Anda di halaman 1dari 5

BAB III

TATA LAKSANA

A. KEPUTUSAN UNTUK DILAKUKAN TRANSFER INTERNAL


1. Keputusan untuk dilakukan transferinternal berdasarkan indikasi transfer internal dan
kebutuhan pelayanan pasien tersebut.
2. Pengambil keputusan untuk melakukan transfer internal dilakukan oleh DPJP atau jika
dokter jaga atau perawat maka harus sepengetahuan DPJP

B. TATA LAKSANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN TRANSFER PASIEN


1. Menyampaikan komunikasi, informasi, dan edukasi dengan pasien dan atau keluarga
pasien tentang transfer pasien
a. Menyampakain kepada pasien (jika kondisi pasien memungkinkan) dan keluarga
pasien mengenai perlunya dilakukan transfer internal.
b. Jika pasien dan atau keluarga pasien menyetujui dilakukan transfer internal maka
dokumentasikan dalam persetujuan Tindakan transfer internal. Jika menolak
dokumentasikan dalam penolakan Tindakan transfer internal.
2. Menghubungi bagian atau unit atau ruangan yang dituju
a. Saat keputusan transfer internal telah diambil, maka DPJP atau dokter jaga atau
perawat harus menghubungi ruangan atau unit yang dituju.
b. Jika untuk kepentingan diagnostic maka DPJP atau dokter jaga atau perawat harus
menghubungi bagian penunjang medis ( Radiologi, Labolatorium) yang dituju dengan
memberikan informasi tentang identitas pasien, diagnose, kondisi pasien dan
permintaan pemeriksaan penunjang yang diminta.
c. Untuk kepentingan Tindakan medis atau operasi, maka DPJP atau Dokter jaga atau
perawat menghubungi Unit Kamar Operasi dengan memebrikan informasi tentang
indentitas pasien dan Tindakan medis atau operassi apa yang akan dilakukan.
d. Untuk kepentingan Tindakan perawatan selanjutnya, informasi yang diberikan tentang
identitas pasien, diagnosa, kondisi klinis, indikasi rawat inap, dan kebutuhan pasien di
ruang rawat inap tersebut
3. Perawat pelaksana pada unit kerja tersebut terlebih dahulu mengkomunikasikan kepada
perawat unit penerima transfer dan memastikan bahwa unit tersebut dapat menerima dan
melanjutkan asuhan pasien.
4. Petugas transfer pasien
a. Petugas transfer internal segera disiapkan sesuai dengan kriteria atau level pasien yang
di transfer
b. Petugas transfer internal melakukan koordinasi dengan DPJP atau dokter jaga yang
mengambil keputusan dilakukan transfer internal
c. Petugas transfer internal harus memiliki kompetensi tertentu, kompetensi ini
didasarkan pada kriteria atau level pasien yang akan di transfer
d. Adapun petugas transfer dan kompetensinya serta alat yang diperlukan untuk proses
transfer adalah sebagai berikut:
Pasien Petugas pendamping Keterampilan yang Alat yang dibutuhkan
(minimal) dibutuhkan
Derajat Care Giver atau Bantuan hidup dasar
1) status rekam medis,
0 Petugas keamanan
2) form transfer pasien
internal,
3) surat permintaan
pemeriksaan
penunjang atau hasil
pemeriksaan
penunjang yang
sudah dilakukan
(misal : hasil
pemeriksaan
laboratorium, hasil
pemeriksaan
radiologi),
4) kursi roda/ tempat
tidur (brankart)

Derajat Care Giver atau Peralatan level 0


1) Kompetensi care
1 Petugas keamanan dan ditambah dengan:
giver atau petugas
Perawat/petugas yang 1) Oksigen transport
keamanan sesuai
berpengalaman (sesuai 2) suction (jika pasien
kompetensi level 0
dengan kebutuhan dengan trakeostomi),
2) Kompetensi perawat
pasien) 3) portable iv stand,
a) Bantuan hidup
dasar 4) battery operated
b) Pelatihan tabung infusors (infuse
gas ( dapat pump, syringe
mengganti atau pump),
memasang tabung 5) pulse oximetry
oksigen yang
habis)
c) Prosedur
Pemberian obat-
obatan yang
spesifik
d) Kenal akan tanda-
tanda penurunan
kesadaran
e) Ketrampilan
trakeostomi dan
suction
Derajat Care Giver atau peralatan revel 1,
1) Kompetensi care
2 Petugas keamanan dan ditambah dengan :
giver atau petugas
Perawat/petugas yang
keamanan sesuai 1) Electrocardiography
berpengalaman (sesuai
kompetensi level 0 dan blood pressure
dengan kebutuhan
2) Perawat dengan monitor,
pasien)
kompetensi level 1, 2) defribilator (sesuai
ditambah dengan: kebutuhan pasien)
a) Mempunyai
pengalaman
minimal 2 tahun
dalam “critical
care”
b) Menggunakan
Airway Adjunts
(bag mask/BVM,
CPAP, Jackson
rees)
c) Menggunakan
defibrillator
d) Perawatan
peralatan
monitoring
invansif (kateter
vena sentral)
Derajat Dokter, Care Giver Standar kompetensi Peralatan level 2
3 atau Petugas harus diatas standar ditambah dengan:
keamanan dan minimal
Perawat/petugas yang Dokter :
1) Monitor ICU
berpengalaman (sesuai portable lengkap,
a. Minimal 6 bulan 2) ventilator
dengan kebutuhan
pengalaman di bidang 3) peralatan transfer
pasien)
“critical care” dan yang memenuhi
bekerja di ICU standar minimal
b. Keterampilan bantuan
hidup dasar dan
lanjutan
c. Keterampilan
advanced airway
management invasive
(LMA,
cricotiroidektomi dan
trakeostomi)
d. Pengetahuan dan
keterampilan tentang
peralatan transfer
standar, seperti:
ventilator, oksigen,
syringpump,
infuspump, monitor
e. Pelatihan transfer
pasien dengan sakit
berat atau kritis
Perawat :
a. Minimal 2 tahun
bekerja di ICU
b. Keterampilan hidup
dasar
c. Pengetahuan dan
keterampilan
tentang peralatan
transfer standar,
seperti: ventilator,
oksigen,
syringpump,
infuspump, monitor
d. Pelatihan transfer
pasien dengan sakit
berat atau kritis
Care giver atau petugas
keamanan level 0

5. Stabilisasi sebelum transfer pasien


a. Transfer internal dilakukan dalam kondisi pasien sudah stabil (untuk ugd dan kamar
operasi)
b. Pasien kritis dari bangsal harus segera ditranfer sesuai NEWS, kecuali dalam keadaan
henti jantung dan atau nafas (lihat panduan code blue)
c. Tindakan yang dilakukan sebelum transfer intemal, sebagai berikut :
1) A : Airway adalah mempertahankan jalan napas dengan teknik manual atau
menggunakan alat bantu. Tindakan ini mungkin akan banyak memanipulasi leher
sehingga harus diperhatikan untuk menjaga stabilitas tulang leher (cervical spine
control)
2) B: Breathing adalah menjaga pernapasan/ ventilasi dapat berlangsung dengan baik
3) C: Circulation adalah mempertahankan sirkulasi bersama dengan tindakan untuk
menghentikan perdarahan (hemorrhage control)
4) D=Disability adalah pemeriksaan untuk mendapatkan kemungkinan adanya
gangguan neurologis
5) E= Exposure/ enviromental control adalah pemeriksaan pada seluruh tubuh
penderita untuk melihat jejas atau tanda-tanda kegawatan yang mungkin tidak
terlihat dengan menjaga supaya tidak terjadi hipotermi
d. Keadaan yang mengancam nyawa harus dikenali dan resusitasinya dilakukan pada saat
itu juga
e. Dokumentasikan dalam rekam medis dan lembar observasi pasien tentang kondisi
pasien, _indakan stabilisasi, pemberian cairan, pemberian obat-obatan, dan observasi
pasien.
f. Setelah pasien dalam kondisi se-stabil mungkin, maka dapat dilakukan transfer pasien
sesuai dengan kriteria/ level pasien.

6. Monitoring selama transfer pasien


Monitoring yang dilakukan selama transfer internal adalah sebagai berikut :
a. Keluhan pasien
b. Keadaan umum pasien
c. Tanda-tanda vital pasien : Nadi, Tekanal Darah, pernapasan, Saturasi Oksigen,
Kesadaran, Skala Nyeri
d. Mempertahankan dan mengamankan jalan napas dan pemapasan/ ventilasi.
e. Hasil monitoring ini didokumentasikan dalam formulir transfer
7. Serah terima pasien dengan ruangan atau bagian/ unit/ ruangan yang dituju
a. Petugas transfer pasien melakukan serah terima dengan petugas di bagian/ unit ruangan
yang dituju
b. Transfer internal untuk kepentingan perawatan selanjutnya, petugas transfer
memberikan informasi :
1) Identitas pasien - Dokter yang merawat atau DPJP
2) Riwayat penyakit dan diagnosis medis
3) Keadaan umum, kesadaran, dan hasil observasi tanda_tanda vital pasien
4) Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan (laboratorium, radiologi, dan lain-lain)
serta untuk follow up hasil pemeriksaan yang belum selesai.
5) Terapi yang telah diberikan (cairan infus, transfusi, obat_obatan)
6) Alergi obat
7) Rencana tindakan, pemeriksaan penunjang, terapi yang akan dilakukan/
dilanjutkan.
8) Status rekam medis pasien
9) Formulir transfer pasien
10) Lembar observasi pasien
11) Daftar barang pasien (bila pasien tidak ada keluarga)
12) Informasi lain yang dianggap perlu
c. Untuk kepentingan tindakan medis/ operasi, maka petugas transfer melakukan serah
terima dengan menginformasikan tentang:
1) Identitas pasien
2) Dokter operator
3) Diagnosis pra bedah
4) Keadaan umum,
5) kesadaran dan hasil observasi tanda_tanda vital pasien
6) Alergi obat
7) Informed consent
8) Penandaan lokasi operasi
9) Hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi, dan lain_lain)
10) Hasil konsultasi dokter anestesi/ pemeriksaan pra anestesi atau sedasi
11) Persiapan pasien : perhiasan sudah dilepas, skiren lokasi operasi, gigi palsu sudah
dilepas, puasa, obat premedikasi (antibiotik profilaksis),
12) Lavement
13) Personal hygiene,
14) Oral hygiene
15) persediaan darah (bila diperlukan)
16) Informasi lain yang dianggap perlu
17) Status rekam medis pasien
18) Formulir transfer pasien
19) Lampiran pengecekan persiapan operasi
d. Untuk Kepentingan Diagnostik
Petugas transfer menyerahkan surat permintaan pemeriksaan penunjang dan informasi
tentang identitas pasien, diagnosa, kondisi pasien, dan permintaan pemeriksaan
penunjang yang diminta
8. Audit dan jaminan mutu
a. Audit dilakukan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa panduan berjalan dengan
lancar dan diterapkan oleh staf rumah sakit.
b. Dokumentasi transfer intemal harus jelas dan lengkap sehingga dapat digunakan
sebagai acuan data dasar dan sarana audit.
c. Jika terjadi insiden keselamatan pasien selama proses transfer internal maka harus
dilaporkan ke Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit sesuai panduan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai