daya pikir.


Contoh : pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
3.Imobilitas emosional
mengalami pembatasansecara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam
menyesuaikandiri
Contoh : stres berat karena bedah amputasiketika mengalami kehilanganbagian anggota tubuh
4. Imobilitas sosial
Keadaan individu yangmengalami hambatan dalam melakukan interaksi sosial karena
keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.

DAMPAK PERUBAHAN TUBUH AKIBAT IMOBILISASI


Dampak dari immobilisasi dalam tubuh dapat mempengaruhi sistem tubuh,
sepertiperubahan pada metabolisme tubuh, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,gangguan
dalam kebutuhan nutrisi, gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan sistem pernafasan,
perubahan krdiovaskular, perubahan sistem muskuloskeletal,perubahan kulit, perubahan
eliminasi (bab n bakl), vertigo (pusing).
Respon Fisiologis Terhadap Imobilisasi :
a. Gangguan Muskular : Menurunnya massa otot sebagai dampak immobilisasi dapat
menyebabkan turunnya kekuatan otot secara langsung.
b. Gangguan Skeletal : Akan mudah terjadi kontraktur sendi dan osteoporosis.
Paling sering muncul pada klien imobil, Kekuatan otot menurun,Penurunan masa otot/atropi .
Osteoporosis :akibat menurunnya aktivitas otot gangguan endokrin dan metabolisme
.Kontraktur(panggul, tumit dan punggung kaki.
c. Cardiovaskular
Perubahan sistemkardiovaskuler akibat immobilisasi antara lain dapat berupa
hipotensiortostatik, meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya pembentukan trombus.
Reflek neurovaskular menurun vasokonstriksi darah terkumpul pada vena bagian bawah
tubuh aliran darah ke system sirkulasi pusat terhambat perfusi serebral menurun
pusing/sakitkepala hebat, pingsan.

d. Respiratory
Akibat immobilisasi, kadar heamoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan terjadinya
lemah otot yang dapat menyebabkan proses metabolisme terganggu.
Ventilasi paru terganggu pergerakan dada dan ekspansi paru terbatas pernafasan dangkal
Aliran darah ke paru-paruterganggu : pertukaran gas menurun
Lemahnya oksigenasi danretensi CO2 dalam darah Asidosis respiratory
Sekresi mucus lebih kentaldan menempel sepanjang trac.respiratorius
kelemahan otot thorax ketidakmampuan inhalasi maximal, gerakan menurun mekanisme
batuk terganggu,mucus jadi statis, media berkembang bakteri : infeksi Trat.respiratory bagian
bawah.

e. Metabolikdan nutrisi
1)

BMRturun

2)
kebutuhanenergi tubuh, motilitas gastrointestinal dan sekresi kelenjar
digestivemenurun.
3)

Proseskatabolisme lebih besar daripada anabolisme nitrogen balance negatif

4)

Anorexiamalnutrisi

5)

Hipoproteinemiaedema

f. Urinary
Kurangnya asupan danpenurunan curah jantung sehingga aliran darah renal dan
urineberkurang. pengaruh gaya gravitasi menghambat pengosongan urine di ginjaldan
kandung kemih secara komplit urine statis media berkembangnya bakteriinfeksi Resiko
terjadi Renal Calculi karena kenaikan Ca dalam urine. Batuginjal nyeri hebat, perdarahan
dan obstruksi

g. Eliminasi Fecal
1) Motilitas kolon dan perstalticmenurun, sphincter konstriksi konstipasi
2) Kelemahan otot skeletal akanmempengaruhi otot abdominal dan perineal yang
digunakan untuk defekasi
h. Integumen
1) Elastisitas kulit menurun
2) Ischemia dan nekrosis jaringan supervisial :luka dekubitus

i. Vertigo
Terjadi Vertigo, karena seseorang terlalu lama berbaring, sehingga aliran darah ke
otakberkurang dan menyebabkan pusing tujuh keliling, serta mempengaruhi
nervusvestibularis.

DAMPAK IMMOBILITAS BAGI PSIKOLOGIS


Berbagai masalah baikfisik maupun psikologis dpat terjadi akibat keadaan immobilisasi.
Masalah psikologis yang dapat terjadi antara lain: pasien mengalami penurunan motivasi
belajar, yg mana mereka sering tidak memahami pendidikan kesehatan yangdiberikan
maupun sulit menerima anjuran-anjuran.
Beberapa pasien mengalami kemunduran dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan
sering kali mengekspresikan emosi dalam berbagai cara misalnya menarik diri, apatis atau
agresif. Pada keadaan lebih lanjut pasien mengalami perubahan konsep diri serta memberikan
reaksi emosi yg sering tidak sesuai dengan situasi.
Terjadinya perubahan prilaku tersebut merupakan dampak immobilisasi karena selama preses
immobilisasi seseorang akan mengalami perubahan peran, konsepdiri, kecemasan, dll.

UPAYA PENCEGAHAN AKIBATIMMOBILITAS


Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit akibat immobilisasi.

1. PENGATURAN POSISI

PENGATURAN POSISI TUBUH SESUAI KEBUTUHAN PASIEN


Dalam mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perwat mengangkat klien dengan
benar, menggunakan teknik posisi yang tepat, dan memindahkan klien dengan aman dari
tempat tidurke kursi ataundari tempat tidur ke brankar. Prosedur-prosedur itu digambarkan
dalam bagian ini sebagai prinsip mekanika tubuh untuk menjada atau memperbaiki
kesejajaran tubuh.
Teknik mengangkat. Angka cedera dalam pekerjaan meningkat pada tahun-tahun terakhir,
dan lebih dari setengahnya adalah cedera punggung yang langsung akibatnya teknik
mengangkat dan membungkuk yang tidak tepat (owen dan Garg,1991). Kebanyakan cedera
punggung yang terjadi adalah ketegangan pada kelompok otot lumbal, termasuk otot disekitar
vertebra lumbal (Owen dan Gerg, 1991).
Sebelum mengangkat, perawat harus mengkaji kemampuan mengangkat klien atau objek
yang akan di angkat dengan menggunakan kriteria dasar cara mengangkatsebagai berikut ini :
a.
Posisi beban. Beban yang akan diangkat sedekat mungkin dengan pengangkat.
Posisikan objek pada keadaan seperti diatas ketika perawat menggunakan gaya mengangkat
dikarenakan objek berada dalam potongan sama (Stamps,1989).
b.
Tinggiobjek. Tinggi yang paling baik untuk mengangkat vertikal adalah sedikit diatas
jari tengah seseorang dengan lengan tergantung disamping (Owen dan Greg, 1991).
c.
Posisitubuh. Ketika posisi tubuh mengangkat yang berbeda, maka petunjuk umum
berikutmampu dipakai sebagian besar keadaan. Tubuh diposisikan dengan batang tubuhtegak
sehingga kelompok otot-otot multipel bekerja sama dengan cara yangsinkron.
d.
Beratmaksimum. Setiap perawat harus mengetahui berat maksimum yang aman
untukdiangkat aman bagi perawat dan klien. Objek yang terlalu berat adalah jika beratnya
sama dengan atau lebih dari 35% berat badan orang yang mengangkat.Oleh karena itu,
perawat yang beratnya 59,1 kg tidak mencoba mengangkat klien imobilisasi yang beratnya
45,5 kg. Meskipun nampaknya perawat mungkin mampumelakukannya, hal ini akan beresiko
jatuh atau menyebabkan cedera punggungperawat.

Pengaturan posisi yang dapat dilakukan pada pasien ketika mendapatkan perawatan, dengan
tujuan untuk kenyamanan pasien, pemudahan perawatan dan pemberian obat,menghindari
terjadinya pressure area akibat tekanan yang menetap padabagian tubuh tertentu.
a.

PosisiFowler

Posisi setengah duduk ataududuk, bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan.
Untuk fowler(45-90) dan semifowler(15-45). Dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan,memfasilitasi fungsi pernapasan, dan untuk pasien pasca bedah.
Cara Pelaksanaan :
1). Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
2). Dudukkan pasien
3). Berikan sandaran pada tempattidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi untuk
fowler (900) dan Semi fowler ( 30 450 ).
4). Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.

b.

Posisi Sim

Posisi miring ke kananatau ke kiri. Dilakukan untuk memberi kenyamanan dan untuk
mempermudah tindakan pemeriksaan rectum atau pemberian huknah atau obat-obatan lain
melalui anus.
Cara Pelaksanaan :
1).

Jelaskanpada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

2).
Pasiendalam keadaan berbaring. Kemudian apabila dimiringkan kekiri dengan posisi
badan setengah telungkup, maka lutut kaki kiri diluruskan serta paha kanan ditekuk diarahkan
ke dada. Tangan kiri di belakang punggung dan tangan kanan didepan kepala.
3).
Bilapasien miring kekanan, posisi bdan setengah telungkup dan kaki kanan
lurus,sedangkan lutut dan paha kiri ditekuk dan diarahkan ke dada. Tangan kanan dibelakang
punggung dan tangan kiri didepan kepala.

c.

PosisiTrendelenburg

Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian
kaki. Dilakukanuntuk melancarkan peredaran darah ke otak, dan pada pasien shock dan
padapasien yang dipasang skintraksi pada kakinya.
Cara Pelaksanaan :
1)

Jelaskanpada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

b)
Pasien dalam keadaan berbarin gterlentang. Letakkan bantal di antara kepala dan ujung
tempat tidur pasien, serta berikan bantal dibawah lipatan lutut
c).
Pada bagian kaki tempattidur, berikan balok penopang atau atur tempat tidur secara
khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien

2. ROM ( Range of Motion ) adalah kegiatan untuk memutar2 sendi untuk kepentingan
perawatan
Terbagi 2 :
a. ROM Aktif : pasien bisa melaksanakan perintah sesuai panduan perawat.
b. ROM Pasif : apabila pasien tidak bisa menggerakkan sendi2nya makaperawat membantu
sepenuhnya

DAFTAR PUSTAKA
Potter &Perry.2005.Fundamental Keperawatan,Jakarta.PenerbitBuku Kedokteran EGC.
KDM, Salemba Medika Jakarta..E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai