Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


ISTIRAHAT DAN TIDUR

A. Masalah Keperawatan
Pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur.

B. Pengertian
Makna istirahat dan kebutuhan tidur berbeda pada setiap individu. Istirahat
bermakna ketenangan, relaksasi tanpa stress emosional, dan bebas dari ansietas.
Oleh karena itu istirahat tidak selalu bermakna tidak beraktivitas; pada
kenyataannya, beberapa orang menemukan ketenangan dari beberapa aktivitas
tertentu seperti berjalan di udara segar. Saat istirahat diprogramkan untuk
perawatan klien, perawat dan klien harus sama-sama mengetahui boleh
beraktivitas atau inaktivitas. (Kozier, 2011)
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah,
bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala
hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan. (Aziz Alimul,
2015)
Tidur telah dianggap sebagai perubahan status kesadaran yang di dalamnya
persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungannya mengalami penurunan. Tidur
dicirikan dengan aktivitas fisik yang menurun, tingkat kesadaran bervariasi,
perubahan fisiologis pada tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus
external. Beberapa faktor eksternal seperti asap, kebisingan, dan lainnya tak akan
membangunkan.
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atausensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau juga dapat dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan cirri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respons
terhadap rangsangan dari luar (Aziz Alimul, 2015).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang
menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang
diinginkannya (Lynda Juall, 2012:522). Gangguan pola tidur adalah gangguan
kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal. (NANDA NIC-NOC,
2013 : 603)
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang
menghambat fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur (tidur
ayam yang periodic dan alami secara terus-menerus). Kesiapan meningkatkan
tidur adalah pola tidur ayam yang periodic dan alami, yang memberi istirahat
adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan.
(NANDA, 2012)
Tabel. Kebutuhan Dasar Manusia

Umur Tingkat Jumlah Kebutuhan


Perkembangan Tidur
0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari
1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
18 bulan-3tahun Masa anak 11-12 jam/hari
3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari
6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
18-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari
40-60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari
60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/hari

C. Gejala dan Tanda


a. Dewasa
1. Mayor (harus terdapat)
Kesukaran untuk tertidur atau tetap tidur
2. Minor (Mungkin terdapat)
Keletihan waktu bangun atau sepanjang hari
Perubahan dalam bernafas
Perubahan mood
Tidur sejenak sepanjang hari
Agitasi (keresahan atau kegelisahan)
b. Anak-anak
Gangguan tidur pada anak seringkali dihubungkan dengan ketakutan,
enuresis atau respon tidak konsisten dari orangtua terhadap permintaan anak
untuk mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut
malam.
Keengganan untuk istirahat
Sering bangun waktu malam
Keinginan tidur dengan orangtua

D. Pohon Masalah
E.
F.
KEBISINGAN HIPNOTIK
TEMPAT TIDUR DIURETIK
TINGKAT CAHAYA ANTIDEPRESAN & STIMULAN
ALKOHOL
KAFEIN
LINGKUNGAN BENZODIAZEPIN
NARKOTIKA (MORFIN/ DEMORAL)

OBAT-OBATAN

STRES
EMOSIONAL LATIHAN
G. GANGGUANPOLA TIDUR
FISIK
H.
POLA
I. TIDUR YANG BIASA DAN ASUPAN MAKAN
MENGANTUK YANG BERLEBIHAN
PADA SIANG HARI ( EDS) ALERGI MAKANAN
KEHILANGAN/
GAYA HIDUP KENAIKAN BERAT
BADAN
DIET SEMIPUASA
PENYAKIT FISIK

DEPRIVASI

Fisiologi tidur merupakan pengaturan tidur yang melibatkan hubungan


mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak
untuk dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem
pengaktivasi retikularis. Sistem tersebut mengatur seluruh tingkatan kegiatan
susunan saraf pusat, termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat
pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas
pons. Dalam keadaan sadar, neuron dalam reticular activating sistem (RAS) akan
melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Selain itu, RAS yang dapat
memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat
menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses
pikir. Pada saat tidur, terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang
berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional
(BSR), sedangkan saat bangun bergantung pada keseimbangan impuls yang
diterima dipusat otak dan sistem limbic. Dengan demikian, sistem batang otak
yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.
Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis,
yaitu:
- Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
- Dilatasi pembuluh darah perifer
- Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal
- Relaksasi otot-otot rangka
- Basal matabolisme rate menurun 10-30%

E. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Remelda (2008) untuk mendiagnosis seseorang mengalami
gangguan tau tidak dapat dilakukan pemerikasaan melalui penilaian terhadap :
1. Pola tidur penderita
2. Pemakaian obat-obatan, alcohol atau obat terlarang
3. Tingkatan stress psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas pisik
F. Penatalaksanaan Medis
a. Farmakologi
Menerut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien gangguan
tidur yaitu dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya :
bezodiazepin (diazepam, lorazepam, triazolam, klordiazekposid) tetapi efek
samping dari obat tersebut mengakibatkan inkoordinasi motorik, gangguan
fungsi mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berpikir, mulut kering,
dan sebagainya.
b. Non Farmakologi
Therapy
1. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita
dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan
untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si pendrita
merasa berdaya atau merasa bahawa dirinya masih berharga.
2. Sleep Restriction Therapy
Sleep Restriction Therapy digunakan untuk memperbaiki
efisiensi tidur si penderita gangguan tidur.
3. Stimulus Control Therapy
Stimulus Control Therapy berguna untuk memperthankan waktu
bangun pagi si penderita secara regular dengan memperhatikan
waktu tidur malam dan melarang si penderita untuk tidur pada siang
hari meski hanya sesaat.
4. Relaxation Therapy
Relaxation Therapy berguna untuk memebuat si penderita rileks
pada saat dihadapkanpada kondisi yang penuh ketegangan.
5. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan
kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur
6. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si
penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang
menyenangkan

G. Pengkajian Perawatan
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Identitas Penanggung
c. Alasan Masur RS
d. Riwayat Penyakit Klien dan Keluarga
e. Pola Kebutuhan Dasar Manusia II
a. Mobilisasi dan transportasi
b. Seksualitas
c. Belajar
d. Istirahat Tidur

Mengkaji riwayat
tidur pasien
Riwayat tidur klien secara umum wajib dikaji oleh perawat. Riwayat
tidur secara umum yaitu :
Pola tidur yang biasa, terutama waktu tidur dan bangun; jam
tidur yang tidak terganggu; kualitas atau kepauasan tidur
misalnya pengaruhnya pada energi untuk melakukan aktivitas
setiap hari; dan durasi waktu tidur siang.
Ritual waktu tidur yang dilakukan untuk membantu seseorang
tidur (misal minum segelas air hangat, membaca buku,
melakukan metode relaksasi, dan menggunakan perlengkapan
khusus seperti baju tidur, dsb).
Pemakaian obat tidur dan obat lain.
Lingkungan tidur (misalnya kamar yang gelap (cahaya), suhu
dingin atau hangat, tingkat suara, dan cahaya lampu).
Perubahan pola tidur atau kesulitan tidur baru-baru ini.
Mengkaji batasan karakteristik dari setiap diagnosa.
1. Insomnia
a. Sering membolos (misalnya kerja dan sekolah)
b. Afek ttampak berubah
c. Tampak kurang bergairah
d. Menyatakan perubahan alam perasaan
e. Meyatakan penurunann status kesehatan
f. Menyatakan penurunan kualitas hidup
g. Menyatakan sulit konsentrasi
h. Menyatakan sulit tidur
i. Menyatakan sulit tidur nyenyak
j. Menyatakan kurang puas tidur (saat ini)
k. Menyatakan peningkatan terjadi kecelakaan \
l. Menyatakan kurang bergairah
m. Menyatakan sulit tidur kembali setelah bangun
n. Menyatakan gangguan tidur yang berdampak pada
keesokan hari
o. Menyatakan bangun terlalu pagi
2. Deprivasi Tidur
a. Konfusi akut
b. Agitasi
c. Ansietas
d. Apatis
e. Sering memberontak
f. Mengantuk di siang hari
g. Penurunan kemampuan berfungsi
h. Keletihan
i. Fleeting Nuystagmus
j. Halusinaasi
k. Tremor tangan
l. Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri
m. Ketidakmampuan konsentrasi
n. Iritabilitas
o. Letargi
p. Lesu
q. Malaise
r. Gangguan persepsi (misal gangguan sensasi tubuh, waham,
merasa melayang)
s. Gelisah
t. Reaksi lambat
u. Paranoia sementara
3. Kesiapan Meningkatkan Tidur
a. Jumlah tidur sesuai kebutuhan perkembangan
b. Mengekspresikan perasaan dapat beristirahat setelah tidur
c. Mematuhi rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan
tidur
d. Penggunaan obat penginduksi tidur hanya kadang-kadang
saja
e. Menyatakan merasa cukup istirahat setelah tidur.
4. Gangguan Pola Tidur
a. Perubahan pola tidur normal
b. Penurunan kemampuan berfungsi
c. Ketidakpuasan tidur
d. Menyatakan sering terjaga
e. Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur
f. Menyatakan tidak merasa cukup istirahat.
5. Pemeriksaan Fisik
Fokus kepada
a. Inspeksi wajah dan mata pasien :
Bentuk wajah, warna wajah pucat, adanya palpebrae edema
(+), kongjingtiva pucat, kantung mata (+), tampak lemas,
mata sayu.
B. Diagnosa Keperawatan
Daftar Diagnosa Keperawatan :
1. Insomnia
a. Definisi
Gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi.
b. Batasan Karakteristik
1. Sering membolos (misalnya kerja dan sekolah)
2. Afek tampak berubah
3. Tampak kurang bergairah
4. Menyatakan perubahan alam perasaan
5. Meyatakan penurunann status kesehatan
6. Menyatakan penurunan kualitas hidup
7. Menyatakan sulit konsentrasi
8. Menyatakan sulit tidur
9. Menyatakan sulit tidur nyenyak
10. Menyatakan kurang puas tidur (saat ini)
11. Menyatakan peningkatan terjadi kecelakaan
12. Menyatakan kurang bergairah
13. Menyatakan sulit tidur kembali setelah bangun
14. Menyatakan gangguan tidur yang berdampak pada keesokan
hari
15. Menyatakan bangun terlalu pagi
c. Faktor yang Berhubungan
1. Pola aktivitas (misal waktu dan kuantitas)
2. Ansietas
3. Depresi
4. Faktor lingkungan (misal kebiasaan lingkungan sekitar, pajanan
terhadap cahaya/gelap, suhu/kelembapan lingkungan sekitar,
tatanan yang tidak familier)
5. Ketakutan
6. Tidur siang terlalu lama
7. Perubahan hormon terkait jenis kelamin
8. Berduka
9. Gangguan pola tidur normal (misal bepergian, kerj ashift)
10. Higine tidur tidak adekuat (saat ini)
11. Konsumsi alkohol
12. Konsumsi stimulan
13. Tidur terputus
14. Tanggung jawab orang tua
15. Obat
16. Ketidaknyamanan fisik (misal nyeri, napas pendek, batuk, refluks
gastroesofagus, mual, inkontinensia/urgensi)
17. Stres (misal pola/kebiasaan merenung sebelum tidur)
2. Deprivasi Tidur
a. Definisi
Periode panjang tanpa tidur (tidur ayam yang peridik dan alami
secara terus menerus)
b. Batasan Karakteristik
1) Konfusi akut
2) Agitasi
3) Ansietas
4) Apatis
5) Sering memberontak
6) Mengantuk di siang hari
7) Penurunan kemampuan berfungsi
8) Keletihan
9) Fleeting Nuystagmus
10) Halusinaasi
11) Tremor tangan
12) Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri
13) Ketidakmampuan konsentrasi
14) Iritabilitas
15) Letargi
16) Lesu
17) Malaise
18) Gangguan persepsi (misal gangguan sensasi tubuh, waham,
merasa melayang)
19) Gelisah
20) Reaksi lambat
21) Paranoia sementara

c. Faktor yang Berhubungan


1) Pergeseran tahap tidur terkait penuaan
2) Demensia
3) Paralisis tidur familial
4) Hipersomnolen sistem saraf pusat idiopatik
5) Aktivitas di siang hari tidak adekuat
6) Narkolepsi
7) Mimpi buruk
8) Peran sebagai orang tua yang mengakibatkan tidak dapat tidur
9) Pergerakan ekstremitas periodik (misal sindrom resah kaki,
mioklonus nokturnal)
10) Higine tidur selalu tidak adekuat
11) Penggunaan obat atau suplemen penahan kantuk
12) Apnea tidur
13) Enuresis terkait tidur
14) Ereksi nyeri terkait tidur
15) Teror tidur
3. Kesiapan Meningkatkan Tidur
a. Definisi
Pola tidur ayam yang periodik dan alami, yang memberi istirahat
adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan, dan dapat
ditingkatkan.
b. Batasan Karakteristik
1) Jumlah tidur sesuai kebutuhan perkembangan
2) Mengekspresikan perasaan dapat beristirahat setelah tidur
3) Mematuhi rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur
4) Penggunaan obat penginduksi tidur hanya kadang-kadang saja
5) Menyatakan merasa cukup istirahat setelah tidur

H. Daftar Masalah Keperawatan


a. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan penggunaan obat-obatan
b. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan kegelisahan dan sering
bangun saat malam
c. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan motivasi tidur
d. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan penyakit yang diderita
e. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan lingkungan tidak nyaman

I. Intervensi Keperawatan

Tujuan & kriteria


No Diagnosa intervensi rasional
hasil
1 Insomnia Setelah dilakukan 1.Mengidentifikasi 1. Mengetahui
asuhan keperawatan pola tidur klien dan deviasi tidur yang
selama x 24 jam aktivitas klien dialami klien
diharapkan pasien 2 .Jelaskan 2. Agar pasien
tidak mengalami pentingnya tidur memahami tujuan
insomnia dengan yang adekuat intervensi yang akan
kriteria hasil :MOG 3. Dorong pasien dilakukan.
label:sleep menetapkan waktu 3. Agar pasien
1.waktu tidur normal tidur yang rutin. mampu membangun
(6-8 jam semalam) 4. Bantu pola tidur yang sesuai
2.kualitas tidur menghilangkan 4. Stres dapat
normal situasi yang mengganggutidur
3.pola tidur normal membuat stres. seseorang.
5. Ajarkan pasien 5.Relaksasi
melakukan relaksasi membantu pasien
santai.
2 Deprivasi Setelah dilakukan 1. Temukan dan 1. Menghilangkan
Tidur asuhan keperawatan pahami pandangan pencetus stres
selama ... x 24 jam px terhadap situasi sebelum tidur.
diharapkan pasien 2. Berada di dekat 2. Rasa aman akan
tidak mengalami pasien untuk membuat pasien lebih
deprivasi tidur mengurangi rasa rileks.
dengan kriteria hasil : takut. 3. Relaksasi mebuat
NOC label :anxiety 3. Ajarkan teknik pasien lebih santai.
level relaksasi. 4. Untuk menentukan
1. Wajah tidak pucat 4. Dorong intervensi lanjutan.
2. Tidak mengalami verbalisasi perasaan
ketegangan otot pasien.
3. Dapat menjelaskan
kecemasannya
3 Kesiapan Setelah dilakukan NIC Label:
Meningkatka asuhan keperawatan Environtment
n Tidur selama...x 24 jam management
diharapkan pasien Comfort
dapat meningkatkan 1.Cegah gangguan 1.Agar pasien tidak
tidur dengan kriteria yang tidak terganggu
hasil NOC label: diinginkan dan 2. Meningkatkan rasa
Rest berikan periode nyaman pasien
1.Jumlah istirahat istirahat 3. Suhu yang nyaman
cukup. 2. Sediakan tempat akan menginduksi
2. Pola istirahat tidur yang bersih tidur yang lebih baik
teratur dan nyaman 4. Posisi yang
3. Kualitas tidur baik 3. Sediakan/ nyaman akan
lepaskan selimut memudahkan pasien
4. Posisikan pasien untuk relaksasi
pada posisi yang
nyaman
4 Gangguan Setelah dilakukan NIC Label :
Pola Tidur asuhan keperawatan Environtmental
selama x 24 jam management:
diharapkan px tidak comfort
terganggu saat tidur 1.Cegah gangguan 1.Agar periode tidur
dengan kriteria hasil : yang tidak tidak terganggu
NOC Label : Sleep diinginkan 2. Meningkatkan rasa
1.Waktu tidur normal 2. Sediakan tempat nyaman
2.Kualitas tidur tidur yang bersih 3. Kondisi yang
normal dan nyaman nyaman akan
3.Sediakan/lepaska menginduksi tidur
n selimut lebih baik
4. Posisikan pasien 4. Posisi yang
pada posisi yang nyaman akan
nyaman memudahkan pasien
untuk relaksasi.

J. Referensi
Asmadi. 2008. Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM. Jakarta :
Salemba Medika.
Doengos. E. Maryln, dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya : Salemba
Medika.
Lippincott dan Williams & Wilkins. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Lynda Juall Carpenito-Moyet Edisi 13. Jakarta : EGC.
Nanda International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta : EGC.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta :
EGC.
Wilkinson, Juidith M dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosa
Keperawatan NANDA Nic Noc Edisi 9. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai