Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN POLA TIDUR


(Herman, S.Kep.,Ns.,M.Kes)

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Ana Danianingsih (D.0021.P.001)
Arnila (D.0021.P.003)
Erna Yuningsih (D.0021.P.004)
Febrianto (D.0021.P.005)
Husnul Khatima Roma (D.0021.P.006)
Irma febrianti (D.0021.P.008)
Lisa febrianti (D.0021.P.010)
Nurul afni (D.0021.P.015)
Rispiana Anjelita (D.0021.P.017)
Dwi Alieca Maharani (D.0021.P.022)

STIKES KARYA KEEHATAN KENDARI


DIII KEPERAWATAN
2023
KONSEP MEDIS

A. DEFINISI

Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau

berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola

istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup

yang diinginkannya. Sedangkan insomia adalah gangguan pada kuantitas dan

kualitas tidur yang menghambat fungsi.

B. KLASIFIKASI GANGGUAN TIDUR

Menurut Remelda (2008) gangguan tidur terbagi atas 3 (tiga) jenis, yaitu :

1. Jenis transient (artinya cepat berlalu), oleh karena itu gangguan tidur

jenis inihanya terjadi beberapa malam saja.

2. Jenis Jangka pendek. Jenis ini dapat belangsung sampai beberapa

minggu dan biasanya akan kembali seperti biasa.

3. Jenis kronis (atau parah) gangguan tidak dapat tidur berlangsung lebih

dari 3 minggu.

C. ETIOLOGI

Gangguan tidur bukanlah suatu penyakit melainkan gejala yang memiliki

banyak faktor yang dapat menyebabkan atau dapat dikatakan tidak mempunyai

penyebab pasti terjadinya gangguan tidur ini.

1. Higienitas tidur yang kurang secara umum (cuci muka, dll)

2. Kekhawatiran tidak dapat tidur


3. Mengkonsumsi caffein secara berlebihan

4. Minum alkohol sebelum tidur

5. Merokok sebelum tidur

6. Tidur siang/sore yang berlebihan

7. Jadwal tidur/bangun yang tidak teratur.

8. Faktor psikologi (Stress, Depresi, sakit fisik, sesak nafas)

Sedangkan menurut Tim Pokja SDKI (2016):

1. Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan sekitar, suhu

2. lingungan, pengcahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal

3. pemantauan/ pemeriksaan/ tindakan)

4. Kurang kontrol tidur

5. Kurang privasi

6. Reinstraint fisik

7. Ketiadaan teman tidur

8. Tidak familiar dengan peralatan tidur

D. PATOFISIOLOGI

Siklus tidur terjadi secara alami dan dikontrol oleh pusat tidur yaitu

medulla, tepatnya di RAS (Recticular Activating System) dan BSR (Bulbar

Synchronizing Region). RAS terdiri dari neuron-neuron di medulla oblongata,

pons dan midbrain. Pusat ini terlibat dalam mempertahan status bangun dan

mempermudah beberapa tahap tidur. Perubahan-perubahan fisiologis dalam


tubuh terjadi selama proses tidur. Dua system RAS dan BSR diperkirakan

terjadinya kegiatan/ pergerakan yang intermiten dan selanjutnya menekan pusat-

pusat otak secara bergantian. RAS berhubungan dengan status jaga tubuh dan

menerima impuls sensori, seperti stimulus auditory, visual, nyeri dan stimulus

taktil. Stimulus sensori ini dapat mempertahankan keadaan bangun dan waspada.

Selama tidur tubuh mengirim sedikit sekali stimulus dari korteks cerebri atau

reseptor sensori perifer pada RAS. Individu bangun dari tidur jika celah

peningkatan dari stimulus BSR meningkat pada saat tidur.Terjadinya insomnia

ini dimungkinkan karena ras dan bsr bekerja semestinta dibatang otak.

E. MANIFESTASI KLINIK

Gangguan tidur juga bisa dialami dengan berbagai cara:

1. Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur (sering bangun)

2. Bangun terlalu awal

3. Gejala yang dialami waktu siang hari adalah :

a. Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari

b. Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata

c. terasa pedih

d. Mengantuk sepanjang hari

e. Sakit kepala

f. Nausea

g. Perubahan mood, tingkah laku dan kepribadian


h. Tampak resah dan gelisah

i. Lesu dan apatis

j. Gangguan koordinasi, sulit berkonsentrasi dan perhatian terpecah-

pecah

k. Sulit mengingat

l. Gampang tersinggung dan mudah emosi

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Terapi Non Farmakologis

Merupakan pilihan utama sebeum menggunakan obat-obatan

karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan.

Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain:

a. Terapi relaksasi

b. Terapi tidur yang bersih

c. Terapi pengaturan tidur

d. Terapi psikologi/psikiatri

e. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)

f. Sleep Restriction Therapy

g. Stimulus Control Therapy

h. Cognitive Therapy

i. Imagery Training

j. Mengubah gaya hidup


2. Terapi Farmakologis

Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-

obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan

oleh dokter yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan

gangguan tidur antara lain:

a. Golongan obat hipnotik

b. Golongan obat antidepresan

c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.

d. Golongan obat antihistamin.

Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien

gangguan tidur yaitu dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-

sedatif misalnya: Benzodiazepin (Diazepam, Lorazepam, Triazolam,

Klordiazepoksid tetapi efek samping dari obat tersebut mengakibatkan

Inkoordinsi motoric gangguan fungsi mental dan psikomotor, gangguan

koordinasi berpikir, mulut kering

G. MACAM-MACAM GANGGUAN TIDUR

1. Insomnia

Adalah gejala yang dialami klien Ketika mereka mengalami

kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek

atau tidur nonretorati umumnya ditemukan di individu dewasa.

Penyebebnya bisa karena gangguan fisik atau karena factor mental.


2. Parasomnia

Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat

seseorang tidur, dan biasanya terjadi pada anak-anak daripada orang

dewasa misalnya tidur berjalan, mengigau.

3. Hypersomnia

Adalah kebalikan dari insomnia yaitu tidur yang berlebihan

terutama pada siang hari.

4. Narkolepsi

Adalah seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi

seperti nyata yang terjadi Ketika seseorang tertidur.

5. Apnea saat tidur mendengkur

Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara

melalui hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat

tidur. Ada tiga jenis titik tidur yaitu: Apnea sentral, obstruktif, dan

campuran.

6. Mengigau

Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi pada tidur Rem

H. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR

a. Penyakit

b. Lingkungan

c. Motivasi

d. Kelelahan
e. Kecemasan

f. Alcohol

g. Obat-obatan

I. PATWAY

Gangguan tidur

Tidak dapat tidur


Peristiwa Gaya hidup Kondisi Kualitas
dengan kualitas
hidup negativ monoton penyakit kronis Kesehatan
baik dan
menurun
kuantitas kurang

Merasa
Peristiwa Ketidakcukupan Merasa cemas
menderita/tidak
hidup negativ energi untuk akan
Akibat factor berdaya
eksternal melakukan penyakitnya
aktivitas seharian
Merasa Lelah
dan kurang Menolak interaksi
Gangguan Pola dengan orang ansietas
bertenaga Mengeluh
Tidur lemah terdekat/pemimp
in priritual

Intoleransi
aktivitas Distress
spiritual
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, Pendidikan, pekerjaan,

status perkawinan, Alamat, No RM, dan tanggal MRS

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Keluhan yang di rasakan pasien saat ini,kemungkinan di temukan

gangguan tidur/istirahat, pusing/sakit kepala.

b. Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit sekarang merupakan pengalaman klien saat ini

yang membentuk suatu kronologis dari terjadinya etiologi hingga

klien mengalami keluhan yang di rasakan.

c. Riwayat penyakit dahulu

Adanya Riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit lain.

Adanya Riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun

arterosklorosis, Tindakan medis yang perna di dapat maupun obat-

obatan yang biasa di gunakan oleh penderita.

1. Alergi
2. Imunisasi

3. Kebiasaan/pola hidup

4. Obat yang perna di gunakan

d. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat keluarga merupakan penyakit yang perna dialami atau

sedang di alami keluarga, baik penyakit yang sama dengan keluhan

klien ataupun penyakit lain. Dari genogram keluarga biasaanya

terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit yang

sama

3. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif),

tandatanda vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu.

b. Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):

1) Kepala

- Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering,

Tipis ,dan kasar, penampilan, depigmentasi.

- Muka/ Wajah-Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri

tekan? penampilan berminyak, diskolorasi bersisik,

bengkak; Kulit gelap di pipi Dan di bawah mata; Tidak

halus atau Kasar pada kulit Sekitar hidung dan mulut

- Mata, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa

mata keruh.
- Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta

tanda-tanda adanya infeksi seperti pembengkakan dan

nyeri di daerah belakang telinga, keluar cairan dari

telinga, melihat serumen telinga berkurangnya

pendengaran, telinga kadang-kadang berdenging,

adakah gangguan pendengaran

- Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung?

Adakah nyeri tekan? Apakah keluar sekret, bagaimana

konsistensinya, jumlahnya?

- Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih

kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan

berdarah

- Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil?

Adakah tandatanda infeksi faring, cairan eksudat?

2) Leher

- Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid?

Adakah pembesaran vena jugularis?

3) Thorax

- Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak

pernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah

retraksi Intercostale? Pada auskultasi, adakah suara


napas tambahan? Adakah sesak nafas, batuk, sputum,

nyeri dada.

4) Jantung

- Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta

iramanya? Adakah bunyi tambahan? Adakah bradicardi

atau tachycardia?

5) Abdomen

- Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada

abdomen? Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus?

Adakah tanda meteorismus? Adakah pembesaran lien

dan hepar?

6) Kulit

- Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun

warnanya? Turgor kulit menurun, adanya luka atau

warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu

kulit di daerah sekitar stoma, kemerahan pada kulit

sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.

7) Ekstremitas

- Apakah terdapat oedema, Penyebaran lemak,

penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat

lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas?

8) Genetalia
- Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi?

Apakah ada kesulitan untuk berkemih?

4. Data focus yang perlu di kaji

Pola tidur & istirahat : pada pasien degan gangguan kebutuhan istirahat

tidur pengkajian ditekankan pada kualitas dan kuantitas tidur meliputi

durasi, gangguan tidur, keadaan bangun tidur.

5. Terapi, pemeriksaan penunjang & laboratorium

Untuk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan atau tidak dapat

dilakukan pemeriksaan melalui penilaian terhadap :

a. Pola tidur penderita

b. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang

c. Tingkatan stres psikis

d. Riwayat medis

e. Aktivitas fisik.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

N
DIAGNOSA SLKI SIKI
O
1 Gangguan pola tidur Setelah di lakukan Tindakan Dukungan tidur
Definisi : keperawatan di harapkan pola tidur Observasi
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor Membaik dengan kriteria hasil: a. Identifikasi pola aktivitas dan
eksternal a. Keluhan sulit tidur, menurun tidur
Penyebab : b. Keluhan sering terjaga, menurun b. Identifikasi factor
1. Hambatan lingkungan (kelembapan lingkungan c. Keluhan ridak puas tidur, menrun pengganggu tidur (fisik dan
sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisikan, d. Keluhan pola tidur berubah, atau psikologis)
bau tidak sedap, jadwal menurun c. Identifikasi makanan dan
pemantauaan/pemantauaan/Tindakan) e. Keluhan istrahat tidaj cukup, minuman yang mengganggu
2. Kurang control tidur menurun tidur (kopi,the, alcohol,
3. Kurang privasi makan mendekati waktu
4. Restraint fisik tidur, minum banyak air
5. Ketiadaan teman tidur sebelum tidur)
6. Tidak familiar dengan peralatan tidur Terapeutik
a. Modifikasi lingkungan
Gejala dan tanda mayor (pencahayaan, kebisingan,
DS: suhu, matras, dan tempat
1. Mengeluh sulit tidur tidur)
2. Sering terjaga b. Batasi waktu tidur siang, jika
3. Mengeluh tidak puasb tidur perlu
4. Mengelug pola tidur berubag c. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Mengeluh istrahat tidak cukup Edukasi
DO : a. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
Gejala dan tanda minor b. Anjurkan menghindari
DS : makanan atau minuman yang
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun mengganggu tidur
DO : c. Ajarkan factor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
(psikologis, gaya hidup,
sering berubah sift bekerja)
2. Keletihan Setelah dilakukan keperawatan Edukasi aktivitas atau istrahat
Definisi: diharapkan tingkat keletihan menurun Observasi
Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak dengan kriteria hasil: a. Identifikasi kesiapan dan
pulih dan istrahat a. Serbalisasi kepulihan energi, kemampuan menerima
Penyebab: meningkat informasi
1. Gangguan tidur b. Tenaga, meningkat Terapeutik
2. Gaya hidup monoton c. Kemampuan melakukan a. Sediakan materi dan media
3. Kondisi fisiologis (mis.penyakit kronis, penyakit aktivitas rutin, meningkat pengaturan aktivitas dan
terminal, anemia, malnutrisi, kehamilan) d. Gangguan konsentrasi, menurun istrahat
4. Program perawatan atau pengobatan jangka e. Sakit kepala, menurun b. Berikan kesempatan pada
Panjang f. Gelisah, menurun pasien dan keluarga untuk
5. Pristiwa hidup negative g. Selerah makan, membaik bertanya
6. Stress berlebihan h. Pola istrahat, membaik Edukasi
7. Depresi a. Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas fisik
Tanda mayor: atau olahraga secara rutin
DS: b. Anjurkan Menyusun
1. Merasa energi tidak pulih walaupun telah tidur jadwal aktivitas dan
2. Merasa kurang tenaga istrahat
3. Mengeluh Lelah c. Ajarkan cara
mengidentifikasi
DO: kebutuhan istrahat (mis.
1. Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin Kelelahan, sesak nafas saat
2. Tampak lesuh aktivitas)

Tanda minor:
DS:
1. Merasa bersalah akibat tidak mampu melakukan
tanggung jawab
2. Libido menurun
DO:
1. Kebutuhan istrahat mengurang
3. Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas: Manajemen energi
Definisi Setelah di lakukan Tindakan Observasi:
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari- keperawatan diharapkan toleransi a. identifikasi gangguan
hari aktivitas meningkat dengan kriteria fungsi tubuh yang
Penyebab: hasil: mengakibatkan kelelahan
1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan a. frekuensi nadi meningkat b. monitor dan jam tidur
oksigen b. kemudahan dalam melakukan c. monitor lokasi dan
2. Tirah baring aktivitas sehari-hari,meningkat ketidaknyamanan selama
3. Kelemahan c. keluhan Lelah, menurun melakukan aktivitas
4. Imobilitas d. perasaan Lelah, menurun terapeutik:
a. sediakan lingkungan
5. Gaya hidup monoton e. tekanan darah, membaik nyaman dan rendah
Gejala dan tanda mayor: stimulus(mis.
DS: Cahaya,suara,kunjungan)
1. Mengeluh Lelah edukasi:
DO: a. anjurkan tirah baring
1. Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi b. anjurkan melakukan
istirahat aktivitas secara bertahap
kolaborasi:
Gejala dan tanda minor: a. kolaborasi dengan ahli gizi
DS: tentang cara meningkatkan
1. Dipsnea saat/setelah aktivitas asupan makanan
2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3. Merasa lemah
DO:
1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
2. Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah
aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukka iskemia
4. sianosis
4. Ansietas Setelah dilakukan Tindakan Reduksi ansietas
Definisi: keperawatan diharapkan tingkat
kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap ansietas, menurun dengan kriteria hasil: Observasi:
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya a. Verbalisasi kebingungan, a. Identifikasi saat tingkat
yang memungkinkan individu melqakukan Tindakan untuk menurun ansietas berubah(mis.
menghadapi ancaman b. Perilaku gelisah, menurun Kondisi,waktu,stresor)
c. Perilaku tegang, menurun b. Identifikasi kemampuan
penyebab: d. Anoreksi, menuru mengambil keputusan
1. Krisi situasional e. Frekuensi nadi membaik Terapeutik:
2. Kebutuhan tidak terpenuhi f. Konsentrasi, membaik a. Menciptakan suasana
3. Ancaman terhadap konsep diri g. Pola tidur, membaik terapeutik untuk
4. Ancaman terhadap kematian h. Kontak mata, membaik menumbuhkan
5. Kekhawatiran mengalami kegagalan i. Pola berkemih, membaik kepercayaan
6. Terpapar bahaya lingkungan (mis. Toksin, polutan, b. Pahami situasi yang
dan lain-lain) membuat ansietas
7. Kurang terpapar informasi c. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
Gejala dan tanda mayor: d. Motivasi mengidentifikasi
DS: situasi yang memicu
1. Merasa bingung kecemasan
2. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi Edukasi:
3. Sulit berkonsentrasi a. Jelaskan prosedur termasuk
DO: sensasi yang mungkin di
1. Tampak gelisah alami
2. Tampak tegang b. Informasikan secara factual
3. Sulit tidur mengenai diagnosis,
pengobatan,dan promnosis
Gejala dan tanda minor: c. Anjurkan mengungkapkan
DS: perasaan dan persepsi
1. Mengeluh pusing d. Latih Teknik relaksasi
2. Anoreksia
3. Palpitasi
4. Merasa tidak berdaya
DO:
1. Frekuensi nadi meningkat
2. Frekuensi napas meningkat
3. Tekanan darah meningkat
4. Muka tampak pucat
5. Sering berkemih
5. Distress spiritual Setelah dilakukan Tindakan Dukungan spiritual
Definisi : keperawatan diharapkan status spiritual,
Gangguan pada keyakinan atau sitesm nilai berupa membaik dengan kriteria hasil : Observasi :
kesulitan merasakan makna dan tujuan hdup melalui a. Verbalisasi makna dan tujuan a. Identifikasi perasaan
hubungan dengan diri,orang lain, lingkungan atau tuhan. hidup, meningkat khawatir, kesepian dan
b. Verbelisasi perasan tenang, tidak berdayaan.
Penyebab: meningkat b. Identifikasi pandagan
1. Menjelang ajal c. Verbalisasi penerimaan, tenatang hubungan antara
2. Kondisi penyakit kronis meningkat spiritual dengan Kesehatan
3. Kematian orang terdekat d. Verbalisasi percaya pada orang c. Identifikasi harapan dan
4. Perubahan pola hidup lain, meningkat kekuatan pasien
5. Kesepian e. Perilaku marah pada tuhan, Terapeutik :
6. Pengasingan diri menurun a. Berikan kesempatan
7. Pengasinga social f. Verbelisasi perasaan asing, mengekspresikan perasaan
8. Kejadian hidup yang tidak diharapkan menurun tentang penyakit dan
g. Perasaan takut, menurun kematian
Gejala dan tanda mayor : h. Kemampuan beribadah, b. Berikan kesempatan
DS: membaik mengekspresikan dan
1. Mempertanyakan makna/tujuan hidupnya i. Interaksi dengan orang meredahkan marah secara
2. Merasa menderita/tidak berdaya terdekat/pemimpin spiritual, tepat
membaik c. Sediakan privasi dan waktu
DO: tenag untuk aktifitas
1. Tidak mampu beribadah spiritual
2. Marah pada tuhan d. Fasilitasi melakukan
kegiatan ibadah
Gejala dan tanda minor : Edukasi :
DS: a. Anjurkan berinteraksi dengan
1. Menyatakan hidupnya terasa tidak/kurang tenang keluarga, teman dan atau
2. Merasa terasing orang lain
3. Menyatakan telah diabaikan b. Ajarkan metode relaksasi,
DO: meditasi, dan imajinasi
1. Menolak berinteraksi dengan orang terbimbing
terdekat/pemimpin spiritual

Kolaborasi :
a. Atur kunjungan dengan
rohaniwan (mis. Ustad,
pendeta, romo, biksu)
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,A. A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep Dan


Proses Keperawatan. Jakarta. CV Trans Info Media

Buku standar diagnose keperawatan Indonesia

Buku standar luaran keperawatan Indonesia

Buku standar intervensikeperawatan indonesia

Anda mungkin juga menyukai