Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KEBUTUHAN

AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

OLEH :

NI KETUT RESTU ADITYA PUTRI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


TAHUN AKADEMIK
2023/2024
A. DEFINISI

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia


dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis yang tentunya
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia
menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki, kebutuhan dasar menyatakan bahwa
setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis (makan,
minum), keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi (Wahyudi & Wahid, 2016).
(Rahmadani, 2017)
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan.
Isirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan
diri, atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan,
menyulitkan, bahkan menjengkelkan.(Rahmadani, 2017)
Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat
badan menjadi lebih segar. Sedangkan tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar
yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-
ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang kedua.
(Tarwoto & Wartonah,2011)
Tidur adalah kondisi tidak sadarkan diri yang relative, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan tetapi lebih merupakan suatu siklus yang berulang dengan
ciri adanya aktivitas minimal, memiliki kesadaran bervariasi dan terdapat proses
fisiologis. Tidur dibutuhkan untuk fungsi fisiologis karena kebanyakan hormone
pertumbuhan disekresi selama tidur.(Apriyani, 2012)
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri dimana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan
indera atau rangsangan yang cukup (Guyton, dalam buku Haswita, 2017).
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. Istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal.
Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara
umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas
dari perasaan gelisah. Beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali,
terkadang berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat
(Ambarwati, 2014).(Rahmadani, 2017).

B. TANDA DAN GEJALA

1. Dewasa

a. Data mayor : kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur

b. Data Minor:

1) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari

2) Perubahan mood

3) Agitasi

4) Mengantuk sepanjang hari

2. Anak

a. Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan, enuresis,


atau respons tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk
mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut
malam.

b. Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang tua.

c. sering bangun saat malam hari

C. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS

Faktor – fatror yang mempengaruhi tidur antara lain :

a. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau
tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti
asma, bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.

b. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat
tidurnya.

c. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk


tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

d. Kelelahan

Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.

e. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis


sehingga mengganggu tidurnya.

f. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.

g. Obat – obatan

Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein
(Meningkatkan saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan
Narkotika (Mensupresi REM).
PATHWAY

Obat & Gaya hidup Stress / Lingkungan Latihan


Substansi emosional tidak nyaman kelelahan

Mengubah Sulit tidur

pola tidur Rutinitas &


bekerja Tegang /
Nutrisi & kalori
Gangguan
frustasi Motivasi
pencernaan
Sering
Kesulitan terbangun
Gangguan tidur menyesuaikan perubahan jadwal tidur
Keinginan

Penyakit menanti tidur

Gangguan
proses tidur
Gangguan tidur
Lemah & letih

Butuh lebih
banyak tidur
Tidak dapat Perbaikan Tidak dapat
tidur dengan pola tidur tidur dalam
Akibat faktor kualitas baik periode
eksternal panjang

Gangguan pola
tidur
Akibat factor Kesiapan Deprivasi
internal meningk tidur
atkan

insomnia
D. PENATALAKSANAAN
a. Terapi Non Farmakologi
Menurut Rahmadani,(2017) Pilihan utama sebelum menggunakan obat-
obatan karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek
ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain :
1) Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang
dapat mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa
pekerjaan kantor ke rumah, teknik pengaturan pernapasan,
aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.
2) Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan
nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat
tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
3) Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti
irama sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin
menjalankan waktu-waktu tidurnya.
4) Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat
yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh
tenaga ahli atau dokter psikiatri.
5) CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita
dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk
meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa
berdaya atau merasa bahwa dirinya masih berharga.
6) Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur
si penderita gangguan tidur.
7) Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu
bangun pagi si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu
tidur malam dan melarang si penderita untuk tidur pada siang hari
meski hanya sesaat.
8) Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan
kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.
9) Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si
penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang
menyenangkan.
10) Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok
dan alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk
berekreasi ke tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.

b. Terapi Farmakologi
Menurut Rahmadani,(2017)Mengingat banyaknya efek samping yang
ditimbulkan dari obat-obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya
boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan
untuk penanganan gangguan tidur antara lain:
1) Golongan obat hipnotik
2) Golongan obat antidepresan
3) Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
4) Golongan obat antihistamin.

Untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu dengan cara
pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin
(Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping
dari obat tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi
mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berpikir, mulut kering,
dsb(Rahmadani, 2017).

E. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama,


pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, No. RM,
dan tanggal MRS.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyani, H. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Tidur. Jurnal Keperawatan, III(1), 10–16.
Fatmawati, Z. I. (2015). LAPORAN PENDAHULUAN. Acta Universitatis
Agriculturae et Silviculturae Mendelianae Brunensis, 53(9), 1689–1699.
Retrieved from
http://publications.lib.chalmers.se/records/fulltext/245180/245180.pdf%0Aht
tps://hdl.handle.net/20.500.12380/245180%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.jsa
mes.2011.03.003%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.001%0Ahttp://dx.
doi.org/10.1016/j.precamres.2014.12.0
Mubarak. (2017). Konsep istirahat dan tidur universitas muhammadiah malang.
Journal of Chemical Information and Modeling, 110(9), 1689–1699.
Rahmadani, E. (2017). ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA PASIEN FRAKTUR DI
RUANGAN TRAUMA CENTER ( TC ) BEDAH RSUP . Dr . DJAMIL
PADANG ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA PASIEN FRAKTUR DI
RUANGAN TRAUMA CENTER ( TC ) BEDAH RSUP . Dr . DJAMIL
PADANG.

Anda mungkin juga menyukai