Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN POLA TIDUR


1. Tinjauan Teori
A. Definisi
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya
yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang
diinginkannya (Lynda Juall, 2012:522). Gangguan pola tidur adalah gangguan
kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal (NANDA NIC-
NOC,2013:603).

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah
satu dari ketiga maslah berikut : insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal
dikala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang
berlebihan di siang hari.

a. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami
kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau
tidur non retoratif (Edinger dan Sarana, 2005). Ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Umumnya ditemui
pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena
faktor mental seperti perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia
yaitu Initial insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten
insomnia adalah kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga,
terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.
Misalnya tidur berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal,
enuresis (mengompol), badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).
c. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama
pada siang hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba
pada siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti
nyata yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan
dari kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu bergerak, atau
berbicara sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminaultt
dan Fromberz, 2005).
e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui
hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga
jenis tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang
paling umum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA
mempengaruhi 10-15% dari dewasa menengah (Groth, 2005), Namun sering
terjadi juga pada wanita menopause, serta wanita muda dan anak-anak
(Mendez, dan Olson, 2006). OSA terjadi ketika otot atau struktur dari rongga
mulut atau tenggorakan mengalami relaksasi saat tidur. Saluran napas
tersumbat sebagian atau seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung (hiponea)
atau menghentikannya (apnea) selama 30 detik (Guilleminault dan Bassiri,
2005). Seseorang masih mencoba untuk bernapas karena dada dan perut terus
bergerak, sehingga sering menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus
atau mendengkur. Ketika pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya
berkurang, setiap gerakan diafragma berturut-turut menjadi kuat sampai
penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur,
namun bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur
REM.
B. Tanda dan Gejala
1. Dewasa
a. Data Mayor : Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur
b. Data Minor
1) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
2) Perubahan mood
3) Agitasi
4) Mengantuk sepanjang hari
2. Anak
a. Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan, enuresis,
atau respons tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk
mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut
malam.
b. Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang tua.
c. Sering bangun saat malam hari.
C. Komplikasi
a. Efek psikologis. Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi ,
irritable, kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.
b. Efek fisik/somatik. Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan
sebagainya.
c. Efek sosial. Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah
mendapat promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati
hubungan sosial dan keluarga.
d. Kematian. Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka
harapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini
mungkin disebabkan karena penyakit yang menginduksi insomnia yang
memperpendek angka harapan hidup atau karena high arousal state yang
terdapat pada insomnia mempertinggi angka mortalitas atau mengurangi
kemungkinan sembuh dari penyakit. Selain itu, orang yang menderita
insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami
kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang normal.
D. Patofisiologi

Latihan
Obat & Lingkungan
Stress / kelelahan
Substansi tidak nyaman
Gaya hidup emosional

Mengubah Mengurangi
pola tidur Rutinitas & Kecemasan
kenyamanan Sulit tidur
bekerja
tidur
rotasi
Nutrisi & kalori Tegang /
frustasi
Gangguan Kesulitan
pencernaan menyesuaikan
Motivasi tidur
perubahan
Sering
jadwal tidur
terbangun
Gangguan tidur
Keinginan
menanti tidur
Penyakit infeksi

Gangguan
Gangguan Tidur proses tidur
Lemah & letih

Tidak dapat
Butuh lebih Tidak dapat tidur Perbaikan pola tidur dalam
banyak tidur dengan kualitas baik tidur periode panjang

Kesiapan
Akibat factor Akibat factor Deprivasi
meningkatkan
eksternal internal tidur
tidur

Gangguan pola
Insomnia
tidur
E. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan
karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun
cara yang dapat dilakukan antara lain :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke
rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana
kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan
waktu-waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau
dokter psikiatri.
e. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam
memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan
rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa
dirinya masih berharga.
f. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si
penderita gangguan tidur.
g. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun
pagi si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan
melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
h. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan
si penderita yang salah mengenai tidur.
i. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita
yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
j. Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan
alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke
tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.
2. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti
ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di
bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain:
a. Golongan obat hipnotik
b. Golongan obat antidepresan
c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d. Golongan obat antihistamin.

Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur
yaitu dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya:
Benzodiazepin (Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek
samping dari obat tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi
mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb.
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Agama :
e. Alamat :
f. Pendidikan :
g. Suku Bangsa :
h. Status :

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama:
b. Riwayat kesehatan sekarang:
c. Riwayat kesehatan dahlu:
d. Riwayat kesehatan keluarga:
3. Tinjauan sistem
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Compos mentis
c) TTV : TD : mmHg Nadi : menit
O
Suhu : C RR : menit
d) Integumen : CRT > 2 detik,turgor kulit jelek, kulit sawo matang,
kriput
e) Kepala : Mesochepal, tidak ada kelainan
f) Mata : Konjungtiva anemis, sklera an ikterik, bentuk
simetris,
pandangan kabur, fungsi penglihatan berkurang
g) Telinga : Bentuk simetris, bersih, fungsi pendengaran
berkurang
h) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip
i) Mulut : bentuk simetris, pengecapan normal
j) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
k) Payudara : Simetris
l) Paru-paru : Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Taxtil fremitus sama, pengembangan dada
sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi :Vesikuler, irama teratur
m) Jantung : Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Ictus cordis teraba di ics 5 dibawah puting
susu
Perkusi : Redup/ pekak
Auskultasi : Reguler
n) Gastrointestinal : Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas luka
Auskultasi : Bising usus 8 x/ menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
o) Perkemihan : BAK klien lancar, tidak ada keluhan
p) Genetalia : Tidak ada keluhan, sudah menopause
q. Muskuluskeletal : Cukup kuat untuk berjalan dan membawa barang
yang tidak terlalu berat
r. System Syaraf Pusat : Tidak ada keluhan
s. System endokrin : Tidak ada keluhan
t. System immune : Klien terlihat masih bugar, tidak ada keluhan
u. System pengecapan : Fungsi pengecapan berkurang
v. System penciuman : Fungsi penciuman berkurang
w. Psikososial : Klien ramah terhadap tetangga

4. Pengkajian spiritual dan psikososial


a. psikososial
Jelaskan kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien pada
orng lain, hrapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi, kepuasan klien
dalam sosialisasi, dll.
b. Identifikasi masalah emosional

Pertanyaan tahap 1
1. Apakah klien mengalami sukar tidur?
2. Apakah klien merasa gelisah?
3. Apakah klien murung atau menangis sendiri?
4. Apakah klien sering was-was atau kuatir?
(lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika lebih dari satu atau
sama dengan jawaban 1 ya)
Pertanyaan tahap 2
1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam 1 bulan
2. Ada masalah atau banyak pikiran
3. Ada gangguan atau masalah dengan orang lain
4. Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter
5. Cenderung mengurung diri?
Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya, maka
masalah emosional ada atau ada gangguan emosional

MASALAH EMOSIONAL (+)

c. Spiritual
Kaji agama, kegiatan keagamaan, konsep keyakinan tentang kematian, harapan-
harapan klien, dll.

5. Aktivitas Hidup Sehari-hari (ADL)


I. Indeks Katz : A/B/C/D/E/F/G

Skore Kriteria

A Kemandirian dalam hal mandi, berpindah,ke kamar keecil,


berpakaian, dan makan.

B Kekamar mandi dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali satu


fungsi tersebut.

C Kemandirian dalam dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali


mandi dan satu fungsi tersebut.

D Kemandirian dalam dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali


mandi, berpakaian, dan satu fungsi tersebut.

E Kemandirian dalam dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali


mandi, berpakaian,ke kamar kecil, dan satu fungsi tersebut.

F Kemandirian dalam dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali


mandi, berpakaian,ke kamar kecil,berpindah, dan satu fungsi
tersebut.

G Ketergantungan dalam semua fungsi tersebut

Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tersebut, tetapi tidak


dapat diklasifikasikan sebaagai C,D,E,F,dan G.

Ketereangan :
Mandiri : berarti tanpa pemgawasan, pengarahan bantuan aktif dari orang lain.

II. Modifikasi dari barthel


indeks
No Kriteria Dengan Mandiri Keterangan

bantuan
1 Makan 5 10
2 Minum 5 10
3 Berpindah dari kursi roda ke tempat 5-10 15
tidur dan sebaliknya , termasuk duduk
di tempat tidur
4 Kebersihan diri mencuci muka 0 5

menyisir rambut menggosok gigi


5 Mandi 5 10
6 Berjalan dipermukaan datar 5 15
7 Naik turun tangga 0 5
8 Berpakaian 5 10
9 Mengontrol defekasi 5 10
10 Mengontrol berkemih 5 10
Total 5 10
Penilaian

0-20 : ketergantungan penuh

21-61 : ketergantungan berat/sangat tergantung


62-90 : ketergantungan moderat
91-99 : ketergantungan ringan

100: mandiri

III. Tingkat kerusakan intelektual

Dengan menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status Quessioner).


Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini

Benar Salah Nomor Pertanyaan


1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang?

3 Apa nama tempat ini?


4 Dimana alamat anda?

5 Berapa alamat anda?


6 Kapan anda lahir?

7 Siapa presiden indonesia?


8 Siapa presiden indonesia sebelumnya ?
9 Siapa nama ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah Intelektual utuh
Interpretasi

Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh

Salah 4-5 : fungsi intelektual kerusakan ringan


Salah 6-8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : fungsi intelektual kerusakan berat

IV. Tingkat kerusakan intelektual

Dengan menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status Quessioner).


Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini

Benar Salah Nomor Pertanyaan


1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang?

3 Apa nama tempat ini?


4 Dimana alamat anda?

5 Berapa alamat anda?


6 Kapan anda lahir?

7 Siapa presiden indonesia?


8 Siapa presiden indonesia sebelumnya ?

9 Siapa nama ibu anda?


10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari

setiap angka baru, semua secara menurun


Jumlah Intelektual utuh
Interpretasi

Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh

Salah 4-5 : fungsi intelektual kerusakan ringan


Salah 6-8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : fungsi intelektual kerusakan berat
V. Identifikasi aspek kognitif

Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria

kognitif maksimal klien


1 Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar
Tahun
Musim

Tanggal
Hari
Bulan
Orientasi 5 Dimana sekarang kita berada?
2 Registrasi Negara
3
Propinsi
Kabupaten
Sebutkan 3 nama objek (kursi,
meja, kertas) kemudian
ditanyakan kepada klien,
menjawab
1.

2.

3.
3 Perhatian 5 Meminta klien berhitung
dan mulai dari 100, kemudian
kalkulasi dikurangi 7
sampai 5 tingkat
93
86
79
72
65
4 Mengingat 3 Meminta klien untuk
menyebutkan objek pd poin 2
: 1.
2.

5 Bahasa 9 Menanyakan kepada klien


tentang benda (sambil
menunjuk benda tersebut)
1.
2.
Meminta klien untuk
mengulangi kata berikut “tak
ada jika, dan,
atau, tetapi”.
Klien menjawab ….
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
dari 3 langkah.
Ambil ballpoint di tangan
anda, ambil kertas, menulis
saya mau tidur
1.
2.
3.
Perintahkan klien untuk hal
berikut (bila aktivitas sesuai
perintah nilai 1 point)
“tutup mata anda”
1.

Perintahkan pada klien untuk


menulis atau kalimat dan
menyalin gambar
1.
Total 30

Interpretasi :

>23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik

18-22 : kerusakan aspek kognitif mental ringan

<17 : trdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

VI. PENGKAJIAN POSISI DAN KESEIMBANGAN (Sullivan)

No Tes koordinasi Keterangan Nilai


1 Berdiri dengan postur normal
2 Berdiri dengan postur normal, menutup mata
3 Berdiri dengan kaki rapat
4 Berdiri dengan satu kaki
5 Berdiri, fleksi trunk dan berdiri ke posisi netral
6 Berdiri, lateral dan fleksi trunk
7 Berjalan, tempatkan tumit salah satu kaki didepan

jari kaki yang lain


8 Berjalan sepanjang garis lurus
9 Berjalan mengikuti tanda gambar pada lantai
10 Berjalan menyamping
11 Berjalan mundur
12 Berjalan mengikuti lingkaran
13 Berjalan pada tumit
14 Berjalan dengan ujung kaki
Jumlah

Keterangan

4 : mampu melakukan aktifitas dengan lengkap


3: mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
1 : tidak mampu melakukan aktifitas

Nilai

42-54 : mampu melakukan aktifitas

28-41 : mampu melakukan sedikit bantuan


14-27 : mampu melakukan bantuan maksimal
14 : tidak mampu melakukan

B. ANALISA DATA
NO Data Diagnosa Keperawatan
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Insomnia

D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Insomnia Setelah diberikan asuhan  Pilih teman
yang keperawatan selama … sekamar yang  Teman sekamar
berhubungan x24 jam, pasien dapat memiliki yang memiliki
dengan factor tidur dengan rasa nyeri kesamaan kepentingan
lingkungan yang berkurang dengan kepentingan terhadap
(bising) yang criteria hasil: lingkungan lingkungan yang
ditandai  Terciptanya sama
dengan pasien lingkungan yang  Kurangi memungkinkan
menyatakan kondusif untuk pengunjung minimalisasi suara
sulit tidur tidur  Cegah interupsi- bising pada kamar
 Terciptanya interupsi yang  Pengunjung yang
lingkungan yang tidak perlu dan terlalu banyak bisa
penuh izinkan dalam menimbulkan
kenyamanan beberapa periode suara yang bising
 Kecilkan volume  Interupsi-interupsi
dari bunyi yang tidak perlu
handphone atu mengurangi atau
alarm mengganggu
waktu tidur pasien
 Volume yang kecil
bisa mengurangi
gangguan tidur
pada pasien

E. Implementasi
Melaksanakan tindakan yang diidentifikasi sesuai dengan intervensi dan tindakan
keperawatan dilakukan sesuai standar prosedur secara aman dan tepat.

F. Evaluasi
Mengevaluasi kemajuan klien terhadap pencapaian tujuan dengan melihat acuan
tujuan dan kriteria hasil pada perencanaan dan respon klien terhadap tindakan
kemudian didokumentasikan.
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2014. Fundamental Keperawatan, Edisi 7


Buku 3. Jakarta: Salemba Medika

NANDA International. 2018. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi


2018-2020. Jakarta: EGC

Morhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., Swanson, Elizabeth. 2018.
Nursing Outcomes Classification (NOC), Fourth Edition. Missouri: Mosby

Dochterman, Joanne Mccloskey, Bulechek, Gloria M. 2018. Nursing


Interventions Classification (NIC), Fourth Edition. Missouri: Mosby

Anda mungkin juga menyukai